Foto & Cerita dari Hulu SUNGAI CITARUM Sekilas Sejarah, Banjir: Dulu hingga Sekarang, Menuju Tujuan Bersama

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR ISI. Ekspedisi Citarum Wanadri Muara Gembong, Bekasi...4 Sekilas Potret Masyarakat Muara...9 Pencemaran Air: Berkah atau Bencana?...

BAB III GAMBARAN LOKASI STUDI

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan peningkatan kebutuhan penduduk terhadap lahan baik itu untuk

BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN FASILITAS WISATA BERDASARKAN PREFERENSI PENGUNJUNG DI WANA WISATA SITU CISANTI KABUPATEN BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Banjir merupakan fenomena lingkungan yang sering dibicarakan. Hal ini

terpaksa antri atau harus berjalan jauh puluhan kilometer hanya untuk mendapatkan air bersih. Sebaliknya, ketika musim hujan tiba, air menjadi banyak

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia tidak terlepas dari pengaruh dan fenomena alam yang

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Perubahan Penggunaan Lahan Terhadap Karakteristik Hidrologi Di SUB DAS CIRASEA

FESTIVAL CITARUM 4 Festival Citarum IV diselenggarakan di sempadan sungai Citarum. Puncak kegiatan ini diselenggarakan di Kampung Cikambuy, Sukasari,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam semua aspek kehidupan manusia selalu menghasilkan manusia

D3 JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN BAB I PENDAHULUAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. transportasi, Wisata air, olah raga dan perdagangan. Karena kondisi lahan dengan

BAB I PENDAHULUAN. bawah tanah atau disebut sebagai underground river, misalnya sungai bawah tanah di

AKU & BUMIKU: BANJIR & LONGSOR

BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH STUDI

Disajikan oleh: 1.Michael Ario, S.H. 2.Rizka Adellina, S.H. (Staf Bagian PUU II Subbagian Penataan Ruang, Biro Hukum, KemenPU)

Pemberdayaan Lingkungan untuk kita semua. By. M. Abror, SP, MM

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SUNGAI DAN DRAINASE

BAB III ISU STRATEGIS

PENGELOLAAN DAN KELESTARIAN KEBERADAAN SUMBER AIR SEBAGAI SALAH SATU UNSUR PENTING KEBUTUHAN MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah sebidang lahan yang menampung air hujan

SEJARAH KOTA BANDUNG. AGUS MULYANA Universitas Pendidikan Indonesia

IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini, masalah lingkungan telah menjadi isu pokok di kota-kota

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tasya Fildzah Shabrina, 2016

kuantitas sungai sangat dipengaruhi oleh perubahan-perubahan iklim komponen tersebut mengalami gangguan maka akan terjadi perubahan

BAB I PENDAHULUAN. dalam arti luas bagi manusia dalam melakukan aktifitasnya.

KATA PENGANTAR. Bogor, 08 Desember 2015 Walikota Bogor, Dr. Bima Arya Sugiarto

PENDAHULUAN 1 BAB I. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG PEMBUATAN LUBANG RESAPAN BIOPORI DI KABUPATEN MADIUN BUPATI MADIUN,

JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN III (TIGA) ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) LINGKUNGAN ALAM DAN BUATAN

IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR KUNCI UNTUK PENGEMBANGAN MODEL PENILAIAN KINERJA SISTEM DRAINASE PERKOTAAN

DAS SUNGAI SIAK PROVINSI RIAU

BAB I PENDAHULUAN - 1 -

95 Tabel 6.2 Pengetahuan Warga Mengenai Akibat Membuang Sampah Secara Sembarangan Sebelum Adanya Kelembagaan Partisipatoris, Sub DAS Cikapundung, Band

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

SUMBANGAN KOTA BANDUNG TERHADAP BANJIR DAN PENDANGKALAN CI TARUM. Oleh : R. Gurniwan Kamil Pasya

BAB I PENDAHULUAN. Banjir yang melanda beberapa daerah di wilayah Indonesia selalu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Contoh Makalah Penelitian Geografi MAKALAH PENELITIAN GEOGRAFI TENTANG LINGKUNGAN HIDUP DI INDONESIA

BAB III KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini akan menjawab sasaran yang ada pada bab pendahuluan. Makam merupakan salah satu elemen penting pembentuk sebuah

BAB I PENDAHULUAN. 9 Tubuh Air Jumlah Sumber : Risdiyanto dkk. (2009, hlm.1)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. paket-paket wisata laris di pasaran. Berbagai jenis produk wisata pun ditawarkan

Mata Pencaharian Penduduk Indonesia

BAB I PENGANTAR Latar Belakang. Tentara Nasional Indonesia ( TNI ) berdasarkan Undang-Undang Republik

HIDROSFER IV. Tujuan Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

2016 ANALISIS NERACA AIR (WATER BALANCE) PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) CIKAPUNDUNG

LAMPIRANSURAT UJI VALIDITAS SD MANGUNSARI 05 SALATIGA

BAB I PENDAHULUAN. ini. Terdapat kira-kira sejumlah 1,3-1,4 milyard Km 3 air dengan persentase 97,5%

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jenis Bencana Jumlah Kejadian Jumlah

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sekarang tanpa harus merugikan generasi yang akan datang. longsor dan banjir. Namun kekurangan air juga dapat menimbulkan masalah

BUKU SISWA ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki banyak sungai,

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

JUDUL OBSERVASI ALIRAN DAS BRANTAS CABANG SEKUNDER BOENOET. Disusun oleh : Achmad kirmizius shobah ( )

PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN NOMOR.TAHUN. TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR

BAB III PRAKTIK ALIH FUNGSI HUTAN LINDUNG DI GUNUNG WAYANG KECAMATAN KERTASARI

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh faktor alam, faktor non alam, maupun faktor manusia yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pertanian merupakan suatu proses produksi untuk menghasilkan barang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PERENCANAAN BENDUNGAN PAMUTIH KECAMATAN KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN BAB I PENDAHULUAN

BAB II LANDASAN KONSEP DAN TEORI ANALISIS. pengelolaan kebersihan lingkungan pantai di Bali dan Pantai Sanur Kaja.

BAB 1 PENDAHULUAN. Bencana adalah sebuah fenomena akibat dari perubahan ekosistem yang terjadi

sumber daya lahan dengan usaha konservasi tanah dan air. Namun, masih perlu ditingkatkan intensitasnya, terutama pada daerah aliran sungai hulu

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh sebagian besar masyarakat untuk bertani sayur guna memenuhi

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 10. PELESTARIAN LINGKUNGANLaihan soal 10.3

MENGELOLA AIR AGAR TAK BANJIR (Dimuat di Harian JOGLOSEMAR, Kamis Kliwon 3 Nopember 2011)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Desa Tulabolo adalah bagian dari wilayah Kecamatan Suwawa Timur,

KATA PENGANTAR. Citarum adalah sungai terpanjang dan terbesar di daerah Jawa Barat.

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG I.1.1 Menurunnya kualitas lingkungan hidup di wilayah aliran Sungai Enim

PENGEMBANGAN EKOWISATA BAHARI DI WILAYAH CIREBON

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan kawasan kawasan permukiman kumuh. Pada kota kota yang

BAB VI PENUTUP. kemarau.kebutuhan ini baik untuk mengairi ladang atau untuk mencukupi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bertindak tepat untuk sehat dengan menjaga lingkungan dan kebersihan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

LATAR BELAKANG, TUJUAN, FUNGSI DAN SOSIALISASI PENGELOLAAN AIR PADA KELOMPOK MITRA CAI DUSUN MEKARSARI DESA NAGARATENGAH CINEAM TASIKMALAYA

BAB IV. GAMBARAN UMUM. Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Provinsi Lampung. Oleh karena itu,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KERUSAKAN LAHAN AKIBAT PERTAMBANGAN

Media Informasi Pembangunan Karawang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. buruh timah. Dampak positif selalu disertai dampak negatif, hal tersebut berupa

I. PENDAHULUAN. di Jawa dengan wilayah tangkapan seluas ribu kilometer persegi. Curah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAMPINGAN PEMBUATAN RUMAH PUPUK KOMPOS DI KAMPUNG BELAKANG KAMAL JAKARTA BARAT

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BUKU DATA STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012 DAFTAR TABEL

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

Transkripsi:

Foto & Cerita dari Hulu SUNGAI CITARUM Sekilas Sejarah, Banjir: Dulu hingga Sekarang, Menuju Tujuan Bersama

Foto: Veronica Wijaya, Diella Dachlan Teks & Layout: Diella Dachlan Editor: Candra Samekto Sumber dan Referensi: Citarum Dalam Perspektif Sejarah, A.Sobana Hardjasaputra Dari Cisanti ke Curug Jompong, Budi Brahmantyo Citarum, Kini Tercemar Sejak dari Mata Airnya, Deni Yudiawan

Citarum: Sekilas Sejarah Mata Air Pangsiraman, mata air Sungai Citarum. Merupakan mata air terbesar dari 7 mata air di kawasan Situ Cisanti Sungai Citarum mengalir dari hulu di daerah Gunung Wayang, di sebelah selatan kota Bandung menuju ke utara dan bermuara di Kerawang. Dengan panjang sekitar 225 kilometer, sungai Citarum merupakan sungai terpanjang di Jawa Barat. Catatan sejarah menunjukkan bahwa Citarum mengalami sejarah yang tak kalah panjang dan berliku. Kata Citarum berasal dari dua kata yaitu Ci dan Tarum. Ci atau dalam Bahasa Sunda Cai, artinya air. Sedangkan Tarum, merupakan sejenis tanaman yang menghasilkan warna ungu atau nila. Muara Gembong di Bekasi, salah satu daerah muara Sungai Citarum

Ada 7 mata air di kawasan Situ Cisanti, yaitu Pangsiraman, Cikahuripan, Cikawedukan, Koleberes, Cihaniwung, Cisandane dan Cisanti. Yang paling besar adalah mata air Pangsiraman. Masyarakat sering mengunjungi mata air ini untuk melakukan ritual mandi dan memohon doa Pada abad ke-5, dari sebuah dusun kecil yang dibangun di tepi sungai Citarum oleh Jayasinghawarman, lambat laun daerah ini berkembang menjadi sebuah kerajaan besar, yaitu Kerajaan Tarumanegara, kerajaan Hindu tertua di Jawa Barat. Dari dahulu hingga sekarang, Citarum memainkan peranan penting bagi kehidupan manusia. Dulu, Citarum menjadi batas wilayah antara dua kerajaan yaitu Kerajaan Galuh dan Kerajaan Sunda (pergantian nama dari Kerajaan Tarumanegara pada tahun 670 Masehi). Citarum sebagai batas administrasi ini terulang lagi pada sekitar abad 15, yaitu sebagai batas antara Kesultanan Cirebon dan Kesultanan Banten. Kiri : Makam Dipati Ukur di kawasan Situ Cisanti-Desa Tarumjaya, Kecamatan Kertasari Kabupaten Bandung. Bawah: Salah satu peninggalan sejarah Kerajaan Tarumanegara. Batu tulis di Sungai Ciaruteun, Kabupaten Bogor. Hal ini menunjukkan bahwa kerajaan ini memiliki daerah pemerintahan yang cukup luas.

Kawasan Situ Cisanti, ramai dikunjungi untuk berwisata akhir pekan Kampung Dangdeur, Bale Kambang Kabupaten Majalaya. Di daerah ini banyak ditemukan masyarakat yang bekerja sebagai pengumpul dan pemecah batu sungai, serta penambang pasir dari sungai Citarum

Rata-rata pemecah batu dapat mengumpulkan hingga 20 ember batu dalam seharinya. Harga satu ember batu pecah adalah Rp 500. Dalam seminggu, rata-rata penghasilan sekitar Rp 10,000. Namun tidak tentu kapan truk pengambil batu datang ke desa. Sebagian besar suami-istri di desa ini bekerja bersama sebagai pengumpul batu/pasir dan pemecah batu.

Banjir : Dulu Hingga Sekarang Meskipun sungai Citarum pada masa dahulu masih terjaga keasrian dan kelestariannya, namun sejarah mencatat bahwa pada masa itu Citarum sudah mengalami banjir di beberapa daerahnya, terutama pada musim hujan. Karena itulah pada tahun 1810, Bupati Bandung saat itu, R.A Wiranatakusuma II memindahkan ibu kota Bandung dari daerah Krapyak (Dayeuh Kolot) ke daerah Bandung tengah hingga saat ini.

Sampai sekarang banjir sungai Citarum masih rutin datang setiap musim penghujan datang. Daerah Dayeuh Kolot dan sekitarnya pun seringkali terendam banjir. Namun, saat ini, masalah yang ditimbulkan jauh lebih kompleks. Pertumbuhan jumlah penduduk yang pesat, kurang bijaknya perilaku manusia di dalam mengelola sumber daya alam seperti penggundulan hutan, pembuangan limbah rumah tangga, peternakan, industri, penyalahgunaan tata ruang dan lain sebagainya, semakin memperkeruh kondisi ini. Jika dulu, sejarah mencatat keluhan masyarakat tempo dulu jika banjir datang berupa penyakit pilek dan diare, kini permasalahannya lebih kompleks daripada itu. Tak jarang harta bahkan jiwa juga menjadi korban.

Sungai Citarum, yang merupakan sungai terpanjang di Jawa Barat

Misalnya Penduduk desa Sukamaju di daerah Kabupaten Majalaya. Masyarakat desa ini mengaku menjadi langganan banjir dalam kurun 10 tahun terakhir ini. Jika dulu air datang dan naik perlahan, hingga masyarakat desa masih sempat mengemasi harta bendanya dan mengungsi, kini air datang tiba-tiba dan menyapu desa dalam sekejap. Hal ini mengakibatkan beberapa rumah rusak berat, dindingnya bahkan sebagian besar bangunan rumah ikut terbawa air.

Kabupaten Majalaya juga terkenal akan perikanan air tawarnya (atas). Elemen Lingkungan (ELINGAN) adalah salah satu organisasi masyarakat yang aktif dalam pelestarian lingkungan di Majalaya. (Bawah) Hasil kerajinan masyarakat dampingan ELINGAN.

Menuju Tujuan Bersama Permasalahan yang dihadapi oleh sungai Citarum saat ini cukup kompleks, hingga penyelesaian sederhana untuk satu bidang atau di lokasi tertentu saja tidak lagi memadai. Penanganan sungai Citarum membutuhkan perhatian dan sumbangsih semua pihak untuk ikut membantu bersama memperbaiki kondisi yang memprihatinkan ini. Mulai dari hulu hingga hilir. Penanganan ini membutuhkan keterpaduan nyaris di seluruh bidang. Hal ini membutuhkan kerjasama, tindakan nyata, kordinasi dan komunikasi intensif di seluruh para pemangku kepentingan; pemerintah dan masyarakat. Hal ini bukannya tidak mungkin terjadi. Di beberapa tempat, sudah terdapat inisiatif-inisiatif masyarakat, pembenahan dan pembangunan oleh instansi pemerintah terkait. Ada kelompok masyarakat di daerah hulu Citarum yang sudah membuat embungembung atau kolam resapan untuk menampung air di musim hujan untuk digunakan di musim kemarau, penanaman pohon dan penghijauan, daur ulang sampah untuk dijadikan barangbarang kerajinan dan pupuk kompos, serta pertanian dan perikanan yang lebih ramah lingkungan. Dan masih banyak upaya-upaya lainnya. Masih panjang langkah-langkah dan tindakan yang dibutuhkan untuk mencapai visi memulihkan kondisi sungai yang memprihatinkan ini. Namun setiap perjalanan akan selalu dimulai dari sebuah langkah kecil untuk mencapai kepada tujuan akhir: memulihkan kondisi sungai Citarum.

Gunung Wayang di musim kering (atas) dan musim hujan (bawah). Terdapat cukup luas lahan kritis di kawasan ini yang membutuhkan perhatian dan tindakan perbaikan.

www.citarum.org