STANDAR AUDIT MUTU AKADEMIK INTERNAL S-AMAI.PPM-UNESA-06

dokumen-dokumen yang mirip
STANDAR AUDIT MUTU AKADEMIK INTERNAL (AMAI) PROGRAM PASCASARJANA UNHAS

STANDAR INTERNASIONAL PRAKTIK PROFESIONAL AUDIT INTERNAL (STANDAR)

PIAGAM AUDIT INTERNAL

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK

PIAGAM AUDIT INTERNAL

PIAGAM UNIT AUDIT INTERNAL

DAFTAR ISI...I MUKADIMAH...1 DEFINISI...5 KODE ETIK...6 STANDAR PROFESI...8

PIAGAM SATUAN PENGAWASAN INTERNAL (INTERNAL AUDIT CHARTER)

STANDAR INTERNATIONAL PRAKTIK PROFESIONAL AUDIT INTERN (STANDAR) PENGANTAR

BATASAN, STANDAR, DAN KODE ETIK AUDIT INTERNAL

PT Wintermar Offshore Marine Tbk

SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI NO.SKB.003/SKB/I/2013

MANUAL PROSEDUR AUDIT MUTU AKADEMIK INTERNAL

Piagam Audit Internal. PT Astra International Tbk

PT ARGHA KARYA PRIMA INDUSTRY, Tbk. PIAGAM UNIT INTERNAL AUDIT

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

STANDAR Audit Internal Mutu Akademik (AIMA) UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Pedoman Audit Internal (Internal Audit Charter) Lampiran, Surat Keputusan, No:06/FMI-CS/III/2017 Tentang Penetapan Kepala Unit Audit Internal

Piagam Audit Internal. PT Astra International Tbk

PT INDO KORDSA Tbk. PIAGAM AUDIT INTERNAL

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL

Piagam Unit Audit Internal ( Internal Audit Charter ) PT Catur Sentosa Adiprana, Tbk

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

PIAGAM AUDIT INTERNAL PT SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS TBK.

PIAGAM (CHARTER) AUDIT SATUAN PENGAWASAN INTERN PT VIRAMA KARYA (Persero)

PIAGAM UNIT AUDIT INTERNAL PT NUSANTARA PELABUHAN HANDAL TBK ( Perseroan )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1.1. Dasar/ Latar Belakang Penyusunan Piagam Audit Internal

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb

INTERNAL AUDIT CHARTER

PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG I N S P E K T O R A T Jalan Mayor Widagdo No. 2 Telepon (0253) PANDEGLANG PIAGAM AUDIT INTERN

Internal Audit Charter

MENJADI RISK & CONTROL EXPERT : MEMELIHARA PROFESIONALISME DAN KOMPETENSI PENGAWAS INTERN. Oleh : Slamet Susanto, Ak., CRMP.

Internal Audit Charter

BAB II LANDASAN TEORI. menurut para ahli. Adapun pengertian audit internal menurut The Institute of

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

DEPARTEMEN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS KEDOKTERAN

PIAGAM AUDIT INTERNAL

PIAGAM INTERNAL AUDIT

Revisi : 02 Tanggal : Diajukan oleh : Dikendalikan : Disetujui oleh :

PIAGAM AUDIT (AUDIT CHARTER) DIVISI INTERNAL AUDIT PT BUANA FINANCE, TBK

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN.. 1

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA

Brink s Modern Internal Auditing

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL. Bab I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. dapat memperoleh kesuksesan hanya dengan mengadopsi teknologi baru dengan

AUDIT MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN IMMI SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN IMMI

BAB I PENDAHULUAN. diperluas ke semua bidang kegiatan operasional perusahaan. Dengan demikian

PIAGAM KOMITE AUDIT DAN RISIKO USAHA (BUSINESS RISK AND AUDIT COMMITTEES CHARTER) PT WIJAYA KARYA BETON Tbk. BAGIAN I

BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI. Irtama

BAB I. UMUM 1.1 DEFINISI

Pedoman Kerja Unit Internal Audit (Internal Audit Charter)

AUDIT SISTEM INFORMASI. Pertemuan 2 Standar Audit SI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PIAGAM KOMITE AUDIT. ( AUDIT COMMITTE CHARTER ) PT FORTUNE MATE INDONESIA Tbk

P I AG A M ITERNAL A U D I

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk

PT. Bangkitgiat Usaha Mandiri. Palm Oil Plantation & Mill

KOMITE AUDIT CHARTER PT INDOFARMA (PERSERO) TBK

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan perekonomian di Indonesia, berkembang pula

PT AKBAR INDO MAKMUR STIMEC TBK. PIAGAM AUDIT INTERNAL

DAFTAR PERTANYAAN AUDIT INTERNAL. (Variabel Independen)

Standar Audit Internal Pemerintah Indonesia. Asosiasi Audit Internal Pemerintah Indonesia

PT Gema Grahasarana Tbk Piagam Unit Pengawasan Internal Internal Audit Charter DITETAPKAN OLEH DISETUJUI OLEH

DAFTAR ISI CHARTER SATUAN PENGAWASAN INTERN

STANDAR INTERNASIONAL PRAKTIK PROFESIONAL AUDIT INTERNAL (STANDAR)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA INSPEKTUR JENDERAL KEMENTERIAN PERDAGANGAN,

Agar pelaksanaan AMI di universitas sesuai dengan Standar AMI yang ditetapkan universitas.

Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Ekolabel

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

PIAGAM SATUAN AUDIT INTERNAL

PIAGAM KOMITE AUDIT 2015

MANUAL PROSEDUR AUDIT MUTU AKADEMIK INTERNAL PROGRAM PASCASARJANA UNHAS

Standar Audit SA 620. Penggunaan Pekerjaan Pakar Auditor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Orang yang melaksanakan fungsi auditing dinamakan pemeriksa atau auditor. Pada mulanya

- 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT

PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT

VISI, MISI, TUJUAN, KEWENANGAN DAN TANGGUNG JAWAB.

ABSTRAK Influence of The Professionalism of Internal Auditors to The Quality of Internal Auditing Implementation (Case Study at PT MEPROFARM)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

- 1 - PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

SISTEM PENGENDALIAN MUTU. KANTOR JASA AKUNTANSI (KJA) Dr. SURYO PRATOLO & REKAN

INTERNAL AUDIT CHARTER ( PIAGAM AUDIT INTERNAL) RUMAH SAKIT X BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 Definisi

Audit Akademik dalam Perguruan Tinggi

OUTLINE. 1. Pendahuluan. 2. Kode Etik Akuntan Profesional

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SUMBERDAYA SEWATAMA

MANUAL PROSEDUR SISTEM PENJAMINAN MUTU UNIVERSITAS MURIA KUDUS

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT. I Pendahuluan 1. II Tujuan Pembentukan Komite Audit 1. III Kedudukan 2. IV Keanggotaan 2. V Hak dan Kewenangan 3

Standar Audit SA 300. Perencanaan Suatu Audit atas Laporan Keuangan

Piagam Komite Audit. PT Astra International Tbk

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. pemilik (principals) dengan pihak lain, yaitu manajer (agent). Dalam kontrak,

BUPATI BENER MERIAH PERATURAN BUPATI BENER MERIAH NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DI LINGKUNGAN INSPEKTORAT KABUPATEN BENER MERIAH

PEMAHAMAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 21 TAHUN 2O16 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI

Standar Audit SA 220. Pengendalian Mutu untuk Audit atas Laporan Keuangan

Transkripsi:

STANDAR AUDIT MUTU AKADEMIK INTERNAL S-AMAI.PPM-UNESA-06 Kode Dokumen : 06/01.UNV/S-AMAI/2014 Revisi : 02 Tanggal : Diajukan oleh : Dikendalikan : Disetujui oleh : PUSAT PENJAMINAN MUTU UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 2014

ii Mutu Akademik Internal

Mutu Akademik Internal KATA PENGANTAR Salah satu aktivitas di dalam proses penjaminan mutu akademik adalah dilakukannya audit mutu akademik secara internal disetiap unit pelaksana akademik. Universitas Negeri Surabaya merupakan unit organisasi, yang terdiri dari beberapa fakultas, jurusan, program studi, laboratorium, unit administrasi, unit penunjang universitas, yang masing-masing berbeda dalam budaya kerja, ukuran, kompleksitas, dan organisasi. Perbedaan dan variasi tersebut dapat mempengaruhi praktik audit mutu akademik internal di lingkungan Universitas Negeri Surabaya. Oleh sebab itu diperlukan Mutu Akademik Internal agar auditor akademik internal Universitas Negeri Surabaya dapat melaksanakan dan memenuhi tanggung jawabnya. Surabaya, Maret 2014 Rektor iii

Mutu Akademik Internal DAFTAR ISI PENGANTAR.... DAFTAR ISI.... ii iii I. PENDAHULUAN 1 A. Audit Mutu 1.... B. Audit Mutu Akademik 1... C. Audit Mutu Akademik Internal (AMAI) UNESA 1... D. Tujuan AMAI 1... E. Karakteristik Audit Mutu Akademik 2... F. Fokus Audit Mutu Akademik Internal... 2 II. STANDAR AUDIT MUTU AKADEMIK INTERNAL 5 1. Tujuan Standar AMAI 5... 2. Standar Ciri 6... 3. Standar Kinerja... 12 GLOSSARY... 24 iv

I. PENDAHULUAN A. Audit Mutu Audit mutu adalah suatu kegiatan penilaian yang sistematis dan independen untuk menentukan aktivitas dalam menjaga mutu serta hasilnya sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dan telah diimplementasikan secara efektif untuk mencapai tujuan. Jenis audit mutu ada 3 yaitu: audit mutu sistem, audit mutu proses, dan audit mutu produk/pelayanan. B. Audit Mutu Akademik Audit mutu akademik adalah suatu kegiatan pengecekan dan verifikasi secara independen untuk mengetahui bahwa upaya-upaya untuk mempertahankan dan meningkatkan mutu dan standar akademik adalah tepat dan efektif, dan juga untuk mengidentifikasi usaha perbaikan dan usaha pengembangan profesional secara berkelanjutan yang didasarkan atas hasil evaluasi diri yang kritis. C. Audit Mutu Akademik Internal Unesa (AMAI Unesa) Audit Mutu Akademik Internal Unesa adalah suatu kegiatan penjaminan dan konsultasi yang bersifat independen dan objektif. Kegiatan ini dirancang untuk memberikan nilai tambah dengan cara memperbaiki kinerja (kegiatan operasional) akademik Unesa. Perbaikan kinerja dapat dilakukan dengan cara mengamati efektivitas dan efisiensi kerja dalam mempertahankan, meningkatkan mutu dan standar akademik, serta mengidentifikasi lingkup 1

perbaikan dan pengembangan profesional secara berkelanjutan berdasarkan evaluasi diri. D. Tujuan Audit Mutu Akademik Internal Audit mutu akademik internal memiliki dua fungsi, yaitu: fungsi akuntabilitas dan fungsi peningkatan. Fungsi akuntabilitas, audit mutu akademik internal melaksanakan kegiatan yang bersifat independen dan objektif untuk pengecekan dan verifikasi apakah upaya-upaya untuk mempertahankan dan meningkatkan mutu sesuai dengan standar akademik, tepat, dan efektif, serta apakah tanggungjawab dilaksanakan dengan baik. Fungsi peningkatan dilakukan untuk membantu unit kerja yang bersangkutan agar lebih memahami kondisinya, serta untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dalam kebijakan, praktik, dan prosedur. Semua kebijakan audit internal dilakukan untuk kedua fungsi ini, adapun penekanannya dapat bervariasi. E. Karakteristik Audit Mutu Akademik Suatu metode pemeriksaan dan evaluasi yang independen dan objektif terhadap ranah akademik. Didasarkan atas kerangka pertanyaan yang berasal dari masalah mendasar sebagai berikut: Apa yang anda kerjakan? Mengapa anda mengerjakan hal tersebut? Sudahkah yang anda kerjakan memenuhi harapan? Bagaimana anda dapat meningkatkan mutu pekerjaan yang sudah anda kerjakan? 2

Pengecekan dan verifikasi bahwa harapan dapat dipenuhi secara sistematis. Pengecekan dilakukan secara periodik untuk memastikan bahwa harapan terus dapat dipenuhi. Melibatkan pendapat sejawat yang seimbang dan kontekstual berdasarkan hasil pembandingan dan evaluasi bukti audit terhadap harapan dan kriteria. Berdasarkan pengalaman, audit dapat memberikan kontribusi kepada sistem penjaminan mutu dan pengembangan organisasi, dengan cara: Mengurangi birokrasi prosedur penjaminan mutu konvensional serta membuat sistem penjaminan mutu lebih efektif dan efisien. Meningkatkan fokus dan penekanan pada peningkatan dan pengembangan yang terencana, tidak hanya untuk monitoring dan kajiulang yang bertujuan untuk akuntabilitas. Memberikan dukungan pendelegasian penjaminan mutu di tingkat fakultas dan/atau jurusan/unit Kerja. F. Fokus Audit Mutu Akademik Internal Pelaksanaan audit mutu akademik internal menggunakan kerangka pendekatan sebagai berikut: 3

(1) audit unit organisasi, terdiri atas: - audit fakultas., - audit jurusan - audit program studi - audit laboratorium., - audit unit perpustakaan atau audit pusat, - audit unit administrasi, unit penunjang akademik lainnya. (2) audit program studi/mata kuliah/program pembelajaran: - audit kemajuan, - audit tahunan, - audit modul. (3) audit sistem penjaminan mutu, prosedur dan manajemen mutu: - ketepatan informasi pada leaflet, buku panduan, dll. - kebijakan, informasi, prosedur penerimaan mahasiswa. - pembukaan dan evaluasi program studi. - evaluasi kinerja dosen (angket, EWMP-Equivalensi Wajib Mengajar Penuh) - prosedur evaluasi hasil belajar. - implementasi dari Student Charter. - prosedur rekruitmen staf, program pengembangan sumber daya manusia, prosedur penilaian kinerja staf. - kerjasama. - supervisi mahasiswa. 4

- prosedur penanganan keluhan mahasiswa. - prosedur penunjukan penguji eksternal. - penyelenggaraan kegiatan luar kampus. (4) audit pengalaman belajar mahasiswa - umpan balik dari mahasiswa, - evaluasi dari aspek pengalaman tertentu. (5) audit sebagai alat riset Kerangka di atas secara garis besar. Audit meliputi kegiatan yang berulang secara periodik. Audit lines of inquiry dapat dilakukan dengan mengaitkan beberapa proses audit. Dua kegiatan dalam pelaksanaan kegiatan Audit Mutu Akademis Internal: Kegiatan Penjaminan (Assurance Services) dan Kegiatan Konsultasi (Consulting Services). Kegiatan Penjaminan (Assurance Services) mencakup kegiatan penilaian terhadap tujuan atas bukti-bukti yang dicari oleh auditor internal, guna memperoleh suatu kesimpulan independen tentang proses akademik, sistem akademik atau hal-hal lain berkaitan dengan masalah akademik. Sifat dan ruang lingkup kegiatan penjaminan ditentukan oleh auditor internal sesuai dengan permintaan klien (client). 5

Pihak yang terlibat di dalam kegiatan penjaminan: 1. Teraudit adalah orang atau kelompok yang secara langsung terlibat di dalam proses akademik, sistem akademik atau hal lain yang berkaitan dengan kegiatan akademik yang diaudit terhadap standar mutu yang ditetapkan. 2. Auditor akademik internal adalah orang atau kelompok yang mempunyai kualifikasi untuk melakukan audit mutu. 3. Klien (client) adalah orang atau kelompok yang meminta dilaksanakan kegiatan audit. Kegiatan Konsultasi (Consulting services) adalah suatu pemberian saran yang pada umumnya dilakukan karena permintaan khusus teraudit ataupun klien. Sifat dan ruang lingkup konsultasi ditentukan oleh klien. Kegiatan konsultasi melibatkan dua pihak, yaitu: 1. Orang atau pun kelompok yang memberikan saran; disebut auditor akademik internal, 2. Orang atau pun kelompok yang membutuhkan atau menerima saran; disebut klien. Auditor Akademik Internal saat melaksanakan kegiatan konsultasi harus menjaga objektivitasnya dan tidak mengambil alih tanggungjawab manajemen. Universias Negeri Surabaya (Unesa) merupakan unit organisasi, terdiri dari beberapa Fakultas, Jurusan, Program Studi, Laboratorium, Unit 6

Administrasi, Unit Penunjang Akademik, Unit Perpustakaan, yang masingmasing berbeda dalam budaya kerja, ukuran, kompleksitas, dan organisasi. Perbedaan dan variasi tersebut dapat mempengaruhi praktik Audit Mutu Akademik Internal di lingkungan Universitas Negeri Surabaya. Oleh sebab itu, diperlukan Kode Etik, Standar, dan Manual Prosedur Audit Mutu Akademik Internal agar Auditor Akademik Internal Universitas Negeri Surabaya dapat melaksanakan dan memenuhi tanggung jawabnya. II. STANDAR AUDIT MUTU AKADEMIK INTERNAL A. Tujuan Standar AMAI Unesa a. Menggambarkan prinsip dasar praktik audit mutu akademik internal di lingkungan Universitas Negeri Surabaya sebagaimana mestinya. b. Memberikan kerangka kerja suatu kegiatan audit mutu akademik internal yang memberikan nilai tambah. c. Membuat dasar evaluasi bagi kegiatan audit mutu akademik internal. d. Membantu memperbaiki kinerja dan proses organisasi klien. Mutu Akademik Internal Unesa terdiri dari: 1. Standar Ciri 2. Standar Kinerja 3. Standar Implementasi 7

Standar Ciri (Attribute Standards) berisi pernyataan karakter organisasi audit mutu akademik internal di lingkungan Universitas Negeri Surabaya. Secara garis besar berisikan: Tujuan, tanggungjawab dan wewenang, independensi dan objektivitas, keahlian dan sikap profesionalisme, penjaminan mutu dan program perbaikan. Standar Kinerja (Performance Standards) mendeskripsikan sifat kegiatan audit mutu akademik internal dan memberikan kriteria kualitas kegiatan audit mutu akademik internal. Secara garis besar berisikan: Pengelolaan kegiatan AMAI Unesa, Perencanaan kegiatan AMAI Unesa, Pelaksanaan kegiatan AMAI Unesa, Pengkomunikasian hasil kegiatan AMAI Unesa, Pemantauan kegiatan perbaikan, dan Resolusi penerimaan manajemen risiko. Standar Implementasi (Implementation Standards) mendiskripsikan kegiatan audit yang sifatnya spesifik dan dinyatakan sebagai kegiatan penjaminan dan konsultasi. Standar implementasi terdapat di dalam standar ciri dan standar kinerja dan dibedakan dalam standar implementasi kegiatan penjamian atau standar implementasi kegiatan konsultasi. 8

B. Mutu Akademik Internal Unesa 1.1 STANDAR CIRI TUJUAN, KEWENANGAN DAN TANGGUNGJAWAB Tujuan, kewenangan, dan tanggungjawab kegiatan audit mutu akademik internal sudah ditentukan secara formal di dalam suatu Piagam (Charter), konsisten terhadap Standar, dan disahkan oleh Senat (Board). 1.1.1 Standar implementasi 1.1.2. Standar implementasi (Kegiatan Konsultasi) Sifat kegiatan penjaminan harus sudah didefinisikan di dalam Piagam Audit. Jika kegiatan penjaminan dilakukan untuk pihak di luar organisasi (masih di lingkungan Unesa), kegiatan penjaminan tersebut harus juga didefinisikan di dalam Piagam Audit. Sifat kegiatan konsultasi harus didefinisikan di dalam Piagam Audit. 1.2 STANDAR CIRI INDEPENDENSI DAN OBJEKTIVITAS Kegiatan Audit Mutu Akademik Internal harus independen (independent), dan auditor akademik internal harus berlaku objektif saat melaksanakan tugasnya. 9

1.2.1 Standar ciri 1 Independensi Organisasi Ketua tim audit (Lead auditor) harus melaporkan ke tiap aras (level) di dalam organisasi yang mengadakan kegiatan audit mutu akademik internal tersebut, agar dapat memenuhi tanggung jawabnya. 1.2.2 Standar implementasi Kegiatan audit internal harus bebas dari campur tangan pihak lain saat menentukan ruang lingkup audit mutu akademik internal, melaksanakan pekerjaannya, dan mengumumkan hasil kerjanya. 1.2.3 Standar ciri 2 Objektivitas individu Auditor akademik internal harus memiliki sikap tidak memihak, tidak bias, dan menghindari pertentangan kepentingan (conflict of interest). 1.2.4 Standar ciri 3 Impairments (Ketidaksempurnaan) Independensi atau Objektivitas Jika dalam kenyataannya atau kenampakannya dijumpai ketidaksempurnaan terhadap independensi dan objektivitas (objectivity), rincian ketidaksempurnaan (impairment) harus diungkapkan kepada pihak-pihak yang terkait. Cara pengungkapan akan tergantung kepada tingkat ketidaksempurnaan. 10

1.2.4.1 Standar implementasi 1 1.2.4.2 Standar implementasi 2 Auditor akademik internal tidak diperkenankan melakukan penilaian kegiatan tertentu yang pernah menjadi tanggungjawab mereka pada waktu sebelumnya. Objektivitas bisa dianggap cacat jika auditor akademik internal melakukan kegiatan penjaminan terhadap suatu kegiatan yang pernah menjadi tanggung jawabnya. Penjaminan terhadap objek audit yang pernah menjadi tanggungjawab ketua tim audit (lead auditor), harus di bawah pengawasan pihak luar tim audit. 1.2.4.3 Standar implementasi 3 (Kegiatan konsultasi) 1.2.4.4 Standar implementasi 4 (Kegiatan konsultasi) Auditor akademik internal diperkenankan melaksanakan kegiatan konsultasi yang berhubungan dengan kegiatan yang pernah menjadi tanggung jawabnya. Jika auditor akademik internal kurang independen dan kurang objektif dalam melaksanakan kegiatan konsultasi, maka hal ini harus diungkapkan kepada klien (client) sebelum dibuat perjanjian pelaksanaan. 11

1.3 STANDAR CIRI KEAHLIAN DAN SIKAP PROFESIONAL (Proficiency and Due Professional Care) Pelaksanaan kegiatan penjaminan dan konsultasi harus dilakukan oleh seorang ahli dan secara profesional. 1.3.1 Standar ciri Keahlian Sebagai individu, auditor akademik internal harus memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi yang lain yang diperlukan untuk melakukan tanggung jawabnya. Sebagai kelompok, tim auditor akademik internal juga harus memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi lain yang diperlukan untuk melakukan tanggung jawabnya. 1.3.1.1 Standar implementasi Ketua tim audit (Lead Auditor) harus meminta saran dan bantuan dari yang berkompeten apabila anggota tim audit mutu akademik internal kurang memiliki pengetahuan, ketrampilan, atau kompetensi yang lain yang diperlukan untuk melakukan kegiatan audit baik secara keseluruhan maupun sebagian. 1.3.1.2 Standar implementasi Auditor akademik internal harus memiliki pengetahuan yang cukup untuk mengidentifikasi upaya kebohongan (fraud), tetapi tidak 12

bertanggung jawab untuk mendeteksi dan menyelidiki upaya kebohongan. 1.3.1.3 Standar implementasi Auditor akademik internal harus memiliki pengetahuan tentang risiko dan teknologi informasi serta teknik audit berbasis teknologi yang tersedia di bidang akademik untuk melakukan tugas kerjanya. Namun demikian, tidak semua auditor akademik internal diharapkan sebagai ahli audit teknologi informasi. 1.3.1.4 Standar implementasi (Kegiatan konsultasi) Ketua tim audit (Lead Auditor) harus menolak kegiatan konsultasi atau menolak memberikan saran dan bantuan jika anggota audit mutu akademik internal kurang memiliki pengetahuan, keterampilan, atau kompetensi lain yang diperlukan untuk melakukan kegiatan audit mutu akademik internal secara keseluruhan ataupun sebagian. 1.3.2 Standar cirri Pemeliharaan Sikap Profesional (Due Professional Care) Auditor akademik internal harus meningkatkan ketrampilan yang diperlukan sebagai auditor akademik internal yang kompeten dan profesional. Pemeliharaan sikap profesional 13

tersebut tidak berarti bahwa tidak akan terjadi kemungkinan kesalahan. 1.3.2.1 Standar implementasi 1.3.2.2 Standar implementasi 1.3.2.3 Standar implementasi Auditor akademik internal harus bersikap profesional dengan mempertimbangkan: luas cakupan kerja yang diperlukan untuk mencapai tujuan kegiatan (engagement s objectives), kompleksitas, materi audit, atau arti penting sesuatu hal terhadap prosedur kegiatan penjaminan yang akan diterapkan, kecukupan dan efektivitas manajemen risiko, kontrol (control), dan proses tata pamong (governance processes), kemungkinan kesalahan, ketidakteraturan, atau ketidakpatuhan (noncompliance), biaya penjaminan yang terkait dengan manfaat yang diperoleh. Di dalam melaksanakan kegiatan profesionalnya, auditor akademik internal harus mempertimbangkan penggunaan alat bantu komputer untuk kegiatan audit dan teknik analisis data yang lain. Auditor akademik internal harus berhati-hati terhadap risiko-risiko (risks) yang secara 14

signifikan dapat mempengaruhi tujuan (objective), pelaksanaan operasi, atau pun sumberdaya. Namun demikian prosedur kegiatan penjaminan itu sendiri, walaupun sudah dilakukan secara profesional, tidak menjamin bahwa seluruh risiko yang signifikan tersebut bisa diidentifikasikan. 1.3.2.4 Standar implementasi Auditor internal harus menerapkan sikap (Kegiatan konsultasi) profesionalnya selama melaksanakan kegiatan konsultasi dengan mempertimbangkan: kebutuhan dan harapan klien, termasuk di dalamnya sifat, waktu, dan komunikasi hasil kegiatan, kompleksitas relatif dan cakupan pekerjaan yang diperlukan untuk mencapai tujuan kegiatan, biaya kegiatan penjaminan terhadap potensi keuntungan. 1.3.3 Standar ciri Pengembangan Profesional Berkelanjutan Auditor akademik internal harus selalu meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kompetensinya melalui pengembangan profesi secara berkelanjutan. 15

1.4 STANDAR CIRI PENJAMINAN MUTU DAN PROGRAM PERBAIKAN (Quality Assurance and Improvement Program) Manager Progran Audit Mutu Akademik Internal (MP-AMAI) harus mengembangkan dan memelihara suatu kegiatan penjaminan mutu dan program perbaikan yang meliputi seluruh aspek di dalam kegiatan audit mutu akademik internal dan secara terus menerus memantau efektivitasnya. Program ini mencakup penilaian mutu akademik internal dan eksternal secara periodik dan pemantauan secara internal yang sedang berlangsung. Setiap bagian dari program harus dirancang untuk membantu kegiatan audit mutu akademik internal, meningkatan nilai tambah (add value) dan memperbaiki kinerja organisasi, serta memberikan jaminan bahwa kegiatan audit mutu akademik internal telah sesuai dengan Standar dan Kode Etik (code of ethics). 1.4.1 Standar cirri Penilaian Program Mutu Akademik (Quality Program Assessments) Kegiatan audit mutu akademik internal harus mengadopsi suatu proses untuk memantau dan 16

menilai efektifitas program mutu akademik secara menyeluruh. Proses harus memasukkan penilaian secara internal maupun secara eksternal. 1.4.2 Standar ciri Penilaian internal Penilaian internal harus memasukkan: review pelaksanaan kegiatan audit mutu akademik internal yang sedang berlangsung, dan review secara periodik pelaksanaan kegiatan yang pernah dilakukan melalui evaluasi diri (self assessment) atau oleh orang lain di dalam organisasi tersebut berdasarkan pengetahuan praktek audit internal dan standar. 1.4.3 Standar ciri Penilaian eksternal Penilaian eksternal, seperti halnya review penjaminan mutu akademik, harus dilakukan paling tidak sekali setiap lima tahun oleh reviewer atau tim review dari luar organisasi yang berkualifikasi dan independen. 1.4.4 Standar ciri Pelaporan Program Penjaminan Mutu Ketua tim audit harus menyampaikan hasil penilaian eksternal kepada pimpinan (board). 17

1.4.5 Standar ciri Penggunaan dari Pelaksanaan sesuai dengan standar Auditor mutu akdemik internal dianjurkan melaporkan bahwa kegiatannya telah dilaksanakan sesuai dengan Standar Praktek Audit Mutu Akademik Internal Unesa. Pernyataan tersebut hanya digunakan jika penilaian program perningkatan mutu akademik menunjukkan bahwa kegiatan audit mutu akademik internal sesuai dengan Standar. 1.4.6 Standar ciri Pengungkapan ketidakpatuhan/ketidaksesuaian (Disclosure of Noncompliance) Walaupun kegiatan audit mutu akademik internal harus sesuai dengan standar dan auditor akademik internal harus melaksanakannya sesuai Kode Etik, ada kemungkinan kesesuaian penuh tak tercapai. Bila ketidaksesuaian memberikan akibat terhadap keseluruhan ruang lingkup atau operasi kegiatan audit mutu akademik internal, pengungkapan (pelaporan) harus dibuat dan disampaikan kepada manajemen senior dan dewan (board). 18

C. Standar Kinerja 2.1 STANDAR KINERJA PENGELOLAAN KEGIATAN AUDIT MUTU AKADEMIK INTERNAL Ketua tim audit (Lead auditor) harus mengelola secara efektif kegiatan audit mutu akademik internal untuk memastikan nilai tambah (add value) bagi organisasi. 2.1.1 Standar kinerja Perencanaan Ketua tim audit harus menentukan perencanaan berbasis pengujian risiko (risk assessment) untuk menentukan prioritas kegiatan audit mutu akademik internal, konsisten terhadap tujuan (goals) organisasi. 2.1.1.1 Standar implementasi Perencanaan kegiatan audit mutu akademik internal harus didasarkan kepada risk assessment, yang dilakukan paling tidak setiap tahun. Masukan dari manajemen senior dan pimpinan (board) harus dipertimbangkan di dalam proses ini. 2.1.1.2 Standar implementasi (Kegiatan konsultasi) Ketua tim audit harus mempertimbangkan bahwa menerima kegiatan konsultasi yang diajukan, berdasarkan potensi kegiatan/pekerjaan (engagements) yang bertujuan untuk memperbaiki manajemen risiko, memberikan 19

nilai tambah, dan memperbaiki operasi/kinerja organisasi. Kegiatan (engagement) yang telah diterima harus dimasukkan di dalam perencanaan. 2.1.2 Standar kinerja Komunikasi dan Pengesahan Ketua tim audit harus mengkomunikasikan rencana kegiatan audit mutu akademik internal dan sumberdaya yang diperlukan, termasuk di dalamnya significant interim changes, kepada manajemen senior dan board untuk di-review dan disahkan. Ketua tim audit juga harus menyampaikan akibat (impact) dari keterbatasan sumberdaya. 2.1.3 Standar kinerja Manajemen Sumberdaya (Resource Management) Ketua tim audit harus memastikan bahwa sumberdaya untuk audit mutu akademik internal adalah tepat, cukup, dan dapat dilaksanakan secara efektif untuk mencapai rencana yang telah disahkan. 2.1.4 Standar kinerja Kebijakan (Policies) dan Prosedur Ketua tim audit harus menentukan kebijakan (policies) dan prosedur untuk memandu kegiatan audit mutu akademik internal. 20

2.1.5 Standar kinerja Koordinasi Ketua tim audit harus memberi informasi dan mengkoordinasikan kegiatan dengan penyedia internal dan penyedia eksternal (external providers) yang relevan dari kegiatan pelayanan penjaminan dan kegiatan konsultasi (consulting services) untuk memastikan peliputan yang tepat dan meminimalkan duplikasi usaha. 2.1.6 Standar kinerja Pelaporan kepada Board dan Manajemen Senior Ketua tim audit harus melaporkan secara berkala kepada board dan manajemen senior tentang tujuan, kewenangan, tanggungjawab, dan kinerja kegiatan audit mutu akademik internal dibandingkan dengan perencanaannya. Pelaporan juga harus memasukkan pengungkapan risiko dan isu-isu kontrol, isu-isu yang berhubungan dengan tata pamong, dan hal lain yang diperlukan atau disyaratkan oleh board dan manajemen senior. 2.2 STANDAR KINERJA SIFAT KERJA Kegiatan audit mutu akademik internal harus mengevaluasi dan memberikan kontribusi agar terjadi perbaikan/peningkatan dalam proses manajemen risiko (risk management), kontrol, dan 21

tata pamong dalam bidang akademik, dengan menggunakan pendekatan yang sistematis dan disiplin. 2.2.1 Standar kinerja Manajemen Risiko (Risk Management) Kegiatan audit mutu akademik internal harus membantu organisasi dengan cara melakukan identifikasi dan evaluasi terdapatnya risiko yang signifikan (significant exposure to risk) dan memberikan kontribusi untuk perbaikan manajemen risiko dan sistem kontrol dalam bidang akademik. 2.2.1.1 Standar implementasi Kegiatan audit mutu akademik internal harus memantau dan mengevaluasi efektivitas sistem manajemen risiko (risk management) suatu organisasi di bidang akademik. 2.2.1.2 Standar implementasi Kegiatan audit mutu akademik internal harus mengevaluasi terdapatnya risiko-risiko (risk exposures) yang berhubungan dengan tata pamong organisasi (organization s governance), operasi, dan sistem informasi organisasi di bidang akademik dengan mempertimbangkan kepercayaan dan integritas informasi keuangan dan pengoperasian informasi, efektivitas dan efisiensi operasi, 22

keselamatan (safeguarding) asset, kesesuaian (compilance) dengan hukum, peraturan, dan kontrak. 2.2.1.3 Standar implementasi (Kegiatan konsultasi) Selama kegiatan konsultasi auditor akademik internal harus (memperhatikan) mengarahkan risiko (risk) secara konsisten terhadap tujuan kegiatan dan memberikan peringatan terhadap keberadaan risiko-risiko lain yang signifikan. 2.2.1.4 Standar implementasi Auditor akademik internal harus (Kegiatan konsultasi) menggabungkan pengetahuan risiko yang diperoleh dari kegiatan konsultasi ke dalam proses identifikasi dan evaluasi terdapatnya risiko-risiko yang signifikan (significant risk exposures) pada organisasi tersebut. 2.2.2 Standar kinerja Kontrol Kegiatan audit mutu akademik internal harus membantu organisasi mempertahankan kontrolkontrol yang efektif dengan cara mengevaluasi efektivitas dan efisiensinya dan mendorong adanya perbaikan yang berkelanjutan. 2.2.2.1 Standar implementasi Berdasarkan hasil penilaian risiko, kegiatan audit mutu akademik internal harus mengevaluasi kecukupan dan efektivitas kontrol terhadap tata pamong organisasi, operasi, dan sistem informasi 23

di bidang akademik. Termasuk di dalamnya: kepercayaan dan integritas keuangan dan pengoperasian informasi, efektivitas dan efisiensi operasi, keselamatan (safeguarding) aset, kesesuaian dengan hukum, peraturan, dan kontrak. 2.2.2.2 Standar implementasi 2.2.2.3 Standar implementasi 2.2.2.4 Standar implementasi Auditor akademik internal harus memastikan bahwa cakupan terhadap operasi dan sasaran program dan tujuan telah ditentukan dan sesuai dengan yang dimiliki oleh organisasi tersebut. Auditor akademik internal harus me-review operasi dan program akademik guna memastikan bahwa cakupan hasil konsisten terhadap sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan untuk menentukan apakah operasi dan program telah dilaksanakan sesuai dengan yang diharapkan. Kriteria yang memadai diperlukan untuk kontrol evaluasi. Auditor akademik internal harus memastikan bahwa manajemen telah menetapkan kriteria yang cukup untuk menentukan apakah sasaran dan tujuan akademik telah dipenuhi. Bila memadai, auditor akademik internal harus menggunakan kriteria tersebut di dalam 24

evaluasinya. Jika tidak memadai, auditor akademik internal harus bekerja bersama manajemen untuk mengembangkan kriteria evaluasi yang sesuai. 2.2.2.5 Standar implementasi Selama kegiatan konsultasi, auditor akademik (Kegiatan konsultasi) internal harus mengarahkan kontrol secara konsisten terhadap tujuan kegiatan dan memberikan peringatan (perhatian) akan adanya beberapa kelemahan kontrol yang signifikan di bidang akademik. 2.2.2.6 Standar implementasi Auditor akademik internal harus (Kegiatan konsultasi) menggabungkan pengetahuan risiko yang diperoleh dari kegiatan konsultasi ke dalam proses identifikasi dan evaluasi terdapatnya risiko yang signifikan dari organisasi di bidang akademik. 2.2.3 Standar kinerja Tata pamong Kegiatan audit mutu akademik internal harus menilai (assess) dan membuat rekomendasi yang tepat, untuk perbaikan proses tata pamong di dalam pencapaian tujuan-tujuan sebagai berikut: Mempromosikan etika dan nilai yang tepat di dalam organisasi. Memastikan manajemen kinerja organisasi 25

efektif dan akuntabilitas. Mengkomunikasikan informasi risiko dan kontrol secara efektif ke bagian yang tepat dari suatu organisasi. Mengkoordinasi kegiatan dan mengkomunikasikan informasi secara efektif diantara board, auditor eksternal dan internal, dan manajemen. 2.2.3.1 Standar implementasi Kegiatan audit mutu akademik internal harus mengevaluasi rancangan, pelaksanaan, dan efektivitas etika organisasi kaitannya dengan tujuan, program, dan kegiatan-kegiatan akademik. 2.2.3.2 Standar implementasi Tujuan kegiatan konsultasi harus konsisten (Kegiatan konsultasi) terhadap keseluruhan nilai dan sasaran organisasi. 2.3 STANDAR KINERJA 2200 PERENCANAAN KEGIATAN Auditor akademik internal harus mengembangkan dan mencatat suatu rencana untuk setiap kegiatan, termasuk di dalamnya ruang lingkup, tujuan, waktu dan alokasi sumber. 2.3.1 Standar kinerja Pertimbangan-pertimbangan Perencanaan Di dalam perencanaan kegiatan, auditor akademik internal harus mempertimbangkan: 26

tujuan aktivitas review dan makna aktivitas tersebut, yang mana aktivitas tersebut akan menentukan performa kegiatan, risiko yang signifikan terhadap aktivitas tersebut, tujuannya, sumber-sumber, dan operasi, dan makna risiko tersebut, yang mana dampak potensial dari risiko tersebut dijaga pada suatu level yang bisa diterima, kecukupan dan efektivitas aktivitas manajemen risiko dan sistem kontrol dibandingkan dengan kerangka kerja atau model kontrol yang relevan, kesempatan untuk membuat perbaikan yang 2.3.1.1 Standar implementasi signifikan terhadap kegiatan manajemen risiko dan sistem kontrol. Bila merencanakan suatu kegiatan dengan pihak luar, diluar organisasi di lingkungan UNESA, auditor akademik internal harus membuat perjanjian tertulis dengan mereka tentang tujuan, ruang lingkup, tanggungjawab masing-masing, dan harapan-harapan (expectations) lain, termasuk di dalamnya berisi larangan-larangan (restriction) atas pendistribusian hasil kegiatan dan akses terhadap rekaman kegiatan. 27

2.3.1.2 Standar implementasi (Kegiatan konsultasi) Auditor akademik internal harus menetapkan suatu permahaman/pengertian dengan klien yang memerlukan kegiatan konsultasi, tentang tujuan, ruang lingkup, tanggungjawab masingmasing, dan harapan- harapan (expectations) klien yang lainnya. Untuk kegiatan yang signifikan, perjanjian ini harus didokumentasikan. 2.3.2 Standar kinerja Tujuan Kegiatan Tujuan harus ditetapkan/dibuat untuk setiap kegiatan. 2.3.2.1 Standar implementasi Auditor akademik internal harus melaksanakan (conduct) suatu penilaian pendahuluan (awal) tentang risiko yang relevan terhadap aktivitas akademik yang di-review-nya. Tujuan kegiatan harus mencerminkan hasil penilaian ini. 2.3.2.2 Standar implementasi Auditor akademik internal harus mempertimbangkan kemungkinan terjadinya kesalahan yang signifikan, ketidakteraturan, ketidaksesuaian (noncompliance), dan luaran lainnya (exposures), pada saat menyusun tujuan kegiatan. 2.3.2.3 Standar implementasi (Kegiatan konsultasi) Tujuan kegiatan konsultasi harus dimaksudkan untuk pengembangan risiko, kontrol, dan prosesproses tata pamong untuk yang disetujui oleh 28

klien. 2.3.3 Standar kinerja Ruang Lingkup Kegiatan Penetapan ruang lingkup kegiatan harus cukup memenuhi tujuan kegiatan. 2.3.3.1 Standar implementasi Ruang lingkup kegiatan harus mencakup pertimbangan sistem yang relevan, rekaman/ catatan, personil, dan kepemilikan fisik, termasuk di dalamnya barang-barang yang di bawah kontrol pihak ketiga yang berkaitan dengan bidang akademik. 2.3.3.2 Standar implementasi 2.3.3.3 Standar implementasi (Kegiatan konsultasi) Jika ada kesempatan konsultasi yang signifikan selama suatu kegiatan penjaminan, perjanjian tertulis yang spesifik seperti halnya tujuan, ruang lingkup, tanggungjawab masing-masing, dan harapan-harapan lain harus dicapai dan hasil kegiatan konsultasi harus disampaikan sesuai dengan standar konsultasi. Saat melaksanakan kegiatan konsultasi, auditor akademik internal harus memastikan bahwa ruang lingkup kegiatan sudah cukup untuk tujuan yang telah disetujui. Jika auditor akademik internal mengembangkan syarat-syarat tentang ruang lingkup selama kegiatan, syarat-syarat 29

tersebut harus didiskusikan dengan klien untuk menentukan apakah kegiatan dilanjutkan. 2.3.4 Standar kinerja Alokasi Sumberdaya Auditor akademik internal harus menetapkan sumberdaya yang tepat untuk mencapai tujuan kegiatan. Penugasan terhadap staf (Staffing) harus didasarkan atas evaluasi keadaan dan kompleksitas setiap kegiatan, keterbatasan waktu, dan ketersediaan sumberdaya. 2.3.5 Standar kinerja Program Kerja Kegiatan Auditor akademik internal harus mengembangkan program kerja yang dapat menjamin pencapaian tujuan kegiatan. Program kerja tersebut juga harus direkam. 2.3.5.1 Standar implementasi Program kerja harus menetapkan prosedurprosedur untuk identifikasi, analisis, evaluasi, dan perekaman informasi akademik selama kegiatan. Program kerja harus disetujui sebelum implementasi dan adanya perubahan-perubahan (adjustments) juga harus disetujui. 2.3.5.2 Standar implementasi (Kegiatan konsultasi) Program kerja kegiatan konsultasi akademik bisa bervariasi bentuk dan isinya tergantung sifat kegiatan. 30

2.4 STANDAR KINERJA PELAKSANAAN KEGIATAN Auditor akademik internal harus mengidentifikasi, menganalisis, mengevaluasi, dan merekam informasi yang secukupnya untuk mencapai tujuan kegiatan. 2.4.1 Standar kinerja Identifikasi Informasi Auditor akademik internal harus mengidentifikasi informasi dengan cukup, bisa dipercaya, relevan, dan berguna untuk mencapai tujuan kegiatan. 2.4.2 Standar kinerja Analisis dan Evaluasi Auditor akademik internal harus mendasarkan kesimpulan dan hasil kegiatan pada analisisa dan evaluasi yang tepat. 2.4.3 Standar kinerja Rekaman Informasi Auditor akademik internal harus merekam informasi yang relevan dengan masalah akademik untuk mendukung kesimpulan dan hasil kegiatan. 2.4.3.1 Standar implementasi Ketua tim audit harus mengontrol akses ke rekaman kegiatan. Ketua tim audit harus memperoleh ijin dari manajemen senior dan atau yang berwenang mengeluarkan rekaman untuk pihak luar yang tepat. 31

2.4.3.2 Standar implementasi Lead auditor harus mengembangkan persyaratan hak tetap menyimpan (memiliki) rekaman kegiatan. Persyaratan hak tetap menyimpan (memiliki) tersebut harus konsisten dengan guideline organisasi dan peraturan-peraturan yang terkait atau persyaratan lain. 2.4.3.3 Standar implementasi (Kegiatan konsultasi) Ketua tim audit harus mengembangkan kebijakan untuk pemeliharaan dan penyimpanan rekaman kegiatan dan juga penyampaian kepada pihakpihak internal dan eksternal. Kebijakan ini harus konsisten dengan guideline organisasi dan peraturan-peraturan yang terkait atau persyaratan lain. 2.4.4 Standar kinerja Pengawasan Kegiatan Kegiatan harus disupervisi dengan benar untuk menjamin tercapainya tujuan, jaminan mutu, dan pengembangan staf. 2.5 STANDAR KINERJA MENGKOMUNIKASIKAN HASIL KEGIATAN Auditor akademik internal harus mengkomunikasikan hasil kegiatan. 2.5.1 Standar kinerja Kriteria untuk mengkomunikasikan hasil kegiatan Komunikasi harus mencakup tujuan dan ruang 32

lingkup kegiatan, kesimpulan yang bisa dipakai, rekomendasi, dan rencana pelaksanaan. 2.5.1.1 Standar implementasi Komunikasi akhir hasil kegiatan yang tepat harus berisi keseluruhan opini dan atau kesimpulan auditor akademik internal. 2.5.1.2 Standar implementasi Auditor akademik internal diharuskan menyatakan kinerja yang memuaskan di dalam kegiatan komunikasi. 2.5.1.3 Standar implementasi (Kegiatan penjaminan Pada saat menyampaikan hasil kegiatan kepada pihak di luar organisasi, komunikasi tersebut harus termasuk batasan pendistribusian dan penggunaan hasil kegiatan. 2.5.1.4 Standar implementasi (Kegiatan konsultasi) Komunikasi tentang kemajuan dan hasil kegiatan konsultasi bisa bervariasi bentuk dan isinya tergantung sifat kegiatan dan keperluan klien. 2.5.2 Standar kinerja Mutu Komunikasi Komunikasi harus akurat, objektif, jelas, ringkas, konstruktif, lengkap, dan tepat waktu. 2.5.3 Standar kinerja Kesalahan dan Kelalaian Jika komunikasi akhir mengandung suatu kesalahan dan kelalaian yang signifikan, Ketua tim audit harus mengkomunikasikan informasi yang telah dikoreksi ke semua pihak yang telah menerima komunikasi yang asli waktu 33

sebelumnya. 2.5.4 Standar kinerja Pengungkapan Kegiatan karena Ketidaksesuaian dengan Standar Bila ketidaksesuaian dengan standar berpengaruh terhadap kegiatan tertentu, penyampaian hasil harus mengungkap: standar yang mana yang tidak tercapai, alasan-alasan ketidaksesuaian, dan akibat (impact) ketidaksesuaian terhadap kegiatan. 2.5.5 Standar kinerja Penyebarluasan Hasil Kegiatan Ketua tim audit harus menyampaikan hasil kegiatan kepada pihak-pihak yang tepat. 2.5.5.1 Standar implementasi Ketua tim audit bertanggung jawab untuk menyampaikan hasil kegiatan akhir kepada pihak-pihak yang tepat. 2.5.5.2 Standar implementasi Jika tidak memenuhi mandat secara legal, yaitu dengan sesuai persyaratan peraturan atau sesuai undang-undang, saat melepaskan hasil ke pihakpihak di luar organisasi, Ketua tim audit harus: menguji potensi risiko organisasi tersebut, konsultasi dengan manajemen senior dan atau penasehat resmi yang tepat, mengkontrol penyebarannya dengan 34

membatasi penggunaan hasil. 2.5.5.3 Standar implementasi (Kegiatan konsultasi) Ketua tim audit bertanggung jawab untuk menyampaikan hasil akhir kegiatan konsultasi kepada klien. 2.5.5.4 Standar implementasi (Kegiatan konsultasi) Selama kegiatan konsultasi, isu-isu tentang manajemen risiko, kontrol, dan tata pamong dapat diidentifikasi. Jika isu tersebut signifikan bagi organisasi, maka harus disampaikan kepada manajemen senior dan board. 2.6 STANDAR KINERJA KEMAJUAN PEMANTAUAN Ketua tim audit harus menentukan dan memelihara sistem untuk memantau hasil kegiatan yang telah disampaikan kepada manajemen. 2.6.1 Standar implementasi Ketua tim audit harus menyusun proses tindak lanjut untuk memantau dan memastikan apakah tindakan manajemen telah diterapkan secara efektif atau bahwa manajemen senior telah menerima risiko akibat tidak melakukan tindakan. 2.6.2 Standar implementasi (Kegiatan konsultasi) Kegiatan audit mutu akademik iternal harus memantau penerapan hasil kegiatan konsultasi 35

untuk pengembangan seperti yang telah disepakati klien. 2.7 STANDAR KINERJA RESOLUSI PENERIMAAN MANAJEMEN RISIKO (Resolution of Management s Acceptance of Risk) Jika ketua tim audit mengetahui bahwa manajemen senior (MP-AMAI) telah menerima suatu risiko (residual risk) tetapi tidak diterima (ditolak) oleh organisasi. Ketua tim audit harus mendiskusikan hal tersebut dengan manajemen senior (MP-AMAI). Jika keputusan yang berhubungan dengan risiko tersebut tidak dapat diterima ketua tim audit dan manajemen senior (MP-AMAI) harus melaporkan hal tersebut ke dewan untuk resolusi. 36

GLOSSARY Nilai tambah (add value): Nilai yang diberikan oleh suatu kegiatan perbaikan untuk mencapai tujuan organisasi, pengidentifikasian perbaikan operasi, dan atau mengurangi risiko yang terjadi melalui kedua pelayanan penjaminan dan konsultasi. Pengawasan yang cukup (Adequate Control): Jika manajemen telah merencanakan dan mengorganisasikan suatu cara bahwa adanya penjaminan cukup beralasan, bahwa risiko organisasi telah dikelola dengan efektif, dan bahwa tujuan dan sasaran organisasi akan dicapai secara efisien dan ekonomis. Pelayanan penjaminan (Assurance services): Suatu pemeriksaan yang obyektif dari suatu bukti untuk maksud penilaian yang independen atas manajemen risiko, kontrol, atau proses proses tata pamong (governance) untuk suatu organisasi. Contoh: keuangan, kinerja organisasi, pemenuhan harapan, sistem keamanan, dan kegiatan/pekerjaan yang didasarkan atas kerajinan. 37

Dewan (Board): Organization s governing body, seperti board of directors, supervisory board, head of an agency, atau legislative body, atau suatu bagian yang dirancang oleh suatu organisasi, termasuk di dalamnya komite audit. Suatu organisasi di mana kepada siapa ketua tim audit (lead auditor) harus melapor. Piagam (Charter): Charter dari kegiatan audit mutu akademik internal adalah suatu dokumen tertulis yang secara formal mendefinisikan tujuan (purpose) kegiatan, kewenangan, dan tanggungjawab. Charter harus a). menetapkan posisi kegiatan audit mutu akademik internal didalam suatu organisasi; b). memberi kewenangan akses ke rekaman, personil, dan kepemilikan fisis yang relevan terhadap kinerja suatu kegiatan/pekerjaan; dan c). menetapkan ruang lingkup kegiatan audit mutu akademik internal. Ketua tim audit (Lead auditor): Posisi tertinggi di dalam organisasi yang bertanggung jawab atas kegiatan audit mutu akademik internal. Biasanya, ia adalah direktur audit mutu akademik internal. Kegiatan audit mutu akademik internal untuk di luar penyedia layanan, ketua tim audit adalah orang yang bertanggung jawab untuk mengawasi kontrak pelayanan dan jaminan kualitas secara keseluruhan, melaporkan kepada manajemen senior, dan dewan berkaitan dengan kegiatan audit internal dan tindak lanjut dari hasil-hasil 38

perjanjian. Pernyataan tersebut juga termasuk setiap jabatan sebagai auditor umum, ketua auditor internal, dan inspektur jenderal. Kode etik (Ethic Codes): Prinsip-prinsip yang relevan untuk profesi dan praktisi pengauditan mutu akademik internal dan aturan main yang menjelaskan perilaku yang diharapkan dari auditor mutu akademik internal. Kode etik diterapkan untuk kedua belah pihak dan bagi mereka yang memberikan pelayanan kegiatan audit mutu akademik internal. Tujuan kode etik adalah untuk mempromosikan suatu budaya etis bagi profesi pengauditan internal secara global. Pemenuhan (Compliance): Kesesuaian dan kepatuhan terhadap kebijakan-kebijakan, rencanarencana, prosedur-prosedur, hukum-hukum, peraturan-peraturan, kontrak-kontrak, atau persyaratan-persyaratan yang lain. Konflik kepentingan (Conflict of Interest): Setiap hubungan yang timbul tidak dalam kepentingan yang terbaik untuk organisasi. Suatu konflik kepentingan dapat menyebabkan prasangka jelek pada kemampuan seseorang dalam melaksanakan tugasnya dan tanggung jawabnya secara obyektif. 39

Pelayanan konsultasi (Consulting services): Petunjuk yang berhubungan dengan kegiatan pelayanan terhadap klien, sifat dan lingkupnya disetujui bersama dengan klien, dimaksudkan untuk meningkatkan nilai tambah dan perbaikan tata pamong organisasi, manajemen risiko, dan proses-proses control. Pada kegiatan ini auditor mutu akademik internal tidak mengambil alih tanggungjawab manajemen. Contoh-contoh termasuk bimbingan dan pelatihan. Pengawasan (Control): Setiap tindakan yang diambil oleh manajemen, dewan, dan pihak-pihak lain untuk mengelola risiko dan usaha untuk peningkatan tujuan dan sasaran yang akan dicapai. Manajemen merencanakan, mengorganisasi, dan mengarahkan kinerja dengan tindakan yang cukup beralasan untuk menjamin bahwa tujuan dan sasaran dapat tercapai. Kontrol lingkungan (Control Environment): Sikap dan tindakan dari dewan dan manajemen dalam rangka kontrol organisasi. Kontrol lingkungan dimaksudkan untuk mendisiplinkan dan strukturisasi dalam rangka pencapaian tujuan utama dari sistem kontrol internal. Kontrol lingkungan mencakup elemen-elemen berikut: integritas dan nilai-nilai etis, filosofi manajemen dan gaya pelaksanaan, struktur organisasi, penugasan kewenangan dan tanggungjawab, 40

kebijaksanaan sumberdaya manusia dan praktek-praktek, kompetensi personil. Proses control (Control Processes): Kebijaksanaan, prosedur, dan kegiatan yang merupakan bagian dari kontrol kerangka kerja, yang dirancang untuk menjamin bahwa risikorisiko yang ada masih dalam toleransi dari risiko tersebut. Kegiatan/pekerjaan (Engagement): Tugas spesifik atau kegiatan review dalam audit mutu akademik internal. Seperti audit internal, kegiatan evalusai diri, pengujian kebohongan (fraud), atau konsultansi. Engagement dapat mencakup tugas-tugas atau aktivitas-aktivitas ganda, yang dirancang untuk menyelesaikan satu set kegiatan tertentu yang berhubungan dengan tujuan. Tujuan Kegiatan (Engagement Objectives): Pernyataan dewan yang dikembangkan oleh auditor internal yang didefinisikan sebagai penyelesaian kegiatan. Program Kerja Kegiatan (Engagement Work Program): Suatu dokumen daftar prosedur yang harus dipatuhi selama kegiatan, dirancang untuk mencapai rencana kegiatan. 41

Penyedia Layanan Eksternal (External Service Provider): Orang atau perusahaan di luar organisasi yang memiliki pengetahuan, ketrampilan, dan pengalaman khusus dalam suatu disiplin tertentu. Penipuan (Fraud): Berbagai tindakan ilegal yang dicirikan oleh kebohongan, penyembunyian, atau pelanggaran kepercayaan. Tindakan-tindakan ini tidak tergantung pada penerapan ancaman terhadap pelanggaran atau tekanan secara fisik. Kecurangan adalah dilakukan oleh kelompok (pihak) dan organisasi untuk memperoleh uang, barang-barang atau pelayanan, untuk tidak membayar, atau mengamankan keuntungan bisnis atau perorangan. Tata Pamong (governance): Kombinasi proses dan struktur yang diterapkan oleh dewan dalam rangka menginformasikan, mengarahkan, mengelola, dan memantau kegiatankegiatan organisasi untuk mencapai tujuan organisasi tersebut. Kecacatan/kelemahan (impairments): Kecacatan/kelemahan terhadap objektivitas pribadi dan independensi suatu organisasi dapat mencakup konflik kepentingan (conflicts of interest), terbatasnya cakupan (scope limitations), larangan akses terhadap catatancatatan (rekaman), personil, dan peralatan-peralatan, dan keterbatasan sumberdaya (pembiayaan). 42

Independen (Independence): Kebebasan (kemerdekaan) dari keadaan/kondisi yang mengancam objektivitas atau kenampakan objektivitas tersebut. Ancaman terhadap obyektivitas harus dikelola pada diri auditor, pelaksanaan kegiatan, tingkatan fungsional dan organisasi. Kegiatan audit internal: Kegiatan audit internal untuk membantu suatu organisasi mencapai tujuannya dengan memberikan pendekatan yang sistematik, disiplin untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektifitas dari manajemen risiko, pengawasan, dan proses tata pamong. Objektivitas: Suatu sikap mental yang tidak berat sebelah yang memungkinkan auditor internal untuk melaksanakan perjanjian sedemikian rupa sehingga mereka memiliki kepercayaan yang jujur dalam produk kerja mereka dan tidak kompromi terhadap kualitas yang signifikan yang dibuat. Residual Risk: Sisa-sisa risiko sesudah manajemen mengambil tindakan untuk mengurangi dampak dan kemungkinan suatu peristiwa yang merugikan, termasuk kegiatan pengawasan. 43

Manajemen risiko (Risk Management): Suatu proses untuk mengenal, menilai, mengelola, dan pengawasan yang potensial atau keadaan untuk menyediakan jaminan yang beralasan berkaitan dengan pencapaian tujuan organisasi. Harus (Should): Penggunaan kata harus (should) dalam standar diartikan sebagai suatu kewajiban yang bersifat perintah. Standar (Standard): Suatu pernyataan profesional yang disebarluaskan oleh Internal Auditing Standards Board yang memberikan gambaran tentang persyaratan yang diperlukan untuk melakukan segala (broad range) kegiatan audit internal, dan untuk evaluasi pelaksanaan/ unjuk kerja audit internal. DAFTAR PUSTAKA Jackson, N., 1996, Internal Academic Quality Audit in UK Higher Education: part I Current Practice and Conceptual Frameworks, Quality Assurance in Education, Vol. 4, No. 4, pp. 37-46) http://www. theiia.org. 44