BAB I PENDAHULUAN. tetapi jika dilihat kondisi UMKM di Indonesia, dapat dikatakan bahwa UMKM kurang

dokumen-dokumen yang mirip
( Orchidya Sari, , Fakultas Hukum Universitas Andalas, 82 halaman, 2011 )

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia sebagaimana yang tertuang dalam. Undang-Undang Dasar 1945 dan Pancasila.

BAB I PENDAHULUAN. terkadang UMKM seolah tidak mendapat dukungan dan perhatian dari. selama memiliki izin usaha dan modal cukup.

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan nasional, dan penyediaan lapangan kerja. Usaha mikro, kecil dan

BAB I PENDAHULUAN. inovatif dalam mengembangkan dan memperoleh sumber-sumber dana. baru. Dengan liberalisasi perbankan tersebut, sektor perbankan

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyatu dengan ekonomi regional dan internasional yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. sebagai tempat untuk berkomunikasinya antar anggota keluarga dan juga. sebagai tempat berkumpulnya sebuah keluarga.

PENDAHULUAN. orang-orang yang melanggar perintahnya, maka amal perbuatan mereka akan

BAB I PENDAHULUAN. akan berkaitan dengan istri atau suami maupun anak-anak yang masih memiliki

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Nomor 10 Tahun Menurut Pasal 1 ayat 2

BAB I PENDAHULUAN. nasional, kearah peningkatan taraf hidup rakyat banyak. Perbankan di Indonesia termasuk Hukum Perbankan Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. menerapkan prinsip kehati-hatian. Penerapan prinsip kehati-hatian tersebut ada

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan nasional adalah mewujudkan masyarakat adil dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Sinungan (1991 : 46), tentang kredit sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. bank. Kebijaksanaan tersebut tertuang dalam Undang-Undang No.7 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia, baik secara langsung maupun tidak langsung. Peran koperasi

BAB I PENDAHULUAN. Sejak Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan, ada

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu agama yang mengajarkan prinsip at ta awun yakni saling

BAB I PENDAHULUAN bagian Menimbang huruf (a). Guna mencapai tujuan tersebut, pelaksanaan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ketentuan Umum Perkreditan Bank 2.2. Unsur-unsur dan Tujuan Kredit

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tak lepas dari kebutuhan yang

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian kredit Kata dasar kredit berasal dari bahasa Latin credere yang berarti

BAB IV ANALISIS STRATEGI PENCEGAHAN DAN IMPLIKASI PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH MULTIGUNA BERMASALAH

BAB II LANDASAN TEORI. diberikan oleh pemilik dana kepada pengguna dana. Bank percaya kepada

BAB 1 PENDAHULUAN. usaha. Kredit tersebut mempunyai suatu kedudukan yang strategis dimana sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN. dalam kondisi ini. Akibat adanya rasionalisasi maupun pemutusan hubungan kerja

BAB I PENDAHULUAN. Didalam perkembangan dunia yang sangat pesat ini mencakup didalamnya. keuangan dalam pembiayaan pembangunan sangat diperlukan.

BAB I PENDAHULUAN. dana masyarakat serta memberikan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas

BAB I PENDAHULUAN. provisi, ataupun pendapatan lainnya. Besarnya kredit yang disalurkan akan

BAB I PENDAHULUAN. Subagyo, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta, 2002, hlm. 127.

BAB I PENDAHULUAN. roda perekonomian dirasakan semakin meningkat. Di satu sisi ada masyarakat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pembayaran uang, dimana lembaga keuangan memberikan peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan perekonomian di Indonesia yang semakin maju,

BAB I PENDAHULUAN. satu faktor penentu dalam pelaksanaan pembangunan. pelaku pembangunan baik pemerintah maupun masyarakat sebagai orang

BAB I PENDAHULUAN. H. Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Pustaka Setia, Bandung, 2013, hlm.33.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam dunia perbankan, terutama perbankan syari ah tidak lepas dari

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya didukung oleh unit-unit usaha kecil. Kemampuan masyarakat

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Mulyadi (2012:5), prosedur adalah urutan kegiatan klerikal yang

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan perkembangan-perkembangan yang terjadi di dunia.

PENDAHULUAN. mempengaruhi tingkat kesehatan dunia perbankan. 10 tahun 1998 tentang perubahan atas Undang-undang nomor 7 tahun 1992

I. PENDAHULUAN. untuk menanggung pembayaran kembali suatu hutang, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. atau kelebihan dana (surplus spending unit-ssu) dan menyalurkan kredit kepada

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal

BAB I PENDAHULUAN. dan perdagangan sehingga mengakibatkan beragamnya jenis perjanjian

BAB I PENDAHULUAN. dana (funding) dan menyalurkan dana (lending) masyarakat perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. fatwa MUI yang mengharamkan bunga bank. 1. nilai-nilai syariah berusaha menciptakan suatu keadilan di bidang ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan intensitasnya, kebutuhan manusia dibagi menjadi 3 (tiga) yaitu

BAB II LANDASAN TEORI. bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit

BAB I PENDAHULUAN. Peran bank sangat besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bank selain sebagai tempat menyimpan uang juga dikenal sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dunia perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Faktor-Faktor Pembiayaan Murabahah Bermasalah. Pembiayaan dalam Pasal 1 butir 12 UU No. 10 Tahun 1998 jo. UU No.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. transaksi dapat terjadi berulang kali dan dilaksanakan secara seragam.

Pengalokasian Dana Bank (Kredit dan Pembiayaan)

BAB II TINJAUAN TENTANG PERJANJIAN KREDIT PADA UMUMNYA. A. Pengertian Bank, Kredit dan Perjanjian Kredit

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pokoknya adalah menghimpun dana dan menyalurkan kembali dana tersebut

BAB I PENDAHULUAN. di dalamnya juga mencakup berbagai aspek kehidupan, bahkan cakupannya

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. segala kebutuhannya tersebut, bank mempunyai fungsi yang beragam dalam

BAB I PENDAHULUAN. dan aspek sumber daya manusia. Hal terpenting dari aspek-aspek tersebut dalam

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS. 1. Prosedur Pembiayaan Musyārakah Pada Bank Negara Indonesia. Syariah Kantor Cabang Banjarmasin

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang didirikan sejak tahun 1895 merupakan salah satu bank yang

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana terkandung dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992

BAB I PENDAHULUAN. Didalam kehidupan bermasyarakat kegiatan pinjam meminjam uang telah

BAB I PENDAHULUAN. penduduk menjadikan Indonesia harus dapat meningkatkan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Melihat dari hal tersebut dapat dikatakan bahwa kegiatan pinjam-meminjam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dan sejahtera berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi secara internasional maupun domestik masing-masing Negara.

Skripsi. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Analisa Kredit dengan Agunan : Studi Kasus pada Koperasi Swamitra Tugu Sejahtera Semarang

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Character terhadap Tingkat Pengembalian Angsuran. Pembiayaan Murabahah pada BMT As-Salam Kras-Kediri Tahun 2015

BAB I PENDAHULUAN. dan diperhadapkan dengan sumber pendapatan yang tidak mencukupi

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Guna mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi saat ini memiliki dampak yang positif, yaitu

BAB II TINJAUAN UMUM PERJANJIAN PINJAM MEMINJAM UANG A. PEMBERIAN KREDIT OLEH BANK INDONESIA

BAB 5 KEGIATAN MENGALOKASIKAN DANA

PELAKSANAAN PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT SKALA MIKRO PADA BANK TABUNGAN NEGARA CABANG SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. pinjaman yang mempunyai kelebihan uang bersedia meminjamkan uang kepada

BAB 1 PENDAHULUAN. lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KREDIT. bank secara keseluruhan. Kredit berperan sebagai faktor pendorong dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional yang dilaksanakan saat ini adalah pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. perbankan. Sektor perbankan memiliki peran sangat vital antara lain sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dimaksud dalam Undang-undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. Bakti, 2006), hlm. xv. 1 Muhamad Djumhana, Hukum Perbankan Indonesia, cet.v, (Bandung:Citra Aditya

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka mengatasi krisis tersebut. Melihat kenyataan tersebut banyak para ahli

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang berdasarkan kepada firman Allah SWT yang. termaktub didalam Al-Qur an dan sunnah Rasulullah saw.

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka menyejahterakan hidupnya. Keinginan manusia akan benda

BAB III TELAAH PUSTAKA. diharapkan dan dikaitkan dengan kedudukan seseorang 28. Seseorang dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. hukum membutuhkan modal untuk memulai usahanya. Modal yang diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. statistik menunjukan perputaran keuangan pada sektor perbankan 2011

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat adalah kegiatan pinjam-meminjam. Pinjam-meminjam

PENGALOKASIAN DANA BANK

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu bagian penting dari perekonomian suatu negara ataupun daerah, tidak terkecuali di Indonesia. Akan tetapi jika dilihat kondisi UMKM di Indonesia, dapat dikatakan bahwa UMKM kurang mendapat perhatian dari Pemerintah. Beberapa alasan yang menyebabkan pentingnya pengembangan UMKM antara lain potensi UMKM dalam menciptakan dan memperluas lapangan kerja, serta peranan UMKM dalam jangka panjang sebagai basis untuk mencapai kemandirian pembangunan ekonomi. 1 UMKM mempunyai peran penting dalam pembangunan ekonomi karena tingkat penyerapan tenaga kerjanya yang relatif tinggi dan kebutuhan modal investasinya yang kecil. UMKM mampu dengan cepat menangkap berbagai peluang untuk meningkatkan pemenuhan kebutuhan dalam negeri. Karena itu, pengembangan UMKM dapat menunjang ekonomi yang merupakan syarat bagi pembangunan ekonomi jangka panjang yang stabil dan berkesinambungan. Namun pada kenyataannya, UMKM masih belum dapat mewujudkan kemampuan dan perannya secara optimal dalam perekonomian nasional. Hal ini disebabkan UMKM masih menghadapi berbagai hambatan dan kendala, baik yang bersifat eksternal maupun internal, dalam bidang produksi dan pengolahan, pemasaran, permodalan, sumber daya 1 Orchidya Sari, Pelaksanaan Penjaminan Kredit Usaha Mikro Kecil dan Menengah Pada PT. Askrindo Padang, http://repository.unand.ac.id, diakses tgl. 21 November 2014.

manusia dan teknologi, serta iklim usaha yang belum mendukung bagi perkembangannya. Dari sisi internal, secara umum UMKM masih menghadapi rendahnya kualitas SDM seperti kurang terampilnya SDM, rendahnya penguasaan teknologi serta manajemen dan informasi pasar. Sedangkan dari sisi eksternal UMKM masih menghadapi permasalahan terkait masih terbatasnya penyediaan produk jasa lembaga keuangan. Keterbatasan akses pendanaan ke lembaga keuangan ini salah satunya disebabkan oleh keterbatasan aset yang dimilki oleh UMKM untuk dijadikan jaminan kredit bank. Dari hasil survei kegiatan dunia usaha (SKDU) diperoleh informasi bahwa kendala dalam memperoleh akses kredit dari lembaga perbankan sebagian besar disebabkan oleh masalah jaminan dan prosedur pengajuan. Bagi usaha mikro kecil, kredit dirasa cukup penting mengingat kebutuhan untuk pembiayaan modal kerja dan investasi diperlukan guna menjalankan usaha dan meningkatkan modal kerja. Permasalahan timbul ketika pengusaha mikro kecil tersebut dihadapkan kepada kelengkapan persyaratan bank guna memperoleh pinjaman. Meskipun usaha mereka berskala mikro, namun sebagian besar pengusaha mengalami kesulitan dalam penyediaan aset dengan jumlah yang cukup untuk memenuhi persyaratan jaminan kredit bank. Dalam sistem pemberian kredit juga didasarkan atas keyakinan bank pada kemampuan dan kesanggupan nasabah untuk membayar hutangnya. Untuk memperoleh keyakinan tersebut, maka sebelum memberikan kredit, bank harus melakukan penilaian dengan seksama terhadap watak, kemampuan, modal, agunan/jaminan, dan prospek dari

debitur. Dalam dunia perbankan, kelima faktor yang dinilai tersebut dikenal dengan sebutan: The Five Of Credit Analysis atau prinsip 5C ( Character, Capacity, Capital, Collateral Dan Condition Of Economic ) dan 4P ( Personality, Purpose, Prospect, Dan Payment ). Cara penilaian yang demikian menjadi pedoman bagi pihak bank untuk mencegah terjadinya kredit bermasalah dikemudian hari dan penelitian suatu bank untuk memberikan persetujuan terhadap suatu permohonan kredit. 2 Perbankan Indonesia dalam melakukan usahanya berazaskan demokrasi ekonomi dengan mengunakan prinsip kehati-hatian, yang sesuai dengan pasal 2 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998. Prinsip ini harus diterapkan oleh setiap bank agar tidak mengalami risiko kredit macet, karena tidak satupun bank yang menginginkan kredit yang disalurkannya tumbuh menjadi kredit macet. Sudah menjadi rahasia umum, bahwa berapapun telitinya pihak bank dalam pemberian kredit walaupun pihak bank tersebut memberikan kredit dengan prinsip kepercayaan dan kehati-hatian kepada nasabah, namun dalam kenyataannya kredit yang disalurkan oleh bank tersebut sebagian mengalami kredit macet. 3 Dalam pemberian kredit ini, proses hukum merupakan hal yang sangat penting dan perlu diperhatikan. Agar adanya kepastian dan perlindungan yang didapatkan oleh masing-masing pihak baik pihak bank maupun nasabah (UMKM) dalam proses pengkreditan. Hal ini terbukti dengan banyaknya terjadi kredit macet yang menyebabkan kerugian pada bank dan mengganggu kesehatan stabilitas bank karena nasabah tidak dapat mengembalikan pinjamannya. 2 Hermansyah, Hukum Perbankan Nasional Indonesia, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2005), h. 63 3 Dhaniswara K. Harjono, Aspek Hukum Dalam Bisnis, (Jakarta: Pusat Pengembangan Hukum Dan Bisnis Indonesia, 2009), h. 73

Kesulitan UMKM untuk mendapatkan sumber pembiayaan dari bank bukan semata-mata karena terbatasnya jaminan yang bisa disediakan oleh UMKM. Tetapi bisa juga bersumber dari pemahaman dan anggapan yang sering berlebihan dari sebagian besar lembaga perbankan bahwa melayani usaha kecil mengandung risiko tinggi serta melayani usaha kecil yang jumlahnya banyak sangat merepotkan dan meningkatkan biaya transaksi. Dalam hal ini kalangan perbankan mendesak pemerintah untuk membentuk lembaga penjamin kredit perbankan bagi para pengusaha berskala mikro. Alasannya selama ini perbankan kesulitan untuk mengucurkan kredit karena proposal usaha kecil seringkali dinilai tidak cukup layak sehingga sulit disetujui. Bankir mengaku sangat kesulitan dalam melakukan analisa kemampuan para pengusaha berskala mikro karena sebagian besar dari mereka tidak menerapkan manajemen usaha yang tertib. Kondisi para pengusaha mikro semacam itu sangat menyulitkan perbankan dalam melakukan analisa keuangan terutama ketika hendak memberikan persetujuan atas pengajuan kredit usaha. Oleh karena itu, diharapkan Pemerintah mendirikan infrastruktur pendukung berupa lembaga penjamin kredit guna memayungi keberadaan para pengusaha berskala mikro yang jumlahnya sangat besar. Berangkat dari kondisi tersebut, Pemerintah kemudian mendirikan Lembaga Penjamin Kredit. Tujuan utamanya adalah untuk memberikan kemudahan kepada usaha kecil, menengah, dan koperasi dalam mendapatkan pinjaman di Bank Mitra perusahaan tersebut, yang terkendala dengan masalah jaminan atau agunan kredit. Seperti kita ketahui bahwa setelah suatu kredit layak dan disetujui untuk diberikan pinjaman oleh bank, maka tahap selanjutnya adalah menentukan syarat dan ketentuan pencairan kredit

dimana salah satu syaratnya adalah aspek kolateral/agunan yang harus terpenuhi (biasanya minimal sama dengan jumlah kredit). Sikap tolong-menolong seperti tersebut merupakan ciri khas umat muslim sejak masa Rasulullah SAW. Pada masa itu tidak ada seorang muslim pun membiarkan muslim lainnya kesusahan, hal ini tergambar jelas ketika terjadinya hijrah umat muslim Mekkah ke Madinah. Kaum Ansor atau kamu muslim Madinah menerima dengan baik kedatangan mereka yang seiman dengan sambutan yang meriah, kemudian mempersilahkan segalanya bagi para muhajirin. Dalam hal tolong-menolong (ta awun), Islam memiliki konsep sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur an surat Al-Maidah, ayat 2 :...... Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-nya. Ayat tersebut menerangkan bahwa Allah mengajak untuk saling tolong-menolong dalam kebaikan dengan beriringan ketakwaan kepada-nya. Sebab dalam ketakwaan, terkandung ridha Allah. Sementara saat berbuat baik, orang-orang akan menyukai. Barang siapa memadukan antara ridha Allah dan ridha manusia, sungguh kebahagiaannya telah sempurna dan kenikmatan baginya sudah melimpah. Beranjak dari uraian diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti lebih dalam lagi tentang peran Perum Jamkrindo dalam penjaminan kredit UMKM. Penelitian tersebut akan dituangkan dalam skripsi yang berjudul Pelaksanaan Penjaminan Kredit Usaha

Mikro Kecil Dan Menengah Oleh Lembaga Penjamin Kredit (Studi Kasus Pada Perum Jamkrindo Kantor Pelayanan Penjaminan Syariah Cabang Banjarmasin). B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan tersebut, terdapat hal yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana pelaksanaan penjaminan kredit usaha mikro, kecil dan menengah pada Perum Jamkrindo Cabang Banjarmasin? 2. Bagaimana pertanggung jawaban Perum Jamkrindo terhadap Penerima Jaminan apabila terjadi wanprestasi oleh Terjamin? C. Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui pelaksanaan penjaminan kredit usaha mikro, kecil dan menengah pada Perum Jamkrindo Cabang Banjarmasin. 2. Untuk mengetahui pertanggung jawaban Perum Jamkrindo terhadap Penerima Jaminan apabila terjadi wanprestasi oleh Terjamin. D. Signifikasi Penelitian 1. Secara teoritis penelitian ini diharapkan berguna untuk: a. Bahan informasi ilmiah dalam ilmu kesyariahan, khususnya dalam bidang ekonomi Islam yang salah satunya adalah tentang pelaksanaan penjaminan kredit usaha mikro, kecil dan menengah oleh Lembaga Penjamin Kredit.

b. Bahan informasi bagi peneliti lain yang ingin mengadakan penelitian lebih mendalam tentang masalah ini dari sudut pandang yang berbeda. c. Bahan kajian ilmiah untuk menambah khazanah pengembangan keilmuan pada kepustakaan IAIN Antasari Banjarmasin. 2. Secara praktis penelitian ini diharapkan bisa berguna sebagai bahan informasi bagi dunia perbankan tentang pelaksanaan penjaminan kredit usaha mikro, kecil dan menengah oleh Lembaga Penjamin Kredit. E. Definisi Operasional 1. Penjaminan Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, penjamin adalah orang yang menanggung akan keselamatan orang atau yang berjanji akan memenuhi kewajiban (membayar hutang dsb) sebagai pengganti orang yang membuat perjanjian apabila ia tidak menepati janjinya. Sedangkan penjaminan adalah perbuatan (cara dsb) menjamin. 4 Penjaminan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penjaminan kredit usaha mikro, kecil dan menengah oleh Lembaga Penjamin Kredit (Perum Jamkrindo). 2. Kredit Kredit menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia adalah menjual barang dengan tiada pembayaran tunai (pembayaran ditangguhkan atau diangsur). 5 4 W.J.S Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: PN Balai Pustaka, 1976), h. 399 5 Ibid., h. 526

Menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998, kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. 6 3. UMKM Usaha Mikro, Kecil dan Menengah berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 adalah usaha produktif milik orang perorangan dan atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha sebagaimana diatur dalam Undang- Undang ini. 4. Lembaga Penjamin Kredit Adalah lembaga atau badan hukum yang bergerak dibidang keuangan dengan kegiatan usaha pokoknya melakukan penjaminan kredit. Pembentukan Lembaga Penjamin Kredit dimaksudkan untuk membantu usaha mikro, kecil dan menengah dalam rangka mengakses pendanaan dari Perbankan dan Lembaga Keuangan lainnya. Lembaga Penjamin Kredit yang dimaksud penulis dalam penelitian ini adalah Perum Jamkrindo Kantor Pelayanan Penjaminan Syariah Cabang Banjarmasin. F. Kajian Pustaka 6 Kasmir, Dasar-Dasar Perbankan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2012), h. 113

Berdasarkan penelaahan terhadap penelitian terdahulu yang telah dilakukan berkaitan dengan penelitian penulis, maka telah ditemukan penelitian sebelumnya yang juga mengkaji tentang persoalan tersebut, namun demikian ditemukan perbedaan dengan persoalan yang penulis angkat. Di antara penelitian yang dimaksud yaitu: 1. Penelitian yang berjudul Pertanggung Jawaban Lembaga Penjamin Simpanan Terhadap Nasabah dan Bank, diteliti oleh Resi Anandra yang merupakan mahasiswa dari Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara- Medan pada tahun 2011. Dalam penelitian ini Resi Anandra mengungkap tentang tanggung jawab oleh Lembaga Penjamin Simpanan terhadap nasabah dan juga kepada perbankan. 2. Penelitian yang berjudul Peranan Bank Syariah Cabang Banjarmasin Dalam meningkatkan Usaha Mikro Masyarakat Kota Banjarmasin. Diteliti oleh Jum atul Alia NIM (0501156835) Jurusan Ekonomi Islam Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam. Ini meneliti tentang bagaimana peran dari Bank Syariah BRI Cabang Banjarmasin khusus dalam meningkatkan usaha mikro masyarakat kota Banjarmasin yang mana maksud dalam penelitian ini adalah bagaimana cara Bank Syariah BRI Cabang Banjarmasin dalam memajukan usaha mikro di kota Banjarmasin. Setelah penulis mengkaji dari kajian pustaka diatas terdapat ruang lingkup yang berbeda dengan penelitian penulis lakukan, karena dalam penelitian yang penulis angkat ini terfokus pada pelaksanaan penjaminan kredit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah oleh Lembaga Penjamin Kredit (Perum Jamkrindo).

G. Sistematika Penulisan Penulisan skripsi ini terdiri dari V (lima) bab yang dijabarkan sebagai berikut: BAB I Pendahuluan, terdiri dari beberapa sub, yaitu latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, signifikasi penelitian, definisi operasional, kajian pustaka, dan sistematika penulisan. BAB II Landasan teori, yang menjadi acuan untuk menganalisis data yang diperoleh yang memuat tentang Jaminan, Manajemen Kredit, Kewirausahaan, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dan Lembaga Penjamin Kredit. BAB III Metode penelitian, yang terdiri dari jenis, sifat, dan lokasi penelitian, subjek dan objek penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, teknik pengolahan dan analisis data, dan tahapan penelitian. BAB IV Laporan penelitian, yang terdiri dari gambaran umum lokasi penelitian, penyajian data, dan analisis data. BAB V Penutup, yang berisi kesimpulan dan saran-saran.