Cara Kerja : Mencegah masuknya spermatozoa / sel mani ke saluran tuba Lilitan logam menyebabkan reaksi anti fertilitas.

dokumen-dokumen yang mirip
PEMASANGAN AKDR. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah

KETERAMPILAN PEMASANGAN DAN PENCABUTAN AKDR

Aspirasi Vakum Manual (AVM) Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENCABUTAN AKDR. Untuk menjarangkan kehamilan selama 10 tahun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang aman (plastik yang dililiti oleh tembaga) dan dimasukkan ke dalam rahim oleh

ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) Dr. Budi Iman Santoso, SpOG(K) Divisi Uroginekologi Rekonstruksi Departemen Obstetri dan Ginekologi FKUI/ RSCM

DAFTAR TILIK KETERAMPILAN PEMASANGAN IUD

Aspirasi Vakum Manual (AVM)

BAB II LANDASAN TEORI

P E L A T IHA N K E T E R A MP IL A N K L IN IK P E MA S A N G A N DA N P E N C A B U T A N AKDR PKMI PUSAT. d r. A s ri 2.

BUKU PANDUAN KERJA KETERAMPILAN

MANUAL KETERAMPILAN KLINIK

Tingkat Pengetahuan Menurut Notoatmodjo, 2011, pengetahuan mempunyai enam tingkatan, yaitu :

PELAYANAN KB DALAM RUANG LINGKUP KEBIDANAN KOMUNITAS

Lampiran 2

SOP PENCABUTAN AKDR No. Dokumen No. Revisi : 00 Tanggal Terbit : 01 Mei 2015 Halaman : 1

BAB II KAJIAN PUSTAKA

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF AKSEPTOR AKTIF IUD PADA NY R P2002 DENGAN EROSI PORTIO DI PUSKESMAS LAMONGAN TAHUN Ida Susila* Eka Junia Imawan**

KETERAMPILAN PEMERIKSAAN GINEKOLOGI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti mencegah atau melawan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LOGO. Marselinus Laga Nur. Kontrasepsi

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kontrasepsi Emergensi Pendahuluan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kontrasepsi berasal dari kata kontra dan konsepsi. Kontra berarti mencegah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keluarga berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PEMERIKSAAN GINEKOLOGI. Dwi Arini Ernawati

BAB 2 LANDASAN TEORI. dalam upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui

Kompresi Bimanual. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi

PELATIHAN KLINIK IMPLAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. semua perempuan usia reproduksi (Saifuddin, 2006; h. MK-74). IUD Copper T Cu 380 A memiliki panjang 36mm, lebar 32mm,

JENIS METODE KB PASCA PERSALINAN VASEKTOMI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB III VASEKTOMI DAN TUBEKTOMI DALAM KELUARGA BERENCANA

BUKU PANDUAN KETERAMPILAN KLINIK

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan pada umur kurang 15 tahun dan kehamilan pada umur remaja. Berencana merupakan upaya untuk mengatur jarak kelahiran anak

BAB I PENDAHULUAN. Penduduk di dunia mencapai 7,3 miliar jiwa tahun Indonesia. merupakan negara ke-4 di dunia dengan estimasi jumlah penduduk

SATUAN ACARA PENYULUHAN KB IMPLAN PADA PASANGAN USIA SUBUR. : Mahasiswa Jurusan Kebidanan Klaten

CHECKLIST UJIAN SKILLS LAB GENITALIA PEREMPUAN. Nama mahasiswa : Penguji : Tanggal : Nilai :

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG SOP PEMASANGAN IUD DENGAN KEJADIAN EFEK SAMPING PASCA PEMASANGAN IUD OLEH BIDAN DI WILAYAH KERJA IBI RANTING KENDAL

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA IUD (Intra Uterine Device)/Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)

Sectio Caesarea PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga Berencana (KB) menurut World Health Organisation (WHO) di antara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan

Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian

Penatalaksanaan Kasus Keguguran. Kompetensi Pengetahuan dan Keterampilan serta Kepatuhan pada Standar Pelayanan menjadi Kunci Keberhasilan Asuhan APK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KUNCI JAWABAN KUESIONER TENGAH PELATIHAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kontrasepsi (Sulistyawati, 2012). 1) Metode kontrasepsi sederhana. 2) Metode kontrasepsi hormonal

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PEMERIKSAAN GINEKOLOGI TES PAP DAN IVA. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Metode Pembelajaran. Metode pembelajaran merupakan cara-cara atau teknik

PERCAKAPAN KONSELING ANTARA BIDAN DENGAN PASIEN TENTANG KB

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

GAMBARAN UMUM PELATIHAN

Medan, Maret 2014 Hormat saya,

GAMBARAN WANITA USIA SUBUR (WUS) PENGGUNA IUD DAN IMPLANT DI PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2016

BAB II KAJIAN PUSTAKA. memang sangat diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol. jumlah anak dalam keluarga (Suratun,dkk. 2008; 19).

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

SATUAN ACARA PENYULUHAN KB PASCA PERSALINAN. Disusun Oleh :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SAP KELUARGA BERENCANA

PENUNTUN BELAJAR KETERAMPILAN KLINIK DAN KONSELING IMPLAN-2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kependudukan dan pembangunan keluarga, Keluarga Berencana adalah upaya

BAB I PENDAHULUAN. Program Keluarga Berencana (KB) bertujuan untuk mengendalikan pertumbuhan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. lahirnya bayi dan plasenta dari rahim ibu (Depkes, 2002).

KUESIONER PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dan Laboratorium Kulit RSUP dr. Kariyadi. tahun 2016 di Puskesmas Mangkang, Semarang.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Keluarga Berencana menurut WHO (World Health Organisation) adalah

Perdarahan dari Vagina yang tidak normal. Beberapa masalah terkait dengan menstruasi. Perdarahan selama kehamilan atau setelah persalinan

KONTRASEPSI INJEKSI ( INJECTION CONTRACEPTIVE)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kontrasepsi adalah suatu upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan (Sarwono,2002).

Upaya meningkatkan pelayanan KB diusahakan dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut World Health Organisation (WHO) Keluarga Berencana (KB)

PENGERTIAN KELUARGA BERENCANA

BAB I PENDAHULUAN. kontrasepsinya), bentuknya bermacam-macam. sesudah abortus, tidak interaksi dengan obat-obat juga membantu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemerintah Indonesia telah mencanangkan berbagai progam untuk

PEMERIKSAAN LEOPOLD. Desiyani Nani

DAFTAR TILIK PEMASANGAN IMPLAN JADENA. Beri nilai setiap langkah klinik dengan mengunakan kriteria sebadai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Reproduksi dilaksanakan untuk memenuhi hak-hak reproduksi

BAB 1 PENDAHULUAN. kependudukan. Sejak 2004, program keluarga berencana (KB) dinilai berjalan

1. Pengertian Plasenta previa merupakan plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh

LAMPIRAN. Lampiran 1

Asuhan Persalinan Normal. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Persalinan Normal. 60 Langkah. Asuhan Persalinan Kala dua tiga empat. Dikutip dari Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. permanen (Wiknjosastro, 2005, p.905). Bahagia dan Sejahtera (NKKBS). Penurunan angka kelahiran yang bermakna.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sejahtera) adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta. kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan

ID Soal. Pertanyaan soal Menurut anda KPSW terjadi bila :

GAMBARAN KEJADIAN EKSPULSI PEMASANGAN IUD PASCA PERSALINAN DI KECAMATAN BATURRADEN DAN KEDUNGBANTENG KABUPATEN BANYUMAS

NORMAL DELIVERY LEOPOLD MANUEVER. Dr.Cut Meurah Yeni, SpOG Bagian Obstetri & Ginekologi FK Unsyiah/RSUD-ZA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Secara etiomologi, konseling berasal dari bahasa Latin Consilium artinya

Transkripsi:

KETERAMPILAN PEMASANGAN IUD (INTRA-UTERINE DEVICE) Susiana Candrawati B. LEARNING OUTCOME Setelah menjalani kepaniteraan klinik muda ini, mahasiswa diharapkan mampu : 1. Melakukan pemasangan IUD 2. Melakukan pencabutan IUD A. TINJAUAN PUSTAKA Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) atau Intra-Uterine Device (IUD) adalah alat kontrasepsi yang dimasukkan kedalam rahim yang bentuknya bermacam-macam, terbuat dari plastik yang dililit tembaga atau tembaga bercampur perak yang dapat berisi hormon. Waktu penggunaannya bisa mencapai 10 tahun. Cara Kerja : Mencegah masuknya spermatozoa / sel mani ke saluran tuba Lilitan logam menyebabkan reaksi anti fertilitas. Efektifitas : Sekitar 99 %. Keuntungan : Praktis dan ekonomis Efektivitas tinggi (angka kegagalan kecil) Kesuburan segera kembali jika dibuka Tidak harus mengingat seperti kontrasepsi pil Tidak mengganggu pemberian ASI. Kerugian : Dapat keluar sendiri jika IUD tidak cocok dengan ukuran rahim pemakai. Cara Penggunaan : Modul SkillabA-JILID I 1

Pemasangan IUD sebaiknya dilakukan pada saat menstruasi. Pemilihan IUD yang akan digunakan tergantung : 1. IUD yang dipasang harus mempunyai efektivitas kontraseptif yang tinggi dan angka kegagalan serta efek samping yang rendah 2. Prinsip yang penting adalah IUD harus mudah dipasang, tetapi tidak bisa lepas sendiri (ekspulsi) 3. Ukuran IUD harus sesuai dengan besar rahim 4. Riwayat pemakaian IUD jenis tertentu sebelumnya Yang Tidak Boleh Menggunakan / Kontra Indikasi : Kehamilan Gangguan perdarahan Peradangan alat kelamin Kecurigaan kanker pada alat kelamin Tumor jinak rahim Radang panggul. Efek / Akibat Samping : Terjadi perdarahan yang lebih banyak dan lebih lama pada masa menstruasi Keluar bercak-bercak darah (spotting) setelah 1 atau 2 hari pemasangan Keram / nyeri selama menstruasi Keputihan. Jenis-jenis IUD dalam Program KB Nasional : Lippes Loop (A, B, C dan D) Copper T (220 dan 380 Ag) Multi Load (Mini, Short dan Standard) Kunjungan Ulang : Pemakai harus datang ke klinik dalam 1 minggu - 6 minggu untuk pengecekan Modul SkillabA-JILID I 2

Jika ada keluhan atau masalah, pemakai harus segera kembali ke klinik. ALAT DAN BAHAN 3. kain steril (duk) lubang 4. spekulum 5. tenakulum (cunam peluru) 6. pinset 7. klem 8. sonde rahim 9. gunting 1. IUD dan Inserter 2. sarung tangan PROSEDUR TINDAKAN / PELAKSANAAN PERSIAPA N Periksal ah apakah alat alat sudah disiapkan dengan lengkap dan sudah disterilkan Memberi salam dan anamnesis seperlunya Ada dua cara pemasangan atau insersi IUD, yaitu cara dorong dan cara tarik. Cara dorong digunakan untuk IUD Lippes Loop, sedangkan cara tarik digunakan untuk IUD Copper-T. Teknik pemasangan IUD lippes loop (cara dorong) Aksept or dipersilahka n berbaring dengan posisi litotomi, tangan ada di samping badan atau di atas kepala agar kedudukannya lebih santai dan otot tidak tegang Untuk mensterilkan daerah vulva dan sekitarnya, dilakukan toilet dengan bahan bahan desinfektan. Agar tidak mudah terkena kontaminasi dari kulit di sekitar alat genitalia pada saat pemasangan IUD, maka dipasang duk (kain) steril yang berlubang Spekulum yang ukurannya sesuai dipasang secara hati-hati pada vagina, sampai porsio dapat ditampakkan dengan jelas. Sekali lagi diamati apakah ada kelainan pada porsio dan vagina yang merupakan kontra indikasi pemasangan IUD. Rongga vagina dan permukaan porsio dibersihkan dibersihkan dengan bahan desinfektan. Dengan hati-hati porsio bagian depan dijepit dengan tenakulum, agar porsio dapat terfiksasi. Dilakukan sondase rongga rahim dengan sonde rahim, perhatikan kelengkungan sonde terhadap posisi dan kedudukan uterus (ante atau retrofleksi). Tujuan melakukan sondase adalah Modul SkillabA-JILID I 3

mengetahui arah serta panjang rongga rahim, sehingga dapat menentukan ukuran IUD yang harus dipasang dan kedudukan elips penghenti pada inserter. IUD Lippes Loop yang berbentuk seperti spiral, direndam lebih dahulu dalam bahan desinfektan (biasanya larutan yodium). IUD diregangkan sehingga hampir lurus dan dimasukkan ke dalam inserter dari ujung yang menghadap pasien. Secara perlahan, IUD dalam inserter didorong sedemikian rupa sehingga benang IUD keseluruhannya masuk ke dalam inserter dan ujung IUD mencapai tepat sejajar dengan ujung inserter yang menghadap ke arah pasien. Tangan kiri pemasang memegang pegangan tenakulum. Tabung inserter yang didalamnya sudah ada IUD dan pendorong Inserter secara halus dimasukkan ke dalam rongga rahim melalui orifisium uteri eksternum dengan tangan kanan sampai melalui kanalis servikalis (tidak sampoai fundus). Dengan hati-hati IUD didorong dengan pendorong inserter dan secara bersamaan tabung inserter ditarik perlahan keluar rongga rahim. Tenakulum dilepas, dan diperiksa apakah bekas jepitan pada porsio mengeluarkan darah. Darah yang keluar dari luka bekas jepitan dan keluar dari orifisium uteri eksternum dibersihkan dengan kasa kering. Benang IUD yang terlalu panjang dipotong dengan gunting, sehingga benang yang tertinggal terjulur dari orifisium uteri eksternum sampai kira-kira 2 atau 3 cm dari introitus vagina. Dengan bahan desinfektan dilakukan desinfeksi pada daerah orifisium uteri eksternum dan luka bekas tenakulum. Spekulum dilepas dan sebelum mengakhiri pemasangan, dilakukan pemeriksaan colok vagina untuk memastikan bahwa seluruh IUD sudah masuk ke dalam rongga rahim sehingga ujung IUD tidak teraba lagi, serta untuk menempatkan benang IUD pada forniks anterior vagina agar tidak memberikan keluhan pada suami saat koitus. Setelah selesai pemasangan ditanyakan pada akseptor, apakah cukup nyaman dan tidak merasa pusing atau sakit perut yang berlebihan. Awasi juga keadaan umum akseptor sesudah pemasangan IUD. Aksept TEKNIK PEMASANGAN IUD COPPER-T (CARA or TARIK) dipersilahka n berbaring dengan posisi litotomi, tangan ada di samping badan atau di atas kepala agar kedudukannya lebih santai dan otot tidak tegang Untuk mensterilkan daerah vulva dan sekitarnya, dilakukan toilet dengan bahan bahan desinfektan. Agar tidak mudah terkena kontaminasi dari Modul SkillabA-JILID I 4

kulit di sekitar alat genitalia pada saat pemasangan IUD, maka dipasang duk (kain) steril yang berlubang Spekulum yang ukurannya sesuai dipasang secara hati-hati pada vagina, sampai porsio dapat ditampakkan dengan jelas. Sekali lagi diamati apakah ada kelainan pada porsio dan vagina yang merupakan kontra indikasi pemasangan IUD. Rongga vagina dan permukaan porsio dibersihkan dibersihkan dengan bahan desinfektan. Dengan hati-hati porsio bagian depan dijepit dengan tenakulum, agar porsio dapat terfiksasi. Dilakukan sondase rongga rahim dengan sonde rahim, perhatikan kelengkungan sonde terhadap posisi dan kjedudukan uterus (ante atao retrofleksi). Tujuan melakukan sondase adalah mengetahui arah serta panjang rongga rahim, sehingga dapat menentukan ukuran IUD yang harus dipasang dan kedudukan elips penghenti pada inserter. Setelah kemasan dibuka, bagian sayap dari IUD Cu-T dilipat ke arah pangkalnya dan ikut dimasukkan ke dalam inserter. Cu-T yang terlipat ini harus sesegera mungkin dipasangkan pada akseptor, agar kedudukannya tidak tidak menetap (terlipat). Lebih dianjurkan agar pelipatan ini dilakukan pada saat masih ada dalam kemasan atau kemasan belum dibuka, sehingga lebih menjamin sterilitasnya. Tangan kiri pemasang memegang pegangan tenakulum. Tabung inserter yang didalamnya sudah ada IUD dan pendorong inserter secara halus dimasukkan ke dalam rongga rahim melalui orifisium uteri eksternum dengan tangan kanan. Pada waktu memasukkan inserter dengan IUD di dalamnya, harus sampai elips penghenti tertahan oleh serviks uteri, sehingga ujung inserter telah mencapai fundus. Dengan menahan pendorong inserter, maka IUD dapat dipasang dan tertinggal di dalam kavum uteri. Tenakulum dilepas, dan diperiksa apakah bekas jepitan pada porsio mengeluarkan darah. Darah yang keluar dari luka bekas jepitan dan keluar dari orifisium uteri eksternum dibersihkan dengan kasa kering. Benang IUD yang terlalu panjang dipotong dengan gunting, sehingga benang yang tertinggal terjulur dari orifisium uteri eksternum sampai kira-kira 2 atau 3 cm dari introitus vagins. Dengan bahan desinfektan dilakukan desinfeksi pada daerah orifisium uteri eksternum dan luka bekas tenakulum. Spekulum dilepas dan sebelum mengakhiri pemasangan, dilakukan pemeriksaan colok vagina untuk memastikan bahwa seluruh IUD sudah masuk ke dalam rongga rahim sehingga ujung IUD tidak teraba lagi, serta untuk menempatkan benang IUD pada forniks anterior vagina agar tidak memberikan keluhan pada suami saat koitus. Modul SkillabA-JILID I 5

Setelah selesai pemasangan ditanyakan pada akseptor, apakah cukup nyaman dan tidak merasa pusing atau sakit perut yang berlebihan. Awasi juga keadaan umum akseptor sesudah pemasangan IUD. Aksept TEKNIK PENCABUTAN IUD or dipersilahka n berbaring dengan posisi litotomi, tangan ada di samping badan atau di atas kepala agar kedudukannya lebih santai dan otot tidak tegang Untuk mensterilkan daerah vulva dan sekitarnya, dilakukan toilet dengan bahan bahan desinfektan. Agar tidak mudah terkena kontaminasi dari kulit di sekitar alat genitalia pada saat pemasangan IUD, maka dipasang duk (kain) steril yang berlubang Sesudah spekulum dipasang dan rongga vagina dibersihkan sehingga serviks uteri dan benang IUD tampak jelas, maka benang IUD dijepit dengan klem. Pada waktu mencabut, benang harus ditarik perlahanlahan. Pencabutan yang terlalu kasar atau tergesa-gesa akan berakibat putusnya benang IUD. Lebih bijaksana pencabutan dilakukan dengan menegangkan benang IUD, dan IUD akan tercabut dengan sebdirinya. Apabila benang IUD tidak tampak, benang putus atau pada waktu pencabutan dirasakan tarikan berat, hendaknya akseptor dikirimkan kepada dokter yang berwenang menanganinya lebih lanjut dengan surat rujukan. Aksept TINDAK LANJUT PEMASANGAN IUD or diminta untuk datang kembali ke klinik untuk diperiksa pada 1 minggu, 1 bulan dan 3 bulan setelah pemasangan serta sedikitnya tiap 6 bulan sesudahnya. Tindak lanjut ini digunakan untuk mengetahui apakah adad keluhan dari akseptor, ada tidaknya efek samping, ada tidaknya kegagalan (kehamilan), dan tentu saja untuk mengetahui apakah IUD masih terpasang dengan baik. Salah satu cara untuk mengetahui apakah IUD masih terpasang adalah dengan mengajar akseptor melakukan pemeriksaan terhadap dirinya sendiri. Akseptor diajar untuk memeriksa IUD sendiri dengan cara membasuh tangan kemudian memasukkan jari tangannya ke vagina hingga mencapai serviks uteri, dan meraba apakah benang IUDnya masih bisa diraba, tetapi dianjurkan agar tidak menarik benang IUD tertsebut. Apabila benang tidak teraba, akseptor diminta untuk tidak melakukan koitus dan segera datang ke klinik. Modul SkillabA-JILID I 6 DAFTAR PUSTAKA

1. Soeprono, Bharoto W. Keterampilan Terapi Pemasangan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim. Laboratorium Obstetri-Ginekologi. Yogyakarta : Fakultas Kedokteran UGM. 2001 2. Wiknjosastro, Hanifa dkk. Ilmu Kandungan. Edisi kedua. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2001 3. Cunningham, MacDonald, Gant. Obstetri Williams. Edisi 18. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. 1995 Penilaian Ketrampilan pemeriksaan Fisik Ginekologi Pemasangan AKDR dengan Model Panggul (IUD) No Aspek yang dinilai Nilai 0 1 2 1 Memeriksa alat dan bahan yang diperlukan, termasuk menyalakan lampu. 2 Simulasi memberi salam dan melakukan anamnesis seperlunya. 3 Membetulkan posisi ginekologi klien (model). 4 Simulasi mencuci kedua tangan dengan desinfektan, termasuk melepas cincin, jam dsb. 5 Memasang sarung tangan secara aseptic. 6 Melakukan simulasi toilet vulva dengan sekitarnya secara legeartis. 7 Menutup daerah genital dengan kain lubang steril. 8 Memilih spekulum dengan mengatur sekrupnya. 9 Memasang spekulum dengan tangan kanan. 10 Menampilkan serviks dengan membuka spekulum. 11 Mengunci kedudukan spekulum. Modul SkillabA-JILID I 7

12 Simulasi membersihkan rongga vagina dengan disinfektan. 13 Melakukan simulasi pemasangan tenakulum 14 Melakukan sondase cavum uteri. 15 Melihat angka pada sonde 16 Memasukkan AKDR ke dalam rongga rahim secara no touch technic 17 Melakukan simulasi pengguntingan benang. 18 Melakukan simulasi pelepasan tenaculum. 19 Simulasi mengusap porsio dengan desinfektan. 20 Melepaskan spekulum dan meletakkan pada tempatnya. 21 Simulasi membuka sarung tangan dan mencuci tangan Jumlah Ket : 0 = tidak dilakukan sama sekali 1 = dilakukan tapi kurang sempurna 2 = dilakukan dengan sempurna Jumlah Nilai = ------------------------ x 100% = 42 Penilaian Ketrampilan pemeriksaan Fisik Ginekologi Pencabutan AKDR dengan Model Panggul (IUD) No Aspek yang dinilai Nilai 0 1 2 1 Memeriksa alat dan bahan yang diperlukan, termasuk menyalakan lampu. 2 Simulasi memberi salam dan melakukan anamnesis seperlunya. 3 Membetulkan posisi ginekologi klien (model). 4 Simulasi mencuci kedua tangan dengan desinfektan, termasuk melepas cincin, jam dsb. 5 Memasang sarung tangan secara aseptic. 6 Melakukan simulasi toilet vulva dengan sekitarnya secara legeartis. 7 Menutup daerah genital dengan kain lubang steril. 8 Memilih spekulum dengan mengatur sekrupnya. 9 Memasang spekulum dengan tangan kanan. 10 Menampilkan serviks dengan membuka spekulum. 11 Mengunci kedudukan spekulum. 12 Simulasi membersihkan rongga vagina dengan disinfektan. 13 Menampilkan benang dengan pean. Modul SkillabA-JILID I 8

14 Menarik benang dan mencabut AKDR secara perlahanlahan. 15 Meletakkan AKDR ditempatnya. 16 Melaporkan keadaan serviks dan AKDR. 17 Melepaskan spekulum dan meletakkan pada tempatnya. 18 Simulasi membuka sarung tangan dan mencuci tangan Jumlah Ket : 0 = tidak dilakukan sama sekali 1 = dilakukan tapi kurang sempurna 2 = dilakukan dengan sempurna Jumlah Nilai = ------------------------ x 100% = 36 Modul SkillabA-JILID I 9