Dr.dr.Ina Rosalina SpAK.Mkes.,MHKes DIREKTORAT PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN KEMENKES

dokumen-dokumen yang mirip
Usman Sumantri Kepala Badan PPSDM Kesehatan

KEBIJAKAN PELAYANAN KEFARMASIAN DI DIY DINAS KESEHATAN DIY

KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PUSKESMAS DAN KLINIK

PERKEMBANGAN PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

ARAH, KEBIJAKAN DAN STRATEGI PROGRAM PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN TAHUN Oleh: Kepala Badan PPSDM Kesehatan

RPJMN dan RENSTRA BPOM

INTEGRASI PROGRAM PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN. Usman Sumantri Kepala Badan PPSDM Kesehatan Surabaya, 23 November 2016

KEBIJAKAN AKREDITASI RUMAH SAKIT DI INDONESIA DARI BERBAGAI SUMBER

PERINGATAN HARI GIZI NASIONAL KE JANUARI 2017 TEMA : PENINGKATAN KONSUMSI SAYUR DAN BUAH NUSANTARA MENUJU MASYARAKAT HIDUP SEHAT

PERAN TENAGA KESEHATAN VOKASIONAL DALAM PENGUATAN PELAYANAN PRIMER DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

KEBIJAKAN PELAYANAN KESEHATAN PRIMER DI WILAYAH DTPK

STRATEGI PENINGKATAN KOMPETENSI TENAGA KESEHATAN DALAM MENGHADAPI PASAR BEBAS ASEAN 2015

PENGANTAR AKREDITASI PROGRAM KHUSUS KARS

KERJA NYATA SEHATKAN INDONESIA

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDMK. Kepala Badan PPSDM Kesehatan Jakarta, 26 September 2012

KEBIJAKAN DITJEN KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN MENDUKUNG DAN MENJAMIN AKSES SEDIAAN FARMASI DAN ALAT KESEHATAN

PENDAYAGUNAAN TENAGA KESEHATAN DI PUSKESMAS. Direktur Pelayanan Kesehatan Primer dr. Gita Maya Koemara Sakti, MHA

oleh: Nina Sardjunani Deputi Bidang SDM dan Kebudayaan, Bappenas

PENYIAPAN FASYANKES RUJUKAN DALAM JKN. Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan KEMENTERIAN KESEHATAN R.I

BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TRANSFORMASI PT. ASKES (PERSERO) PT. Askes (Persero)

KEBIJAKAN DALAM IMPLEMENTASI SPGDT DI INDONESIA

Revisi PP.38/2007 serta implikasinya terhadap urusan direktorat jenderal bina upaya kesehatan.

RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. asing yang bekerja paling singkat 6 (enam) bulan di Indonesia, yang telah

PERAN DINAS KESEHATAN DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN) DI DAERAH. Oleh : KOMISI VII RAKERKESNAS REGIONAL BARAT

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENANGGULANGAN GANGGUAN INDERA PENGLIHATAN DAN KEBUTAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERAN DAN DUKUNGAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENYELENGGARAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

RENCANA AKSI KEGIATAN sd Pusat Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan

PENGUATAN UPAYA PROMOTIF PREVENTIF DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN PRIMER DAN RUJUKAN

SAMBUTAN MENTERI PPN/KEPALA BAPPENAS

DUKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN DALAM PENINGKATAN KUALITAS TRI DHARMA DI POLTEKKES KEMENKES. Jakarta, 23 Maret 2017

RENCANA AKSI KEGIATAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TENAGA KESEHATAN TAHUN

- 1 - BAB I PENGUATAN REFORMASI BIROKRASI

DUKUNGAN DAN PERAN BADAN PPSDM KESEHATAN DALAM PENINGKATAN MUTU PROFESI KESEHATAN MASYARAKAT

VISI DAN MISI BPJS KESEHATAN TAHUN Fachmi Idris Direktur Utama

E-Health. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan

Dr. Hj. Y. Rini Kristiani, M. Kes. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kebumen. Disampaikan pada. Kebumen, 19 September 2013

BAB V. Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Banjarbaru Tahun Visi

KEBIJAKAN DALAM PENINGKATAN MUTU PELAYANAN PRIMER. Dr. Maya A.Rusady,M.Kes,AAK Direktur Pelayanan

Tujuan Pembangunan Negara RI adalah kesejahteraan kesehatan bagi masyarakat Indonesia.

KEBIJAKAN KEMENTERIAN KESEHATAN DALAM UPAYA PROTEKSI BISNIS PERUMAHSAKITAN DI ERA MASYARAKAT EKONOMI ASEAN

BIRO PERENCANAAN DAN ANGGARAN KEMENTERIAN KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. kekurangan nafkah, yang berada di luar kekuasaannya (Kemenkes RI, 2012).

PERAN DINAS KESEHATAN DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN) DI DAERAH. Oleh : KOMISI VII RAKERKESNAS REGIONAL TIMUR

Affordable and Accessible Quality Healthcare for Indonesia People: Strategic Approach

DR. dr. Bondan Agus Suryanto, SE, MA, AAK

Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Nasional dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional

ADVOKASI DAN SINKRONISASI REGULASI DI BIDANG KEFARMASIAN OLEH KEMENTERIAN KESEHATAN KEPADA PEMERINTAH DAERAH

RANGKUMAN RAPAT KERJA KESEHATAN NASIONAL (RAKERKESNAS) 2015 REGIONAL TIMUR

Keynote Speech. Nila Farid Moeloek. Disampaikan pada Mukernas IAKMI XIV Manado, 18 Oktober 2017

RENCANA AKSI KEGIATAN PUSAT DATA DAN INFORMASI TAHUN

Perbaikan sistem pembiayaan kesehatan era JKN menuju Universal Health Coverage

KEBIJAKAN PENGAWASAN INTERNAL DI KEMRISTEKDIKTI. Oleh : Prof. Jamal Wiwoho, SH, Mhum. (INSPEKTORAT JENDERAL KEMRISTEKDIKTI)

KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Hotel Mercure Convention Center Ancol - Jakarta, 19 Oktober 2017

Oleh. Asosiasi Dinas Kesehatan Seluruh Indonesia (ADINKES) 3/15/2014 1

HARAPAN dan ALTERNATIF KONSEP PROGRAM JKN di MASA MENDATANG *pandangan pengelola rumah sakit

BAB V VISI, MISI,TUJUAN DAN SASARAN

Sistem Kesehatan Nasional

RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN KESEHATAN

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN FASILITASI AKREDITASI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 1948 tentang Hak Azasi

MORE PROTECTION LESS ANTIMICROBIAL NILA F.MOELOEK

Disampaikan pada : PRA RAKERKESNAS DINAS KESEHATAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Hotel Luwansa, Palangkaraya, 17 Februari 2016

RENCANA AKSI KEGIATAN BIRO KOMUNIKASI DAN PELAYANAN MASYARAKAT TAHUN

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

KONSEP PELAYANAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI PELAYANAN KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

KEBIJAKAN INVESTASI INFRASTRUKTUR BIDANG PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

Eksistensi Apoteker di Era JKN dan Program PP IAI

Rencana Kerja Tahunan Tahun 2016

KEBIJAKAN KEMENTERIAN KESEHATANDi ERA JKN DALAM PROGRAM KESELAMATAN PASIEN

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

panduan praktis Sistem Rujukan Berjenjang

ARAH KE DEPAN PENYEDIAAN PELAYANAN KESEHATAN DAN KEBUTUHAN SDM KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang

SEKILAS TENTANG NUSANTARA SEHAT

BAB I PENDAHULUAN. berpusat di rumah sakit atau fasilitas kesehatan (faskes) tingkat lanjutan, namun

REGULASI DI BIDANG KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN UNTUK MENDUKUNG JKN

DR. UMBU M. MARISI, MPH PT ASKES (Persero)

SAMBUTAN DAN PENGARAHAN DIREKTUR JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN

HASIL SIDANG KOMISI III Paradigma Sehat : Pemberdayaan Masyarakat Dalam Upaya Promotif Preventif

HASIL SIDANG KOMISI III

dr. H R Dedi Kuswenda, MKes Direktur Bina Upaya Kesehatan Dasar Ditjen Bina Upaya Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. juga mengakui hak asasi warga atas kesehatan. Perwujudan komitmen tentang

Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan

PERAN KESMAS DALAM PROGRAM

PENGALAMAN BAIK KOTA TANGERANG DALAM PENYEDIAAN JAMINAN KESEHATAN DAERAH SERTA TANTANGAN YANG DIHADAPI PASKA PEMBERLAKUAN JKN

GUBERNUR SULAWESI TENGGARA

PRA-MUSRENBANGNAS RKP 2016 Kelompok Pembahasan: Kesehatan

Disampaikan Oleh : BADAN PPSDM KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN. Jakarta 12 Maret Materi 1. KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN

UPAYA PERBAIKAN TATA KELOLA PENGADAAN ALAT KESEHATAN DAN SPONSORSHIP

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Hak tingkat hidup yang memadai untuk kesehatan dan kesejahteraan

KEBUTUHAN DATA DAN INFORMASI UNTUK MENDUKUNG PERENCANAAN SDMK

PERESMIAN BPJS, PELUNCURAN PROGRAM JKN DAN INTEGRASI JAMINAN KESEHATAN SUMBAR SAKATO, KE JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI PROVINSI SUMATERA BARAT

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 52 TAHUN 2008 TENTANG KERANGKA KERJA MUTU PELAYANAN KESEHATAN WALIKOTA YOGYAKARTA,

BAB I I TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

POTENSI FRAUD DI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA & RUJUKAN TINGKAT LANJUT (FKTP&FKTL)

PROGRAM DAN KEBIJAKAN DIREKTORAT BINA PELAYANAN KEFARMASIAN DALAM RANGKA PENINGKATAN PELAYANAN KEFARMASIAN DAN POR. Tahun 2015

SEMILOKA NASIONAL PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS DAN PERAN DOKTER LAYANAN PRIMER

Transkripsi:

Kebijakan kementerian kesehatan tentang pelayanan kesehatan di era JKN dan MEA Dr.dr.Ina Rosalina SpAK.Mkes.,MHKes DIREKTORAT PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN KEMENKES

Outline MENTERI KESEHATAN Pendahuluan Kebijakan Perumahsakitan Menghadapi Era Mea Dan JKN Membangun Kualitas Layanan Prima Di RS 2

PENDAHULUAN 3

Goals Pemerintah (Nawa Cita) 1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa & memberikan rasa aman pada seluruh warga negara 2. Membuat pemerintah tidak absen/hadir dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya 3. Membangun Indonesia dari pinggiran, memperkuat daerah dan desa dalam kerangka Negara Kesatuan 4. Menolak negara lemah, melakukan reformasi sistem, penegakan hukum bebas korupsi, bermartabat terpercaya 5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia 6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional 7. Mewujudkan kemandirian ekonomi menggerakkan sektor sektor strategis ekonomi domestik 8. Melakukan revolusi karakter bangsa 9. Memperteguh Ke-Bhineka-an memperkuat restorasi sosial Indonesia

3 DIMENSI PEMBANGUNAN: PEMBANGUNAN MANUSIA, SEKTOR UNGGULAN, PEMERATAAN DAN KEWILAYAHAN VISI DAN MISI PRESIDEN TRISAKTI: Mandiri di bidang ekonomi; Berdaulat di bidang politik; Berkepribadian dlm budaya PROGRAM INDONESIA PINTAR PARADIGMA SEHAT 9 AGENDA PRIORITAS (NAWA CITA) Agenda ke 5: Meningkatkan kualitas Hidup Manusia Indonesia PROGRAM INDONESIA SEHAT RENSTRA 2015-2019 PENGUATAN YANKES KELUARGA SEHAT PROGRAM INDONESIA KERJA PROGRAM INDONESIA SEJAHTERA D T P K JKN 5 NORMA PEMBANGUNAN KABINET KERJA

PROGRAM INDONESIA SEHAT RENSTRA 2015-2019 Pilar 1. Paradigma Sehat Program Pengarusutamaan kesehatan dalam pembangunan Promotif - Preventif sebagai pilar utama upaya kesehatan Pemberdayaan masyarakat Pilar 2. Penguatan Yankes Program Peningkatan Akses terutama pd FKTP Optimalisasi Sistem Rujukan Penerapan Peningkatan pendekatan Mutu Penerapan continuum pendekatan of care continuum of care Intervensi berbasis Intervensi berbasis resiko kesehatan resiko kesehatan (health risk) (health risk) Pilar 3. JKN Program Benefit Sistem pembiayaan: asuransi azas gotong royong Kendali Mutu & Kendali Biaya Sasaran: PBI & Non PBI Tanda kepesertaan KIS KELUARGA SEHAT DTP K 6 6

7

PETA STRATEGI BUK 2015-2019 (VISI BUK 2019) Akses Pelayanan Kesehatan yang Terjangkau dan Berkualitas Bagi Masyarakat OUTCOM E Terwujudnya Peningkatan Akses Pelayanan Kesehatan Terwujudnya Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan Tersedianya SPA, Nakes, Obat Sesuai Standar Terakreditasinya Fasyankes Terwujudnya Inovasi Pelayanan Kesehatan Terwujudnya Kemitraan yang Berdaya Guna Tinggi Terwujudnya Sistem Manajemen Kinerja Fasyankes Terbentuknya Sistem Kolaborasi Pendidikan Nakes (Dokter Spesialis dan Layanan Primer) Terwujudnya Penguatan Sistem Rujukan Terwujudnya Optimalisasi Peran UPT Vertikal PROSES STRATEGIS Terwujudnya Ketepatan Alokasi Anggaran Terwujudnya Penguatan Mutu, Advokasi, Pembinaan dan Pengawasan Terwujudnya Sistem Perencanaan, Monitoring, EvaluasiTerintegrasi Terwujudnya Penguatan Mutu, Organisasi BUK SUMBER DAYA Tersedianya Dukungan Regulasi Tersedianya SDM Kompeten & Berbudaya Kinerja

LATAR BELAKANG REGIONALISASI SISTEM RUJUKAN RESTRUKTURISASI PELAYANAN KESEHATAN Tidak Terstruktur Care Secondary Primary Care Tertiary Care Self Care Terstruktu r Tertiary Secondary Primary Care Self Care Kondisi geografis Indonesia 17 ribu pulau JKN sistem rujukan berjenjang Penumpukan pasien di RS tertentu Jumlah RS yang terus bertambah tertib kelola bantuan pemerintah kepada RS melalui dana TP/DAK Kemenkes Adanya RS model yang penuhi standar

SKN 2012 Perpres 72/2012 Sistem Pelayanan KESEHATAN JKN (BERJENJANG) Koordinasi Timbal (Dukungan Balik IT, Regulasi) Tersier Sekunder INA CBG S Penanganan subspesialistik Penanganan spesialistik Gatekeeper Primer FOKUS PADA PELAYANAN PRIMER Kapitasi Pengelolaan keluhan kesehatan, promotif, preventif, surveilans

Dokter Praktik Mandiri, Klinik Pratama, Puskesmas, RS Kls D Pratama ALUR SISTEM RUJUKAN Fasyankes Primer (PPK I) Yan berbasis masyarakat Pasie n Fasyankes Sekunder (PPK II) Klinik Utama, RS kelas D, C dan B Posbindu, Polindes Posyandu Fasyankes Tertier (PPK III) RS Kls A

PENGUATAN SISTEM RUJUKAN latar belakang akses pelayanan yang belum merata rujukan pasien belum efektif dan efisien penumpukan pasien di RS tertentu tujuan meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan rujukan. mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan rujukan manfaat rujukan pasien terdistribusi mendekatkan akses pelayanan 144 RS RUJUK AN

TANTANGAN PEMBANGUNAN KESEHATAN Pencapaian MDGs dan Post MDGs & SDGs Implementa si JKN angka kematian Ibu & Bayi angka kemiskinan angka kesakitan akses pelayanan Pelayanan yg terstruktur Pelayanan yg efisien & efektif Derajat kesehatan rakyat yg setinggitingginya 13

Tuntutan globalisasi, MEA dan situasi saat ini 14

Tantangan Bidang Kesehatan MENTERI KESEHATAN Eksternal: MEA 2015, Mobilisasi populasi, Global Burden of Disease Bagaimana menyikapinya? Internal: Jumlah Penduduk, Luas wilayah, Infrastruktur, SDM 15

Tantangan Kebijakan Kedepan MENTERI KESEHATAN RPJMN KE III SDM DAN AKSES INFRASTRUKTUR BERKUALITAS ERA PEMERINTAHAN BARU JKN KARTU INDONESIA SEHAT AGENDA PASCA MDGs TERCAPAINYA 12 GOALS 2015 MASYARAKAT EKONOMI ASEAN 2015 MENGHADAPI PERSAINGAN SEKTOR KESEHATAN PERPRES 39/2014 2019 SELURUH AGENDA GLOBAL MENUNTUT PENINGKATAN DAYA SAING: SIAPKAH RUMAH SAKIT MENGHADAPI GLOBALISASI 16

KARAKTERISTIK MEA / AEC 4 MODE OF SUPPLY JASA KESEHATAN Tele-medicine Mode 1: Cross border supply Mode 2: Consumptio n abroad Pasien berobat ke RS di LN Mode 4 : Presence of Natural persons Mode 3: Commercial presence NAKES WNA Diatur dlm MRA Diatur dlm Movement of Natural Person (MNP) Agreement PMA : RS/Klini 17

DAMPAK AEC/ MEA DI BIDANG KESEHATAN BIDANG PERUMAHSAKITA N SDM KESEHATA N INDUSTRI FARMASI DAN ALKES ASURANSI KESEHATAN 18

TANTANGAN MEA Peningkatan kompetensi nakes Peningkatan alkes dan teknologi kesehatan Peningkata n mutu layanan & kualitas nakes Peningkatan akreditasi nasional internasional RS 19

PELUANG MEA Investasi modal asing di fasyankes Nakes Indonesia menembus pasar luar negeri karakteristik nakes Indonesia lebih disukai Peningkatan kerjasama / networking

ENTERI KESEHATAN EPUBLIK INDONESIA Permasalahan Tenaga 1. Jumlah Tenaga Kurang Kesehatan Kondisi tenaga kesehatan Puskesmas (9.655 per Oktober 2014): a. 1.039 puskesmas tanpa dokter b. 3.029 puskesmas tanpa tenaga gizi c. 7.781 puskesmas tanpa tenaga asisten apoteker d. 4.252 Puskesmas tanpa tenaga analis. Jenis Target 2014 Nakes per 100.000 penduduk Status Tahun 2014 Target 2019 Dokter 40 39,5 45 Umum Dokter 12 10,1 13 Gigi Perawat 158 100,6 180 Bidan 100 98,4 120 2. Distribusi tidak merata, 3. Mutu belum memadai (November 2014) PARAMETER Profesi Ners Periode Juni Juli DIII Keperawatan DIII Kebidanan Nilai Batas Lulus 46,70 42,16 40,14 % Kelulusan 57,81 47,81 64,65 Periode November - Desember Nilai Batas Lulus 46,70 44,48 40,28 % Kelulusan 46,20 59,90 76,32 21

Kebijakan perumahsakitan menghadapi era Mea dan JKN 22

JUMLAH RUMAH SAKIT TEREGISTRASI JUMLAH RS TEREGISTRASI JUMLAH RS PROVIDER JKN 33 RS Kemenkes 33 115 568 125 42 RSUD Provinsi RSUD Kab/Kota RS TNI RS POLRI 94 523 105 40 70% PKS dgn BPJS 63 BUMN 42 1572 SWASTA 777 Total : 2526 Total : 1762 Sbr data : RS Online & Data Faskes BPJS Kesehatan, 12 Mei 2016

KESIAPAN MENGHADAPI MEA & JKN 1). Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan melalui akreditasi RS berskala internasional (JCI) untuk mengurangi keinginan konsumen ke luar negeri: 9 Rumah Sakit Pemerintah (RSUPN Cipto Mangunkusumo, RSUP Fatmawati, RSUP dr. Sardjito, RSUP Sanglah Denpasar, RSUP dr. Wahidin Sudiro Husodo Makassar, RSPAD Gatot Subroto, RSUP Kariadi, RSUP Hasan Sadikin, RSUP Adam Malik 13 Rumah Sakit Swasta (RS Awal Bros Batam, RS Awal Bros Bekasi, RS Awal Bros Pekanbaru, RS Awal Bros Tangerang, RS Premier Surabaya, RS Premier Jatinegara, RS Pondok Indah Puri Indah, RS. Siloam Karawaci, RS. Premier Bintaro, RS. Sentosa Bandung dan RS. Eka Pekanbaru, RS Eka Lippo Krawaci, JEC Kedoya) 24

2) Pengembangan Medical Tourism Untuk Menarik Konsumen Luar Negeri Saat ini beberapa rumah sakit pemerintah dan swasta mengembangkan kegiatan untuk mendukung medical tourism 3) Mendorong peningkatan kualitas tenaga kesehatan dalam negeri Akreditasi Institusi Pendidikan Uji Kompetensi di akhir masa studi Penyesuaian kurikulum berstandar internasional Penyelenggaraan pelatihan keprofesian Peningkatan kemampuan berbahasa asing 25

4) Pembagian kewenangan dengan Pemerintah Daerah Undang-Undang No.23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah dalam hal Penerbitan izin dan Penetapan kelas RS PEMERINTAH PUSAT PEMDA PROVINSI PEMDA KABUPATEN/KOTA Penerbitan izin rumah sakit kelas A dan fasilitas pelayanan kesehatan penanaman modal asing (PMA) serta fasilitas pelayanan kesehatan tingkat nasional. Penerbitan izin rumah sakit kelas B dan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat Daerah provinsi. Penerbitan izin rumah sakit kelas C dan D dan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat Daerah. 26

5) Izin Rumah Sakit penanaman modal asing (PMA) MENTERI KESEHATAN Izin Rumah Sakit Penanaman Modal Asing (PMA) dikeluarkan dengan mengacu pada hal-hal berikut: Harus berbentuk badan hukum Perseroan Terbatas (PT) Perumahsakitan Mengadakan kerjasama dengan badan hukum Indonesia yang bergerak di bidang perumahsakitan Hanya untuk menyelenggarakan Rumah Sakit Pelayanan yang diberikan adalah pelayanan spesialistik dan/atau subspesialistik Lokasi di seluruh wilayah Indonesia Besaran modal asing maksimal 67 % Direktur rumah sakit harus Warga Negara Indonesia. PIMPINAN RS Pimpinan/Manajer Fasyankes berlatarbelakang ilmu kesehatan Dokter/Dokter Gigi yang mempunyai keilmuan di bidang perumahsakitan untuk jabatan di RS Dokter/Dokter Gigi Asing tidak boleh menjabat sebagai Direktur SDM/Kepala Bagian SDM 27

6) Pemenuhan Infrastruktur Rumah Sakit Kelengkapan Rumah Sakit sesuai dengan standar Permenkes 56 tahun 2014 7) Regionalisasi Sistem Rujukan Pengelolaan pelayanan kesehatan rujukan sesuai standar kompetensi SDM, kewenangan pelayanan kesehatan, serta sistem rujukan berjenjang 28

MEMBANGUN KUALITAS LAYANAN PRIMA DI Rumah Sakit 29

Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit era JKN Peningkatan Mutu Rumah Sakit di JKN mencakup pencapaian sasaran yang sudah ada, meliputi : Tata Kelola Klinik Dan Manajemen Budaya Dan Etos Kerja Sarana Kesehatan Pelayanan Kesehatan SDM Kesehatan

Indikator Kinerja di Rumah Sakit Kepuasan Peserta : >75% peserta merasakan puas dan bermutu Kualitas Pelayanan Kesehatan Pemenuhan Komitmen Pelayanan Efisiensi Biaya Perencan aan Mutu Pelayanan & Keselamat an Pasien Akreditasi Indikasi Kejadia n Fraud & Abuse 31

PENUTUP ASEAN secara geopolitik merupakan wilayah yang sangat strategis MEA bertujuan membentuk pasar yang menguntungkan setiap negara Mode Globalisasi 3 didorong untuk dibuka, sedangkan mode 4 masih dalam persiapan. Implementasi MRA bidang jasa kesehatan mencakup: dokter, dokter gigi, perawat. Peran RS Swasta dalam mendukung keberhasilan program pelayanan Jaminan Kesehatan Nasional yaitu memberikan komitmen pelayanan kesehatan Pembiayaan kesehatan saat ini menggunakan dana APBN, diharapkan kehati-hatian penggunaannya, khususnya antisipasi terhadap Fraud, baik dalam pelayanan kesehatan juga dalam investasi pelayanan kesehatan Akreditasi sebagai syarat PKS (perjanjian kerjasama dengan BPJS Kesehatan) untuk dipatuhi 32

Terima kasih 33