BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Orang yang melaksanakan fungsi auditing dinamakan pemeriksa atau auditor. Pada mulanya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah auditing dikenal berasal dari bahasa latin yaitu : audire, yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Auditing dan Internal Auditing. memahami pengertian auditing menurut Arens dan Loebecke (2000 : 9) adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Internal Auditor dan Ruang Lingkupnya. Kata internal auditor terdiri dari dua kata yaitu internal dan Auditor.

BAB II URAIAN TEORITIS. Menurut American Accounting Association, internal audit adalah proses sistematis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dinamakan pemeriksa (auditor). Seorang auditor pada mulanya bertindak sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

B A B II TINJAUAN PUSTAKA. Perkembangan suatu perusahaan ditandai dengan semakin banyaknya unitunit

BAB 1 PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam dunia perekonomian menyebabkan persaingan dunia

Jeanne Asteria W. Martinus Sony Ersetiawan Universitas Katolik Darma Cendika

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Auditing merupakan kegiatan pemeriksaan dan pengujian suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Auditing merupakan kegiatan pemeriksaan dan pengujian suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PIAGAM AUDIT INTERNAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KEDUDUKAN DAN FUNGSI INTERNAL AUDITOR PADA PT. EKASURYA MANDIRI BATAM

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL. Bab I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. unit operasi perusahaan, jenis usaha, melebarnya jaringan distribusi, dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada dasarnya, perbedaan yang begitu mendasar mengenai pengertian audit

Daftar Pertanyaan. Daftar pertanyaan berikut ini terdiri dari tipe isian, isilah pada tempat jawaban

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Fenomena mengenai kualifikasi personel pemeriksaan ini memang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan baik milik negara maupun swasta sebagai suatu pelaku

BAB II AUDIT INTERNAL PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN. memeriksa dan mengevaluasi laporan keuangan yang disajikan oleh objek

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Definisi internal audit menurut Sukrisno Agoes (2004: 221) adalah: Definisi Internal Audit menurut Sawyer (2005: 10) adalah:

PIAGAM AUDIT INTERNAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Audit internal muncul pertama kali dalam dunia usaha sesudah adanya audit

PIAGAM AUDIT INTERNAL

- 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK

BAB I PENDAHULUAN. tidak bisa lepas dari kondisi globalisasi ekonomi dewasa ini. Era globalisasi akan

Pedoman Audit Internal (Internal Audit Charter) Lampiran, Surat Keputusan, No:06/FMI-CS/III/2017 Tentang Penetapan Kepala Unit Audit Internal

PT Wintermar Offshore Marine Tbk

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang pesat dan semakin berkembangnya sumber

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Laporan hasil pemeriksaan merupakan kesempatan bagi satuan pengawas

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

`BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup perusahaan dapat berjalan terus, untuk mencapai tujuan

BAB I PENDAHULUAN. dapat memperoleh kesuksesan hanya dengan mengadopsi teknologi baru dengan

PIAGAM UNIT AUDIT INTERNAL

BAB I PENDAHULUAN. Profesi audit internal mengalami perkembangan cukup signifikan pada

Piagam Unit Audit Internal ( Internal Audit Charter ) PT Catur Sentosa Adiprana, Tbk

Piagam Audit Internal. PT Astra International Tbk

BAB I PENDAHULUAN. akuntan yang sesuai dengan kriteria-kriteria yang ditetapkan dalam Standar

BAB I PENDAHULUAN. lebih meningkatkan kualitas pengelolanya, dalam hal ini aktivitas-aktivitas yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan kemajuan dalam berbagai bidang, khususnya bidang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian dan Ruang Lingkup Internal Auditing. departemen yang melakukan pemeriksaan khusus untuk menjamin kelangsungan

PERTEMUAN 2: CAKUPAN AUDIT

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi menuntut pertumbuhan perekonomian khususnya dunia usaha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan industri perhotelan tidak terlepas dari tumbuh dan

yang bertugas melakukan kegiatan pemeriksaaan yang meliputi perencanaan pemeriksaaan, pengujian dan pengevaluasian informasi, pemberitahuan

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengevaluasi kegiatan-kegiatan organisasi yang dilaksanakan.

PT ARGHA KARYA PRIMA INDUSTRY, Tbk. PIAGAM UNIT INTERNAL AUDIT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PIAGAM INTERNAL AUDIT

PIAGAM AUDIT INTERNAL PT SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS TBK.

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dengan cepat dan kondisi ekonomi yang tidak menentu. Hal ini tentu sangat

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. hubungan antara agent dengan principal. Hubungan teori keagenan mucul

PT AKBAR INDO MAKMUR STIMEC TBK. PIAGAM AUDIT INTERNAL

BAB 1 PENDAHULUAN. Globalisasi membawa liberalisasi di segala bidang, termasuk liberalisasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menghimpun dan mengevaluasi bukti-bukti secara obyektif mengenai asersi-asersi

BAB I PENDAHULUAN. kecil hingga yang besar. Koperasi yang memiliki lingkup usaha yang luas akan

BAB I PENDAHULUAN. disini tidak hanya dilakukan pada bidang keuangan saja, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perusahaan atau organisasi yang relatif kecil, pimpinan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

SEJARAH,PERKEMBANGAN, DAN GAMBARAN UMUM

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini merupakan tinjauan atas berbagai referensi, literatur, jurnal-jurnal

BAB I PENDAHULUAN. concern) dan tanggung jawab sosial (corporate social responsibility) (Brigham et al

BAB I PENDAHULUAN. Negara mengelola dana yang sangat besar dalam penyelenggaraan pemerintahannya.

BATASAN, STANDAR, DAN KODE ETIK AUDIT INTERNAL

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa. Keuangan pasal 6 ayat (1) menyebutkan bahwa Badan Pemeriksa Keuangan

PT INDO KORDSA Tbk. PIAGAM AUDIT INTERNAL

Pedoman Kerja Unit Internal Audit (Internal Audit Charter)

PIAGAM KOMITE AUDIT. ( AUDIT COMMITTE CHARTER ) PT FORTUNE MATE INDONESIA Tbk

PIAGAM UNIT AUDIT INTERNAL PT NUSANTARA PELABUHAN HANDAL TBK ( Perseroan )

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan untuk menjadi lebih baik dalam memperoleh laba. Untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. Dalam keadaan perekonomian yang tidak menentu, berhasil atau

KOMUNIKASI DENGAN MANAJEMEN

Piagam Audit Internal. PT Astra International Tbk

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Harianto dan Sudomo dalam Rofiaoh (2002:342) agency theory

: Tabel Distribusi Kuesioner pada KAP di Jakarta dan Tangerang

BAB I PENDAHULUAN. persaingan usaha yang semakin kompetitif dan kompleks. Keadaan ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. Seiring pertumbuhan dunia usaha yang semakin kompetitif dengan persaingan

BAB II BAHAN RUJUKAN Pengertian Auditing dan jenis-jenis Audit. Mulyadi, (2002:9) menyatakan bahwa auditing adalah:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Banyak perusahaan tiba-tiba tidak dapat bertahan ketika Indonesia mengalami krisis moneter dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berikut ini merupakan pengertian audit internal menurut para ahli. Menurut Mulyadi (2002:29) mengatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya dunia perdagangan membuat perusahaanperusahaan

BAB I PENDAHULUAN. kinerjanya agar dapat menghasilkan produk audit yang dapat diandalkan bagi pihak

BAB I PENDAHULUAN. Suatu pengendalian internal yang tepat dan memadai sangatlah diperlukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan data hasil penelitian pada PT.X serta pembahasan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. sistematis serta mengevaluasi pengendalian intern dalam perusahaan. Namun pada. penyimpangan-penyimpangan dalam perusahaan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis a. Pengertian Auditing dan Internal Auditing Istilah auditing dikenal berasal dari bahasa latin yaitu : audire, yang artinya mendengar. Orang yang melaksanakan fungsi auditing dinamakan pemeriksa atau auditor. Pada mulanya seorang auditor bertindak sebagai pendengar yang kritis terhadap pertanggung jawaban yang dibacakan oleh penanggung jawab suatu badan usaha. Fungsi ini secara perlahan lahan berkembang sesuai dengan tuntutan zaman yang semakin maju. Audit yang dilakukan baik oleh internal auditor maupun external auditor sangat berguna untuk menilai dan mengawasi perkembangan perusahaan. Audit merupakan tugas utama dari seorang akuntan publik, karena dengan fungsi ini seorang akuntan publik mempunyai kedudukan khusus memberikan pernyataan pendapat terhadap kelayakan atau kewajaran laporan keuangan berdasarkan standar auditing yang berlaku umum. Sesuai dengan judul skripsi ini, maka pembahasan selanjutnya akan berorientasi pada bidang auditing. Untuk dapat memahami dan lebih memperjelas pengertian auditing secara baik, berikut ini pendapat beberapa ahli akuntansi : Menurut Mulyadi (2002:9) secara umum auditing adalah : suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah di tetapkan, serta penyampaian hasil hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan.

Agoes (2004:1) memberikan definisi dari auditing sebagai berikut : Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang independent, terhadap laporan keuangan yang disusun oleh manajemen, beserta catatan catatan pembukuan dan bukti bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut. Definisi lain menurut Arens (2003:1) mengatakan auditing sebagai berikut Auditing adalah Proses pengumpulan dan pengawasan bahan bukti tentang informasi yang dapat di ukur mengenai suatu entitas ekonomi yang dilakukan seorang yang kompeten dan independent untuk dapat menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi yang dimaksud dengan kriteria kriteria yang telah di tetapkan. Auditing seharusnya dilakukan oleh seorang yang independent dan kompeten. Dari definisi diatas dapat dikemukakan bahwa ketentuan ketentuan yang perlu dipertimbangkan dalam melaksanakan pemeriksaan yang dilakukan yaitu : 1. Pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti yang dimaksud dengan bahan bukti disini adalah segala informasi terukur yang di periksa tersebut memang sesuai dengan kriteria yang di tetapkan demi tercapainya sasaran dan kegiatan pemeriksaan, diperlukan bukti bukti dengan jumlah dan mutu yang memadai. 2. Adanya kesatuan Ekonomi (Economic entity) Setiap kali dilakukan audit, luas ruang lingkup pertanggung jawaban auditor harus dinyatakan dengan jelas. Yang terutama harus dilakukan adalah menegaskan satuan ekonomi yang di maksud periode waktunya. 3. Informasi yang terukur dan kriteria yang telah ditetapkan sebelum pemeriksaan dilakukan oleh auditor informasi harus sudah tersususn dalam bentuk yang mudah di periksa, kebenaran dan ketelitiannya, misalnya ketelitian penjumlahan, peekalian, pencatatan adanya aktiva dan lain lain. 4. auditor harus independent dan kompeten. Seorang auditor harus berpengetahuan yang cukup agar dapat memahami kriteria kriteria yang digunakan untuk mengetahuai

dengan pasti jumlah faktor faktor yang di butuhkan agar pada akhir pemeriksaan dia dapat menarik kesimpulan dengan tepat. Ditinjau dari sudut profesi akuntan publik, auditing adalah pemeriksaan secara obyektif atas laporan keuangan suatu perusahaan atau organisasi lain dengan tujuan untuk menentukan apakah laporan keuangan tersebut menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan atau organisasi tersebut. Untuk menjamin kelangsungan aktivitas operasi perusahaan agar dapat berjalan sesuai dengan rencana, maka di perlukan suatu bagian atau departemen yang khusus untuk melakukan pemeriksaan. Sistem pengawasan tersebut harus selalu dievaluasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas perusahaan. Evaluasi ini memerlukan personil yang cakap dan independen yang bertanggung jawab dengan pengawasan dalam perusahaan. Fungsi ini di sebut dengan Internal Auditor. Misi dari internal auditor ini yaitu memberikan informasi yang di perlukan manajer dalam menjalankan tanggung jawab mereka secara efektif. Auditor internal merupakan karyawan perusahaan, atau bisa saja merupakan entitas independen dimana melayani kebutuhan organisasi, meskipun fungsinya harus di kelola oleh perusahaan dan fokus pada kejadian kejadian di masa depan dengan mengevaluasi kontrol yang dirancang untuk meyakinkan pencapaian tujuan organisasi, Audit internal bertindak sebagai penilai independen untuk menelaah operasional perusahaan dengan mengukur dan mengevaluasi kecukupan kontrol serta efisiensi dan efektivitas kinerja perusahaan. Auditor memiliki peranan penting dalam semua hal yang berkaitan dengan pengelolaan perusahaan dan risiko risiko terkait dalam menjalankan usaha. Independen terhadap aktivitas yang diaudit, tetapi siap sedia untuk menanggapi kebutuhan dan keinginan dari semua tingkat manajemen. Berikut ini dikutip beberapa definisi dari Internal Auditing.

Menurut sawyer (2005 :10) memberikan pengertian sebagai berikut : Internal auditor adalah sebuah penilaian yang sistematis dan objektif yang dilakukan auditor internal terhadap operasi dan kontrol yang berbeda-beda dalam organisasi untuk menentukan apakah : Informasi keuangan dan operasi telah akurat dan dapat diandalkan, Risiko yang dihadapi perusahaan telah diidentifikasi dan diminimalisasi, Peraturan eksternal serta kebijakan dan prosedur internal yang bisa diterima dan diikuti, Kriteria operasi yang memuaskan telah dipenuhi, Sumber daya telah digunakan secara efisien dan ekonomis dan tujuan organisasi telah dicapai secara efektif semua dilakukan dengan tujuan untuk di konsutasikan dengan manajemen dan membantu anggota organisasi dalam menjalankan tanggung jawab secara efektif. Definisi diatas menunjukan bahwa tujuan internal auditing adalah membantu semua tingkatan manajemen agar tanggung jawab mereka dapat dilaksanakan dengan fungsi pemeriksaan harus dinamis yang mempunyai orientasi atau sudut pandang jauh kedepan. Auditing internal membantu organisasi mencapai tujuannya dengan memperkenalkan pendekatan yang sistematis dan berdisiplin untuk mengevaluasi serta meningkatkan aktivitas proses manajemen risiko, pengendalian, dan pengelolaan. Bagian bagian penting dalam definisi ini adalah sebagai berikut : 1. Internal menunjukan bahwa aktivitas auditing dilaksanakan dalam organisasi. Karyawan yang sudah ada dalam organisasi itu dapat melakukan aktivitas audit internal, atau aktivitas itu bisa diserahkan kepada professional lain dari luar organisasi yang melayani entitas tersebut. 2. Independen dan objektif menjelaskan bahwa pertimbangan auditor akan bernilai bila bebas dari bias atau penyimpangan. 3. Pendekatan yang sistematis dan berdisiplin menyiratkan bahwa auditor internal mengikuti standar professional yang mengatur pekerjaan audit internal. 4. Membantu organisasi mencapai tujuannya menunjukan bahwa auditing internal dilakukan untuk membantu atau memberi manfaat bagi keseluruhan organisasi dan

diarahkan oleh sasaran serta tujuan organisasi tersebut. Beberapa cara spesifik yang dilakukan auditor internal untuk menambah nilai mencakup focus pada perbaikan operasi organisasi serta efektivitas proses manajemen risiko, pengendalian, dan pengelolaan. b. Independensi Internal Auditor Untuk dapat bekerja secara efektif dengan manajemen, maka auditor internal sangat di tentukan oleh kebebasan dalam melakukan pemeriksaan, kebebasan yang dimaksud dalam hal ini adalah dalam arti dapat memasuki kesetiap jenjang manajemen yang sedang diperiksa. Banyak organisasi audit internal bisa mendapatkan kebebasan yang di perlukan untuk melaksanakan audit internal secara independent dan objektif. Auditor internal yang profesional harus memiliki independensi untuk memenuhi kewajiban profesionalnya yaitu memberikan opini yang objektif, tidak bias, tidak dibatasi, dan melaporkan masalah apa adanya, bukan melaporkan sesuai keinginan eksekutif atau lembaga. Auditor internal harus bebas dari hambatan dalam melaksanakan auditnya. Bisakah auditor internal memiliki independensi sepenuhnya? Mungkin tidak, atau malah tidak perlu. Tetapi, sehubungan masalah yang diaudit, auditor intenal harus diberikan independensi yang memadai untuk mencapai objektivitas, baik dalam kenyataan maupun persepsi. Menurut sawyer (2005:35) indikator independensi professional adalah : 1. Independensi dalam Program Audit a. Bebas dari intervensi manajerial atas program audit. b. Bebas dari segala intervensi atas prosedur audit. c. Bebas dari segala persyaratan untuk penugasan audit selain yang memang di syaratkan untuk sebuat proses audit. 2. Independensi dalam Verifikasi a. Bebas dalam mengakses semua catatan, memeriksa aktiva, dan karyawan yang relevan dengan audit yang dilakukan. b. Mendapatkan kerjasama yang aktif dari karyawan manajemen selama verifikasi audit. c. Bebas dari segala usaha manajerial yang berusaha membatasi aktivitas yang di periksa atau membatasi pemerolehan bahan bukti.

d. Bebas dari kepentingan pribadi yang menghambat verifikasi audit. 3. Independensi dalam Pelaporan a. Bebas dari perasaan wajib memodifikasi dampak atau signifikansi dari fakta fakta yang dilaporkan. b. Bebas dari tekanan untuk tidak melaporkan hal hal yang signifikan dalam laporan audit. c. Menghindari penggunaan kata kata yang menyesatkan baik secara sengaja maupun tidak sengaja dalam melaporkan fakta, opini, dan rekomendasi dalam interpretasi auditor. d. Bebas dari segala usaha untuk meniadakan pertimbangan auditor mengenai fakta atau opini dalam laporan audit internal. c. Fungsi Internal Auditor Secara umum fungsi internal auditor dalam perusahaan adalah untuk mengawasi atau menjamin pelaksanaan kegiatan agar sesuai dengan ketentuan yang telah diterapkan dalam perusahaan Menurut Mulyadi (2002:211) menyebutkan fungsi internal auditor sebagai berikut : 1. Fungsi internal auditor adalah menyelidiki dan menilai pengendalian intern dan efisiensi pelaksanaan berbagai unit organisasi. Dengan demikian fungsinya adalah untuk mengukur dan menilai efektivitas unsur unsur pengendalian intern yang lain. 2. Fungsi internal auditor merupakan kegiatan penilaian yang bebas, yang terdapat dalam organisasi, yang dilakukan dengan cara memeriksa akuntansi, keuangan dan kegiatan lain, untuk membentuk jasa bagi manajemen dalam melaksanakan tanggung jawab mereka. Dengan cara menyajikan analisis, penilaian, rekomendasi dan komentar komentar penting terhadap kegiatan manajemen, internal auditor menyediakan jasa tersebut. Internal auditor berhubungan dengan semua tahap kegiatan perusahaan sehingga tidak hanya terbatas atas catatan akuntansi. Demikianlah secara terperinci telah dijelaskan mengenai fungsi fungsi dari bagian internal auditor. Pada dasarnya fungsi yang diuraikan diatas mempunyai tujuan yang sama yaitu mengusahakan tercapainya system pengawasan yang baik dalam perusahaan, untuk dapat melaksanakan fungsinya dengan baik internal auditor harus memiliki pengetahuan dan keahlian tertentu dan disertai dengan pengalaman yang cukup serta dorongan dari manajemen tertinggi sangat dibutuhkan bagi keberhasilan misi pemeriksaan intern. d. Kedudukan Internal Auditor dalam Struktur Organisasi Perusahaan

Internal auditor adalah auditor yang bekerja dalan perusahaan (perusahaan Negara maupun perusahaan swasta) yang tugas pokoknya adalah menentukan apakah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh manajemen puncak telah dipatuhi, menentukan baik atau tidaknya penjagaan terhadap kekayaan organisasi, menentukan efisiensi dan efektifitas prosedur kegiatan organisasi, serta menentukan keandalan informasi yang dihasilkan oleh berbagai bagian organisasi. Berhasil tidaknya tugas internal auditor dalam perusahaan sangat dipengaruhi oleh kedudukannya dalam struktur organisasi perusahaan. Internal auditor hendaknya di tempatkan sedemikian rupa sehingga memungkinkannya untuk melaksanakan wewenang dan tanggung jawabnya dengan baik serta dapat menjamin kebebasannya. Ada beberapa syarat yang diberikan agar internal auditor dapat bekerja secara efektif dan bebas, yaitu : 1. Manajemen dan dewan komisaris harus memberikan dukungan yang kuat kepada internal auditor. 2. Kepala bagian internal auditing harus bertanggung jawab kepada pejabat yang lebih tinggi dan wewenangnya untuk memastikan luas pemeriksaan yang dicakup untuk mengambil tindakan segera sesuai dengan laporan hasil pemeriksaan. 3. Fungsi dan tanggung jawab internal auditing harus jelas dituangkan dalam bentuk tertulis dan dalam dokumen yang resmi yang telah disetujui oleh dewan komisaris. 4. Kepala bagian internal auditing harus berhubungan langsung dengan komisaris atau dewan komisi khusus yang independen dan direktur. Ia harus menyerahkan laporan secara periodik kepada dewan komisaris untuk temuan temuan yang dianggap penting dalam pemeriksaannya.

Menurut Hartanto (2002:194-195) ada empat alternatif kedudukan internal auditor dalam struktur organisasi yaitu : 1. Bagian internal audit berada dibawah Direktur Keuangan (sejajar dengan bagian akuntansi dan keuangan). Pada posisi ini keuntungannya adalah laporan yang diberikan internal auditor dapat segera di pelajari dan ditanggapi. Kelemahannya dalam posisi ini, fungsi internal auditor hanya ditekankan pada pengendalian atas ruang lingkup bagian keuangan saja jika dikaitkan dengan independensi, maka tingkat kebebasan internal auditor kecil dan sempit. RUPS Dewan Komisaris Direktur Utama Direktur Keuangan Bagian Akuntansi Bagian Keuangan Bagian audit Gambar Internal Audit dibawah Dewan Komisaris Sumber Daryanto (2000:36) 2. Bagian internal audit merupakan Staff Direktur Utama bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama. Pada posisi ini keuntungannya adalah internal auditor memiki tingkat independensi yang tinggi, karena internal auditor dapat melakukan pemeriksaan keseluruh bagian, kecuali pimpinan perusahaan atau direktur utama. Kelemahannya pada posisi ini, Direktur Utama mempunyai tugas yang banyak, sehingga dirut tidak dapat mempelajari hasil internal audit secara mendalam, sehingga tindakan perbaikan yang di peroleh tidak dapat diambil dengan segera.

RUPS Dewan Komisaris Direktur Utama Direktur Keuangan Bagian Internal Audit Gambar Internal Audit dibawah Dewan Komisaris Sumber Daryanto (2000:36) 3. Bagian internal audit merupakan Staff dari dewan komisaris. Pada posisi ini memberikan keuntungan tingkat independensi yang tinggi sekali, karena internal auditor dapat memeriksa seluruh aspek organisasi. Kelemahannya adalah para dewan komisaris tidak setiap saat dapat ditemui dan mereka juga kurang menguasai masalah operasi sehari hari sehingga tidak cepat mengambil tindakan atau saran saran yang diragukan oleh internal auditor untuk pencegahan perbaikan. RUPS Dewan Komisaris Bagian Internal Audit Direktur Direktur Utama Gambar Internal Audit dibawah Dewan Komisaris Sumber Daryanto (2000:36)

Dari ketiga alternatif akan menimbulkan suatu pertanyaan yaitu manakah alternatif kedudukan internal auditor yang baik. Hal ini tergantung pada tujuan yang hendak dicapai. Jika perusahaan menekankan pada pentingnya peranan bagian pemeriksaan intern sebagai alat untuk memonitor performance manajemen dalam mengelola kegiata serta sumber sumber secara efektif dan efisien, maka alternative penempatan bagian pemeriksaan intern sebagai staff komisaris yang paling tepat. Maka yang paling ideal adalah bagian pemeriksa intern menerima perintah penugasan dari pimpinan tertinggi, yaitu Direktur Utama dan hasil laporan periksaan diserahkan untuk dianalisa Direktur Keuangan, dan hasil pengamatannya di serahkan kepada Direktur Utama untuk diambil langkah langkah selanjutnya. e. Laporan Internal Auditor Ruang lingkup pekerjaan dan cara kerja internal auditor Ruang lingkup internal auditor mencakup pemeriksaan dan evaluasi atas kecukupan dan efektivitas sistem pengendalian internal organisasi dan kualitas kinerja dalam melaksanakan tanggung jawab yang diberikan. Lingkup keahlian internal auditor mencakup masalah masalah yang dihadapi manajemen yaitu : 1. Mengawasi kegiatan kegiatan yang tidak dapat diawasi sendiri oleh manajemen puncak. Setiap tahun kepala eksekutif audit (chief audit executive-cae) menyiapkan rencana jadwal audit khusus untuk aktivitas yang diawasi. 2. Mengidentifikasi dan meminimalkan risiko. Auditor internal memperkuat persepsi mengenai manajemen risiko dan meningkatkan upaya mereka untuk meyakinkan manajemen bahwa semua jenis risiko organisasi telah dievaluasi dan di perhatikan dengan layak. 3. Memvalidasi laporan ke manajemen senior.

Manajer senior biasanya membuat keputusan berdasarkan laporan yang mereka terima, bukan berdasaran pengetahuan mereka sendiri. Laporan yang akurat dan tepat waktu lebih mungkin menghasilkan keputusan yang bermakna. 4. Membantu manajemen pada bidang bidang teknis. Teknologi memiliki dampak yang sangat besar terhadap apa dan bagaimana audit dilakukan. 5. Membantu proses pengambilan keputusan. Manajer bukanlah auditor internal, yang membuat keputusan operasional. Namun auditor internal dapat menyediakan atau memvalidasi data sebagai dasar pengambilan keputusan. 6. Menganalisa masa depan bukan hanya masa lalu. Banyak auditor internal modern mengakuai bahwa audit untuk masa kini dan masa depan lebih bernilai dibandingkan audit untuk masa lalu. 7. Membantu manajer untuk mengelola perusahaan. Manajer menghadapi masalah pada aktivitas yang tidak dapat dikendalikannya. Auditor internal umumnya menemukan masalah tersebut dan menyarankan perbaikan. Laporan internal auditor Hasil akhir dari pekerjaan Internal Auditor adalah laporan hasil pemeriksaan. Laporan ini memuat hal hal yang menjadi objek pemeriksaan, temuan temuan selama pemeriksaan serta saran saran perbaikan. Hasil pemeriksaan harus dibuat secara tertulis dan ditujukan kepada pimpinan teringgi, serta laporan tersebut harus memuat rekomendasi mengenai perbaikan kelemahan yang ditemui. Faktor faktor yang harus diperhatikan dalam menyusun laporan Internal Auditor adalah 1. Tepat waktunya

Ketepatan waktu penyelesaian dan penyampaian laporan haruslah diperhatikan untuk dapat mengambil suatu tindakan yang segera. Laporan yang terlambat disampaikan oleh internal auditor kepada pimpinan mengakibatkan laporan tersebut kehilangan nilainya. 2. Ketelitian Laporan dapar dikatakan teliti atau cermat apabila setiap pernyataan, angka dan referensi harus didasarkan bukti bukti yang kuat dan diperoleh selama pemeriksaan. Oleh sebab itu apapun yang dikemukakan didalam laporan harus cukup bukti pendukungnya. 3. Jelas, Ringkas dan lengkap Laporan dikatakan jelas, apabila laporan tersebut mengemukakan pokok pokok pikiran yang sistematis. Supaya dapat mengemukakan dengan jelas haruslah terlebih dahulu memahami masalah yang akan dilaporkan, menggunakan bahasa yang tepat, dan gagasan gagasan yang disajikan dengan urutan yang baik. Laporan haruslah ringkas bukanlah berarti menghilangkan bagian bagian yang relevan dan material sehingga gagasan menjadi kabur. Ringkas berarti membuang hal hal yang tidak berguna atau berlebih lebihan. Laporan dikatakan lengkap, apabila laporan dapat memberikan gambaran yang sebenarnya secara objektif tidak ada sesuatu yang disembunyikan atau tidak di ungkapkan dalam laporan. f. Monitoring Tindak Lanjut atas Laporan Internal Audit Tindak lanjut adalah Tindakan yang dilaksanakan objek pemeriksa berdasarkan rekomendasi yang diajukan pemeriksa sehubungan dengan tindak lanjut, umumnya diperlukan adanya temuan yang mengharuskan pimpinan objek pemeriksa mengajukan pernyataan tertulis mengenai tindakan yang diambil sesuai rekomendasi yang diajukan pemeriksa.

Menurut Tugiman (2001:75) Pemeriksaan internal auditor harus meninjau dan melakukan tindak lanjut (follow up) untuk mengetahui temuan pemeriksaan yang dilaporkan telah dilakukan tindakan yang tepat. Kelemahan yang dilaporkan, dianggap valid oleh manajemen, jelas telah menggambarkan risiko bagi perusahaan. Kondisi ini tetap menjadi risiko hingga selesai diperbaiki. Kegagalan untuk mengawasi risiko tersebut hingga dikoreksi, atau hingga manajemen senior atau dewan telah menyatakan bahwa mereka menanggung risiko tersebut, harus dianggap sebagai tanggung jawab audit yang tidak dilaksanakan. B. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian ini merupakan replikasi daru beberapa penelitian terdahulu. Namun penelitian ini berbeda dengan penelitian-penelitian terdahulu. Perbedaan tersebut terdapat pada metode analisis yang digunakan. Pada penelitian terdahulu menggunakan metode analisis deskriptif, hasil yang diperoleh merupakan kesimpulan yang bersifat relatif. Sedangkan pada penelitian ini digunakan metode analisis statistik deskriptif dimana hasil yang diperoleh menjadi lebih jelas dan terukur.

Tabel 2.1 Penelitian terdahulu No Peneliti Judul Metode Analisis 1 Artha L Tambunan (2010) 2 Endang T Bangun (2008) Peranan Auditor Internal dalam memelihara system manajemen mutu pada PT.Socfin Indonesia Medan Peranan Satuan Pengawasan Internal dalam mendukung strategi Pada PTPN III Medan Hasil Deskriptif Peranan Auditor Internal dalam perusahaan sudah efektif dan sangat bermanfaat dalam memelihara system manajemen mutu pada perusahaan. Kedudukan internal auditor berada dibawa Principal Director sehingga penilaian terhadap personal akan dilakukan dengan objektif dan independen. Deskriptif Dalam hal ini SPI telah melakukan audit secara efektif. Hal ini dapat terlihat dari temuan-temuan yang diperoleh SPI pada saat melakukan audit dan masukanmasukan serta saran-saran yang diberikan SPI kepada pihak manajemen yang memantu manajemen untuk melakukan perbaikan dan dapat dengan lebih baik lagi meningkatkan kinerjanya. HAsil penelitian menunjukkan bahwa SPI sebagai Internal Audit Department di perusahaan telah mendukung penerapan implementasi strategi.