PENYAKIT VASCULAR STREAK DIEBACK (VSD) PADA TANAMAN KAKAO (THEOBROMA CACAO L) DAN. Oleh Administrator Kamis, 09 Februari :51

dokumen-dokumen yang mirip
PENGEMBANGAN DAN APLIKASI TEKNOLOGI PENGENDALIAN PENYAKIT Vascular Streak Dieback (VSD) PADA TANAMAN KAKAO DI PROPINSI SUMATERA BARAT ABSTRAK

Christina Oktora Matondang, SP dan Muklasin, SP

LAMPIRAN 1 DAFTAR PUBLIKASI ILMIAH PENULIS (TESIS)

2. PENGHISAP BUAH HELOPELTIS

INTENSITAS SERANGAN PENYAKIT VASCUAR STREAK VSD PADA BEBERAPA KLON KAKAO DI DESA SIDONDO III

BUDIDAYA TANAMAN DURIAN

AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN

TINJAUAN PUSTAKA. Adapun klasifikasi Colletotrichum gloeosporioides Penz. Sacc. menurut. : Colletotrichum gloeosporioides Penz. Sacc.

PEMBAHASAN Jenis dan Waktu Pemangkasan

INVENTARISASI DAN IDENTIFIKASI LOKASI SERANGAN PENYAKIT VSD (Vascular Streak Dieback) PADA TANAMAN KAKAO DI KABUPATEN BATUBARA

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1

PENYAKIT-PENYAKIT PENTING PADA TANAMAN HUTAN RAKYAT DAN ALTERNATIF PENGENDALIANNYA

Ketersediaan klon kakao tahan VSD

(Gambar 1 Gejala serangan Oidium heveae pada pembibitan karet)

ANCAMAN PENYAKIT ANTRAKNOSA (Colletotrichum gloeosporioides) PADA TANAMAN KAKAO DAN PENGENDALIANNYA

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan peremajaan, dan penanaman ulang. Namun, petani lebih tertarik BAB II TUJUAN

II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman kakao menurut Tjitrosoepomo (1988) dalam Bajeng, 2012

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Alexopoulus dan Mims (1979), klasifikasi jamur C. cassiicola. : Corynespora cassiicola (Berk. & Curt.) Wei.

II. TINJAUAN PUSTAKA. daun-daun kecil. Kacang tanah kaya dengan lemak, protein, zat besi, vitamin E

IDENTIFIKASI DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT PADA BUDIDAYA CABAI MERAH

Getas, 2 Juni 2009 No : Kepada Yth. Hal : Laporan Hasil Kunjungan Kebun Getas PTP Nusantara IX

TINJAUAN LITERATUR. Klasifikasi jamur Corynespora cassiicola menurut Alexopolus dan Mims. : Corynespora cassiicola (Berk. & Curt.

Disusun oleh A. Rahman, A. Purwanti, A. W. Ritonga, B. D. Puspita, R. K. Dewi, R. Ernawan i., Y. Sari BAB 1 PENDAHULUAN

BUDIDAYA DURIAN PENDAHULUAN

Strategi Pengelolaan untuk Mengurangi Serangan Phythopthora capsici pada Tanaman Lada

II. TINJAUAN PUSTAKA. Penyakit antraknosa pada tanaman cabai disebabkan oleh tiga spesies cendawan

PENYAKIT TANAMAN KOPI DAN PENGENDALIANNYA Oleh : Abd. Muis, SP

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi jamur Corynespora cassiicola menurut Alexopolus dan Mims. : Corynespora cassiicola (Berk. & Curt.

PERANAN TEKNIK PEMANGKASAN DALAM RANGKA PENINGKATAN PRODUKSI BENIH PADA KEBUN SUMBER BENIH KAKAO Oleh : Badrul Munir, S.TP, MP (PBT Ahli Pertama)

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR PERLINDUNGAN HUTAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Klasifikasi dan Deskripsi Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescensl.)

KAJIAN KOMPRENSIF GERNAS KAKAO BIDANG PERLINDUNGAN TANAMAN DI TIGA KABUPATEN DI SULAWESI SELATAN

I. PENDAHULUAN. Cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang banyak

LAPORAN PRAKTIKUM HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN TAHUNAN PENYAKIT PADA KOMODITAS PEPAYA. disusun oleh: Vishora Satyani A Listika Minarti A

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki iklim tropis sehingga

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Klasifikasi dan Deskripsi Tanaman Cabai Merah (Capsicum annuum L.)

PENYAKIT BIDANG SADAP

II. TINJAUAN PUSTAKA. Caulifloris. Adapun sistimatika tanaman kakao menurut (Hadi, 2004) sebagai

WASPADA PENYAKIT Rhizoctonia!!

Oleh Kiki Yolanda,SP Jumat, 29 November :13 - Terakhir Diupdate Jumat, 29 November :27

I. PENDAHULUAN. serius karena peranannya cukup penting dalam perekonomian nasional. Hal ini

II. TINJAUAN PUSTAKA

Biocelebes, Desember 2017, ISSN-p: Vol. 12 No. 2 ISSN-e :

Seleksi Biji untuk Batang Bawah Tanaman Karet Oleh : Elly Sarnis Pukesmawati, SP., MP Widyaiswara Muda Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Jambi

ANALISIS FLUKTUATIF SERANGAN PENYAKIT BUSUK BUAH KAKAO DI WILAYAH PROPINSI JAWA TIMUR PADA BULAN AGUSTUS 2013

Alternatif pengendalian terhadap si Helopeltis sp. Oleh : Vidiyastuti Ari Y, SP POPT Pertama

INOVASI TEKNOLOGI PERAKITAN BAHAN TANAM KAKAO UNGGUL DI INDONESIA

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

Teknologi Produksi Ubi Jalar

TINJAUAN PUSTAKA. Penyakit Eucalyptus spp. Ada beberapa penyakit penting yang sering menyerang tanaman. Eucalyptus spp.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol (Gladiolus hybridus) berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti

Pengendalian Penyakit pada Tanaman Jagung Oleh : Ratnawati

TEKNOLOGI SAMBUNG SAMPING UNTUK REHABILITASI TANAMAN KAKAO DEWASA. Oleh: Irwanto BALAI PELATIHAN PERTANIAN JAMBI I. PENDAHULUAN

TUGAS AKHIR KARYA ILMIAH PELUANG USAHA PERKEBUNAN KARET MATA KULIAH LINGKUNGAN BISNIS

Gontor AGROTECH Science Journal Vol. 3 No. 1, Juni 2017

Penyakit Layu Bakteri pada Kentang

TUGAS KARYA ILMIAH BISNIS KOPI. NAMA: PIPIT RAFNUR SASKORO NIM : Kelas : 11.S1.SI

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah

MENGENAL LEBIH DEKAT PENYAKIT LAYU BEKTERI Ralstonia solanacearum PADA TEMBAKAU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Indonesia dan lingkup internasional. Di Indonesia karet merupakan salah satu

PEDOMAN UJI MUTU DAN UJI EFIKASI LAPANGAN AGENS PENGENDALI HAYATI (APH)

PERKEMBANGANJamur Akar Putih (Rigidoporus lignosus) TANAMAN KARET TRIWULAN IV 2014 di WILAYAH KERJA BBPPTP SURABAYA Oleh : Endang Hidayanti, SP

BAB I PENDAHULUAN. Sengon atau dengan nama ilmiah Falcataria moluccana (Miq.) Barneby &

Budidaya Kakao PENDAHULUAN II. PERSIAPAN LAHAN III. PEMBIBITAN

PERKEMBANGAN SERANGAN PENYAKIT CACAR DAUN CENGKEH (Phyllosticta sp.) PADA TANAMAN CENGKEH TRIWULAN II TAHUN 2013 WILAYAH KERJA BBPPTP SURABAYA

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO

TEKNIK BUDIDAYA TOMAT

PENYAKIT PENYAKIT YANG SERING MENYERANG CABAI MERAH (Capsicum annuum L.)

Teknologi Perbanyakan Benih Mangga melalui Sambung Pucuk

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Bibit Sehat... Kebun Kopi Selamat

BUDIDAYA DAN TEKNIS PERAWATAN GAHARU

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Van Steenis (2005), bengkuang (Pachyrhizus erosus (L.))

ASPEK BIOLOGI TANAMAN KOPI Oleh : Abd. Muis, SP.

1. PENDAHULUAN. Kedelai merupakan tanaman asli daratan Cina dan telah dibudidayakan sejak 2500

Penaung. TRAINING OF MASTER FACILITATORS ICCRI, Jember, East Java, Indonesia, September Jl. PB Sudirman No. 90 Jember Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. Cabai merah merupakan jenis tanaman hortikultura yang cukup banyak

Mengenal Penyakit Busuk Batang Vanili. Oleh : Umiati

PEMBAHASAN. Tipe Pangkasan

TINJAUAN PUSTAKA. merata sepanjang tahun. Curah hujan (CH) untuk pertanaman pepaya berkisar

Waspadai Tembakau Rusak Akibat Terjadi Kemarau Basah

Taksasi Benih (Biji) (x 1.000)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung manis(zea mays var saccarata) merupakan tanaman pangan yang. bahan baku industri gula jagung (Bakhri, 2007).

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. yang mahal di pasar internasional US$ 640/m 3 untuk kayu papan jati Jawa tahun

AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Buku Saku Pertanian Kakao Tanggap Perubahan Iklim. Oleh: Gusti Ayu Fransiska Dewi & Martin Noponen

BUDIDAYA TANAMAN MANGGA

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG BUDIDAYA TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L.) DINAS PERTANIAN PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KOTA SAMARINDA.

PERBANYAKAN BAHAN TANAM LADA DENGAN CARA STEK

Hercules si Perusak Tanaman Pala dan Cengkeh

TINJAUAN PUSTAKA. Dracaena adalah tanaman yang tumbuh tegak dengan bentuk batang bulat dan

TINJAUAN PUSTAKA. Siklus hidup S. litura berkisar antara hari (lama stadium telur 2 4

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mentimun papasan (Coccinia gandis) merupakan salah satu angggota

I. PENDAHULUAN. penting di antara rempah-rempah lainnya (king of spices), baik ditinjau dari segi

Bakar Serangan Luka Api pada Tebu

Transkripsi:

Kakao (Theobroma cacao L) merupakan satu-satunya diantara 22 spesies yang masuk marga Theobroma, Suku sterculiacecae yang diusahakan secara komersial. Kakao merupakan tanaman tahunan yang memerlukan lingkungan khusus untuk dapat berproduksi secara baik. Lingkungan alami kakao adalah hutan hujan tropis. Dimana suhu udara tahunan tinggi dengan variasi kecil, curah hujan tahunan tinggi dengan musim kemarau pendek, kelembapan udara tinggi, dan insentitas cahaya matahari rendah. Kakao saat ini bukan hanya menjadi tanaman perkebunan besar tetapi telah menjadi tanaman rakyat. Jika dibudidayakan dengan baik dapat memberikan produksi yang menguntungkan sampai umur yang panjang. Berdasarkan hasil penelitian di tujuh kebun di Jawa timur, ternayata produksi puncak kakao dapat dicapai 10-20 tahun. Tanaman kakao dikenal sebagai inang berbagai jenis hama dan penyakit dan merupakan kendala penting dalam budidaya kakao. Pada seluruh bagian tanaman kakao dari akar, batang, daun hingga buah dapat diserang penyakit. Dalam kondisi yang sesuai dengan perkembangannya, penyakit dengan mudah berkembang. Penyakit-penyakit penting pada tanaman kakao di Indonesia,diantaranya penyakit busuk buah (Phytophtora palmivora), penyakit kanker batang (Phytophthora palmivorai), penyakit antraknose-colletotrichum (Colletotrichum gloeosporioides), penyakit jamur upas (Corticium salmonicolor ). Selain itu dikenal penyakit pembuluh kayu atau vascular streak dieback (VSD). Perkembangan penyakit ini sudah semakin meluas. Apabila tidak segera ditangani, penyakit ini bisa menjadi masalah besar di masa yang akan datang. Penyakit pembuluh kayu atau Vascular Streak Dieback (VSD) pertama ditemukan pada akhir tahun 1930 an di Papua New Guinea. Kemudian penyakit ini menyebar ke negara Asia lainya dan sekarang terdapat di India Selatan, Pulau Hainan-Cina, Burma, Thailand, Malaysia, Filipina, Indonesia, dan sejumlah pulau di Oseania. Kehilangan hasil akibat serangan VSD untuk Asia-Oseania pada tahun 2001 ditaksir mencapai 30 000 ton biji kering yang setara dengan US $ 20 000 000 (Bowers et al., 2001). Di Sulawesi, penyakit VSD pertama kali ditemukan di Kolaka pada tahun 1989. kehilangan hasil oleh VSD didaerah sulawesi belum banyak dianalisis, namun dari pengamatan di lapangan banyak tanaman menjadi gundul dan berakibat pada sedikitnya buah yang diproduksi. Penyakit ini nampaknya lebih berbahaya bila dibandingkan dengan serangan penggerek buah kakao, 1 / 6

karena serangan VSD akan memperlemah tanaman yang berakibat tidak hanya pada penurunan produksi tanaman, tetapi juga secara perlahan dapat membunuh tanaman secara keseluruhan. Gejala Penyakit O. theobromae Gejala yang disebabkan oleh VSD adalah klorosis tampak daun menguning dengan bercak-bercak berwarna hijau. Biasanya daun tersebut terletak pada seri daun kedua atau ketiga dari titik tumbuh. Daun-daun yang menguning akhirnya gugur sehingga tampak gejala ranting bolong-bolong. Pada bekas duduk daun bila disayat terlihat tiga buah noktah berwarna cokelat kehitaman. Bila ranting dibelah membujur terlihat garis-garis cokelat pada jaringan xylem yang bermuara pada bekas duduk daun. Batas serangan biasanya ditengah ranting bukan diujungnya. Serangan dimulai dari kayu, air tidak lancar ke daun dan ranting mati. Lentisel diranting sakit membesar dan relative besar. Kadang-kadang daun menunjukkan gejala nekrose di antara tulang daun seperti gejala kekurangan unsure kalsium. Apabila gejala seperti di atas masih kurang jelas, diagnosis dapat dilakukan dengan menyetek ranting yang dicurigai. Jika dari bekas potongan daun, bekas duduk daun, atau bekas potongan ranting yang dicurigai muncul benang-benang berwarna putih, dapat dipastikan penyebabnya adalah jamur O. theobromae. Penyebaran Penyakit pembuluh kayu VSD menular dari tanaman satu ke tanaman lain melalui spora yang diterbangkan oleh angin pada tengah malam. Kira-kira hanya 10 m dari sumbernya. Tetapi jika ada angin kencang spora bias terbawa sampai 182 m. Spora jamur O. theobromae peka terhadap cahaya menjadi tidak infektif setelah terkena sinar matahari selama 30 menit. 2 / 6

Spora yang jatuh pada daun muda akan segera berkecambah apabila tersedia air dan akan masuk dan berkembang kedalam jaringan xilem. Di dalam xilem, jamur tumbuh kebatang pokok. Setelah 3-5 bulan muncul gejala daun menguning dengan bercak hijau. Daun-daun tersebut mudah rontok dan menyebabkan ranting mati. Sporofor berupa benang-benang putih muncul pada malam hari dari bekas duduk daun sakit yang telah gugur. Pada kondisi yang sesuai akan terbentuk basidiospora. Bahkan ada yang melaporkan sporofor akan muncul pada ranting sepanjang malam. Penyakit VSD lebih mudah tersebar di daerah beriklim basah dengan curah hujan yang merata sepanjang tahun dibandingkan dengan daerah yang beriklim kering. Kerusakan Tanaman kakao yang rentan terhadap VSD dapat menimbulkan kerusakan yang berat. Jamur hidup dalam jaringan xylem dan berdampak mengganggu dan mengurangi pengangkutan air dan unsur hara ke daun. Gangguan ini menyebabkan gugur daun dan mati ranting. Apabila serangan berlanjut, kematian jaringan dapat menjalar sampai ke cabang atau bahkan ke batang pokok. Pada tanaman yang toleran terhadap penyakit VSD tidak menimbulkan kerusakan yang berarti. Meskipun ranting telah terinfeksi namun masih mampu tumbuh baik dengan membentuk daun-daun baru.jika serangan berlanjut dapat menimbulkan gugur daun dan mati ranting. Pengendalian VSD 3 / 6

Pengendalian dapat dilakukan yaitu dengan menggunakan klon kakao yang toleran atau tahan terhadap penyakit VSD, pemangkasan sanitasi, penggunaan agensia hayati. Adapun klon kakao yang toleran kultivar kakao mulia (Criollo) yang banyak ditanam di Jawa dewasa ini ( DR 1, DR 2, DR 38, DRC 13, dan DRC 16), semuanya termasuk Trinitario yang mempunyai ketahanan yang cukup. Kakao lindak (Trinitario) yang dianjurkan antara lain adalah ICS 60 x Sca 6; DR 2 x Sca 12; Sca 12 x ICS 60; ICS 60 x Sca 12; DR 1 x Sca 6; DR 1 x Sca 12; dan Sca 6 x ICS 6. (Soemangun, 2000), Untuk penanaman baru dianjurkan menanam hibrida/klon yang toleran misalnya DR 1 x Sca 6; DR 1 x Sca 12; ICS 60 x Sca 6; Sca 12 x ICS 60; Sca 6 x ICS 6; klon DRC 15. (Sulistiowaty, 2006). Sedangkan menurut Prawoto dkk (2010) Penanaman baru dianjurkan menanam klon ICCRI 03, ICCRI 04, Sulawesi 1, Sulawesi, 2 atau hibrida dengan induk klon Sca 6 dan Sca 12. Pangkasan Sanitasi Tabel 1. Cara pengendalian penyakit VSD pada beberapa insentitas serangan di daerah kering dan basah Intensitas Cara Pengendalian Kering Basah 4 / 6

Ringan 8 minggu sekali 4 minggu sekali Sedang 4 minggu sekali 2 minggu sekali Berat 5 / 6

Eradikasi Eradikasi Intensitasan serangan ditentukan berdasarkan persentase ranting sakit dan kerusakan pada xylem yaitu serangan ringan jika jumlah ranting sakit kurang dari 10% dan jamur yang menyerang hanya sampai pada cabang tersier, serangan sedang yaitu jumlah ranting sakit 10-30% dan jamur yang menyerang sampai pada cabang sekunder dan Serangan berat jumlah ranting sakit lebih dari 30% dan jamur yang menyerang sampai pada cabang primer atau batang pokok. Pangkasan sanitasi dilakukan dengan cara memotong ranting sakit sampai batas garis cokelat pada xylem ditambah 30 cm. Pengendalian hayati dapat dilakukan dengan menyemprotkan suspensi jamur antagonis Trichoderma sp dan Pseudomonas Florescent (PF) dapat menekan serangan penyakit. (perlu pengujian lapangan lebih lanjut) Khaerati (Email: era_kindly@yahoo.com) 6 / 6