PEMBUATAN DAN ANALISA SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DISTRIBUSI JARINGAN LISTRIK (Studi Kasus: Surabaya Industrial Estate Rungkut di Surabaya)

dokumen-dokumen yang mirip
USAHA MENGATASI RUGI RUGI DAYA PADA SISTEM DISTRIBUSI 20 KV. Oleh : Togar Timoteus Gultom, S.T, MT Sekolah Tinggi Teknologi Immanuel Medan ABSTRAK

PERHITUNGAN DAN ANALISIS KESEIMBANGAN BEBAN PADA SISTEM DISTRIBUSI 20 KV TERHADAP RUGI-RUGI DAYA (STUDI KASUS PADA PT.

Abstrak. Kata kunci: kualitas daya, kapasitor bank, ETAP 1. Pendahuluan. 2. Kualitas Daya Listrik

PERNYATAAN.. ABSTRAK KATA PENGANTAR. UCAPAN TERIMAKASIH. DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR BAGAN

Rudi Salman Staf Pengajar Program Studi Teknik Elektro Universitas Negeri Medan

DASAR TEORI. Kata kunci: Kabel Single core, Kabel Three core, Rugi Daya, Transmisi. I. PENDAHULUAN

atau pengaman pada pelanggan.

BAB I PENDAHULUAN. Pada sistem penyaluran tenaga listrik, kita menginginkan agar pemadaman tidak

TEORI LISTRIK TERAPAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kata kunci Kabel Laut; Aliran Daya; Susut Energi; Tingkat Keamanan Suplai. ISBN: Universitas Udayana

ANALISIS TEORITIS PENEMPATAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI MENURUT JATUH TEGANGAN DI PENYULANG BAGONG PADA GARDU INDUK NGAGEL

PENGARUH PENAMBAHAN JARINGAN TERHADAP DROP TEGANGAN PADA SUTM 20 KV FEEDER KERSIK TUO RAYON KERSIK TUO KABUPATEN KERINCI

PERENCANAAN PEMASANGAN GARDU SISIP P117

Analisis Rugi Daya Pada Jaringan Distribusi Penyulang Barata Jaya Area Surabaya Selatan Menggunakan Software Etap 12.6

PERBAIKAN REGULASI TEGANGAN

Jurnal Media Elektro, Vol. 1, No. 3, April 2013 ISSN

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. karena terdiri atas komponen peralatan atau mesin listrik seperti generator,

ANALISA PENEMPATAN KAPASITOR BANK UNTUK PERHITUNGAN DROP VOLTAGE PADA FEEDER BATANG 02 TAHUN DENGAN SOFTWARE ETAP 7.0.0

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS JATUH TEGANGAN DAN RUGI DAYA PADA JARINGAN TEGANGAN RENDAH MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP

ANALISIS JATUH TEGANGAN DAN RUGI DAYA PADA JARINGAN TEGANGAN RENDAH MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP

PERHITUNGAN KARAKTERISTIK JARINGAN TEGANGAN MENENGAH BERBASIS WEB DENGAN PRESENTASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

ANALISIS KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN TRAFO 1 GI SRONDOL TERHADAP RUGI-RUGI AKIBAT ARUS NETRAL DAN SUHU TRAFO MENGGUNAKAN ETAP

PERHITUNGAN KARAKTERISTIK JARINGAN TEGANGAN MENENGAH BERBASIS WEB DENGAN PRESENTASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA LAHAN

DAFTAR ISI JUDUL... LEMBAR PRASYARAT GELAR... LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS... LEMBAR PENGESAHAN... UCAPAN TERIMAKASIH... ABSTRAK...

ANALISIS TEGANGAN JATUH PADA JARINGAN DISTRIBUSI RADIAL TEGANGAN RENDAH oleh : Fitrizawati ABSTRACT

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

STUDI ANALISA PERENCANAAN INSTALASI DISTRIBUSI SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH (SUTM) 20 KV. Badaruddin 1, Heri Kiswanto 2

STUDI ANALISA PERENCANAAN INSTALASI DISTRIBUSI SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH (SUTM) 20 KV. Badaruddin 1, Heri Kiswanto 2

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dibawah Kementrian Keuangan yang bertugas memberikan pelayanan masyarakat

PERBAIKAN JATUH TEGANGAN PADA FEEDER B KB 31P SETIABUDI JAKARTA DENGAN METODE PECAH BEBAN

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB 1 PENDAHULUAN

BAB III. Transformator

STUDI PERKIRAAN SUSUT TEKNIS DAN ALTERNATIF PERBAIKAN PADA PENYULANG KAYOMAN GARDU INDUK SUKOREJO

ANALISIS PERHITUNGAN LOSSES PADA JARINGAN TEGANGAN RENDAH DENGAN PERBAIKAN PEMASANGAN KAPASITOR. Ratih Novalina Putri, Hari Putranto

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA BAB I PENDAHULUAN

BAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK

ANALISIS PERSENTASE PEMBEBANAN DAN DROP TEGANGAN JARINGAN TEGANGAN RENDAH PADA GARDU DISTRIBUSI GA 0032 PENYULANG WIBRATA

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam menyalurkan daya listrik dari pusat pembangkit kepada konsumen

Perencanaan Kebutuhan Distribusi Sekunder Perumahan RSS Manulai II

ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISA RUGI-RUGI DAYA LISTRIK PADA JARINGAN DISTRIBUSI DI PENYULANG MERAK PT. PLN RAYON KENTEN MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP 12.6

BAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian Geogrhafic Information System (GIS) 2. Sejarah GIS

ANALISA PERHITUNGAN SUSUT TEKNIS DENGAN PENDEKATAN KURVA BEBAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI PT. PLN (PERSERO) RAYON MEDAN KOTA

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

ANALISIS RUGI RUGI ENERGI LISTRIK PADA JARINGAN DISTRIBUSI

2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMBUATAN PURWARUPA APLIKASI PENGELOLAAN SISTEM JARINGAN SUTM 20KV UNTUK MENENTUKAN SUSUT TEKNIK MENGGUNAKAN GIS 3D-ANALYST

INFORMASI GEOGRAFIS DAN INFORMASI KERUANGAN

ANALISA JATUH TEGANGAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 kv DI FEEDER PENYU DI PT. PLN (PERSERO) RAYON BINJAI TIMUR AREA BINJAI LAPORAN TUGAS AKHIR

BAB IV ANALISA PERENCANAAN INSTALASI DISTRIBUSI SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH 20 KV

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN POTENSI WISATA ALAM KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

STUDI PENENTUAN KAPASITAS PEMUTUS TENAGA SISI 20 KV PADA GARDU INDUK SEKAYU

PERENCANAAN DETAIL ENGINEERING DESIGN (DED) PADA SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH (SUTM) 20KV

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. X, No. X, (Juni, 2013) ISSN:

ESTIMASI UMUR PAKAI DAN RUGI DAYA TRANSFORMATOR. The Estimated Age of Use and Loss Power Transformer

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Transmisi, dan Distribusi. Tenaga listrik disalurkan ke masyarakat melalui jaringan

Metode Penghematan Energi Listrik dengan Pola Pengaturan Pembebanan.

sensing, GIS (Geographic Information System) dan olahraga rekreasi

III. METODE PENELITIAN. berlokasi di kawasan Taman Nasional Way Kambas. Taman Nasional Way

ANALISIS PEHITUNGAN RUGI-RUGI DAYA PADA GARDU INDUK PLTU 2 SUMUT PANGKALAN SUSU DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM SIMULASI ELECTRICAL TRANSIENT ANALYZER

ABSTRAK. Kata Kunci : Jaringan tegangan rendah, Rugi rugi energi, Konektor Tap, Konektor Pres.

STUDI PERHITUNGAN DAN ANALISA RUGI RUGI JARINGAN DISTRIBUSI (STUDI KASUS: DAERAH KAMPUNG DOBI PADANG)

STUDI PEMASANGAN KAPASITOR BANK UNTUK MEMPERBAIKI FAKTOR DAYA DALAM RANGKA MENEKAN BIAYA OPERASIONAL PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV

ABSTRAK Kata Kunci :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1 Tiga Bagian Utama Sistem Tenaga Listrik untuk Menuju Konsumen

BAB III KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN

Sistem Informasi Geografis (SIG) Geographic Information System (SIG)

Perhitungan Susut Daya Pada Jaringan Tegangan Menengah 20KV Pada Penyulang Meranti di PT. PLN (PERSERO) Rayon Ampera Palembang

EVALUASI EKSPANSI JARINGAN TEGANGAN MENENGAH 20 kv GI SOLO BARU

ALGORITMA ALIRAN DAYA UNTUK SISTEM DISTRIBUSI RADIAL DENGAN BEBAN SENSITIF TEGANGAN

Pengertian Sistem Informasi Geografis

ANALISA PERBAIKAN SUSUT TEKNIS DAN SUSUT TEGANGAN PADA PENYULANG KLS 06 DI GI KALISARI DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP 7.5.0

BAB I PENDAHULUAN. Energi listrik merupakan salah satu energi yang sangat penting dalam

ANALISIS RUGI- RUGI DAYA PADA PENGHANTAR SALURAN TRANSMISI TEGANGAN TINGGI 150 KV DARI GARDU INDUK KOTO PANJANG KE GARDU INDUK GARUDA SAKTI PEKANBARU

BAB II TRANSFORMATOR DAYA DAN PENGUBAH SADAPAN BERBEBAN. Tenaga listrik dibangkitkan dipusat pusat listrik (power station) seperti

2.2.6 Daerah Proteksi (Protective Zone) Bagian-bagian Sistem Pengaman Rele a. Jenis-jenis Rele b.

PEMASANGAN KAPASITOR BANK UNTUK PERBAIKAN FAKTOR DAYA PADA PANEL UTAMA LISTRIK GEDUNG FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS IBN KHALDUN BOGOR

ANALISA SUSUT DAYA DAN JATUH TEGANGAN PADA SALURAN TRANSMISI TEGANGAN TINGGI 150 KV PADA GARDU INDUK PALUR GONDANGREJO

BAB II DASAR TEORI. a. Pusat pusat pembangkit tenaga listrik, merupakan tempat dimana. ke gardu induk yang lain dengan jarak yang jauh.

METODE PENELITIAN. deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. Pusat tenaga listrik umumnya terletak jauh dari pusat bebannya. Energi listrik

ANALISIS KOORDINASI ISOLASI SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI 150 KV TERHADAP SAMBARAN PETIR DI GIS TANDES MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK EMTP RV

DAFTAR ISI SAMPUL DALAM...

Karena tidak pernah ada proyek yang dimulai tanpa terlebih dahulu menanyakan: DIMANA?

AKIBAT KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN TERHADAP ARUS NETRAL DAN LOSSES PADA TRANSFORMATOR DISTRIBUSI

BAB IV PENGGUNAAN PENGUBAH SADAPAN BERBEBAN TERHADAP PERBAIKAN TEGANGAN JARINGAN 20 KV. 4.1 Perhitungan Jatuh Tegangan di Jaringan 20 kv

LANDASAN TEORI Sistem Tenaga Listrik Tegangan Menengah. adalah jaringan distribusi primer yang dipasok dari Gardu Induk

Analisis Aliran Daya Pada Sistem Distribusi Radial 20KV PT. PLN (Persero) Ranting Rasau Jaya

Perbaikan Tegangan Sisi Sekunder Transformator Daya 150/20KV di Gardu Induk Ungaran

BAB III KONSEP PERHITUNGAN JATUH TEGANGAN

Jurnal Media Elektro Vol. V No. 2 ISSN: ANALISIS RUGI-RUGI DAYA JARINGAN DISTRIBUSI 20 kv PADA SISTEM PLN KOTA KUPANG

Transkripsi:

MAKARA, TEKNOLOGI, VOL. 7, NO. 1, APRIL 2003 PEMBUATAN DAN ANALISA SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DISTRIBUSI JARINGAN LISTRIK (Studi Kasus: Surabaya Industrial Estate Rungkut di Surabaya) Lilik Jamilatul Awalin dan Bangun Muljo Sukojo Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya 60111, Indonesia E-mail: bangunms@rad.net.id Abstrak Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah sistem basis data yang bersifat spasial. Dengan kemampuannya, SIG dapat membantu mempermudah proses pemilihan alternatif keputusan. Hal ini dimungkinkan karena SIG mempunyai kemampuan untuk memproses dan menganalisa data dengan cepat. Kebutuhan akan tenaga listrik sampai saat ini makin meningkat seiring dengan adanya perkembangan di sektor industri. Pengembangan tata guna lahan menuntut adanya pelayanan yang lebih baik serta penyediaan tenaga listrik yang lebih besar dan seimbang. Untuk memenuhi kebutuhan pelanggan di area Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER) dengan cepat dan profesional, SIG merupakan salah satu solusi dalam merencanakan serta mengelola sistem basis data. Dengan menggunakan Arc View dalam mengelola basis data yang bersifat spasial serta didukung dengan adanya data daya dan tegangan di kawasan Surabaya Industrial Estate Rungkut, maka dapat dihitung besarnya resistansi, arus serta drop tegangan dan rugi daya saluran pada saluran yang dialiri oleh penyulang. Dengan memanfaatkan teknologi SIG, dapat membantu pada tingkat operator mempermudah pekerjaan. Sehingga dengan adanya teknologi SIG ini akan tercapai efisiensi penyaluran tenaga listrik yang seimbang. Abstract Development and Analysis of Geographic Information System for Electricity Network (Case Study: Surabaya Industrial Estate Rungkut in Surabaya). Geographic Information System (GIS) is a system of data which has spatial base. This may be cause has ability to process and analysis data quickly. The ability of GIS will be able to process the alternative in decision making. The need of electric power grows until recent time along with the existence of industrial sector expansion and land use expansion claim better service, large and balance stock of electric power. GIS is a solution for planning and managing data base system, for quickly service and professional service to consumer in Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER) Area. By using Arc View to process the data which has spatial base, and supported by energy and voltage data in Surabaya Industrial Estate Rungkut area, the resistance, current, voltage regulation, energy losses supplied by Surabaya Industrial Estate Rungkut can be calculated. The existence of GIS technology can assist the work process in operator level and the balance of electrical power efficiency. Keywords: Geographic Information System, Electricity Network, Surabaya Industrial Estate Rungkut Area 1. Pendahuluan Kota Surabaya sebagai pusat pemerintahan propinsi Jawa Timur merupakan kota kedua di Indonesia dengan jumlah penduduk cukup besar, pertumbuhan industri yang pesat, luas wilayah yang cukup besar dengan perkembangan tata guna wilayah yang cukup pesat. Kota tersebut membutuhkan distribusi tenaga listrik yang cukup besar dan memadai agar kebutuhan pelanggan akan tenaga listrik dapat terpenuhi. Dalam memenuhi kebutuhan tenaga listrik yang seimbang, penentuan daya tersambung dan daya terpakai kepada para pelanggan perlu diketahui secara tepat. Hal ini memerlukan perencanaan dan analisis yang tepat dan terintegrasi. Kemudahan analisis dan perencanaan dapat dicapai melalui integrasi informasi database dengan informasi geografis yang sangat kompleks. Kemudahan proses analisis gangguan dengan lebih mudahnya pencarian lokasi gangguan dapat meningkatkan pelayanan yang diberikan kepada pelanggan. 33

34 MAKARA, TEKNOLOGI, VOL. 7, NO. 1, APRIL 2003 Perencanaan yang sesuai dengan RTRK (Rencana Tata Ruang Kecamatan) dan RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah) dibutuhkan untuk keselarasan dengan informasi geografis. Data yang perlu ditinjau adalah jenis pelanggan, land use beserta jaringan distribusi tenaga listrik. Penyimpanan data disusun dalam suatu sistim basis data (database). Informasi yang disiapkan bersifat spasial. Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah sistem basis data yang bersifat spasial. Pemanfaatan SIG memberikan kemudahan bagi pengguna maupun pengambil keputusan dalam menentukan kebijakan yang akan diambil, khususnya kebijakan yang berkaitan dengan aspek spasial. Hal ini dimungkinkan karena kemampuan SIG untuk memproses dan menganalisis data dengan cepat, dan dapat dipresentasikan dalam format geografis. SIG dapat digunakan untuk mengetahui panjang kabel dan kebutuhan komponen penunjang distribusi tenaga listrik dengan melihat jalur terpendek yang dilalui kabel sehingga waktu kerja juga dapat efisien. Selain itu pemanfaatan data spasial tentang panjang kabel juga dapat digunakan untuk analisis kondisi saluran distribusi tenaga listrik dan faktor-faktor yang mempengaruhinya dengan mengetahui besarnya tegangan drop dan rugi daya dari setiap panjang kabel. Pemanfaatan SIG juga dapat memberikan informasi trend pertumbuhan beban dan penggunaan beban pada area geografis yang diamati. Penelitian ini menganalisis jaringan tegangan menengah 20 kv (tiga fasa dengan tiga kawat) saja yang disuplai dari satu penyulang PT Unilever. Dengan melihat jumlah kwh penyulang pada waktu yang sama dengan kwh pada beban, maka dapat diketahui trend beban dan dapat diketahui kehilangan daya pada area tersebut serta dapat dianalisis penyebab terjadinya loses tersebut. Beberapa kegunaan SIG akan dibahas pada penelitian ini dan diperlihatkan manfaatnya untuk daerah yang belum dibangun. 2. Metode Data merupakan sumber informasi utama dalam penelitian ini dengan demikian keakuratan data sangat diperlukan demikianpula kesesuaiannya dengan kebutuhan. Data diperoleh dari beberapa sumber, antara lain dari PT. PLN PERSERO dan data dari Bakosurtanal (Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional). Penelitian ini menggolongkan data menjadi dua golongan yaitu Peta Rupa Bumi skala 1 : 25000 yang dibuat oleh Bakosurtanal (Wilayah Rungkut Kota Surabaya), dikompilasi dari foto udara tahun 1993/ 1994 secara fotogrametri serta survey lapangan dilaksanakan pada tahun 1999 dan data lapangan berupa data tentang titik-titik koordinat, data jumlah kwh, daya, no pelanggan, serta tipe pelanggan, alamat pelanggan. Secara garis besar tahapan penelitian ini dapat digambarkan seperti pada diagram alir pada Gambar 1. Untuk mengetahui serta melakukan pengecekan (ground control) terhadap titik-titik koordinat terhadap objek yang akan ditampilkan pada pengelolaan SIG dilakukan pengukuran dengan menggunakan Global Positioning System (GPS) [1]. Hasil pengukuran ini juga disesuaikan dengan titik-titik yang ada pada peta garis 1 : 1.000, dengan demikian dapat diketahui apakah letak koordinat yang ada di peta sesuai dengan koordinat terukur. Pengukuran ground truth dengan menggunakan tank meter dilakukan untuk mengetahui arus. Pengecekan langsung jumlah kwh yang ada pada gardu induk dan di tempat pelanggan atau beban yang disuplai oleh satu penyulang. Proses tumpang susun (overlay) dilakukan terhadap peta garis 1: 1.000 dengan hasil titik-titik koordinat yang telah diukur di lapangan dan dilanjutkan dengan proses gambar sedemikian rupa sehingga sesuai dengan single line diagram jaringan listrik. Pembuatan dan analisis SIG dilakukan terhadap datadata yang didapat dari lapangan dan data berupa peta garis. Pengolahan data tersebut dilakukan dengan langkah-langkah seperti diuraikan diagram alir pada Gambar 2 dan 3. Pengukuran koordinat untuk menentukan titik-titik tiang, gardu induk menggunakan peralatan GPS tipe navigasi dengan merek Garmin yang memiliki ketelitian 3 meter terhadap titik-tiki di lapangan. Dalam pelaksanaan pengukuran koordinat tersebut, walaupun pembacaannya baik tetap mungkin timbul kesalahan. Hal ini disebabkan adanya pengaruh benda lain yang menghalangi kebebasan GPS terhadap jangkauan satelit. 3. Hasil dan Pembahasan Untuk menganalisis ketelitian GPS digunakan sistem koordinat Universal Transverse Mercator (UTM) dengan datum World Geodetic System 84 (WGS 84) berada pada Zone 49 Selatan. Dalam penentuan titik koordinat tiang, Gardu Induk (GI) dan sambungan dengan ketelitian absolut 3 meter masih dapat ditoleransi, hal ini dapat dibuktikan dengan perhitungan sebagai berikut.

MAKARA, TEKNOLOGI, VOL. 7, NO. 1, APRIL 2003 35 Tes Software GIS & Data Base Pemahaman tentang distribusi tenaga listrik Penetapan Wilayah Desain Maket GIS & Data Base Pengumpulan data lapangan Evaluasi maket hasil analisa GIS & data base No Yes Hasil Gambar 1. Tahapan Penelitian

36 MAKARA, TEKNOLOGI, VOL. 7, NO. 1, APRIL 2003 Data Grafis (Peta Area Rungkut Industri) Data Tabuler (Daya Pel, No Pel, Type Pel, Peralatan, Tegangan, Nama & Alamat Pel, Titik Koord) Digital Spasial Database Modelling Other Data (Single Line Diagram, Simbol Peralatan) Verifikasi (Drop Tegangan) Hasil Hasil Definitif Gambar 2. Pembuatan SIG

MAKARA, TEKNOLOGI, VOL. 7, NO. 1, APRIL 2003 37 Data Pemakaian Tenaga Listrik Tiap Pel per Bulan Data Koord Tiang, GI, Sambungan Program Excel Program ArcView Dialog (Drop Teg, Rugi Daya, Resistansi, Panjang Kabel, Data Peralatan, Arus) Script View (Drop Teg, Rugi Daya, Resistansi, Panjang Kabel, Data Peralatan, Arus, Trend Penggunaan Tenaga Listrik) Gambar 3. Desain Maket

38 MAKARA, TEKNOLOGI, VOL. 7, NO. 1, APRIL 2003 Diketahui : dl = 370,60086 meter (panjang kabel dengan kesalahan absolut 3 meter) A = 150 mm 2 (luas penampang kabel) P Var = 3734 (daya reaktif) P = 250000 Watt(daya terpakai) V = 20,4 kv (tegangan) Dengan menggunakan persamaan (1)-(3) berikut dapat diselesaikan [2]: R = ρ dl (1) A R = 0,89519. 370,60086 150 R = 2,212 Ω Jadi tahanan kawat penghantar adalah sebesar 2,212 Ω θ = tg -1 KVARH (2) KWH θ = tg -1 3734 / 2500000 = 0,85 Cos θ = 0,9998 Jadi faktor daya = 0,9998 I = P... (3) 3. V. Cos θ I = 2500 3. 20,4. 0,9998 I = 70,76 A Jadi arus = 70,76 Ampere Vd = I. R (4) Vd = 70,76. 2,212 = 156,52 Volt Atau Vd = (156,52 / 20400) x 100 % = 0,76 % Jadi jatuh tegangannya adalah sebesar 0,76 %. Dari hasil perhitungan drop tegangan diperoleh nilai drop tegangan 0,76 %, sehingga dengan ketelitian absolut GPS 3 meter pada pengukuran koordinat tiang, sambungan dan gardu induk maka pengaruh terhadap rugi tegangan masih berada dalam batas toleransi. Pengukuran panjang kabel dengan toleransi ± 3 meter masih dapat ditoleransi (tidak menambah) pemasangan peralatan pada tiang distribusi ataupun pada GI. Jika dihitung toleransi 5% terhadap kesalahan panjang kabel yang diperbolehkan, diperoleh kesalahan yang diijinkan 9.398 meter (pada saluran 20kV atau jaringan tegangan menengah tiga fasa dengan menggunakan 3 kabel). Sesuai dengan perhitungan dengan menggunakan rumus berikut : Diketahui : A = 150 mm 2 (luas penampang kabel) P = 250000 Watt(daya terpakai) V = 20 kv (tegangan) Cos θ = 1 (kondisi ideal) Vd = 5% (max) Dengan menggunakan persamaan (5)-(7) berikut dapat diselesaikan [2]: I = P (5) 3. V. Cos θ I = 2500 3. 20. 1 I = 72,168 A Jadi Arus = 72,168 Ampere Vd = I. R.. (6) R = Vd / I R = 500 / 72,168 = 6.928 Ω Jadi besarnya tahanan max yang diijinkan adalah 0,06928 R = ρ dl 2 (7) A 6.928 = 0,89519. dl 2 150 dl 2 = 1160.9175 meter Untuk mengetahui kesalahan maksimum kita bandingkan : dl 2 / dl 1 = 1160.9175 / 370.60086 x 3 meter = 9.398 meter Jadi besarnya kesalahan max yang diijinkan untuk tegangan 20kV adalah 9.398 meter. dengan : R = tahanan kabel dengan satuan Ω I = besarnya arus listrik dengan satuan Ampere dl = panjang kabel dan toleransi kesalahan panjang kabel dengan satuan Meter P = daya dengan satuan Watt Pvar = daya reaktif dengan satuan KVAR ρ = tahanan jenis kabel dengan satuan Ω- mm V = tegangan dengan satuan Volt Cos θ = faktor daya dengan satuan derajat A = luas penampang kabel dengan satuan mm 2 Vd = jatuh tegangan dengan satuan Volt.

MAKARA, TEKNOLOGI, VOL. 7, NO. 1, APRIL 2003 39 Tumpang susun antara poligon yang berasal dari peta garis skala 1 : 1000 untuk area Rungkut, dapat disusun dengan layout jaringan yang berasal dari pengukuran titik-titik koordinat tiang, sambungan dan gardu induk serta garis yang menghubungkan antara titik tersebut yang merupakan kawat penghantar. Setiap titik koordinat maupun setiap line diberikan atribut sesuai dengan spesifikasi yang telah ada. Dalam pembuatan layout jaringan ini, setiap titik koordinat dimasukkan dahulu melalui program AutoDeskMap, sehingga meminimalkan kemungkinan terjadinya pergeseran titik untuk kemudian di-export ke ArcView GIS 3.2. Proses ekspor ini dilakukan secara bertahap untuk setiap komponen sehingga akan terdapat theme yang berbeda dalam ArcView. Drop tegangan diperoleh dengan memasukkan data-data pengukuran tegangan pada sisi kirim maupun pada sisi terima sehingga dapat diketahui seberapa besar jatuh tegangannya. Pada proses perhitungan drop tegangan, arus yang mengalir pada masing-masing kawat penghantar dapat diketahui dengan mengetahui beban masing-masing pelanggan. Drop tegangan masingmasing penghantar dapat diketahui dengan memanfaatkan data spasial yang ada. ArcView dapat mempermudah proses penghitungan nilai drop tegangan pada masing-masing penghantar sehingga analisis distribusi jaringan dapat lebih mudah dilakukan. Nilai drop tegangan pada saluran distribusi tenaga listrik ini masih berada di bawah batasan yang ditentukan yaitu 5%, walaupun demikian terdapat perbedaan antara nilai hasil perhitungan dengan nilai hasil pengukuran. Perbedaan terjadi dimungkinkan oleh beberapa faktor antara lain: 1. Ketelitian dari alat ukur (Voltmeter). 2. Ketelitian pembacaan. 3. Pembulatan hasil pembacaan ataupun perhitungan. 4. Faktor lainnya Drop tegangan terjadi akibat beberapa faktor, antara lain: 1. Umur penghantar. 2. Perbedaan kualitas penghantar. 3. Adanya sambungan kabel. 4. Impedansi dan admitansi saluran. 5. Beban dan faktor daya. Untuk memungkinkan regulasi yang kecil, saluran distribusi dioperasikan pada tegangan konstan di kedua ujung dan pangkal penerimaan tanpa dipengaruhi oleh beban. Bila tegangan pada titik penerimaan turun karena naiknya beban maka digunakan pengatur tegangan dengan beban (on-load voltage-regulator) agar tegangan sekunder dapat konstan meskipun tegangan primernya berubah. Dengan adanya drop tegangan pada saluran dengan nilai di bawah 5% maka penurunan tersebut dapat diatasi dengan menaikkan tegangan sumber. Peningkatan tegangan sumber dapat mengurangi nilai drop tegangan. Dalam perhitungan rugi tahunan perlu diketahui besarnya rugi daya pada saluran distribusi. Perhitungan rugi daya pada saluran distribusi dilakukan berdasarkan I (arus) pada waktu tertentu. Besarnya daya yang hilang dihitung dengan menggunakan data-data yang ada pada penyulang dan data-data yang ada pada pelanggan. Apabila nilainya kurang dari 5 % maka hal ini masih dapat dianggap wajar atau masih dapat ditoleransi. Hasil perhitungan rugi daya menunjukkan bahwa daya yang hilang masih dalam batas wajar (kurang dari5%). Kehilangan daya tersebut mungkin disebabkan oleh adanya tahanan pada saluran distribusi. Dari segi ekonomis, pengetahuan tentang rugi daya berguna dapat memperhitungkan berapa besar faktor hilang tahunan. Faktor hilang tahunan diperoleh melalui perbandingan antara tenaga hilang tahunan (kwh) ratarata terhadap dan daya hilang pada beban maksimum. Faktor hilang tahunan diperlukan dalam studi untuk mengevaluasi hilang tenaga, walaupun dapat digunakan pula dalam penetapan jam ekivalen, yaitu jumlah jam rata-rata dalam sehari beban puncak harus dipertahankan agar jumlah hilang tenaga sama dengan variasi beban (variable load). Analisis ketersediaan daya listrik setiap bulannya dan pemakaian untuk bulan-bulan mendatang dilakukan dengan metode matematis menggunakan persamaan (8) (9) berikut [3]: Σ Y = n. a + b. Σ X (8) Berdasarkan metode di atas maka didapatkan persamaan trendnya sebagai berikut : Σ XY = a. Σ X + b. Σ X 2 (9) Dengan persamaan trendnya adalah : Y = a + bx... (10) Ramalan untuk tahun-tahun mendatang diketahui dengan membuat persamaan garis trend tersebut dan mengganti X dengan nilainya. Grafik dari trend persamaan garis tersebut berupa garis lurus yang digambarkan dari dua nilai trend yang tidak berdekatan, kemudian dihubungkan dengan garis lurus. Grafik tersebut juga berguna dalam peramalan pertumbuhan penggunaan tenaga listrik oleh setiap pelanggan. Penggunaan tenaga listrik yang di luar kewajaran pelanggan dapat diketahui dengan cepat oleh pihak PLN.

40 MAKARA, TEKNOLOGI, VOL. 7, NO. 1, APRIL 2003 Pembuatan saluran bawah tanah dapat dipertimbangkan untuk memperoleh saluran yang lebih handal, antara berdasarkan beberapa faktor berikut: - Kehandalan saluran tidak dipengaruhi keadaan cuaca maupun angin, seperti cuaca buruk dan angin kencang. - Mengurangi bahaya yang ditimbulkan akibat gangguan tegangan 20kV pada jalur saluran. - Estetika penataan ruang kota dan wilayah yang lebih baik. - Kontinuitas penyaluran tegangan lebih terjamin. 4. Kesimpulan Dari hasil pengolahan data dan analisis terhadap hasil pengolahan data tersebut diperoleh bahwa toleransi panjang kabel 3 meter atau besarnya drop tegangan pada saluran 0,76 % masih berada dalam batas toleransi yaitu kurang dari 5%. Perbedaan nilai pada setiap segmen saluran terjadi karena faktor ketelitian voltmeter, kesalahan manusia dan kesalahan perhitungan. Drop tegangan terjadi karena faktor umur penghantar, kualitas penghantar, sambungan kabel, impedansi dan admitansi saluran, beban dan faktor daya. Daftar Acuan [1] Eddy Prahasta, Sistem Informasi Geografis, Informatika, Bandung, 2002. [2] Arismunandar, S. Kuwahara, Teknik Tenaga Listrik, Cetakan Kelima, Pradnya Paramita, Jakarta, 1993. [3] M. Iqbal Hasan, In: Uppal, Electrical Power, 8th Ed., Khanna Publisher, New Delhi, 1980.

MAKARA, TEKNOLOGI, VOL. 7, NO. 1, APRIL 2003 41 Appendix Tabel A1.Trend Pemakaian (KWH) PT. Unilever I (2003) BULAN X Y (kwh) XY X 2 TREND Mei 0 13639 0 0 13644.6 Juni 1 13932 13932 1 13923.2 Juli 2 14201 28402 4 14201.8 Agustus 3 14478 43434 9 14480.4 Total 6 56250 85768 14 56250 Dimana : Y = 13644,6 + 278,6 X 16000 14000 12000 10000 8000 6000 4000 2000 0 Mei Juni Juli Agustus X Y (kwh) TREND Gambar A1. Trend Pemakaian (KWH) PT. Unilever I (2003)

42 MAKARA, TEKNOLOGI, VOL. 7, NO. 1, APRIL 2003 Tabel A2. Trend Pemakaian (KWH) PT. Surya Multi Indopark (2003) BULAN X Y (kwh) XY X 2 TREND Mei 0 7901 0 0 7902.8 Juni 1 8115 8115 1 8110.1 Juli 2 8313 16626 4 8317.4 Agustus 3 8526 25578 9 8524.7 Total 6 32855 50319 14 32855 Dimana : Y = 7902,8 + 207,3 X 9000 8000 7000 6000 5000 4000 3000 2000 1000 0 Mei Juni Juli Agustus X Y (kwh) TREND Gambar A2. Trend Pemakaian (KWH) PT. Surya Multi Indopark (2003)

MAKARA, TEKNOLOGI, VOL. 7, NO. 1, APRIL 2003 43 Tabel A3. Trend Pemakaian (KWH) PT. Unilever II (2003) BULAN X Y (kwh) XY X 2 TREND Mei 0 4887 0 0 4858.6 Juni 1 5180 5180 1 5259.2 Juli 2 5733 11466 4 5659.8 Agustus 3 6038 18114 9 6060.4 Total 6 21838 34760 14 21838 Dimana : Y = 4858,6 + 400,6 X 7000 6000 5000 4000 3000 2000 X Y (kwh) TREND 1000 0 Mei Juni Juli Agustus Gambar A3. Trend Pemakaian (KWH) PT. Unilever II (2003)

44 MAKARA, TEKNOLOGI, VOL. 7, NO. 1, APRIL 2003 Tabel A4. Trend Pemakaian (KWH) PT. ABADI ADI MULIA (2003) BULAN X Y (kwh) XY X 2 TREND Mei 0 12871 0 0 12869.2 Juni 1 13051 13051 1 13054.4 Juli 2 13241 26482 4 13239.6 Agustus 3 13425 40275 9 13424.8 Total 6 52588 79808 14 52588 Dimana : Y = 12869,2 + 185,2 X 16000 14000 12000 10000 8000 6000 4000 2000 0 Mei Juni Juli Agustus X Y (kwh) TREND Gambar A4. Trend Pemakaian (KWH) PT. ABADI ADI MULIA (2003)