LIMBAH VULKANISIR BAN SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN STRESS ABSORBTION MEMBRANE INTER LAYERS (270M)

dokumen-dokumen yang mirip
KELAYAKAN PENGGUNAAN WIRE MESH SEBAGAI LAPISAN STRESS ABSORBING MEMBRANE INTERLAYER (SAMI) SKRIPSI

yaitu sekitar 50 ton. Oleh karenanya struktur perkerasan kaku bandara yang di overlay secara langsung, rentan mengalami retak refleksi.

PENGGUNAAN ALAT MARSHALL UNTUK MENGUJI MODULUS ELASTISITAS BETON ASPAL

PENGARUH PENAMBAHAN KAIT PADA TULANGAN BAMBU TERHADAP RESPON LENTUR BALOK BETON BERTULANGAN BAMBU

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK BAN KARET PADA CAMPURAN LASTON UNTUK PERKERASAN JALAN RAYA

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PERBANDINGAN KARAKTER ASPAL PORUS MENGGUNAKAN AGGREGATE GRAVEL DAN KERIKIL MERAPI DENGAN AGGREGATE KONVENSIONAL (268M)

PERANCANGAN KOMPOSISI BAHAN SAMI MENGGUNAKAN SERUTAN KARET BAN BEKAS

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH PENGGUNAAN LIMBAH PLASTIK POLIPROPILENA SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT PADA CAMPURAN LASTON TERHADAP KARAKTERISTIK MARSHALL (105M)

KARAKTERISTIK MARSHALL ASPHALT CONCRETE-BINDER COURSE (AC-BC) DENGAN MENGGUNAKAN LIMBAH BETON SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN AGREGAT KASAR

Seminar Nasional Teknik Sipil V Tahun 2015 UMS ISSN :

PENGARUH JUMLAH TUMBUKAN PEMADATAN BENDA UJI TERHADAP BESARAN MARSHALL CAMPURAN BERASPAL PANAS BERGRADASI MENERUS JENIS ASPHALT CONCRETE (AC)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TINJAUAN VOID CAMPURAN ASPAL YANG DIPADATKAN MENGGUNAKAN ALAT PEMADAT ROLLER SLAB (APRS) DAN STAMPER

ANALISIS KEKUATAN TARIK MATERIAL CAMPURAN SMA (SPLIT MASTIC ASPHALT) GRADING 0/11 MENGGUNAKAN SISTEM PENGUJIAN INDIRECT TENSILE STRENGTH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KAJIAN PERKUATAN LAPISAN BETON ASPAL DENGAN GEOGRID UNTUK MENAHAN KERUSAKAN PERUBAHAN BENTUK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penduduk di Yogyakarta. Pembangunan hotel, apartemen, perumahan dan mall

3.1 Lataston atau Hot Rolled Sheet

PERBANDINGAN FILLER PASIR LAUT DENGAN ABU BATU PADA CAMPURAN PANAS ASPHALT TRADE BINDER UNTUK PERKERASAN LENTUR DENGAN LALU LINTAS TINGGI

PENGARUH PENGGUNAAN ABU TERBANG BATUBARA SEBAGAI BAHAN PENGISI TERHADAP MODULUS RESILIEN BETON ASPAL LAPIS AUS

Pengajar Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret 3)

BAB I PENDAHULUAN. disektor ekonomi, sosial budaya, politik, industri, pertahanan dan keamanan.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pengujian Agregat. Hasil pengujian agregat ditunjukkan dalam Tabel 5.1.

ANALISIS ITS (INDIRECT TENSILE STRENGTH) CAMPURAN AC (ASPHALT CONCRETE) YANG DIPADATKAN DENGAN APRS (ALAT PEMADAT ROLLER SLAB) Naskah Publikasi

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Jalan merupakan unsur penting dalam kehidupan manusia. Jalan

NASKAH SEMINAR INTISARI

BAB I PENDAHULUAN. Jalan merupakan prasarana transportasi yang telah menjadi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan hal tersebut mengakibatkan peningkatan mobilitas penduduk

Akhmad Bestari, Studi Penggunaan Pasir Pantai Bakau Sebagai Campuran Aspal Beton Jenis HOT

KAPASITAS LENTUR PLAT BETON BERTULANGAN BAMBU PETUNG POLOS SKRIPSI

KUAT LENTUR PROFIL LIPPED CHANNEL BERPENGAKU DENGAN PENGISI BETON RINGAN BERAGREGAT KASAR AUTOCLAVED AERATED CONCRETE HEBEL

PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK BAN KARETMESH #80 PADA CAMPURAN LASTON UNTUK PERKERASAN JALAN RAYA

KUAT LENTUR BALOK BETON TULANGAN BAMBU PETUNG VERTIKAL TAKIKAN TIPE U LEBAR 3 CM TIAP JARAK 10 CM

KUAT LENTUR BALOK BETON TULANGAN BAMBU PETUNG TAKIKAN TIDAK SEJAJAR TIPE U LEBAR 1 DAN 2 CM PADA TIAP JARAK 5 CM

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KUAT LENTUR BALOK BETON TULANGAN BAMBU PETUNG VERTIKAL

PENGARUH RECYCLING ASPAL SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT HALUS DAN SERAT BENDRAT PADA KUAT DESAK, PENETRASI DAN PERMEABILITAS BETON

RINGKASAN. Kata Kunci : Tanah Ekspansif, Repetisi Beban, Tegangan Tanah, Penurunan Tanah

STUDI EKSPERIMENTAL PENGGUNAAN PORTLAND COMPOSITE CEMENT TERHADAP KUAT LENTUR BETON DENGAN f c = 40 MPa PADA BENDA UJI BALOK 600 X 150 X 150 mm 3

PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP MODULUS ELASTISITAS DAN ANGKA POISSON BETON ASPAL LAPIS AUS DENGAN BAHAN PENGISI KAPUR

BAB 4 HASIL DAN ANALISA

ANALISA LENDUTAN DAN MODEL RETAK LAPIS PERKERASAN AC- WC DAUR ULANG YANG DIPERKUAT GEOGRID PRA-TEGANG. Tugas Akhir

EVALUASI KARAKTERISTIK CAMPURAN LASTON AC - WC

TINJAUAN STABILITAS PADA LAPISAN AUS DENGA MENGGUNAKAN LIMBAH BETON SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN AGREGAT KASAR

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan untuk menunjang dan menggerakkan bidang bidang kehidupan

EFEKTIFITAS PASIR KUARSA SEBAGAI AGREGAT HALUS PADA SIFAT MEKANIK BETON

EFEKTIFITAS PASIR KUARSA SEBAGAI AGREGAT HALUS PADA SIFAT MEKANIK BETON

PEMANFAATAN LIMBAH ABU SERBUK KAYU SEBAGAI MATERIAL PENGISI CAMPURAN LATASTON TIPE B

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERBANDINGAN KUAT LENTUR DUA ARAH PLAT BETON BERTULANGAN BAMBU RANGKAP LAPIS STYROFOAM

INVESTIGASI KARAKTERISTIK AC (ASPHALT CONCRETE) CAMPURAN ASPAL PANAS DENGAN MENGGUNAKAN BAHAN RAP ARTIFISIAL

KARAKTERISTIK CAMPURAN PANAS ASPHALT CONCRETE WEARING COURSE MENGGUNAKAN PENGIKAT SEMARBUT TIPE II

Pengujian agregat dan kuat tekan dilakukan di Laboratorium Bahan

KONSTRUKSI LAPIS PERKERASAN ACWC DAUR ULANG DIPERKUAT DENGAN GEOGRID PRA-TEGANG

B 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGARUH PENAMBAHAN SEMEN PADA KARAKTERISTIK CAMPURAN ASPAL EMULSI DINGIN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. aspal optimum pada kepadatan volume yang diinginkan dan memenuhi syarat minimum

PENGARUH PENAMBAHAN LIMBAH BUBUTAN BAJA PADA LAPIS TIPIS CAMPURAN ASPAL PANAS TERHADAP KARAKTERISTIK MARSHALL

PENGARUH PENAMBAHAN KARET SOL PADA BETON ASPAL YANG TERENDAM AIR LAUT (204M)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PENYELIDIKAN PROPERTIS DISTRIBUSI VOID, INDIRECT TENSILE STRENGHT DAN MARSHALL CAMPURAN ASPHALT CONCRETE TERHADAP BENDA UJI HASIL PEMADATAN APRS

PENGARUH PENGGUNAAN SERBUK KACA SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI AGREGAT HALUS TERHADAP SIFAT MEKANIK BETON

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan kebutuhan pokok dalam kegiatan masyarakat sehari-hari. Kegiatan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pengujian Agregat

ANALISA KARAKTERISTIK CAMPURAN ASPAL EMULSI DINGIN DAN PERBANDINGAN STABILITAS ASPAL EMULSI DINGIN DENGAN LASTON

PERBANDINGAN KUAT TARIK TIDAK LANGSUNG BETON ASPAL BERGRADASI RAPAT DAN BERGRADASI SENJANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENGARUH PENGGUNAAN STEEL SLAG

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Sifat-sifat campuran berdasarkan karakteristik Marshall :

PENGARUH LIMBAH BAJA ( STEEL SLAG ) SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR NO. ½ DAN NO.8 PADA CAMPURAN HRS-WC TERHADAP KARAKTERISTIK MARSHALL 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah umum Jalan sesuai dalam Undang-Undang Republik Indonesia. Nomor 38 Tahun 2004 tentang JALAN, sebagai berikut :

PENGARUH PENGGUNAAN MINYAK PELUMAS BEKAS PADA BETON ASPAL YANG TERENDAM AIR LAUT DAN AIR HUJAN

Agus Fanani Setya Budi 1, Ferdinan Nikson Liem 2, Koilal Alokabel 3, Fanny Toelle 4

PENGARUH LIMBAH KARET BAN SEBAGAI CAMPURAN ASPAL TERHADAP KARAKTERISTIK MARSHALL, PADA JENIS PERKERASAN LAPIS TIPIS ASPAL PASIR (LATASIR) KELAS B

PENGARUH GRADASI AGREGAT TERHADAP KEDALAMAN ALUR RODA PADA CAMPURAN BETON ASPAL PANAS

KAJIAN SUHU OPTIMUM PADA PROSES PEMADATAN UNTUK CAMPURAN BERASPAL DENGAN MENGGUNAKAN MODIFIKASI BITUMEN LIMBAH PLASTIK

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

TINGKAT KEMUDAHAN MEMENUHI SPESIFIKASI PADA BERBAGAI JENIS CAMPURAN PANAS ASPAL AGREGAT.

BAB I PENDAHULUAN. Permukaan tanah pada umumnya tidak mampu menahan beban kendaraan

STUDI PENGARUH WAKTU CURING TERHADAP PARAMETER MARSHALL CAMPURAN AC - WC FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG

I Made Agus Ariawan 1 ABSTRAK 1. PENDAHULUAN. 2. METODE Asphalt Concrete - Binder Course (AC BC)

ANALISIS KARAKTERISTIK LAPISAN CAMPURAN BETON ASPAL DITINJAU DARI ASPEK PROPERTIES MARSHALL. Tugas Akhir

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan suatu negara yang memiliki jumlah penduduk yang cukup

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN STELL FIBER TERHADAP UJI KUAT TEKAN, TARIK BELAH DAN KUAT LENTUR PADA CAMPURAN BETON MUTU f c 25 MPa

Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.12 Desember 2015 ( ) ISSN:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENAMBAHAN SUPERPLASTICIZER TERHADAP KUAT LENTUR BETON RINGAN ALWA MUTU RENCANA f c = 35 MPa

EKSPERIMEN DAN ANALISIS BEBAN LENTUR PADA BALOK BETON BERTULANGAN BAMBU RAJUTAN

Transkripsi:

LIMBAH VULKANISIR BAN SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN STRESS ABSORBTION MEMBRANE INTER LAYERS (270M) Djumari 1, Muhamad Ansori 2 dan Ary Setyawan 3 1 Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sebelas Maret, Jl. Ir. Sutami 36 A Surakarta Email: djumari@yahoo.com 2 Departemen Sipil, Universitas Sebelas Maret, Jl. Ir. Sutami 36 A Surakarta Email: ansori@yahoo.com 3 Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sebelas Maret, Jl. Ir. Sutami 36 A Surakarta Email: cenase@cenaseyahoo.com ABSTRAK Retak refleksi menjadi salah satu masalah utama pada perkerasan jalan di Indonesia. Perkembangan retak refleksi sangat dipengaruhi oleh karakteristik interface antara lapis beraspal existing dengan lapis overlay-nya. Oleh sebab itu,pemberian suatu lapisan khusus untuk menyerap tegangan pada interface antaralapis beraspal diharapkan dapat menghambat laju perkembangan retak refleksi.penelitian ini bertujuan mengetahui kelayakan dan perilaku pola keretakan perkerasan lentur di laboratorium yang dipasang crumb rubber sebagai Stress Absorbing Membrane Interlayer (SAMI) untuk menghambat laju perkembangan retak refleksi.lapisan crumb rubber dipasang pada interface antara lapis beraspal existing dengan lapisan baru. Benda uji dibuat dengan dimensi 50 cm x 10 cm x 10 cm dan dipadatkan dengan marshall compactor. Untuk mensimulasikan retak awal pada lapis existing dipasang multiplek tebal 3 mm setiap jarak 10 cm. Selanjutnya dilakukan uji kuat lentur (flexural strength) dengan metode perletakan beban menggunakan jarak sepertiga dari panjang benda uji (third point loading) untuk mendapatkan data beban maksimum dan dianalisa dengan Modulus of Rupture (MOR), selain itu untuk mengetahui perbandingan pola dan perkembangan retak antara benda uji dengan SAMI yang berupa crumb rubber, agregat dan tanpa SAMI. Pengamatan pola retak dan perkembangan panjang retak dilakukan dengan menggunakan kamera yang menghasilkan pengamatan pola retak dan pembacaan waktu retak yang detail.hasil analisis penelitian menunjukkan bahwa jumlah retakan pada benda uji crumb rubber sebagai SAMI memiliki jumlah retakan paling sedikit dan memiliki pola keretakan membelok arah dengan membentuk sudut terhadap garis bantu. Penggunaan crumb rubber sebagai SAMI menghasilkan nilai beban maksimum terbesar yaitu 0,996 kn, waktu runtuh 4,83 detik dan menghasilkan nilai Modulus of Rupture (MOR) rata-rata terbesar yaitu 0,5143 MPa. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada benda uji dengan SAMI yang berupa crumb rubber berperan menghambat laju perkembangan retak refleksi dibanding benda uji dengan SAMI agregat atau benda uji tanpa SAMI. Kata kunci: SAMI, crumb rubber, retak refleksi, overlay 1. PENDAHULUAN SAMI (Stress Absorbing Membrane Interlayer) merupakan suatu aplikasi pemeliharaan atau perawatan pada perkerasan existing yang digunakan untuk mencegah merambatnya retakan dari lapisan bawah menuju ke lapisan permukaan baru (overlay). SAMI adalah suatu lapisan antara pada interface antar lapisan beraspal yang menyerap tegangan untuk mengurangi retak (stress-relieving interlayer), terbuat dari aspal dan agregat (chip) atau bahan tertentu. seperti asphalt rubber, membranes, geosyntetics, low viscosity asphalt concrete, open greaded asphalt and aggregate. Untuk dapat melakukan penanganan kerusakan jalan khususnya keretakan pada permukaan, perlu dilakukan suatu penerapan teknologi yang dapat mengatasinya. Retak yang ditangani dengan tidak tepat akan menyebabkan kerusakan jalan bertambah parah dan berakibat terganggunya arus transportasi. Retak refleksi akan cepat muncul ke lapis permukaan bila tidak ada satu lapisan yang mampu menahan perkembangan retak tersebut. Konsekuensinya, rentang waktu overlay menjadi pendek, biaya pemeliharaan menjadi lebih besar dan untuk pembongkaran area yang retak akan menghabiskan dana yang relatif besar. Penanganan permasalahan kerusakan ini akan diteliti dengan menggunakan limbah vulkanisir ban (crumb rubber) sebagai penghambat retak refleksi yang merupakan salah satu bahan modifikasi bitumen dari golongan polimer jenis elastomer. Lapisan menggunakan limbah vulkanisir ban (crumb rubber) bekerja sebagai sebagai lapisan SAMI Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013 M - 283

(Stress Absorbing Membrane Interlayer), dengan tujuan antara lain diharapkan mampu menghambat penyebaran retak pada overlay, mencegah air masuk ke lapis perkerasan dan menambah kuat tarik (reinforcement). Dengan penggunaan crumb rubber diharapkan mampu memanfaatkan bahan sisa dengan biaya yang efisien dan ramah lingkungan. Berdasarkan hal tersebut di atas, penelitian dilakukan dengan percobaan (experiment) di laboratorium untuk mendapatkan data. Hasil percobaan tersebut dianalisis untuk mendapatkan perbandingan yang ada, yaitu tentang karakteristik marshall, kuat lentur dan pola keretakan benda uji yang dihasilkan dari penelitian. Hasil percobaan di laboratorium untuk mengkaji kelayakan penggunaan limbah vulkanisir ban (crumb rubber) sebagai lapisan SAMI (Stress Absorbing Membrane Interlayer) sebagai bagian dari sistem bitumen atau lapis perkerasan jalan. 2. BAHAN DAN ALAT Metode pemadatan pada pembuatan benda uji modifikasi flexural strength ini mengacu pada proses pemadatan benda uji Marshall, yaitu pemadat briket (compactor) dengan permukaan rata berbentuk silinder, dengan berat 4,536 kg (10 lbs) dan tinggi jatuh bebas 45,7 cm (18 ). Untuk membuktikan validitas pemadatan tersebut, sebelumnya dibuat benda uji pendahuluan yang dipadatkan sebanyak 1 x 75 dan 2 x 75 tiap jarak 10 cm. Nilai berat jenis benda uji modifikasi flexural strength tersebut kemudian dibandingkan dengan density (berat jenis) hasil pengujian Marshall. Hasil perhitungan berat jenis yang berdasarkan berat dibagi dengan volume benda uji modifikasi flexural strength disajikan dalam Tabel 1.. Kode B. Uji Tabel 1. Nilai berat jenis benda uji modifikasi Flexural Strength pada KAO Berat Tebal benda uji (cm) Volume di Rata-rata Densitas benda uji udara 1 2 3 4 (cm) (gr/ (gr) ( ) BSCR 1 10135 9,5 9,3 9,7 9,7 9,55 4775 2,123 BSCR 2 10245 9,7 9,8 9,85 9,9 9,813 4906,25 2,088 BSCR 3 10270 9,6 9,65 9,75 9,8 9,70 4850 2,118 BSA 1 10350 9,2 9,1 9,2 9,2 9,175 4587,5 2,256 BSA 2 10335 9,3 8,8 9,1 9 9,05 4525 2,284 BSA 3 10300 9,1 9,1 9,2 9,3 9,175 4587,5 2,245 BTS 1 10080 8,9 9,1 9 8,9 8,975 4487,5 2,246 BTS 2 10085 8,9 8,9 9 9,1 8,975 4487,5 2,247 BTS 3 10100 9,2 9,2 9,2 9,1 9,175 4587,5 2,202 Rata-rata 2,201 Sesuai perhitungan diatas maka dapat disimpulkan bahwa dengan pemadatan sebanyak 2 x 75 kali tiap jarak 10 cm, diperoleh densitas rata-rata benda uji modifikasi flexural strength sebesar 2,201 gram/cm 3 yang hampir sama dengan densitas benda uji Marshall, yaitu 2,286 gram/cm 3. Adapun syarat nilai densitas yang ditetapkan oleh Bina Marga (1987) adalah 2 3 gr/cm 3. Maka, nilai densitas dari campuran aspal beton pada benda uji beam tersebut telah memenuhi syarat untuk pengujian selanjutnya. Proses pembuatan benda uji disajikan pada Gambar 1. M - 284 Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013

Gambar 1.. Metode Pemadatan Benda Uji Modifikasi Flexural Strengthpenulisan Abstrak 3. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode eksperimental, yaitu metode yang dilakukan dengan mengadakan kegiatan percobaan di laboratorium untuk mendapatkan data. Data pengujian Marshall untuk menunjukkan kadar aspal optimum campuran. Penelitian dilakukan dengan membuat benda uji modifikasi flexural strength yang kemudian diuji untuk mendapatkan data pola perilaku dan perkembangan retak refleksi pada benda uji yang menggunakan crumb rubber sebagai lapisan SAMI (Stress Absorbing Membrane Interlayer). Data pengujian dapat menggambarkan bagaimanakah kedudukan variabel-variabel yang diamati dan perbandingan antara benda uji yang menggunakan SAMI dan tanpa menggunakan SAMI. Gambar 2 menunjukkan benda uji untuk pengamatan retak pada pembebanan tertentu dengan modifikasi flexural strength.. Gambar 2. Benda uji modifikasi Flexural Strength Untuk pengamatan retakan yang terjadi pada benda uji ketika diuji, dilakukan beberapa cara dibawah ini dengan ilustrasi pada Gambar 3. : a. Pada salah satu sisi panjangnya termasuk lapis overlay atau lapisan II, diberi cat warna putih. Hal ini bertujuan untuk memperlihatkan pola retakan yang terjadi seiring peningkatan beban. b. Dibuat garis-garis per 1 cm, baik horisontal maupun vertikal untuk mengetahui perkembangan panjang retakan yang terjadi seiring peningkatan beban. c. Dipasang kamera pada salah satu sisi panjangnya untuk merekam pertambahan panjang dan kecepatan perkembangan retak yang terjadi berdasarkan waktu (detik). Benda uji Kamera Gambar 3. Skema pengamatan pola retak Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013 M - 285

4. HASIL DAN ANALISA Perbandingan pola retak Perbandingan pola retak yang terjadi pada benda uji setelah pengujian Flexural Strength tersaji pada Gambar 4., 5 dan 6. Keterangan : = simulasi retak = pola retak = garis normal Gambar 4.. Pola retak pada benda uji dengan crumb rubber sebagai SAMI Keterangan : = simulasi retak = pola retak = garis normal Gambar 5. Pola retak benda uji dengan agregat no.8 sebagai SAMI Keterangan : = simulasi retak = pola retak = garis normal Gambar 6. Pola retak benda uji tanpa SAMI Dari gambar pola keretakan diatas dapat dilihat bahwa penggunaan SAMI berupa crumb rubber, penggunaan SAMI berupa agregat No.8 dan benda uji tanpa SAMI mempunyai jumlah retak dan mengalami pola rambatan retak yang berbeda. Pada benda uji SAMI berupa crumb rubber mengalami pembelokan arah rambatan retak dan memiliki sudut terhadap garis bantu. Sedangkan kedua benda uji lain mempunyai pola mendekati sejajar dengan arah simulasi retak awal (multiplek). Benda uji SAMI berupa crumb rubber mempunyai jumlah retak paling sedikit yaitu rata-rata satu buah pada setiap benda uji. Sedangkan benda uji yang lain terdapat 2-3 jumlah retakan. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan crumb rubber sebagai SAMI jika dilihat dari jumlah dan pola retak sudah berfungsi sesuai harapan untuk menahan laju perkembangan retak refleksi. Perkembangan pola retak Dari hasil pengujian yang dilakukan telah menunjukkan perbedaan pola retak terjadi pada masing-masing benda uji, selain itu terlihat juga perbedaan waktu keruntuhannya. Untuk penjelasan selanjutnya tentang perbandingan perkembangan panjang retak hingga runtuhnya benda uji tersaji pada Tabel 2. dan grafik pada Gambar 7 Tabel 2. Perbedaan perkembangan waktu dan panjang retak benda uji Waktu rata-rata (detik) Panjang retakan (cm) BSCR BSA BTS 1 2.10 0.67 0.28 2 2.96 0.88 0.44 3 3.80 1.08 0.74 4 4.83 1.25 1.00 M - 286 Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013

Berdasarkan Tabel 2. dapat dibuat grafik hubungan antara waktu dengan panjang retak seperti yang disajikan pada gambar 7. berikut : Gambar 7. Grafik hubungan panjang retak dengan waktu Gambar 8. Grafik perbandingan waktu runtuh antara benda uji Berdasarkan grafik hubungan panjang retak dengan waktu (Gambar 4.20.), menunjukkan bahwa semakin lama benda uji menerima beban maka semakin panjang retak yang terjadi. Sebagai contoh pada benda uji crumb rubber sebagai SAMI membutuhkan waktu 2,1 detik untuk perambatan panjang retak mencapai 1 cm. Jika dibandingkan dengan agregat no.8 sebagai SAMI mempunyai waktu 0,67 detik untuk perambatan panjang mencapai 1 cm, dan benda uji tanpa SAMI membutuhkan 0,28 detik. Sedangkan waktu runtuh benda uji crumb rubber sebagai SAMI membutuhkan waktu paling lama yaitu 4,83 detik, benda uji agregat no.8 sebagai SAMI membutuhkan 1,25 detik dan benda uji tanpa SAMI membutuhkan waktu paling sedikit yaitu 1 detik untuk mengalami patah atau runtuh. Dengan melihat perbedaan waktu runtuh antara ketiga benda uji, maka dapat disimpulkan bahwa crumb rubber yang dipasang sebagai pemisah antara perkerasan lama yang mengalami retak refleksi dengan lapis perkerasan tambahan (overlay), mampu mengurangi kecepatan rambatan retak refleksi dengan sifat elastis sebagai karet. Hal ini diharapkan mampu meningkatkan umur pelayanan konstruksi jalan raya. Perbandingan Beban Maksimum pada Benda Uji Beban maksimum didapat dari pembacaan nilai dial manometer alat uji flexural strength dan disesuaikan dengan waktu runtuh berbanding lurus dengan kecepatan konstan pembebanan yaitu 0,2 kn/detik. Sehingga dari hasil pengujian kuat lentur ketiga jenis benda uji tersebut tersaji pada Tabel 4.18. dan Tabel 4.19. Tabel 3. Hubungan panjang retak dengan beban pada benda uji Beban (kn) Panjang Retak (cm) BSCR BSA BTS 1 0,420 0,134 0,056 2 0,592 0,176 0,088 3 0,760 0,216 0,148 4 0,966 0,250 0,200 Dengan melihat data hubungan panjang retak dengan beban pada Tabel 4.18 diatas dapat diketahui bahwa pada saat perkembangan panjang retak mencapai pada 4 cm, benda uji dengan crumb rubber sebagai SAMI merupakan benda uji yang mampu menahan beban maksimum terbesar yaitu 0,966 kn sedangkan pada benda uji agregat no.8 sebagai Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013 M - 287

SAMI hanya mampu menahan beban 0,25 kn dan benda uji tanpa SAMI memiliki kemampuan paling kecil yaitu 0,2 kn. Pada benda uji crumb rubber sebagai SAMI mampu menahan beban sebesar 0,420 kn untuk mengalami retakan sepanjang 1 cm. Sedangkan benda uji agregat sebagai SAMI mampu menahan 0,314 kn pada panjang retakan 1 cm. Untuk benda uji tanpa SAMI hanya mampu menahan beban paling kecil yaitu 0,056 kn untuk perkembangan panjang retak 1 cm. Pada benda uji crumb rubber sebagai SAMI merupakan benda uji yang memiliki kekuatan dalam menahan beban terbesar. Hal ini berarti bahwa penambahan crumb rubber sebagai SAMI memiliki fungsi sebagai lapisan yang mampu mereduksi dan menghambat rambatan retak refleksi yang terjadi, sehingga dapat meningkatkan umur pelayanan konstruksi jalan. Tabel 4. Perbedaan beban maksimum yang ditahan benda uji Benda Uji BSCR BSA BTS Beban Maksimum (kn) 0,966 0,250 0,200 Berdasarkan Tabel 4.. dapat dibuat grafik nilai beban maksimum yang ditahan masing-masing benda uji. Gambar 9. Grafik nilai beban maksimum benda uji Berdasarkan grafik nilai beban maksimum benda uji, dapat diketahui bahwa benda uji dengan menggunakan crumb rubber sebagai SAMI memiliki nilai beban maksimum terbesar yaitu 0,966 kn jika dibandingkan dengan benda uji yang lain. Hal ini menunjukkan fungsi crumb rubber sebagai lapisan SAMI untuk memperkuat lapisan perkerasan sudah sesuai harapan, selain untuk menghambat perkembangan retak refleksi. 5. KESIMPULAN 1. Ditinjau dari pengamatan pola retak, jumlah retak, dan waktu rambatan retak dapat disimpulkan bahwa penggunaan crumb rubber sebagai SAMI layak berfungsi sebagai penghambat penyebaran retak refleksi jika dibandingkan dengan penggunaan agregat no.8 sebagai SAMI dan tanpa menggunakan SAMI, hal ini dibuktikan pada saat pengujian yang di dapatkan hasil pengamatan pola, jumlah dan waktu perambatan retak serta beban maksimum benda uji yang disesuaikan dengan parameter yang ada. 2. Pola keretakan yang terjadi pada lapisan perkerasan baru (overlay) yang menggunakan crumb rubber sebagai SAMI mengalami pola yang mengalami pembelokan arah rambatan retak dan memiliki sudut terhadap garis bantu. Sedangkan kedua benda uji lain mempunyai pola mendekati sejajar dengan arah simulasi retak awal. Benda uji crumb rubber sebagai SAMI mempunyai jumlah retak paling sedikit yaitu rata-rata satu buah pada setiap benda uji, sedangkan benda uji yang lain terdapat 2 sampai 3 jumlah retakan. 3. Perkembangan retak refleksi pada benda uji crumb rubber sebagai SAMI membutuhkan waktu paling lama yaitu 4,83 detik dan menghasilkan nilai pembebanan maksimum 0,966 kn serta memiliki nilai Modulus of Rupture (MOR) rata-rata yaitu 0,5143 MPa. Dengan melihat perbedaan beban maksimum dan waktu runtuh antara ketiga benda uji, dapat disimpulkan bahwa crumb rubber yang dipasang sebagai pemisah antara perkerasan lama yang mengalami retak dengan lapis perkerasan tambahan (overlay) berperan dalam fungsinya sebagai penghambat perkembangan retak refleksi dan diharapkan mampu meningkatkan umur pelayanan konstruksi jalan raya. M - 288 Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013

DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2005. Buku Pedoman Penulisan Tugas Akhir. Surakarta: Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret. Nugroho, S.A dan Inna K. 2006. Pengamatan Lendutan dan Rambatan Retak pada Perkerasan Lentur Diperkuat Geosintetik Akibat Beban Siklik. Jurnal Media Komunikasi Teknik Sipil, Semarang. Yamin R.A. dan Imam A. 2009. Stress Absorbed Membrane Interlayer (SAMI) untuk Menghambat Retak Refleksi. Simposium XII FSTPT, Universitas Kristen Petra. Surabaya. Direktorat Jendral Bina Marga. 1990. Tata Cara Penyusunan Program Pemeliharaan Jalan Kota. Departemen Pekerjaan Umum. Jakarta. Clemson University. 2002. Stress Absorbing Membrane Interlayer (SAMI), Asphalt Rubber Technology Service, Tersedia di: http://www.ces.clemson.edu/arts Carlson, Douglas D and Han Zhu, PhD. 1999. Asphalt-Rubber An Anchor to Crumb Rubber Markets. International Rubber Forum. Mexico Direktorat Jendral Bina Marga. 1991. Kajian Teknis dan Manajemen Pemeliharaan Jalan. Departemen Pekerjaan Umum. Jakarta. Suparma, L.B. 2005. Laboratory Design and Performance of Stress Absorbing Membrane Interlayer (SAMI) Incorporating Waste Recycled Plastics. Media Teknik. Yogyakarta. Departemen Pekerjaan Umum. 1987. Petunjuk Pelaksanaan Lapis Aspal Beton (Laston) untuk Jalan Raya. Jakarta: Direktorat Jendral Bina Marga. Departemen Pekerjaan Umum. 2005. Teknik Pemeliharaan Perkerasan Lentur Volume 3. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Prasarana Transportasi Direktorat Jendral Bina Marga. Departemen Pekerjaan Umum. 2005. Teknik Evaluasi Kinerja Perkerasan Lentur Volume 2. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Prasarana Transportasi Direktorat Jendral Bina Marga. Onn Bin Abdul Rani, 2007, The Effectiveness of Pavement Rehabilitation at Kuala Lumpur Karak Highway, Tesis Teknik Sipil, Universitas Teknologi. Malaysia. Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013 M - 289