VARIETAS BAWANG MERAH LEMBAH PALU, DAPAT MENUMBUHKAN PEREKONOMIAN KOTA PALU PROVINSI SULAWESI TENGAH

dokumen-dokumen yang mirip
KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 361/Kpts/SR.120/5/2006 TENTANG PELEPASAN BAWANG MERAH TUK TUK SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

LAMPIRAN. Lampiran 1. Denah Penelitian. Keterangan: A, B, C, D, E, F, G = Perlakuan penelitian 1, 2, 3 = Ulangan perlakuan

Lampiran 1. Deskripsi Bawang Merah Varietas Tuk Tuk

Blok I Blok II Blok III 30 cm

LAMPIRAN. Lampiran 1. Layout Penelitian

Buletin IKATAN Vol. 3 No. 2 Tahun

PERCEPATAN KETERSEDIAAN BENIH KENTANG BERMUTU DI INDONESIA MELALUI KEPMENTAN NOMOR : 20/Kpts/SR.130/IV/2014

PENYIAPAN BENIH BAWANG MERAH

Gambar 1. Bentuk umbi bawang merah

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 510/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN KACANG PANJANG AURA HIJAU SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

Lampiran 1. Gambar Bagan Lahan Penelitian

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 20/Kpts/SR.120/1/2007 TENTANG PELEPASAN KACANG PANJANG PELETON SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

BAWANG MERAH. Tanaman bawang merah menyukai daerah yang agak panas dengan suhu antara

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 376/Kpts/SR.120/5/2006 TENTANG

Kentang Varietas Ping 06

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 536/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN SEMANGKA HIBRIDA QUALITY SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 346/Kpts/SR.120/5/2006 TENTANG PELEPASAN MENTIMUN HIBRIDA AURA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

Lampiran 2. Daftar Sidik Ragam Tinggi Tanaman 2 MST

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 516/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN PISANG MAS KIRANA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 201/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN SEMANGKA HIBRIDA SRETY S.107 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 351/Kpts/SR.120/5/2006 TENTANG PELEPASAN KACANG PANJANG PARADE SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

Lampiran 1. Tabel Tinggi Tanaman 2 MST (cm) Ulangan

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 359/Kpts/SR.120/5/2006 TENTANG PELEPASAN SEMANGKA HIBRIDA DIAMOND SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 90/Kpts/SR.120/3/2005 TENTANG PELEPASAN KACANG PANJANG PUSPITA SUPER SEBAGAI VARIETAS UNGGUL MENTERI PERTANIAN,

BAB I PENDAHULUAN. Komoditas hortikultura tergolong komoditas yang bernilai ekonomi tinggi

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 77/Kpts/SR.120/3/2005 TENTANG PELEPASAN KACANG PANJANG LOREA 19 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL MENTERI PERTANIAN,

PENYIAPAN BENIH. : Pengenalan Varietas Bawang Putih

Sumber Pustaka Hilman. Y. A. Hidayat, dan Suwandi Budidaya Bawang Putih Di Dataran Tinggi. Puslitbang Hortikultura. Jakarta.

ANALISIS TITIK PULANG POKOK USAHATANI BAWANG MERAH (Allium ascolinicum L) VARIETAS LEMBAH PALU DI KELURAHAN TAIPA KECAMATAN PALU UTARA KOTA PALU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 188/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN SEMANGKA HIBRIDA NEW LUCKY SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pengembangan usaha agribisnis hortikultura termasuk komoditas sayuran

LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 3511/Kpts/SR.120/10/2009 TANGGAL : 12 Oktober 2009 DESKRIPSI SALAK VARIETAS SARI INTAN 541

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 127/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN SEMANGKA HIBRIDA NEW YELLOW SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 357/Kpts/SR.120/5/2006 TENTANG PELEPASAN SEMANGKA HIBRIDA GIANT QUALITY SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 311/Kpts/SR.120/4/2006 TENTANG PELEPASAN MENTIMUN HIBRIDA BAROKAH SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 26/Kpts/SR.120/1/2007 TENTANG PELEPASAN MELON HIBRIDA SONYA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 80/Kpts/SR.120/3/2005 TENTANG PELEPASAN CABE BESAR HIBRIDA DEWARENGKU SEBAGAI VARIETAS UNGGUL MENTERI PERTANIAN,

BAB I PENDAHULUAN. dan di mata dunia internasional memiliki prospek bisnis hortikultura yang sangat

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 538/Kpts/SR.120/9/2006 TENTANG PELEPASAN MELON HIBRIDA NEW CENTURY SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 126/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN CABAI BESAR HIBRIDA EQUATOR SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

Prospek Produksi Benih Sumber Jagung Komposit di Provinsi Sulawesi Utara

Pedoman Penilaian dan Pelepasan Varietas Hortikultura (PPPVH) 2004

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 197/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN KACANG PANJANG HITAM PUTIH SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

BAB I PENDAHULUAN. bumbu penyedap makanan serta obat tradisonal. Komoditas ini juga merupakan

PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan PDB Hortikultura Tahun Komoditas

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan, karena didukung oleh sumber daya alam dan sumber daya

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Suplemen Majalah SAINS Indonesia

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 179/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN TOMAT HIBRIDA INTREND 1 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 175/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN CABAI BESAR HIBRIDA PURWO SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 470/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN TERONG PANJANG HIBRIDA RAOS SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

PENDAHULUAN Latar Belakang

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 494/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN KENCUR PAPAN KENTALA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 345/Kpts/SR.120/5/2006 TENTANG PELEPASAN TOMAT HIBRIDA FORTUNA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 13/Kpts/SR. 120/1/2007 TENTANG PELEPASAN CABAI KERITING HIBRIDA HOT GEISHA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 171/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN DUKU PRUNGGAHAN TUBAN SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 222/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN CABAI BESAR HIBRIDA KY KERITING SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. nilai ekonomis tinggi ditinjau dari sisi pemenuhan konsumsi nasional dan sumber

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 500/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN CABAI KERITING HIBRIDA SARI TANI 555 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 182/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN CABAI KERITING HIBRIDA ONTARIO 145 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 468/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN TOMAT HIBRIDA LENTANA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 353/Kpts/SR.120/5/2006 TENTANG PELEPASAN TERONG PANJANG TEXAS BLUE SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

LAMPIRAN-LAMPIRAN. 1. Skema Penelitian. Tahap 1. Persiapan Alat dan Bahan. Tahap 2. Pembuatan Pelet. Pengeringan ampas tahu.

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR LAMPIRAN... RINGKASAN EKSEKUTIF... I. PENDAHULUAN...

POTENSI PENGEMBANGAN PRODUSEN/PENANGKAR BENIH KEDELAI BERSERTIFIKAT DI JAWA TENGAH ABSTRAK

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 192/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN MELON HIBRIDA MONAMI RED SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

ANALISIS TITIK PULANG POKOK USAHA BAWANG GORENG PADA INDUSTRI ACRAN SIGI DI DESA LOLU KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 163/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN CABAI BESAR HIBRIDA HOT BEAUTY SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

I. PENDAHULUAN. negara dititikberatkan pada sektor pertanian. Produksi sub-sektor tanaman

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 301/Kpts/SR.120/4/2006 TENTANG PELEPASAN SEMANGKA HIBRIDA BLACK BEAUTY SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 514/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN JERUK BESAR KOTARAJA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

DAFTAR LAMPIRAN. No Lampiran Halaman

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 339/Kpts/SR.120/5/2006 TENTANG PELEPASAN JAMBU AIR DEGUS SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Tahun Bawang

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 12/Kpts/SR. 120/1/2007 TENTANG PELEPASAN CABAI KERITING HIBRIDA INDO HOT SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2013

Investasi Industri Perbenihan Kentang Menguntungkan (naskah ini disalin sesuai aslinya untuk kemudahan navigasi)

I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian dilaksanakan di Green House Laboratorium Pertanian

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 88/Kpts/SR.120/3/2005 TENTANG PELEPASAN MELON HIBRIDA LUCKY 20 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL MENTERI PERTANIAN,

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 260/Kpts/SR.120/7/2005 TENTANG PELEPASAN MELON HIBRIDA GALUH SEBAGAI VARIETAS UNGGUL MENTERI PERTANIAN

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 324/Kpts/SR.120/5/2006 TENTANG PELEPASAN SEMANGKA HIBRIDA RAPTOR 515 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

PENDAHULUAN. Latar Belakang. India, tetapi sebagian lagi memperkirakan asalnya dari Asia Tenggara dan

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 450/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN TOMAT HIBRIDA GRESS SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 501//Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN CABAI BESAR HIBRIDA JAWARA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

Meinarti Norma Setiapermas, Widarto, Intan Gilang Cempaka dan Muryanto

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Komoditi jagung memiliki peranan cukup penting dan strategis dalam pembangunan

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 513/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN APEL ANNA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

INDIKATOR KINERJA UTAMA Tahun Visi : " Jawa Timur sebagai Pusat Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura untuk Kesejahteraan Petani "

VARIETAS BARU BAWANG MERAH DALAM BENTUK BIJI DAN SERTIFIKASI BENIH BAWANG MERAH

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 363/Kpts/SR.120/5/2006 TENTANG PELEPASAN CABAI BESAR HIBRIDA FANTASTIC SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

LAMPIRAN. Lampiran 1. Lay Out Penelitian Rancangan Acak Lengkap

Transkripsi:

VARIETAS BAWANG MERAH LEMBAH PALU, DAPAT MENUMBUHKAN PEREKONOMIAN KOTA PALU PROVINSI SULAWESI TENGAH Oleh : Sri Lestari Utami, PBT Madya pada Direktorat Perbenihan Hortikultura Bawang merah varietas Lembah Palu, sudah didaftarkan ke Menteri Pertanian dengan Nomor : 1843/Kpts/SR.120/4/2001, yang berasal dari Lembah Palu, Kota Palu, Kabupaten Sigi, dan Kabupaten Donggala, provinsi Sulawesi Tengah. Deskripsi varietas Lembah Palu adalah sebagai berikut : Tinggi tanaman 36 37 cm, bentuk penampang daun silindris berlubang, panjang daun 25 30 cm, diameter daun 0,5 0,6 cm, warna daun hijau, jumlah daun per rumpun 50 55 helai, bentuk umbi pipih agak bulat, ukuran umbi panjang 2,5-3,4 cm, diameter 2,2 2,7 cm, warna umbi merah pucat, berat per umbi 3,9-5,7 gram, jumlah umbi perumpun 9 12 umbi, berat umbi perumpun 35,1 68,4 gram, jumlah anakan 9 12 anakan, susut bobot umbi (basah kering simpan) 20 22 %, daya simpan umbi pada suhu 27-30 C selama 3 4 bulan setelah panen, hasil umbi 9,7 ton/ha, populasi perhektar 160.000 tanaman, kebutuhan benih per hektar 700 975 kg, beradaptasi dengan baik di dataran rendah sampai medium dengan ketinggian 0 400 m dpl. Salah satu keistimewaan varietas Lembah Palu dapat digunakan sebagai bahan baku untuk membuat bawang goreng yang renyah, dan dijual sebagai salah satu oleh-oleh khas Sulawesi Tengah

1. Kondisi Umum Bawang Merah Kota Palu Bawang merah varietas Lembah Palu dapat membawa berkah tersendiri buat Penangkar benih, Petani, Masyarakat, dan home industri bawang goreng khususnya di Kota Palu. Berdasarkan data luas panen bawang merah Kota Palu seluas 305 ha dengan produksi 1.640 ton, maka pencapaian produktivitas bawang merah adalah 5,37 ton/ha. Dari luas panen 305 ha, dibutuhkan benih bawang merah sebanyak 305 ha x 900 kg adalah 275 ton. Adapun potensi produktivitas bawang merah Lembah Palu sebesar 9,7 ton/ha, rendahnya produktivitas bawang merah di Kota Palu disebabkan karena petani belum sepenuhnya menggunakan benih bawang merah bermutu dan menerapkan Good Agriculture Practices/ Standar Operasional Prosedur dengan baik dan benar. Perbandingan harga bawang merah varietas Lembah Palu minimal Rp. 25.000,-/kg termahal sampai Rp. 50.000,-/kg, sedang untuk varietas Biru Lancor sebesar Rp. 10.000,-/ kg. Sedangkan harga benih bawang merah bermutu adalah 2 kali harga bawang merah konsumsi, adalah Rp. 50.000,- sampai Rp. 100.000,-/ kg, hal tersebut disebabkan selama penyimpanan benih di gudang penyusutan mencapai 50 % selama 2 3 bulan 2. Peredaran perekonomian bawang merah Lembah Palu, tidak menggunakan benih bersertifikat Apabila dilihat dari peredaran perekonomian agribisnis bawang merah seluas 305 ha, produksi 1.640.000 kg, dengan produktivitas 5,37 ton/ha, adalah sebagai berikut : a. Biaya agribisnis bawang merah perhektarnya sekitar Rp. 100.000.000,-, dengan luasan 305 ha, maka peredaran uang untuk agribisnis bawang merah sebesar Rp. 30.500.000.000,- b. Produksi bawang merah sebesar 1.640.000 kg dengan harga bawang merah minimal sebesar Rp. 25.000,-/kg, maka hasilnya sebesar Rp. 41.000.000.000, c. Keuntungan yang diperoleh adalah Rp. 41.000.000.000,- - Rp. 30.500.000.000,- = Rp. 10.500.000.000,- dari luasan 305 ha, sehingga keuntungan agribisnis bawang merah perhektarnya sebesar Rp. 34.426.230,- 3. Peredaran perekonomian produksi bawang merah Lembah Palu, menggunakan benih bersertifikat Berdasarkan informasi dari Kepala BPSBTPH provinsi Sulawesi Tengah, ketersediaan benih bawang merah bermutu varietas Lembah Palu di Kota Palu

sekitar 100 ton pada tahun 2015. Maka pemenuhan ketersediaan benih bawang merah bermutu mencapai 36,36 % (100 ton : 275 ton), selebihnya petani menggunakan benih dari hasil bawang merah konsumsi diseleksi yang akan digunakan untuk benih pertanaman selanjutnya sebesar 63,64 %. Sehingga terbukti, bahwa dengan menggunakan benih tidak bermutu produktivitasnya rendah, yaitu 5,37 ton/ha dari luasan 195 ha dengan kebutuhan benih 176 ton. Disisi lain dari luasan agribisnis bawang merah 110 ha dengan menggunakan benih bawang merah bermutu sebesar 99 ton yang diaplikasikan dengan penerapan standar operasional prosedur budidaya bawang merah dapat meningkatkan prodiktivitas tinggi mencapai 9,7 ton. Maka terdapat selisih produktivitas bawang merah dengan menggunakan benih bermutu sebanyak 9,7 ton/ha 5,37 ton/ ha, yaitu 4,33 ton/ha. Apabila dilihat dari peredaran perekonomian agribisnis bawang merah seluas 305 ha dengan menggunakan benih bawang merah bermutu, dengan produktivitas potensi sebesar 9,7 ton/ha, produksi 2.958.500 kg, adalah sebagai berikut : a. Biaya agribisnis bawang merah perhektarnya sekitar Rp. 120.000.000,-, dengan luasan 305 ha, maka peredaran uang untuk agribisnis bawang merah sebesar Rp. 36.600.000.000,- b. Produksi bawang merah sebesar 2.958.500 kg dengan harga bawang merah minimal sebesar Rp. 25.000,-/kg, maka hasilnya sebesar Rp. 73.962.500.000,- c. Keuntungan yang diperoleh dari agribisnis bawang merah adalah Rp. 73.962.500.000,- - Rp. 36.600.000.000,- = Rp. 37.362.500.000,- dari luasan 305 ha, sehingga keuntungan agribisnis bawang merah perhektarnya sebesar Rp. 122.500.000,-. d. Terbukti, bahwa selisih total keuntungan beragribisnis bawang merah dengan menggunakan benih bawang merah bermutu yang diaplikasian SOP budidaya bawang merah Rp. 37.362.500.000,-, sedangkan dengan menggunakan benih tidak bermutu diperoleh keuntungan sebesar Rp. 10.500.000.000,- dari luasan 305 ha, yaitu Rp. 26.862.500.000,- e. Selisih keuntungan perhektarnya sebesar Rp. 122.500.000,- dari total pendapatan bawang merah Rp. 37.362.500.000,-, bila dibandingkan dengan menggunakan benih tidak bermutu sebesar Rp. 34.426.229,- perhektarnya

dari total Rp. 10.500.000.000,- dari luasan budidaya 305 ha. Sehingga selisih keuntungan antara penggunaan benih bermutu dengan tidak bermutu, adalah : Rp. 122.500.000,- - Rp. 34.426.230,- = Rp. 88.073.770,- 4. Peredaran Perekonomian hasil bawang merah Lembah Palu goreng Lain lagi untuk peredaran ekonomi hasil penjualan bawang merah goreng Kota Palu setiap tahunnya dari hasil budidaya bawang merah dengan menggunakan benih tidak bermutu, bila dibandingkan dengan benih bermutu, adalah dari 273.333 kg x Rp. 125.000,-/ kg = Rp. 34.166.625.000,- sampai 493.083 kg x Rp. 125.000,-/ kg = Rp. 61.635.373.000,-. Terdapat selisih keuntungan dari bahan baku benih bawang merah yang menggunakan benih bersertifikat dengan benih tidak bersertifikat, yaitu : Rp. 61.635.373.000,- - Rp. 34.166.625.000,-, yaitu sebesar Rp. 27.468.748.000 5. Total Peredaran perekonomian bawang merah dari beragribisnis dan hasil penjualan bawang goreng Total peredaran perekonomian beragribisnis bawang merah varietas Lembah Palu, dan penjualan bawang merah goreng setiap tahunnya di Kota Palu sebesar Rp. 108.129.125.000,- (Rp. 73.962.500.000,- + Rp. 34.166.625.000,-) sampai Rp 135.597.873.000,- (Rp. 73.962.500.000,- + Rp. 61.635.373.000,-) Staf Direktorat Perbenihan Hortikultura bersama-sama dengan Diperta Kota Palu, Staf BPSBTPH yang bertugas di Kota Palu,dan PPL melakukan pembinaan ke KT Fatasusu yang selalu menggunakan benih bawang merah bersertifikat, dan pemasok bahan baku bawang merah ke home industri bawang merah goreng, dan selalu mendampingi Kelompok Tani lainnya yang beragribisnis bawang merah supaya menerapkan SOP budidaya bawang merah yang baik dan benar dan hasil produknya baik serta meningkatkan produktivitasnya. Foto hasil kunjungan Ke KT Fatasusu, dapat dilihat pada gambar di bawah ini

KT. Fatasusu, Tatanga mendapat pembinaan dari Direktorat Perbenihan Hortikultura Jakarta, Anak kelas 1 SD membantu Bapaknya memotong daun dari umbinya 6. Kesimpulan dan Saran Kegiatan agribisnis bawang merah varietas Lembah Palu dan bawang merah goreng di Kota Palu, provinsi Sulawesi Tengah, telah terbukti dapat berjalan dengan baik dan dapat meningkatkan perekonomian rakyat, sehingga kedepan dapat berjalan secara berkelanjutan dan lancar dengan menggunakan benih bersertifikat, meningkatkan produktivitas dan mutu produk. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan bawang merah Lembah Palu dalam meningkatkan produktivitas, mutu produk, dan peningkatan kesejahteraan petani home industri bawang merah goreng Kota Palu. Untuk itu, Direktorat Jenderal Hortikultura bersama-sama dengan Diperta provinsi Sulawesi Tengah/Diperta Kota Palu/BPSBTPH provinsi Sulawesi Tengah/ BBTP provinsi Sulawesi Tengah/ Balai Benih/ Kelompok Tani/Petani dengan membuat program yang didukung dana untuk melakukan kegiatan sesuai tugas pokok masing-masing Institusi, yaitu : a. Sosialisasi Demonstrasi Penggunaan Benih Bawang Merah Varietas Unggul Lembah Palu yang diaplikasikan dengan SOP budidaya bawang merah di lahan Kelompok Tani/ Petani. Selanjutnya pada saat pertumbuhan tanaman

bawang merah baik, mengundang steakholder terkait, untuk menilai hasil pertumbuhan bawang merah, dengan harapan Kelompok Tani/ Petani yang belum menggunakan benih bermutu varietas unggul, termotivasi mau menggunakan benih bermutu dari varietas unggul b. Kelompok Tani/ Petani yang beragribisnis bawang merah di Kota Palu perlu ada pendampingan dari petugas Diperta provinsi Sulawesi Tengah/Diperta provinsi Kota Palu/ BPSBTPH provinsi Sulawesi Tengah/ Balai Benih Hortikultura/ BPTP provinsi Sulawesi Tengah/Penyuluh Pertanian/ Kelompok Tani maju sesuai dengan wilayah kerjanya. Dengan harapan Kelompok Tani/ Petani mau aplikasikan SOP budidaya teknologi bawang merah yang baik dan benar, sehingga dapat meningkatkan produktivitas bawang merah dan mutu produknya. Selain itu, 10 20 % dari total hasil produksi bawang merah ukuran benih yang sehat disisihkan yang akan disimpan di gudang dan benih tersebut akan digunakan pada pertanaman selanjutnya. Maka BPSBTPH provinsi Sulawesi Tengah aktif dalam pengawasan mulai dari pertanaman bawang merah sampai penyimpanan di gudang, sehinga menghasilkan benih bawang merah bersertifikat c. Meningkatkan jumlah Kelompok Tani/ Petani menerapkan SOP budidaya teknologi bawang merah dengan baik dan benar d. Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah membantu gudang bawang merah bersertifikat kepada Kelompok Tani/ Petani, apabila produksi melimpah, produknya dapat disimpan di gudang e. Menggunakan benih bawang merah bermutu. dapat meningkatkan keuntungan dari Rp. 34.426.229,- menjadi Rp. 122.500.000,- perhektarnya f. Peredaran uang dalam agribisnis budidaya bawang merah dan bawang goreng setiap tahunnya sebesar Rp. 108.129.125.000,- sampai Rp 135.597.873.000,- Apabila semua point diatas dapat diterapkan dengan baik maka peredaran uang setiap tahunnya lebih besar, dan dapat menyerap tenaga kerja, serta kesejahteraan Kelompok Tani/ Petani/home industri bawang merah akan terus meningkat