HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU MULTIPARA DENGAN SIKAP PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI DI DESA NANGGUNGAN KECAMATAN KAYEN KIDUL KABUPATEN KEDIRI

dokumen-dokumen yang mirip
PENGETAHUAN AKSEPTOR KB DENGAN KEMANTAPAN DALAM PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI

Mitha Destyowati ABSTRAK

HUBUNGAN DISIPLIN WAKTU DALAM PEMAKAIAN PIL KB KOMBINASI DENGAN KEGAGALAN AKSEPTOR PIL KB KOMBINASI

Correlation Between Mother s Knowledge and Education On Use Of Contraceptive In Yukum Jaya Village Central Lampung In 2013

23,3 50,0 26,7 100,0

Volume 3 / Nomor 1 / April 2016 ISSN :

Imelda Erman, Yeni Elviani Dosen Prodi Keperawatan Lubuklinggau Politeknik Kesehatan Palembang ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG IUD DENGAN MINAT KB IUD DI DESA MOJODOYONG KEDAWUNG SRAGEN

ANALISIS FAKTOR KEPATUHAN IBU MELAKUKAN KB SUNTIK. (Analyze Factors to Mother s Compliance to have Repeated Injection) Imam Munif*, Zahid Fikri**

MEDICA MAJAPAHIT. Vol 5. No. 2 Oktober 2013

: LULUK ERDIKA GRESTASARI J

PENGARUH PENGETAHUAN AKSEPTOR DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI IMPLANT. Yunik Windarti

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KB SUNTIK 3 BULAN DENGAN KEPATUHAN IBU MELAKUKAN KUNJUNGAN ULANG DI SIDOHARJO

Anik Nurhayati. Korespondensi : Anik Nurhayati, d/a Puskesmas Kalibaru Jl. Jember No. 39 Kalibaru Kulon ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BAYI TENTANG POSYANDU DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN IBU DAN BAYI DI POSYANDU

PENGETAHUAN DAN KECEMASAN IBU PENGGUNA KONTRASEPSI AKDR. Vera Virgia

Sukriani 1),Priharyanti Wulandari 2)

PENGARUH EDUKASI SUPORTIF TERSTRUKTUR TERHADAP PEMILIHAN KONTRASEPSI PADA IBU MENYUSUI 0-6 BULAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN IBU DALAM PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI METODE OPERASI WANITA (MOW) DI DESA JEPANG PAKIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

AKSEPTOR KB SUNTIK DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN DI KELURAHAN KARAMAT WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARANG TENGAH KOTA SUKABUMI

IDENTIFIKASI SIKAP IBU USIA SUBUR TENTANG ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM DI RT 04 RW 07 KELURAHAN BALEARJOSARI KECAMATAN BLIMBING KOTA MALANG

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN TINGKAT EKONOMI DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DI WILAYAH PUSKESMAS SEKAMPUNG KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN :

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANC DENGAN KUNJUNGAN ANC DI PUSKESMAS GALUR 2 KULON PROGO DWI SURYANDARI INTISARI

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU PENCEGAHAN PENULARAN PENYAKIT KUSTA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANJUNGANOM KABUPATEN NGANJUK

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG EFEK SAMPING DEPO MEDROXY PROGESTERON ASETAT

Oleh : Eti Wati ABSTRAK

Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur Tentang Alat Kontrasepsi IUD di BPRB Bina Sehat Kasihan Bantul

ANALISIS FAKTOR PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK DI PUSKESMAS CIMANDALA KABUPATEN BOGOR

Associated Factors With Contraceptive Type Selection In Bidan Praktek Swasta Midwife Norma Gunung Sugih Village

PENGETAHUAN DAN SIKAP SUAMI PASANGAN USIA SUBUR DENGAN KEIKUTSERTAAN MENJADI AKSEPTOR KB PRIA. Darwel, Popi Triningsih (Poltekkes Kemenkes Padang )

HUBUNGAN PENGETAHUAN AKSEPTOR KB SUNTIK 3 BULAN DENGAN MOTIVASI KUNJUNGAN ULANG DI POS KESEHATAN DESA KARANGKEPOH KARANGGEDE BOYOLALI TAHUN 2012.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI SUAMI MENJADI AKSEPTOR KELUARGA BERENCANA (KB) DI DESA KEBET KECAMATAN BEBESEN KABUPATEN ACEH TENGAH

PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Starta I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Semarang.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan

FAKTOR IBU YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAN IMPLANT (Studi pada akseptor KB Desa Arjasari, Kecamatan Leuwisari, Kabupaten Tasikmalaya 2014)

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG IMPLANT DENGAN PEMAKAIAN KONTRASEPSI IMPLANT PADA AKSEPTOR DI BPS NY. HJ. FAROHAH DESA DUKUN GRESIK

BAB III KERANGKA KONSEP KONSEPTUAL. Dari uraian terdahulu telah dijelaskan mengenai faktor- faktor yang

PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR USE OF CONTRACEPTION BY COUPLES OF CHILDBEARING AGE

Beberapa Faktor yang Berhubungan dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi IUD pada Wanita PUS di Desa Pasekan Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DAN KETERATURANANTENATAL CAREPADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

PHARMACY, Vol.06 No. 01 April 2009 ISSN

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 8, No. 1, Februari 2012

GAMBARAN UMUR DAN PARITAS AKSEPTOR KB TERHADAP PEMILIHAN KONTRASEPSI SUNTIK

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP RENDAHNYA MINAT DALAM MENGGUNAKAN KONTRASEPSI MOW PADA PUS DI DESA TANON KECAMATAN PAPAR KABUPATEN KEDIRI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN ALAT KOTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE (IUD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAGENTAN 2 TAHUN 2014

HUBUNGAN PELAYANAN KONSELING KB TENTANG AKDR DENGAN CAKUPAN AKSEPTOR AKDR

HUBUNGAN BEHAVIOUR INTENTION TENTANG PERILAKU PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI DENGAN STATUS KEPESERTAAN DALAM KELUARGA BERENCANA

e-journal Keperawatan (ekp) volume 3 Nomor 2 Oktober 2015

Kustriyanti 1),Priharyanti Wulandari 2)

HUBUNGAN ANTARA EFEK SAMPING KONTRASEPSI DMPA DENGAN KEJADIAN DROP OUT

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: ASFARIZA YUDHI PRABOWO

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS BEBAS PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 6 SURAKARTA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IUD PADA AKSEPTOR KB DI DESA PULO ARA KECAMATAN KOTA JUANG KABUPATEN BIREUEN

HUBUNGAN LAMA PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK 3 BULAN DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI BIDAN PRAKTEK SWASTA FITRI HANDAYANI CEMANI SUKOHARJO

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN SUAMI TENTANG KB DENGAN PARTISIPASI SUAMI DALAM BER-KB DI KELURAHAN KEMANG KABUPATEN BOGOR

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI SUNTIK DI PUSKESMAS PAAL X KOTA

PERBEDAAN PENGARUH KB SUNTIK 1 BULAN DAN KB SUNTIK 3 BULAN TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN DI BPS BIDAN S KECAMATAN TAWANGSARI KOTA TASIKMALAYA

METODE PENELITIAN. wawancara terstruktur dengan panduan kuisioner. Waktu penelitian : Bulan Desember 2013

Baurlina Ritonga, SST (Akademi Kebidanan Sentral Padangsidimpuan) Abstract

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI IUD PADA AKSEPTOR KONTRASEPSI IUD DI PUSKESMAS TEGALREJO TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG POSYANDU LANSIA DENGAN MOTIVASI BERKUNJUNG KE POSYANDU LANSIA

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN JUMLAH ANAK DENGAN PEMILIHAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI PADA AKSEPTOR KB (Di RW 03 Kelurahan Kedung Cowek Surabaya)

PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PERILAKU IBU DALAM BERSALIN KE BIDAN

Jurnal Keperawatan, Vol.1 No.1, Januari

BAB I PENDAHULUAN. Pasangan Usia Subur diharapkan menggunakan metode kontrasepsi untuk

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU (usia, Pendidikan, Pekerjaan, Dan Paritas ) DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI SUNTIK DI PUSKESMAS SUKUDONO SIDOARJO

Desi Andriani * Kaca Kunci : Pengetahuan, Pendidikan, AKDR. Daftar pustaka : 16 ( )

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI WANITA USIA SUBUR (WUS) DALAM PEMILIHAN KONTRASEPSI HORMONAL DI DESA BATURSARI KECAMATAN MRANGGEN KABUPATEN DEMAK

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian, 3.8) Alat Pengumpulan Data, 3.9) Metode Pengumpulan Data, 3.10)

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga Berencana (KB). Progam KB yang baru didalam paradigma ini

Pengaruh Dukungan Suami Terhadap Kepatuhan Akseptor Melakukan KB Suntik

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KONTRASEPSI DENGAN KEIKUTSERTAAN AKSEPTOR KB PADA IBU NIFAS DI RS.WILLIAM BOOTH SURABAYA.

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG OSTEOPOROSIS

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : AHMAD NASRULLOH J

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PASANGAN USIA SUBUR (PUS) TERHADAP PEMAKAIAN KONTRASEPSI KB

GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR (WUS) TENTANG KONTRASEPSI IUD DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DANUREJAN 1 KOTA YOGYAKARTA

Correspondence : Siti Rochimatul Lailiyah.,S.SiT.,MKes.*)Jl. R.E. Martadinata Bangkalan, Indonesia.

Volume 2 / Nomor 2 / November 2015 ISSN :

Siti Amallia 1, Rahmalia Afriyani 2, Yuni Permata Sari 3 1,2,3 STIK Siti Khadijah Palembang.

HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK DMPA DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN DI PUSKESMAS KRATON YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

SIKAP IBU NIFAS DALAM KEIKUTSERTAAN KB DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAMBAKREJO KECAMATAN JOMBANG KABUPATEN JOMBANG ABSTRAK

Darmayanti Wulandatika. Program Studi D3 Kebidanan Universitas Muhammadiyah Banjarmasin

TINGKAT PENGETAHUAN IBU MENETEKI MEMPENGARUHI PEMILIHAN JENIS KONTRASEPSI SUNTIK DI PUSTU KANGENAN PAMEKASAN. Nurul Kamariyah

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI PADA IBU NIFAS UNTUK MENYUSUI BAYINYA DENGAN KEJADIAN BENDUNGAN ASI (Studi Di BPS Yuliana, Amd. Keb. Kabupaten Lamongan 2016)

BAB III METODE PENELITIAN. adalah analitik, dengan menggunakan rancangan penelitian cross sectional yaitu mengukur

Agi Yulia Ria Dini 1), Adil Zulkarnain 2), Fitria Primi Astuti 3) Program Studi DIV Kebidanan Ngudi Waluyo ABSTRAK

PENGETAHUAN IBU TENTANG PERKEMBANGAN EMOSI ANAK PRASEKOLAH USIA 3-5 TAHUN

Kata Kunci: Pasangan Usia Subur,Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang

BAB I PENDAHULUAN. (International Conference on Population and Development) tanggal 5 sampai

BAB I PENDAHULUAN. pasangan usia subur(pus) untuk mengikuti Program Keluarga Berencana. Program Keluarga Berencana (KB) menurut UU No.

HUBUNGAN POLA AKTIVITAS SEKSUAL DENGAN KETERATURAN KONSUMSI PIL KB PADA AKSEPTOR KB PIL. Andri Tri Kusumaningrum ABSTRAK

GASTER, Vol. 8, No. 1 Februari 2011 ( )

PENGARUH PENYULUHAN TENTANG PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 0 1 TAHUN TERHADAP PENGETAHUAN IBU

Kusnanto*, Elida Ulfiana*, M.Hadarani**

Transkripsi:

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU MULTIPARA DENGAN SIKAP PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI DI DESA NANGGUNGAN KECAMATAN KAYEN KIDUL KABUPATEN KEDIRI Aris Dwi Cahyono*, Topan Sugiarto** *) Dosen Akper Pamenang Pare Kediri **) Perawat Puskesmas Kayen Kidul Family planning is a goverment program which aimed to achieve the welfare of community by performing marital counseling, administering contraceptive agents and planning for childbirth. The fact showed that the choice of contraceptive agens in Indonesia is divergent. The objective of this study was to identify the relationship between the degree of knowledge of multi-child mother and the attitude of contraceptive choice in Nanggungan village, Kayen Kidul Subdistrict, district of Kediri. Research design was cross sectional. Population of study was all multi-child mothers, a number of 429 persons. Sample size was 209 respondents which was choosed by simple random sampling technique. Research variable was the knowledge level and the attitude in choising contraceptive agents. Data was collected by questionnaire and analyzed bu contingency coefficient test. Result of study showed that there was a strong relationship between the level of knowledge and the attitude in choising the contraceptive agents, with significancy level 0,000 less than 0,05 and the coefficient of relationship was 0,605. Based on the result of study, it is suggested to health care personals to perform health education both in individual (counceling) or mass education as a knowledge base in built a positive attitude when choising the contraceptive agents. Keyword : Knowledge, Attitude, Contraceptive Agent Choising. Latar Belakang Keluarga Berencana (KB) adalah salah satu usaha untuk mencapai kesejahteraan dengan jalan memberi nasehat perkawinan, pengobatan, kemandulan dan penjarangan kelahiran (Ditjen Binkesmas dan Binkesga, 1998 : 1). Upaya mencapai tujuan ini dapat dilakukan dengan cara kontrasepsi. Sesuai Konferensi Internasional tentang Kependudukan dan Pembangunan tahun 1998 di Kairo, paradigma dalam pengelolaan masalah kependudukan yang tadinya berorientasi kepada penurunan fertilitas (manusia sebagai obyek) berubah menjadi pengutamaan kesehatan reproduksi dan menghormati hak individu. Hal ini membawa konsekuensi pelayanan kontrasepsi diarahkan agar memenuhi kualitas dan kebebasan memilih (Ditjen Binkesmas Binkesga, 2002 : 1). Berkaitan dengan adanya kebebasan untuk memilih metode kontrasepsi tersebut, maka dikembangkan beberapa metode kontrasepsi yang dapat menjadi pilihan. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari pemilihan kontrasepsi tanpa melalui pertimbangan yang matang. Fakta menunjukkan pemilihan kontrasepsi di Indonesia sudah cukup bervariasi. Data menurut Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2002 menunjukkan variasi tersebut yakni sebesar 13,2% akseptor pil; 27,8% akseptor suntik; 3,7% MOW; 0,4% MOP; 4,3 % implant; 6,2 % IUD; 0,9 % kondom (www.bkkbn.go.id). Demikian juga variasi pemilihan kontrasepsi terjadi di Kabupaten Kediri. Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri tahun 2006 juga menunjukkan bahwa metode kontrasepsi yang dipilih akseptor cukup bervariasi. Kontrasepsi pil sebanyak 28.566 (15,6%), suntik 110.999 (60,8%), IUD 26.553 (14,5%), MOP 262 (0,1%), MOW 10.636 (5,8%), implant 5.068 (2,8%) dan kondom 599 (0,3%) dari total sebanyak 182.683 akseptor. Lebih lanjut variasi pemilihan kontrasepsi juga terjadi di Kecamatan Kayen Kidul Kabupaten Kediri Jurnal AKP 25

juga menunjukkan bahwa pilihan kontrasepsi cukup bervariasi. Kontrasepsi pil sebanyak 1.463 (17,4%), suntik 4.502 (53,5%), IUD 1.100 (13,1%), MOP 23 (0,3%), MOW 1.158 (13,8%), implant 105 (1,2%) dan kondom 60 (0,7%) dari total sebanyak 8.411 akseptor. Banyak faktor yang mempengaruhi pemilihan metode kontrasepsi. Salah satunya menurut pendapat Notoatmodjo (2003 : 131) bahwa seseorang berperilaku tertentu (misalnya memilih kontrasepsi) dipengaruhi oleh faktor pengetahuan maupun sikap. Hal ini sesuai konsep K-A-P (knowledge-attitudepractice). Berdasarkan teori ini dapat dikatakan bahwa pengetahuan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi sikap seseorang. Hal ini didukung pendapat Robert Kwick (1974) yang dikutip Notoatmodjo (2003 : 123) yang menyatakan bahwa sikap hanyalah sebagian dari perilaku manusia, sedangkan perilaku juga didahului oleh pengetahuan. Hasil studi pendahuluan pengetahuan akseptor tentang kontrasepsi yang dipilihnya di Desa Nanggungan Kecamatan Kayen Kidul Kabupaten Kediri didapatkan, dari 10 akseptor ternyata yang memiliki pengetahuan dengan kriteria baik ada 4 responden (40%), cukup ada 3 responden (30%) dan kurang ada 3 responden (30%). Hal ini menunjukkan masih ada akseptor yang memilih kontrasepsi tenpa didasari pengetahuan yang baik tentang kontrasepsi yang dipilihnya. Sementara hasil studi pendahuluan sikap akseptor terhadap kontrasepsi yang dipilihnya di Desa Nanggungan Kecamatan Kayen Kidul Kabupaten Kediri didapatkan, dari 10 akseptor ternyata yang memiliki sikap positif ada 7 responden (70%) dan sisanya sebanyak 3 akseptor (30%) masih memiliki sikap negatif. Hal ini menunjukkan masih ada akseptor yang kurang menerima dengan senang hati terhadap kontrasepsi yang dipilihnya. Berdasarkan kenyataan tersebut maka perlu ada evaluasi terhadap pengetahuan dan sikap akseptor pada rentang waktu tertentu. Seiring perjalanan waktu pemakaian terkadang ada efek samping yang dirasakan akseptor sehingga mempengaruhi sikapnya yang tadinya positif berubah menjadi negatif. Dengan demikian setiap kali kunjungan ulang tetap perlu diberikan konseling terhadap semua akseptor. Mengingat permasalahan yang sudah dipaparkan diatas maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian hubungan pengetahuan dengan sikap dalam pemilihan kontrasepsi pada akseptor dengan merumuskan dalam judul penelitian : Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Multipara terhadap Sikap Pemilihan Alat Kontrasepsi di Desa Nanggungan Kecamatan Kayen Kidul Kabupaten Kediri. Rumusan Masalah Bertitik tolak dari uraian yang telah peneliti kemukakan dalam latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : Apakah ada hubungan tingkat pengetahuan ibu multipara terhadap sikap pemilihan alat kontrasepsi di Desa Nanggungan Kecamatan Kayen Kidul Kabupaten Kediri?. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu multipara terhadap sikap pemilihan alat kontrasepsi di Desa Nanggungan Kecamatan Kayen Kidul Kabupaten Kediri. 2. Tujuan Khusus a. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan ibu multipara tentang alat kontrasepsi. b. Mengidentifikasi sikap ibu multipara terhadap alat kontrasepsi. c. Menganalisa adakah hubungan tingkat pengetahuan ibu multipara terhadap sikap pemilihan alat kontrasepsi. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian survey analitik dengan pendekatan cross sectional, yaitu tiap variabel penelitian diukur dalam satu waktu. Penelitian dilaksanakan di Desa Nanggungan Kecamatan Kayen Kidul Kabupaten Kediri. Waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal 15 Januari 2008. Populasi pada penelitian ini adalah ibu multipara di Desa Nanggungan Kecamatan Kayen Kidul Kabupaten Kediri sebanyak 439 ibu multipara. Sampel pada penelitian ini adalah sebagian ibu multipara di Desa Nanggungan Kecamatan Kayen Kidul Kabupaten Kediri, yang dihitung dengan formula tertentu dan didapatkan jumlah sampel sebanyak 209 responden. Penentuan sampel dari populasi dilakukan dengan menggunakan pendekatan kriterium (kriteria inklusi) seperti ibu multipara yang bersedia diteliti dan bisa baca tulis, dan teknik penentuan sample juga dilakukan dengan teknik random sampling atau pengambilan sampel secara Hubungan Pengetahuan Ibu Multipara dengan Sikap Pemilihan Alat Kontrasepsi... 26

acak diantara populasi. Dalam hal ini peneliti membuat daftar populasi ibu multipara yang ada di Desa Nanggungan Kecamatan Kayen Kidul Kabupaten Kediri. Setelah terdaftar maka dibuat lotere sebanyak populasi yang ada (439) ibu multipara. Selanjutnya diambil nomor lotere tersebut sebanyak 209, dan nomor-nomor terambil dianggap sebagai sampel penelitian. Variabel penelitian ini meliputi variabel independen yaitu tingkat pengetahuan tentang kontrasepsi; sedangkan variabel dependennya adalah sikap pemilihan alat kontrasepsi. Instrumen/ alat ukur variabel yang digunakan adalah kuesioner yang disusun oleh penelitian. Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti kepada responden dengan membagikan kuesioner dan mendampingi responden selama pengisian kuesioner penelitan. Pengolahan data penelitian meliputi kegiatan penyuntingan data (editing), pemberian kode (coding) serta memberikan penilaian (scoring). Penentuan skor untuk pengetahuan dilakukan dengan menggunakan pendekatan benar salah dan pemberian nilai secara individu, sedangkan penentuan sikap dilakukan dengan menggunakan skala likert dengan model skor T, yang merupakan skor individual dibandingkan dengan rata-rata kelompoknya. Kegiatan pengolahan data lainnya adalah tabulating yaitu menyajikan data dalam bentuk tabulasi dan dianalisis secara deskriptif. Uji statistik yang digunakan untuk membuktikan adanya hubungan tingkat pengetahuan ibu multipara dengan sikap pemilihan alat kontrasepsi adalah uji koefisien kontingensi. Hal ini karena variabel pengetahuan dengan skala data ordinal sedangkan variabel sikap pemilihan alat kontrasepsi skala nominal, maka skala tinggi mengikuti skala terendah, sehingga uji statistik yang digunakan adalah uji koefisien kontingensi (Nursalam, 2003 : 128). Hasil Penelitian 1. Tingkat Pengetahuan Ibu Multipara tentang Alat Kontrasepsi No. Tingkat Pengetahuan Jumlah % 1 Kurang 100 47,8 2 Cukup 103 49,3 3 Baik 6 2,9 Jumlah 209 100 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui hampir setengah dari responden memiliki pengetahuan tentang alat kontrasepsi dengan kategori cukup yaitu sebanyak 103 (49,3%) dari total 209 responden, selebihnya hamper setengah termasuk kategori kurang yakni sebanyak 100 (47,8%) dan sebagian kecil kategori baik yaitu sebanyak 6 (2,9%). 2. Sikap Ibu Multipara tentang Alat Kontrasepsi No. Sikap Jumlah % 1 Negatif 98 46,9 2 Positif 111 53,1 Jumlah 209 100 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui sebagian besar responden memiliki sikap positif terhadap alat kontrasepsi yaitu sebanyak 111 (53,1%) dari total 209 responden selebihnya hampir setengah yang termasuk kategori negatif yakni sebanyak 98 (46,9%). 3. Tabulasi Silang Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Multipara terhadap Sikap Pemilihan Alat Kontrasepsi No. Pengetahuan Sikap Negatif Positif Total 1 Kurang 87 14 101 2 Cukup 11 90 101 3 Baik 0 6 6 Total 98 110 208 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui pada pengetahuan kurang maka sikapnya banyak yang negatif, pada pengetahuan cukup sikapnya banyak yang positif dan pada pengetahuan baik semua positif. Hal ini menunjukkan adanya hubungan antara pengetahuan dengan sikap. Guna membuktikan hubungan pengetahuan dengan sikap tersebut apakah bermakna secara statistik maka dilakukan uji koefisien kontingensi. Jurnal AKP 27

Berdasarkan hasil uji koefisien kontingensi tersebut didapatkan nilai approx.sig sebesar 0,000 < 0,05 (nilai alpha), maka Ho ditolak. Dengan demikian dapat dikatakan ada hubungan tingkat pengetahuan ibu multipara terhadap sikap pemilihan alat kontrasepsi di Desa Nanggungan Kecamatan Kayen Kidul Kabupaten Kediri. Selanjutnya tingkat hubungannya termasuk kategori kuat. Hal ini ditunjukkan oleh besarnya nilai Contingency Coefficient sebesar 0,605, yang mana atas dasar ketentuan menurut (Sugiyono, 2005 : 214) termasuk kuat (0,60 0,799). Adapun arah hubungan termasuk positif. Hal ini ditunjukkan oleh nilai Contingency Coefficient yang bertanda positif (0,605). Maksud dari arah hubungan positif adalah semakin baik pengetahuan seseorang maka sikapnya semakin positif dan sebaliknya. Pembahasan 1. Tingkat Pengetahuan Ibu Multipara tentang Alat Kontrasepsi Berdasarkan penelitian diketahui hampir setengah dari responden memiliki pengetahuan tentang alat kontrasepsi dengan kategori cukup yaitu sebanyak 103 (49,3%) dari total 209 responden, selebihnya hamper setengah termasuk kategori kurang yakni sebanyak 100 (47,8%) dan sebagian kecil kategori baik yaitu sebanyak 6 (2,9%). Pengetahuan merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba (Notoatmodjo, 2003: 114). Pengetahuan seseorang tentang sesuatu dapat berbeda-beda ada yang kurang, cukup ataupun baik. Hal ini tergantung dari pendidikan, metode dan fasilitas untuk mendapatkan pengetahuan. Disini pengetahuan tentang alat kontrasepsi dari responden paling banyak adalah tingkat pengetahuan cukup. Hal ini menurut peneliti memberikan gambaran bahwa kebanyakan responden masih ada sesuatu yang belum diketahui tentang alat kontrasepsi. Hal inilah yang akhirnya dapat mempengaruhi kesalahan di dalam memilih alat kontrasepsi. Jika tidak tahu pada umumnya calon aksseptor memilih kontrasepsi hanya ikut-ikutan temannya atau terserah bu bidan saja. Jika ada sesuatu yang dirasakan kurang pas dengan kontrasepsi yang dipilih, maka langsung menyalahkan petugas kesehatan yang memberi kontrasepsi. Disinilah awal terjadinya kesalahan pemikiran dari akseptor sehingga dapat mempengaruhi timbulnya sikap yang negatif terhadap alat kontrasepsi maupun kepada petugas pemberii kontrasepsi. 2. Sikap Ibu Multipara tentang Alat Kontrasepsi Berdasarkan hasil penelitian diketahui sebagian besar responden memiliki sikap positif terhadap alat kontrasepsi yaitu sebanyak 111 (53,1%) dari total 209 responden selebihnya hampir setengah yang termasuk kategori negatif yakni sebanyak 98 (46,9%). Sikap merupakan reaksi atau respon tertutup dari seseorang terhadap stimulus atau objek (Notoatmodjo, 2003 : 124). Newcomb, salah seorang ahli psikologis sosial menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Atas dasar definisi disini dapat dijelaskan jika sebagian besar responden memiliki sikap positif terhadap alat kontrasepsi menunjukkan bahwa reaksi atau respon tertutup dari seseorang terhadap alat kontrasepsi yang selama ini telah dipakai oleh orang-orang yang telah memakai memberikan informasi yang baik. Ibu-ibu yang sudah memakai terlebih dahulu memberikan informasi yang menguatkan (informasi yang baik) kepada calon akseptor mengenai kontrasepsi yang telah dipilihnya. Hal inilah yang pada akhirnya membuat pemikiran calon akseptor merasa tenang, tidak takut dan bias menerima dengan baik. Jika sudah tahu demikian maka pada umumnya sikapnya juga positif. Hal ini juga kelihatan disini, dengan paling banyak pengetahuannya tentang kontrasepsi termasuk cukup, ternyata sikapnya paling banyak sudah positif. Secara terperinci diketahui pada pengetahuan kurang maka sikapnya banyak yang negatif, pada pengetahuan cukup sikapnya Hubungan Pengetahuan Ibu Multipara dengan Sikap Pemilihan Alat Kontrasepsi... 28

banyak yang positif dan pada pengetahuan baik sikapnya semua positif. 3. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Multipara terhadap Sikap Pemilihan Alat Kontrasepsi Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui pada pengetahuan kurang maka sikapnya banyak yang negatif, pada pengetahuan cukup sikapnya banyak yang positif dan pada pengetahuan baik semua positif. Hal ini menunjukkan adanya hubungan antara pengetahuan dengan sikap. Setelah dibuktikan dengan uji koefisien kontingensi didapatkan nilai approx.sig sebesar 0,000 < 0,05 (nilai alpha), maka Ho ditolak. Dengan demikian dapat dikatakan ada hubungan tingkat pengetahuan ibu multipara terhadap sikap pemilihan alat kontrasepsi di Desa Nanggungan Kecamatan Kayen Kidul Kabupaten Kediri. Hubungannya termasuk kategori kuat. Hal ini ditunjukkan oleh besarnya nilai Contingency Coefficient sebesar 0,605, yang mana atas dasar ketentuan menurut (Sugiyono, 2005 : 214) termasuk kuat (0,60 0,799). Adapun arah hubungannya termasuk positif. Hal ini ditunjukkan oleh nilai Contingency Coefficient yang bertanda positif (0,605). Maksud dari arah hubungan positif adalah semakin baik pengetahuan seseorang maka sikapnya semakin positif dan sebaliknya. Atas dasar kajian teori perilaku menurut Notoatmodjo, perilaku seseorang dipengaruhi faktor sikap (attitude), sedangkan sikap yang terbentuk dipengaruhi oleh faktor pengetahuan (knowledge). Hal ini seperti penjelasan dalam konsep K-A-P (Knowledge-attitude-practice) (Notoatmodjo, 2003 : 131). Atas dasar teori yang ada disini dapat dipahami jika pada pengetahuan kurang maka sikapnya banyak yang negatif, pada pengetahuan cukup sikapnya banyak yang positif dan pada pengetahuan baik semua positif menunjukkan adanya hubungan antara pengetahuan dengan sikap. Setelah diuji dengan statistik ternyata benar-benar ada hubungan. Jadi menurut peneliti pengetahuan benar-benar menjadi faktor yang dapat mempengaruhi sikap seseorang seperti yang dijelaskan Notoatmodjo diatas. Pengaruh pengetahuan tersebut bisa saja berupa pengaruh yang positif atau negative. Setelah dilakukan pengujian ternyata pengaruhnya positif. Artinya semakin baik pengetahuan seseorang maka semakin positif pula sikapnya terhadap alat kontrasepsi. Dengan demikian kita sebagai petugas perlu memberikan penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan calon akseptor agar sikapnya menjadi baik terhadap alat kontrasepsi. Jika sudah demikian akan dengan sukarela memilih dan ikut menjadi peserta KB. Ternyata hubungan pengetahuan dengan sikap terhadap alat kontrasepsi termasuk kuat. Menurut peneliti hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan sangat perlu diberikan kepada calon akseptor jika kita menginginkan sikapnya baik dan mau menerima dengan senang hati terhadap alat kontrasepsi yang akan kita berikan. Kesimpulan 1. Tingkat pengetahuan ibu multipara tentang alat kontrasepsi hampir setengah dari responden termasuk kategori cukup yaitu sebanyak 103 (49,3%), selebihnya hampir setengah termasuk kategori kurang sebanyak 100 (47,8%) dan sebagian kecil kategori baik sebanyak 6 (2,9%) dari total 209 responden. 2. Sikap ibu multipara tentang alat kontrasepsi sebagian besar responden termasuk positif yaitu sebanyak 111 (53,1%) selebihnya hampir setengah termasuk kategori negatif yakni sebanyak 98 (46,9%) dari total 209 responden. 3. Hubungan tingkat pengetahuan ibu multipara terhadap sikap pemilihan alat kontrasepsi secara statistik ternyata bermakna yakni dibuktikan dengan uji koefisien kontingensi didapatkan nilai approx.sig sebesar 0,000 < 0,05 (nilai alpha), maka Ho ditolak. Dengan demikian dapat dikatakan ada hubungan tingkat pengetahuan ibu multipara terhadap sikap pemilihan alat kontrasepsi di Desa Nanggungan Kecamatan Kayen Kidul Kabupaten Kediri. Saran 1. Bagi Tempat Penelitian Disarankan untuk tetap memberikan penyuluhan baik secara individu (konseling) atau kelompok maupun masa kepada calon akseptor sebelum memilih alat kontrasepsi sehingga menjadi dasar berfikir yang baik yang akhirnya sikapnya bisa positif terhadap alat kontrasepsi. Jurnal AKP 29

2. Bagi Obyek Penelitian Disarankan untuk meminta penjelasan kepada tenagan kesehatan di polindes, puskesmas, klinikklinik kesehatan atau rumah sakit mengenai alat kontrasepsi dari segi keuntungan, kerugian, efek samping, tingkat keberhassilan, pemulihan kesuburan kembali dan lainya. 3. Kepada Peneliti selanjutnya Disarankan untuk melakukan penelitian pengaruh konseling terhadap pemilihan alat kontrasepsi kepada calon akseptor guna membuktikan apakah konseling dapat mempengaruhi pemilihan alat kontrasepsi. DAFTAR PUSTAKA Azwar, Saifudin.(2007). Seri Psikologi Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya, Yogyakarta : Liberty Ditjen Binkesmas dan Binkesga. (1998). Buku Pedoman Petugas Fasilitas Pelayanan KB. Jakarta : Depkes R.I., hal : 1 Ditjen Binkesmas dan Binkesga. (2002). Penyeliaan Fasilitatif Keluarga Berencana. Jakarta : Depkes R.I., hal : 1 Djamarah, S.B. dan Zain. (1996). Strategi Belajar Mengajar. Cetakan Pertama. Banjarmasin : Rineka Cipta. Hal 82-85 Djarwanto. (2001). Mengenal Beberapa Uji Statistik Dalam Penelitian. Yogyakarta Liberty. Hal 22. Farrer, H. (2001). Perawatan Maternitas (Maternity Care). Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. Hal : 247 Hadi, Sutrisno. (2001). Metodologi Research. Yogyakarta : Andi. Hal : 160 Hartanto, H.(2003).Keluarga Berencana dan Kontrasepsi.Cetakan keempat, Jakarta : Pustaka Sinar Harapan. Hal : 36-37, 40 Manuaba, I. (1998). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan & Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC. Hal : 439-440, 445-446 Mansjoer, A, dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius FK UI. Hal : 350 Notoatmodjo, S. (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Hal 114.(2003). Ilmu Kesehatan Masyarakat (Prinsip-Prinsip Dasar). Jakarta : Rineka Cipta. Hal : 118 Notoatmodjo, S. (2005).Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi ketiga. Jakarta : Rineka Cipta. Hal 70 Nursalam (2003). Konsep & Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan (Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan). Surabaya : Salemba Medika. Hal : 79 Purwanto, Heri. (1999). Pengantar Perilaku Manusia untuk Keperawatan.Jakarta : EGC. Hal 62-66. Sugiyono. (2005). Statistika untuk Penelitian. Bandung : CV. Alfa Beta Tjiptojoewono,S. dkk.. (1996). Pengantar Pendidikan Bagian I. Surabaya : University Press IKIP Surabaya. Hal 19, 20, 36-37 Umar, Husein. (2003). Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta : PT Raja Gravindo Persada. Hal : 30 Wignjosastro, (1999). Ilmu Kebidanan. Edisi Ketiga Cetakan Kelima. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Hal : 905, 914 www.bkkbn.go.id Hubungan Pengetahuan Ibu Multipara dengan Sikap Pemilihan Alat Kontrasepsi... 30