Kalkulasi Kebutuhan Daya Listrik. PDF created with FinePrint pdffactory trial version

dokumen-dokumen yang mirip
Koreksi Faktor Daya. PDF created with FinePrint pdffactory trial version

BAB IV ANALISA POTENSI UPAYA PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK PADA GEDUNG AUTO 2000 CABANG JUANDA (JAKARTA)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB II MOTOR INDUKSI 3 Ø

BAB III KEBUTUHAN GENSET

BAB III PENGGUNAAN KAPASITOR SHUNT UNTUK MEMPERBAIKI FAKTOR DAYA. daya aktif (watt) dan daya nyata (VA) yang digunakan dalam sirkuit AC atau beda

Tarif dan Koreksi Faktor Daya

Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2)

Gambar 2.1 Alat Penghemat Daya Listrik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Air dingin ( Chiller water ) merupakan air dingin yang di hasilkan

Daya Rangkaian AC [2]

BAB I. PENDAHULUAN A.

BAB II MOTOR INDUKSI SATU PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran

BAB IV ANALISA DAN PERENCANAAN SISTEM INSTALASI LISTRIK

UNIT I MOTOR ARUS SEARAH MEDAN TERPISAH. I-1. JUDUL PERCOBAAN : Pengujian Berbeban Motor Searah Medan Terpisah a. N = N (Ia) Pada U = k If = k

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA

Pemasangan Kapasitor Bank untuk Perbaikan Faktor Daya

BAB II DASAR TEORI. melalui gandengan magnet dan prinsip induksi elektromagnetik [1].

DAYA ELEKTRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC)

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN. fasa dari segi sistim kelistrikannya maka dilakukan pengamatan langsung

MENGENAL ALAT UKUR. Amper meter adalah alat untuk mengukur besarnya arus listrik yang mengalir dalam penghantar ( kawat )

RANCANGAN BANGUN PENGUBAH SATU FASA KE TIGA FASA DENGAN MOTOR INDUKSI TIGA FASA

Disusun oleh Muh. Wiji Aryanto Nasri ( ) Ryan Rezkyandi Saputra ( ) Hardina Hasyim ( ) Jusmawati ( ) Aryo Arjasa

SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 2/Mei 2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Gambar 2.1 Skema Sistem Tenaga Listrik

MODEL SISTEM.

PENGUJIAN PERFORMANCE MOTOR LISTRIK AC 3 FASA DENGAN DAYA 3 HP MENGGUNAKAN PEMBEBANAN GENERATOR LISTRIK

Transformator (trafo)

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Pemakaian peralatan listrik seperti komputer, lampu hemat energi (LHE),

Gambar 3.1 Wiring Diagram Direct On Line Starter (DOL)

Starter Dua Speed Untuk Motor dengan Lilitan Terpisah. (Separate Winding)

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI. melakukan kerja atau usaha. Daya memiliki satuan Watt, yang merupakan

Penentuan Parameter dan Arus Asut Motor Induksi Tiga Fasa

BAB III. PERANCANGAN PERBAIKAN FAKTOR DAYA (COS φ) DAN PERHITUNGAN KOMPENSASI DAYA REAKTIF

Karakteristik Kerja Paralel Generator Induksi dengan Generator Sinkron

ANALISA PERBANDINGAN PENGARUH HUBUNGAN SHORT-SHUNT DAN LONG-SHUNT TERHADAP REGULASI TEGANGAN DAN EFISIENSI GENERATOR INDUKSI PENGUATAN SENDIRI

BAB II MOTOR SINKRON. 2.1 Prinsip Kerja Motor Sinkron

BAB III ALAT PENGUKUR DAN PEMBATAS (APP)

Proteksi Motor Menggunakan Rele Thermal dengan Mempertimbangkan Metode Starting

BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dibawah Kementrian Keuangan yang bertugas memberikan pelayanan masyarakat

FUNGSI DAN JENIS GAMBAR DALAM PERANCANGAN INSTALASI LISTRIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II MOTOR KAPASITOR START DAN MOTOR KAPASITOR RUN. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran rotornya

AUDIT ENERGI UNTUK MENGETAHUI KONSUMSI ENERGI LISTRIK PADA MESIN PEMOTONG PLAT PT. TJAHAJA AGUNG TUNGGAL. Oleh: Rengganis Rizki Nastiti

LABSHEET PRAKTIK MESIN LISTRIK MESIN ARUS BOLAK-BALIK (MESIN SEREMPAK)

BAB III PERANCANGAN DIAGRAM SATU GARIS RENCANA SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

PERANCANGAN GENERATOR INDUKSI MAGNET PERMANEN SATU FASE KECEPATAN RENDAH

BAB III KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN

BAB III METODE PENELITIAN. pembebanan pada sistem tenaga listrik tiga fasa. Percobaan pembebanan ini

PENAMBAHAN PENGAMAN MOTOR LISTRIK DENGAN SENSOR SUHU IC LM 135

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. Dalam system tenaga listrik, daya merupakan jumlah energy listrik yang

RUMUS DAYA 3 PHASE MANUALS DOWNLOAD

BAB III METODE PENGOLAHAN DATA

Metode Penghematan Energi Listrik dengan Pola Pengaturan Pembebanan.

Mengenal 3 jenis Motor listrik 1 Fasa dan pemanfaatannya

Dielektrika, ISSN Vol. 2, No. 1 :57-66, Pebruari 2015

BAB III LANDASAN TEORI

MODUL 10 DASAR KONVERSI ENERGI LISTRIK. Motor induksi

BAB IV DESIGN SISTEM PROTEKSI MOTOR CONTROL CENTER (MCC) PADA WATER TREATMENT PLANT (WTP) Sistem Kelistrikan di PT. Krakatau Steel Cilegon

BAB II AUDIT DAN MANAJEMEN ENERGI LISTRIK

MESIN SINKRON ( MESIN SEREMPAK )

MESIN ASINKRON. EFF1 adalah motor listrik yang paling efisien, paling sedikit memboroskan tenaga, sedangkan.

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB II MOTOR INDUKSI SATU FASA. Motor induksi adalah adalah motor listrik bolak-balik (ac) yang putaran

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

SYNCHRONOUS GENERATOR. Teknik Elektro Universitas Indonesia Depok 2010

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pembangkit Harmonisa Beban Listrik Rumah Tangga. Secara umum jenis beban non linear fasa-tunggal untuk peralatan rumah

BAB IV PEMBAHASAN. P 1 P 2. Gambar 4.1 Rangkaian Pengujian Rasio Trafo Arus S 2 S 1. Alat Uji Arus 220 V

ANALISIS MOTOR INDUKSI SATU FASA DENGAN METODE CYCLOCONVERTER BERBASIS MIKROKONTROLER AT89C51

Paper Teknik Tenaga Listrik RANGKAIAN TIGA FASA. Dosen Pembimbing : Chairul Hudaya. Disusun Oleh : Kelompok 4. Ahmad Fahlufi ( )

Peralatan Instalasi Listrik Rumah Tangga dan Fungsinya

1.KONSEP SEGITIGA DAYA

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR KELISTRIKAN INSTALASI SAKLAR TPDT(Three Pole Double Throw Switch) UNTUK MOTOR KAPASITOR 1 FASA

LAPORAN PRAKTIKUM PENGUKURAN DAYA, TEGANGAN, DAN ARUS PADA LAMPU TL DAN LAMPU PIJAR

BAB 2II DASAR TEORI. Motor sinkron tiga fasa adalah motor listrik arus bolak-balik (AC) yang

BAB II LANDASAN TEORI ANALISA HUBUNG SINGKAT DAN MOTOR STARTING

Dampak Perubahan Putaran Terhadap Unjuk Kerja Motor Induksi 3 Phasa Jenis Rotor Sangkar

TEORI LISTRIK TERAPAN

Saklar Energi Pemulih Magnetik untuk Soft Starting Motor Induksi Tipe Sangkar Tupai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISA PERHITUNGAN KEBUTUHAN GENSET

BAB II LANDASAN TEORI. mobil seperti motor stater, lampu-lampu, wiper dan komponen lainnya yang

Perancangan Soft Starter Motor Induksi Satu Fasa dengan Metode Closed Loop Menggunakan Mikrokontroler Arduino

ANALISIS PENGARUH JATUH TEGANGAN TERHADAP KINERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR BELITAN (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

Genset Diesel kva. Sub Distribution Panel = Panel utama distribusi listrik suatu zona tertentu, kapasitasdalam ampere.

BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI


BAB III METODE PENELITIAN

BAB III BEBAN LISTRIK PT MAJU JAYA

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH / KODE : MESIN ELEKTRIK / AK SEMESTER / SKS : VI / 2

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini tidak bisa dipungkiri lagi bahwa hampir seluruh umat manusia di

BAB II LANDASAN TEORI

PENGANTAR ELEKTRONIKA DAYA

ANALISIS UPAYA PENURUNAN BIAYA PEMAKAIAN ENERGI LISTRIK PADA LAMPU PENERANGAN

Transkripsi:

Bab 5 Kalkulasi Kebutuhan Daya Listrik

q studi usulan kebutuhan instalasi listrik yg mencakup pemahaman tentang regulasi, aturan dan kaidah yang berlaku. q pemahaman tentang modus operasi sumberdaya listrik - konsumsi sumber daya listrik peralatan : kebutuhan pada keadan mantap ( steady state demand ), kondisi pd saat pengasutan ( starting). q identifikasi beban yg berbeda : motor, pemanas, beban lampu, faktor daya, effesiensi. q pertimbangkan beban sendiri-sendiri ( individual loads ) tidak perlu dihitung beroperasi pd rating daya penuh pada waktu yg bersamaan. Customer Training Januari 05 - Indonesia 2

contoh aplikasi faktor Ku and Ks q faktor keserentakan untuk panel distribusi Table B6 menunjukkan nilai hipotetisks untuk panel distribusi yang mencatu sejumlah sirkit yg tidak ada indikasi jumlah total beban yang didistribusikan di antaranya. Bila sirkit sebagian besar bebannya berupa lampu, disarankan mengambil nilaiks mendekati satu. jumlah sirkit assemblies entirely tested 2 dan 3 4 and 5 6 s/d 9 0 dan lebih perakitan diuji sebagian dlm kasus tertentu Faktor keserentakan (ks) 0.9 0.8 0.7 0.6.0 table B6 : faktor keserentakan untuk panel distribusi (IEC 439) Customer Training Januari 05 - Indonesia 3

ν contoh aplikasi faktor Ku and Ks θ faktor keserentakan sesuai fungsi sirkit faktor ks yg digunakan untuk sirkit yg mencatu beban dapat dilihat pd tabel B7. Fungsi sirkit lampu pemanas dan air conditioning soket sadap ( outlet ) lif dan derek katering (2) - utk motor sangat kuat - utk motor sangat kuat kedua - utk motor lainnya faktor keserentakan (ks) 0. to 0.2 () 0.75 0.60 () Dlm kasus tertentu, khususnya instalasi industri, faktor ini dapat lebih tinggi. (2) Arus yang diambil adalah arus nominal motor, naik menjadi sepertiga arus pengasutan. table B7 : faktor keserentakan sesuai fungsi sirkit Customer Training Januari 05 - Indonesia 4

ν contoh aplikasi faktor Ku and Ks (lanjutan) lantai ke-4 6 pemakai 36 kva 0.78 lantai ke-3 4 pemakai 24 kva 0.63 lantai ke-2 5 pemakai 30 kva 0.53 lantai ke- 6 pemakai 36 kva 0.49 lantai dasar 4 pemakai 24 kva 0.46 gbr B5 : aplikasi faktor keserentakan (ks) pada blok apartemen 5 lantai Customer Training Januari 05 - Indonesia 5

ν contoh aplikasi faktor Ku and Ks (lanjutan) θ contoh aplikasi faktor ku dan ks Contoh perkiraan kebutuhan maksimum kva penggunaan untuk seluruh tingkat instalasi, dari titik beban ke titik sumber. bengkel Dalam contoh ini, daya nyata keseluruhan A yang terpasang adalah 26,6 kva yang menyatakan nilai aktual maksimum (perkiraan) ke terminal TR dari transformator TT/TR 65 kva. Catatan: untuk memilih ukuran kabel sirkit distribusi instalasi, arus I (dlm ampere) melalui sirkit ini ditentukan dari persamaan: kva x 0 i = 3 = 98,76 A U ν 3 dimana kva adalah nilai daya nyata maksimum 3 fase yang diperlihatkan dalam diagram sirkit, dan U adalah tegangan fase ke fase (dalam volt) mesin bubut n n 2 n 3 n 4 n Mesin bor duduk 5 soket-sadap 30 lampu fluoresen bengkel kompresor B 3 soket-sadap 0 lampu fluoresen bengkel C ventilation kipas angin oven 5 soketsadap 20 lampu fluoresen 5 5 5 5 2 n 2 2 0/6A 8 3 0/6A n n 2 n n 2 0/6A daya nyata kva 5 0,6 2,5 2,5 5 5 8 2 faktor kebutuhan pengguna- daya nyata an maksimum kva 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 4 4 4 4.6.6 8 3 2 0.6 2.5 2.5 5 5 8 2 faktor Ku kotak distribusi 0.75 0.2 0.4 0.28 level level 2 level 3 kebutuhan daya nyata kva 4.4 3.6 3 2 4.3 35 5 2 sirkit daya soket sadap sirkit penerangan sirkit daya soket sadap sirkit penerangan sirkit daya soket sadap sirkit penerangan faktor Ku panel distribusi bengkel A 0.9 panel distribusi bengkel B 0.9 panel distribusi bengkel C 0.9 kebutuhan daya nyata kva 8.9 5.6 37.8 faktor Ku main general distribution board MGDB 0.9 kebutuhan daya nyata kva 65 TR/TT Customer Training Januari 05 - Indonesia 6

ν contoh aplikasi faktor Ku dan Ks (lanjutan) jumlah konsumen hilir 2 sampai 4 5 sampai 9 0 sampai 4 5 sampai 9 20 sampai 24 25 sampai 29 30 sampai 34 35 sampai 39 40 sampai 49 50 dan lebih faktor keserentakan (ks) 0.78 0.63 0.53 0.49 0.46 0.44 0.42 0.4 0.40 tabel B4 : faktor keserempakan pada blok apartemen. Customer Training Januari 05 - Indonesia 7

ν pemanas dan penerangan ν peralatan pemanas jenis resistif dan lampu pijar (konvensional atau halogen) Daya yg diserap peralatan pemanas atau lampu pijar sama dengan daya nominal Pn yg dinyatakan oleh pabrik (a.l cos p.f. = ). Besarnya arus : θ 3-fase: la = θ -fase: la = Pn 3U Pn U dimana U tegangan antar terminal perlengkapan. θ untuk lampu pijar, penggunaan gas halogen memberikan lebih sumber cahaya yang terkonsentrasi. Cahaya yang dihasilkan lebih terang dan usia lampu menjadi dua kali. Catatan: pada waktu penyalaan, filemen yang dingin meningkat sangat cepat sehingga arus puncak menjadi tinggi. * la dalam amper. U dalam volt. Pn dalam watt. Bila Pn dalam kw, kalikan persamaan di atas dengan,000. Customer Training Januari 05 - Indonesia 8

ν pemanas dan penerangan ν perlengkapan pemanas jenis resistif dan lampu pijar (konvensional atau halogen) daya nominal kw 0. 0.2 0.5.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 6 7 8 9 0 Kebutuhan arus -phase -phase 3-phase 3-phase 27 V 0.79.58 3.94 7.9.8 5.8 9.7 23.6 27.6 3.5 35.4 39.4 47.2 55. 63 7 79 230 V 0.43 0.87 2.7 4.35 6.52 8.70 0.9 3 5.2 7.4 9.6 2.7 26. 30.4 34.8 39. 43.5 230 V 0.25 0.50.26 2.5 3.77 5.02 6.28 7.53 8.72 0.3 2.6 5. 7.6 20. 22.6 25. 400 V 0.4 0.29 0.72.44 2.7 2.89 3.6 4.33 5.05 5.77 6.5 7.22 8.66 0..5 3 4.4 Customer Training Januari 05 - Indonesia 9

pemanas dan penerangan q lampu fluoresen dan perlengkapan yang saling berhubungan - lampu tabung fluoresen standar Daya Pn (watt) yang diindikasikan pada tabung lampu fluoresen tidak mencakup daya yang didisipasikan pada balas. Arus yang digunakan oleh seluruh sirkit diberikan : Pbalas + Pn Ia = U x cosϕ dimana U = tegangan diaplikasikan ke lampu, dengan (kecuali selain yang diindikasikan) : p.f. = 0.6 tanpa koreksi faktor daya (PF)* kapasitor, p.f. = 0.86 dengan koreksi PF* (tunggal atau tabung ganda), p.f. = 0.96 untuk balas elektronik. Bila balas tak ada rugi-rugi daya, maka digunakan 25% Pn Table B0 memberikan nilai PF untuk berbagai macam balas. * koreksi faktor daya seringkali ditinjau sbg kompensasi pengosongan tabung lampu. Customer Training Januari 05 - Indonesia 0

ν lampu fluoresen θ tabung fluoresen kompak Tabung fluoresen kompak menawarkan fitur ekonomi dan tahan lama yang sama dengan tabung konvensional. Tabung fluoresen umumnya digunakan di tempat umum yang diterangi secara permanen (sebagai contoh : gang antar 2 gedung, jalan masuk, bar, dll...) dan dapat diletakkan dalam situasi diterangi oleh lampu pijar yang lain. Jenis lampu Daya lampu daya yg diserap (W) lampu bola dgn balas integral p.f. = 0.5 () lampu elektronik p.f. = 0.95 () lampu dgn starter (tanpa balas) jenis tunggal bentuk U p.f =0.35 jenis ganda bentuk U p.f =0.45 9 3 8 25 9 5 20 5 7 9 0 3 8 26 9 3 8 25 9 5 20 0 3 5 5 8 23 3 Arus pd 220/240V (A) 0.090 0.5 0.60 0.205 0.070 0.090 0.35 0.55 0.85 0.75 0.70 0.55 0.90 0.65 0.220 0.35 () pf kira-kira 0.95 (nilai nol untuk V dan I berarti hampir sefase) tetapi faktor daya 0.5 yang terdapat pada arus impulsif, menandakan puncaknya tertinggal setengah siklus. tabel B : kebutuhan arus dan konsumsi daya lampu fluoresen kompak (pd 220V/240V -50Hz). Customer Training Januari 05 - Indonesia

Susunan lampu starter dan balas tabung tunggal dengan starter tabung tunggal tanpa starter (2) dengan bidang starting di luar daya tabung (W) () 8 36 58 20 40 65 2x8 2x36 2x58 tabung kembar tnp starter 2x40 32 50 tabung tunggal dgn balas frekwensi tinggi p.f. = 0.96 tabung kembar dengan balas frekwensi tinggi p.f. = 0.96 2x32 2x50 daya arus(a) pd 220/240V panjang yg diserap PF tanpa PF dg balas tabung (W) koreksi koreksi elektronik(cm) 27 45 69 33 54 8 55 90 38 08 0.37 0.43 0.67 0.4 0.45 0.80 0.9 0.24 0.37 0.2 0.26 0.4 0.27 0.46 0.72 0.49 60 20 50 60 20 50 60 20 50 20 36 56 0.6 0.25 20 50 72 2 () Daya dalam watt seperti yang tertulis pada tabung (2) Digunakan secara eksclusif selama operasi pemeliharaan 0.33 0.50 tabel B0 : kebutuhan arus dan konsumsi daya pada umumnya-tabung lampu fluoresen (pd 220V/240V - 50 Hz). 20 50 Customer Training Januari 05 - Indonesia 2

perhitungan kebutuhan daya sesungguhnya untuk beban berbeda-beda q motor induksi : daya sesungguhnya dalam kva (Pa) yg dicatu ke motor adalah keluaran fungsi, efiesiensi motor dan faktor daya. q motor 3-fase Ia = q motor -fase Ia = η = per unit efisiensi Pn 3.U.η.p.f Pn U.η.p.f keluaran kw masukan kw Ia = kebutuhan arus Pn = daya nominal (kw) Pa = daya sesungguhnya (kva) p.f = faktor daya kw (masukan) kva (masukan) Customer Training Januari 05 - Indonesia 3

-motor induksi ν arus pengasutan motor (Id) sesuai dg tipe motor θ pengasutan langsung ke jala-jala, motor sangkar Id = 4.2 to 9 In (motor 2-pole) Id = 4.2 s/d 7 In (motor > 2 kutub) θ untuk motor rotor-lilit dan motor DC Id tergantung dari nilai resistans pengasutan pd sirkit rotor Id =.5 s/d 3 In (nilai rata-rata 2.5 In) θ pengasutan Star -Delta - 3 In Customer Training Januari 05 - Indonesia 4

Soal-soal. Sebutkan faktor apa saja yang harus diperhatikan dalam merancang instalasi listrik? 2. Apakah faktor ks? 3. Diketahui sebuah gedung apartemen 5 lantai 220V/380V, tiap lantainya terdiri dari : - Lantai 4: 6 konsumen, 36 kva - Lantai 3: 4 konsumen, 24 kva - Lantai 2: 5 konsumen, 30 kva - Lantai : 6 konsumen, 36 kva - Lantai G: 4 konsumen, 24 kva Tentukan : a. Kebutuhan daya maksimum kva tiap lantai? b. Besarnya arus per fase tiap lantai? Customer Training Januari 05 - Indonesia 5

Akhir presentasi Customer Training Januari 05 - Indonesia 6