PERSEPSI WANITA MENGENAI PENGELOLAAN SAMPAH DI LINGKUNGAN KAMPUS IPB DARMAGA, KABUPATEN BOGOR. RAHMAWATY, S. Hut., MSi.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II. DAUR ULANG SAMPAH BOTOL PLASTIK

Q1 ( Apakah konsumen pernah mendengar istilah Green Product ) Pernyataan Frekuensi % Pernah 61 61% Belum Pernah 39 39% Total %

BAB 1 PENDAHULUAN. pengaruh terjadinya Global warming yang terjadi pada saat ini. Hal ini sangat

Pemberdayaan Masyarakat Rumpin Melalui Pengolahan Sampah Organik Rumah Tangga

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian.

USAHA PEMANFAATAN BARANG BEKAS PLASTIK

Infrastruktur PLP dalam Mendukung Kesehatan Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada perilaku konsumennya (Tjiptono, 2002). konsumen ada dua hal yaitu faktor internal dan eksternal.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kota Gorontalo ± 4 km. Jumlah penduduk pada tahun 2011 adalah Jiwa

Kuesioner Penelitian

INDEKS TENDENSI KONSUMEN JAWA TENGAH TRIWULAN I-2014

Kata Kunci: Evaluasi, Masa Pakai, Reduksi, Pengomposan, Daur Ulang

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. manusia yang beragam jenisnya maupun proses alam yang belum memiliki nilai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN

EVALUASI SISTEM PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH DI KOTA TRENGGALEK

Mulai. Sistem Pengolahan Sampah Organik dan Anorganik. Formulasi Masalah. Menentukan Tujuan sistem. Evaluasi Output dan Aspek

BAB I PENDAHULUAN. pemilihan simbol-simbol, kode-kode dalam pesan dilakukan pemilihan sesuai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lingkungan merupakan sesuatu yang berada disekitar manusia secara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada zaman sekarang ini perkembangan dunia bisnis di Indonesia sudah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Air minum merupakan salah satu kebutuhan manusia yang paling pokok.

LAPORAN AKHIR PKM-K. Disusun oleh:

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

KAJIAN MODEL PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT (STUDI KASUS DI KECAMATAN WONOCOLO KOTA SURABAYA)

BAB I PENDAHULUAN. ditanggung alam karena keberadaan sampah. Sampah merupakan masalah yang

EVALUASI PROGRAM PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT

PEMBANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN ( Pertemuan ke-7 ) Disampaikan Oleh : Bhian Rangga Program Studi Pendidikan Geografi FKIP -UNS 2013

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat, hal ini dapat terlihat dari adanya kekhawatiran kemungkinan

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Agrium, Oktober 2011 Volume 17 No 1

sebelumnya. Hal tersebut membuat manusia mampu menemukan hal-hal baru

BAB I PENDAHULUAN. tenaga manusia, hewan, maupun mesin (Haryono:2009). Transportasi. sangat berperan dalam pembangunan secara menyeluruh.

VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kesadaran masyarakat dunia akan pentingnya lingkungan semakin

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Belakangan ini hampir seluruh aktivis mengkampanyekan slogan Stop global

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Karena dengan seiring berjalannya waktu, terdapat beragam produk dipasaran,

Tentang Lingkungan Hidup. Wan Muhamad Idris Baros Management

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sejak beberapa dekade terakhir kesadaran masyarakat dunia akan pentingnya

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Jumlah Penduduk dan Timbulan Sampah di Provinsi DKI Jakarta Tahun

KAJIAN MODEL PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT DI KECAMATAN WONOCOLO KOTA SURABAYA

DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KABUPATEN KARANGANYAR

Mulai. Perumusan Masalah. Lengkap? Ya. Menentukan Tujuan Sistem. Identifikasi Output dan Evaluasi Aspek. Interpretasi Black Box Diagram.

BAB I. PENDAHULUAN. ditengarai dengan perilaku guru dan murid sekolah yang tidak berwawasan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Setiap material bangunan mempunyai siklus hidup, dimulai dari

Biodegradabilitas produk deterjen yang beredar di Jakarta Umi Sapta Rini

PENGELOLAAN SAMPAH BOTOL MINUMAN OLEH IBU PKK DESA BANTRUNG

BAB I PENDAHULUAN. memuaskan keinginan dan kebutuhan melalui proses pertukaran. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi resiko resiko kesehatan reproduksi. Kegiatan kegiatan seksual

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya bencana lingkungan hidup yang mengancam, bukan hanya kesehatan,

Surat Ijin Penelitian dari SDN 2 Tegowanu Wetan

BAB I PENDAHULUAN. plastik, maka akan berkurang pula volume sampah yang ada di Tempat

Pendekatan Interpretif Pendekatan ini untuk menggali secara

BAB 9 KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN

BAB I PENDAHULUAN. open dumping atau penimbunan terbuka, incenerator atau di bakar, sanitary landfill

POPOK KAIN MENGURANGI BEBAN BUMI

I. PENDAHULUAN. Manusia dalam menjalani aktivitas hidup sehari-hari tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. bumi yang diakibatkan oleh proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut dan

PRILAKU KONSUMEN SETELAH PEMBELIAN. Ir. SUGIH ARTO PUJANGKORO, MM. Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. industri. Satu hal yang sangat berarti dalam meningkatkan kinerja

BAB I PENDAHULUAN. Perawatan kulit wajah secara teratur sangat penting dilakukan. secara langsung. Dalam mengatasi masalah tersebut kaum pria

KUESIONER UNTUK PEDAGANG

Pengelolaan Lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberadaan sampah tidak lepas dari adanya aktivitas manusia di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat. Kesadaran akan lingkungan telah meningkat dalam dua dasawarsa

BAB II TINJAUAN UMUM PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT. Lingkungan hidup manusia adalah jumlah semua benda dan kondisi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Kepedulian serta kesadaran akan lingkungan saat ini telah menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan kehadiran manusia lain di sekelilingnya untuk

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan. Orang-orang mulai khawatir akan dampak global warming pada

PERAN SERTA WANITA DALAM MEMPELOPORI GAYA HIDUP BERWAWASAN LINGKUNGAN DI RW O2 KELURAHAN PASAR MINGGU JAKARTA SELATAN TUGAS AKHIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

1. Pendahuluan ABSTRAK:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Sampah masih merupakan masalah bagi masyarakat karena perbandingan antara

Lampiran 1. Areal Panen, Produktivitas Rata-Rata, dan Produksi Padi Indonesia Tahun Areal Panen (Ha)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN JEPARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA.

HIDUP MODERN BERWAWASAN LINGKUNGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan jasa pada pasar yang telah ada, juga harus mampu merebut daerah

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. kompleks. Serta peraturan di indonesia memang agak rumit, dan tidak benar-benar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan konsumen sebanyak-banyaknya guna mengkonsumsi produk

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. atribut-atribut lain dari kompetisi, misalnya atribut produk relatif mudah

BAB I PENDAHULUAN. terletak di kota Medan. Kecamatan Medan Marelan merupakan satu-satunya

OPTIMALISASI MASA PAKAI TPA MANGGAR KOTA BALIKPAPAN

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini persaingan dalam dunia bisnis bukanlah hal yang asing, tidak dipungkiri lagi

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dan lingkungan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat

KUESIONER PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

INDEKS TENDENSI KONSUMEN JAWA TENGAH TRIWULAN IV-2012

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

Transkripsi:

PERSEPSI WANITA MENGENAI PENGELOLAAN SAMPAH DI LINGKUNGAN KAMPUS IPB DARMAGA, KABUPATEN BOGOR. RAHMAWATY, S. Hut., MSi. Program Ilmu Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara A. Latar Belakang I PENDAHULUAN Wanita sebagai bagian dari masyarakat memegang peranan penting baik sebagai ibu anak-anaknya, pengambil keputusan dalam keluarga, konsumen maupun sebagai anggota masyarakat. Berdasarkan sensus penduduk Indonesia tahun 1990, jumlah penduduk wanita Indonesia adalah 51% dari seluruh penduduk Indonesia (BPS, 1991). Jumlah wanita yang cukup besar ini jelas merupakan sumber daya yang harus diperhitungkan dalam pengelolaan lingkungan hidup Indonesia. Deklarasi Rio tentang lingkungan dan pembangunan sendiri dalam prinsip ke- 20 menyatakan bahwa Wanita berperan sangat penting dalam pengelolaan lingkungan hidup dan pembangunan. Karenanya, partisipasi mereka secara utuh guna perwujudan pembangunan berkesinambungan sangat penting. Sebagai ibu dari anak-anaknya, wanita merawat dan memelihara serta membesarkan anaknya. Berbagai keputusan dibuatnya untuk melakukan tugas tersebut. Keputusan-keputusan itu menyangkut tindakan-tindakan yang harus dilakukan, pendidikan yang diberikan sampai produk-produk konsumsi yang baik diberikan kepada anak. Jelaslah, wanita merupakan konsumen penting dalam sektor ekonomi. Sesuai dengan hukum Thermodinamika kedua yang menyatakan tentang ketidak efisien organisme dalam pemakaian energi maka setiap produk yang dihasilkan manusia untuk konsumsi suatu saat akan berubah menjadi produk tak bermanfaat berupa sampah. Sampah yang bertumpuk akan sulit diurai oleh lingkungan penerima dan menyebabkan masalah lingkungan. Oleh karena itu, peran wanita dalam masalah pengelolaan sampah menjadi penting. B. Tujuan Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui persepsi wanita mengenai pengelolaan sampah di lingkungan sekitar kampus Darmaga, Kabupaten Bogor. II. TINJAUAN PUSTAKA Kertapati (1981) menyatakan bahwa persepsi dapat diartikan sebagai proses untuk mengerti dan menyadari dunia luar diri sendiri. Kesadaran atau pengalaman tentang suatu hal. Ini dapat berupa kegiatan melihat, mendengar, meraba, atau memberi reaksi dengan membedakan obyek-obyek atau peristiwa-peristiwa yang terjadi di lingkungan sekitar. Dalam proses persepsi, seseorang menggunakan pikiran untuk memahami suatu obyek atau peristiwa (Kemp, et al, 1975). Persepsi juga mencakup prilaku. Hal ini ditegaskan oleh Toch dan Mclean dalam Kemp, et al (1975) yang menyatakan 2004 Digitized by USU digital library 1

tidak ada prilaku tertentu tanpa persepsi; prilaku adalah hasil persepsi masa lalu dan permulaan persepsi berikutnya. Dalam uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa persepsi adalah proses penginderaan, penyusunan, dan penafsiran rangsangan, sehingga seseorang dapat mengenali, memahami dan menilai makna rangsangan yang diterimanya. Dengan demikian, orang yang memiliki persepsi tentang sesuatu, berarti orang tersebut mengenali, memahami, dan mampu menilai tentang sesuatu itu. Selain itu, persepsi merupakan proses aktif penggunaan pikiran sehingga menimbulkan tanggapan, bahkan dapat membentuk sikap seseorang terhadap suatu rangsangan. Model persepsi masyarakat digunakan untuk mengetahui bagaimana individuindividu melihat lingkungannya dan keputusannya terhadap lingkungan tersebut (Edmunds and Letey, 1973). Model persepsi masyarakat ini berguna sebagai masukan bagi pengambilan keputusan dalam mengatasi masalah-masalah lingkungan hidup. Pengambilan contoh masyarakat akan menampilkan pilihan masyarakat akan mutu lingkungan hidup yang dikehendaki. Indeks-indeks mutu lingkungan hidup tertentu akan merupakan petunjuk kualitatif dari mutu lingkungan hidup yang dikehendaki yang selanjutnya dicoba dipuaskan pada subsistem lainnya dalam model pengaturan lingkungan hidup (Gambar 1). Model Persepsi Masyarakat Indikator Sistem Tindakan Matriks Baku Ekologis Lingkungan Penelusuran Pengaturan LH Lingkungan Keseimbangan Tambahan Studi Bahan waste adaptasi Karena kelakuan Manufacturing Model limbah Regional Model Penilaian Biaya Model Produk regional Informasi umpan balik Gambar 1. Model Pengaturan Lingkungan Hidup ( Haeruman, 1979) 2004 Digitized by USU digital library 2

III. METODOLOGI A. Tempat dan Waktu Studi Studi dilakukan di lingkungan kampus IPB Darmaga, Kabupaten Bogor pada akhir bulan mei 1999 sampai dengan awal bulan Juni 1999. Studi dilakukan berkaitan dengan studi mengenai keseimbangan bahan dan pengambilan keputusan dalam pengelolaan sampah. B. Metode Pengambilan Contoh Pengumpulan data primer dan sekunder dilakukan dengan metode survai, yaitu melakukan wawancara, kuesioner dan pemanfaatan pustaka. Responden diambil dari berbagai kelompok dan latar belakang. Kepada setiap responden diedarkan daftar isian (kuesioner). Penjelasan diberikan sebelum responden mengisi kuesioner. Secara garis besar daftar isian tersebut untuk menggali informasi mengenai : 1. Identitas responden (Latar belakang pendidikan) 2. Persepsi responden terhadap masalah lingkungan terutama mengenai pengelolaan sampah (kesehatan kenyamanan dan tempat tinggal) 3. Seberapa jauh kekuatan responden sebagai konsumen hijau yang ditunjukkan dengan pemilihannya terhadap produk-produk yang aman bagi lingkungan Jawaban dari responden diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai persepsi wanita dalam pengelolaan sampah. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil A.1. Identitas Responden Berdasarkan 25 buah kuesioner yang dikembalikan, terlihat bahwa kebanyakan dari responden adalah mahasiswi dan ibu-ibu rumah tangga dengan umur sekitar 20 35 tahun, dimana usia termuda adalah 20 tahun dan yang tertua berusia 35 tahun. Sebanyak 10 orang merupakan wanita pekerja dengan antara lain sebagai pegawai negeri (6 orang) dan pegawai swasta (4 orang). Kebanyakan dari responden adalah mahasiswa yang tergolong berpendidikan tinggi (di atas SMU.) Dari hasil pengamatan terdapat 1 orang berpendidikan S2 (sedang mengambil S3), 3 orang berpendidikan setara S1 (sedang mengambil S2), 4 orang berpendidikan setara sarjana muda (pegawai negeri dan swasta), sedangkan sisanya lulus SMU atau setara dengan SMU (sedang menyelesaikan S1). A.2. Persepsi Wanita Mengenai Masalah Pengelolaan Sampah Pengambilan sampah di lingkungan kampus Darmaga ini dilakukan sehari satu kali oleh dua orang pengambil sampah yang dibayar khusus. Namun demikian, beberapa kali terjadi kealpaan petugas sehingga sampah tidak terambil. Hal ini mengakibatkan ketidakpuasan beberapa warga dalam hal pengambilan sampah. Sebanyak 7 orang menyatakan bahwa mereka kurang puas dengan pelayanan pengangkutan sampah. Sebanyak 20 responden mengatakan bahwa lingkungan perumahan mereka cukup bersih, sedangkan 5 orang menyatakan kurang bersih. Salah satu proses yang membantu dalam pengelolaan sampah adalah pemisahan antara sampah basah dan sampah kering. 15 orang merasa perlu untuk memisahkan sampah basah dengan sampah kering, sedangkan 10 responden 2004 Digitized by USU digital library 3

merasa tidak perlu. Umumnya sampah yang dikeluarkan oleh setiap rumah responden berkisar 1 sampai 2 kantung plastik besar. Konsep daur ulang (re-cycle) dan pemakaian kembali (re-use) tampaknya secara sadar maupun tidak sadar telah diterapkan oleh para responden. Kebanyakan responden umumnya menjual botol-botol plastik bekas (17 orang) atau memakainya kembali (5 orang). Begitu pula dengan kertas-kertas bekas, umumnya dijual (19 orang), diberikan kepada pemulung (3) dan jika bisa dipakai kembali (2 orang). Dengan semakin majunya zaman, maka makin banyak produk-produk konsumsi yang praktis misalnya popok kertas bayi. Ternyata 5 responden pernah memberikan popok kertas kepada bayinya, bahkan 2 orang selalu menggunakannya. Sementara itu 1 responden menyatakan tidak pernah menggunakan popok kertas bagi bayinya. Beberapa produk telah diketahui oleh para ahli sebagai sumber pencemar seperti batu batere bekas karena mengandung mercury dan cadmium, plastik yang sulit terurai serta botol-botol kosmetik atau kaleng-kaleng insektisida yang menggunakan spray mengandung CFC yang dapat merusak lubang ozon. 12 responden menyatakan bahwa mereka tentang bahaya membuang batu batere dan peduli tentang hal tersebut, 6 tahu tapi tak peduli, dan 7 orang tidak tahu. Ternyata, semuanya membuang batu batere ke tempat sampah. Semua responden (25 orang) ternyata tahu bahwa sampah plastik sangat sulit terurai dalam lingkungan. Walaupun demikian 3 orang tidak peduli tentang hal tersebut. Begitu juga dengan penggunaan spray, beberapa responden mengaku kadang-kadang menggunakan produk spray untuk kosmetika (17 orang) maupun untuk bahan insektisida (15 orang). Walaupun demikian 3 orang menyatakan tidak pernah memakai insektisida dalam kaleng dan mengisinya dalam penyemprot. 3 orang menyatakan selalu menggunakan kosmetika spray dan 5 orang mengatakan tidak pernah. Untuk mengatasi masalah lingkungan hidup akibat produk-produk yang mencemari lingkungan, banyak produsen kini menggalakkan produksi berbagai komoditas yang bersahabat dengan lingkungan. Ternyata 19 responden telah mendengar tentang produk-produk berwawasan lingkungan, namun demikian 6 orang merasa belum pernah mendengarnya. Dari 19 orang yang pernah mendengar, 15 orang mendapat informasi dari media massa, 1 orang dari teman-teman, 2 orang dari anggota keluarga dan 1 orang karena belajar. Menurut mereka produk berwawasan lingkungan adalah produk yang tidak mencemari lingkungan (2 orang) atau produk yang mulai dari awal sampai akhir pembuatannya mengeluarkan sedikit limbah dan tidak mencemari lingkungan (8). Walaupun demikian 9 responden menyatakan bahwa produk bersahabat dengan lingkungan sebagai produk berwawasan lingkungan. B. Pembahasan Terlihat bahwa tingkat pendidikan dan budaya mempengaruhi pemilihan wanita terhadap produk dan pada akhirnya akan mempengaruhi sampah yang dibuangnya. Responden ibu-ibu rumah tangga mengakui bahwa mereka menggunakan popok kertas bagi bayinya karena praktis. Popok kertas sekali pakai ini umumnya menghasilkan sampah yang cukup besar selain memboroskan sumberdaya. Beberapa responden lainnya mengakui bahwa mereka kadang-kadang menggunakan popok kertas dengan alasan kepraktisan bila bepergian namun umumnya untuk keperluan sehari-hari mereka memakai popok biasa. Kebanyakan dari responden mengetahui mengenai produk-produk bersahabat lingkungan namun seringkali mereka sangat sulit untuk melepaskan kebiasaan membeli produk-produk yang mencemari lingkungan, seperti batu batere, plastik 2004 Digitized by USU digital library 4

dan kaleng ber-spray. Beberapa responden dalam wawancara terpisah mengatakan bahwa sulit sekali memisahkan batere karena tidak adanya tempat khusus untuk membuang batu batere bekas. Selain itu mereka menyatakan bahwa produk-produk bersahabat lingkungan umumnya lebih mahal sehingga kadang-kadang mereka lebih memilih untuk menggunakan produk biasa. Sebagai konsumen, seharusnya wanita memiliki peran yang cukup besar dalam menentukan produsen. Peran aktif wanita ini harus lebih ditingkatkan karena nilai lingkungan hari ini akan menentukan nilai lingkungan bagi masa depan anakanak mereka. Dengan meningkatnya kecenderungan sadar lingkungan di kalangan konsumen, maka banyak pihak produsen memanfaatkan gerakan ini untuk memasarkan produknya melalui iklan. Dengan menyatakan bahwa produk mereka bersahabat dengan lingkungan melalui iklan produsen mencoba menarik konsumen. Tampaknya iklan ini cukup berhasil menarik perhatian terbukti dengan adanya beberapa responden yang menyatakan bahwa produk bersahabat lingkungan adalah yang dinyatakan dalam iklan, walaupun produk ini sebenarnya tidak bersahabat dengan lingkungan. Untuk itu, wanita sebagai konsumen seharusnya lebih banyak mendapat informasi mengenai masalah lingkungan dan produk-produk yang menyebabkan masalah lingkungan. Peran serta media massa dalam menyebarluaskan informasi mengenai masalah lingkungan terbukti cukup efektif untuk menguatkan posisi wanita sebagai konsumen sadar lingkungan. V. KESIMPULAN 1. Latar belakang pendidikan wanita sangat menentukan dalam pengelolaan sampah. Semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin tinggi pula tingkat kesadaran mereka dalan pengelolaan masalah sampah. 2. Walaupun kebanyakan responden mengetahui mengenai produk-produk berwawasan lingkungan tapi umumnya mereka masih menggunakan produkproduk yang tidak bersahabat dengan lingkungan. 3. kecendrungan meningkatnya kesadaran lingkungan di kalangan wanita sebagai konsumen kini dimanfaatkan oleh produsen untuk memasarkan produknya melalui iklan produk bersahabat dengan lingkungan walaupun mungkin produk ini tidak terbukti bersahabat dengan lingkungan. Oleh karena itu, wanita perlu mendapat informasi lebih banyak mengenai masalah produk bersahabat lingkungan. 4. Kekuatan media massa sangat penting dalam menyebarkan informasi lingkungan kepada wanita. 2004 Digitized by USU digital library 5

DAFTAR PUSTAKA Biro pusat Satistik. 1991. Sensus Penduduk 1990. Jakarta. Edmunds, S and J.Letey. 1973. Environmental Administration. McGraw-Hill Book Company. New York. Heruman, H. 1979. Perencanaan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Bahan Kuliah Sekolah Pasca Sarjana. Jurusan Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan. Institut Pertanian Bogor. Kemp, J.E, ; R. Carroher; R.F. Szumki; dan W.R. Card. 1975. Planning and Producing Audiovisual Materials. Third Ed. Crowell Companye. New York. Kertapati, T. 1981. Dasar-dasar Publistik. PT. Bina Aksara. Jakarta. 2004 Digitized by USU digital library 6