BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha. merespon perubahan perubahan yang terkait secara cepat, tepat

dokumen-dokumen yang mirip
BLANGKO IJAZAH. 1. Blangko Ijazah SD

BAB I PENDAHULUAN BAB I

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. dalam melakukan segala aktifitas di berbagai bidang. Sesuai dengan UUD 1945

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN. sosial. Manusia merupakan mahluk individu karena secara kodrat manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dengan kata lain tujuan membentuk Negara ialah. mengarahkan hidup perjalanan hidup suatu masyarakat.

INOVASI MODEL PENANGANAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (ABK) DI SEKOLAH DASAR OLEH AGUNG HASTOMO

BAB I PENDAHULUAN. masih tanggung jawab orang tua. Kewajiban orang tua terhadap anak yaitu membesarkan,

2017, No Tahun 2014 Nomor 16, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5500); 3. Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2015 tentang Kement

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 8 TAHUN 2005 TENTANG

Implementasi Pendidikan Segregasi

BAB I PENDAHULUAN. Anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) membutuhkan fasilitas tumbuh kembang

INOVASI MODEL PENANGANAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (ABK) DI SEKOLAH DASAR Oleh AGUNG HASTOMO

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 735 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Banyuwangi Tahun telah ditetapkan melalui surat. : 421/ 159/ /2014 tanggal 23 September Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Bambang Santosa, M.Sc NIP

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

WALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 47 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSIF DI KOTA PAREPARE

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan dijadikan sorotan oleh berbagai negara-negara di dunia saat

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi diantara umat manusia itu sendiri (UNESCO. Guidelines for

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN PROFIL ORGANISASI BAGIAN ADMINISTRASI PEMBANGUNAN SETDA KOTA SALATIGA TAHUN 2017

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSIF

BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

DAFTAR ISI. Halaman Judul Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MUSI RAWAS

BAB II GAMBARAN UMUM Gambaran Umum Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kota Semarang

BAB 1 PENDAHULUAN Bentuk Usaha Dinas Pendidikan Kota Tangerang

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

ALTERNATIF STRUKTUR, TUGAS, DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah hal yang sangat mendasar untuk perkembangan

WALIKOTA PADANG PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG PENDIDIKAN KHUSUS DAN LAYANAN KHUSUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

JRR Tahun 24, No. 1, Juni 2015


PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG UJIAN SEKOLAH/MADRASAH TAHUN PELAJARAN 2009/2010 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2015 Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Suprapti NIP Laporan Kinerja Tahun 2014

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Pada Era Globalisasi pada saat ini semakin banyak industri-industri yang

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 13 TAHUN 2005 TENTANG

STRUKTUR KURIKULUM PENDIDIKAN KHUSUS. 1. Struktur Kurikulum SDLB KELAS DAN ALOKASI

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG UJIAN SEKOLAH/MADRASAH TAHUN PELAJARAN 2009/2010 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 29 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS PENDIDIKAN PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR RIAU

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2006 TENTANG UJIAN SEKOLAH/MADRASAH TAHUN PELAJARAN 2005/2006

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Luar Biasa PKK Propinsi Lampung sebagai salah satu sekolah centara

BAB I PENDAHULUAN. Hakikat semua manusia yang ada dimuka bumi ini adalah sama. Semua manusia

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2009 TENTANG UJIAN SEKOLAH/MADRASAH TAHUN PELAJARAN 2008/2009

AHMAD NAWAWI JURUSAN PENDIDIKAN LUAR BIASA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UPI BANDUNG 2010

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

Walikota Tasikmalaya

DESKRIPSI KERJA MASING-MASING PADA DINAS PENDIDIKAN KOTA BINJAI

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 47 TAHUN 2010 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan magang ini, penulis mendapat kesempatan untuk menganalisa

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR PK. 18 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Perusahaan. Sejarah singkat Kementerian Perdagangan, Visi, Misi, Logo, dan Struktur Organisasi

SLB TUNAGRAHITA KOTA CILEGON BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

TINJAUAN MATA KULIAH...

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. menjamin keberlangsungan hidupnya agar lebih bermartabat, karena itu

Bab I Pendahuluan. Sekolah Luar Biasa Tunagrahita di Bontang, Kalimantan Timur dengan Penekanan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

BAB II GAMBARAN PELAYANAN KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KOTA MADIUN

MENUJU SEKOLAH INKLUSI BERSAMA SI GURUKU SMART

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

2016, No Peraturan Presiden Nomor 103 Tahun 2015 tentang Badan Pengelola Transportasi Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Lembaran

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 13 TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSIF

BAB I PENDAHULUAN I-1. Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat PenangananPelanggaran Tahun 2014

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG UJIAN SEKOLAH/MADRASAH TAHUN PELAJARAN 2007/2008

PENDIDIKAN KHUSUS DAN PENDIDIKAN LAYANAN KHUSUS

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2006 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH NOMOR : 10/D/KR/2017 TENTANG

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 116 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BAB III DESKRIPSI MEDITASI ŻIKIR DI SLB. A. Profil SLB Negeri Ungaran Barat

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 83 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha 1.1.1 Bentuk Usaha Sebagai dampak berkembangnya suatu organisasi dan teknologi, menyebabkan pekerjaan manajemen pendidikan semakin kompleks. Para pengambil keputusan harus dapat merespon perubahan perubahan yang terkait secara cepat, tepat dan dapat mengantisipasi berbagai tekanan dari berbagai arah yang berkaitan dengan kegiatan organisasi. Oleh karena itu keputusan keputusan yang diambil harus mempertimbangkan dampak dari keputusan keputusan tersebut baik dalam jangka pendek, menengah dan panjang. Didalam kontek pendidikan, system informasi dapat berupa kegiatan kegiatan pemasukan dan pengolahan data, penyajian dan pendistribusian informasi kepada semua level manajemen untuk melaksanakan fungsi perencanaan, pengendalian, operasional dan evaluasi secara efektif dan efisien dan system informasi akan membantu para pengambil keputusan di bidang PLB (Depdiknas, Ditjen Dikdasmen, Direktorat PLB, Dinas 1

Pendidikan Provinsi dan Kabupaten atau Kota) untuk membimbing para Pembina, pengelola, guru dan fungsi fungsi pendidikan lainnya kearah peningkatan standar pendidikan. Adapun Tinjauan Perusahaan Pembangunan SI PLB ini mengacu pada Rancangan SI Dikdasmen (2002) yang berlandaskan pada : 1. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 0259/U/1977 tentang koordinasi pengolahan data dilingkungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 2. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 0209/U/1982 tentang Mekanisme Perencanaan Terpadu Rutin dan Pembangunan dilingkungan Departemen dan Kebudayaan 3. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 0668/1989 tentang Pengelolaan Sumber Daya dilingkungan Pendidikan dan Kebudayaan 4. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 031/O/2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah dilingkungan Departemen Pendidikan Nasional 2

Adapun Visi dan Misi Direktorat Pendidikan Luar Biasa : a. Visi Terwujudnya pelayanan yang optimal bagi anak berkebutuhan khusus sehingga dapat mandiri dan berperan serta dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa. b. Misi 1. Memperluas kesempatan bagi semua anak berkebutuhan khusus melalui program segregasi, terpadu dan inklusi. 2. Meningkatkan mutu dan relevansi pendidikan luar biasa dalam hal pengetahuan, pengalaman, atau keterampilan yang memadai. 3. Meningkatkan kemampuan manajerial para pengelola, pembina, pengawas, guru, dan tenaga pendidikan lainnya. 4. Memperluas jejaring (network) dalam upaya mengembangkan dan mensosialisasikan pendidikan luar biasa. 1.1.2 Bidang Usaha Dalam organisasi terdapat hubungan saling mempengaruhi satu bagian dengan bagian lainnya. Dan disini penulis tidak memperinci secara detail dari seluruh struktur organisasi atau perusahaan, disini penulis hanya menerangkan struktur organisasi secara umumnya saja. 3

Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus Pendidikan Dasar terdiri atas : a. Subdirektorat Program dan Evaluasi b. Subdirektorat Pembelajaran c. Subdirektorat Sarana dan Prasarana d. Subdirektorat Kelembagaan dan Peserta Didik e. Subdirektorat Tata Usaha 1.1.3 Perkembangan Usaha Direktorat Pendidikan Luar Biasa didirikan berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 010/O/2000 tanggal 24 Januari 2000 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas). Dengan Kepmendiknas tersebut, maka struktur organisasi Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah mengalami perubahan antara lain adanya organisasi eselon II yang menangani pendidikan anak luar biasa atau anak yang berkebutuhan khusus (special needs), yang sebelumnya ditangani oleh Subdit Pendidikan Sekolah Luar Biasa (PSLB) pada Direktorat Pendidikan Dasar. Direktorat Pendidikan Luar Biasa terdiri dari 5 (lima) Subdirektorat dan 1 (satu) Subbagian, yaitu : Subdit Program dan Kerjasama Antar Lembaga, Subdit Manajemen Sekolah, Subdit 4

Kurikulum dan Penilaian, Subdit Sarana Pendidikan, Subdit Kesiswaan dan Subbag Tata Usaha. Tugas utama dari Direktorat Pendidikan Luar Biasa adalah melaksanakan Perumusan Kebijakan, Pemberian Bimbingan dan Evaluasi dibidang Pendidikan Luar Biasa dengan menyelenggarakan fungsi : (1) Penyiapan perumusan kebijakan di bidang pendidikan luar biasa ; (2) Penyiapan perumusan standarisasi teknis, norma, pedoman, kriteria dan prosedur di bidang pendidikan luar biasa ; (3) Pemberdayaan peran serta masyarakat dan pengembangan kerjasama antar lembaga ; (4) Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pendidikan luar biasa ; dan (5) Pelaksanaan urusan ketatausahaan direktorat. Jenis jenis pelayanan yang menjadi perhatian Direktorat Pendidikan Luar Biasa meliputi layanan pendidikan bagi anak : tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa, tunalaras, tunaganda, autis, anak cerdas dan atau berbakat serta anak korban narkoba. Penyelenggaraan pendidikan tersebut dilaksanakan dengan model segregasi, integrasi, dan inklusi. Model segregasi diselenggarakan melalui satuan pendidikan TKLB, SDLB, SMPLB, SMALB, dan SLB. Sedangkan model integrasi dan inklusi diselenggarakan pada sekolah sekolah reguler (TK, SD, SMP, SMA) dengan pendekatan khusus. 5

Dengan diberlakukannya Undang - undang Sisdiknas nomor 20 tahun 2003, maka istilah Pendidikan Luar Biasa dirubah menjadi Pendidikan Khusus. Untuk itu, kedepan istilah Pendidikan Luar Biasa supaya dipahami menjadi Pendidikan Khusus. 1.2 Tujuan dan Ruang Lingkup Unit Kerja 1.2.1 Tujuan Unit Kerja Dalam pelaksanaan Kerja Praktek ini, penulis ditempatkan Subbagian Kelembagaan dan Peserta Didik yang bertugas untuk monitoring dan evaluasi (MONEV) pada sekolah luar biasa disetiap provinsi. Adapun tujuan dari adanya unit kerja tersebut adalah : a. Pemantauan pelaksanaan anggaran sekolah luar biasa b. Melaksanakan pengadaan perlengkapan 1.2.2 Ruang Lingkup Unit Kerja Ruang lingkup pekerjaan di bagian Kelembagaan dan Peserta Didik tentang memonitoring data serta merakapitulasi data verivikasi setiap sekolah luar biasa disetiap provinsi. a. Seksi Kelembagaan Memiliki tugas : melakukan penyusunan bahan perumusan dan koordinasi pelaksanaan kebijakan, fasilitasi, pemberian bimbingan teknis, dan evaluasi penerapan norma, standar, 6

prosedur, dan kriteria kelembagaan dan pemberdayaan pendidikan khusus dan layanan khusus pendidikan dasar. b. Seksi Peserta Didik Memiliki tugas : melakukan penyusunan bahan perumusan dan koordinasi pelaksanaan kebijakan, fasilitasi, pemberian bimbingan teknis, dan evaluasi penerapan norma, standar, prosedur, dan kriteria pembinaan bakat, prestasi, dan karakter peserta didik pendidikan khusus dan layanan khusus pendidikan dasar. 1.3 Hubungan Unit Kerja dengan Unit Lain Dibawah ini adalah beberapa hubungan kerja subdirektorat kelembagaan dan peserta didik dengan unit lainnya : 1. Subdirektorat Program dan Evaluasi Subdirektorat Program dan Evaluasi mempunyai tugas melaksanakan penyusunan bahan perumusan kebijakan, program dan anggaran kegiatan, kerjasama, pemberdayaan peran serta masyarakat, evaluasi pemantauan, pelaksanaan program dan anggaran, dan penyusunan pelaporan Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus Pendidikan Dasar. 7

2. Subdirektorat Pembelajaran Subdirektorat Pembelajaran mempunyai tugas melaksanakan penyusunan bahan perumusan dan koordinasi pelaksanaan kebijakan, fasilitasi penerapan standar teknis kurikulum, penilaian, dan akreditasi pendidikan khusus dan layanan khusus pendidikan dasar. 3. Subdirektorat Sarana dan Prasarana Subdirektorat Sarana dan Prasarana mempunyai tugas melaksanakan penyusunan bahan perumusan dan koordinasi pelaksanaan kebijakan serta fasilitasi penerapan standar teknis sarana dan prasarana pendidikan khusus dan layanan khusus pendidikan dasar. 4. Subdirektorat Kelembagaan dan Peserta Didik Subdirektorat Kelembagaan dan Peserta Didik mempunyai tugas melaksanakan penyusunan bahan perumusan dan koordinasi pelaksanaan kebijakan serta fasilitasi penerapan standar teknis kelembagaan dan pemberdayaan sekolah serta pembinaan bakat, prestasi, dan karakter peserta didik pendidikan khusus dan layanan khusus pendidikan dasar. 8

5. Subbagian Tata Usaha Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan urusan tata usaha Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus Pendidikan Dasar. Dalam pelaksanaanya meliputi fungsi : a. Melakukan penyusunan program kerja Subbagian; b. Melakukan penerimaan, pencatatan, pendistribusian surat masuk dan surat keluar; c. Melakukan pengelolaan arsip dan dokumentasi; d. Melakukan urusan dinas dan penerimaan tamu Direktorat; e. Melakukan penyusunan laporan Subbagian. 1.4 Tujuan Magang dan Penulisan Laporan 1.4.1 Tujuan Magang Adapun tujuan Magang yang dilakukan oleh penulis adalah sebagai berikut : 1. Memberikan pengalaman kepada penulis agar dapat menyesuaikan diri dengan dunia kerja. 2. Untuk langsung mengenal berbagai aktivitas, persoalan dan kendala yang ada di dalam dunia kerja. 9

3. Sebagai bahan informasi dalam penulisan Laporan Magang atau Tugas Akhir. 4. Melatih mahasiswa - mahasiswi dapat bekerja apabila mereka telah menyelesaikan study dan untuk menambah wawasan serta pengetahuan tentang dunia kerja yang sesungguhnya. 5. Memberikan peluang lebih awal bagi mahasiswa - mahasiswi untuk memperoleh tempat kerja setelah mahasiswa menyelesaikan studinya pada program D-III. 1.4.2 Tujuan Penulisan Laporan Adapun tujuan penulisan laporan magang atau Tugas Akhir yang dilakukan oleh penulis diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Memadukan pengalaman magang dengan teori yang didapat selama kuliah dalam sebuah Laporan Magang atau Tugas Akhir. 2. Menyusun sebuah laporan sebagai penjabaran yang dikembangkan oleh mahasiswa-mahasiswi ketika melaksanakan kegiatan magang. 3. Menyeimbangkan antara kemampuan berkomunikasi secara lisan dengan keterampilan berkomunikasi melalui tulisan. 4. Sebagai syarat kelulusan pada Program Studi D-III Manajemen. 5. Sebagai syarat untuk meraih gelar Ahli Madya (A.Md.) 10