D i t j e n P e r ke r e t a a p i a n Kementerian Perhubungan RI w w w. d e p h u b. g o. i d
1. PERMASALAHAN TRANSPORTASI DI JAKARTA Permasalahan Transportasi Kondisi jalan raya terjadi banyak kerusakan Kemacetan di jalan raya terjadi akibat kepadatan lalu lintas Kenaikan harga BBM menyebabkan biaya transportasi meningkat Peran masing masing moda transport belum proporsional (peran KA masih sangat kecil) Belum terwujud integrated transport Peran Moda Kereta Api dibutuhkan Keunggulan Moda Kereta Api Ditjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan RI 2
2. KEUNGGULAN MODA KERETA API Daya Angkut Jenis Moda Transportasi Penumpang KA penumpang kelas ekonomi (occupancy 100%) Bus Kesimpulan: Daya Angkut 1.250penumpang 40penumpang 1 kali perjalanan KA penumpang setara dengan ± 31 bus Barang KA batubara 60 gerbong Truk 3.000ton batubara 10ton batubara 1 kali perjalanan KA batubara setara dengan ± 300 truk 10 ton Sumber : Rencana Induk Perkeretaapian Nasional (RIPNas) 2010-2030 Pembiayaan Faktor Biaya konstruksi Biaya perawatan tahunan rata-rata Angkutan Jalan Rp 6 miliar/km (1 juta ton) Rp 7,5 miliar/km (3 juta ton) miliar/km ( 5 juta ton) Rp 200 juta/tahun (1 juta ton) Rp 250 juta/tahun (3 juta ton) Rp 300 juta/tahun (5 juta ton) Biaya Kereta Api Rp 20 miliar/km Rp 150 juta/tahun (1 juta ton) Rp 200 juta/tahun (1 juta ton) Biaya operasional Rp 400 ton/km Rp 300 ton/km Sumber : INFRAS dan IWW 2004 Pada umumnya, kereta api dikenal memiliki kelebihan dari segi biaya dibanding angkutan jalan dalam mengangkut barang dalam jumlah besar melalui jarak yang jauh Ditjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan RI 3
Lanjutan... Penggunaan Energi Darat Moda Proporsi Konsumsi Energi Konsumsi Energi konsumsi BBM (BBM/Km) (BBM/orang) (%) - Jalan raya 63,8 0,5 0,0125 - ASDP 12- - - Kereta Api 0,8 3 0,002 Laut 17,3 40 0,06 Penggunaan Lahan Moda kereta api adalah moda transportasi yang sangat hemat lahan. Kapasitas angkut kereta api dengan lahan jalan rel 1.067 mm ditambah ruang bebas 12 meter ke kiri dan kanan rel, maka Udara 6,1 10 0,006 kebutuhan akan ruang bebasb masih lebih kecil Emisi CO2 dibandingkan Jalan Bebas Hambatan (Jalan Tol). Sektor transportasi merupakan sektor dengan emisi gas buang CO2 terbesar setelah sektor energi. Moda transportasi kereta api merupakan moda transportasi yang sangat rendah emisi gas buang CO2 dibandingkan dengan moda darat, laut dan udara. Potongan Melintang Jalan Tol 4
3. TEKNOLOGI PERKERETAAPIAN Prasarana Jalur/Jembatan Stasiun Fasilitas Operasi (Persinyalan, tlk telekomunikasi, i pelistrikan) Sarana Lokomotif Kereta (KRL/KRD/Monorail/HST) Gerbong Peralatan Khusus Ditjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan RI 5
4. PERBANDINGAN TEKNOLOGI PERKERETAAPIAN Ditjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan RI 6
Lanjutan Ditjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan RI 7
5. JARINGAN KA JABODETABEK EKSISTING LINE KORIDOR PANJANG (KM) Central (Tengah) Jakarta Kota Manggarai 9,7 Bogor Manggarai Bogor 44.9 Bekasi Jatinegara Bekasi 14.6 Lintas Timur Jakarta Kota Jatinegara (Via Ps Senen) 11.4 Lintas Barat Jakarta Kota Jatinegara 15.6 (Via Tanah Abang) Serpong Tanah Abang Serpong 23.2 Tangerang Duri Tangerang 19.3 Tanjung Priok Jakarta Kota TJ. Priok 9.0 Nambo Citayam Nambo 13.0 Total 160.7 Ditjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan RI 8
6. VOLUME PENUMPANG KA COMMUTER JABODETABEK Jml. Penumpang (Dalam ribu) TARGET TAHUN 1,2 Juta 2018 Pnp/Hari Rata rata angkutan penumpang KA Komuter pada tahun 2015 : +/ 600.000 pnp/hari (Dalam ribu pnp/tahun) Tahun 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015** Jabodetabek 130.577 122.755 110.817 134.087 156.734 206.812 167.192 Sumber: Statistik Kementerian Perhubungan ** : Posisi data sd Agustus 2015 Ditjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan RI 9
7. RENCANA PENGEMBANGAN JARINGAN KA JABODETABEK (2030) Sumber: PM 54 tahun 2013 tentang Rencana Umum jaringan Angkutan Massal Pada Kawasan Perkotaan Jabodetabek Ditjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan 10
LANJUTAN. Program Pembangunan Jaringan KA Jabodetabek sd 2030 No. Jenis Kereta Api Panjang Lintasan (km) 1. Kereta Api Kecepatan Normal 365 Jalur Bandara Soekarno-Hatta (Commuter Line) 12 Jalur Bandara Soekarno-Hatta (Express Line) 38 MRT East-West (Balaraja - Cikarang) 90 MRT East-West (Cikokol Bekasi) 52 MRT North-South (Lebak Bulus Kampung Bandan) 23 Jalur Kereta Api Lingkar Luar (Parung Panjang Citayam Nambo Cikarang Tj. Priok) 60 Jalur Kereta Api Lingkar Dalam (Kamal Muara-Rawa Buaya-Lebak Bulus-Margonda- Cibubur-Cakung-Pulo Gebang-Tj. Priok) 75 Pluit Line (Pluit-Daan Mogot-Kebayoran Lama) 15 Sunter Line (Sunter-Cempaka Baru-Jatinegara) 21 2. Kereta Api Monorel / LRT 147 Jalur Biru (Kampung Melayu Casablanca Tanah habang Tomang) 14 Jalur Hijau (Rasuna Said Gatot Subroto SCBD - Gelora Senayan - Asia Afrika - Taman Ria Senayan - Gatot Subroto Pejompongan) 14 Jalur Selatan (Cawang Cibubur Bogor) 54 Jalur Timur (Cikarang Cawang Kuningan) 43 Jalur Barat (Batu Ceper Serpong) 22 Total 512 Sumber: PM 54 tahun 2013 tentang Rencana Umum jaringan Angkutan Massal Pada Kawasan Perkotaan Jabodetabek b Ditjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan 11
8. TARGET PERKERETAAPIAN DALAM RPJMN 2015 2019 AGENDA ARAH SASARAN DAN STRATEGI/KEBIJAKAN IMPLEMENTASI PRIORITAS*) KEBIJAKAN (YANG TERKAIT BIDANG PERKERETAAPIAN) Meningkatkan Produktifitas Rk Rakyat tdan Daya Saing di Pasar Internasional *) Terdapat 9 agenda prioritas sesuai dengan NAWACITA Presiden JOKOWI JK, diman agenda Meningkatkan produktvitas rakyat dan daya saing di pasar internasional merupakan agenda prioritas No. 6 Membangun Konektivitas Nasional luntuk Mencapai Keseimbangan Pembangunan Membangun Transportasi Massal Perkotaan 1. Jumlah barang yang diangkut KA menjadi 1,5 juta TEUs/Tahun, 2. Pangsa muatan angkutan KA minimal 5 % (barang ) dan 7,5 % (penumpang ) 3. Pembangunan jalur KA sepanjang 3.258 km pada lintas Sumatera, Lintas Selatan Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Papua 4. Meningkatnya SDM transportasi yang bersertifikat menjadi 2 kali lipat dibandingan kondisi baseline 5. Termanfaatkannya hasil industri transportasi nasional dalam rangka pemberdayaan hasil industri transportasi dalam negeri diantaranya fasilitas dan sarana perkeretaapian nasional 6. Menurunnya rasio angka kecelakaan kereta api menjadi kurang dari 0,25 persen 7. Tersedianya infrastruktur yang ramah lingkungan dan responsif terhadap perubahan iklim dengan menurunkan tingkat emisi sesuai RAN-GRK di sektor transportasi dan energi sebesar 4,95 % (usaha sendiri) atau 9,66 % (dengan bantuan asing) dari BAU hingga Th 2020 8. Terselenggaranya integrasi pelayanan transportasi perintis di wilayah perdalaman, perbatasan, dan pulau terluar 9. Pembangunan akses KA ke bandara(soekarno - Hatta, Minangkabau, Kualanamu, Juanda, Kertajati, Kulon Progo) dan Pelabuhan (Kuala Tanjung, Belawan, Tanjung Priok, Tanjung Perak, Tanjung Emas, dan Penyeberangan Merak-Bakauheni) 10.Pembangunan KA Kalimantan dan Sulawesi serta penyelesaian jalur kereta api lintas Sumatera, serta peningkatan kapasitas jalur eksisting menjadi jalur ganda di Sumatera dan lintas selatan Jawa 11.Optimalisasi dan integrasi penyelenggaran subsidi angkutan perintis dan PSO diantara subsidi bus perintis, angkutan laut, penyeberangan, udara, dan kereta api 1. Modal share angkutan umum perkotaan di Kota Megapolitan/Metropolitan/Besar / minimal 32 % 2. Jumlah kota yang menerapkan sistem angkutan massal berbasis jalan dan/atau kereta api minimal 29 kota 3. Pembangunan angkutan massal cepat berbasis rel (MRT diwilayah Jabodetabek, monorail dan Tram Surabaya, monorail Bandung, jalan layang loopline KA Jabodetabek). 4. Pengembangan kereta perkotaan di 10 kota metropolitan: Batam, Medan, Palembang, Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, dan Makassar 12
9. PROGRAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR KA PERKOTAAN JABODETABEK 2015 2019 2 2 4 6 3 5 7 1 1. Pembangunan Double Double Track manggaerai Cikarang 2. Pembangunan KA Bandara Soetta Commuter Line & Express Line 3. Pembangunan MRT Jakarta North South 4. Pembangunan LRT DKI Jakarta (7 koridor) 5. Pembangunan LRT Bekasi Cawang Cibuburb 6. Pembangunan Elevated Loopline 7. Pembangunan Lingkar Luar Jabdetabek (Tahap 1) Ditjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan RI 13
10. DATA TEKNIS LRT 1. Pada prinsipnya LRT sama dengan KRL yang saat ini beroperasi di Jakarta, hanya beban gandarnya lebih ringan (KRL = 15 ton; LRT = 12 ton); 2. Data Teknis : a. Lebar Rel : 1067 mm b. Radius Lengkung : 60 m c. Gradien Max. dilintas : 0,4% d. Gradien di stasiun : 0,15% e. Kecepatan Desain : 90 km/jam f. Kecepatan Operasi : 80 km/jam g. Tenaga penggerak : Listrik (DC 1.500 V) h. Sistem persinyalan : ATO, ATP, ATS (headway = 2-3 menit) i. Kapasitas angkut : 400-700 pnp (3 unit) Ditjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan RI 14
11. RENCANA PEMBANGUNAN LRT DKI JAKARTA (PEMPROV DKI) Ditjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan RI 15
12. PEMBANGUNAN LRT JABODETABEK (PT. ADHI KARYA) Ditjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan RI 16
13. Sinkronisasi Kebijakan Pembangunan Perkeretaapian Jabodetabek Kesesuaian dengan Program Pembangunan Dengan Masterplan Jaringan KA jabodetabek Konektifitas Antar Moda KA Maupun Antar Moda Jalan dengan KA Kesiapan SDM Perkeretaapian (Regulator & Operator) Pemanfaatan Ticketing Terintegrasi Antar Moda Pencantuman Program Pembangunan KA Dalam Dokumen Perencanaan Nasional/Provinsi Peran Serta Aktif Pemda dan Swasta Ditjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan RI 17
Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Republik Indonesia Jl. Medan Merdeka Barat No. 8 Jakarta Pusat http://djka.dephub.go.id d h 18