Pertemuan ke 10 Metode Jalur Kritis. Dalam Analisis CPM, dipakai suatu cara yang disebut hitungan maju dan hitungan mundur.

dokumen-dokumen yang mirip
Critical Path Method (CPM) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan. Adapun tujuan dari pembahasan makalah ini ialah :

PERTEMUAN 11 Float dan Lintasan Kritis

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada Proyek Pemasangan 3 (tiga) unit Lift Barang di

BAB III METODOLOGI. Data yang dominan dalam Tugas Akhir ini adalah Data Sekunder,

TEKNIK PERENCANAAN DAN PENJADWALAN PROYEK RUMAH TINGGAL DENGAN BANTUAN PROGRAM PRIMAVERA PROJECT PLANNER 3.0. Erwan Santoso Djauhari NRP :

Manajemen Operasi. Modul Final Semester MODUL PERKULIAHAN. Tatap Kode MK Disusun Oleh Muka 10 MK Andre M. Lubis, ST, MBA

BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum

PERCEPATAN WAKTU PADA SUATU PROYEK DENGAN MENGGUNAKAN METODE JALUR KRITIS

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

JALUR KRITIS (Critical Path)

BAB II LANDASAN TEORI

Ir. Rony Ardiansyah, MT, IP-U III. Sumber: Ir. Faisol AM., MS

PENJADWALAN PROYEK DENGAN ALAT BANTU PROGRAM PRIMAVERA PROJECT PLANNER 3.0 (P3 3.0)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI. sehingga kerja bisa terselesaikan secara efektif dan efisien. Proyek memiliki karakteristik, yaitu :

Parno, SKom., MMSI. Personal Khusus Tugas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Karena kompleksnya suatu proyek, para pengelola proyek selalu ingm memngkatkan kualitas perencanaan dan pengendalian. Banyak metode yang

MINGGU KE-6 MANAJEMEN WAKTU (LANJUTAN)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI. tidak dapat dimanfaatkan sesuai dengan rencana, sehingga menyebabkan beberapa

Operations Management

BAB III LANDASAN TEORI

Bab 3. Metode Penelitian. Desain penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut :

BAB II STUDI PUSTAKA

Riset Operasional. ELEMEN ANALISIS JARINGAN menggunakan beberapa istilah dan simbol berikut ini:

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB II LANDASAN TEORI

PENENTUAN JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN REHABILITASI JALAN ALIANYANG KOTA PONTIANAK DENGAN PRECEDENCE DIAGRAM METHOD (PDM)

Manajemen Proyek. Teknik Industri Universitas Brawijaya

PENGELOLAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK (Perencanaan Waktu-3 : CPM)

SIMULASI PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM 4D CAD ABSTRAK

MANAJEMEN WAKTU PROYEK MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK. Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB III METODE PENELITIAN

STUDI PENJADWALAN DENGAN MENGGUNAKAN METODA PENJADWALAN LINIER PADA PROYEK GEDUNG BERTINGKAT

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2. LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN

STUDI PERENCANAAN PERCEPATAN DURASI PROYEK DENGAN METODE LEAST COST ANALYSIS

STUDI PENJADUALAN, PERENCANAAN BIAYA DAN PENGENDALIAN JADUAL PADA PROYEK PEMBANGUNAN RUKO DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM MICROSOFT PROJECT 2003

BAB II DASAR TEORI. yang diharapkan stakeholder dari proyek tersebut (Project Managemen

BAB II LANDASAN TEORI

Project Management Time Management. Boldson H. S., S.Kom., MMSI

Operations Management

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

STUDI ANALISIS DENGAN MENGGUNAKAN METODA PENJADWALAN LINIER PADA PROYEK PERUMAHAN

SUSUNAN REDAKSI. ALAMAT REDAKSI : Jl. Hi. Z.A. PAGAR ALAM NO. 26 BANDAR LAMPUNG Telp Fax

BAB 3 METODE PENELITIAN

Jurnal Ilmiah Dasi Vol. 15 No. 04 Desember 201, hlm ISSN:

APLIKASI ANALISIS NETWORK PLANNING PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN DENGAN METODE CPM

NETWORK (Analisa Jaringan)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

MANAJEMEN PROYEK. Manajemen proyek meliputi tiga fase : 1. Perencanaan 2. Penjadwalan 3. Pengendalian

SUSUNAN REDAKSI. ALAMAT REDAKSI : Jl. Hi. Z.A. PAGAR ALAM NO. 26 BANDAR LAMPUNG Telp Fax

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Proyek konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan yang saling berkaitan dan

ANALISIS JARINGAN DENGAN CPM (CRITICAL PATH METHOD) PADA PROSES PRODUKSI JAKET JEANS UD EDLYS

LAPORAN RESMI MODUL VII PERT DAN CPM

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN

PROGRAM EVALUATION AND REVIEW TECHNIQUE (PERT)

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN WAKTU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

OPTIMASI BIAYA DAN DURASI PROYEK MENGGUNAKAN PROGRAM LINDO (STUDI KASUS: PEMBANGUNAN DERMAGA PENYEBERANGAN SALAKAN TAHAP II)

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya. Sistem informasi dapat

BAB II LANDASAN TEORI

PROJECT TIME MANAGEMENT (MANAJEMEN WAKTU PROYEK BAG.2 : GANTT CHART, CPM DAN PERT) (MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK)

PERCEPATAN PROYEK PADA SEBUAH GEDUNG BERTINGKAT

BAB 3 METODE PENELITIAN

TIN102 - Pengantar Teknik Industri Materi #5 Ganjil 2014/2015 TIN102 PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI

LAPORAN RESMI MODUL VI PERT & CPM

TEKNIK ANALISA JARINGAN (CPM)

BAB II DASAR TEORI Proyek Pengertian Proyek Menurut D.I. Cleland dan W.R. King definisi proyek sebagai berikut:

Manajemen Operasional PENJADWALAN DAN PENGAWASAN PROYEK

MANAJEMEN PROYEK MANAJEMEN OPERASIONAL MINGGU KETIGA BY. MUHAMMAD WADUD, SE., M.SI. FAKULTAS EKONOMI UNIV. IGM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TEKNIK PENJADUALAN PROYEK

Pertemuan 5 Penjadwalan

Seminar Nasional Inovasi Dan AplikasiTeknologi Di Industri 2017 ISSN ITN Malang, 4 Pebruari 2017

BAB II LANDASAN TEORI. Pengelola proyek selalu ingin mencari metode yang dapat meningkatkan

MANAJEMEN WAKTU PROYEK

PROJECT TIME MANAGEMENT (MANAJEMEN WAKTU PROYEK BAG.1) (MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK)

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERSETUJUAN PERSEMBAHAN ABSTRAK KATA PENGANTAR

PERENCANAAN PERCEPATAN PROYEK KONSTRUKSI DENGAN MENGGUNAKAN MICROSOFT PROJECT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. teknologi konstruksi (construction technology) dan manajemen konstruksi (construction

perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating), dan pengawasan (controlling) yang dilakukan untuk menentukan

MAKALAH RISET OPERASI NETWORK PLANNING

BAB II Tinjauan Pustaka

ANALISIS BIAYA PERCEPATAN AKIBAT PENAMBAHAN JAM KERJA MENGGUNAKAN METODE TIME COST TRADE OFF

PERT dan CPM adalah suatu alat manajemen proyek yang digunakan untuk melakukan penjadwalan, mengatur dan mengkoordinasi bagian-bagian pekerjaan yang

BAB II LANDASAN TEORI

Manajemen Proyek. Penjadwalan Proyek dan Menentukan Jalur Kritis MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pertemuan ke-11 Teknik Evaluasi dan Review Proyek (PERT)

Transkripsi:

Pertemuan ke 10 Metode Jalur Kritis Halaman 1 dari Pertemuan ke - 10 10.1 Terminologi dan Perhitungan Dalam proses identifikasi jalur kritis, dikenal beberapa terminologi dan rumus-rumus perhitungan sebagai berikut: 1. TE = E Waktu paling awal peristiwa (node/event) dapat terjadi (Earliest Time of Occurance), yang berarti waktu paling awal suatu kegiatan yang berasal dari node tersebut dapat dimulai, karena menurut aturan dasar jaringan kerja, suatu kegiatan baru dapat dimulai bila kegiatan terdahulu telah selesai. 2. TL = L Waktu paling akhir peristiwa boleh terjadi (Latest Allowable Event / Occurance Time), yang berarti waktu paling lambat, yang masih diperbolehkan bagi suatu peristiwa terjadi. 3. ES Waktu mulai paling awal suatu kegiatan (Earliest Start Time). Bila waktu kegiatan dinyatakan atau berlangsung dalam jam, maka waktu ini adalah jam paling awal kegiatan dimulai. 4. EF Waktu selesai paling awai suatu kegiatan (Earliest Start Time). Bila hanya ada satu kegiatan terdahulu, maka EF suatu kegiatan terdahulu merupakan ES kegiatan berikutnya. 5. LS Waktu paling akhir kegiatan boleh mulai (Latest Allowable Start Time), yaitu waktu paling akhir kegiatan boleh dimulai tanpa memperlambat proyek secara keseluruhan. 6. LF Waktu paling akhir kegiatan boleh selesai (Latest Allowable Finish Time) tanpa memperlambat penyelesaian proyek. 7. D Adalah kurun waktu suatu kegiatan. Umumnya dengan satuan waktu hari, minggu, bulan, dan lain-lain. Dalam Analisis CPM, dipakai suatu cara yang disebut hitungan maju dan hitungan mundur.

Halaman 2 dari Pertemuan ke - 10 4 a (2) 1 2 c (5) e (6) f 5 6 (3) b (3) 3 d (4) Gambar 10.1 Proyek dengan enam komponen kegiatan. 10.2 Hitungan Maju Beberapa prinsip yang digunakan dalam Hitungan Maju: a. Kecuali kegiatan awal, maka suatu kegiatan baru dapat dimulai bila kegiatan yang mendahuluinya (predecessor) telah selesai. b. Waktu selesai paling awal suatu kegiatan adalah sama dengan waktu mulai paling awal, ditambah kurun waktu kegiatan yang bersangkutan. EF = ES + D atau EF(i-j)= ES(i-j) + D(i-j) c. Bila suatu kegiatan memiliki dua atau lebih kegiatan-kegiatan terdahulu yang menggabung, maka waktu mulai paling awal (ES) kegiatan tersebut adalah sama dengan waktu selesai paling awal (EF) yang terbesar dari kegiatan terdahulu. Contoh: EF(i-j) = ES(i-j) + D(i-j) EF(1-2) = ES(1-2) + D = 0 + 2 = 2 EF(2-3) = ES(2-3) + D = 2 + 3 = 5 EF(2-4) = 2 + 5 = 7 EF(3-5) = 5 + 4 = 9 EF(4-5) = 7 + 6 = 13 EF(5-6) = EF(4-5) + D = 13 + 3 = 16 Hasil Lengkap Hitungan Maju Tabel 10.1: Hitungan Maju Kegiatan Kurun Paling Awal i j Nama Waktu (D) Mulai (ES) Selesai (EF) 1 2 a 2 0 2 2 3 b 3 2 5 2 4 c 5 2 7 3 5 d 4 5 9 4 5 e 6 7 13 5 6 f 3 13 16

Halaman 3 dari Pertemuan ke - 10 10.3 Hitungan Mundur Beberapa prinsip yang digunakan dalam Hitungan Mundur: a. Hitungan mundur dimulai dari hari terakhir penyelesaian proyek suatu jaringan kerja. b. Waktu mulai paling akhir suatu kegiatan adalah sama dengan waktu selesai paling akhir, dikurangi kurun waktu berlangsungnya kegiatan yang bersangkutan, atau LS = LF D. c. Bila suatu kegiatan memiliki (memecah menjadi) 2 atau lebih kegiatan-kegiatan berikutnya (successor), maka waktu selesai paling akhir (LF) kegiatan tersebut adalah sama dengan waktu mulai paling akhir (LS) kegiatan berikutnya yang terkecil. Contoh: LS(5-6) = LF(5-6) D = 16 3 = 13 LS(4-5) = 13 6 = 7 LS(3-5) = 13 4 = 9 LS(2-4) = 7 5 = 2 LS(2-3) = 9 3 = 6 LS(1-2) = 2 2 = 0 Tabel 10.2: Hitungan Mundur Kegiatan Kurun Paling Awal Paling Akhir I J Nama Waktu (D) Mulai (ES) Selesai (EF) Mulai (LS) Selesai (LF) 1 2 a 2 0 2 0 2 2 3 b 3 2 5 6 9 2 4 c 5 2 7 2 7 3 5 d 4 5 9 9 13 4 5 e 6 7 13 7 13 5 6 f 3 13 16 13 16 10.4 Float Total Float total adalah menunjukkan jumlah waktu yang diperkenankan suatu kegiatan boleh ditunda, tanpa mempengaruhi jadwal penyelesaian proyek secara keseluruhan. Float Total dihitung dengan rumus sebagai berikut: TF = LF EF = LS ES atau TF = L(j) E(i) D(i-j) Untuk memanfaatkan float total, maka kegiatan terdahulu harus mulai seawal mungkin (=ES), sebaliknya kegiatan berikutnya harus mulai selambat mungkin (=LS).

Halaman 4 dari Pertemuan ke - 10 Gambar 10.2 Posisi dan hubungan antara ES, LS, EF, LF, D dan float total Arti dan kegunaan float total dapat dijelaskan dalam gambar berikut ini: Gambar 10.3 Jaringan kerja tidak berskala waktu Gambar 10.4 Jaringan kerja berskala waktu (early start)

Halaman 5 dari Pertemuan ke - 10 Gambar 10.5 Jaringan kerja berskala waktu (late start) 10.5 Jalur Kritis Sifat atau syarat umum jalur kritis: 1. Pada kegiatan pertama, ES = LS = 0, atau E(1) = L(1) = 0 2. Pada kegiatan terakhir atau terminal, LF = EF 3. Float total: TF =0 Penyajian jalur kritis ditandai dengan garis tebal. Bila jaringan kerja hanya mempunyai satu titik awal (initial node) dan satu titik akhir (teminal node), maka jalur kritis juga berarti jalur yang memiliki jumlah waktu penyelesaian terbesar (terlama), dan jumlah waktu tersebut merupakan waktu proyek yang tercepat. Kadang-kadang dapat dijumpai lebih dari satu jalur kritis dalam sebuah jaringan kerja. Dari tabel 10.3 diketahui jalur kritis untuk contoh jaringan kerja tersebut adalah jalur 1-2-4-5-6. Tabel 10.3: Mengidentifikasikan Float dan Jalur Kritis Kegiatan Paling Awal Paling Akhir (D) i j Nama (ES) (EF) (LS) (LF) TF Ket. 1 2 a 2 0 2 0 2 0 Kritis 2 3 b 3 2 5 6 9 4 Tidak 2 4 c 5 2 7 2 7 0 Kritis 3 5 d 4 5 9 9 13 4 Tidak 4 5 e 6 7 13 7 13 0 Kritis 5 6 f 3 13 16 13 16 0 Kritis 10.6 Float Bebas Float bebas adalah sejumlah waktu di mana penyelesaian kegiatan tersebut dapat ditunda tanpa mempengaruhi waktu mulai paling awal dari kegiatan berikutnya ataupun semua peristiwa yang lain pada jaringan kerja. Salah satu syarat adanya float bebas adalah bilamana semua kegiatan pada jalur yang bersangkutan mulai seawal mungkin. Float bebas dimiliki oleh satu kegiatan tertentu, sedangkan float total dimiliki oleh kegiatan kegiatan yang berada di jalur yang bersangkutan. Float bebas = ES kegiatan berikutnya EF kegiatan yang dimaksud Contoh FF (1-2) = ES (2-3) EF (1-2)

Halaman 6 dari Pertemuan ke - 10 10.7 Float Interferen Bila suatu kegiatan menggunakan sebagian dari IF maka kegiatan non kritis berikutnya pada jalur tersebut perlu dijadwalkan lagi (digeser) meskipun tidak sampai mempengaruhi penyelesaian proyek secara keseluruhan. Rumus : IF = FT FF Gambar 10.6 Posisi dan hubungan float total, float bebas dan float interferen Contoh Latihan: Tentukan float total, float bebas, dan float interferen dari jaringan kerja berikut ini, dengan membuat tabel perhitungan maju dan mundur dari metode jalur kritis. Kegiatan Kurun i - j Nama Waktu (D) 1-2 a 3 2-3 b 2 2-4 c 4 2-6 d 8 3-5 e 4 4-7 f 6 5-6 g 3 6-8 h 6 7-8 i 7 Jika dihitung dengan benar maka akan diperoleh hasil sebagai berikut: Jalur kritis (FF = 0) adalah: a c f i j Jalur yang memiliki float interferen adalah: b, d, e, dan g.

Halaman 7 dari Pertemuan ke - 10 Gambar 10.8 Hitungan Maju untuk menentukan ES dan EF Gambar 10.9 Hitungan Mundur untuk menentukan LS dan LF Paling Awal Paling Akhir Float Kegiatan Kurun Waktu Mulai Selesai Mulai Selesai Total Bebas Interferen i - j Nama (D) (ES) (EF) (LS) (LF) (TF) (FF) (IF) 1-2 a 3 0 3 0 3 0 0 0 2-3 b 2 3 5 5 7 2 0 2 2-4 c 4 3 7 3 7 0 0 0 2-6 d 8 3 11 6 14 3 1 2 3-5 e 4 5 9 7 11 2 0 2 4-7 f 6 7 13 7 13 0 0 0 5-6 g 3 9 12 11 14 2 0 2 6-8 h 6 12 18 14 20 2 2 0 7-8 i 7 13 20 13 20 0 0 0 8-9 j 4 20 24 20 24 0 0 0