PERENCANAAN REAKTIVASI JALAN REL KERETA API KORIDOR MAGELANG AMBARAWA

dokumen-dokumen yang mirip
PERENCANAAN JALUR GANDA KERETA API DARI STASIUN PEKALONGAN KE STASIUN TEGAL

TUGAS PERENCANAAN JALAN REL

Analisis Pola Operasi Mempawah-Sanggau Kalimantan Barat

KAJIAN GEOMETRIK JALUR GANDA DARI KM SAMPAI DENGAN KM ANTARA CIGANEA SUKATANI LINTAS BANDUNG JAKARTA

Perencanaan Jalur Ganda Kereta Api Surabaya -Krian

BAB III LANDASAN TEORI. Tujuan utama dilakukannya analisis interaksi sistem ini oleh para

PERENCANAAN JALUR KERETA API ANTARA STASIUN DUKU DENGAN BANDARA INTERNASIONAL MINANG KABAU

PERENCANAAN JALUR GANDA KERETA API SURABAYA - KRIAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Perancangan Tata Letak Jalur di Stasiun Betung

Perencanaan Lengkung Horizontal Jalan Rel Kandangan-Rantau Provinsi Kalimantan Selatan

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Rancangan Tata Letak Jalur Stasiun Lahat

Perencanaan Jalur Ganda Kereta Api Lintas Cirebon Kroya Koridor Prupuk Purwokerto BAB I PENDAHULUAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN REL ANTARA BANYUWANGI-SITUBONDO- PROBOLINGGO

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Rencana Jaringan Kereta Api di Pulau Sumatera Tahun 2030 (sumber: RIPNAS, Kemenhub, 2011)

REKAYASA JALAN REL. MODUL 8 ketentuan umum jalan rel PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

PERENCANAAN GEOMETRI JALAN REL KERETA API TRASE KOTA PINANG- MENGGALA STA STA PADA RUAS RANTAU PRAPAT DURI II PROVINSI RIAU

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 52 TAHUN 2000 TENTANG JALUR KERETA API MENTERI PERHUBUNGAN,

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. angkutan kereta api batubara meliputi sistem muat (loading system) di lokasi

ANALISIS KELAYAKAN KONSTRUKSI BAGIAN ATAS JALAN REL DALAM KEGIATAN REVITALISASI JALUR KERETA API LUBUK ALUNG-KAYU TANAM (KM 39,699-KM 60,038)

BAB X PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN REL

PERENCANAAN JALUR GANDA KERETA API KORIDOR SEMARANG BOJONEGORO RUAS SEMARANG TAWANG NGROMBO

PERENCANAAN JALAN LINGKAR UTARA KOTA WONOSARI, KABUPATEN GUNUNG KIDUL, PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PERANCANGAN GEOMETRI JALAN REL MENGGUNAKAN BENTLEY MXRAIL

LEMBAR PENGESAHAN. TUGAS AKHIR PERENCANAAN JALAN LINGKAR SELATAN SEMARANG ( Design of Semarang Southern Ringroad )

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print)

BAB III LANDASAN TEORI A. Struktur Jalur Kereta Api

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menggunakan jalur tepi di sepanjang jalan tol CAWANG CIBUBUR dengan

BAB 1 PENDAHULUAN Tahapan Perencanaan Teknik Jalan

BAB III LANDASAN TEORI. A. Jenis jenis dan bentuk Tata Letak Jalur pada Stasiun

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III LANDASAN TEORI. A. Jenis jenis dan Bentuk Tata Letak Jalur di Stasiun

BAB III METODOLOGI III-1

BAB III METODOLOGI III-1

BAB III METODE PENELITIAN. melalui tahapan tahapan kegiatan pelaksanaan pekerjaan berikut :

DESAIN FLY OVER PADA PERLINTASAN SEBIDANG JALAN KERETA API DI JALAN SLAMET RIYADI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV PERENCANAAN. Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode Analisa Komponen SKBI

PENGANTAR PERENCANAAN JALAN RAYA SO324 - REKAYASA TRANSPORTASI UNIVERSITAS BINA NUSANTARA 2006

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. terdahulu, maka hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut :

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA

KAJIAN REAKTIVASI JALUR LINTAS CABANG DAERAH OPERASIONAL IV (DAOP IV)

DESAIN JALAN REL UNTUK TRANSPORTASI BATU BARA RANGKAIAN PANJANG (STUDI KASUS: SUMATERA SELATAN)

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN JALUR GANDA KERETA API LINTAS CIREBON KROYA KORIDOR PRUPUK PURWOKERTO

NASKAH SEMINAR TUGAS AKHIR STUDI POLA OPERASI JALUR KERETA API GANDA SEMBAWA-BETUNG 1

KULIAH PRASARANA TRANSPORTASI PERTEMUAN KE-8 PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN REL

Oleh : ARIF SETIYAFUDIN ( )

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

KAJIAN REAKTIVASI JALAN REL DI TERMINAL PETI KEMAS SEMARANG

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sejalan dengan perkembangan teknologi automotif, metal, elektronik dan

BAB III LANDASAN TEORI

Perencanaan Geometrik dan Perkerasan Jalan Tol Pandaan-Malang dengan Jenis Perkerasan Lentur

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III LANDASAN TEORI

BAB V EVALUASI V-1 BAB V EVALUASI

DESAIN GEOMETRIK, STRUKTUR BESERTA PERKIRAAN BIAYA PERENCANAAN JALAN REL SEBAGAI ALTERNATIF TRANSPORTASI ANGKUTAN TAMBANG PASIR DI KABUPATEN LUMAJANG

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERANCANGAN PENINGKATAN JALAN SELATAN-SELATAN CILACAP RUAS SIDAREJA - JERUKLEGI

2013, No Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara sebagaimana telah diubah terakhir deng

BAB 3 Bab 3 METODOLOGI PENELITIAN

PERENCANAAN GEOMETRIK PADA RUAS JALAN TANJUNG MANIS NILAS KECAMATAN SANGKULIRANG

berlaku yang memenuhi syarat teknis jalur kereta api. PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA DESAIN OVERLAY DAN RAB RUAS JALAN PONCO - JATIROGO LINK 032, STA KM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Naskah Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

EVALUASI KORIDOR JALAN KARANGMENJANGAN JALAN RAYA NGINDEN SEBAGAI JALAN ARTERI SEKUNDER. Jalan Karangmenjangan Jalan Raya BAB I

III. METODE PENELITIAN

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Analaisis Tata Letak Jalur pada Stasiun Muara Enim

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN PADA PROYEK PENINGKATAN JALAN BATAS KABUPATEN TAPANULI UTARA SIPIROK (SECTION 2)

BAB IV ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA

PENINJAUAN TINGKAT KEHANDALAN LINTAS KERETA API MEDAN - RANTAU PARAPAT

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN REL ANTARA BANYUWANGI-SITUBONDO-PROBOLINGGO

Perencanaan Jalan Akses Pelabuhan Teluk Lamong

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

3.3. TAHAP METODE PENGUMPULAN DATA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Peran dan Karakteristik Moda Transportasi Kereta Api Nasional

BAB III METODOLOGI 3. 1 TINJAUAN UMUM

Kelandaian maksimum untuk berbagai V R ditetapkan dapat dilihat dalam tabel berikut :

BAB III METODOLOGI START. Identifikasi Masalah dan Inventarisasi Kebutuhan Data. Survey dan Pengumpulan Data. Data Cukup?

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014, Halaman 511

BAB III LANDASAN TEORI

EVALUASI KELAYAKAN DAN PENINGKATAN KINERJA JALAN LINGKAR KUDUS

Perencanaan Geometrik dan Perkerasan Jalan Lingkar Barat Metropolitan Surabaya Jawa Timur

BAB III METODOLOGI III-1

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PERKERETAAPIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

EVALUASI DAN UPAYA PENINGKATAN KINERJA BUNDARAN KALIBANTENG PASCA TERBANGUNNYA FLYOVER

PENGUJIAN BANTALAN BETON UNTUK TRACK JALAN KERETA API SEPUR 1435 MM MENGGUNAKAN STANDAR UJI AREMA

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN PENINGKATAN JALAN UNGARAN - CANGKIRAN. (Design Increasing Ungaran Cangkiran of Road)

3.2 TAHAP PENYUSUNAN TUGAS AKHIR

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN PENINGKATAN JALAN CONGOT JALI WAWAR SISI SELATAN JAWA TENGAH. Disusun Oleh : Semarang, Nopember 2010

BAB III METODOLOGI 3.1 TINJAUAN UMUM

REKAYASA JALAN REL MODUL 6 WESEL DAN PERSILANGAN PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

HADIRANTI 1, SOFYAN TRIANA 2

Transkripsi:

JURNL KRY TEKNIK SIPIL, Volume 5, Nomor, Tahun 6, Halaman 87 9 JURNL KRY TEKNIK SIPIL, Volume 5, Nomor, Tahun 6, Halaman 87 Online di: http://ejournal-s.undip.ac.id/index.php/jkts PERENCNN REKTIVSI JLN REL KERET PI KORIDOR MGELNG MBRW Rizqi Nugroho, Giovanny Natasha F. P., Moga Narayudha *), Bambang Pudjianto *) Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof Soedarto, Tembalang, Semarang. 59, Telp.: (4)747477, Fax.: (4)7466 BRK Lalu lintas jalan raya pada lintas Semarang Magelang mengalami kenaikan arus lalu lintas yang signifikan, derajat kejenuhan jalan raya dan waktu tempuh, dan penurunan kecepatan kendaraan. Diperlukan alternatif untuk mengatasi kondisi tersebut. Sesuai dengan Rencana Induk Perkeretaapian Provinsi Jawa Tengah, untuk lintas Semarang Magelang, jalur kereta api koridor Magelang mbarawa merupakan bagian dari bentuk reaktivasi jalan rel kereta api nonaktif. Studi kelayakan reaktivasi jalan kereta api lintas Semarang Magelang tahun, menunjukkan potensi penumpang kereta api sebesar 8 pnp/hari, potensi angkutan barang sebesar 7,7 ton/hari dan didukung oleh jalan rel eksisting yang dapat direaktivasi. Berdasarkan kondisi topografi dengan kelandaian ratarata o / oo, dikembangkan alternatif trase dengan pemanfaatan jalur eksisting sepanjang,9 km dan trase alternatif terpilih sepanjang, km. Dari hasil analisis potensi penumpang dan kondisi eksisting adalah digunakan kelas 4 untuk kelas jalan rel dengan keseluruhan perencanaan tersebut didasarkan pada ketentuan PM No. 6 tahun, KM No. 5 tahun, dan PD PJK No. tahun 986. kata kunci : Lalu Lintas, lternatif Trase, Reaktivasi, Rancangan Geometri, Rancangan Struktur BR Highway Traffic on Semarang Magelang track was having a significant increased of traffic flow, the degree saturation of highways and travel time, and decreased of vehicle speed. n alternative is required to overcome conditions. In accordance with the Railways Master Plan of Central Java Province, for Semarang Magelang track, the railway corridor Magelang mbarawa is one of the reactivation form of the non active railway. Feasibility study of railway reactivation of Semarang Magelang track in, potential train passengers by 8 pnp/day, the potential for freight transport by 7.7 tons/day and supported by the existing of rail way which can be reactivated. Based on topography with the avarage flatness is o / oo, there are alternatives for railway track that was developed with the utilization of existing track along.9 km and selected alternative track along, km. From the result of potential analysis of the passanger and existing condition are using grade 4th for railway grade plans with overall planning is based on the previsons of PM No. 6 in, KM. No. 5 in, and PD PJK No. in 986. keywords: Traffic, lternative lignment, Reactivation, Geometric Design, Structural Design *) Penulis Penanggung Jawab 87

JURNL KRY TEKNIK SIPIL, Volume 5, Nomor, Tahun 6, Halaman 88 PENDHULUN danya potensi perpindahan moda transportasi jalan raya ke moda transportasi jalan rel dikarenakan lalu lintas jalan raya pada lintas Semarang Magelang mengalami kenaikan arus lalu lintas yang signifikan, moda transportasi jalan raya yang sudah mencapai titik jenuh, waktu tempuh perjalanan yang terhitung lama, dan kecepatan maksimum kendaraan yang rendah. kibat dari menurunnya kualitas pelayanan pada moda transportasi jalan raya tersebut, diperlukan adanya alternatif pelayanan moda transportasi. Salah satu alternatif yang berpotensi untuk diwujudkan adalah dengan diaktifkannya kembali dan direncanakannya moda transportasi jalan rel. Berdasarkan hasil analisis pada Studi Kelayakan Reaktivasi Jalan Rel Kereta pi Lintas Semarang Magelang Dirjen K Kemenhub RI tahun, diperoleh kesimpulan bahwa untuk permintaan perjalanan terdapat potensi perpindahan moda transportasi jalan raya ke moda transportasi jalan rel dengan presentasi pengguna kendaraan roda dua,%, pengguna kendaraan mobil pribadi 4,7%, pengguna travel %, pengguna bus non-ac 4,7%, dan pengguna bus ac,%, dengan perkirakan permintaan perjalanan kereta api pada tahun pertama operasi (7) adalah.8 pnp/hari. Selain itu, berdasarkan rekapitulasi pada tahun, terdapat potensi angkutan barang untuk komoditi unggulan wilayah setempat berupa jagung sebesar 68966 ton, ubi kayu sebesar 75 ton, tembakau sebesar 4,7 ton, dan hasil perkebunan PTPN IX berupa hasil perkebunan kopi sebesar 6 ton, dengan estimasi angkutan barang secara keseluruhan adalah 7,7 ton/hari. Sesuai dengan Rencana Induk Perkeretaapian (RIP) Provinsi Jawa Tengah, untuk lintas Semarang Magelang, jalur kereta api koridor Magelang mbarawa merupakan bagian dari rencana reaktivasi jalan rel kereta api nonaktif. Kondisi eksisting jalur rel kereta api koridor Magelang mbarawa memiliki kelandaian rata-rata o / oo, beberapa sudah beralih fungsi dan badan jalan rel yang sudah tak terlihat, beberapa bangunan stasiun yang sudah tak terpakai dan beralih fungsi, untuk stasiun mbarawa masih aktif digunakan untuk kereta api wisata. METODOLOGI Diagram alir pengerjaan laporan tugas akhit dapat dilihat pada Gambat. berikut : Mulai Persiapan Pendahuluan Identifikasi Masalah :. Peningkatan lalu lintas di ruas jalan raya Semarang Magelang (Magelang mbarawa). Penurunan kinerja pelayanan transportasi jalan raya (DS tinggi, t tinggi, V rendah). Kondisi jalan rel kereta api koridor Magelang - mbarawa yang sudah tidak aktif Gambar. Bagan alir pengerjaan laporan tugas akhir 88

JURNL KRY TEKNIK SIPIL, Volume 5, Nomor, Tahun 6, Halaman 89 Pengumpulan Data Data Primer : Survei kondisi eksisting jalur kereta api Magelang mbarawa (koordinat, elevasi dan dokumentasi foto). Data Sekunder :. Kondisi fisik koridor (topografi, geoteknik dan hidrologi). Kebutuhan prasarana kereta api. Studi terkait kondisi jalur kereta api lintas Magelang Semarang terdahulu 4. Informasi yang terkait perencanaan reaktivasi jalan rel 5. Hasil analisa lalu lintas Magelang - Semarang dan data mengenai perkiraan jumlah penumpang kereta api nalisis Data:. Demand transportasi kereta api Semarang Magelang (Magelang - mbarawa). nalisis kondisi fisik jalur kereta api eksisting. nalisis studi dan informasi RIP Penetapan Kriteria Perencanaan lternatif Trase Tidak Optimal? Ya Trase alternatif terpilih Perencanaan trase terpilih:. Geometri jalan rel. Struktur jalan rel. Bangunan pengaman, pelengkap dan fasilitas jalan rel Gambar. Bagan alir pengerjaan laporan tugas akhir (lanjutan) NLISIS DN PEMBHSN Selesai Dalam perencanaan jalan kereta api, baik itu dari aspek geometri, struktur maupun fasilitas jalan rel, perlu diperhatikan terlebih dahulu kelas dari pada jalan rel yang akan direncanakan dan digunakan. Berdasarkan hasil analisa data yang berkaitan dengan penentuan kelas jalan rel, diperoleh nilai nilai berikut : a. Nilai frekuensi kereta api : ) jumlah sarana (train set) yang dibutuhkan untuk kereta api penumpang, baik untuk kelas pelayanan ekonomi maupun non-ekonomi, masing-masing set atau rangkaian gerbong kereta api dengan kebutuhan masing masing trip per hari. 89

JURNL KRY TEKNIK SIPIL, Volume 5, Nomor, Tahun 6, Halaman 9 ) jumlah kebutuhan sarana untuk kereta api barang adalah satu set yang terdiri dari unit gerbong barang dengan kebutuhan trip per hari. Dengan kebutuhan trip per hari (pulang pergi), maka jumlah nilai frekuensi adalah = ( + + ). = 4 kereta api. b. Nilai daya angkut lintas kereta api, dengan ditetapkan tonase lokomotif (T ) = ton (jumlah 4 lokomotif), tonase gerbong penumpang (T p ) = 45 ton (jumlah 7 gerbong) dan tonase gerbong barang (T b ) = 5 ton (jumlah 6 gerbong), K b =, K =,4, dan S =,, adalah sebagai berikut: TE = T p + (K b. T b ) + (K. T )...() = (45. 7) + (. (5. 6)) + (,4. (. 4)) = 5 ton/hari T = 6. S. TE...() = 6.,. 5 = 74 ton/tahun c. Nilai daya angkut penumpang (dengan asumsi berat per penumpang adalah 6 kg) dan barang dalam juta per tahun adalah sebagai berikut : ) Kereta api penumpang: 8 pnp/hari = 8 x 6 x 65 = 446 kg/tahun = 446, ton/tahun. ) Kereta api barang : 7,7 ton / hari = 7,7 x 65 = 8 ton/tahun. Jumlah nilai daya angkut lintas kereta api penumpang dan barang adalah = 446, ton/tahun + 8 ton/tahun = 4744,7 ton/tahun. Dari hasil pendefinisian tersebut diperoleh nilai frekuensi kereta api sebesar 4 kereta api per satu jalur/hari. Berdasarkan Keputusan Menteri No. 5 tahun tentang Jalur Kereta pi Pasal 4 ayat (d), nilai frekuensi 4 kereta api tergolong ke dalam jalan rel kereta api kelas 4 yang memiliki range frekuensi antara kereta api per satu jalur/hari sampai dengan 5 kereta api per satu jalur/hari. Selain itu, jika digolongkan berdasarkan Lampiran Peraturan Menteri Perhubungan No. 6 tahun poin.5(a) tentang kelas jalan rel dengan lebar jalan rel 67 mm terhadap nilai daya angkut lintas, jumlah nilai daya angkut lintas kereta api penumpang dan barang yang memiliki nilai 74 ton/tahun dan jumlah nilai daya angkut penumpang dan barang yang memiliki nilai 4744,7 ton/tahun, tergolong ke dalam jalan rel kelas 5 yang memiliki batasan daya angkut lintas kereta api < juta ton/tahun. Dari hasil penetapan kelas berdasarkan aspek frekuensi dan daya angkut lintas tersebut, ditetapkan kesimpulan untuk menggunakan jalan rel kelas 4. Dalam perencanaan trase, sebelum menentukan trase akhir yang akan ditetapkan untuk perencanaan reaktivasi jalan rel kereta api koridor Magelang mbarawa, terlebih dahulu dievaluasi trase lama atau trase eksisting. Untuk kondisi eksisting jalan rel, secara keseluruhan kondisi fisiknya sudah hilang, dan sudah beralih fungsi menjadi fasilitas umum seperti tertimbun jalan raya dan tertimbun trotoar. dapun kondisi fisik yang masih terlihat hanya tersisa ± % dari total panjang jalan rel yang saat ini sudah tidak beroperasi. Berikut adalah klasifikasi dan ranking dari pada trase untuk perencanaan reaktivasi jalan rel kereta api koridor Magelang mbarawa. 9

JURNL KRY TEKNIK SIPIL, Volume 5, Nomor, Tahun 6, Halaman 9 Tabel. Kasifikasi dan Ranking Pemilihan Trase Klasifikasi Trase Kapasitas 5,4 km Rank Trase Kapasitas 5, km Rank Trase Kapasitas 4,7 km Panjang Trase Total linyemen 47 buah 5 buah 4 buah Horizontal Total linyemen 5 buah 6 buah 6 buah Vertikal Kelandaian,4 o/oo,478 o/oo,977 o/oo Rata - Rata Volume Galian 9758 m 9,95 m 566,954 m Volume Timbunan 58,5 m 65994,4 m 465,47 m Jumlah Persilangan Sebidang dengan buah buah buah Jalan Raya Total 6 Keterangan ranking: total nilai ranking dengan nominal terbesar adalah yang terbaik Rank U SIUN JMBU (RENCN/BRU) SIUN SECNG SIUN BRNGKL SIUN MBRW (RENCN/BRU) SIUN GEMWNG SIUN JMBU SIUN CNDI UMBUL SIUN BEDONO SIUN PYMN SIUN PGONN SIUN MBRW (EKSIING/LM) SIUN MGELNG Gambar. Trase eksisting dan trase alternatif realinyemen HSIL PERENCNN Dari hasil pengklasifikasian dan ranking trase untuk perencanaan jalan rel kereta api, berdasarkan trase eksisting dan alternatif realinyemen yang ada, diambil kesimpulan untuk menggunakan trase yang akan digunakan pada langkah pengerjaan berikutnya dalam perencanaan reaktivasi jalan rel kereta api koridor Magelang mbarawa. Untuk trase eksisting tidak dilakukan perencanaan ulang. Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan No. 6 tahun tentang Persyaratan Teknis Jalur Kereta pi dan Peraturan Dinas PJK No. tahun 986 tentang Perencanaan Konstruksi Jalan Rel, spesifikasi teknis untuk jalan rel kelas 4 adalah sebagai berikut: 9

JURNL KRY TEKNIK SIPIL, Volume 5, Nomor, Tahun 6, Halaman 9 a. Jari jari minimun lengkung lingkaran tanpa lengkung peralihan m. Jari jari lengkung lingkaran tanpa lengkung peralihan m pada trase eksisting. Jari jari lengkung lingkaran tanpa lengkung peralihan m dan 5 m pada trase baru atau realinyemen. b. Jari jari minimun lengkung lingkaran dengan lengkung peralihan 44 m. Jari jari lengkung lingkaran dengan lengkung peralihan m dan 8 m pada trase baru atau realinyemen. c. Jari jari yang dipakai pada alinyemen vertikal sebesar 8 m. d. Landai penentu maksimum 5 o/oo. e. Kelandaian maksimum di emplasemen o/oo. f. Vmaks = 9 km/jam. g. Pmaks gandar = 8 ton. h. Tipe rel = R54. i. Jenis bantalan = beton prategang. j. Jarak antar sumbu bantalan = 6 cm. k. Jenis penambat = elastis ganda (e-clip). l. Tebal balas atas = 5 cm. m. Lebar bahu balas = 4 cm. n. Tanah dasar dengan σijin maksimal =,4 kg/cm. o. Perencanaan saluran drainase dengan periode ulang curah hujan 5 tahun. p. Nomor wesel W, tg α : dan kecepatan 5 km/jam. U x =66 x =75 x = x =7 =76 x =74 x =64 x =78 x =6 xx =6 =6 x =6 x =6 x =8 x =8 x =79 x =78 x =7 x =76 x =75 x =74 x =7 x =7 x =7 x = x =69 x =68 x =6 x =66 x = x =64 x =6 x =79 x =7 x =6 x =59 x =8 y =5 x =6 x =7 x = Cipto y =9 Jl. Dr. y = y =7 y =5 y =4 7,75 9 y = y = y =6 y =7 y = y = y =8 y =6 y =9 y = y =5 y = y = y = y = y =4 y =97 y =98 y =99 y =9 y =94 y =88 y =87 y =89 y =9 y =85 y =86 y =8 y =8 y =8 y =8 y =96 y = y =95 y = y =9 y = y = y =84 y =75 y =74 y =8 y =79 y =78 y =6 y =6 y =64 y = y = y =64 y =6 y =75 y =6 y =6 y = yy=76 =76 y =77 y =6 y =6 y =58 y =58 y = y =7 y =5 y =5 y =5 y =54 y =56 y =55 y =6 y =66 y =47 y =5 y =5 y =49 y =48 y =5 y =5 y =66 y =69 y =59 y =67 y =68 y =46 y =4 y =4 y =69 y =44 y =4 y =47 y =45 y =46 y =45 y =44 y =4 y =4 y =4 y =4 y =9 y =8 y =7 y =6 y =9 y = 9 8 y =84 y =7 y = y = y =57 Re jos ari y =8 y =7 y =8 sa y =5 y = De y =9 y =4 Jl. 4+87,9 49 4+55,489 y = 5+ 4+9 4+4 55 4+8 4+ 4+ 4+ 4+5 +6 5,6 6 4+ 4+6 6 PI9 4+ 4+,96 PI y =5 55 +8 y =4 +9 +7 y = 6 6 +6 y = 6 6 6 x =6 6 +5 x =5 y =4 +4 + y =5 x =4 + + 4,446 + +4,7 46 y =6 6 + x = 6 x = x = 6 y =7 +9 +76,8596 +8 + x =8 +6 6 x =84 +58,774 +5 +4 y =8 x = x =85 + + +8,6774 +5 97,4 9 6 PI8 + PI6 + +9 +8 x =99 4 x =98 + 6 x =9 x =96 x =96 x =95 x =86 9,7 9 y =9 +6 +5 +4 + + + PI7 y =9 y = y =9 y = y =8 4,7 85 4+658,74 4+9 4+8 y =4 + 9 x =8 75 75 6 x =94 x =9 x =88 y =5 x =9 x =9 75 75 75 + 9 + 8, 47 x =9 x =89 xx =9 =9 x =9 75 4+ 94,46 68 x =9 x =89 x =88 5,9 7 x =74 + 75 75 + xx =8 =86 x =85 xx =8 =88 x =86 + 6 x =75 + 5 6 x =76 x =84 +5 6,76 6 x =8 x =8 4+6 59 69, y =6 + 4 + + x =7 + 5 7 4+ 4+5 4+,6494 4+4 4+ + G + PI 9+8 4+ 7, +9 + y =7 x =85 =8 x =78 9+9 9+9,88 9+4 9+ x =79 9+ 9+88 44 9+6 9+5,474 9+5 8+ 8+655566 8+8 8+9 9+ 9+ 8+6 9+ 8+ 8+ 8+ +696,54 4+ 8+ 8+7,85 4+ +4 +6 89, + x x =8 6 5 x =4 x =5 +9 + 8 + +5 +467,7 +6 + + + 9 + + 75 + + + + 4 + + +4 8,688 IIN +89 EKS + x = +9 4 + +7 5 + +6 +8 +5 x =4 Yog yaka g- rta N EME Sem aran LINY Jl. RE PERK x =84 7 8 x =6 x =6 x =5 x =4 x = x = x = x =9 x =8 x = x =6 x = N +8 EBUN 68,49 9 9 x = x =9 x =5 x =8 6 x =5 x =4 x =8 5 x = x =6 x = x =8 x =9 8+4 x = x = x = x =9 x =8 75 x =4 x = x = x =4 x =5 x =4 x = x = x = x =5 x = 8+49,54 8+5 x =8 x = x =6 x =4 7+9, 7+9 75 x =4 x =9 x =8 44 5 9 x = x =9 x = 75 x =8 x =6 x =4 x =4 x =4 x =4,85 xx =44 =44 x =4 x = 4 x = 5 7+8 7+777,847 x =48 x =4 7+ 8 7+6 x =46 xx =45 =45 7+ 6 9 x =5 7+5 7+ 7+ x =48 x =5 7+ 75 7+ x =49 x =54 7+4 x =5 x =66 PI PI4 75 75 75 x =6 PI x =55 75 oto PI x =68 Ser x =4 x =5 Jl. x =69 x =56 x =55 x =54 x =5 x =5 y =6 75 x =8 xx=5 =5 x =56 75 y =7 75 y =7 y =5 x =8 x =58 y =54 x =59 x =58 y =5 y =4 y =6 y = y =7 y = y = y =8 75 75 PPV8 PPV7 6 PPV4 PLV 9 4+5 +685 PLV4 7+48 + PLV4 7+98 +689,9 PPV 9 4+6 +686,875 PPV 4 7+5 +5 PPV 4 8+ +689,975 PTV9 4+ PTV4 + 7+5 PTV4 +,6 8+ +69 PPV4 PLV 4 + +69 PPV 4 + +689,75 PTV4 + + 4+5 +58 PPV4 4+6 +58, PTV4 4+ +58 PLV4 6 PLV8 PLV 7 PPV 4 PPV 4 PPV9 +44,4 +,4 +984,5 +6,69 PPV 7 +4,5 +6,69 PTV7 +64,5 +6,669 PPV8 +566,4 +,5 PTV8 +76,4 +69 Kelandaian ( /oo) 5 58, 57 4+9 58, 57 5+ 58, 57 4+8 58, 58, 4+ 58 57, 4+5 58, 58, 4+6 585, 55 4+4 58 4+ 59 6, 4+ 59,, 4+ 595, 65, 4+ 59 65, +9 6 58 + 6, 59, +8 65, 595, +6 6 +5, + 6, +4 65, + 6 6, + 6, +9 6,, +, +8 6 64 + 6 +5 6, 655, +6 65, 66, +4 + 64, + 64, 65 + 645,, + 64 65 +9 65 +, 665, +8 655, +6 65 68, +5 66, 68 +4 68 + 665,, + 66 69 + 67, + 67 68, +9, 69 +8 67, + 68,, +6 68, +5 685, 69, +4 68 69, + 69, 695, + 69, 68 + 69, + 69, 67, 9+9 69,, 9+8 69,, 9+ 69, 695, 9+6 69, 9+5 69, 7 9+4 69, 7, 9+ 69, 695, 9+ 69,, 9+ 69, 69, 9+ 69, 8+9 69, 8+8 69, 8+ 69,, 8+6 69, 69, 8+5 69, 695, 8+4 69, 75, 8+ 69,, 8+ 69, 8+ 69, 8+ 689, 695, 7+8 5 689 695, 7+9 688 695, 7+ 688, 695, 7+6 68 695, 7+5 68 685, 7+4 68 68, 7+ 68 68, 7+ 68, 7+ 68, 7+ 68, 9 68, 8 68, 68, 6 68, 5 68, 4 68 67 68 68 68 68 68 69, 68 695, 9 68 68 8 68 68 68 69, 6 68 69, 5 68 68 4 68 68 68 69 68 68 68 75, 68, 4+9 68 7, 4+8 68 75, 4+ 68, 4+6 685, 69 4+5 68 68 4+4 68, 68 4+ 67 68 4+, 68 4+ 67 685, 4+ 67,, +9 66, +8, +6 5 665,, + 66, 67, +5 65 666 +4 65 + 655, +, 65 + 64 + 64 +8 645, 64 +9 64, 65, + 65, +6 66, 64, +5 65, 645, +4 64, 64, + 6, + 6, 6,4 + 6,69, + 6,69 6, +9 6,69 6, +8 6,69 6, + 6,69 6, +6 6,69 6, +5 6,69 6, +4 55 6,69 6, + Rencana (mdpl) 6,69 6, + 55 Eksisting (mdpl) Tanah sli (mdpl) Rencana (mdpl) Kelandaian ( /oo) Gambar. Situasi dan potongan memanjang trase KESIMPULN Berdasarkan hasil indentifikasi masalah, analisis data, dan perencanaan reaktivasi jalan rel kereta api koridor Magelang mbarawa, ditetapkan kesimpulan sebagai berikut: a. Lalu lintas jalan raya pada lintas Semarang Magelang mengalami kenaikan arus lalu lintas, derajat kejenuhan jalan raya meningkat, waktu tempuh meningkat dan kecepatan kendaraan menurun. b. Pengembangan moda transportasi berbasis jalan rel sebagai alternatif moda transportasi jalan raya dengan potensi penumpang kereta api sebesar 8 pnp/hari dan potensi angkutan barang sebesar 7,7 ton/hari. 9

JURNL KRY TEKNIK SIPIL, Volume 5, Nomor, Tahun 6, Halaman 9 c. danya jalur eksisting yang mendukung untuk dilakukannya reaktivasi sepanjang,9 km. Kondisi trase eksisting sebagian besar sudah beralih fungsi dan ada yang sudah tidak terlihat tubuh jalan relnya. Namun stasiun mbarawa masih aktif digunakan sebagai kereta api wisata. d. Penetapan kelas 4 sebagai kelas jalan rel berdasarkan ketentuan dan dengan spesifikasi teknis sebagaimana tercantum dalam PM Perhubungan No. 6 tahun, KM Perhubungan No. 5 tahun dan PD PJK No. tahun 986. e. Direncanakan pemanfaatan trase eksisting sepanjang,9 km dan trase baru atau realinyemen trase sepanjang, km. DFTR PUK Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Tengah, 9. Rencana Induk Perkeretaapian Provinsi Jawa Tengah, Dishubkominfo Jateng, Semarang. Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan RI,. Studi Kelayakan Reaktivasi Jalan Kereta pi Lintas Semarang Magelang, Kemenhub RI, Jakarta. Kementerian Perhubungan Republik Indonesia,. Keputusan Menteri Perhubungan No. 5 Tahun Tentang Jalur Kereta pi, Kemenhub RI, Jakarta. Perusahaan Jawatan Kereta pi, 986. Peraturan Dinas No. Tahun 986 Tentang Perencanaan Konstruksi Jalan Rel, PJK, Bandung. Kementerian Perhubungan Republik Indonesia,. Peraturan Menteri Perhubungan No. Tahun Tentang Persyaratan Teknis Peralatan Persinyalan Perkeretaapian, Kemenhub RI, Jakarta. Kementerian Perhubungan Republik Indonesia,. Peraturan Menteri Perhubungan No. 9 Tahun Tentang Persyaratan Teknis Bangunan Stasiun Kereta pi, Kemenhub RI, Jakarta. Kementerian Perhubungan Republik Indonesia,. Peraturan Menteri Perhubungan No. 6 Tahun Tentang Persyaratan Teknis Jalur Kereta pi, Kemenhub RI, Jakarta. 9