BAB II LANDASAN TEORI
|
|
- Vera Budiman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Metode Pembelajaran Peer Teaching a. Pengertian Metode Pembelajaran Menurut Roestiyah dalam Zain (2010) metode adalah salah satu alat atau cara untuk mencapai tujuan. Pembelajaran adalah rangkaian peristiwa yang mempengaruhi pembelajaran sehingga proses belajar dapat berlangsung dengan mudah (Majid, 2013). Metode pembelajaran didefinisikan sebagai cara yang digunakan dalam menjalankan fungsinya dan merupakan alat untuk mencapai tujuan pembelajaran (Uno, dkk 2015). b. Metode pembelajaran peer teaching (tutor sebaya) Metode pembelajaran peer teaching (tutor sebaya) merupakan kegiatan pembelajaran yang dilakukan seorang siswa kepada siswa lainnya agar siswa tersebut lebih memahami materi pembelajaran (Majid, 2013). Metode pembelajaran peer teaching dilakukan dengan mengajar teman sebaya dan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mempelajari sesuatu dengan baik. Secara tidak langsung, siswa tersebut menjadi narasumber atau guru bagi temannya yang lain (Jalil, 2014). Pembelajaran peer teaching merupakan pembelajaran kooperatif yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja 1
2 2 sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar. Pembelajaran kooperatif menciptakan interaksi asah, asih, dan asuh sehingga tercipta masyarakat belajar (learning community) (Sugiyanto 2009). Pembelajaran mengacu pada metode pembelajaran di mana siswa bekerja sama dalam kelompok kecil dan saling membantu dalam belajar (Huda, 2015). Pembelajaran kooperatif muncul dari konsep bahwa peserta didik akan lebih menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya (Trianto, 2007). Menurut Susilowati (2009) menyatakan bahwa peer teaching (tutor sebaya) adalah seorang murid membantu belajar murid lainnya dengan tingkat kelas yang sama sedangkan menurut Sawali dalam Hafizah (2007), tutor sebaya adalah seorang atau beberapa orang siswa yang ditunjuk dan ditugaskan untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar dengan memanfaatkan teman sekelas yang mempunyai kemampuan lebih untuk membantu teman-temannya dalam melaksanakan suatu kegiatan atau memahami suatu konsep. Menurut Zain (2010) ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih tutor sebaya yaitu dapat diterima atau disetujui oleh siswa lain sehingga siswa tidak mempunyai rasa takut atau enggan untuk bertanya, dapat menerangkan materi yang diperlukan oleh siswa yang menjadi tutee, memiliki daya kreatifitas yang cukup untuk memberikan bimbingan, mempunyai kepandaian dan kecakapan yang
3 3 lebih unggul daripada yang lain, dan memiliki kesadaran untuk membantu teman. Metode pembelajaran peer teaching memiliki perbedaan terhadap metode pembelajaran konvensional yang biasa digunakan dalam proses belajar mengajar dalam hal ini pembelajaran keterampilan. Pembelajaran konvensional dalam skills lab langsung digunakan dengan menyampaikan pelajaran yang ditransformasikan langsung oleh guru kepada siswa. Penyusunan waktu yang digunakan juga harus efisien, sehinggga guru dapat merancang dengan tepat waktu (Uno, dkk 2015). Pembelajaran ini biasa dilakukan oleh guru dalam proses belajar mengajar di kelas, kegiatan proses belajar mengajar lebih sering diarahkan pada aliran informasi dari guru ke siswa. Pembelajaran ini berupa guru mendemonstrasikan prosedur, memberikan bimbingan, mengecek pemahaman, memberikan kesempatan untuk latihan lanjutan, dan evaluasi ketercapaian (Jalil, 2014). Langkah-langkah pelaksanaannya menurut Huda (2013) adalah sebagai berikut : 1) Orientasi Pada tahap orientasi dosen menentukan materi pelajaran, meninjau pelajaran sebelumnya, menentukan pelajaran, dan menentukan prosedur pengajaran.
4 4 a) Presentasi Pada tahap presentasi, dosen menjelaskan konsep atau keterampilan yang akan dijelaskan, dalam hal ini keterampilan pemasangan IUD. b) Praktik terstruktur Pada tahap ini, dosen menuntun kelompok mahasiswa dengan contoh praktik dalam beberapa langkah, mahasiswa merespon pertanyaan dan dosen memberikan koreksi terhadap kesalahan serta memperkuat praktik yang telah benar. c) Praktik di bawah bimbingan dosen Pada tahapan ini, mahasiswa praktik secara semi independent dan dosen meminta mahasiswa untuk melakukan praktik. d) Praktik mandiri Pada tahapan ini, mahasiswa melakukan praktik secara mandiri dan dosen menunda respon balik dan memberikannya di akhir rangkaian praktik c. Keuntungan dan kesulitan metode pembelajaran peer teaching Ada beberapa keuntungan dari metode pembelajaran peer teaching, diantaranya :
5 5 1) Memupuk rasa kerja sama dan saling membantu 2) Meningkatkan kemampuan baik bagi tutor maupun murid yang ditutori 3) Membentuk rasa bangga pada diri anak atau orang yang menjadi tutor 4) Menjadi teladan bagi peserta didik lainnya 5) Bagi peserta didik yang ditutori akan lebih mudah karena tutor akan menjalaskan dengan bahasa yang mudah dipahami (Djalil, 2011). 6) Bagi tutor, pekerjaan tutoring akan memperkuat konsep yang sedang dibahas sehingga seolah-olah telah menelaah serta menghafalkannya kembali (Mulyati, 2010). Kesulitan metode pembelajaran peer teaching (tutor sebaya) antara lain: 1) Peserta didik yang menjadi tutor mempunyai tugas dan kewajiban sendiri yaitu belajar sebagaimana peserta didik lain 2) Sulit untuk menata tutor karena dia harus seperti guru, yang mampu menguasai mata pelajaran dan menguasai temantemannya (Djalil, 2011) 3) Bagi guru, sukar untuk menentukan seorang tutor yang tepat bagi seorang atau beberapa orang siswa yang pandai atau cepat dalam tempo belajar dapat mengajarkan kembali pada temannya (Mulyati, 2010)
6 6 d. Tahapan metode pembelajaran peer teaching (tutor sebaya) Menurut Majid (2013), BKKBN (2008) langkah-langkah metode pembelajaran peer teaching (tutor sebaya) adalah sebagai berikut : d.i.1) Persiapan d.i.1.a) Menetapkan topik atau masalah serta tujuan yang hendak dicapai d.i.1.b) Pembimbing memberikan gambaran atau penjelasan masalah yang akan diberikan d.i.1.c) Pembimbing menetapkan pemain yang akan terlibat dengan memilih beberapa perserta didik untuk dijadikan tutor dan menetapkan peserta didik lain untuk dijadikan tutee dalam bentuk kelompok kecil d.i.1.d) Pembimbing memberikan kesempatan kepada tutor terpilih untuk bertanya d.i.2) Pelaksanaan d.i.2.a) Pembimbing memberikan bimbingan intensif kepada peserta didik yang menjadi tutor terkait materi maupun praktik yang akan dilakukan d.i.2.b) Memberikan kesempatan kepada masing-masing peserta didik yang akan menjadi tutor untuk mencoba
7 7 melakukan apa yang telah diajarkan pembimbing dan mencoba menyampaikan ke sesama tutor d.i.2.c) Memberikan kesempatan kepada masing-masing peserta didik yang menjadi tutor untuk melakukan apa yang telah diajarkan pembimbing dan menyampaikan kepada tutee sebagai anggota kelompok d.i.2.d) Memberikan kesempatan kepada masing-masing mahasiswa tutee untuk bertanya. Sekali-kali, melempar pertanyaan peserta untuk dijawab oleh peserta lain dan memberikan pujian kepada peserta yang dapat menjawab pertanyaan dengan benar serta mencoba untuk melakukan praktik yang telah diajarkan dan dimonitor oleh peneliti dan dosen. d.i.3) Penutup d.i.3.a) Pembimbing memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengungkapkan hambatan dan kesulitan yang dialami selama proses pembelajaran berlangsung d.i.3.b) Merumuskan kesimpulan 2. Keterampilan Pemasangan IUD a. Keterampilan Keterampilan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia merupakan kecakapan dan kemampuan untuk menyelesaikan tugas. Keterampilan adalah tindakan yang memerlukan aktivitas gerak dan
8 8 harus dipelajari agar mendapatkan bentuk yang benar. Ada 3 jenis kemampuan dasar yaitu bersifat kemampuan manusia (human skill), kemampuan teknis (technical skill), dan kemampuan membuat konsep (conceptual skill) (Schein dalam Sukiarko, 2007). Dalam hal ini, kemampuan mahasiswa dalam keterampilan pemasangan IUD termasuk ke dalam kemampuan teknik yaitu kemampuan untuk menggunakan alat, prosedur, tindakan, dan teknik yang berhubungan dengan keterampilan pemasangan IUD. Mahasiswa yang telah mengalami stimulus, kemudian mengadakan penilaian atau pendapat terhadap apa yang telah diketahui, proses selanjutnya diharapkan dapat melaksanakan atau mempraktikkan apa yang telah diketahui dan disikapinya (Notoadmodjo, 2007). Dalam melakukan keterampilan pemasangan IUD diperlukan keahlian khusus yang harus dilatih secara kompeten. Melakukan pemasangan IUD termasuk dalam standar kompetensi bidan standar yang terdapat dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 369/Menkes/SK/III/2007 (Kepmenkes, 2010). Salah satu standar kompetensi inti seorang bidan ke-2 adalah dalam hal pra konsepsi, KB, dan ginekologi yaitu bidan memberikan pelayanan KB yang tersedia sesuai kewenangan dan budaya masyarakat. Disebutkan dalam poin keterampilan dasar bahwa
9 9 seorang bidan perlu memiliki keterampilan dasar dalam melakukan pemasangan AKDR. Dalam permenkes No.900/MENKES/SK/VII/2002, telah diatur tentang Pelapor dan Registrasi Bidan bahwa bidan yang menjalankan program pemerintah mendapat kewenangan tambahan untuk melakukan pelayanan kesehatan, salah satunya pemberian alat kontrasepsi dalam rahim. (Kepmenkes, 2010). b. Pemasangan IUD b.i.1) Pengertian IUD IUD merupakan alat kontrasepsi yang sangat efektif, reversibel, dan berjangka panjang. Dapat digunakan oleh semua perempuan usia reproduksi serta tidak boleh digunakan oleh perempuan yang terpapar infeksi menular seksual (Saifuddin, 2010). Terdapat beberapa macam IUD antara lain lippes loop (bentuk seperti spiral), cooper-t (bentuk seperti huruf Y dan dililit tembaga, dan multi load (berbentuk seperti pohon kelapa atau kipas terbuka dan dililit tembaga (Yuhedi dkk, 2014). Beberapa keuntungan dari penggunaan alat kontrasepsi IUD yaitu sangat efektif (0,6-0,8 kehamilan per 100 perempuan dalam 1 tahun pertama), efektif, jangka panjang, tidak mempengaruhi hubungan seksual, tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI. IUD juga memiliki beberapa kelemahan, diantaranya tidak dapat
10 10 mencegah infeksi menular seksual, perdarahan diantara menstruasi, serta pencabutan IUD hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang terlatih (Setiyaningrum dkk, 2014). b.i.2) Mekanisme kerja IUD adalah Sebagai metode biasa (yang dipasang sebelum hubungan terjadi), IUD mengubah transportasi tuba dalam rahim dan mempengaruhi sel telur dan sperma sehingga pembuahan tidak terjadi. Sebagai kontrasepsi darurat (yang dipasang setelah hubungan seksual terjadi), IUD mencegah terjadinya implantasi atau penyerangan sel telur yang telah dibuahi ke dalam dinding rahim. (Handayani, 2010; Arum, 2009). b.i.3) Cara Pemasangan IUD a) Jelaskan pada klien apa yang akan dilakukan dan mempersilahkan klien untuk mengajukan pertanyaan. Sampaikan kepada klien kemungkinan timbul rasa nyeri saat pemasangan dan petugas akan menjelaskan kembali hal tersebut, saat pemasangan. Pastikan klien telah mengosongkan kandung kemihnya. b) Periksa genetalia eksterna, pemeriksaan inspekulo, dan pemeriksaan panggul. Hal ini dilakukan untuk memeriksa adanya ulkus, pembengkakan kelenjar Bartolini, serta untuk menentukan besar dan posisi uterus
11 11 c) Lakukan pemeriksaan makroskopik (bila tersedia dan ada indikasi) d) Masukkan spekulum dan usap vagina dan serviks dengan larutan antiseptik. Gunakan tenakulum untuk menjepit serviks e) Masukkan sonde uterus untuk menentukan posisi uterus dan kedalaman kavum uteri f) Lepaskan sarung tangan dan rendam dalam larutan klorin, kemudian masukkan lengan AKDR Copper T 380A di dalam kemasan sterilnya g) Buka sebagian plastik penutup dan lipat ke belakang, masukkan pendorong ke dalam tabung inserter tanpa menyentuh benda tidak steril, letakkan kemasan pada tempat datar h) Atur letak leher biru pada tabung inserter sesuai dengan kedalaman kavum uteri. i) Pegang dan tahan kedua ujung lengan AKDR dari atas penutup transparan dengan jari telunjuk dan ibu jari tangan kiri, dorong tabung inserter sampai ke pangkal lengan akan melipat. Angkat sedikit tabung inserter, dorong, dan putar. j) Buka seluruh penutup transparan dengan hati-hati. Sebelum dipasang, tabung inserter jangan sampai jatuh ke permukaan yang tidak steril agar tidak terkontaminasi.
12 12 k) Pakai sarung tangan kembali l) Tarik tenakulum (yang masih menjepit seviks sesudah melakukan sonde uterus) sehingga kavum uteri, canalis servikalis, dan vagina berada dalam satu garis lurus. Masukkan dengan pelan dan hati-hati tabung inserter ke dalam canalis servikalis dengan mempertahankan posisi leher biru dalam arah horizontal. Sesuai dengan arah dan posisi kavum uteri, dorong tabung inserter sampai ke leher biru menyentuh serviks atau sampai terasa ada tahanan dari fundus uteri. Pastikan leher biru tetap dalam posisi horizontal m) Pegang serta tahan tenakulum dan pendorong dengan satu tangan, sedang tangan lain menarik tabung sampai pangkal pendorong. Dengan cara ini lengan AKDR akan berada tepat di fundus. n) Keluarkan pendorong, setelah itu dorong kembali tabung inserter dengan pelan dan hati-hati sampai terasa ada tahanan fundus. o) Keluarkan sebagian tabung inserter dari canalis servikalis. Pada waktu benang tumpak keluar sepanjang 3-4 cm, potong benang tersebut menggunakan gunting mayo yang tajam p) Lepaskan tenakulum dan spekulum dengan hati-hati. Bila terdapat perdarahan banyak dari tempat bekas jepitan tenakulum, usap dengan kasa sampai perdarahan berhenti.
13 13 q) Buang bahan-bahan habis pakai yang terkontaminasi sebelum melepas sarung tangan. Bersihkan permukaan meja peralatan, ranjang ginekologi yang terkontaminasi dengan larutan klorin 0,5 % r) Lakukan dekontaminasi alat-alat dan sarung tangan dengan segera setelah selesai dipakai. s) Ajarkan pada klien bagaimana memeriksa benang AKDR (dengan menggunakan model bila tersedia). Minta klien menungggu di klinik selama menit setelah pemasangan AKDR (Affandi, 2012). b.i.4) Penilaian Keterampilan Pemasangan IUD Penilaian hasil keterampilan dilakukan dengan membuat instrumen untuk mengamati unjuk kerja atau hasil praktik peserta dengan menggunakan lembar observasi atau portofolio. Lembar observasi adalah lembar yang digunakan untuk mengobservasi keberadaan satu benda atau kemunculan aspek-aspek keterampilan praktik. Lembar observasi ini dapat berbentuk daftar tilik (checklist) atau skala penilaian (rating scale). Daftar tilik (checklist) berupa daftar pertanyaan atas pernyataan yang jawabannya tinggal memberikan centang (check) pada jawaban yang sesuai dengan aspek yang diamati. Skala penilaian adalah lembar yang digunakan untuk menilai unjuk kerja peserta didik atau menilai kualitas pelaksanaan aspek-
14 14 aspek keterampilan yang diamati dengan skalat tertentu, misalkan skala 1-5, sedangkan portofolio adalah kumpulan pekerjaan peserta didik yang teratur dan berkeseinambungan sehingga peningkatan kemampuan peserta didik dapat diketahui untuk menuju satu kompetensi tertentu (Depdiknas, 2010). Penilaian keterampilan dilakukan dengan menggunakan lembar daftar tilik (checklist) pemasangan IUD. Cara penilaian adalah dengan menilai tindakan mahasiswa sesuai dengan kriteria penilaian yang telah tercantum pada lembar daftar tilik (checklist). Berikut merupakan rentang skor nilai skala Tabel 2.1 Rentang Skor Nilai Sumber : SK Rektor UNS No. 644 Tahun 2015 Rentang Nilai Huruf Keterangan (1-100) 90 A Sangat Baik A B+ Baik B B C+ Cukup C D Kurang <50 E 3. Pengaruh Metode Pembelajaran peer teaching Metode pembelajaran peer teaching (tutor sebaya) merupakan kegiatan pembelajaran yang dilakukan seorang siswa kepada siswa lainnya dan salah satu siswa tersebut lebih memahami materi pembelajaran (Majid, 2013). Metode pembelajaran peer teaching tidak sama dengan
15 15 sekedar belajar dalam kelompok. Pelaksaanaan dengan benar, akan memungkinkan pendidik mengelola kelas dengan lebih efektif (Suprijono, 2009). Dalam kelas tutor sebaya, tugas dosen adalah sebagai fasilitator, mediator, motivator, dan evaluator (Isjoni, 2012). Menurut Susilowati (2009) tutor sebaya adalah seorang murid yang membantu murid lain dengan tingkat kelas yang sama. Tutor sebaya dilakukan dengan memberdayakan kemampuan siswa yang memiliki daya serap tinggi, siswa tersebut mengajarkan materi kepada teman-temannnya yang belum paham sehingga memenuhi ketuntasan belajar. Diharapkan dengan adanya tutor sebaya, peserta didik yang kurang aktif menjadi aktif karena tidak malu untuk bertanya dan mengeluarkan pendapat secara bebas kepada teman sebayanya. Peserta didik yang belajar dari peserta didik lain yang memiliki status dan umur yang sama, kematangan yang tidak jauh berbeda, maka dia tidak akan merasa begitu terpaksa untuk menerima ide-ide dan sikapsikap dari teman sebayanya (Suherman dalam Ika, 2006). Dengan perasaan bebas yang dimiliki itu, maka diharapkan siswa dapat lebih aktif dalam berkomunikasi sehingga dapat mempermudah mereka dalam memahami konsep/materi yang sedang diajarkan dalam hal ini keterampilan pemasangan IUD. Dalam pembelajaran ini, siswa ikut terlibat aktif dalam memahami materi.
16 16 Gagne dalam depdiknas (2010) berpendapat bahwa kondisi yang dapat mengoptimalkan hasil belajar keterampilan ada 2 macam yaitu kondisi internal dan eksternal. Untuk kondisi internal yang dapat dilakukan dengan cara mengingat kembali bagian dari keterampilan yang sudah dipelajarai dan mengingat langkah-langkah gerakan yang telah dikuasai. Dengan setiap mahasiswa melakukan praktik pada setiap keterampilan yang dipelajari, diharapkan mereka mampu mengingat langkah-langkah gerakan yang telah dikuasai sehingga, dapat meningkatkan hasil belajar mengenai keterampilan pemasangan IUD. Roscoe dan Chi (2007) menjelaskan bahwa dalam pembelajaran dengan tutor sebaya, tutor diharapkan menggunakan kemampuannya untuk memberikan pengajaran dan mengarahkan tutee untuk mencapai solusi dan pemahaman sesuai target pembelajaran yang telah ditetapkan. Dalam proses pembelajaran dengan metode tutor sebaya ini terjadi proses membangun dan memberitahukan pengetahuan. Tutor dalam kelompok akan mendapatkan manfaat ketika dia memberikan penjelasan kepada tutee. Ketika tutor memberikan penjelasan pada tutee, tutor melakukan pengintegrasian konsep dan prinsip serta memunculkan ide baru. Selain itu, ketika tutee mengajukan pertanyaan yang spesifik dan mendalam, hal itu akan mendukung tutee dalam merefleksikan pengembangan pengetahuan, dimana tutor berperan membantu proses ini sekaligus juga menguatkan pemahamannya
17 17 Berdasarkan kutipan diatas, maka penggunaan model tutor sebaya ini selain dapat meningkatkan kecakapan siswa dalam berkomunikasi, juga dapat memberikan solusi kepada siswa dalam meningkatkan hasil belajar keterampilan dalam hal ini keterampilan pemasangan IUD. B. Kerangka Konsep
18 18 Gambar 1. Kerangka Konsep Metode Pembelajaran Peer Teaching Keterangan : : variabel bebas dan variabel terikat : variabel Perancu C. Hipotesis Ada pengaruh metode pembelajaran peer teaching terhadap hasil keterampilan pemasangan IUD di D III Kebidanan UNS
PEMASANGAN AKDR. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi
PEMASANGAN AKDR Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi Check List No Langkah 1 Konseling awal Sapa klien dengan ramah dan perkenalkan diri Anda dan tanyakan tujuan kedatangannya 2
Lebih terperinciALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) Dr. Budi Iman Santoso, SpOG(K) Divisi Uroginekologi Rekonstruksi Departemen Obstetri dan Ginekologi FKUI/ RSCM
ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) Dr. Budi Iman Santoso, SpOG(K) Divisi Uroginekologi Rekonstruksi Departemen Obstetri dan Ginekologi FKUI/ RSCM ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) PROFIL Sangat efektif,
Lebih terperinciPENCABUTAN AKDR. Untuk menjarangkan kehamilan selama 10 tahun
PUSKESMAS DUMBAYABULAN Tim Penyusun : Felmy S Kude, SKM Sugiyarni Sukardi Amd.Keb Nomor Dokumen: 400/Y.03/07/VI/00 Tanggal Terbit : 12 Juni 2015 A. TUJUAN PROSEDUR PENCABUTAN AKDR Tangggal Revisi : Revisi
Lebih terperinciKETERAMPILAN PEMASANGAN DAN PENCABUTAN AKDR
BUKU PANDUAN KETERAMPILAN PEMASANGAN DAN PENCABUTAN AKDR Diberikan pada Mahasiswa Semester IV Tahun Akademik 2014-2015 Tim Penyusun Dr. dr. Hj. A. Mardiah Tahir, Sp.OG dr. Hj. Retno Budiati Farid, SpOG.K
Lebih terperinciDAFTAR TILIK KETERAMPILAN PEMASANGAN IUD
DAFTAR TILIK KETERAMPILAN PEMASANGAN IUD Nama : NPM : Tanggal Ujian : Penguji : 1. Nilai 2 : Memuaskan : Memperagakan langkah langkah atau tugas sesuai Dengan prosedur standar atau pedoman 2. Nilai 1 :
Lebih terperinciCara Kerja : Mencegah masuknya spermatozoa / sel mani ke saluran tuba Lilitan logam menyebabkan reaksi anti fertilitas.
KETERAMPILAN PEMASANGAN IUD (INTRA-UTERINE DEVICE) Susiana Candrawati B. LEARNING OUTCOME Setelah menjalani kepaniteraan klinik muda ini, mahasiswa diharapkan mampu : 1. Melakukan pemasangan IUD 2. Melakukan
Lebih terperinciAspirasi Vakum Manual (AVM) Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi
Aspirasi Vakum Manual (AVM) Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi No. Langkah/Kegiatan 1. Persiapan Lakukan konseling dan lengkapi persetujuan tindakan medis. 2. Persiapkan alat,
Lebih terperinciAspirasi Vakum Manual (AVM)
Aspirasi Vakum Manual (AVM) Aspirasi Vakum Manual (AVM) merupakan salah satu cara efektif evakuasi sisa konsepsi pada abortus inkomplit. Evakuasi dilakukan dengan mengisap sisa konsepsi dari kavum uteri
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian eksperimen semu (Quasi Experiment) dengan pendekatan pre-test
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain penelitian eksperimen semu (Quasi Experiment) dengan pendekatan pre-test post-test control
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Indonesia dengan jumlah penduduk sebanyak 237 juta jiwa pada tahun 2011 menempati negara dengan jumlah penduduk terpadat ke 4 setelah Cina (1,339,240,000), India
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang aman (plastik yang dililiti oleh tembaga) dan dimasukkan ke dalam rahim oleh
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Defenisi Alat Kontrasepsi Dalam Rahim Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) adalah alat yang terbuat dari bahan yang aman (plastik yang dililiti oleh tembaga) dan dimasukkan ke
Lebih terperinciSOP PENCABUTAN AKDR No. Dokumen No. Revisi : 00 Tanggal Terbit : 01 Mei 2015 Halaman : 1
No. Dokumen 00 01 Mei 2015 Halaman : 1 : 440/C.VII. KIA.041.05/436.6.3.7/2015 UPTD Puskesmas KOTA SURABAYA NIP 196908262002122003 1. Pengertian Pencabutan AKDR adalah melakukan pencabutan alat kontrasepsi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI
10 BAB II TINJAUAN TEORI A. Kontrasepsi 1. Pengertian Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan. Upaya itu dapat bersifat sementara, dapat pula bersifat permanen. Penggunaan kontrasepsi
Lebih terperinciMANUAL KETERAMPILAN KLINIK
BUKU PANDUAN KERJA MANUAL KETERAMPILAN KLINIK SISTEM REPRODUKSI PEMERIKSAAN PAPSMEAR Diberikan pada Mahasiswa Semester IV Fak. Kedokteran Unhas Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin 2017 DAFTAR TILIK
Lebih terperinciPENUNTUN BELAJAR KETERAMPILAN KLINIK DAN KONSELING IMPLAN-2
PENUNTUN BELAJAR KETERAMPILAN KLINIK DAN KONSELING IMPLAN-2 MENGGUNAKAN PENUNTUN BELAJAR Penuntun belajar keterampilan klinik dan konseling Implan-2 ini dirancang untuk membantu peserta mempelajari langkah-langkah
Lebih terperinciBUKU PANDUAN KERJA KETERAMPILAN
BUKU PANDUAN KERJA KETERAMPILAN PENGAMBILAN BAHAN PEMERIKSAAN DAN PEMBUATAN PREPARAT PAP SMEAR Diberikan pada Mahasiswa Semester IV Fak. Kedokteran Unhas Disusun oleh dr. Deviana Riu, SpOG Prof. Dr. dr.
Lebih terperinciLampiran 2
Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 Lampiran 6 Lampiran 7 Lampiran 8 Lampiran 9 Lampiran 10 Lampiran 11 58 ANGKAH PERSALINAN NORMAL 1. Melihat adanya tanda persalinan kala II: a. Ibu
Lebih terperinciKETERAMPILAN PEMERIKSAAN GINEKOLOGI
BUKU PANDUAN KETERAMPILAN PEMERIKSAAN GINEKOLOGI Diberikan pada Mahasiswa Semester IV Tahun Akademik 2014-2015 Tim Penyusun Dr. dr. Hj. A. Mardiah Tahir, Sp.OG dr. Hj. Retno Budiati Farid, SpOG.K Editor:
Lebih terperinciKUNCI JAWABAN KUESIONER TENGAH PELATIHAN
KUNCI JAWABAN KUESIONER TENGAH PELATIHAN Instruksi: Pilih satu huruf dengan jawaban yang benar untuk setiap pernyataan di bawah ini KONSELING, KELAIKAN PENGGUNA (WHO), PENAPISAN KLIEN 1. Pada konseling
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Metode Pembelajaran. Metode pembelajaran merupakan cara-cara atau teknik
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Metode Pembelajaran Metode pembelajaran merupakan cara-cara atau teknik pembelajaran yang digunakan untuk menyampaikan materi ajar dan merupakan proses yang sangat penting dalam
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 KONSELING 2.1.1 Definisi Konseling merupakan rangkaian proses yang berjalan dan menyatu dengan semua aspek pelayanan bukan hanya informasi yang diberikan dan dibicarakan
Lebih terperinciCHECKLIST UJIAN SKILLS LAB GENITALIA PEREMPUAN. Nama mahasiswa : Penguji : Tanggal : Nilai :
CHECKLIST UJIAN SKILLS LAB GENITALIA PEREMPUAN Nama mahasiswa : Penguji : Tanggal : Nilai : No Aspek yang dinilai Nilai 0 1 2 Anamnesis 1 Memberi salam dan memperkenalkan diri keduanya 0 : melakukan< 2
Lebih terperinciPenatalaksanaan Kasus Keguguran. Kompetensi Pengetahuan dan Keterampilan serta Kepatuhan pada Standar Pelayanan menjadi Kunci Keberhasilan Asuhan APK
Penatalaksanaan Kasus Keguguran Kompetensi Pengetahuan dan Keterampilan serta Kepatuhan pada Standar Pelayanan menjadi Kunci Keberhasilan Asuhan APK Konsep Kerja Peralatan AVM Menggunakan tekanan negatif
Lebih terperinciLEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. Universitas Muhammadiyah Ponorogo, bermaksud
Lampiran 1 468 469 Lampiran 2 LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN Kepada : Yth. Calon Responden Di tempat Dengan hormat, Saya sebagai mahasiswa Prodi D. III Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Lebih terperinciKompresi Bimanual. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi
Kompresi Bimanual Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi Persiapan pasien 1. Persiapan tindakan medik (informed consent) Beritahu pada ibu apa yang akan dikerjakan dan berikan kesempatan
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM PELATIHAN
GAMBARAN UMUM PELATIHAN RANCANGAN PELATIHAN Pelatihan Teknologi Kontrasepsi Terkini (TKT) atau Contraception Technology Update (CTU) ini dirancang untuk menyiapkan petugas kesehatan agar mampu memberikan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengetahuan (Knowledge) 2.1.1. Pengertian Pengetahuan Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Program Keluarga Berencana (KB 2.1.1 Sasaran Keluaraga Berencana Sasaran dan target yang ingin dicapai dengan program KB adalah bagaimana supaya segera tercapai dan melembaganya
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Keluarga Berencana Keluarga berencana adalah suatu usaha untuk mencapai kesejahteraan dengan cara memberi nasehat perkawinan pengobatan kemandulan, dan penjarangan kelahiran.
Lebih terperinciDAFTAR TILIK PEMASANGAN IMPLAN JADENA. Beri nilai setiap langkah klinik dengan mengunakan kriteria sebadai berikut :
DAFTAR TILIK PEMASANGAN IMPLAN JADENA Beri nilai setiap langkah klinik dengan mengunakan kriteria sebadai berikut 1. Perlu perbaikan 2. Mampu 3. Mahir Langkah langkah tidak dilakukan dengan benar dan atau
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA IUD (Intra Uterine Device)/Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
12 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. IUD (Intra Uterine Device)/Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) IUD (Intra Uterine Device) adalah atau Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) merupakan alat kontrasepsi terbuat
Lebih terperinciP E L A T IHA N K E T E R A MP IL A N K L IN IK P E MA S A N G A N DA N P E N C A B U T A N AKDR PKMI PUSAT. d r. A s ri 2.
P E L A T IHA N K E T E R A MP IL A N K L IN IK P E MA S A N G A N DA N P E N C A B U T A N AKDR PKMI PUSAT d r. A s ri 2. PROFIL AKDR 1 A.K.D.R. SUATU ALAT YANG JIKA DISISIPKAN KEDALAM RONGGA RAHIM AKAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi dan keluarga berencana yang merupakan sisi masingmasing
BAB I PENDAHULUAN 1.8. Latar Belakang Indonesia menghadapi masalah dengan jumlah dan kualitas sumber daya manusia dengan kelahiran 5.000.000 per tahun. Untuk dapat mengangkat derajat kehidupan bangsa telah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. semua perempuan usia reproduksi (Saifuddin, 2006; h. MK-74). IUD Copper T Cu 380 A memiliki panjang 36mm, lebar 32mm,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori Medis 1. Pengertian IUD Copper T Cu-380 A IUD adalah suatu alat atau benda yang dimasukkan ke dalam rahim yang sangat efektif, reversibel dan berjangka panjang,
Lebih terperinciBUKU PANDUAN KETERAMPILAN KLINIK
BUKU PANDUAN KETERAMPILAN KLINIK Diberikan pada Mahasiswa Semester V Tahun Akademik 2017-2018 SISTEM REPRODUKSI Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin 2018 BUKU PANDUAN KETERAMPILAN KLINIK SISTEM REPRODUKSI
Lebih terperinciPEMERIKSAAN IVA. : A/II/SOP-PKM/III/2016/001 Dokumen No.Revisi : 00 Tanggalterbit : 01 Maret 2016 Halaman : 1/2
PEMERIKSAAN IVA SOP No. : A/II/SOP-PKM/III/2016/001 Dokumen No.Revisi : 00 Tanggalterbit : 01 Maret 2016 Halaman : 1/2 Pemerintah Kabupaten Cirebon drg. Hj. RetnoWidowati NIP. 196610252001122001 UPT Puskesmas
Lebih terperinciPELATIHAN KLINIK IMPLAN
PELATIHAN KLINIK IMPLAN PEGANGAN UNTUK PELATIH KUNCI JAWABAN KUESIONER SEBELUM PELATIHAN...... 60 CARA ORANG DEWASA BELAJAR......... 62 KUESIONER TENGAH PELATIHAN Menggunakan kuesioner tengah pelatihan...
Lebih terperinciPerdarahan dari Vagina yang tidak normal. Beberapa masalah terkait dengan menstruasi. Perdarahan selama kehamilan atau setelah persalinan
BAB XXII Perdarahan dari Vagina yang tidak normal Beberapa masalah terkait dengan menstruasi Perdarahan selama kehamilan atau setelah persalinan Perdarahan setelah aborsi atau keguguran Perdarahan setelah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti mencegah atau melawan,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kontrasepsi 2.1.1 Defenisi Kontrasepsi Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti mencegah atau melawan, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur (sel wanita)
Lebih terperinciSATUAN ACARA PENYULUHAN KB IMPLAN PADA PASANGAN USIA SUBUR. : Mahasiswa Jurusan Kebidanan Klaten
SATUAN ACARA PENYULUHAN KB IMPLAN PADA PASANGAN USIA SUBUR Pokok Bahasan Sub Bahasan Penyuluh : Keluarga Berencana : KB : Mahasiswa Jurusan Kebidanan Klaten Hari Tanggal : Waktu : Tempat : Sasaran : TUJUAN
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. keluarga berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori Medis 1. Pengertian Keluarga Berencana Menurut WHO (World Health Organisation) expert Comitte 1970 : keluarga berencana adalah tindakan yang membantu pasangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Reproduksi dilaksanakan untuk memenuhi hak-hak reproduksi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Program Keluarga Berencana lebih dari dua dasa warsa terakhir ini menjadi fokus utama program kependidikan di Indonesia. Program KB dan Kesehatan Reproduksi dilaksanakan
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP. 1. Latar belakang pemberian wewenang kepada Bidan Praktik Mandiri. dalam melakukan pemasangan IUD di Kota Yogyakarta
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan 1. Latar belakang pemberian wewenang kepada Bidan Praktik Mandiri dalam melakukan pemasangan IUD di Kota Yogyakarta Bidan dalam menjalankan praktik harus membantu program pemerintah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN
BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1 Pengertian Persalinan Dan APN Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin + uri) yang dapat hidup ke dunia luar, dari rahim melalui janin lahir atau
Lebih terperinciPEMERIKSAAN GINEKOLOGI TES PAP DAN IVA. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi
PEMERIKSAAN GINEKOLOGI TES PAP DAN IVA Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi NO PEMERIKSAAN TES PAP DAN TES VISUAL MENGGUNAKAN ASAM ASETAT (INSPEKSI VISUAL DENGAN APLIKASI ASAM ASETAT/IVA)
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. permanen (Wiknjosastro, 2005, p.905). Bahagia dan Sejahtera (NKKBS). Penurunan angka kelahiran yang bermakna.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kontrasepsi a. Pengertian Kontrasepsi adalah suatu upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan. Upaya tersebut dapat bersifat sementara dan dapat bersifat permanen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN jiwa, 2009 sebanyak jiwa, dan tahun sebanyak jiwa (KepMenKes, 2011).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laju pertumbuhan penduduk yang tinggi merupakan masalah yang harus ditanggulangi karena pertumbuhan penduduk di Indonesia meningkat dengan cepat. Pada tahun 2008 jumlah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Peran Suami Kamus besar bahasa Indonesia mengartikan bahwa suami adalah pria yg menjadi pasangan hidup resmi seorang wanita (istri) yg telah menikah. Sedangkan peran adalah perangkat
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Keluarga Berencana 2.1.1 Pengertian Menurut WHO (1970), keluarga berencana adalah program yang bertujuan membantu pasangan suami istri untuk, (1) Menghindari kelahiran yang
Lebih terperinciAtonia Uteri. Perdarahan post partum dpt dikendalikan melalui kontraksi & retraksi serat-serat miometrium
ATONIA UTERI Atonia Uteri Perdarahan post partum dpt dikendalikan melalui kontraksi & retraksi serat-serat miometrium Kontraksi & retraksi menyebabkan terjadinya pembuluh darah shg aliran darah ketempat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Peran Petugas Kesehatan 1. Pengertian Peran adalah suatu yang diharapkan dari seseorang dalam situasi sosial tertentu agar memenuhi harapan. (Setiadi, 2008). Peran petugas kesehatan
Lebih terperinciDAFTAR TILIK UJIAN LABORATORIUM KEPERAWATAN MATERNITAS
DAFTAR TILIK UJIAN LABORATORIUM KEPERAWATAN MATERNITAS I. PEMERIKSAAN KEHAMILAN 1. Melakukan validasi klien 2. Melakukan kontrak 3. Menyiapkan alat 4. Mencuci tangan 5. Mengkaji keadaan umum klien 6. Melakukan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kemampuan Harus diakui bahwa setiap aktivitas yang dilakukan haruslah dilandasi dengan kemampuan. Tanpa kemampuan, apapun yang dilakukan akan sulit dicapai. Kemampuan
Lebih terperinciBAB XXI. Nyeri atau Sakit di Perut bagian bawah. Nyeri perut hebat yang mendadak. Jenis nyeri perut. Beberapa pertanyaan mengenai nyeri perut
BAB XXI Nyeri atau Sakit di Perut bagian bawah Nyeri perut hebat yang mendadak Jenis nyeri perut Beberapa pertanyaan mengenai nyeri perut 460 Bab ini membahas berbagai jenis nyeri di perut bawah (di bawah
Lebih terperinciKontrasepsi Emergensi Pendahuluan
Kontrasepsi Emergensi Pendahuluan Sudah sejak lama usaha-usaha untuk mencegah dan menunda kehamilan dilakukan orang, terlebih sejak ditemukannya metoda kontrasepsi pada awal abad 20an. Sejak saat itu kontrasepsi
Lebih terperinciBAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Pelayanan Kesehatan di Yogyakarta
BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Pelayanan Kesehatan di Yogyakarta Daerah Istimewa Yogyakarta terdiri dari 5 kabupaten, diantaranya adalah Kabupaten Sleman, Kabupaten Kulonprogo,
Lebih terperinciPENCABUTAN IMPLANT. No Sikap dan Prilaku. 1. Menyambut klien dan memperkenalkan diri dengan ramah
PENCABUTAN IMPLANT No Sikap dan Prilaku. 1. Menyambut klien dan memperkenalkan diri dengan ramah Gambar 2. Menjelaskan tujuan dan proedur yang akan dilakukan kepada keluarga 3. Komunikasi dan kontak mata
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. dapat menuju kearah yang lebih baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Slameto
10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Belajar dan Pembelajaran Belajar merupakan suatu proses perkembangan yang dialami oleh seseorang agar dapat menuju kearah yang lebih baik. Hal ini sesuai dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Program Keluarga Berencana (KB) bertujuan untuk mengendalikan pertumbuhan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program Keluarga Berencana (KB) bertujuan untuk mengendalikan pertumbuhan jumlah penduduk di Indonesia. Hal inilah yang menyebabkan berkembangnya berbagai metode kontrasepsi.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI
BAB II TINJAUAN TEORI A. KELUARGA BERENCANA 1. Pengertian Keluarga berencana (KB) adalah upaya untuk meningkatkan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran,
Lebih terperinciCHECKLIST UJIAN SKILLS LAB GENITALIA LAKI-LAKI. Nama mahasiswa : Penguji : Tanggal : Nilai :
CHECKLIST UJIAN SKILLS LAB GENITALIA LAKI-LAKI Nama mahasiswa : Penguji : Tanggal : Nilai : No Aspek yang dinilai Nilai 0 1 2 Anamnesis 1 Memberi salam dan memperkenalkan diri 1 : melakukan keduanya 0
Lebih terperinciUpaya meningkatkan pelayanan KB diusahakan dengan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keluarga Berencana (KB) Menurut WHO pengertian keluarga berencana adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk mendapatkan objektif tertentu, menghindari
Lebih terperinciSTANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PERAWATAN JENAZAH
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PERAWATAN JENAZAH 1. Pengertian Perawatan jenazah adalah perawatan pasien setelah meninggal, perawatan termasuk menyiapkan jenazah untuk diperlihatkan pada keluarga, transportasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penduduk yang tinggi. Berdasarkan jenis kelamin, jumlah penduduk laki-laki
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan sebuah negara berkembang dengan peningkatan penduduk yang tinggi. Berdasarkan jenis kelamin, jumlah penduduk laki-laki tercatat sebanyak 119.630.913
Lebih terperinciHUBUNGAN PEMBERIAN KONSELING OLEH BIDAN DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI IUD TERHADAP AKSEPTOR KB
HUBUNGAN PEMBERIAN KONSELING OLEH BIDAN DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI IUD TERHADAP AKSEPTOR KB Risneni 1) dan Helmi Yenie 2) 1) 2) Jurusan Kebidanan poltekkes kemenkes Tanjngkarang Abstrak. Rekapitulasi
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN TINGKAT SOSIAL EKONOMI DENGAN PENGGUNAAN IUD DI WILAYAH KERJA PUSKESMASKONANG KABUPATENBANGKALAN PENELITIAN
1 HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN TINGKAT SOSIAL EKONOMI DENGAN PENGGUNAAN IUD DI WILAYAH KERJA PUSKESMASKONANG KABUPATENBANGKALAN PENELITIAN Oleh: NOVI ANGGRAENI ERLINA DWI DAYANTI AKADEMI KEBIDANAN NGUDIA
Lebih terperinciJENIS METODE KB PASCA PERSALINAN VASEKTOMI
JENIS METODE KB PASCA PERSALINAN MAL KONDOM AKDR TUBEKTOMI VASEKTOMI PIL INJEKSI IMPLAN JENIS METODE KB PASCA PERSALINAN NON HORMONAL 1. Metode Amenore Laktasi (MAL) 2. Kondom 3. Alat Kontrasepsi Dalam
Lebih terperinciLaporan Penelitian. Neni Anggraini, Desmiwarti, Hafni Bachtiar Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang.
Laporan Penelitian EVALUASI KOMPETENSI BIDAN DALAM PEMASANGAN ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM COPPER T 380A BERDASARKAN UMUR, PENDIDIKAN, PENGALAMAN PEMASANGAN DAN LAMA PRAKTIK DI KOTA PADANG Competency evaluation
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Penduduk Indonesia pada tahun2013berjumlah248,24 juta jiwa yang menempatkan Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk terpadat keempat setelah China 1.357
Lebih terperinciJARINGAN NASIONAL PELATIHAN KLINIK KESEHATAN REPRODUKSI PUSAT PELATIHAN KLINIK PRIMER (P2KP) KABUPATEN POLEWALI MANDAR. ( Revisi )
JARINGAN NASIONAL PELATIHAN KLINIK KESEHATAN REPRODUKSI PUSAT PELATIHAN KLINIK PRIMER (P2KP) KABUPATEN POLEWALI MANDAR ( Revisi ) PENUNTUN BELAJAR KETERAMPILAN MENGGUNAKAN PENUNTUN BELAJAR. Perubahan Buku
Lebih terperinciPENGERTIAN KELUARGA BERENCANA
1. DATANG KE BALAI PENYULUH KB DI MASING-MASING KECAMATAN TEMUI PETUGAS PENYULUH KB ATAU PEMBANTU PENYULUH KB DESA ATAU LANGSUNG KE TEMPAT PELAYAN KESEHATAN/PUSKESMAS/RUMAH SAKIT 2. PILIH KONTRASEPSI YANG
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kontrasepsi berasal dari kata kontra dan konsepsi. Kontra berarti mencegah
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kontrasepsi Kontrasepsi berasal dari kata kontra dan konsepsi. Kontra berarti mencegah atau melawan, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur (sel wanita) yang matang
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Keluarga berencana adalah upaya untuk mewujudkan keluarga berkualitas
11 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Program Keluarga Berencana (KB) Keluarga berencana adalah upaya untuk mewujudkan keluarga berkualitas melalui promosi perlindungan dan bantuan dalam mewujudkan hak-hak reproduksi
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERAMPILAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA MELALUI METODE PEER TUTORING PADA SISWA KELAS V SDN 1 PANDOWAN, KULON PROGO
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA MELALUI METODE PEER TUTORING PADA SISWA KELAS V SDN 1 PANDOWAN, KULON PROGO Siti Sugiarti Guru di SDN 1 Pandowan, Galur, Kulon Progo Abstrak
Lebih terperinciKARAKTERISTIK AKSEPTOR NON AKDR TENTANG KONTRASEPSI AKDR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GADANG HANYAR BANJARMASIN
KARAKTERISTIK AKSEPTOR NON AKDR TENTANG KONTRASEPSI AKDR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GADANG HANYAR BANJARMASIN Dini Rahmayani 1, Ramalida Daulay 2, Erma Novianti 2 1 Program Studi S1 Keperawatan STIKES
Lebih terperinciMedan, Maret 2014 Hormat saya,
Lampiran 1 LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN Dengan hormat, Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Fithri Hervianti NIM :101101131 No.Hp : 082376071573 Alamat : Fakultas Keperawatan USU Medan Adalah
Lebih terperinciKUESIONER PENELITIAN
KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN KARAKTERISTIK, PENGETAHUAN DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP PEMAKAIAN METODE KONTRASEPSI JANGKA PANJANG () PADA WANITA PASANGAN USIA SUBUR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEDAN SUNGGAL
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. bersifat sementara maupun bersifat permanen, dan upaya ini dapat dilakukan
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kontrasepsi 2.1.1 Pengertian Kontrasepsi adalah upaya mencegah terjadinya kehamilan. Upaya ini dapat bersifat sementara maupun bersifat permanen, dan upaya ini dapat dilakukan
Lebih terperinciPersalinan Normal. 60 Langkah. Asuhan Persalinan Kala dua tiga empat. Dikutip dari Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal
Persalinan Normal 60 Langkah Asuhan Persalinan Kala dua tiga empat Dikutip dari Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal PERSALINAN NORMAL 60 Langkah Asuhan Persalinan Kala dua tiga empat KEGIATAN I. MELIHAT
Lebih terperinciLEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. Universitas Muhammadiyah Ponorogo, bermaksud
Lampiran 1 LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN Kepada : Yth. Calon Responden Di tempat Dengan hormat, Saya sebagai mahasiswa Prodi D. III Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Ponorogo,
Lebih terperinciKarakteristik Responden. 2. Lama Bertugas / pengalaman bekerja. 3.Mengikuti pelatihan APN ( Asuhan persalinan Normal)
Lampiran 1. No.Responden : Tanggal : Karakteristik Responden 1. Pendidikan Bidan a. DI b. DIII c. DIV d. S2 2. Lama Bertugas / pengalaman bekerja. a. < 5 Tahun b. 5-10 Tahun c. >10 Tahun 3.Mengikuti pelatihan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. mempunyai efek, pengaruh atau akibat, selain itu efektif juga dapat diartikan
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Efektivitas Pembelajaran Dalam kamus bahasa indonesia efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti mempunyai efek, pengaruh atau akibat, selain itu efektif
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keluarga Berencana Keluarga berencana merupakan usaha untuk mengatur jumlah dan jarak anak yang diinginkan yang bertujuan untuk membentuk keluarga kecil yang sesuai dengan kemampuan
Lebih terperinciASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF AKSEPTOR AKTIF IUD PADA NY R P2002 DENGAN EROSI PORTIO DI PUSKESMAS LAMONGAN TAHUN Ida Susila* Eka Junia Imawan**
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF AKSEPTOR AKTIF IUD PADA NY R P2002 DENGAN EROSI PORTIO DI PUSKESMAS LAMONGAN TAHUN 2010 Ida Susila* Eka Junia Imawan** *Dosen Program Studi Diploma III Kebidanan Universitas
Lebih terperinci1. Setiap hari kerja jam di Poliklinik KIA 2. Pasien ibu hamil dan nifas
PROSEDUR PEMERIKSAAN DI POLIKLINIK KIA KEPALA PUSKESMAS CIGASONG PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA PUSKESMAS CIGASONG 800/06.1/I/PKM/2013 Tanggal Pembuatan : 1 Januari 2016 Tanggal Revisi : - Tanggal
Lebih terperinciSTANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Asuhan Persalinan Normal (APN)
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Asuhan Persalinan Normal (APN) Aspek Yang Dinilai Nilai MENGENALI GEJALA DAN TANDA KALA DUA 1 2 3 4 1. Mendengar, melihat dan memeriksa gejala dan tanda kala dua Ibu merasa
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap tidak dapat langsung dilihat, tetapi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sikap Sikap adalah reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap tidak dapat langsung dilihat, tetapi merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penduduk di dunia mencapai 7,3 miliar jiwa tahun Indonesia. merupakan negara ke-4 di dunia dengan estimasi jumlah penduduk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penduduk di dunia mencapai 7,3 miliar jiwa tahun 2015. Indonesia merupakan negara ke-4 di dunia dengan estimasi jumlah penduduk terbanyak, yaitu sebesar 255,993,674
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Secara etiomologi, konseling berasal dari bahasa Latin Consilium artinya
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konseling 2.1.1 Pengertian Konseling Secara etiomologi, konseling berasal dari bahasa Latin Consilium artinya dengan atau bersama yang dirangkai dengan menerima atau memahami
Lebih terperinciSEKSUALITAS. endang parwieningrum Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan KB BKKBN
SEKSUALITAS endang parwieningrum Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan KB BKKBN - 2012 KOMPETENSI DASAR Setelah mempelajari materi ini peserta diharapkan dapat memahami seksualitas sebagai bagian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kependudukan. Sejak 2004, program keluarga berencana (KB) dinilai berjalan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tingginya angka kelahiran di Indonesia masih menjadi masalah utama dalam kependudukan. Sejak 2004, program keluarga berencana (KB) dinilai berjalan lamban, hingga
Lebih terperinciPERCAKAPAN KONSELING ANTARA BIDAN DENGAN PASIEN TENTANG KB
PERCAKAPAN KONSELING ANTARA BIDAN DENGAN PASIEN TENTANG KB Action 1 Rina : Assalamualaikum wr wb. Masy. : walaikum salam wr wb. Rina : bapak ibu bagaimana kabarnya hari ini? Terima kasih sudah meluangkan
Lebih terperinciTingkat Pengetahuan Menurut Notoatmodjo, 2011, pengetahuan mempunyai enam tingkatan, yaitu :
5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengetahuan 2.1.1. Definisi Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Penginderaan terjadi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. sejahtera) adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta. kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori Medis 1. Program Keluarga Berencana a. Pengertian Program Keluarga berencana menurut UU No.10 tahun 1992 (tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga
Lebih terperinciKeistimewaan metode barier ini adalah: Mencegah infertilitas, kanker servix dan PMS Meningkatkan partisipasi pria dalam kontrasepsi
METODE KONTRASEPSI BARIER Keistimewaan metode barier ini adalah: Mencegah infertilitas, kanker servix dan PMS Meningkatkan partisipasi pria dalam kontrasepsi Klasifikasi Kondom Diafragma Spermisida Efektivitas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penjelasan Konsep Teoritis 1. Kompetensi Belajar Berdasarkan pendapat Yamin (2010) kompetensi adalah kemampuan dasar yang dapat dilakukan oleh para siswa pada tahap pengetahuan,
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Keluarga Berencana menurut WHO (World Health Organisation) adalah
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Keluarga Berencana ( KB ) 2.1.1. Definisi Keluarga Berencana (KB) Keluarga Berencana menurut WHO (World Health Organisation) adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan
Lebih terperinciMetode Metode Instruksional Dina Amelia/
Metode Metode Instruksional Dina Amelia/ 702011094 1. Peer Tutoring Tutor sebaya adalah seorang/ beberapa orang siswa yang ditunjuk dan ditugaskan untuk membantu siswa-siswa tertentu yang mengalami kesulitan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI
1 BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori 1. Keluarga Berencana Menurut WHO (World Health Organization) adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk mendapatkan objekobjek tertentu,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan menyelenggarakan program KB nasional. (BKKBN, 2011) dihitung berbagi perbandingan atau rasio (ratio) antara lain : rasio jenis
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dasar penanganan masalah kependudukan adalah Undang-undang No. 52 tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga yang mengamanatkan bahwa kewenangan
Lebih terperinci