BAB I PENDAHULUAN. sampai evaluasi selanjutnya (Uliyah & Hidayat, 2008). Keluhan yang

dokumen-dokumen yang mirip
GAMBARAN TINDAKAN PERAWAT PADA PASIEN POST OPERASI DENGAN NYERI DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUKL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. terutama nyeri (Purwanto dalam Karendehi, 2015). Nyeri adalah suatu sensori

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar penyakit yang menyebabkan penderita mencari pertolongan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN PASCA OPERASI FRAKTUR DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

STRATEGI KOPING DAN INTENSITAS NYERI PASIEN POST OPERASI DI RUANG RINDU B2A RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan dengan cepat, tepat dan benar. Diberikan melalui

BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN

BAB I PENDAHULUAN. jaringan aktual dan potensial yang menyebabkan seseorang mencari. perawatan kesehatan ( Smeltzer & Bare, 2012).

BAB 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia, prevalensi gangguan kecemasan berkisar pada angka 6-7% dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Operasi atau pembedahan merupakan semua tindak pengobatan yang. akan ditangani. Pembukaan bagian tubuh ini umumnya dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN. diakhiri dengan penutupan dan penjahitan luka. Sayatan atau luka yang dihasilkan

INFOKES, VOL. 3 NO. 1 Februari 2013 ISSN :

BAB II TINJAUAN TEORI. evaluasi selanjutnya (Uliyah & Hidayat, 2008). Tahap pasca-operasi. dan berakhir saat pasien pulang.

HUBUNGAN PENGGUNAAN MEKANISME KOPING DENGAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI FRAKTUR FEMUR DI UNIT ORTHOPEDI RSU ISLAM KUSTATI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan jaringan tubuh yang disebabkan oleh energi panas, bahan kimia,

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO), ada sebanyak 234,2 juta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan pengobatan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. operasi melalui tiga fase yaitu pre operasi, intraoperasi dan post. kerja dan tanggung jawab mendukung keluarga.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut International Association for Study of Pain (IASP) dalam Potter & Perry

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Aloei Saboe Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara, Kota

BAB I PENDAHULUAN. hidup mereka. Anak juga seringkali menjalani prosedur yang membuat. Anak-anak cenderung merespon hospitalisasi dengan munculnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1. individu, keluarga, kelompok, bahkan masyarakat (Prasetyawati, 2015). World

BAB I PENDAHULUAN. dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial (Brunner & Suddarth, 2002).

BAB I PENDAHULUAN. individual yang tidak dapat dibagi dengan orang lain. Nyeri dapat memenuhi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dalam bab ini menguraikan tentang tingkat nyeri pada pasien post operasi, yang diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. (21,8%) diantaranya persalinan dengan Sectio Caesarea (Hutapea, H, 1976).

BAB I PENDAHULUAN. Rasa nyaman berupa terbebas dari rasa yang tidak menyenangkan adalah

SKRIPSI SULASTRI J

BAB 1 PENDAHULUAN. mengiris anggota tubuh yang sakit. Biasanya dilaksanakan dengan anastesi,

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN Di Ruang Dahlia 2 RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN RESPON TERHADAP NYERI PASIEN POST OPERASI MAYOR DI IRNA BEDAH RSUP. Dr. DJAMIL PADANG 2014.

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang banyak dialami oleh manusia. Meskipun bukan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Operasi adalah semua tindakan pengobatan yang menggunakan cara. invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan

KEBIJAKAN DAN PROSEDUR MANAGEMEN NYERI DI RUMAH SAKIT

ARTIKEL EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG CEMPAKA RSUD UNGARAN

BAB I PENDAHULUAN. Pembedahan merupakan suatu tindakan pengobatan yang menggunakan. cara invasif dengan membuka dan menampilkan bagian tubuh yang akan

BAB I PENDAHULUAN. banyak terjadi pada orang dewasa, salah satu manifestasi klinis penyakit jantung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hiperplasia prostat merupakan salah satu keluhan atau penyakit

BAB I PENDAHULUAN. IGD hendaknya berdasarkan dengan sistem triage. Triage adalah cara

BAB I PENDAHULUAN. jika seringkali pasien dan keluarganya menunjukkan sikap yang agak

PENGARUH MENDENGAR MUROTTAL AL-QUR AN TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PASIEN PASCA OPERASI APENDISITIS

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dunia (Potter & Perry, 2009). American Nurses Association

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Insiden kecelakaan merupakan penyebab utama orang mengalami

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI HERNIA DI RSUD SRAGEN

BAB 1 PENDAHULUAN. berdampak terhadap perubahan pola penyakit. Selama beberapa tahun. terakhir ini, masyarakat Indonesia mengalami peningkatan angka

BAB I PENDAHULUAN. mengurus anak, dan kerap kali harus berhubungan dan bergaul dengan anak-anak

Guntur Prasetya*) Maria Suryani**) Mamat Supriyono***)

BAB 1 PENDAHULUAN. memperhatikan sikap non-verbal saat berinteraksi. sekedar hubungan saling menguntungkan (mutualisme) tetapi juga kedua

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Rumah Sakit Umum Daerah Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masalah kesehatan masyarakat di dunia maupun di Indonesia. Di dunia, 12%

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sakit merupakan keadaan dimana terjadi suatu proses penyakit dan

BAB I PENDAHULUAN. sementara di tahun 2011 terdapat korban. Korban luka ringan pada

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan dan pengelolaan tenaga perawat agar diperoleh hasil ketenagaan

GAMBARAN KONSEP DIRI PASIEN POST OP FRAKTUR EKSTREMITAS DI RUANG RAWAT INAP TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. diatasi. Bagi anak usia prasekolah (3-5 tahun) menjalani hospitalisasi dan

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. membuka dinding perut dan dinding uterus (Sarwono, 2005). Sectio caesarea

BAB I PENDAHULUAN. dokter menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang

BAB V PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. Bab ini penulis membahas mengenai permasalahan tentang respon nyeri

BAB l PENDAHULUAN. yang merasakan nyeri merasa tertekan atau menderita dan mencari upaya

Menurut beberapa teori keperawatan, kenyamanan adalah kebutuhan dasar klien yang merupakan tujuan pemberian asuhan keperawatan. Pernyataan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Departemen Kesehatan (2002) menyatakan semua tenaga kesehatan. (Undang Undang Kesehatan No. 23, 1992).

BAB I PENDAHULUAN. tindakan perbaikan kemudian akan diakhiri dengan penutupan dengan cara. penjahitan luka (Sjamsuhidajat & De Jong, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Nyeri pada penderita artritis reumatoid adalah gejala yeng sering

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus menerus

Nora Haryani, Gambaran Pengetahua

BAB 1 PENDAHULUAN. Nyeri merupakan fenomena yang universal dan kebebasan dari nyeri

BAB I PENDAHULUAN. mencari pertolongan medis sehingga harus dilakukan pengelolaan nyeri sejak

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. memberikan gambaran yang jelas tentang gagal jantung. Pada studinya disebutkan

BAB I PENDAHULUAN. anak (Undang-Undang Perlindungan Anak, 2002).

BAB 1 PENDAHULUAN. diperkirakan akan terus meningkat prevalensinya dan memerlukan

BAB 1 PENDAHULUAN. karena terjadinya gangguan peredaran darah otak dan bisa terjadi pada siapa saja

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungannya dengan upaya stimulasi yang dapat dilakukan, sekalipun anak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. penjahitan luka (Sustyowati, dkk, 2010). Potter & Perry (2005) menyebutkan bahwa menghadapi pembedahan pasien akan mengalami

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masalah kesehatan yang paling umumyang dialami oleh individu adalah nyeri.

BAB I PENDAHULUAN. kandung kemih atau pada uretra disebut sebagai urolithiasis yang terbentuk

MANUSKRIP LAPORAN KASUS PENGELOLAAN NYERI PADA NY.D DENGAN POST PARTUM SPONTAN DI RUANG BOUGENVILLERSUD AMBARAWA. Oleh INDRA YANI

BAB 1 PENDAHULUAN. darah termasuk penyakit jantung koroner, gagal jantung kongestif, infark

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persalinan merupakan kejadian fisiologi yang normal dialami oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Berkemih adalah pengeluaran urin dari tubuh, berkemih terjadi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Keperawatan pasca operasi merupakan periode akhir dari keperawatan

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak tahun 2000, angka kejadian penyakit tidak menular semakin

BAB I PENDAHULUAN. karakteristik yang menentukan gaya personal individu serta mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara, Kota Gorontalo. Rumah Sakit ini

BAB I PENDAHULUAN. menduduki rangking ke 4 jumlah penyandang Diabetes Melitus terbanyak

BAB I PENDAHULUAN. Tindakan operasi merupakan pengalaman yang sulit bagi sebagian pasien

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gagal ginjal kronis (Chronic Renal Failure) adalah kerusakan ginjal progresif

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Ginjal merupakan salah satu organ penting dalam tubuh, dapat

BAB l PENDAHULUAN. peningkatan jumlah anak di Indonesia. Hal ini memberi konsekuensi

A. PENDAHULUAN Endang Sawitri* Agus Sudaryanto**

BAB I PENDAHULUAN. global yang harus segera ditangani, karena mengabaikan masalah mata dan

BAB I PENDAHULUAN. otak secara akut dan dapat menimbulkan kematian (World Health Organization

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Post operasi merupakan masa setelah dilakukan pembedahan yang dimulai saat pasien dipindahkan ke ruang pemulihan dan berakhir sampai evaluasi selanjutnya (Uliyah & Hidayat, 2008). Keluhan yang sering timbul akibat dari tindakan operasi yaitu nyeri (Muttaqin, 2008). International for Study of Pain (IASP) 2012, mendefinisikan nyeri sebagai situasi tidak menyenangkan yang bersumber dari area tertentu, yang disebabkan oleh kerusakan jaringan dan yang berkaitan dengan pengalaman masa lalu dari orang yang bersangkutan. Nyeri bersifat subjektif dan tidak ada individu yang mengalami nyeri yang sama (Potter & Perry, 2006). Nyeri ada dua macam yaitu nyeri akut dan nyeri kronis, nyeri yang sering terjadi pada post operasi adalah nyeri akut (Potter & Perry, 2006). Nyeri akut adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan, nyeri akut muncul akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial. Menurut Potter dan Perry (2006) nyeri akut adalah nyeri yang dirasakan secara mendadak dari intensitas ringan sampai berat dan lokasi nyeri dapat diidentifikasi. Selain itu nyeri akut didefinisikan sebagai pengalaman sensori dan emosional yang muncul akibat kerusakan jaringan dengan gejala yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau diprediksi (NANDA, 2015). 1

2 Menurut penelitian yang dilakukan Sommer et al (2008) prevalensi pasien post operasi mayor yang mengalami nyeri sedang sampai berat sebanyak 41% pasien post operasi pada hari ke 0, 30 % pasien pada ke 1, 19 % pasien pada hari ke 2, 16 % pasien pada hari ke 3 dan 14 % pasien pada hari ke 4. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Sandika et al, (2015) yang menyatakan bahwa 50% pasien post operasi mengalami nyeri berat dan 10% pasien mengalami nyeri sedang sampai berat. Nyeri post operasi yang dirasakan pasien dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain yaitu usia, jenis kelamin, perhatian, kebudayaan, makna nyeri, ansietas, keletihan, gaya koping dan dukungan keluarga (Potter & Perry, 2006). Apabila nyeri pada pasien post operasi tidak segera ditangani akan mengakibatkan proses rehabilitasi pasien akan tertunda, hospitalisasi pasien menjadi lebih lama, tingkat komplikasi yang tinggi dan membutuhkan lebih banyak biaya. Hal ini karena pasien memfokuskan seluruh perhatiannya pada nyeri yang dirasakan (Smeltzer & Bare, 2008). Selain itu juga nyeri dapat mengakibatkan pasien mengalami gelisah, imobilisasi, menghindari kontak sosial, penurunan rentang perhatian,stres dan ketegangan yang akan menimbulkan respon fisik dan psikis (IASP, 2012; Potter & Perry, 2006). Nyeri post operasi memerlukan tindakan yang tepat. Salah satu tenaga kesehatan yang memiliki peran penting adalah perawat (Tamsuri, 2007). Peran perawat dalam penatalaksanaan nyeri post operasi yaitu

3 meliputi pengkajian nyeri, memberikan tindakan mandiri perawat, kolaborasi dan evaluasi nyeri. Dalam pengkajian nyeri pasien post operasi yang digunakan perawat yaitu mengkaji dengan instrumen OPQRSTUV (onset, proviking, quality, region, severity, treatment, understanding, value) (Tamsuri, 2007). Pentingnya perawat melakukan pengkajian nyeri adalah untuk menentukan tindakan selanjutnya. Pengkajian nyeri dapat dilakukan dengan mengkaji nyeri pasien, mengobservasi reaksi nonverbal pasien, menggunakan teknik komunikasi terapeutik, mengontrol lingkungan pasien (Nursing Intervention and Classification 2013; Sandika et al, 2015). Dalam pemberian tindakan perawat dalam mengurangi nyeri, perawat dapat memberikan tindakan non farmakologi dan farmakologi. Tindakan non farmakologi meliputi mengkaji nyeri, memberikan tindakan, memonitor nyeri yang dirasakan pasien, memberikan tindakan untuk mencegah komplikasi, mengedukasi pasien dan keluarga (Yuceer, 2011). Sedangkan tindakan farmakologi yaitu perawat melakukan tindakan kolaborasi dengan dokter yaitu pemberian analgesik (Tamsuri, 2007). Tindakan perawat lainnya adalah mengevaluasi kembali nyeri yang dirasakan pasien post operasi (Yuceer, 2011). Semua tindakan perawat ini sangat penting karena dapat mengurangi rasa nyeri yang dirasakan pasien post operasi (Sandika et al, 2015). Namun, berdasarkan beberapa penelitian menyebutkan bahwa dalam tindakan mengurangi nyeri, sebagian besar perawat menggunakan tindakan kolaborasi pemberian analgesik (Sandika et al, 2015). Selain

4 itu, menurut penelitian yang dilakukan oleh Cartney (2014) menyatakan bahwa penggunaan analgesik saja tidak cukup sehingga perawat harus melakukan tindakan mandiri perawat untuk membantu mengurangi nyeri pada pasien post operasi. Menurut Saifullah (2015) menyatakan bahwa perawat yang bertugas di bangsal bedah didapatkan fenomena bahwa perawat jaga ketika dihadapkan dengan keluhan nyeri selama ini kebanyakan langkah awal yang diambil adalah kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat-obatan analgesik. Hal ini selaras dengan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di bangsal bedah RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta pada Bulan November 2015 dengan mewawancarai 10 orang pasien yang pernah mengalami tindakan pembedahan didapatkan bahwa semua pasien masih merasa adanya nyeri dibagian yang dibedah. Pasien mengatakan bahwa perawat memberikan teknik relaksasi nafas dalam. Perawat tidak mengkaji nyeri secara lengkap, namun semua pasien mendapatkan terapi analgesik. Berdasar hal tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang gambaran tindakan keperawatan pada pasien post operasi dengan nyeri. B. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana gambaran tindakan perawat pada pasien post operasi dengan nyeri di RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta?

5 C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Diketahuinya gambaran tindakan perawat pada pasien post operasi dengan nyeri. 2. Tujuan Khusus a) Mengetahui tindakan perawat dalam mengkaji nyeri b) Mengetahui tindakan perawat dalam mengkaji pengaruh nyeri c) Mengetahui tindakan perawat dalam pemberian informasi tentang nyeri d) Mengetahui tindakan perawat dalam mengontrol lingkungan pasien e) Mengetahui tindakan non farmakologi perawat f) Mengetahui tindakan perawat kolaborasi dengan pemberian obat analgesik. D. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Bagi Rumah Sakit Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan berkontribusi penting bagi rumah sakit khususnya pada bangsal bedah untuk meningkatkan mutu pelayanan dan dapat memberikan tindakan keperawatan yang lebih optimal 2. Bagi Perawat Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dalam tindakan perawat pada pasien post operasi dengan nyeri

6 3. Bagi Penelitian Selanjutnya. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi data dasar untuk melaksanakan penelitian selanjutnya terkait tindakan perawat pada pasien post operasi dengan nyeri

7 E. Keaslian Penelitian Terdapat berbagai penelitian yang mendukung penelitian ini: 1. Sommer (2008) meneliti The prevalence of postoperative pain in a sample of 1490 surgical inpatients. Hasil penelitian yang didapat yaitu prevalensi nyeri post operasi yang dilakukan dengan sampel 1490 pasien di ruang rawat inap bedah, didapatkan hasil nyeri sedang / berat sebanyak 41% pasien pada hari ke 0, 30 % pasien pada hari ke 1, 19 % pasien pada hari ke 2, 16 % pasien pada hari ke 3 dan 14 % pasien pada hari ke 4. Prevalensi tertinggi dengan kriteria nyeri sedang atau berat pada pasien dengan operasi ekstremitas yaitu sebanyak 20 % 71 % dan pada pasien operasi tulang belakang sebanyak 30 % - 64 % pada hari ke 1 sampai hari ke 4. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan diteliti yaitu sama sama meneliti dengan responden pasien post operasi. Namun, perbedaan penelitian terletak pada tujuan penelitian jika pada penelitian ini yaitu bertujuan untuk mengetahui prevalensi nyeri post operasi tetapi penelitian yang akan dilakukan bertujuan untuk meneliti tindakan keperawatan pada pasien post operasi dengan nyeri. 2. Langanawa dan Cindrawati, (2014) meneliti Gambaran Tingkat Nyeri pada pasien Post Operasi di ruang bedah RSUD.Prof.DR.HI.ALOE SABOE. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan hasil penelitian yaitu nyeri pasien post operasi sebagian mengalami nyeri ringan sebanyak 58,2%, nyeri

8 sedang sebanyak 41,8% dan diketahui masih kurangnya mutu pelayanan dan asuhan keperawatan pada pasien post operasi dalam mengurangi nyeri. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah sama sama menggunakan metode deskriptif. Namun, perbedaan penelitian ini terletak pada tujuan penelitian jika pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat nyeri pada pasien post operasi tetapi untuk penelitian yang akan dilakukan yaitu untuk mengetahui tindakan perawat pada pasien post operasi dengan nyeri. 3. Saifullah, A. (2015) meneliti Hubungan Tingkat Pengetahuan Perawat dengan Tindakan Perawat dalam Managemen Nyeri Post Operasi di Bangsal Bedah RSUD DR Suehadi Prijonegoro Sragen. Penelitian ini menggunakan metode deskripsi korelasi dengan pendekatan cross sectional dan menggunakan dua variabel yaitu pengetahuan perawat dan tindakan perawat dengan hasil yaitu perawat yang berjaga di bangsal bedah didapatkan fenomena bahwa perawat ketika dihadapkan dengan keluhan nyeri tindakan pertama yang diambil yaitu tindakan kolaborasi sehingga ada hubungan antara pengetahuan perawat dengan tindakan perawat dalam manajemen nyeri post operasi. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian ini menggunakan dua valiabel yaitu pengetahuan perawat dan tindakan perawat sedangkan penelitian yang akan dilakukan menggunakan satu variabel yaitu tindakan perawat. Persamaan penelitian ini dengan

9 penelitian yang akan dilakukan terletak pada lokasi yaitu sama sama menggunakan bangsal bedah dan tujuannya sama sama melihat perawat dalam manajemen nyeri post operasi.