AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN
|
|
- Ivan Sudjarwadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN BAB IX PENGENDALIAN PENYAKIT TANAMAN PERKEBUNAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 2017
2 BAB IX. PENGENDALIAN PENYAKIT TANAMAN PERKEBUNAN 1.1 Kompetensi Inti: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan kognitif berdasarkan rasa ingin tahunya ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang kerja agribisnis tanaman perkebunan 1.2 Kompetensi Dasar: Melaksanakan pengendalian penyakit tanaman perkebunan 1.3 Uraian Materi Tanaman sering mengalami gangguan dari organisme kecil (virus, bakteri, atau jamur). Gangguan terhadap tumbuhan yang disebabkan oleh virus, bakteri, dan jamur disebut penyakit. Tidak seperti hama, penyakit tidak memakan tanaman, tetapi mereka merusak tanaman dengan mengganggu proses-proses dalam tubuh tanaman sehingga mematikan tanaman. Oleh karena itu, tanaman yang terserang penyakit, umumnya, bagian tubuhnya utuh. Akan tetapi, aktivitas hidupnya terganggu dan dapat menyebabkan kematian. Untuk mengendalikan penyakit, sering dinggunakan zat kimia anti penyakit. Pestisida yang digunakan untuk mengendalikan jamur disebut fungsida. Pengendalian penyakit menggunakan pestisida harus secara hati-hati dan tepat guna. Pengunaan pertisida yang berlebihan dan tidak tepat justru dapat menimbulkan bahaya yang lebih besar. Hal itu disebabkan karena pestisida dapat menimbulkan kekebalan pada penyakit. Oleh karena itu pengguna pestisida anti penyakit hendaknya diusahakan seminimal dan sebijak mungkin. Jenis-jenis penyakit yang menyerang tanaman sangat banyak jumlahnya. Penyakit yang menyerang tanaman banyak disebabkan oleh mikroorganisme, misalnya jamur, bakteri, dan virus. A. Penyakit Tanaman Kelapa Sawit a. Penyakit busuk akar Penyakit di pre nursery ádalah penyakit busuk akar oleh patogen Rhizoctonia sp., Pythium sp., Fusarium sp. Gejala penyakit ditandai dengan memucatnya daun dan selanjutnya tanaman akan mengalami kelayuan serta terjadi pembusukan akar 1
3 (Gambar 18). Penyakit ini dapat dikendalikan dengan menghindari perlukaan akar, atau dengan menggunakan biofungisida berbahan aktif Trichoderma sp dengan dosis 10 g/polibeg, atau menggunakan fungisida lainnya. b. Penyakit busuk daun Penyakit busuk daun (antraknosa) disebabkan oleh patogen Botryodiplodia palmarum, Glomerella cingulata, Melanconium elaeidis. Gejala penyakit ini dimulai dengan munculnya bercak kecil yang tembus cahaya yang selanjutnya membesar dan berwarna kecoklatan dan akhirnya daun menjadi busuk (Gambar 19 ). Pengendalian dilakukan dengan pemupukan berimbang, sanitasi daun sakit, dan penyemprotan dengan fungisida secara rotasi dengan Dithane M-45 0,2%, Benlate 0,3%, dan Antracol 0,2% dengan interval satu minggu. c. Penyakit bercak daun Penyakit bercak daun disebabkan oleh patogen Curvularia eragrostidis, Drechslera halotes, Cochiobolus carbonus. Gejala penyakit dimulai dengan munculnya bercak kecil tersebar secara acak. Bercak yang yang sangat banyak dan berdekatan menyebabkan daun seperti kering atau clorosis (Gambar 20 ). Pengendalian dilakukan dengan pemupukan berimbang, sanitasi daun sakit, dan penyemprotan dengan fungisida Bercak Daun Gambar 1. Bibit terserang penyakit bercak daun 2
4 d. Penyakit busuk pangkal batang Penyakit utama yang menyerang TM adalah penyakit busuk pangkal batang (BPB) yang disebabkan oleh Ganoderma boninense. Infeksi dan penularan penyakit terjadi melalui kontak antara bagian yang sehat dengan sumber infeksi atau melalui spora. Gejala penyakit ini ditandai dengan menguningnya daun, adanya akumulasi beberapa daun tombak yang tidak membuka, pelepah daun bagian bawah menggantung (sengkleh), dan muncul badan buah (Fruiting body) di pangkal batang (Gambar 46 ). Gejala yang khas adalah terjadinya pembusukan pada pangkal batang yang diikuti dengan tumbangnya pohon. Pengendalian penyakit BPB dapat dilaku-kan melalui sanitasi sumber inokulum yaitu akar dan batang yang terinfeksi dan pemberian agens antagonis Trichoderma sp pada lubang tanam. e. Penyakit karat daun Penyakit karat daun (red rust) disebabkan oleh patogen Cephaleuros virescen. Biasanya patogen ini menyerang daun-daun tua pada TM berumur > 5 tahun. Munculnya penyakit karat daun dipicu oleh tingginya curah hujan dan kelembaban udara serta banyak dan beragamnya inang di sekitar kebun. Gejala terlihat dengan adanya bercak-bercak kemerahan pada pelepah-pelepah bawah dan pada permukaan anak daun. Pengendalian dilakukan dengan menunas pelepah secara teratur dan benar, dan penyemprotan fungisida tembaga dosis 2,5 5 g/2 liter air dengan rotasi satu minggu. Penyakit busuk tandan disebabkan oleh patogen Marasmius palmivorus. Gejala serangan terlihat adanya miselium dan tubuh buah pada bunga atau tandan buah kelapa sawit. Pengendalian penyakit ini dilakukan dengan mengurangi kelembaban udara melalui penunasan yang teratur, membuang tandan yang busuk karena tidak dipanen, menyemprot dengan fungisida. B. Penyakit Tanaman Karet Kerugian ekonomi yang ditimbulkan oleh serangan penyakit pada tanaman karet 3
5 umumnya lebih besar diban- dingkan dengan serangan hama. Selain karena kerusakan akibat serangan penyakit, kerugian lain adalah besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk menanggulanginya. Karenanya, upaya pencegahan harus mendapat perhatian penuh, serta pengamatan dini secara terus-menerus sangat penting. Penyakit pada tanaman karet dengan kerugian besar umumnya disebabkan oleh cendawan. Penyakit yang disebabkan oleh bakteri dan virus kerugiannya tidak begitu besar. Penyakit tanaman karet menyerang dari wilayah akar, batang, bidang sadap, hingga daun. a. Penyakit Akar Putih. Disebut dengan penyakit akar putih karena di akar tanaman yang terserang terlihat miselia jamur berbentuk benang berwarna putih yang menempel kuat dan sulit dilepaskan. Akar tanaman yang terinfeksi akan menjadi lunak, membusuk, dan berwarna cokelat. Cendawan penyebab penyakit akar putih adalah Rigidoporus lignosus yang membentuk badan buah seperti topi di akar, pangkal batang, dan tunggul tanaman. Badan buah cendawan ini berwarna jingga kekuningan dengan lubang-lubang kecil di bagian bawah tempat spora. Jika sudah tua, badan buah tersebut akan mengering dan berwarna cokelat. Gejala-gejala lain serangan penyakit akar putih tampak dari memucatnya daundaun dengan tepi ujungnya terlipat ke dalam. Daun-daun tersebut selanjutnya gugur dan ujung rantingnya mati. Sebagai upaya mempertahankan diri, tanaman yang sakit akan menumbuhkan daun, bunga, dan buah sebelum waktunya. Memastikan secara dini tanaman karet terserang penyakit akar putih atau tidak, bisa dilakukan pemeriksaan tajuk dan akar dengan bantuan mulsa. Akar putih termasuk penyakit berbahaya jika dilihat dari akibat yang ditimbulkannya. Prevalensi serangan penyakit tertinggi terjadi pada tanaman muda berumur 2-4 tahun, meskipun bisa juga menyerang tanaman berumur enam tahun. Serangan pada umur tiga tahun bisa mengakibatkan kematian dalam waktu enam bulan sejak terinfeksi dan pada umur enam tahun menyebabkan kematian setelah setahun terserang. 4
6 Infeksi penyakit akar putih terjadi karena persinggungan akar sehat dengan sisa-sisa akar tanaman lama yang mengandung spora cendawan ini. Penyebarannya bisa dengan bantuan angin yang menerbangkan spora ini. Spora yang jatuh di tunggul atau sisa tanaman yang mati akan membentuk koloni. Dari tunggul ini jamur menjalar ke akar dan akhirnya menginfensi akar-akar sehat di sekitarnya. b. Penyakit Akar Merah Jika penyakit akar putih cenderung menyerang tanaman muda (berumur 2-4 tahun), penyakit akar merah justru lebih banyak menyerang tanaman dewasa atau bahkan yang mulai menua. Meskipun berbahaya, kematian tanaman baru terjadi lima tahun setelah terinfeksi. Gejala yang bisa dilihat dari serangan penyakit ini adalah terjadinya perubahan warna daun dari hijau menjadi hijau pucat suram, menguning, dan akhirnya berguguran. Disebut dengan penyakit akar merah karena jika tanah di daerah perakaran tanaman yang sakit dibongkar akan terlihat miselia jamur berwarna merah muda sampai merah tua di akar-akarnya. Miselia tersebut menempel sangat erat dan mengikat butiran tanah, sehingga menjadi seperti berkerak. Jika sudah kering, miselia tersebut akan berwarna putih, tetapi kalau dibasahi dengan air akan kembali berwarna merah. Infeksi terjadi jika akar tanaman sehat bersentuhan dengan akar tanaman sakit atau akar yang mengandung spora cendawan penyebab penyakit akar merah. Infeksi juga terjadi jika spora jatuh di leher akar karena tiupan angin. Pencegahan dan pengendalian penyakit ini sama dengan pencegahan dan pengendalian penyakit akar putih. c. Jamur Upas. Penyakit jamur upas disebabkan oleh cendawan Corticium salmonicolor yang memiliki empat tingkat perkembangan. Tahap pertama atau sering disebut dengan tahap sarang laba-laba adalah terbentuknya lapisan tipis berwarna putih di permukaan kulit. Tahap selanjutnya akan berkembang membentuk sekumpulan benang jamur, biasa disebut dengan tahap bongkol. Pada tahap ketiga atau tahap kortisium, terbentuk lapisan kerak berwarna merah muda. Tahap terakhir atau tahap nekator adalah 5
7 terbentuknya lapisan tebal berwarna merah tua. Penyakit jamur upas menyerang percabangan atau batang tanaman, sehingga cabang dan tajuk mudah patah. Gejala penyakit ini adalah munculnya benang-benang berwarna putih seperti sutera di pangkal atau bagian atas percabangan. Dalam perkembangannya, benang-benang tersebut membentuk lapisan kerak berwarna merah dan akhirnya menjadi lapisan tebal berwarna merah tua. Batang yang terinfeksi akan mengeluarkan cairan lateks berwarna cokelat kehitaman yang meleleh di permukaan batang tanaman. Lama-kelamaan kulit tanaman yang terinfeksi akan membusuk, berwarna hitam, mengering, dan mengelupas. Bagian kayu di bawah kulit akan rusak dan menghitam. Pada serangan yang lebih parah, tajuk percabangan akan mati dan mudah patah oleh tiupan angin. d. Kanker bercak Penyakit kanker bercak muncul akibat infeksi jamur Phytophthora palmivora yang memiliki benang-benang hifa berwarna putih yang kurang jelas dilihat dengan mata telanjang. Jamur ini berkembang biak dengan spora yang bisa bertahan hidup lama di dalam tanah. Gejala serangan penyakit ini tidak mudah dikenali karena serangannya dimulai dari bawah kulit. Kulit yang sakit baru terlihat jika dilakukan pengerokan kulit batang atau kulit cabang, yaitu adanya warna cokelat kemerahan dengan bercak-bercak besar meluas ke samping, kambium, dan bagian kayu. Bagian yang sakit biasanya mengeluarkan cairan lateks berwarna cokelat kemerahan dengan bau busuk. Kadang-kadang terjadi pengumpulan lateks di bawah kulit, sehingga membuat kulit batang pecah dan membuka. Di bagian terbuka tersebut sering dimasuki serangga penggerek batang. Penyakit ini menimbulkan kerusakan pada kulit batang di luar bidang sadap atau kulit percabangan, sehingga tanaman akan merana dan akhirnya mati. Penyakit ini lebih banyak menyerang tanaman karet di kebun-kebun berkelembaban tinggi atau terletak di daerah beriklim basah. Angin dan hujan bisa menjadi sarana penyebaran penyakit ini. Angin menerbangkan 6
8 spora dan percikan air hujan di tanah dekat tanaman bisa memindahkan spora dari tanah ke batang tanaman sehat. Agar pengendalian penyakit dapat dilakukan sedini mungkin, selama musim hujan seminggu sekali harus dilakukan pemeriksaan tanaman. e. Busuk pangkal batang Cendawan Botrydipbdia theobromae adalah biang keladi penyakit busuk pangkal batang. Jamur ini memiliki badan buah penghasil spora dalam jumlah banyak yang terdapat di kulit batang yang terinfeksi. Spora akan menyebar karena angin atau hujan untuk menginfeksi tanaman sehat. Penyakit busuk pangkal batang lebih sering menyerang tanaman karet muda yang siap disadap, yaitu tanaman berumur empat tahun dengan prevalensi mencapai 66%. Pada tanaman berumur tiga tahun, prevalensi serangan mencapai 30% dan pada tanaman berumur lebih dari lima tahun kemungkinannya 0%. Munculnya penyakit busuk pangkal batang dipicu oleh kondisi tanaman yang jelek akibat kekurangan air karena kemarau yang berkepanjangan atau tanaman terluka oleh alat-alat pertanian. Spora cendawan akan berkembang pada kelembaban tinggi dan suhu udara rendah. Gejala serangan penyakit busuk pangkal batang agak sulit dikenali, sehingga diperlukan ketelitian atau kecermatan. Di pangkal batang kulit terlihat kering dan pecah-pecah, padahal kayu di bagian atasnya masih utuh dan baik. Lama-kelamaan kulit pecah-pecah tersebut menghitam, bagian kayu rusak, dan menjalar ke atas. Bagian yang rusak dan terlihat seperti terbakar tersebut tingginya mencapai satu meter atau lebih bisa menyebabkan tanaman mudah patah karena tidak kuat menyangga tajuk. f. Kanker garis Cendawan penyebab penyakit kanker garis sama dengan biang keladi kanker bercak, yakni Phytophthora palmivora. Infeksi cendawan ini mengakibatkan kerusakan berupa benjolan-benjolan atau cekungan-cekungan di bekas bidang sadap lama, sehingga penyadapan berikutnya sulit dilakukan. Penyakit ini umumnya 7
9 berjangkit di kebun-kebun berkelembaban tinggi, terletak di wilayah beriklim basah, serta di kebun- kebun yang penyadapannya terlalu dekat dengan tanah. Gejala serangan penyakit kanker garis dapat dilihat dari adanya selaput tipis putih dan tidak begitu jelas menutup alur sadap. Jika dikerok atau diiris, di bawah kulit yang terletak di atas irisan sadap terlihat garis-garis tegak berwarna cokelat kehitaman. Dalam perkembangannya, garis-garis ini akan menyatu membentuk jalur hitam yang tampak seperti retakan membujur di kulit pulihan. Pada beberapa kasus, di bawah kulit yang baru pulih akan terbentuk gumpalan lateks yang bisa menyebabkan pecahnya kulit. Dari pecahan kulit ini akan keluar tetesantetesan lateks berwarna cokelat yang berbau busuk. Karena rusak, pemulihan kulit akan terhambat. Agar pengendalian penyakit bisa dilakukan sedini mungkin, perlu dilakukan pemeriksaan yang cermat pada seluruh tanaman setiap hari sadap selama musim hujan. g. Penyakit Gugur Daun Oidium Penyakit gugur daun Oidium merupakan penyakit utama pada tanaman karet, penyakit ini disebut juga penyakit embun tepung, menyebabkan kerugian di perkebunan karet baik tanaman belum menghasilkan (TBM) maupun tanaman telah menghasilkan (TM). Selain tanaman belum dan telah menghasilkan, jamur ini juga menyerang tanaman di persemaian, pembibitan, dan kebun entres. Serangan berat terjadi bila keadaan cuaca kering diselang-selingi oleh hujan yang singkat di malam hari atau kabut dipagi hari pada waktu tanaman membentuk daun muda (awal musim hujan). Patogen penyebab penyakit ini adalah jamur Oidium heveae. Penyakit ini mengakibatkan gugurnya daun muda yang baru terbentuk sesudah masa gugur daun alami. Akibatnya pertumbuhan tanaman terhambat, produksi lateks menurun dan biji yang dihasilkan sedikit. Kebun yang sering mendapat serangan berat adalah kebun yang terletak pada ketinggian di atas 200 meter dari permukaan laut. 8
10 Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan cara: 1. Merangsang pembentukan daun baru lebih cepat atau lebih awal, sehingga dapat terhindari dari serangan O. heveae pada saat musim hujan. Pembentukan daun baru dapat dirangsang dengan pemberian pupuk Nitrogen satu kali dosis anjuran. Pupuk nitrogen berfungsi untuk merangsang pembentukan daun baru lebih cepat atau lebih awal sehingga diharapkan daun tanaman telah menjadi hijau pada waktu O. heveae menyerang pada awal musim hujan. 2. Melindungi tanaman dengan fungisida Bayfidan 250 EC, Bayleton 250 EC, belerang atau Tilt 250 EC. Pengunaan fungisida dilakukan seminggu sekali sebanyak 5 kali, dimulai pada waktu 10% pohon membentuk daun baru dan gejala Oidium mulai muncul. Pengunaan tepung belerang kg/ha dilakukan dengan cara penghembusan dengan alat penghembus bermotor pada pagi hari agar fungisida mudah melekat pada permukaan daun yang masih basah dan tidak mudah diterbangkan oleh angin. Sedangkan pengunaan Bayleton 250 EC, Bayfidan 250 EC atau Tilt 250 EC dilakukan dengan alat penyemprot bermotor atau alat pengabut. 3. Pada tanaman menghasilkan (TM) pengendalian menggunakan fungisida tidak ekonomis, biasanya serangan penyakit ini dibiarkan saja (tidak dikendalikan). Pada tanaman TM pengendalian dilakukan dengan pemberian pupuk ekstra pada awal dan akhir musim hujan. h. Phytophthora Phytophthora tergolong penyakit daun, tetapi gejalanya justru terlihat pada buah yang berwarna hitam dan kemudian membusuk. Dari bagian ini penyakit akan menular ke daun dan tangkainya, sehingga beberapa minggu kemudian daun dan tangkai tersebut gugur. Daun yang berguguran tetap berwarna hijau, tetapi di sepanjang tangkainya terdapat bercak-bercak hitam dan gumpalan lateks. Cendawan Phytopthora botriosa atau Phytopthora palmivora adalah penyebab penyakit ini. Spora cendawan- cendawan ini banyak terdapat di pucuk tanaman, tetapi bisa juga 9
11 bertahan di daun yang gugur atau di dalam tanah. Penyakit ini umumnya berjangkit pada musim hujan dengan penularan melalui spora yang dibawa air hujan atau angin. Pencegahan penyakit phytopthora bisa dilakukan dengan tidak menanam klon-klon yang peka terhadap penyakit ini, seperti PB 86, PRIM 600, Tjir 1, atau PR 107. Pencegahan lain sekaligus pengendaliannya dilakukan dengan menyemprotkan fungisida Cobox atau Cupravit dengan dosis dan frekuensi yang bisa dibaca di kemasannya. Penyemprotan sebaiknya menggunakan mist blower. i. Corynespora Penyebab penyakit corynespora adalah cendawan Corynespora casssiicola dengan hifa berwarna hitam pucat yang kurang jelas terlihat di permukaan daun. Cendawan ini mempunyai inang yang banyak, seperti singkong, akasia, angsana, dan pepaya. Mulamula penyakit ini diketahui berjangkit di perkebunan karet di Malaysia pada tahun Dari Malaysia, penyakit ini menyebar ke India pada tahun 1961 dan pada tahun 1969 kedapatan menyerang perkebunan karet di Nigeria. Pada tahun 1980 penyakit ini masuk ke Sumatera Utara, tahun 1982 ke Jawa Tengah, dan 1984 ke Jawa Barat. Gejala serangan penyakit ini tampak dari daun muda yang berbercak hitam seperti menyirip, lemas, pucat, ujungnya mati, dan akhirnya menggulung. Serangan pada daun tua juga menunjukkan gejala berbercak hitam dan menyirip. Bercak ini akan meluas sejajar urat daun dan kadang-kadang tidak teratur. Pusat bercak berwarna cokelat atau kelabu, kering, dan berlubang. Daun-daun tersebut menjadi kuning, cokelat kemerahan, dan akhirnya gugur. Pengendalian penyakit ini bisa dilakukan menggunakan fungisida Mankozeb dan Tridemorf dengan dosis dan interval tertera di labelnya, terutama untuk tanaman yang belum disadap. Sementara itu, untuk tanaman yang telah disadap dan tingginya lebih dari delapan meter sebaiknya dilakukan pengabutan menggunakan Tridemorf atau Calixin 750 dengan dosis 500 ml/ hektar, seminggu sekali selama 3-4 minggu. j. Helminthosporium Cendawan Helminthosporium heveae dengan hifa berwarna putih dan spora berwarna 10
12 cokelat merupakan penyebab penyakit ini. Serangan penyakit ini sering terjadi pada musim kemarau, terutama pada tanaman yang terlalu banyak dipupuk nitrogen, kondisi lemah, dan kekurangan air. Penyebaran penyakit helminthosporium melalui spora yang diterbangkan angin, terbawa hujan, atau alat-alat pertanian mengandung spora yang mengenai tanaman sehat. Gejala infeksi penyakit ini adalah daun-daun muda menjadi hitam, menggulung, dan kemudian gugur. C. Penyakit Tanaman Kakao a. Penyakit busuk buah (Phytopthora palmivora) Penyakit busuk buah merupakan penyakit terpenting karena menyerang hampir di seluruh areal penanaman kakao dan kerugiannya dapat langsung dirasakan. Penyakit ini disebabkan oleh Phytopthora palmivora Bute, sejenis jamur yang dapat mempertahankan hidupnya dalam tanah bertahun-tahun. Pada musim kering spora hidup dalam tanah dalam bentuk siste yang mempunyai dinding tebal. Penyebaran jamur dari buah satu ke buah lain melalui berbagai cara ; percikan air hujan, persinggungan antara buah sakit dan buah sehat, melalui binatang penyebar seperti tikus, tupai atau bekicot. Kerugian yang disebabkan penyakit cukup besar persentase busuk buah di beberapa daerah mencapai 30-50%. Gejala penyakit ini dapat terlihat mulai dari buah muda sampai buah dewasa. Buah yang terinfeksi akan membusuk disertai bercak coklat kehitaman dengan batas yang jelas, gejala ini dimulai dengan ujung atau pangkal buah. Hal ini disebabkan adanya lekukan pada pangkal buah yang menjadi tempat tergenangnya air sehingga sopra menyebabkan infeksi mulai dari pangkal atau ujung buah tempat menggantung air. Pembusukan pada buah hanya berlangsung beberapa hari saja sehingga tidak dapat dipanen. Pengendalian penyakit ini dilakukan dengan memadukan tindakan sanitasi, penyemprotan fungisida dan memperbaiki lingkungan. Sanitasi dilakukan dengan memetik buah yang busuk dilakukan bersamaan dengan pemangkasan atau panen. Kemudian dibenamkan di bawah tanah sedalam 30 cm. Apabila musim hujan, sanitasi dilakukan seminggu sekali. Perbaikan lingkungan dilakukan dengan pengaturan dan pemangkasan pohon penaung. Di daerah yang sering tergenang air perlu pembuatan 11
13 saluran untuk memperbaiki drainase. Gambar 1. Gejala penyakit busuk buah P. palmivora b. Penyakit vascular streak dieback (VCD) Oncobasidium theobromae Penyakit ini menyerang semua stadia tanaman, mulai dari pembibitan hingga stadium produktif. Penyakit menular dari satu pohon ke pohon lain melalui spora diterbangkan oleh angin pada tengah malam. Spora yang jatuh pada daun muda akan berkecambah apabila tersedia air dan tumbuh masuk ke jaringan Xylem. Setelah 3-5 bulan baru terlihat gejala daun menguning dengan bercak hijau, daun tersebut mudah gugur. Kerugian hasil karena penyakit VSD sangat bervariasi antara 3-60%. Gejala khusus yang terlihat adalah sari daun kedua atau ketiga dari titik tumbuh menguning dengan bercak- bercak berwarna hijau. Bila ranting dibelah membujur terlihat garis-garis coklat pada jaringan Xylem yang bermuara pada bekas duduk daun. Kalau dari bekas dudukan daun, potongan ranting dan potongan daun muncul benang berwarna putih maka dapat dipastikan penyebabnya O. theobromae. Pengendalian dilakukan dengan cara: penanaman jenis kakao yang toleran, pangkasan sanitasi dan eradikasi. Pada pembibitan yang masih sehat dilindungi dengan fungisida sistemik setiap 2 minggu. Pangkasan sanitasi adalah ranting sakit dipotong sampai batas garis coklat pada Xylem ditambah 30 cm. Hibrida dan klon toleran adalah 12
14 DR1 x Sca6, DR1 x Sca12, ICS60 x Sca6, Sca12 x ICS60, Sca6 x ICS6, klon DRC15, klon KEE2. 13
(Gambar 1 Gejala serangan Oidium heveae pada pembibitan karet)
Karet memiliki peranan sangat penting bagi perekonomian Indonesia. Komoditas ini merupakan salah satu penghasil devisa utama dari sektor perkebunan dengan nilai ekspor sekitar US$ 11.8 milyar pada tahun
Lebih terperinciPENYAKIT VASCULAR STREAK DIEBACK (VSD) PADA TANAMAN KAKAO (THEOBROMA CACAO L) DAN. Oleh Administrator Kamis, 09 Februari :51
Kakao (Theobroma cacao L) merupakan satu-satunya diantara 22 spesies yang masuk marga Theobroma, Suku sterculiacecae yang diusahakan secara komersial. Kakao merupakan tanaman tahunan yang memerlukan lingkungan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi jamur Corynespora cassiicola menurut Alexopolus dan Mims. : Corynespora cassiicola (Berk. & Curt.
TINJAUAN PUSTAKA Biologi Penyakit Klasifikasi jamur Corynespora cassiicola menurut Alexopolus dan Mims (1979) adalah sebagai berikut : Divisi Sub Divisi Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Eumycophyta :
Lebih terperinciTINJAUAN LITERATUR. Klasifikasi jamur Corynespora cassiicola menurut Alexopolus dan Mims. : Corynespora cassiicola (Berk. & Curt.
TINJAUAN LITERATUR Biologi Penyakit Klasifikasi jamur Corynespora cassiicola menurut Alexopolus dan Mims (1979) adalah sebagai berikut : Divisi Sub Divisi Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Eumicophyta
Lebih terperinci2. PENGHISAP BUAH HELOPELTIS
2. PENGHISAP BUAH HELOPELTIS GEJALA SERANGAN PENGHISAP BUAH Menyerang buah dan pucuk kakao. Serangan Helopeltis pada buah muda menyebabkan layu pentil. Serangan Helopeltis pada pucuk menyebabkan mati pucuk.
Lebih terperinciChristina Oktora Matondang, SP dan Muklasin, SP
REKOMENDASI PENGENDALIAN PENYAKIT VSD (Vascular Streak Dieback) PADA TANAMAN KAKAO (Theobromae cocoa) di PT. PERKEBUNAN HASFARM SUKOKULON KEBUN BETINGA ESTATE KABUPATEN LANGKAT SUMATERA UTARA Christina
Lebih terperinciPengendalian Penyakit pada Tanaman Jagung Oleh : Ratnawati
Pengendalian Penyakit pada Tanaman Jagung Oleh : Ratnawati Tanaman jagung disamping sebagai bahan baku industri pakan dan pangan pada daerah tertentu di Indonesia dapat juga sebagai makanan pokok. Karena
Lebih terperinciPENYAKIT BIDANG SADAP
PENYAKIT BIDANG SADAP KERING ALUR SADAP (KAS) Penyakit ini merupakan penyakit fisiologis yang relative terselubung, karena secara morfologis tanaman tampak sehat, malah seringkali menampakkan pertumbuhan
Lebih terperinciBUDIDAYA DURIAN PENDAHULUAN
BUDIDAYA DURIAN PENDAHULUAN Saat ini, permintaan dan harga durian tergolong tinggi, karena memberikan keuntungan menggiurkan bagi siapa saja yang membudidayakan. Sehingga bertanam durian merupakan sebuah
Lebih terperinciPENYAKIT-PENYAKIT PENTING PADA TANAMAN HUTAN RAKYAT DAN ALTERNATIF PENGENDALIANNYA
PENYAKIT-PENYAKIT PENTING PADA TANAMAN HUTAN RAKYAT DAN ALTERNATIF PENGENDALIANNYA NUR HIDAYATI BALAI BESAR PENELITIAN BIOTEKNOLOGI DAN PEMULIAAN TANAMAN HUTAN KONSEP PENYAKIT TANAMAN Penyakit tumbuhan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Adapun klasifikasi Colletotrichum gloeosporioides Penz. Sacc. menurut. : Colletotrichum gloeosporioides Penz. Sacc.
TINJAUAN PUSTAKA Biologi Penyakit Adapun klasifikasi Colletotrichum gloeosporioides Penz. Sacc. menurut Dwidjoseputro (1978) sebagai berikut : Divisio Subdivisio Kelas Ordo Family Genus Spesies : Mycota
Lebih terperinciPENYAKIT TANAMAN KOPI DAN PENGENDALIANNYA Oleh : Abd. Muis, SP
PENYAKIT TANAMAN KOPI DAN PENGENDALIANNYA Oleh : Abd. Muis, SP Kopi salah satu jenis tanaman rentan terhadap serangan hama dan penyakit ditambah kurang rajin merawatnya sudah pasti sangat cepat diserang
Lebih terperinciTUGAS AKHIR KARYA ILMIAH PELUANG USAHA PERKEBUNAN KARET MATA KULIAH LINGKUNGAN BISNIS
TUGAS AKHIR KARYA ILMIAH PELUANG USAHA PERKEBUNAN KARET MATA KULIAH LINGKUNGAN BISNIS Nama : Wahid Hartomo Nim : 10.11.3761 Kelas : S1 TI C SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK AMIKOM
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Taksonomi Tanaman Karet Sistem klasifikasi, kedudukan tanaman karet sebagai berikut :
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Taksonomi Tanaman Karet Sistem klasifikasi, kedudukan tanaman karet sebagai berikut : Kingdom Divisi Sub divisi Kelas Ordo Family Genus Spesies : Plantae (tumbuh-tumbuhan) :
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN TAHUNAN PENYAKIT PADA KOMODITAS PEPAYA. disusun oleh: Vishora Satyani A Listika Minarti A
LAPORAN PRAKTIKUM HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN TAHUNAN PENYAKIT PADA KOMODITAS PEPAYA disusun oleh: Lutfi Afifah A34070039 Vishora Satyani A34070024 Johan A34070034 Listika Minarti A34070071 Dosen Pengajar:
Lebih terperinciGetas, 2 Juni 2009 No : Kepada Yth. Hal : Laporan Hasil Kunjungan Kebun Getas PTP Nusantara IX
Getas, 2 Juni 2009 No : Kepada Yth. Lamp. : 1 eks Administratur Hal : Laporan Hasil Kunjungan Kebun Getas PTP Nusantara IX di Getas Dengan ini disampaikan dengan hormat laporan hasil kunjungan staf peneliti
Lebih terperinciPEDOMAN UJI MUTU DAN UJI EFIKASI LAPANGAN AGENS PENGENDALI HAYATI (APH)
PEDOMAN UJI MUTU DAN UJI EFIKASI LAPANGAN AGENS PENGENDALI HAYATI (APH) DIREKTORAT PERLINDUNGAN PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014 KATA PENGANTAR Berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Menurut Alexopoulus dan Mims (1979), klasifikasi jamur C. cassiicola. : Corynespora cassiicola (Berk. & Curt.) Wei.
19 TINJAUAN PUSTAKA Biologi Penyakit Menurut Alexopoulus dan Mims (1979), klasifikasi jamur C. cassiicola adalah sebagai berikut : Divisio Sub Divisio Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Eumycophyta : Eumycotina
Lebih terperinciIDENTIFIKASI DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT PADA BUDIDAYA CABAI MERAH
IDENTIFIKASI DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT PADA BUDIDAYA CABAI MERAH Nurbaiti Pendahuluan Produktifitas cabai di Aceh masih rendah 10.3 ton/ha (BPS, 2014) apabila dibandingkan dengan potensi produksi yang
Lebih terperinciOleh Kiki Yolanda,SP Jumat, 29 November :13 - Terakhir Diupdate Jumat, 29 November :27
Lada (Piper nigrum L.) merupakan tanaman rempah yang menjadi komoditas ekspor penting di Indonesia. Propinsi Kepulauan Bangka Belitung menjadi salah satu sentra produksi utama lada di Indonesia dan dikenal
Lebih terperinciPEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1
PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1 Wahyu Asrining Cahyowati, A.Md (PBT Terampil Pelaksana) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya I. Pendahuluan Tanaman kakao merupakan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Stadium ini ditemukan pada daun daun tua yang sedang membusuk. Jamur ini
TINJAUAN PUSTAKA Biologi Penyakit Penyakit gugur daun yang menyerang tanaman karet disebabkan oleh Colletotrichum gloeosporioides Penz. Sacc. Stadium sempurna (Perfect stage) dari jamur ini adalah Glomerella
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian
III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 7 bulan pada bulan Mei sampai bulan Desember 2015 di kebun salak Tapansari, Pakem, Sleman, Yogyakarta. Salak yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jenis-jenis flora yang ada di Indonesia masih banyak yang belum dimanfaatkan dan dimasyarakatkan. Eksplorasi dan inventarisasi untuk menyelamatkan plasma nutfah tanaman
Lebih terperinciPENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT SEMANGKA. Dr. M. SYUKUR, SP, MSi INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT SEMANGKA Dr. M. SYUKUR, SP, MSi INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 Hama Penting Semangka Hama penting pada semangka: 1. Thrips (Thrips parvispinus Karny) 2. Ulat perusak daun
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Penyakit antraknosa pada tanaman cabai disebabkan oleh tiga spesies cendawan
5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penyakit Antraknosa Cabai Penyakit antraknosa pada tanaman cabai disebabkan oleh tiga spesies cendawan Colletotrichum yaitu C. acutatum, C. gloeosporioides, dan C. capsici (Direktorat
Lebih terperinciPENGEMBANGAN DAN APLIKASI TEKNOLOGI PENGENDALIAN PENYAKIT Vascular Streak Dieback (VSD) PADA TANAMAN KAKAO DI PROPINSI SUMATERA BARAT ABSTRAK
PENGEMBANGAN DAN APLIKASI TEKNOLOGI PENGENDALIAN PENYAKIT Vascular Streak Dieback (VSD) PADA TANAMAN KAKAO DI PROPINSI SUMATERA BARAT Sry Ekanitha Br. Pinem dan Syahnen Laboratorium Lapangan Balai Besar
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jarak pagar berupa perdu dengan tinggi 1 7 m, daun tanaman
TINJAUAN PUSTAKA A. Morfologi Tanaman Jarak Pagar Tanaman jarak pagar termasuk famili Euphorbiaceae, satu famili dengan karet dan ubi kayu. Klasifikasi tanaman jarak pagar sebagai berikut (Hambali, dkk.,
Lebih terperinciBLAS (BLAST) Blas pada tulang daun: luka pada tulang daun berwarna coklat kemerahan hingga coklat yang dapat merusak seluruh daun yang berdekatan.
BLAS (BLAST) Patogen penyebab blas: Pyricularia grisea P. oyzae Cavara Magnaporthe grisea Magnaporthe oryzae Peyakit blas berkembang terbawa udara melalui konidia cendawan yang mungkin berasal dari inang.
Lebih terperinciPengenalan Penyakit yang Menyerang Pada Tanaman Kentang
1 Pengenalan Penyakit yang Menyerang Pada Tanaman Kentang Kelompok penyakit tanaman adalah organisme pengganggu tumbuhan yang penyebabnya tidak dapat dilihat dengan mata telanjang seperti : cendawan, bakteri,
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Budidaya Cabai Keriting Hibrida TM 999 secara Konvensional dan PHT
HASIL DAN PEMBAHASAN Budidaya Cabai Keriting Hibrida TM 999 secara Konvensional dan PHT Budidaya konvensional merupakan budidaya cabai yang menggunakan pestisida kimia secara intensif dalam mengendalikan
Lebih terperinciMODUL BUDIDAYA KARET
MODUL BUDIDAYA KARET I. PENDAHULUAN Tujuan utama pasaran karet (hevea brasiliensis) ndonesia adalah ekspor. Di pasaran internasional (perdagangan bebas) produk karet Indonesia menghadapi persaingan ketat.
Lebih terperinciAGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN BAB XI PEMANGKASAN TANAMAN PERKEBUNAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA
Lebih terperinciPENYAKIT Fusarium spp. PADA TANAMAN KARET. Hilda Syafitri Darwis, SP.MP. dan Ir. Syahnen, MS.
PENYAKIT Fusarium spp. PADA TANAMAN KARET Hilda Syafitri Darwis, SP.MP. dan Ir. Syahnen, MS. Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Medan JL. Asrama No. 124 Medan Kel. Cinta Damai Kec.
Lebih terperinciTUGAS KARYA ILMIAH BISNIS KOPI. NAMA: PIPIT RAFNUR SASKORO NIM : Kelas : 11.S1.SI
TUGAS KARYA ILMIAH BISNIS KOPI NAMA: PIPIT RAFNUR SASKORO NIM : 11.12.6119 Kelas : 11.S1.SI 1. PENDAHULUAN Tanaman Kopi merupakan tanaman yang sangat familiar di lahan pekarangan penduduk pedesaan di Indonesia
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kakao Tanaman kakao mempunyai sistematika sebagai berikut (Tjitrosoepomo, 1988 dalam Syakir et al., 2010) Divisi Sub Divisi Kelas Sub Kelas Famili Ordo Genus : Spermatophyta
Lebih terperinciTeknologi Produksi Ubi Jalar
Teknologi Produksi Ubi Jalar Selain mengandung karbohidrat, ubi jalar juga mengandung vitamin A, C dan mineral. Bahkan, ubi jalar yang daging umbinya berwarna oranye atau kuning, mengandung beta karoten
Lebih terperinciPERKEMBANGANJamur Akar Putih (Rigidoporus lignosus) TANAMAN KARET TRIWULAN IV 2014 di WILAYAH KERJA BBPPTP SURABAYA Oleh : Endang Hidayanti, SP
PERKEMBANGANJamur Akar Putih (Rigidoporus lignosus) TANAMAN KARET TRIWULAN IV 2014 di WILAYAH KERJA BBPPTP SURABAYA Oleh : Endang Hidayanti, SP GAMBARAN UMUM Tanamankaret(Haveabrasiliensis) merupakan salah
Lebih terperinciTEKNIK BUDIDAYA TOMAT
TEKNIK BUDIDAYA TOMAT 1. Syarat Tumbuh Budidaya tomat dapat dilakukan dari ketinggian 0 1.250 mdpl, dan tumbuh optimal di dataran tinggi >750 mdpl, sesuai dengan jenis/varietas yang diusahakan dg suhu
Lebih terperinciWASPADA PENYAKIT Rhizoctonia!!
WASPADA PENYAKIT Rhizoctonia!! I. Latar Belakang Luas areal kebun kopi di Indonesia sekarang, lebih kurang 1,3 juta ha, sedangkan produksi kopi Indonesia sekarang, lebih kurang 740.000 ton dengan produksi
Lebih terperinciOleh : Nur Fariqah Haneda
7 MODULE PELATIHAN HAMA DAN PENYAKIT HUTAN Oleh : Nur Fariqah Haneda ITTO PROJECT PARTICIPATORY ESTABLISHMENT COLLABORATIVE SUSTAINABLE FOREST MANAGEMENT IN DUSUN ARO, JAMBI Serial Number : PD 210/03 Rev.
Lebih terperinciStrategi Pengelolaan untuk Mengurangi Serangan Phythopthora capsici pada Tanaman Lada
Strategi Pengelolaan untuk Mengurangi Serangan Phythopthora capsici pada Tanaman Lada Lada merupakan salah satu komoditas ekspor tradisional andalan yang diperoleh dari buah lada black pepper. Meskipun
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Eli Korlina PENDEKATAN PHT
PENDAHULUAN Eli Korlina Salah satu masalah dalam usahatani bawang putih adalah gangguan hama dan penyakit. Keberadaan hama dan penyakit dalam usahatani mendorong petani untuk menggu-nakan pestisida pada
Lebih terperinciBUDIDAYA DAN TEKNIS PERAWATAN GAHARU
BUDIDAYA DAN TEKNIS PERAWATAN GAHARU ketiak daun. Bunga berbentuk lancip, panjangnya sampai 5 mm, berwarna hijau kekuningan atau putih, berbau harum. Buah berbentuk bulat telur atau agak lonjong, panjangnya
Lebih terperinciPENYAKIT PENYAKIT YANG SERING MENYERANG CABAI MERAH (Capsicum annuum L.)
PENYAKIT PENYAKIT YANG SERING MENYERANG CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Masalah yang sering dihadapi dan cukup meresahkan petani adalah adanya serangan hama
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi Tanaman Bawang merah (Allium ascalonicum L) merupakan tanaman semusim yang membentuk rumpun, tumbuh tegak dengan tinggi mencapai 15-50 cm (Rahayu, 1999). Menurut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan peremajaan, dan penanaman ulang. Namun, petani lebih tertarik BAB II TUJUAN
BAB I PENDAHULUAN Beberapa program terkait pengembangan perkebunan kakao yang dicanangkan pemerintah adalah peremajaan perkebunan kakao yaitu dengan merehabilitasi tanaman kakao yang sudah tua, karena
Lebih terperinciMENGIDENTIFIKASI DAN MENGENDALIKAN PENYAKIT BLAST ( POTONG LEHER ) PADA TANAMAN PADI
MENGIDENTIFIKASI DAN MENGENDALIKAN PENYAKIT BLAST ( POTONG LEHER ) PADA TANAMAN PADI Disusun Oleh : WASIS BUDI HARTONO PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN BP3K SANANKULON Penyakit Blas Pyricularia oryzae Penyakit
Lebih terperinciPETUNJUK TEKNIS PENGKAJIAN TEKNOLOGI PENGENDALIAN HAMA PENGGEREK BUAH KAKAO (PBK) DI PROVINSI BENGKULU
PETUNJUK TEKNIS PENGKAJIAN TEKNOLOGI PENGENDALIAN HAMA PENGGEREK BUAH KAKAO (PBK) DI PROVINSI BENGKULU BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU 2013 1 PETUNJUK TEKNIS NOMOR : 26/1801.013/011/B/JUKNIS/2013
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kitin dan Bakteri Kitinolitik Kitin adalah polimer kedua terbanyak di alam setelah selulosa. Kitin merupakan komponen penyusun tubuh serangga, udang, kepiting, cumi-cumi, dan
Lebih terperinciTINJAUAN LITERATUR. Klasifikasi penyakit C. gloeosporioides (Penz.) Sacc menurut
TINJAUAN LITERATUR Biologi penyakit Klasifikasi penyakit C. gloeosporioides (Penz.) Sacc menurut Dwidjoseputro (1978) sebagai berikut: Divisio Sub divisi Kelas Ordo Family Genus Species : Mycota : Eumycotyna
Lebih terperinciBUDIDAYA TANAMAN DURIAN
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA BUDIDAYA TANAMAN DURIAN Dosen Pengampu: Rohlan Rogomulyo Dhea Yolanda Maya Septavia S. Aura Dhamira Disusun Oleh: Marina Nurmalitasari Umi Hani Retno
Lebih terperinciKetersediaan klon kakao tahan VSD
Alternatif Pengendalian Penyakit VSD (vascular-streak dieback) Melalui Penggantian Tajuk Tanaman Teguh Iman Santoso 1), Sudarsianto 1), dan A. Adi Prawoto 1) 1) Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia,
Lebih terperinciKELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.)
KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) I. SYARAT PERTUMBUHAN 1.1. Iklim Lama penyinaran matahari rata rata 5 7 jam/hari. Curah hujan tahunan 1.500 4.000 mm. Temperatur optimal 24 280C. Ketinggian tempat
Lebih terperinciPEMBAHASAN Jenis dan Waktu Pemangkasan
47 PEMBAHASAN Pemangkasan merupakan salah satu teknik budidaya yang penting dilakukan dalam pemeliharaan tanaman kakao dengan cara membuang tunastunas liar seperti cabang-cabang yang tidak produktif, cabang
Lebih terperinciTeknologi Perbanyakan Benih Mangga melalui Sambung Pucuk
Teknologi Perbanyakan Benih Mangga melalui Sambung Pucuk Berkebun buah-buahan yang perlu diperhatikan adalah mutu dan ketersediaan akan benih/ bibit tanaman. Pelaku usahatani/ pekebun bisa menyiapkan pembibitan
Lebih terperinciMENGENAL BEBERAPA PENYAKIT PENTING TANAMAN PISANG
MENGENAL BEBERAPA PENYAKIT PENTING TANAMAN PISANG Sejak bayi kita sudah menikmati lezatnya buah pisang. Begitu terkenalnya buah ini, maka setiap acara pesta tidak lengkap jika tidak menyajikan pisang sebagai
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Menurut Agrios (1996) taksonomi penyakit busuk pangkal batang
TINJAUAN PUSTAKA Biologi Jamur Busuk Pangkal Batang Menurut Agrios (1996) taksonomi penyakit busuk pangkal batang (Ganoderma spp.) adalah sebagai berikut: Kingdom Phylum Class Subclass Order Family Genus
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. merata sepanjang tahun. Curah hujan (CH) untuk pertanaman pepaya berkisar
4 TINJAUAN PUSTAKA Pepaya (Carica papaya L.) Asal-usul Pepaya Pepaya merupakan tanaman buah berupa herba yang diduga berasal dari Amerika Tropis, diantaranya Meksiko dan Nikaragua. Penyebaran tanaman pepaya
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Lahan pertanian milik masyarakat Jl. Swadaya. Desa Sidodadi, Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatra
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hama karena mereka menganggu tumbuhan dengan memakannya. Belalang, kumbang, ulat,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tumbuhan tidak selamanya bisa hidup tanpa gangguan. Kadang tumbuhan mengalami gangguan oleh binatang atau organisme kecil (virus, bakteri, atau jamur). Hewan dapat disebut
Lebih terperinciE U C A L Y P T U S A.
E U C A L Y P T U S A. Umum Sub jenis Eucalyptus spp, merupakan jenis yang tidak membutuhkan persyaratan yang tinggi terhadap tanah dan tempat tumbuhnya. Kayunya mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi
Lebih terperinciREKAPITULASI PENGAMATAN OPT PENTING TANAMAN PERKEBUNAN DINAS PERKEBUNAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERKABUPATEN SE KALIMANTAN TIMUR
REKAPITULASI PENGAMATAN OPT PENTING TANAMAN PERKEBUNAN DINAS PERKEBUNAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERKABUPATEN SE KALIMANTAN TIMUR No Jenis Komoditi / Luas Komoditi Jenis OPT Luas Serangan (Ha) Luas Pengendalian
Lebih terperinciJAP PADA TANAMAN KARET
JAP PADA TANAMAN KARET Tanaman Karet Karet (Hevea brasiliensis) berasal dari Brazilia, Amerika Selatan, mulai dibudidayakan di Sumatera Utara pada tahun 1903 dan di Jawa tahun 1906. Tanaman karet dilihat
Lebih terperinciMANAJEMEN TANAMAN PAPRIKA
Nama : Sonia Tambunan Kelas : J NIM : 105040201111171 MANAJEMEN TANAMAN PAPRIKA Dengan lahan seluas 1500 m², saya akan mananam tanaman paprika (Capsicum annuum var. grossum L) dengan jarak tanam, pola
Lebih terperinciII TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman kakao menurut Tjitrosoepomo (1988) dalam Bajeng, 2012
6 II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kakao (Theobroma cacao) Klasifikasi tanaman kakao menurut Tjitrosoepomo (1988) dalam Bajeng, 2012 dapat diuraikan sebagai berikut: Divisi Sub divisi Class Sub class Ordo Family
Lebih terperinciHAMA PENYAKIT UTAMA TANAMAN KOPI
HAMA PENYAKIT UTAMA TANAMAN KOPI Hama penyakit utama tanaman kopi Penggerek buah kopi (coffee berry borer = CPB). Penyakit karat daun (Hemileia vastatrix B. et Br.) Nematoda parasit (Pratylenchus coffeae,
Lebih terperinciAGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN SENSUS TANAMAN
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN BAB XII SENSUS TANAMAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
Lebih terperinciHama penyakit utama tanaman kopi
Hama penyakit utama tanaman kopi Penggerek buah kopi (coffee berry borer = CPB). Penyakit karat daun (Hemileia vastatrix B. et Br.) Nematoda parasit (Pratylenchus coffeae, Radhoholus similis dan Meloydogyne
Lebih terperinciBUDIDAYA TANAMAN MANGGA
BUDIDAYA TANAMAN MANGGA (Mangifera indica) Balai Penelitian Tanah Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian ReGrI Tanaman mangga (Mangifera indica L.) berasal dari India, Srilanka, dan Pakistan. Mangga
Lebih terperinciSYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO
SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO Sejumlah faktor iklim dan tanah menjadi kendala bagi pertumbuhan dan produksi tanaman kakao. Lingkungan alami tanaman cokelat adalah hutan tropis. Dengan demikian curah hujan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki iklim tropis sehingga
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki iklim tropis sehingga Indonesia cocok untuk melestarikan dan memajukan pertanian terutama dalam penyediaan
Lebih terperinciSERANGAN BUSUK BUAH (Phytophthora palmivora) DI JAWA TIMUR Oleh: Tri Rejeki, SP. dan Yudi Yuliyanto, SP.
SERANGAN BUSUK BUAH (Phytophthora palmivora) DI JAWA TIMUR Oleh: Tri Rejeki, SP. dan Yudi Yuliyanto, SP. Coklat, makanan lezat yang disukai banyak orang. Dihidangkan dalam berbagai bentuk penyajian, baik
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung
25 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung dengan dua kali percobaan yaitu Percobaan I dan Percobaan II. Percobaan
Lebih terperinciBUDIDAYA DAN PEMELIHARAAN TANAMAN STROBERI
BUDIDAYA DAN PEMELIHARAAN TANAMAN STROBERI Pembibitan Pembibitan ulang stroberi di Vin s Berry Park dilakukan dengan stolon. Pembibitan ulang hanya bertujuan untuk menyulam tanaman yang mati, bukan untuk
Lebih terperinciCreated By Pesan bibit cabe kopay. Hub SEKILAS TENTANG CARA BERTANAM CABE KOPAY
Created By www.penyuluhthl.wordpress.com Pesan bibit cabe kopay. Hub. 081274664892 SEKILAS TENTANG CARA BERTANAM CABE KOPAY I. PENGOLAHAN LAHAN Pengolahan lahan Pengolahan lahan yang sempurna merupakan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Benih adalah ovule atau bakal biji yang masak yang mengandung suatu
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kuaiitas dan Kesehatan Benih Cabai Benih adalah ovule atau bakal biji yang masak yang mengandung suatu tanaman mini atau embrio yang biasanya terbentuk dari bersatunya sel-sel
Lebih terperinciPENERAPAN AGRIBISNIS PISANG MAS KIRANA DAN AGUNG SEMERU DI TINGKAT KELOMPOK TANI KABUPATEN LUMAJANG. Wahyunindyawati PENDAHULUAN
PENERAPAN AGRIBISNIS PISANG MAS KIRANA DAN AGUNG SEMERU DI TINGKAT KELOMPOK TANI KABUPATEN LUMAJANG Wahyunindyawati PENDAHULUAN Pisang sebagai komoditas buah-buahan unggulan Nasional, prioritas program
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Kelapa sawit termasuk sebagai tanaman monokotil, mempunyai akar serabut.
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Botani Dan Morfologi Kelapa Sawit 1. Akar Kelapa sawit termasuk sebagai tanaman monokotil, mempunyai akar serabut. Akar pertama yang muncul dari biji yang berkecambah disebut radikula
Lebih terperinci4.3.10. Pokok Bahasan 10: Pengamatan Panen. Tujuan Intruksional Khusus:
108 4.3.10. Pokok Bahasan 10: Pengamatan Panen Tujuan Intruksional Khusus: Setelah mengikuti course content ini mahasiswa dapat menjelaskan kriteria, komponen dan cara panen tanaman semusim dan tahunan
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR PERLINDUNGAN HUTAN
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR PERLINDUNGAN HUTAN ACARA 1 PENGENALAN GEJALA DAN TANDA PENYAKIT PADA HUTAN DISUSUN OLEH : NAMA NIM SIFT CO.ASS : SIWI PURWANINGSIH : 10/301241/KT/06729 : Rabu,15.30 : Hudiya
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum
16 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Keadaan tanaman cabai selama di persemaian secara umum tergolong cukup baik. Serangan hama dan penyakit pada tanaman di semaian tidak terlalu banyak. Hanya ada beberapa
Lebih terperinciOPT PENTING PADA TANAMAN KARET
OPT PENTING PADA TANAMAN KARET OLEH SYUKUR, SP, MP WIDYAISWARA PERTAMA BALAI PELATIHAN PERTANIAN JAMBI ABSTRAK Pengelolaan perkebunan karet sering mengalami kendala, antara lain masalah organisme pengganggu
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian
III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Desa Manjung, Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Kecamatan Sawit memiliki ketinggian tempat 150 m dpl. Penelitian ini dilaksanakan
Lebih terperinciTEKNOLOGI SAMBUNG SAMPING UNTUK REHABILITASI TANAMAN KAKAO DEWASA. Oleh: Irwanto BALAI PELATIHAN PERTANIAN JAMBI I. PENDAHULUAN
TEKNOLOGI SAMBUNG SAMPING UNTUK REHABILITASI TANAMAN KAKAO DEWASA Oleh: Irwanto BALAI PELATIHAN PERTANIAN JAMBI I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanaman kakao lindak di Indonesia hampir seluruhnya menggunakan
Lebih terperinci4. HASIL PENELITIAN 4.1. Pengamatan Selintas Serangan Hama dan Penyakit Tanaman Keadaan Cuaca Selama Penelitian
4. HASIL PENELITIAN Hasil pengamatan yang disajikan dalam bab ini diperoleh dari dua sumber data pengamatan, yaitu pengamatan selintas dan pengamatan utama. 4.1. Pengamatan Selintas Pengamatan selintas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hama dan Penyakit pada Tanaman Pangan Page 1 Tanaman Padi
BAB I PENDAHULUAN Pentingnya padi sebagai sumber utama makanan pokok dan dalam perekonomian bangsa indonesia tidak seorangpun yang menyangsikannya. Oleh karena itu setiap faktor yang mempengaruhi tingkat
Lebih terperinciMODUL BUDIDAYA SEMANGKA
MODUL BUDIDAYA SEMANGKA I. PENDAHULUAN Tingkat dan kualitas produksi semangka di Indonesia masih tergolong rendah. Hal ini disebabkan antara lain karena tanah yang keras, miskin unsur hara dan hormon,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis
16 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Ada 2 tipe akar ubi jalar yaitu akar penyerap hara di dalam tanah dan akar lumbung atau umbi. Menurut Sonhaji (2007) akar penyerap hara berfungsi untuk menyerap unsur-unsur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. beras, jagung dan gandum (Samadi, 1997). Mengacu pada program pemerintah akan
2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Kentang merupakan salah satu jenis tanaman hortikultura yang bernilai ekonomis tinggi. Sebagai sumber karbohidrat, kentang merupakan sumber bahan pangan yang dapat
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Morfologi Tanaman Teh Syarat Tumbuh
3 TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Teh termasuk famili Transtromiceae dan terdiri atas dua tipe subspesies dari Camellia sinensis yaitu Camellia sinensis var. Assamica dan Camellia sinensis var.
Lebih terperinciAkibat Patik Setitik, Rusaklah Penghasilan Petani
Akibat Patik Setitik, Rusaklah Penghasilan Petani Oleh Vikayanti, S.Si POPT Muda BBPPTP Surabaya Senada dengan peribahasa akibat nila setitik rusak susu sebelanga, serangan patik dapat diibaratkan sebagai
Lebih terperinciUntuk mengatasi serangan hama tikus, dapat dilakukan cara cara sebagai berikut:
Berikut merupakan beberapa contoh hama. a. Tikus Tikus merupakan hama yang sering kali membuat pusing para petani. Hal ini diesbabkan tikus sulit dikendalikan karena memiliki daya adaptasi, mobilitas,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Fungi mikoriza arbuskular (FMA) merupakan fungi obligat, dimana untuk
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Fungi Mikoriza Arbuskular Fungi mikoriza arbuskular (FMA) merupakan fungi obligat, dimana untuk kelangsungan hidupnya fungi berasosiasi dengan akar tanaman. Spora berkecambah dengan
Lebih terperinciPercobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda
Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda Latar Belakang Untuk memperoleh hasil tanaman yang tinggi dapat dilakukan manipulasi genetik maupun lingkungan.
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. A. Klasifikasi dan Deskripsi Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescensl.)
8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi dan Deskripsi Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescensl.) Menurut Cronquist (1981), klasifikasi tanaman cabai rawit adalah sebagai berikut : Kerajaan Divisi Kelas
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bawang Merah. rumpun, tingginya dapat mencapai cm, Bawang Merah memiliki jenis akar
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Bawang Merah Bawang Merah merupakan tanaman yang berumur pendek, berbentuk rumpun, tingginya dapat mencapai 15-40 cm, Bawang Merah memiliki jenis akar serabut, batang Bawang Merah
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,
III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka Kelapa sawit termasuk tanaman keras (tahunan) yang mulai menghasilkan pada umur 3 tahun dengan
Lebih terperinci