BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya

hingga dapat mencapai cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim. Perakarannya berupa akar serabut berbentuk silinder berongga yang

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Sistem perakaran tanaman bawang merah adalah akar serabut dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Blok I Blok II Blok III 30 cm

Lampiran 2. Daftar Sidik Ragam Tinggi Tanaman 2 MST

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.)

TINJAUAN PUSTAKA. Ordo : Liliales ; Famili : Liliaceae ; Genus : Allium dan Spesies : Allium

II. TINJAUAN PUSTAKA. didunia. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan tanaman semusim

TINJAUAN PUSTAKA. Subdivisio Angiospermae, Klas Monocotyledoneae, Ordo Liliaceae Family:

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) divisi spermatophyta, subdivisi angiospermae, kelas monocotyledonae,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Bawang merah (Allium ascalonicum Linn) merupakan tanaman

PENYIAPAN BENIH BAWANG MERAH

BAWANG MERAH DI INDONESIA

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ordo: Polypetales, Famili: Leguminosea (Papilionaceae), Genus:

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bawang Merah. rumpun, tingginya dapat mencapai cm, Bawang Merah memiliki jenis akar

MENGKAJI HASIL DAUN BAWANG MERAH PADA JARAK TANAM BERBEDA.

Subdivisio : Angiospemae. : Monocotyledoneae. Spesies : Allium ascalonicum L.

Lampiran 1. Gambar Bagan Lahan Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. diklasifikasikan sebagai berikut. Divisi: Spermatophyta; Subdivisi:

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman bawang merah Kingdom: Plantae, Divisio: Spermatophyta, Sub divisio: Angiospermae, Class: Monocotyledonae, Ordo:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis

TINJAUAN PUSTAKA. pada perakaran lateral terdapat bintil-bintil akar yang merupakan kumpulan bakteri

TINJAUAN PUSTAKA. tumbuhan, termasuk klasifikasi sebagai berikut; divisio : spermatophyta;

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. termasuk ke dalam kelompok rempah tidak bersubstitusi yang berfungsi sebagai

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat

TINJAUAN PUSTAKA. antara cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim.

Lampiran 1. Bagan Penelitian. Ulangan I Ulangan II Ulangan III. Universitas Sumatera Utara

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom :

TINJAUAN PUSTAKA. (brassicaceae) olek karena itu sifat morfologis tanamannya hampir sama, terutama

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman bawang merah berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal

LAMPIRAN. Lampiran 1. Layout Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA. A. Tanaman Bawang Merah. ada didunia. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan tanaman

II. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)

Tugas Mata Kuliah TBT Sayur dan Tanaman Hias BUDIDAYA BAWANG MERAH DAN BAWANG PUTIH

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Caulifloris. Adapun sistimatika tanaman kakao menurut (Hadi, 2004) sebagai

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Purwono dan Hartono (2012), kacang hijau termasuk dalam keluarga. tumbuhan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bawang Merah. yang merupakan kumpulan dari pelepah yang satu dengan yang lain. Bawang

TINJAUAN PUSTAKA. Botani tanaman. Tanaman jagung termasuk dalam keluarga rumput rumputan dengan

I II. Lampiran 1. Bagan Penelitian. 20 cm 75 cm. 20 cm. 50 cm. Keterangan : = tanaman bawang merah di dalam polibag. = ulangan pertama = ulangan kedua

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Semangka merupakan tanaman semusim yang termasuk ke dalam famili

Gambar 1. Bentuk umbi bawang merah

umbinya tipis berwarna kuning pucat dengan bagian dalamnya berwarna putih

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia tanaman seledri sudah dikenal sejak lama dan sekarang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. akar-akar cabang banyak terdapat bintil akar berisi bakteri Rhizobium japonicum

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mentimun papasan (Coccinia gandis) merupakan salah satu angggota

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman bawang merah dapat diklasifikasikan sebagai berikut. Kingdom: Plantae; Divisio: Spermatophyta; Subdivisio: Angiospermae;

TINJAUAN PUSTAKA. Sistematika tanaman sawi dalam Sharma (2007) adalah sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berasal dari China dan telah dibudidayakan setelah abad ke-5 secara luas di

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Tanaman Tebu Saccharum officinarum

TINJAUAN PUSTAKA Botani

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1.Botani dan Kandungan Gizi Tanaman Bawang Merah. dan membentuk umbi berlapis. Umbi bawang merupakan umbi sejati seperti

BUDIDAYA BAWANG MERAH DI LAHAN KERING

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bawang Merah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Daun pertama gandum, berongga dan berbentuk silinder, diselaputi plumula yang terdiri dari dua sampai tiga helai daun. Daun tanaman gandum

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan pada bulan Sebtember - Desember

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Morfologi Tanaman Teh Syarat Tumbuh

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Van Steenis (2005), bengkuang (Pachyrhizus erosus (L.))

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Buah Naga

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. : Spermatophyta. : Monocotyledonae. Species : Allium ascalonicum L.

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

BUDIDAYA TANAMAN DURIAN

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

BAWANG MERAH. Tanaman bawang merah menyukai daerah yang agak panas dengan suhu antara

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

wirausaha manajer dan wirausaha social engineer. Para pelaku wirausaha bisn

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan

Lampiran 1. Deskripsi Bawang Merah Varietas Tuk Tuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Klasifikasi dan Deskripsi Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescensl.)

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian dilaksanakan di Green House Laboratorium Pertanian

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tunggak (Vigna unguiculata (L.)) merupakan salah satu anggota dari

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL BUDIDAYA KUNYIT. Mono Rahardjo dan Otih Rostiana

TINJAUAN PUSTAKA. muda. Tanaman ini merupakan herba semusim dengan tinggi cm. Batang

TINJAUAN PUSTAKA. Sistematika tanaman kedelai adalah : Kingdom : Plantae, Divisio :

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perguruan tinggi adalah bagian integral dari pembangunan nasional dan sangat terkait dengan tujuan pendidikan pada umumnya, yakni dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia indonesia yang seutuhnya, yakni manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.universitas Sebelas Maret (UNS) sebagai salah satu perguruan tinggi negeri di Indonesia diharapkan mampu berperan dalam mengimplementasikan nilai Tri Darma Perguruan Tinggi, yakni darma pendidikan dan pengajaran, darma penelitian dan darma pengabdian masyarakat. Tugas akhir adalah suatu bentuk pendidikan aplikatif dengan cara memberikan pengalaman belajar kepada mahasiswa ditengah-tengah masyarakat dan secara langsung mengidentifikasi kemudian menangani permasalahan-permasalahan yang di hadapi. Melihat pentingnya progranm tersebut, tugas akhir juga dikategorikan sebagai program intra kurikuler yang harus diikuti oleh setiap mahasiswa. Salah satu manfaat dari tugas akhir ini adalah untuk menguatkan mental mahasiswa karena mahasiswa akan memperoleh gambaran yang nyata dari apa yang telah atau akan mereka pelajari. Selain akan lebih memahami secara teori, mahasiswa juga akan mendapatkan pengalaman nyata yang dapat diterapkan pada saat terjun ke masyarakat Sesuai dengan tuntutan dari kurikulum pendidikan Diploma III Agribisnis minat Hortikultura dan Arsitektur Pertamanan, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret Surakarta, maka untuk kegiatan tugas akhir ini mahasiswa dapat melakukan dengan memilih salah satu kegiatan 1

2 tugas akhir, yakni bermitra atau pembuat produk. Penulis memilih untuk membuat produk karena beberapa faktor, yakni dapat meningkatkan kreatifitas, dapat terjun langsung menjadi wirausahawan, dapat mengaplikasian ilmu-ilmu yang didapat selama perkuliahan. Penulis memilih membudidayakan bawang merah (Allium cepa L.) dengan dua perlakuan. B. Tujuan KegiatanTugasAkhir (TA) Tujuan dari kegiatan TugasAkhir (TA) yang dilakukan di Dusun Klodron, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar adalah: 1. Tujuan umum dari kegiatan TA ini adalah: a. Agar mahasiswa dapat melakukan dan membandingkan penerapan teori yang diterima di jenjang akademik dengan praktek yang dilakukan di lapang. b. Meningkatkan pemahaman mahasiswa mengenai hubungan antara teori dan penerapannya sehingga dapat memberikan bekal bagi mahasiswa untuk terjun ke masyarakat. c. Meningkatkan kemampuan dan ketrampilan mahasiswa dalam berwirausaha di bidang keahliannya masing-masing, mulai dari proses produksi sampai dengan pemasaran. d. Meningkatkan ketrampilan dan pengalaman kerja mahasiswa di bidang keahlian masing-masing. 2. Tujuan khusus dari kegiatan TA ini adalah: a. Memperoleh ketrampilan dan pengalaman kerja di bidang pertanian pada budidaya bawang merah (Allium cepa L.) dengan 2 perlakuan. b. Mengenali dan memahami pekerjaan secara langsung dan menghasilkanproduksi bawang merah (Allium cepa L.) dengan 2 perlakuan. c. Memperoleh analisis usaha tani bawang merah (Allium cepa L.).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Menurut (Rinaldi, 2012) Taksonomi dari tanaman bawang merah adalah sebagai berikut : Divisio : Spermatophyta Sub - divisio : Magnoliophyta Kelas : Liliopsida ordo : Lilialaes Famili : Liliaceae Genus : Allium Species : Allium cepa L. Melihat dari segi morfologisnya, bawang merah merupakan tanaman semusim yang berbentuk rumput, berbatang pendek dan berakar serabut. Daunnya panjang serta berongga seperti pipa. Pangkal daunnya dapat berubah fungsi seperti menjadi umbi lapis. Oleh karena itu, bawang merah disebut umbi lapis. Tanaman bawang merah mempunyai aroma yang spesifik yang marangsang keluarnya air mata karena kandungan minyak eteris alliin. Batangnya berbentuk cakram dan di cakram inilah tumbuh tunas dan akar serabut. Bunga bawang merah berbentuk bongkol pada ujung tangkai panjang yang berlubang di dalamnya. Bawang merah berbunga sempurna dengan ukuran buah yang kecil berbentuk kubah dengan tiga ruangan dan tidak berdaging. Tiap ruangan terdapat dua biji yang agak lunak dan tidak tahan terhadap sinar matahari (Sunarjono, 2004). Daun bawang merah bertangkai relatif pendek, berbentuk bulat mirip pipa, berlubang, berukuranpanjang lebih dari 45 cm, dan meruncing pada bagian ujung.daun relatif lunak.bawang merah memiliki batang sejati atau discus yang bentuknya seperti cakram, tipis dan pendek sebagai tempat melekat perakaran dan mata tunas. Pada bagian atas discus ini terbentuk batang semu yang tersusun dari pelepah-pelepah daun. Batang semu yang berada dalam tanah akan berubah bentuk dan fungsinya 3

4 menjadi umbi lapis (bulbus). Di antara lapis kelopak bulbus terdapat mata tunas yang dapat membentuk tanaman baru atau anakan, terutama pada spesies bawang merah biasa. Bawang merah berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal dan bercabang terpencar, pada kedalaman antara 15-30 cm dalam tanah.umbi lapis bawang merah sangat bervariasi. Bentuknya ada yang bulat, bundar pipih. Ukuran umbinya juga bervariasi, ada yang besar, sedang dan kecil. Wama kulit ada yang putih, kuning, merah muda sampai merah tua (Amor, 2012). Syarat tumbuh untuk tanaman bawang merah adalah daerah yang memiliki iklim kering, bulan basah 0-5 bulan dan bulan kering 2-4 bulan. Tinggi tempat ± 500 mdpl. Tanaman bawang merah peka terhadap curah hujan tinggi dan cuaca berkabut. Suhu yang dikehendaki antara 25-32 0 C. Jenis tanah yang sesuai untuk budidaya tanaman ini adalah tanah bertekstur remah, tekstur sedang sampai liat, kandungan bahan organik cukup, ph tanah 5,5 6,0 dan memiliki sistem drainase yang baik. Waktu tanam yang baik adalah musim kemarau : bulan april atau mei.varietas Bima Brebes berasal dari daerah lokal Brebes. Umur tanaman 60 hari setelah tanam. Tanaman berbunga pada umur 50 hari. Tinggi tanaman 25-44 cm. Tanaman agak sukar berbunga. Banyaknya anakan 7-12 umbi per rumpun. Bentuk daun berbentuk silinder berlubang. Warna daun hijau, jumlah daun berkisar 14-50 helai. Bentuk bunga seperti payung. Warna bunga berwarna putih. Banyak buah per tangkai 60-100 (83). Banyaknya bunga per tangkai 120-160 (143). Banyaknya tangkai bunga per rumpun 2-4. Bentuk biji bulat, gepeng dan berkeriput. Warna biji hitam. Bentuk umbi lonjong bercincin kecil pada leher cakram. Warna umbi merah muda. Produksi umbi 9,9 ton/ha. Susut bobot umbi (basah-kering) 21,5%. Cukup tahan terhadap penyakit busuk umbi (Botrytis alli). Peka terhadap penyakit busuk ujung daun (Phytophthora porri). Baik untuk dataran rendah. Para penelitinya adalah Hendro Sunarjono, Prasodjo, Darliah dan Nasrun Harizon Arbain (Sartono dan Suwandi, 1996).

5 Kultivar Bangkok berasal dari Thailand dan umum ditanam di daerah sentra produksi bawang merah seperti di daerah Brebes, Cirebon dan Tegal. Kultivar ini mempunyai umur panen 59-65 hari setelah tanam. Tinggi tanaman berkisar antara 29,2-40,8 cm. Tanaman secara alami sukar berbunga. Jumlah anakan setiap rumpun berkisar antara 9-17 anakan. Bentuk daun silindris berlubang dengan warna daun hijau tua. Jumlah daun sekitar 34-47 helai setiap rumpun. Bentuk bunga seperti payung dan warnanya putih. Jumlah bunga 104-146 per tangkai dengan banyak buah tiap tangkai 72-108 buah. Bentuk biji bulat-gepeng dan keriput dengan warna hitam. Umbi berbentuk bulat dengan warna merah tua. Produksi umbi berkisar antara 17,6-22,3 ton/ha. Susut bobot umbi dari basah ke kering 21,5-22 %. Varietas ini peka terhadap penyakit bercak ungu (Alternaria porrii) maupun antraknose (Colletotrichum sp.). Varietas ini cocok untuk ditanam di dataran rendah maupun dataran tinggi di musim kemarau (Sartono dan Suwandi, 1996). Bawang merah dapat diperbanyak dengan dua cara, yaitu bahan tanam berupa biji botani dan umbi bibit. Pada skala penelitian, perbanyakan bawang merah dengan biji mempunyai prospek cerah karena memiliki beberapa keuntungan (kelebihan) antara lain : keperluan benih relatif sedikit ±3 kg/ha, mudah didistribusikan dan biaya transportasi relatif rendah, daya hasil tinggi serta sedikit mengandung wabah penyakit. Hanya saja perbanyakan dengan biji memerlukan penanganan dalam hal pembibitan di persemaian selama ± 1 bulan setelah itu bisa dibudidayakan dengan cara biasa (Moekesan, 2000) Bawang merah dapat tumbuh pada kondisi lingkungan yang beragam. Untuk memperoleh hasil yang optimal, bawang merah membutuhkan kondisi lingkungan yang baik, ketersediaan cahaya, air, dan unsur hara yang memadai. Pengairan yang berlebihan dapat menyebabkan kelembaban tanah menjadi tinggi sehingga umbi tumbuh tidak sempurna dan dapat menjadi busuk. Bawang merah termasuk tanaman yang menginginkan tempat yang beriklim kering dengan suhu hangat serta

6 mendapat sinar matahari lebih dari 12 jam. Bawang merah dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik di dataran rendah sampai dataran tinggi kurang lebih 1100 m (ideal 0-800 m) diatas permukaan laut, Produksi terbaik dihasilkan di dataran rendah yang didukung suhu udara antara 25-32 derajat celcius dan beriklim kering. Untuk dapat tumbuh dan berkembang dengan baik bawang merah membutuhkan tempat terbuka dengan pencahayaan 70 %, serta kelembaban udara 80-90 %, dan curah hujan 300-2500 mm pertahun (Sunarjono, 2004). Angin merupakan faktor iklim yang berpengaruh terhadap pertumbuhan bawang merah karena sistem perakaran bawang merah yang sangat dangkal, maka angin kencang akan dapat menyebabkan kerusakan tanaman. Permadi (1993) mengatakan bahwa, bawang merah membutuhkan tanah yang subur gembur dan banyak mengandung bahan organik dengan dukungan tanah lempung berpasir atau lempung berdebu. Jenis tanah yang baik untuk pertumbuhan bawang merah ada jenis tanah Latosol, Regosol, Grumosol, dan Aluvial dengan derajat keasaman (ph) tanah 5,5 6,5 dan drainase dan aerasi dalam tanah berjalan dengan baik, tanah tidak boleh tergenang oleh air karena dapat menyebabkan kebusukan pada umbi dan memicu munculnya berbagai penyakit.

BAB III METODOLOGI TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan TugasAkhir (TA) Kegiatan TugasAkhirakan dilaksanakan di Dusun Klodron, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar dan dilaksanakan padatanggal 4 Maret 2016 sampai 4 Juni 2016. B. Metode Pelaksanaan Metode yang digunakan selama TA di Dusun Klodron, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, meliputi : 1. Prosedur kerja Serangkaian kegiatan yang dilakukan mahasiswa dengan cara terjun langsung mengikuti kegiatan TA di Dusun Klodron, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar dengan terjun langsung mahasiswa dapat mengetahui secara langsung kegiatan budidaya bawang merah (Allium cepa L.), meliputi : a. Pengolahan Lahan dan Pemberian Pupuk Kegiatan pengolahan lahan secara umum adalah penggemburan tanah serta pembuatan bedengan. Penggemburan tanah bertujuan memperbaiki struktur tanah agar layak untuk pertumbuhan tanaman. Tanah yang hendak digemburkan terlebih dahulu dibersihkan dari bebatuan dan rerumputan. Langkah berikutnya adalah pemberian pupuk alami dan pupuk buatan. Setelah pemberian pupuk alami dan pupuk buatan adalah pembuatan bedengan dengan lebar 1 m x 1 m sejumlah 15 kotak bedengan pada tiap barisnya. b. Penanaman Penanaman adalah kegiatan memindahkan bibit dari media persemaian ke lahan penanaman. Penanaman yang dilakukan pada bawang merah bibit ini menggunakan bibit yang berumur 70-90 hari, karena pada hari itu umur umbi yang dijadikan sebagai bibit telah memiliki titik-titik tumbuh akar. 7

8 c. Pemeliharaan Pemeliharaan yang dilakukan pada budidaya bawang merah, meliputi: 1) Penyiraman Penyiraman pada tanaman bawang merah harus dilakukan secara rutin setiap hari sampai daun pertama tumbuh. Penyiraman dilakukan pada pagi dan sore hari. Penyiraman baru dapat dilakukan sehari sekali jika tanaman bawang merah sudah berumur 50 hari. 2) Penyiangan Penyiangan dilakukan ketika tumbuh gulma di sekitar tanaman dengan cara manual/ mencabuti menggunakan tangan ataupun alat bantu. d. Pengendalian Hama dan Penyakit Pengendalian hama dan penyakit pada budidaya bawang merah tidak hanya dilakukan sebelum munculnya gejala atau serangan, tetapi juga saat munculnya serangan hama dan penyakit. Pengendalian hama dan penyakit pada budidaya bawang merah dilakukan dengan cara menggunakan obat pembasmi serangga Bayrusil 250 EC atau Azodrin 15 WSC.Penyemprotan sebaiknya dilakukan pada pagi hari karena di saat pagi atau sore hari masih banyak aktifitas hama yang dilakukan sehingga tujuan penyemprotan secara kontak dapat terpenuhi. 2. Study Pustaka Pengumpulan data dengan cara memanfaatkan data yang tersedia yang berhubungan dengan kegiatan praktik lapangan. Data tersebut berupa buku, jurnal, internet, dan lain sebagainya yang bersifat informatif dan relevan.