Pengembangan Industri Perangkat Lunak di Indonesia 1

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang UMKM merupakan unit usaha yang sedang berkembang di Indonesia dan

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian

Kerangka Kebijakan Pengembangan Dan Pendayagunaan Telematika Di Indonesia

JURNAL 1 : POTENSI ADOPSI STRATEGI E-COMMERCE UNTUK DI LIBYA.

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang sangat cepat

BAB I PENDAHULUAN. kebangkitan kembali sektor manufaktur, seperti terlihat dari kinerja ekspor maupun

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

PENGELOLAAN KAWASAN ANDALAN YANG MENDUKUNG PENGEMBANGAN INVESTASI DUNIA USAHA DI KTI

ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU, KINERJA DAN DAYA SAING INDUSTRI ELEKTRONIKA DI INDONESIA JOHANNA SARI LUMBAN TOBING H

BAB I. Pendahuluan. digunakan manajemen dalam mengetahui kondisi bisnis dan membantu

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi Negara di Dunia Periode (%)

Oleh : Ir. Hervian Tahier Wakil Ketua Umum

BAB I P E N D A H U L U A N. lebih maju. Organisasi-organisasi internasional dan perjanjian-perjanjian

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi. Seiring dengan kemajuan dalam berbisnis, teknologi internet yang

VIII. SIMPULAN DAN SARAN

LAMPIRAN INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2001 TENTANG KERANGKA KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DAN PENDAYAGUNAAN TELEMATIKA DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. melakukan bisnis secara online atau e-commerce yang. akses dalam bertransaksi menjadi pilihan yang efektif dan efisien.

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi telah muncul sebagai fenomena baru yang dilahirkan oleh

PEMASARAN PRODUK INDUSTRI KONSTRUKSI PRACETAK PRATEGANG

KEBIJAKAN MANAGEMEN RESIKO

BAB 1 PENDAHULUAN. modernisasi bagi perpustakaan tersebut. perpustakaan, baik dari segi institusi ataupun dari segi pengguna (patron) yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era perdagangan bebas saat ini, telah terjadi perubahan secara

BAB I PENDAHULUAN. ketimpangan dapat diatasi dengan industri. Suatu negara dengan industri yang

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari pabrik-pabrik garmen sampai dengan tingkat UKM garmen.

PENGEMBANGAN INDUSTRI DI DAERAH : PENDEKATAN KELEMBAGAAN. Bambang P.S Brodjonegoro FEUI

BAB I PENDAHULUAN. Sejak terjadinya krisis ekonomi dan moneter yang dialami oleh bangsa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGENALAN E-COMMERCE

BAB I PENDAHULUAN. mengalami transformasi dari perekonomian yang berbasis industri. Sektor industri

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi yang terjadi saat ini akan menjadi suatu. tantangan bagi perekonomian Indonesia karena pada kenyataannya Usaha

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN. Perdagangan internasional merupakan salah satu aspek penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi saat ini begitu pesat dan telah semakin luas.

BAB 1 PENDAHULUAN. Hal ini dikarenakan adanya persaingan ekonomi secara global. Hampir semua

I. PENDAHULUAN. Sejalan dengan cepatnya perkembangan bidang teknologi, perusahaan-perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Meskipun pertumbuhan ekonomi setelah krisis ekonomi yang melanda

BAB I PENDAHULUAN. memajukan pasar modal di Indonesia. Menurut Undang-Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. wilayah. Karena pada dasarnya, investasi merupakan satu pengeluaran

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2001 TENTANG PENGEMBANGAN DAN PENDAYAGUNAAN TELEMATIKA DI INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

VI. RANCANGAN PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN MELALUI PENGEMBANGAN PETERNAKAN

MAXIMIZING THE MULTI-STAKEHOLDER COLLABORATION TO ACHIEVE THE TARGET OF FOREIGN TOURISTS VISIT TO INDONESIA

BAB V PERANCANGAN KEBIJAKAN DAN ANALISIS PERILAKU MODEL. V.1 Arah Kebijakan Direktorat Industri Alat Transportasi Darat dan Kedirgantaraan (IATDK)

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi diartikan juga sebagai peningkatan output masyarakat yang

Menteri Perindustrian Republik Indonesia PAPARAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA RAKER KEMENTERIAN PERDAGANGAN JAKARTA, 27 JANUARI 2016

Bab I. Pendahuluan. Globalisasi mencerminkan hubungan tanpa batas antara negara satu

BAB I PENDAHULUAN. Tengah. Salah satunya yang terkenal industri sangkar burung di kecamatan Jebres

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar elakang Penelitian Agus Sartono (2001:487)

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. online. Membahas mengenai tingkat kepuasan online atau dikenal dengan istilah

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), atau ASEAN Economic Community (AEC),

BAB VI SIMPULAN, KETERBATASAN DAN IMPLIKASI. Berdasarkan tahapan analisis lingkungan internal maupun lingkungan

BAB 1 PENDAHULUAN. Ketika dimulainya perdagangan bebas antar negara di ASEAN pada awal tahun ini,

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi informasi dalam kegiatan bisnisnya. Penggunaan teknologi informasi dalam

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) di negara-negara Asia Tenggara, yakni kondisi

MENINGKATKAN DAYA SAING DAN PRODUKTIVITAS MELALUI PEKERJAAN YANG LAYAK. Oleh : 9 Juli 2015 DPN APINDO

I. PENDAHULUAN. Skala Usaha UK UM UB Jumlah (Unit/%) /99, /0, /0,01 Kesempatan kerja (%) 88,92 10,54 0,54 Nilai tambah

Saripudin. Introduction to Information Systems Chapter : 1, 2, 7, 8, 9, 10, /02/2009 Saripudin, Manajemen Pariwisata FEB UPI

IDENTIFIKASI DAN STRATEGI PENGEMBANGAN ENERGI GEOTERMAL DI INDONESIA

Studi kasus untuk merancang intervensi tingkat perusahaan untuk mempromosikan produktivitas dan kondisi kerja di UKM SCORE

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan daerah merupakan bagian integral dari. nasional, sebagai upaya terus menerus ke arah perubahan yang lebih baik guna

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang yang sedang membangun, membutuhkan dana yang cukup besar untuk membiayai pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Peneletian Profil Perusahaan Visi dan Misi Perusahaan Visi C.

Daya Saing Global Indonesia versi World Economic Forum (WEF) 1. Tulus Tambunan Kadin Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dapat dilakukan oleh perusahaan. kepada partner bisnisnya dan dapat melakukan pemesanan secara online.

BAB I PENDAHULUAN. sangat strategis dan berperan besar terhadap perekonomian Indonesia. Peran

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Toko Barokah merupakan toko yang bergerak di bidang penjualan. Produk

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan semakin berkembangnya dunia usaha. Perkembangan dunia usaha

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 17 PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI MANUFAKTUR

PABRIK MEBEL EKSPOR DI JEPARA

ANDRI HELMI M, SE., MM. SISTEM EKONOMI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. lagi. Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Hasan dalam Republika

PABRIK MEBEL EKSPOR DI JEPARA

CUPLIKAN LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011, TANGGAL 20 MEI 2011 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Tidak hanya berpengaruh terhadap perindustrian di

Laporan Akhir Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi Tahun Anggaran 2013

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perubahan informasi yang sudah diproses dan dilakukan penyimpanan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Asosiasi terkait dari dalam maupun luar negeri, beserta para anggota;

RESUME BUKU MANAGEMENT INFORMATION SYSTEMS 10/E (O BRIEN/MARAKAS) CHAPTER 14: ENTERPRISE AND GLOBAL MANAGEMENT OF INFORMATION TECHNOLOGY

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini perkembangan industri di Indonesia sangat pesat. Terutama sejak

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

bagi Indonesia dalam menghadapi persaingan regional maupun global. Kedua, Infrastruktur industri penerbangan juga memiliki kelebihan berupa banyaknya

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Bagian Isi INDUSTRIALISASI DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. mengalokasikan dana dari pihak yang mengalami surplus dana kepada pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang permasalahan yang

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini, peran listrik sebagai salah satu bentuk energi sangat penting dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 17 PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI MANUFAKTUR

PENGEMBANGAN UMKM UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH

Transkripsi:

Pengembangan Industri Perangkat Lunak di Indonesia 1 Ir. Wahyu C. Wibowo MSc. Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia wibowo@cs.ui.ac.id Pendahuluan Dibandingkan dengan sejumlah Negara tetangga, seperti Singapura, Malaysia, atau Philipina, Industri Perangkat Lunak di Indonesia dapat dikatakan tertinggal. Tertinggal dari segi jumlah industri, jumlah produk yang dihasilkan, maupun jumlah dana yang digalang. Hal ini tentu sangat disayangkan mengingat Indonesia memiliki jumlah penduduk yang jauh melebihi jumlah penduduk negara negara tetangga di kawasan Asean, sedangkan modal utama dari industri perangkat lunak adalah sumber daya manusia. Tumbuhkembangnya industri perangkat lunak dipengaruhi oleh beberapa factor seperti kualitas sumber daya manusia dan iklim investasi di sektor ini. Tulisan singkat ini akan mencoba untuk menelaah eksistensi industri perangkat lunak dan merekomendasikan saran saran untuk memacu pertumbuhannya. 1 1 Disampaikan pada Temu Usaha Penyusunan Usulan Kebijakan Insentif Pengembangan Industri Software Dirjen ILMEA Departemen Perindustrian, Jakarta 4 November 2002

Industri Perangkat Lunak (IPL) Industri Perangkat Lunak (IPL) 2 di Indonesia memiliki prospek untuk membentuk lapangan kerja tingkat tinggi, menghemat devisa negara dengan penggunaan produk perangkat lunak lokal, menghasilkan devisa dari ekspor, meningkatkan efisiensi kerja organisasi baik pemerintah maupun swasta, serta meningkatkan kualitas layanan. Sejumlah negara seperti Singapura, Malaysia, dan India bahkan sudah menjadikan IPL sebagai andalan survival mereka dalam menghadapi masa depan. IPL tidak memerlukan pasokan sumber daya alam, tidak mencemari lingkungan, tidak memerlukan kawasan usaha yang luas atau tertentu, memiliki nilai jual produk yang tinggi dan masa jual yang relative lama. IPL di Indonesia memiliki prospek untuk berkembang yang baik asal didukung oleh iklim usaha yang kondusif. Modal utama IPL adalah sumber daya manusia (SDM). Semakin berkembangnya jumlah lembaga pendidikan komputer dan semakin banyaknya lulusan sekolah yang memilih bidang komputer memberi harapan akan pasokan SDM yang mencukupi untuk berkembangnya IPL. Produk IPL adalah perangkat lunak. IPL dapat menghasilkan tailored made products untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Semakin maju, IPL dapat menghasilkan produk standard yang bisa dipasarkan secara masal. Semakin maju lagi, IPL dapat menghasilkan produk yang dapat dipasarkan ke luar negeri. 2 Dalam tulisan ini, kami batasi pengertian industri perangkat lunak sebagai industri yang membuat produk perangkat lunak komputer. Industri yang hanya memasarkan produk perangkat lunak tidak tercakup dalam pengertian ini. Industri yang membuat produk perangkat lunak atas pesanan dari pihak lain dan dengan perjanjian menyerahkan hak intelektual atas produknya ke pihak pemesan tercakup dalam pengertian ini.

Sebagai high class industry, IPL memang menghadapi sejumlah masalah seperti masa pengembalian modal yang lama sampai dengan diperolehnya order atau dipasarkannya produk, perkembangan teknologi yang cepat sehingga setiap SDM yang terlibat harus selalu aktif mengikuti perkembangan teknologi, maintentance SDM yang lebih pelik daripada memelihara mesin, serta diperlukannya kepercayaan yang luas dari pelanggan karena produk yang dipasarkan akan sangat mempengaruhi jalannya organisasi si pelanggan. Keterbatasan yang kami miliki membuat kami tidak bisa menyajikan data statistik IPL di Indonesia. Apabila ada asosiasi yang mapan, tentu akan dapat diketahui jumlah industri, nama nama perusahaan yang tergabung dalam asosiasi lengkap dengan profile nya, jumlah sumber daya manusia yang terlibat, jumlah revenue yang dihasilkan dari dalam negeri dan ekspor, serta jenis jenis produk yang dihasilkan. Meskipun demikian, kita dapat merasakan lambannya pertumbuhan sektor ini di Indonesia. Secara umum, IPL sangat dipengaruhi oleh tiga faktor utama seperti tersaji dalam gambar berikut ini: Sumber Daya Manusia INDUSTRI PERANGKAT LUNAK PRODUK Infrastruktur Kebijakan Pemerintah

Sumber Daya Manusia (SDM) Berbeda dengan kebanyakan industri, SDM adalah modal utama dari IPL. Hal ini merupakan satu kelebihan utama IPL Perguruan Tinggi berperan untuk memberikan pasokan SDM yang mampu menggunakan komputer untuk memecahkan masalah, menerapkan metoda atau teknologi pemecahan masalah dengan menggunakan komputer, serta memiliki bekal dasar untuk melakukan penelitian dan pengembangan praktis. Sayangnya, sejumlah lembaga pendidikan tinggi masih terpaku dengan paradigma penggabungan disiplin manajemen (ekonomi) dengan komputer, atau akuntansi (ekonomi) dengan komputer. Penggabungan ini jelas akan menurunkan bobot bekal keilmuan di bidang komputer bagi pemegang gelar sarjana komputer. Sejumlah lembaga pendidikan tinggi juga masih mewajibkan pengajarkan subjek subjek yang terlalu teoritis dan kurang mendukung penerapan atau penggunaannya setelah kelulusan dan kurang memberi ruang untuk kehadiran subjek subjek baru yang aktual seperti electronic commerce, data engineering, web development and administration. Dari segi pasokan, jumlah SDM untuk IPL dapat dikatakan memadai. Dari segi kualitas, ancaman datang dari SDM luar negeri seperti India dan Pakistan. Kami memiliki kesan subjektif bahwa mereka lebih agresif, lebih ulet, lebih tekun, dan lebih fleksible terhadap kondisi kerja dibandingkan dengan rata rata SDM Indonesia.

Infrastruktur Infrastruktur utama dari IPL adalah sarana komputasi dan komunikasi. Dapat dikatakan bahwa sarana komputasi bukanlah masalah yang berarti bagi IPL. Yang menjadi pemikiran utama adalah masih mahalnya biaya internet dan biaya transmisi informasi. Masih banyak dilarang pada sektor komunikasi untuk melindungi pendapatan BUMN di bidang komunikasi, yang pada akhirnya tidak mendorong bangkitnya usaha secara luas dari kelesuan akibat krisis. Tidak bisa dipungkiri bahwa sarana komunikasi adalah fital dan sangat membantu berkembangnya IPL. Kebijakan Pemerintah Dapat dikatakan bahwa IPL di Indonesia tidak akan berkembang pesat tanpa dukungan dan bantuan dari pemerintah. Bersaing secara global dengan pemain kelas dunia yang sudah mapan dan berpengalaman tentu akan sangat berat bagi pemain yang baru tumbuh. Sejumlah kebijakan pemerintah dapat membantu berkembangnya IPL seperti: Membatasi penggunaan perangkat lunak non local oleh lembaga lembaga pemerintah dalam arti hanya mengijinkan penggunaan produk non local apabila produk yang setara tidak bisa dipenuhi oleh IPL lokal. Membatasi ijin kerja bagi tenaga asing di IPL. Mendorong penggunaan e government 3 pada lembaga lembaga pemerintah dengan perangkat lunak yang dikembangkan oleh IPL lokal. Adanya peraturan peraturan umum atau standard pemerintah untuk penggunaan sistem informasi berbasis 3 Suatu institusi pemerintah disebut melaksanakan konsep e government apabila transaksi elektronis dapat dilakukan oleh masyarakat untuk mendapatkan layanan pemerintah.

komputer akan membantu pengembang perangkat lunak dan di sisi lain akan menghindarkan tumpang tindih atau non compatibility antar system. Mendorong de regulasi di bidang telematika, khususnya dengan merangsang tampilnya pemain baru di bidang jasa komunikasi. Tujuan utama tentu untuk menurunkan biaya komunikasi atau transmisi informasi. Memberikan perlindungan yang memadai terhadap produk perangkat lunak lokal dari praktek pembajakan. Menerbitkan aturan perpajakan yang jelas untuk transaksi bisnis yang dilakukan secara elektronis sehingga dapat didorong penggunaan aplikasi berbasis e commerce. Kesimpulan Dengan iklim usaha yang didukung sepenuhnya oleh pemerintah, industri perangkat lunak di Indonesia dapat berkembang dengan baik. Industri ini selain akan menjadi satu solusi terhadap masalah ketenagakerjaan, juga bisa menjadi industri yang effektif untuk menghemat bahkan menghasilkan devisa bagi negara. Dalam manajemen pemerintahan maupun perusahaan umum lainnya, perkembangan industri perangkat lunak akan membantu meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja dan sebaliknya. Pemerintah tidak bisa membiarkan industri perangkat lunak berkembang sendiri tanpa intervensi pemerintah dan membiarkannya bersaing di global market. Tanpa perlindungan pemerintah, Indonesia akan menjadi pasar potensial bagi industri perangkat lunak asing dan pemerintah dan rakyat akan semakin terpuruk statusnya sebagai pemakai dan pembeli produk asing.