GOOD GOVERNANCE. Sedarnawati Yasni

dokumen-dokumen yang mirip
Mengetahui bentuk pemerintahan yang baik RINA KURNIAWATI, SHI, MH

I. PENDAHULUAN. Belanja Daerah (APBD). Dampak dari sistem Orde Baru menyebabkan. pemerintah daerah tidak responsif dan kurang peka terhadap aspirasi

BAB I PENDAHULUAN. (DPRD) mempunyai tiga fungsi yaitu : 1) Fungsi legislatif (fungsi membuat

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Memaknai Profesionalisme dan Independensi Pengelolaan Kawasan Andalan Era Otonomi Daerah melalui Penerapan Good Governance

ETIKA SOSIAL.

Mata Kuliah Kewarganegaraan GOOD GOVERNANCE

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

TINJAUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

TERWUJUDNYAMASYARAKAT KABUPATEN PASAMAN YANGMAJU DAN BERKEADILAN

Pendidikan Kewarganegaraan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah memberikan perhatian yang sungguh-sungguh dalam memberantas

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi, teknologi informasi komunikasi (TIK) semakin lama

Dr. Samodra Wibawa. Diklatpim Tingkat IV Angkatan XXIX Pusdiklat Kemendagri Regional Yogyakarta 14 Mei 2011

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN OTONOMI DAERAH D. MACHDUM FUADY, S.H., M.H. EKONOMI AKUNTANSI. Modul ke: Fakultas. Program Studi

TERWUJUDNYA MASYARAKAT MADANI DAN SEJAHTERA YANG MENERAPKAN NILAI-NILAI DINUL ISLAM

BAB II TELAAH PUSTAKA DAN MODEL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Lahirnya Undang-Undang nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN,

TERWUJUDNYA MASYARAKAT SELOMARTANI YANG AGAMIS SEJAHTERA BERBUDAYA DAN MANDIRI DENGAN KETAHANAN PANGAN PADA TAHUN 2021

BAB I PENDAHULUAN. aparatur dalam berbagai sektor terutama yang menyangkut pemenuhan hak-hak sipil

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

Restorica Vol. 1, Nomor 01, April 2015 ISSN:

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB V PENUTUP: PRASYARAT DAN DUKUNGAN YANG DIBUTUHKAN DALAM RANGKA MENJAMIN EFEKTIVITAS RPJPD KABUPATEN BLITAR

BAB IV VISI DAN MISI

ASAS DAN PRINSIP PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA

Good Governance. Etika Bisnis

B A B I P E N D A H U L U A N

GOOD GOVERNANCE & TRANSPARANSI

POKOK-POKOK PIKIRAN RUU APARATUR SIPIL NEGARA TIM PENYUSUN RUU TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA

BAB I PENDAHULUAN. cita-cita bangsa dan negara. Untuk itu diperlukan pengembangan dan

INTERNALISASI NILAI-NILAI REVOLUSI MENTAL DALAM MEMBANGUN BUDAYA KERJA

Kebijakan Bidang Pendayagunaan Aparatur Negara a. Umum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan pesatnya perkembangan zaman dan semakin kompleksnya

B A B I P E N D A H U L U A N

BAB 1 PENDAHULUAN. penerapan sistem pertanggung jawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate

2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 14 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN

KEBANGKITAN INDONESIA BARU

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah sebagaimana diatur dalam. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 sebagai pengganti Undang-

BAB I PENDAHULUAN. Beralihnya masa orde lama ke orde baru telah menimbulkan banyak. perubahan baik dalam segi pemerintahan, ekonomi dan politik.

BAB I PENDAHULUAN. Berlakunya Undang-Undang no 22 tahun 1999 dan Undang-Undang no 25

BAB 1 BISNIS PROSES DALAM REFORMASI BIROKRASI. A. Pendahuluan

PENGELOLAAN PEMBANGUNAN DAN ASET HASIL PEMBANGUNAN UNTUK PENCAPAIAN OPINI YANG LEBIH BAIK

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKA N KANTOR KECAMATAN BELANTIKAN RAYA

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB III VISI, MISI DAN NILAI

OLEH : DR. SURANTO DOSEN JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN UMY

BAB 1 PENDAHULUAN. publik. Pemahaman mengenai good governance berbeda-beda, namun sebagian

BAB IV VISI DAN MISI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS

Restrukturisasi dan privatisasi BUMN. Sistem Ekonomi Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. melalui Otonomi Daerah. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR TAHUN 2011 TENTANG PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN PROGRAM LEGISLASI DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi dewasa ini, kita dihadapkan pada perubahan arah

BAB 1 PENDAHULUAN. sesuai dengan UU No.22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah selanjutnya

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, permasalahan akuntabilitas publik menjadi sangat penting

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Bengkalis. Adanya

Good Governance adalah suatu peyelegaraan manajemen pembangunan yang solid dan

I. PENDAHULUAN. Perubahan yang terjadi dengan cepat dalam segala aspek kehidupan. sebagai dampak globalisasi memaksa organisasi pemerintah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman dan era globalisasi yang begitu pesat menjadi suatu

PROVINSI JAWA TENGAH

BAB IV VISI DAN MISI DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA

KEPUTUSAN KEPALA BADAN KEARSIPAN DAN PERPUSTAKAAN KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA Nomor : / BAP-I/IV/2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perubahan politik di Indonesia saat ini mewujudkan administrasi negara yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

REFORMASI BIROKRASI UNTUK MEWUJUDKAN GOVERNANCE DI DAERAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 01 TAHUN 2008

OTONOMI DAERAH PERTEMUAN 7

1. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Strategi Implementasi..., Baragina Widyaningrum, Program Pascasarjana, 2008

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan gagasan yang terjadi di berbagai negara,

I. PENDAHULUAN. sebagai dampak globalisasi memaksa organisasi pemerintah untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BUKU PROSEDUR MUTU SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI. 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK DI KABUPATEN BELITUNG

Pelayanan Prima di Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan desentraliasasi fiskal, Indonesia menganut sistem pemerintah

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 17 TAHUN 2009 TENTANG

MEWUJUDKAN TATAKELOLA PEMERINTAHAN DESA

PENINGKATAN KINERJA MELALUI ANGGARAN BERBASIS KINERJA PADA SEKSI ANGGARAN DINAS PENDAPATAN DAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN BINTAN

BAB I PENDAHULUAN. dan kegagalan pelaksanaan kegiatan-kegiatan sesuai dengan program dan. kebijakan yang ditetapkan. (BPPK Depkeu, 2014 )

KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA Menuju Masyarakat Informasi Indonesia

IMPLEMENTASI GOOD GOVERNANCE DALAM PELAKSANAAN PELAYANAN PUBLIK BIDANG PENDIDIKAN DI KECAMATAN AMURANG BARAT KABUPATEN MINAHASA SELATAN

PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA. Oleh: Prof. Dr. Jamal Wiwoho, S.H., M.Hum. Munawar Kholil, S.H., M.Hum.

BAB 12 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ( LKIP ) Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN

DOKUMEN RENCANA STRATEGIS TAHUN PENGADILAN AGAMA KOTABUMI

VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN. "Terwujudnya peningkatan kualitas kinerja Biro Pemerintahan Provinsi

Pendidikan Kewarganegaraan

WORKSHOP Penyusunan Buku Kelompok Rentan. Yogyakarta, Juni 2010 MAKALAH. Otda & Konflik Tata Ruang Publik. Oleh: Wawan Mas udi JPP Fisipol UGM

Transkripsi:

GOOD GOVERNANCE

PENGERTIAN GOOD GOVERNANCE Tindakan/tingkah laku yg didasarkan pada nilai-nilai yg bersifat mengarahkan, mengendalikan atau mempengaruhi masalah publik untuk mewujudkan nilai-nilia tsb dalam tindakan dan kehidupan keseharian. Suatu kesepakatan yg menyangkut pengaturan negara yg diciptakan bersama oleh pemerintah, masyarakat madani dan sektor swasta, yg mencakup keseluruhan bentuk mekanisme, proses dan lembagalembaga dimana warga dan kelompok masyarakat mengutarakan kepentingannya, menggunakan hak hukum, memenuhi kewajiban, dan menjembatani perbedaan diantara mereka. INDIKATOR PEMERINTAHAN YANG BAIK : produktif dan memperlihatkan ekonomi rakyat meningkat, baik dalam aspek produktivitas maupun daya belinya, kesejahteraan spiritualnya terus meningkat (terlihat dari rasa aman, tenang dan bahagia), serta sense of nationality yang baik.

PRINSIP- PRINSIP GOOD GOVERNANCE - 1 Lembaga Administrasi Negara (LAN) menyimpulkan ada 9 aspek fundamental dalam mewujudkan Good Governance (GG): Partisipasi, Penegakan Hukum, Transparansi, Responsif, Konsensus, Kesetaraan dan Keadilan, Efektivitas dan Efisiensi, Akuntabilitas dan Visi Strategis Partisipasi : semua WN berhak terlibat dalam pengambilan keputusan, langsung maupun melalui DPR; dibangun berdasarkan kebebasan berkumpul & mengungkapkan pendapat, serta kapasitas untuk berpartisipasi secara konstruktif Penegakan Hukum : proses mewujudkan cita GG harus diimbangi dg komitmen untuk penegakan hukum (gakkum), dg karakter : (a) supremasi hukum, (b) kepastian hukum, (c) hukum yg responsif, (d) gakkum yang konsisten & non-diskriminatif, dan (e) independensi peradilan. Transparansi: keterbukaan dalam penyelenggaraan pemerintahan. Untuk memberantas KKN diperlukan keterbukaan dalam transaksi dan pengelolaan keuangan negara,serta pengelolaan sektor-sektor publik. Responsif: peka dan cepat tanggap terhadap persoalan masyarakat. Pemerintah harus memiliki etik individual, dan etik sosial. Dalam merumuskan kebijakan pembangunan sosial, pem hrs memperhatikan karakteristik kultural, dan perlakuan yang humanis pd masyarakat.

PRINSIP- PRINSIP GOOD GOVERNANCE - 2 Konsensus : pengambilan keputusan melalui musyawarah dan semaksimal mungkin berdasarkan kesepakatan bersama. Kesetaraan dan Keadilan: kesamaan dalam perlakuan dan pelayanan. Pemerintah hrs memberikan kesempatan pelayanan dan perlakuan yg sama dalam koridor kejujuran dan keadilan. Efektivitas dan Efisiensi: berdayaguna dan berhasilguna. Kriteria efektivitas diukur dg parameter produk yg dapat menjangkau sebesarbesarnya kepentingan masyarakat dari berbagai kelompok & lapisan sosial. Efisiensi diukur dg rasionalitas biaya pembangunan untuk memenuhi kebutuhan semua masyarakat. Pem hrs mampu menyusun perencanaan yg sesuai dg kebutuhan nyata masy, rasional & terukur. Akuntabilitas: pertanggungjawaban pejabat publik terhadap masyarakat yg memberikan kewenangan mengurus kepentingannya. Ada Akuntabilits vertikal (pemegang kekuasaan dg rakyat; pem dg WN; pejabat dg pejabat di atasnya), dan akuntabilitas horizontal (pemegang jabatan publik dg lembaga setara; profesi setara). Visi Strategis: pandangan strategis untuk menghadapi masa y.a.d. Hal ini penting, karena setiap bangsa perlu memiliki sensitivitas thd perubahan serta prediksi perubahan ke depan akibat kemajuan tekno, agar dapat merumuskan berbagai kebijakan untuk mengatasi dan mengantisipasi permasalahan.

PERWUJUDAN GOOD GOVERNANCE Langkah-langkah pewujudan Good Governance: 1. Penguatan fungsi dan peran Lembaga Perwakilan 2. Kemandirian Lembaga Perwakilan 3. Aparatur Pemerintahan yg profesional dan penuh integritas 4. Masyarakat madani yang kuat dan partisipatif 5. Penguatan upaya Otonomi Daerah Good Governance dalam kerangka Otoda: * Desentralisasi merupakan prasyarat bagi terciptanya GG. * Desentralisasi : pembagian kekuasaan antara pusat dan daerah dalam proses pengambilan keputusan. * Desentralisasi hrs ditindaklanjuti dg perubahan manajemen pemda hrs terjadi perubahan nilai yg semula menganut proses manajemen yg berorientasi kpd kepentingan internal organisasi pemerintah ke kepentingan eksternal disertai dg peningkatan pelayanan dan pendelegasian sebag tugas pelayanan pemerintah ke masyarakat.