LAPORAN HASIL PENGUKURAN TINGKAT TRANSPARANSI PENDANAAN PARTAI POLITIK DI TINGKAT DEWAN PIMPINAN PUSAT

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN HASIL PENGUKURAN TINGKAT TRANSPARANSI PENDANAAN PARTAI POLITIK DI TINGKAT DEWAN PIMPINAN PUSAT. Transparency International Indonesia

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK

2008, No.2 2 d. bahwa Partai Politik merupakan sarana partisipasi politik masyarakat dalam mengembangkan kehidupan demokrasi untuk menjunjung tinggi k

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

TULISAN HUKUM. Transparansi-dan-Akuntabilitas-Pengelolaan. m.tempo.co

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2002 TENTANG PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MATRIKS PERBANDINGAN PERUBAHAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

NOMOR 31 TAHUN 2002 TENTANG PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DUIT UNTUK NASDEM DAN PAN DIPENDING SPJ AKAN DIEVALUASI BPK

KONSEPSI REVISI PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 5 TAHUN 2009 TTG BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Buku Pintar Calon Anggota & Anggota Legislatif

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2014 NOMOR 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 5 TAHUN 2009


b. bahwa Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2002 tentang Partai Politik perlu diperbarui sesuai dengan tuntutan dan dinamika perkembangan masyarakat;

BUPATI MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK DI KABUPATEN MAGELANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEWAJIBAN PELAPORAN DANA KAMPANYE PESERTA PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF 2014

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 108 TAHUN 2010 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG

*13595 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 31 TAHUN 2002 (31/2002) TENTANG PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 01.TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PENGATURAN BANTUAN PARTAI POLITIK YANG BERSUMBER DARI APBN/APBD

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2002 TENTANG PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI SUMEDANG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 58 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI PASURUAN PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 5 PENUTUP. 5.1 Simpulan. Perubahan regulasi yang mengatur tentang partai politik dari waktu ke waktu

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

BUPATI TRENGGALEK SALINAN PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2013 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2002 TENTANG PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MATRIK PERUBAHAN UNDANG UNDANG NO 2 TAHUN 2008 KE UNDANG UNDANG NO 2 TAHUN 2011 TENTANG PARTAI POLITIK

PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA PROBOLINGGO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR : 1 TAHUN 2010

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perjalanan politik di Indonesia selama ini telah menorehkan sejarah panjang

Usulan Perbaikan Pasal-pasal Keuangan Politik Di Dalam Undang-undang tentang Pemilihan Umum anggota DPR/DPRD dan DPD (UU No.

PEMERINTAH KOTA BLITAR

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK

NOMOR 31 TAHUN 2002 TENTANG PARTAI POLITIK

: PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS UTARA TENTANG

Kajian Pelaporan Awal Dana Kampanye Partai Politik Pemilu 2014: KPU Perlu Tegas Atas Buruk Laporan Dana Kampanye Partai Politik

PEMERINTAH KOTA BLITAR

PEMERINTAH KABUPATEN MAMASA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BATANG. Tahun 2010 Nomor : 9 1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG NOMOR 9 TAHUN 2010 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BATANG TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL,

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 6 SERI E

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK DI KABUPATEN FLORES TIMUR

HASIL MASUKAN KUNJUNGAN KERJA DARI PROVINSI MALUKU, JAWA TENGAH, DAN KALIMANTAN TIMUR

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK

KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA SALATIGA. KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA SALATIGA NOMOR 56 /Kpts/KPU-Kota /2016

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG PARTAI POLITIK LOKAL DI ACEH

BUPATI PANDEGLANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA BINJAI. KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA BINJAI NOMOR :20/Kpts/KPU-Kota /2015

BUPATI MUSI RAWAS UTARA

BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK MELALUI ANGGARAN PENDAPATAN DAERAH. Noor Azizah*

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN DANA KAMPANYE PESERTA PEMILIHAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI JEPARA TAHUN 2017

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG PARTAI POLITIK LOKAL DI ACEH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI MAJENE PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 107 TAHUN : 2010 SERI : A PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

Standarisasi akuntansi dan pelaporan

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA TEGAL

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO

2018, No tentang Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik; Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

BUPATI FLORES TIMUR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KAYONG UTARA

Transkripsi:

LAPORAN HASIL PENGUKURAN TINGKAT TRANSPARANSI PENDANAAN PARTAI POLITIK DI TINGKAT DEWAN PIMPINAN PUSAT 1. Latar Belakang Hingga saat ini persoalan transparansi dan akuntabilitas dana politik masih menjadi tantangan sistem demokrasi di Indonesia. Pada hakekatnya partai politik adalah penghubung antara pemerintah dan masyarakat. Partai politik yang dapat menjadi elemen penghubung adalah partai yang memiliki komitmen untuk melakukan reformasi internal partai. Salah satu cara yang bisa ditempuh adalah menjalankan prinsip-prinsip transparansi dan akuntabilitas keuangan partai. Sistem pendanaan politik yang transparan dan akuntabel pada hakikatnya adalah nilai tukar dari kepercayaan publik terhadap partai politik. Implementasi dari kedua prinsip ini akan memudahkan publik untuk melakukan proses pemilihan dengan informasi yang selengkap-lengkapnya. Reformasi internal partai sangat penting untuk mendorong supaya partai dapat berfungsi dengan baik dan efektif dalam memberantas korupsi. Oleh karena itu, pemberantasan korupsi seyogyanya dimulai dari partai itu sendiri sehingga pada saat terpilih untuk berkuasa dapat memenuhi aspirasi masyarakat dalam pemberantasan korupsi secara total tanpa beban sejarah. Disahkanya Undang-undang No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (UU KIP) telah memberikan angin segar bagi publik dalam keterpenuhan hak atas informsi. Melalui undang-undang ini diharapkan memberikan ruang yang lebih luas bagi akses publik terhadap pendanaan politik. Keterbukaan informasi adalah suatu kondisi untuk memungkinkan demokrasi berfungsi dengan baik. Tidak ada demokrasi apapun predikat dan jenisnya tanpa partisipasi politik rakyat. Tidak akan ada partisipasi rakyat tanpa transparansi, keterbukaan politik dan keterbukaan informasi. Untuk itulah Transparency International Indonesia bekerjasama dengan Komisi Informasi Pusat telah mengembangkan satu instrument yang dapat mengetahui tingkat transparansi keuangan partai politik. 2. Tujuan Penelitian Riset ini secara umum bertujuan mengukur sejauh mana transparansi pendanaan partai politik ditinjau dari Undang-Undang No. 2/2008 Jo UU No.2/2011 Tentang Partai Politik dan Undang- Undang No. 14/2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik. 1

3. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan secara kuantitatif menggunakan acuan kuesioner yang didukung wawancara mendalam dengan informan kunci dari partai politik di tingkat DPP. Peneliti melihat data sekunder berupa dokumen keuangan partai politik, AD/ART Parpol, dan lain-lain yang dibutuhkan sesuai pertanyaan penelitian apakah tersedia atau tidak; dengan kata lain mengobservasi data sekunder tersebut. Jika dimungkinkan, data tersebut akan dicopy sebagai bahan analisis dan rekomendasi. Informan utama adalah Bendahara Umum DPP Partai Politik atau yang mewakilinya dengan catatan menguasai seluk beluk pendanaan partai dan dapat dimintai pertanggungjawabannya terhadap data yang diberikan. Proses pengambilan data dilakukan beberapa kali sesuai dengan kebutuhan. Partai politik yang menjadi responden penelitian berjumlah 9 (sembilan): 1. DPP Partai Demokrat 2. DPP Partai Golkar 3. DPP 4. DPP PKS 5. DPP 6. DPP PPP 7. DPP 8. DPP Partai 9. DPP Partai 4. Kuesioner Penelitian dan Pembobotanya: Peneliti di lapangan akan menggunakan kuesioner sebagai acuan pengumpulan data dengan rentang nilai 1 sampai dengan 4; Score 1 jika informasi tidak tersedia sama sekali Score 2 jika informasi tersedia namun tidak lengkap kurang dari 50% Score 3 jika informasi tersedia namun tidak lengkap lebih dari 50% Score 4 jika informasi yang dibutuhkan lengkap Pertanyaan penelitian dalam kuesioner sendiri dikelompokan menjadi 3 bagian dengan total 27 pertanyaan; 1. Informasi yang Wajib Tersedia (15 pertanyaan) 2. Informasi yang Wajib Dipublikasikan (8 pertanyaan) 2

3. Informasi yang Wajib Dilaporkan kepada Pemerintah (4 pertanyaan) Pertanyaan penelitian dalam kuesioner semuanya menggunakan acuan regulasi yang sudah ada (UU No.2/2011 Tentang Partai Politik, Permendagri 24/2009, Permendagri 59/2007, dan UU No.14/2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik. Adapun pertanyaan penelitian berdasarkan kategori tersebut adalah sebagai berikut: Kategori No Jenis pertanyaan Acuan Regulasi Informasi yang wajib tersedia 1 Buku laporan keungan tahunan partai politik Pasal 13 h, pasal 36 ayat 3, pasal 37, 38 2 Buku laporan keuangan partai 5 tahun terakhir 3 Buku laporan keuangan kampanye legislatif tahun 2009 4 Buku laporan keuangan kampanye 2004 5 Identitas Penyumbang yang bersumber dari iuran anggota dan jumlah masing-masing sumbangan 6 Identitas penyumbang perseorangan anggota partai politik, jumlah masing-masing sumbangan, dan bentuk sumbangan (uang,barang, dan jasa) 7 Identitas sumbangan perseorangan bukan anggota partai politik, jumlah masing-masing sumbangan, dan bentuk sumbangan (uang,barang,jasa) 8 Identitas sumbangan perusahaan dan/atau badan usaha, jumlah masing-masing sumbangan dan bentuk sumbangan (uang,barang,jasa) 9 Catatan terhadap semua penerimaan (uang,barang,jasa) dan pengeluaran keuangan partai politik (setiap tahun) Pasal 13 h, pasal 36 ayat 3, pasal 37 Pasal 34 ayat 1 a Pasal 34 ayat 1 b, pasal 35 ayat 1 a, pasal 40 ayat 3 Pasal 34 ayat 1 b, pasal 35 ayat 1 b, pasal 40 ayat 3 Pasal 34 ayat 1 b, pasal 35 ayat 1 c, pasal 40 ayat 3 Pasal 36, 37, 38, 39 10 Laporan mengenai aset partai Pasal 1 ayat 5. Pasal 26 Permendagri 24/2009 Inisiatif parpol 11 Buku laporan yang ditandatangani bendahara Inisiatif parpol atau eksekutif partai politik 12 Anggaran Dasar Partai Politik yang Pasal 2 mencantumkan pengaturan keuangan partai politik 13 Anggaran Dasar mencantumkan batasan Pasal 35,40, maksimum sumbangan, dan larangan menerima sumbangan sprti yg diatur dalam undang-undang parpol 14 Rekening kas umum partai politik Pasal 36 ayat 2 15 Rekening khusus dana kampanye Pasal 13 j 3

Informasi yang wajib dipublikasikan 1 Laporan keuangan tahunan Pasal 39 ayat 2 2 Laporan realisasi anggaran partai Pasal 39 ayat 3 3 Laporan neraca Pasal 39 ayat 3 4 Laporan arus kas Pasal 39 ayat 3 5 Jumlah dana yang diperoleh dari APBN UU KIP No.14 Pasal 15, Pasal 12 UU Parpol, Pasal 13 i, pasal 34 ayat 1 c, 6 Alokasi dana yang diperoleh dari APBN UU KIP No.14 Pasal 15, pasal 34 ayat 3a dan 3b. 7 Informasi media yang dipakai untuk Pasal 39 ayat 2 mengumumkan laporan tahunan 8 Informasi akuntan publik yang ditunjuk untuk melakukan proses audit secara berkala Pasal 39 ayat 3 Informasi yang wajib dilaporkan kepada pemerintah 1 Laporan tahunan pertanggungjawaban penerimaan dan pengeluaran keuangan yang bersumber dari APBN/APBD yang telah diperiksa BPK 2 Informasi pengalokasian pendanaan parpol yang bersumber dari item dana sosial dan hibah yang diatur 3 Rencana penggunaan dana bantuan keuangan partai politik 4 Laporan realisasi penerimaan dan penggunaan bantuan keuangan tahun anggaran sebelumnya Pasal 13, 34 ayat 1c, 34a, Permendagri 59/2007 Pasal 7 PP No.5 Th 2009 Pasal 7 PP No.5 Th 2009 5. Penghitungan Score dan Analisis Data Score masing-masing kelompok pertanyaan akan diberi bobot menggunakan prosentase sbb: 45% untuk informasi yang wajib tersedia (15 pertanyaan) 25% untuk pertanyaan untuk informasi yang wajib dipublikasikan (8 pertanyaan) 30% untuk informasi yang wajib dilaporkan kepada pemerintah (4 pertanyaan) Data yang terkumpul dianalisis sesuai kriteria pembobotan yang telah ditentukan dan disajikan dalam bentuk index 1-4 pada setiap point pertanyaan. 6. Tahapan pengumpulan data: a. Seminar sosialisasi kepada partai politik terkait rencana pengukuran tingkat transparansi pendanaan politik b. Seminar penetapan bobot indeks dan rencana tindak lanjut dengan partai politik sebagai bentuk expert pannel 4

c. Audiensi di DPP Partai Politik untuk mensosialisasikan instrumen dan informasi yang dibutuhkan d. Proses pengumpulan data di DPP Partai Politik e. Konfirmasi data melalui proses FGD dengan partai politik yang telah disurvey 7. Respon Partai Politik Respon partai politik terhadap survey yang telah dilakukan adalah sebagai berikut: No Kategori Keterangan Nama Partai 1 Sangat Kooperatif Membuka diri untuk proses assessment dan audiensi PDI-Perjuangan, Partai,,, 2 Kooperatif Membuka diri untuk audiensi PPP 3 Kurang Kooperatif Melakukan proses komunikasi Partai Demokrat, PKS dengan TII 4 Tidak Kooperatif Sama sekali tidak membuka komunikasi dengan TII Partai Golkar 5

8. Kategori Respon Partai Politik Membuka Diri Bersedia melakukan komunikasi terkait survey yang dilakukan oleh TI-Indonesia dan Komisi Informasi Pusat (melalui surat, telfon dan lain-lain) Bekerjasama Bersedia mengikuti proses penilaian assessment (proses survey) Bersedia melakukan audiensi Keterangan Indeks Transparansi Keuangan Partai Politik Overall Score Informasi Wajib Tersedia Informasi yang Wajib Dipublikasikan Informasi yang Wajib Dilaporkan Pemerintah 3,74 3,50 3,88 4,00 3,64 3,47 3,50 4,00 3,10 3,67 1,00 4,00 2,41 2,14 1,00 4,00 2,31 2,13 1,00 3,67 Grafik Transparansi Keuangan Partai Politik Overall Score 0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 3.50 4.00 6

Grafik Perbandingan 5 Partai Politik Informasi yang Wajib Dilaporkan Pemerintah Informasi yang Wajib Dipublikasikan Informasi Wajib Tersedia Overall Score 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 Grafik Berdasarkan 3 Kategori Pertanyaan Informasi Wajib Tersedia - 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 3.50 4.00 7

Informasi yang Wajib Dipublikasikan - 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 3.50 4.00 Informasi yang Wajib Dilaporkan Kepada Pemerintah - 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 3.50 4.00 8

Grafik Masing-Masing Partai Politik Informasi yang Wajib Dilaporkan Pemerintah Informasi yang Wajib Dipublikasikan Informasi Wajib Tersedia Overall Score 0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 3.50 4.00 Informasi yang Wajib Dilaporkan Pemerintah Informasi yang Wajib Dipublikasikan Informasi Wajib Tersedia Overall Score 0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 3.50 4.00 9

Informasi yang Wajib Dilaporkan Pemerintah Informasi yang Wajib Dipublikasikan Informasi Wajib Tersedia Overall Score 0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 3.50 4.00 Informasi yang Wajib Dilaporkan Pemerintah Informasi yang Wajib Dipublikasikan Informasi Wajib Tersedia Overall Score 0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 3.50 4.00 10

Informasi yang Wajib Dilaporkan Pemerintah Informasi yang Wajib Dipublikasikan Informasi Wajib Tersedia Overall Score 0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 3.50 4.00 Grafik Informasi Yang Wajib Tersedia Buku laporan keuangan tahunan partai politik 11

Buku laporan keuangan partai 5 tahun terakhir Buku laporan keuangan kampanye legislatif tahun 2009 12

Buku laporan keuangan kampanye 2004 Identitas penyumbang yang bersumber dari iuran anggota dan jumlah masing-masing sumbangan 13

Identitas penyumbang perseorangan anggota partai politik, jumlah masing-masing sumbangan, dan bentuk sumbangan (uang,barang, dan jasa) Identitas sumbangan perseorangan bukan anggota partai politik, jumlah masing-masing sumbangan, dan bentuk sumbangan (uang,barang,jasa) 14

Identitas sumbangan perusahaan dan/atau badan usaha, jumlah masing-masing sumbangan dan bentuk sumbangan (uang,barang,jasa) Catatan terhadap semua penerimaan (uang,barang,jasa) dan pengeluaran keuangan partai politik (setiap tahun) 15

Laporan mengenai aset partai Buku laporan yang ditandatangani bendahara atau eksekutif partai politik 16

Anggaran Dasar Partai Politik yang mencantumkan pengaturan keuangan partai politik Anggaran Dasar mencantumkan batasan maksimum sumbangan, dan larangan menerima sumbangan seperti yang diatur dalam undangundang parpol 17

Rekening kas umum partai politik Rekening khusus dana kampanye 18

Grafik Informasi Yang Wajib Dipublikasikan Laporan keuangan tahunan Laporan realisasi anggaran partai 19

Laporan neraca Laporan arus kas 20

Jumlah dana yang diperoleh dari APBN Alokasi dana yang diperoleh dari APBN 21

Informasi media yang dipakai untuk mengumumkan laporan tahunan Informasi akuntan publik yang ditunjuk untuk melakukan proses audit secara berkala 22

Grafik Informasi Yang Wajib Dilaporkan Kepada Pemerintah Laporan tahunan pertanggungjawaban penerimaan dan pengeluaran keuangan yang bersumber dari APBN/APBD yang telah diperiksa BPK Informasi pengalokasian pendanaan parpol yang bersumber dari item dana sosial dan hibah yang diatur 23

Rencana penggunaan dana bantuan keuangan partai politik Laporan realisasi penerimaan dan penggunaan bantuan keuangan tahun anggaran sebelumnya 24

KESIMPULAN Dari 9 partai di parlemen, 5 sangat kooperatif terhadap survey ini, yakni,,,, 1 Partai kooperatif, PPP 2 Partai kurang kooperatif, PKS dan Demokrat 1 Partai tidak kooperatif; Golkar Dari 5 partai yang disurvey, 3 diantaranya sudah transparan dengan score diatas 3,00 (Partai,, PDI-Perjuangan). 2 Partai yang lain ( dan ) belum transparan Dalam hal informasi yang wajib tersedia, rata-rata partai politik belum transparan Dalam hal informasi yang wajib dipublikasikan, hanya 2 partai ( dan ) yang sudah transparan Dalam hal informasi yang wajib dilaporkan kepada pemerintah, semua partai politik memiliki tingkat transparansi yang baik REKOMENDASI Partai politik harus mematuhi Undang-Undang No. 2/2008 Jo UU No.2/2011 Tentang Partai Politik dan Undang-Undang No. 14/2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik. Partai politik harus mengembangkan: Kebijakan, mekanisme, prosedur internal pengelolaan dana yang transparan dan akuntabel untuk mendapatkan kepercayaan dan dukungan publik Aturan internal yang menjamin akses masyarakat terhadap informasi keuangan partai Mendorong adanya PPID dan Perbaikan sistem pencatatan laporan keuangan sesuai standart akuntasi yang ada DPR segera memasukkan standar audit terkait dana Non-APBN ke dalam UU Partai Politik Komisi Informasi agar menyediakan petunjuk pelaksanaan transparansi dan publikasi pendanaan bagi partai politik Partai politik yang belum diketahui tingkat transparansinya harus membuka diri dan bekerjasama dengan Komisi Informasi dan lembaga lain yang konsisten mengembangkan transparansi pendanaan partai. Diharapkan mereka bisa ikut bergabung di dalam pelaksanaan survey berikutnya Memanfaatkan informasi yang telah dibuka dan disediakan oleh kelima Parpol untuk kepentingan peningkatan kesadaran politik pemilih dan sekaligus mengontrol partai politik. 25

LAMPIRAN Pasal Pengaturan Syarat Pendirian Partai Politik Hak dan Kewajiban UU No. 2 Tahun 2008 Jo UU No.2 Tahun 2011 Tentang Partai Politik BAB II PEMBENTUKAN PARTAI POLITIK Pasal 2 AD sebagaimana dimaksud pada ayat (3) memuat paling sedikit: i. keuangan Partai Politik BAB VI HAK DAN KEWAJIBAN Pasal 12 Partai Politik Berhak: k. Memperoleh bantuan keuangan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara/ Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan Pasal 13 h. Membuat pembukuan, memelihara daftar penyumbang dan jumlah sumbangan yang diterima, serta terbuka kepada masyarakat i. Menyampaikan laporan pertanggungjawaban penerimaan dan pengeluaran keuangan yang bersumber dari dana bantuan APBN/APBD secara berkala 1 (satu) tahun sekali kepada Pemerintah setelah diperiksa oleh BPK j. Memiliki rekening khusus dana kampanye pemilihan umum Penjelasan: Laporan penggunaan dana bantuan dari APBN/APBD yang telah diperiksa oleh BPK disampaikan oleh partai politik kepada Departemen Dalam Negeri Keuangan BAB XV KEUANGAN Pasal 34 (1) Keuangan Partai Politik bersumber dari: a. iuran anggota; b. sumbangan yang sah menurut hukum; dan c. bantuan keuangan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara/Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. (2) Sumbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, dapat berupa uang, barang, dan/atau jasa. (3) Bantuan keuangan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara/Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c diberikan secara proporsional kepada Partai Politik yang mendapatkan kursi di Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah provinsi, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah kabupaten/kota yang penghitungannya berdasarkan jumlah perolehan suara. 26

(3a) Bantuan keuangan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara/Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diprioritaskan untuk melaksanakan pendidikan politik bagi anggota Partai Politik dan masyarakat. (3b) Pendidikan Politik sebagaimana dimaksud pada ayat (3a) berkaitan dengan kegiatan: a. pendalaman mengenai empat pilar berbangsa dan bernegara yaitu Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan Negara Kesatuan Republik Indonesia; b. pemahaman mengenai hak dan kewajiban warga negara Indonesia dalam membangun etika dan budaya politik; c. pengkaderan anggota Partai Politik secara berjenjang dan berkelanjutan. (4) Bantuan keuangan dan laporan penggunaan bantuan keuangan kepada Partai Politik sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan (3a) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah. Pasal 34A (1) Partai Politik wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban penerimaan dan pengeluaran yang bersumber dari dana bantuan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat (1) huruf c kepada Badan Pemeriksa Keuangan secara berkala 1 (satu) tahun sekali untuk diaudit paling lambat 1 (satu) bulan setelah tahun anggaran berakhir. (2) Audit laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan 3 (tiga) bulan setelah tahun anggaran berakhir. (3) Hasil audit atas laporan pertanggungjawaban penerimaan dan pengeluaran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disampaikan kepada Partai Politik paling lambat 1 (satu) bulan setelah diaudit. Pasal 35 (1) Sumbangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat (1) huruf b yang diterima Partai Politik berasal dari: a. perseorangan anggota Partai Politik yang pelaksanaannya diatur dalam AD dan ART; b. perseorangan bukan anggota Partai Politik, paling banyak senilai Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) per orang dalam waktu 1 (satu) tahun anggaran; dan c. perusahaan dan/atau badan usaha, paling banyak senilai Rp 7.500.000.000,00 (tujuh miliar lima ratus juta rupiah) per perusahaan dan/atau badan usaha dalam waktu 1 (satu) tahun anggaran. (2) Sumbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didasarkan pada prinsip kejujuran, sukarela, keadilan, terbuka, tanggung jawab, serta kedaulatan dan kemandirian Partai Politik. Pasal 36 27

(1) Sumber keuangan sebagaimana dimaksud dalam pasal 34 merupakan pendapatan yang dapat digunakan untuk pengeluaran dalam pelaksanaan program, mencakup pendidikan politik, dan operasional secretariat Partai Politik (2) Penerimaan dan pengeluaran keuangan partai politik dikelola melalui rekening kas umum partai politik (3) Pengurus Partai Politik di setiap tingkatan melakukan pencatatan atas semua penerimaan dan pengeluaran keuangan partai politik Pasal 37 Pengurus partai politik di setiap tingkatan organisasi menyusun laporan pertanggungjawaban penerimaan dan pengeluaran keuangan setelah tahun anggaran berkenaan berakhir Pasal 38 Hasil pemeriksaan laporan pertanggungjawaban penerimaan dan pengeluaran keuangan partai politik sebagaimana dimaksud pasal 37 terbuka diketahui masyarakat Pasal 39 (1) Pengelolaan keuangan Partai Politik dilakukan secara transparan dan akuntabel (2) Pengelolaan keuangan Partai Politik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diaudit oleh akuntan publik setiap 1 (satu) tahun dan diumumkan secara periodik (3) Partai Politik wajib membuat laporan keuangan untuk keperluan audit dana yang meliputi: a. laporan realisasi anggaran Partai Politik; b. laporan neraca; dan c. laporan arus kas. Yang dimaksud dengan akuntan publik adalah akuntan yang terdaftar dalam organisasi profesi Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) Yang dimaksud dengan diumumkan secara periodik adalah dipublikasikan setiap tahun sekali melalui media massa Larangan BAB XVI LARANGAN Pasal 40 (3) Partai Politik Dilarang: a) menerima dari atau memberikan kepada pihak asing sumbangan dalam bentuk apapun, yang bertentangan dengan aturan perundang-undangan b) menerima sumbangan berupa uang, barang maupun jasa tanpa mencantumkan identitas yang jelas c) menerima sumbangan dari perseorangan, perusahaan, badan usaha melebihi batas yang ditetapkan dalam peraturan perundangan 28

d) meminta atau menerima dana dari BUMN, BUMD, Bumdes atau dengan sebutan lainya e) menggunakan fraksi di MPR,DPR,DPRD Prov, Kota, Kab sebagai sumber pendanaan partai politik (4) Partai politik dilarang mendirikan badan usaha dan/atau memiliki saham suatu badan usaha Yang dimaksud dengan pihak asing dalam ketentuan ini adalah warga negara asing, pemerintahan asing, atau organisasi kemasyarakatan asing yang dimaksud dengan identitas yang jelas dalam ketentuan ini adalah nama dan alamat lengkap perseorangan atau perusahaan dan/atau badan usaha Sanksi BAB IX SANKSI Pasal 47 (1) Pelanggaran terhadap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf H dikenai sanksi administratif berupa teguran oleh Pemerintah (2) Pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13huruf I dikenai sanksi administratif berupa penghentian bantuan APBN/APBD sampai laporan diterima oleh Pemerintah dalam tahun anggaran berkenaan (3) Pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf (J) dikenai sanksi administratif berupa teguran oleh KPU (4) Pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 ayat 3 huruf e dikenai sanksi administratif yang ditetapkan oleh badan/lembaga yang bertugas untuk menjaga kehormatan dan martabat parpol beserta anggotanya Pasal 48 (1) Dalam hal terjadi pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 ayat 3 huruf a, pengurus parpol yang bersangkutan dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 tahun dan denda 2 kali lipat dari jumlah dana yang diterima (2) Dalam hal terjadi pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 ayat 3 huruf b, c, dan d, pengurus parpol yang bersangkutan dipidana penjara paling lama 1 tahun dan denda 2 kali lipat dari jumlah dana yang diterimanya (3) Pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 ayat 4 dikenai sanksi administratif berupa pembekuan sementara kepengurusan parpol yang bersangkutan sesuai dengan tingkatanya oleh pengadilan negeri serta asset dan sahamnya disita untuk negara Pasal 49 29

(1) Setiap orang atau perusahaan dan/atau badan usaha yang memberikan sumbangan kepada parpol melebihi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat 1 huruf b dan huruf c dipidana penjara paling lama 6 bulan dan denda 2 kali lipat jumlah dana yang disumbangkanya (2) Pengurus parpol yang menerima sumbangan dari dan/atau perusahaan/badan usaha yang melebihi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 35 ayat 1 huruf b dan huruf c dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 tahun dan denda 2 kali lipat dari jumlah dana yang diterima Sumbangan yang diterima parpol dari perseorangan dan/atau perusahaan/badan usaha yang melebihi batas ketentuan sebagaimana dimaksud Pasal 35 ayat 1 huruf b dan huruf c disita untuk negara Informasi yang wajib tersedia setiap saat Undang-Undang No.14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik Pasal 15 Informasi Publik yang Wajib Disediakan Oleh Partai Politik dalam Undangundang ini adalah: a. asas dan tujuan; b. program umum dan kegiatan partai politik; c. nama alamat dan susunan kepengurusan dan perubahannya; d. pengelolaan dan penggunaan dana yang bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara dan/ atau anggaran pendapatan dan belanja daerah; e. mekanisme pengambilan keputusan partai; f. keputusan partai: hasil muktamar/ kongres/munas/ dan keputusan lainnya yang menurut anggaran dasar dan anggaran rumah tangga partai terbuka untuk umum; dan/ atau g. informasi lain yang ditetapkan oleh Undang-Undang yang berkaitan dengan partai politik 30