MEKANISME KOPING BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN KEMOTERAPI DI RUANG KEMOTERAPI RS URIP SUMOHARJO LAMPUNG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. tidak terkendali dan kemampuan sel-sel tersebut untuk menyerang jaringan

BAB I PENDAHULUAN. diagnosa menderita kanker leher rahim (Groom,2007). Kanker leher rahim ini menduduki

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyakit yang menakutkan karena berpotensi menyebabkan

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP TINGKAT KECEMASAN KEMOTERAPI PADA PASIEN KANKER SERVIKS DI RSUD Dr. MOEWARDI

BAB 1 PENDAHULUAN. pada usia 6-12 tahun. Dimana anak ketika dalam keadaan sakit akan. masalah maupun kejadian yang bersifat menekan.

BAB 1 PENDAHULUAN. operasi melalui tiga fase yaitu pre operasi, intraoperasi dan post. kerja dan tanggung jawab mendukung keluarga.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kanker payudara seperti dapat melakukan sadari (periksa payudara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penderitanya semakin mengalami peningkatan. Data statistik kanker dunia tahun

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PADA KLIEN PRA BEDAH MAYOR DI RUANG RAWAT INAP MEDIKAL BEDAH GEDUNG D LANTAI 3 RUMAH SAKIT UMUM CIBABAT CIMAHI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KECEMASAN PASIEN DENGAN TINDAKAN KEMOTERAPI DI RUANG CENDANA RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. negara-negara maju penyebab kematian karena kanker menduduki urutan kedua

BAB I PENDAHULUAN. membuka dinding perut dan dinding uterus (Sarwono, 2005). Sectio caesarea

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan perasaan tegang, pikiran khawatir dan. perubahan fisik seperti meningkatnya tekanan darah.

BAB I PENDAHULUAN. penyakit ini. Sejarah kasus dari penyakit dan serangkaian treatment atau

BAB I PENDAHULUAN. Kanker tidak hanya menyerang orang dewasa, tetapi anak-anak juga dapat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara, Kota Gorontalo. Rumah Sakit ini

BAB I PENDAHULUAN.

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. Kanker serviks adalah kanker pembunuh perempuan nomor satu. maka pengobatan yang diberikan adalah kemoterapi (Baradero,2007).

BAB 1 PENDAHULIAN. Keperawatan holistik adalah pemberian asuhan keperawatan untuk. kesejahteraan bio-psikososial dan spiritual individu, keluarga dan

PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG. Eni Mulyatiningsih ABSTRAK

PENGARUH BEBAN KERJA DENGAN TINGKAT STRES PADA PERAWAT PELAKSANA DI RUANG PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT WILLIAM BOOTH SURABAYA

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB 1 PENDAHULUAN. individu dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan. Menurut

BAB 1 PENDAHULUAN. bawah usia tiga puluh tahun, kanker payudara sangat jarang muncul.

BAB I PENDAHULUAN. Kata kanker merupakan kata yang paling menakutkan di seluruh

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat kompleks. Hirarki kebutuhan dasar manusia menurut Maslow adalah

DUKUNGAN KELUARGA DAN HARGA DIRI PASIEN KANKER PAYUDARA DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

PENDAHULUAN Latar Belakang

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN GANGGUAN KARDIOVASKULAR YANG DIRAWAT DIRUANGAN ALAMANDA TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah keganasan pada sel-sel yang terdapat pada

BAB 1 PENDAHULUAN. Operasi adalah tindakan pengobatan yang banyak menimbulkan kecemasan,

EFEKTIVITAS TERAPI GERAK TERHADAP PERUBAHAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. kadar gula darah, dislipidemia, usia, dan pekerjaan (Dinata, dkk., 2015). Angka

STRATEGI KOPING DAN INTENSITAS NYERI PASIEN POST OPERASI DI RUANG RINDU B2A RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

yang disampaikan perawat dapat diterima dengan baik oleh pasien (Alex, 2010). Sasongko (2010), dalam penelitiannya yang berjudul perbedaan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemui

BAB I PENDAHULUAN. prosedur pembedahan. Menurut Smeltzer dan Bare, (2002) Pembedahan / operasi

BAB I PENDAHULUAN. perubahan lingkungan internal (psikologis, intelektual, spirituial dan penyakit)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masalah kesehatan masyarakat di dunia maupun di Indonesia. Di dunia, 12%

GAMBARAN KECEMASAN IBU PRA SECTIO CAESAREA (SC) DI RUANG VK RSUD HASANUDDIN DAMRAH MANNA BENGKULU SELATAN

HUBUNGAN GAMBARAN DIRI DENGAN KEPATUHAN MENJALANI KEMOTERAPI PADA PASIEN KANKER PAYUDARA DI RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi antara masa kanak-kanak dan masa

HUBUNGAN PENGGUNAAN MEKANISME KOPING DENGAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI FRAKTUR FEMUR DI UNIT ORTHOPEDI RSU ISLAM KUSTATI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. TBC, AIDS, leukemia, dan sebagainya (Fitria, 2010). ketakutan, ansietas, kesedihan yang menyeluruh (Potter & Perry, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit menular maupun tidak menular sekarang ini terus. berkembang. Salah satu contoh penyakit yang saat ini berkembang

PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI DI RUMAH SAKIT UMUM AISYIYAH PONOROGO NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Kista ovarium merupakan salah satu bentuk penyakit repoduksi yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. operasi/pembedahan (misalnya takut sakit waktu operasi, takut terjadi

BAB I PENDAHULUAN. yang tumbuh melampaui batas normal yang kemudian dapat menyerang semua

BAB I PENDAHULUAN. tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan keterbaruan penelitian.

HUBUNGAN LAMA KERJA DAN POLA ISTIRAHAT DENGAN DERAJAT HIPERTENSI DI POLI PENYAKIT DALAM RSUD ULIN BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak tahun 2000, angka kejadian penyakit tidak menular semakin

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel yang terdapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sakit merupakan keadaan dimana terjadi suatu proses penyakit dan

GAMBARAN FISIK DAN PSIKOLOGIS KLIEN DENGAN KANKER SERVIKS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

BAB I. Pendahuluan. cenderung menjadi salah satu penyebab utama kematian. Kanker adalah suatu

PENGALAMAN PASIEN YANG MENDERITA KANKER PAYUDARA

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian (Latar Belakang Masalah) (WHO), Setiap tahun jumlah penderita kanker payudara bertambah sekitar tujuh

Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : e-issn : Vol. 2, No 2 Februari 2017

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel yang terdapat

Endah Tri Wijayanti 1) 1 Prodi DIII Keperawatan, UN PGRI Kediri.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perjalanan kehidupan manusia berada dalam rentang toleransi dan keseimbangan yang dinamis terhadap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Lembar Persetujuan Responden

BAB I PENDAHULUAN. kaum wanita yang cukup tinggi, baik di negara-negara maju maupun negara

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN ANAK USIA TAHUN YANG AKAN MENJALANI KHITAN MASSAL DI PENDAPA AGUNG TAMANSISWA YOGYAKARTA

Sartono, SKM, M.Kes, Terati, SKM, M.Si, Yunita Nazarena, S.Gz Dosen Jurusan Gizi Poltekkes Palembang Kemenkes RI. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. gangguan kesuburan atau infertilitas (Agarwa et al, 2015). Infertil merupakan

PENILAIAN TERHADAP STRESOR & SUMBER KOPING PENDERITA KANKER YANG MENJALANI KEMOTERAPI. Semarang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit kusta merupakan penyakit yang menjadi problema di masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Kanker atau keganasan merupakan pertumbuhan sel-sel yang abnormal

Naskah Publikasi Program Studi Ners Agustus 2017

SUMMARY ABSTRAK. Kata kunci : Tingkat Kecemasan, Keluarga, Stroke

BAB I PENDAHULUAN. Gagal ginjal kronis atau penyakit renal tahap akhir adalah gangguan pada

BAB I PENDAHULUAN. Payudara atau kelenjar mammae merupakan pelengkap alat reproduksi wanita dan

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DEPRESI PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL THEODORA MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. penyakit gagal ginjal kronik. Gagal ginjal kronik atau penyakit renal tahap

BAB 1 PENDAHULUAN. cepat dan tidak terkendali (Diananda, 2009). Kanker menjadi penyakit yang

BAB I PENDAHULUAN. Bagi sebagian besar pasien, masuk rumah sakit karena sakitnya dan harus

HUBUNGAN PENDIDIKAN DENGAN KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI SEKSIO SESARIA (SC) DI RUANG KEBIDANAN RUMAH SAKIT URIP SUMOHARJO BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. kardiovaskuler. Insiden dan mortalitas kanker terus meningkat. Jumlah penderita

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MEKANISME KOPING PENDERITA GASTROENTERITIS KRONIK DI RSUD. DR. HAULUSSY AMBON TAHUN *Dewiyusrianti Lina

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN KEJADIAN INSOMNIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN SEBELUM MENGHADAPI PRAKTIK KLINIK DI RUMAH SAKIT SKRIPSI

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Disusun Oleh : UT UILA J

BAB 1 PENDAHULUAN. pembedahan yang dilakukan adalah pembedahan besar. Tindakan operasi atau

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar belakang. Penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, kanker,

Kecemasan ialah suatu perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung

BAB I PENDAHULUAN. kanker masih tergolong tinggi. Berdasarkan data The American Cancer Society ( Amerika menderita kanker ( Mattioli, 2008 ).

BAB I PENDAHULUAN.

LEMBAR PERSTUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RS PKU MUHAMMADIYAH SUKOHARJO. Fadilah Anik Arbani

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Operasi adalah semua tindakan pengobatan yang mengunakan cara

Transkripsi:

MEKANISME KOPING BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN KEMOTERAPI DI RUANG KEMOTERAPI RS URIP SUMOHARJO LAMPUNG Asri Rahmawati, Arena Lestari, Ferry Setiawan ABSTRAK Salah satu penyakit yang menjadi penyebab utama kematian masyarakat dunia adalah kanker. Semakin tahun penderita kanker di dunia bertambah, salah satu tindakan terapi kanker adalah kemoterapi. Kemoterapi merupakan tindakan yang banyak menimbulkan kecemasan. Kecemasan terjadi ketika seseorang merasa terancam baik fisik maupun psikologisnya. Untuk mengontrol cemas diperlukan koping yang baik. Tujuan penelitian mengetahui hubungan antara mekanisme koping pasien dengan tingkat kecemasan pada pasien kanker yang mendapat kemoterapi di Ruang Kemoterapi RS Urip Sumoharjo Bandar Lampung Tahun 2015. Desain penelitian menggunakan desain crosss sectional. Tehnik sampling purposive sampling sejumlah 90 orang. Analisis menggunakan Chi Square. Hasil analisis bivariat ada hubungan antara mekanisme koping pasien dengan tingkat kecemasan pada pasien kanker yang mendapat kemoterapi di Ruang Kemoterapi RS Urip Sumoharjo Bandar Lampung Tahun 2015 (p-value = 0,004). Saran bagi Rumah Sakit Membuat suatu aturan atau Standar Operasional Pelaksanaan (SOP) tindakan yang akan dilakukan seperti tindakan pre kemoterapi sehingga dapat meningkatkan keterampilan petugas dalam melaksanakan asuhan/ pelayanan kepada pasien dengan berupa pendidikan kesehatan disertai dengan pembagian liflat sehingga diharapkan pasien dapat membaca kembali apa yang disampaikan oleh petugas medis dengan demikian diharapkan dapat menambah pengetahuan pasien tentang kemoterapi sehingga dapat menurunkan tingkat kecemasan ketika menghadapi kemoterapi. Kata Kunci : Koping pasien, tingkat kecemasan

48 MOTORIK, VOL.10 NOMOR 20, FEBRUARI 2015 I. PENDAHULUAN Kanker adalah segolongan penyakit yang ditandai dengan pembelahan sel yang tidak terkendali dan kemampuan sel-sel tersebut untuk menyerang jaringan bilogis lainnya, baik dengan pertumbuhan langsung di jaringan yang bersebelahan (invasi) atau dengan migrasi sel ketempat yang jauh (metastasis) (Amalia, 2009). Kanker dapat menyebabkan mjutilasi dan kematian pada individu, sehingga pada penderita cenderung merasa takut, cemas, tidak berdaya dan putu asa. ( Baradero, 2010). Menurut Riskesdas 2007 diantara penyakit tidak menular pada semua kelompok umur diindonesia kanker berada pada urutan keenam setelah diabetes mellitus yaitu 4.3 %. Penyakit kanker dapat diobati dengan pembedahan, radiasi atau kemoterapi. ( Uripi 2006 ). Kemoterapi adalah terapi anti kanker untuk membunuh sel-sel tumor dengan mengganggu fungsi dan reproduksi seluler. Tujuan yang diharapkan dari kemoterapi yaitu untuk memperpanjang hidup, tetapi memiliki resiko efek samping dari pnggunaannya. ( Baradero, 2010 ). Dalam Penanganannya Kemoterapi mungkin dikombinasikan dengan pembedahan atau terapi radiasi, atau kedua-duanya, untuk menurunkan ukuran tumor sebelum operasi, untuk merusak semua sel-sel tumor (Brunner & Suddarth, 2003). Beberapa kanker dapat disembuhkan dengan kemoterapi saja. Kemoterapi menimbulkan efek samping yang ditimbulkan anatara lain hilang selera makan, lemas, mual, muntah gangguan pencernaan, gangguan otot syaraf, penurunan sel darah putih, leukopeni, gangguan body image, dan ketidaknyamanan, rambut rontok. Sehingga kemoterapi merupakan tindakan yang banyak menimbulkan kecemasan. (Stuart & Sundeen, 2005). Kecemasan merupakan kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar yang berkaitan dengan perasaan tidak pasti, merupakan respon emosiaonal dengan bermacam perasaan tidak menyenangkan yang ditimbulkan oleh hal yang tidak jelas, individu sering mengalami ketidakseimbangan yang membuatnya cemas, sedih, atau gelisah dan tidak bisa tidur yang dipicu oleh ketakutan. ( Stuart 2007 ). Kecemasan tersebut dapat ditunjukkan dari perubahan fisiologis seperti: gemetar, berkeringat, detak jantung meningkat, nyeri abdomen, sesak nafas dan perubahan perilaku seperti: gelisah, bicara cepat, reaksi terkejut dan secara tidak langsung melalui timbul gejala sebagai upaya untuk melawan kecemasan (Stuart, 2007). Menurut Rasmun (2004) koping pasien dapat dijadikan pedoman untuk mengontrol emosi dan stress akibat kemoterapi. Koping dipandang sebagai suatu faktor penyeimbang yang dapat membantu individu beradaptasi dengan kondisi yang menekan. koping adalah mekanisme untuk mengatasi perubahan yang dihadapi oleh individu, Apabila mekanisme koping ini berhasil, seseorang akan dapat beradaptasi terhadap perubahan tetapi bila koping tidak berhasil maka individu akan mengalami gangguan kejiwaan. Tetapi setiap individu, dalam menghadapi masalah yang sama akan berbeda-beda dalam menggunakan kopingnya (Safaria & Saputra, 2009). Rumah Sakit Urip Sumoharjo Bandar Lampung merupakan salah satu rumah sakit swasta yang menerima berbagai jenis penyakit dan tindakan

Asri Rahmawati, Arena Lestari, Ferry Setiawan *, Mekanisme Koping 49 medis, salah satunya adalah tindakan Kemoterapi yang sudah mempunyai ruangan kemoterapi sejak bulan Agustus 2014. Berdasarkan data dari ruang Kemoterapi periode Agustus 2014 sampai dengan Februari 2015 terdapat 923 pasien yang menjalani kemoterapi dengan rata-rata 131 pasien setiap bulannya. Berdasarkan hasil studi pendahuluan di ruang Kemoterapi RS Urip Sumoharjo dengan melakukan wawancara yang dilakukan peneliti pada 5 pasien Kanker yang akan menjalani kemoterapi di RS Urip Sumoharjo, 4 (80%) pasien mengungkapkan sering mengalami cemas, gelisah dan ketakutan terhadap dampak yang akan terjadi dari tindakan kemoterapi walaupun sudah menjalani kemoterapi lebih dari satu kali. Sedangkan 1 (20%) pasien mengungkapkan tenang dan pasrah serta siap dengan resiko dari tindakan yang akan dialami selama kemoterapi. Dari segi koping pasien terdapat 2 (40%) pasien memiliki koping yang kurang baik yaitu dengan menutup diri, tidak mau berinterkasi dengan orang lain dan lebih banyak diam, mereka lebih banyak berkomunikasi dengan keluarga. Sedangkan 3 (60%) pasien memiliki koping yang baik, hal ini tampak dari sikap pasien yang lebih terbuka dan dari jawaban pasien mengenai penyakit yang dideritanya saat ini. Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk meneliti judul Hubungan mekanisme koping pasien dengan tingkat kecemasan pada pasien kemoterapi di Ruang Kemoterapi RS Urip Sumoharjo Bandar Lampung tahun 2015 II. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan pada 90 responden yaitu semua pasien kemoterapi yang dirawat di ruang kemoterapi Rumah Sakit Urip Sumoharjo Bandar Lampung Tahun 2015. Tehnik pengumpulan data dilakukan dengan memberikan kuesioner dilakukan pada bulan Juni 2015. Data yang diperoleh selanjutnya diolah, dianalisa dan disajikan dalam tabel. III. HASIL PENELITIAN Tabel 1.Distribusi Frekuensi koping mekanisme Pasien Kemoterapi di Ruang Kemoterapi RS Urip Sumoharjo Bandar Lampung Tahun 2015 No Koping Mekanisme Frekuensi % 1 Mal adaptif 31 34,4 2 Adaptif 59 65,6 Total 90 100 Dari Table 1 diatas dapat dilaporkan bahwa sebagian besar responden kemoterapi di Ruang Kemoterapi RS Urip Sumoharjo yang memiliki koping mekanisme yang adaptif yaitu sebesar 59 orang (65,6% ).

50 MOTORIK, VOL.10 NOMOR 20, FEBRUARI 2015 Tabel 2 Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan Pasien Kemoterapi di RS Urip Sumoharjo LampungTahun 2015 No Kecemasan Frekuensi % 1 Berat 3 3.3 % 2 Sedang 27 30,0 % 3 Ringan 53 58,9 % 4 Tidak Cemas 7 7,8 % Total 90 100 Dari Table 2 diatas dapat dilaporkan bahwa sebagian pasien kemoterapi di Ruang Kemoterapi RS Urip Sumoharjo Bandar Lampung memiliki tingkat kecemasan ringan yaitu 53 orang ( 58,9 %). Mekanisme Koping Tabel 3 Distribusi Hubungan Mekanisme Koping dengan Tingkat Kecemasan pada Pasien Kemoterapi di Ruang Kemoterapi RS Urip Sumoharjo Bandar Lampung Tahun 2015 Kecemasan Total % P value Berat Sedang Ringan Tidak cemas N % N % N % N % N % Maladaptif 2 6,5 16 51.6 12 38.7 1 3.2 31 100 0.004 Adaptif 1 1,7 11 18.6 41 69.5 6 10.2 59 Total 3 3.3 27 30 53 58.9 7 7.8 90 Dari table 3 diatas menunjukkan bahwa dari 31 responden yang mempunyai mekanisme koping maladaptive sebanyak 16 ( 51,6 % ), mengalami cemas sedang, sedangkan dari 59 responden yang memiliki koping mekanisme adaptif sebanyak 41 orang ( 69,5 % ) mengalami cemas ringan. Dari hasil uji statistic diperoleh p value sebesar 0,004 ( lebih kecil dri alpha ) yang berarti yang berarti Ho ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara mekanisme koping dengan tingkat kecemasan pada pasien kanker yang mendapat kemoterapi di ruang Kemoterapi RS Urip Sumoharjo Bandar Lampung tahun 2015. IV. PEMBAHASAN Hasil uji statistik diperoleh nilai p-value sebesar 0,004 (lebih kecil dari nilai alpha = 0,05) yang berarti Ho ditolak, sehingga disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara mekanisme koping dengan tingkat kecemasan pada pasien kanker yang mendapat kemoterapi di ruang Kemoterapi RS Urip Sumoharjo Bandar Lampung tahun 2015. Hal ini sejalan dengan Penelitian Susilawati (2014) dengan judul hubungan dukungan keluarga dan koping pasien terhadap tingkat kecemasan pada pasien kanker dewasa yang mendapat kemoterapi pertama kali di rumah sakit dharmais Jakarta Barat yang menyatakan ada hubungan koping pasien terhadap tingkat kecemasan pada pasien kanker dewasa yang mendapat kemoterapi pertama kali dengan p value < 0,05. Mekanisme koping adalah mekanisme yang digunakan individu untuk menghadapi perubahan yang

Asri Rahmawati, Arena Lestari, Ferry Setiawan *, Mekanisme Koping 51 diterima. Koping merupakan respon individu terhadap situasi yang mengancam dirinya baik fisik maupun psikologik (Rasmun, 2004). Kecemasan adalah ketegangan atau perasaan tidak aman dan dikuatirkan yang timbul karena dirasa akan terjadi sesuatu hal yang tidak menyenangkan, tetapi gambarannya sebagaian besar tidak diketahui (Maramis, 2005). Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di lapangan, peneliti berpendapat bahwa mekanisme koping sangatlah berpengaruh terhadap tingkat kecemasan pasien dalam menghadapi kemoterapi, hal ini dibuktikan dari tabel 4.5 diperoleh dari 31 responden yang mekanisme koping maladaptif ada sebanyak 16 (51,6%) mengalami cemas sedang sedangkan dari 59 responden yang memiliki koping adaptif didapatkan sebanyak 41 orang (69,5%) mengalami hanya mengalami cemas ringan. Pada penelitian ini tidak ada pasien yang mengalami kecemasan berat sekali/panik. Sumber koping yang dimanfaatkan dengan baik seperti keberadaan dukungan keluarga dapat membantu pasien mengembangkan mekanisme koping yang adaptif, sehingga pasien dapat menanggulangi kecemasannya ditandai dengan tingkat kecemasan yang ringan dan sedang. Hal ini dikarenakan respon cemas seseorang tergantung pada kematangan pribadi, pemahaman dalam menghadapi tantangan, harga diri dan mekanisme koping yang digunakan (Stuart, 2007). Hasil penelitian ini terdapat hubungan antara mekanisme koping dengan kecemasan pada pasien yang mendapat kemoterapi, menunjukkan bahwa semakin baik mekanisme koping seseorang semakin berkurang tingkat kecemasannya. V. KESIMPULAN a. Sebagian besar responden yang mendapat kemoterapi di Ruang Kemoterapi RS Urip Sumoharjo Bandar Lampung Tahun 2015 memiliki mekanisme koping yang adaptif, yaitu sebanyak 59 orang (65,6%). b. Sebagian besar responden yang mendapat kemoterapi di Ruang Kemoterapi RS Urip Sumoharjo Bandar Lampung Tahun 2015 mengalami kecemasan ringan, yaitu sebanyak 53 orang (58,9%). c. Ada hubungan yang bermakna antara mekanisme koping dengan tingkat kecemasan pada pasien kanker yang mendapat kemoterapi di ruang Kemoterapi RS Urip Sumoharjo Bandar Lampung tahun 2015 dengan P- value 0,004. VI. SARAN Membuat suatu aturan atau Standar Operasional Pelaksanaan (SOP) tindakan yang akan dilakukan seperti tindakan pre kemoterapi sehingga dapat meningkatkan keterampilan petugas dalam melaksanakan asuhan/ pelayanan kepada pasien dengan berupa pendidikan kesehatan disertai dengan pembagian liflat sehingga diharapkan pasien dapat membaca kembali apa yang disampaikan oleh petugas medis dengan demikian diharapkan dapat menambah pengetahuan pasien tentang kemoterapi sehingga dapat menurunkan tingkat kecemasan ketika menghadapi kemoterapi.

52 MOTORIK, VOL.10 NOMOR 20, FEBRUARI 2015 DAFTAR PUSTAKA 1. Amalia (2009 ) Mengobati Ca Servix. Jogjakarta: Lanscope 2. Baradero( 2010 ) Askep Klien kanker. Jakarta: EGC 3. Brunner & Suddarth.(2002) Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC 4. Rasmun (2004). Stress, Koping, Adaptasi. Jakarta: Agung Seto 5. Stuart ( 2007) Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC 6. Susilawati (2014 ) Hubungan dukungan keluarga dan koping pasien terhadap kecemasan pasien kanker yang mendapat kemoterapi di RS Darmais. Jakarta.