BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Paradigma adalah cara pandang atau kerangka berpikir berdasarkan fakta atau gejala hasil interpretasi. Kuhn mendefinisikan paradigma merujuk pada teori yang dianggap telah mapan dan dominan di dalam komunitas ilmiah. 55 Sedangkan Harmon mendefinisikan paradigma sebagai cara mendasar untuk mempersepsi, berpikir, menilai dan melakukan yang berkaitan dengan sesuatu secara khusus tentang visi realitas. 56 Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini yakni paradigma konstruktivisme. Paradigma konstruktivis adalah paradigma yang mengandalkan antitesis dari paham yang meletakkan pengamatan dan objektivitas dalam menemukan suatu realitas atau ilmu. Paradigma ini memandang ilmu sosial sebagai analisis sistematis terhadap socially meaningful action si pelaku sosial. Paradigma konstruktivis berproses melalui pengamatan langsung dan terperincikan terhadap pelaku sosial yang menciptakan dan memelihara atau mengelola dunia sosial. 57 Dalam penelitian ini peneliti menggunakan paradigma konstruktivis karena peneliti ingin mendapatkan pengembangan pemahaman yang membantu proses interpretasi suatu peristiwa. Proses pengamatan dengan menggunakan 55 Reza A.A Wattimena. Filsafat dan Sains Sebuah Pengantar. Jakarta: PT. Grasindo. 2008 hal 95. 56 L. J. Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2001 hal 49. 57 Dedy N. Hidayat. Paradigma dan Metodologi Penelitian Sosial Empirik Klasik. Jakarta: Departemen Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Indonesia. 2003 hal 3. 31
32 panca indera diharapkan dapat mengkonstruksi berbagai realitas yang ada berdasarkan pandangan yang berdasarkan nilai. 58 3.2. Tipe Penelitian Penelitian ini merupakan penilitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif, yaitu penelitian untuk menggambarkan sifat suatu keadaan yang sementara berjalan pada saat penelitian dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu. Menurut Gay metode penelitian deskriptif adalah kegiatan yang meliputi pengumpulan data dalam rangka menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan yang menyangkut keadaan pada waktu yang sedang berjalan dari pokok suatu penelitian. Secara harfiah metode deskriptif adalah metode penelitian untuk membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian, sehingga berkehendak mengadakan akumulasi data dasar. 59 Penelitian deskriptif adalah jenis penelitian yang memberikan gambaran atau uraian atas suatu kejadian sejelas mungkin tanpa ada pengakuan terhadap objek yang diteliti. Ditinjau dari variabelnya, penelitian deskriptif ialah penelitian yang dilakukan dengan menjelaskan atau menggambarkan variable masa lalu dan sekarang (sedang terjadi). 60 Metode deskriptif lebih banyak digunakan oleh para peneliti karena beberapa alasan. Pertama, metode ini telah digunakan secara luas dan lebih 59 Mahi M. Hikmat. Metode Penelitian dalam Perspektif Ilmu Komunikasi dan Sastra. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2011 hal 44. 60 Sukidin, Mundir. Metode Penelitian. Surabaya: Insan Cendekia. 2005 hal 12.
33 banyak segi dibandingkan metode-metode penelitian lain. Kedua metode ini banyak memberikan sumbangan kepada ilmu pengetahuan melalui pemberian informasi keadaan mutakhir dan dapat membantu dalam mengidentifikasi faktorfaktor yang berguna untuk pelaksanaan percobaan. Ketiga metode ini dapat digunakan untuk menggambarkan keadaan-keadaan yang mungkin terdapat dalam situasi tertentu. Keempat, data yang dikumpulkan melalui metode ini dianggap sangat bermanfaat dalam membantu untuk menyesuaikan diri atau dapat memecahkan masalah-masalah yang timbul dalam kehidupan sehari-hari. Kelima metode ini membantu untuk mengetahui bagaimana cara mencapai tujuan yang diinginkan. Dan terakhir karena metode ini dapat digunakan dalam berbagai masalah yang ada. 61 Penelitian deskriptif bermaksud memberikan gambaran suatu gejala sosial tertentu, sudah ada informasi mengenai gejala sosial seperti yang dimaksudkan dalam suatu permasalahan penelitian namun belum memadai. Penelitian deskriptif menjawab pertanyaan apa dengan penjelasan yang lebih terperinci mengenai gejala sosial seperti yang dimaksudkan dalam suatu permasalahan penelitian yang bersangkutan. 62 Penelitian deskriptif dilakukan terhadap variable mandiri, yaitu tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variable yang lain. 63 61 Mahi M. Hikmat, op.cit., hal 44. 62 Manasse Malo dan Sri Trsinoningtias. Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: Pusat Antar Universitas Ilmu-ilmu Sosial Universitas Indonesia. 1986 hal 28. 63 Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Adminitrasi, Bandung: Alfa Beta. 2002 hal 6.
34 Dari beberapa definisi diatas maka tipe penelitian deskriptif dalam penelititan ini bertujuan untuk menggambarkan atau mendeskripsikan makna simbol-simbol nilai budaya Jepang yang ada dalam film La Tahzan. 3.3. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis semiotik milik Charles Sanders Peirce yang merupakan salah satu bentuk metode analisis yang mengkaji tanda yang bersifat kualitatif. Dalam menggunakan analisis semiotik Charles Sanders Peirce ini diharapkan dapat mengungkapkan makna dibalik tanda atau sign sebuah teks, gambar, suara yang terdapat dalam film La Tahzan. Sebuah film merupakan rangkaian dari sebuah gambar yang bergerak yang sebenarnya representasi dari gejala yang terjadi di masyarakat yang di dalamnya tersusun sekumpulan kode-kode yang memiliki nilai tersendiri bagi setiap individu yang melihatnya bahkan sulit ditafsirkan. Oleh karena itu maka peneliti menggunakan semiotika untuk menganalisa sebuah film yang sarat akan tanda sekaligus untuk menemukan bagaimana cara pesan dalam film disampaikan kepada khalayak. 3.4. Unit Analisis Unit Analisis merupakan sumber informasi dalam tahap obsevasi pada penelitian ini. Unit Analisis dalam penelitian ini adalah audio dan visual (bahasa lisan, bahasa tubuh, lokasi kejadian). Tanda-tanda non verbal berupa pakaian,
35 setting lokasi dan aksesoris lainnya yang menunjang maksud dan tujuan dari film ini juga menjadi unit analisis dalam penelitian ini. 3.5. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk menndapatkan data yang diperlukan adalah sebagai berikut: 3.5.1. Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari objek penelitian. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan data primer berupa film La Tahzan. Dalam penelitian ini peneliti melakukan observasi dengan melihat, mendengarkan serta memahami adegan-adegan dan setting tempat yang terkandung dalam film La Tahzan. Data tersebut kemudian diolah sesuai keperluan penelitian sehingga dapat diketahui representasi nilainilai budaya Jepang yang muncul dalam film tersebut. 3.5.2. Data Sekunder Data yang diperoleh dari studi kepustakaan (literature) yaitu bukubuku, dokumen resmi yang mengandung penelitian ini. Data sekunder didapat sebagai pelengkap dan penunjang dari data primer. Disamping itu data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini dari pengumpulan dokumen-dokumen mengenai nilai-nilai budaya budaya jepang dalam film
36 La Tahzan seperti artikel di internet dan dokumentasi dalam bentuk foto dan video. 3.6. Teknik Analisis Data Data berupa tanda-tanda dan simbol pada penelitian ini diolah secara kualitatif. Memaknai tanda dan simbol berarti tanda-tanda dan simbol tersebut tidak hanya memberi informasi tetapi juga hendak mengkomunikasikan pesanpesan yang ada di dalam film melalui tanda dan simbol yang ada pada film untuk menemukan makna dalam penelitian ini. Peneliti melakukan pengamatan dengan menggunakan analisis dari Charles Sanders Peirce yang membagi focus modelnya tiga elemen yang dengan cara tertentu ataupun cara lain, pasti terlibat di dalam semua kajian mengenai makna. Elemen-elemen tersebut adalah; (1) tanda (sign), (2) objek (object), dan (3) hasil interpretasi (interpretant). Berikut Bagan Triangle of Meaning Charles Sander Peirce: Sign Interpretant Object Sumber gambar : Alex Sobur, Analisis Teks Media, 2009 hal 115.