BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat, di mana di dalam pembangunan ini tidak bisa terlepas. penggerak pertumbuhan dan mengurangi kemiskinan.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. modal. Penambahan modal ini berupa investasi dan tabungan. Di satu sisi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Setiap negara membutuhkan modal untuk membiayai proyek

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENANAMAN MODAL ASING DI INDONESIA TAHUN 1997.I IV

BAB I PENDAHULUAN. boleh dikatakan stabil selama lebih kurang tiga puluh tahun tiba-tiba harus. langsung berdampak pada perekonomian dalam negeri.

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian menuju perekonomian yang berimbang dan dinamis. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan proses berkelanjutan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang yang sedang membangun, membutuhkan dana yang cukup besar untuk membiayai pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang memiliki banyak sumber daya alam dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. tujuan akhir meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh.

BAB I PENDAHULUAN. Meskipun pertumbuhan ekonomi setelah krisis ekonomi yang melanda

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan barang dan jasa, investasi yang dapat meningkatkan barang modal,

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional tersebut agar terlaksananya tujuan dan cita-cita bangsa

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi. Dinamika penanaman modal memengaruhi tinggi rendahnya

Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya pasar uang (money market) dan pasar modal (capital market)

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Keberhasilan atau tidaknya pembangunan ekonomi di suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. nasional dan pada akhirnya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui

BAB IX KONTROVERSI PENANAMAN MODAL ASING (PMA) & UTANG LUAR NEGERI (ULN)

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Krisis moneter yang dimulai dengan merosotnya nilai rupiah terhadap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia mempunyai wilayah yang sangat luas dan jumlah

BAB I PENDAHULUAN. akumulasi modal yang diperlukan untuk pembangunan perekonomian.

BAB I PENDAHULUAN. melangsungkan kegiatan operasionalnya. Kebutuhan sumber dana tersebut

BAB I PENDAHULUAN. banyak diminati oleh para investor karena saham tersebut sangat liquid. Sahamsaham

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang terjadi. Bagi daerah, indikator ini penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. Penanaman modal yang sering disebut juga investasi merupakan langkah

Bab 5 PEREKONOMIAN TERBUKA

BAB I PENDAHULUAN. proses kegiatan ekonomi dan perdagangan, dimana negara-negara di seluruh dunia

BAB I PENDAHULUAN. dalam perekonomian karena berguna bagi pembangunan ekonomi secara keseluruhan.

BAB I PENDAHULUAN. Negara berkembang adalah sebuah Negara dengan rata-rata pendapatan

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang memiliki karakteristik perekonomian yang

BAB I PENDAHULUAN. yang disebut Indeks harga saham. Untuk mengetahui bagaimana kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN. negeri, seperti tercermin dari terdapatnya kegiatan ekspor dan impor (Simorangkir dan Suseno, 2004, p.1)

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan cerminan

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara berkembang yang menganut sistem. perekonomian terbuka di mana dalam menjalankan roda perekonomiannya,

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan. dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan ekonomi internasional yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. yang pesat. Hal ini diharapkan mampu menjadi basis kestabilan ekonomi bagi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang sedang aktif

BAB I PENDAHULUAN. Permintaan energi di Asia Tenggara terus meningkat dan laju

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang paling umum adalah berupa perdagangan atau transaksi barang.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, pertumbuhan dunia industri menjadi fokus utama negara negara di

I. PENDAHULUAN. Indonesia telah lama melakukan perdagangan internasional. Adapun manfaat

BAB I PENDAHULUAN. Krisis tersebut menjadi salah satu hal yang sangat menarik mengingat terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. negara tersebut, atau pada saat yang sama, investasi portofolio di bursa

BAB I PENDAHULUAN. di Amerika Serikat merupakan topik pembicaraan yang menarik hampir di

BAB I PENDAHULUAN. tidak ada hambatan. Hal tersebut memberi kemudahan bagi berbagai negara untuk

BAB I PENDAHULUAN. Sejak tahun 1990 aliran investasi asing langsung (Penanaman Modal Asing, PMA)

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak krisis ekonomi menghantam Indonesia pada pertengahan

BAB I PENDAHULUAN. dimana kebutuhan ekonomi antar negara juga semakin saling terkait, telah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk berinvestasi pada instrumen keuangan seperti saham, obligasi,

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian suatu negara sangat menentukan tingkat. kesejahteraan masyarakat suatu negara, yang berarti bahwa suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya masalah ekonomi itu adalah tentang bagaimana manusia

BAB I PENDAHULUAN. yang menunjukkan besarnya peningkatan kesejahteraan masyarakat dalam suatu. angkatan kerja. Terakhir yaitu kemajuan teknologi.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dan nilai tukar mengambang, tentu saja Indonesia menjadi sangat rentan terhadap

BAB 1 PENDAHULUAN. negara yang mengimpor maupun mengekspor akan menimbulkan suatu

DWI NURDIYANTO B

BAB I PENDAHULUAN. internasional tidak bisa lepas dari hal-hal yang sedang dan akan berlangsung di

BAB I PENDAHULUAN. beredar juga mempengaruhi perekonomian. Dengan berkurangnya jumlah yang. mengganggu aktivitas perekonomian nasional.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kebutuhan manusia sangat tidak terbatas sedangkan alat pemenuh kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Seperti yang dikutip dari situs

repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal tempat diperjual belikannya keuangan jangka panjang seperti

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. mendorong pembentukan modal dan mempertahankan pertumbuhan ekonomi. harga saham (Indeks Harga Saham Bursa Efek Indonesia, 2008).

1 Universitas indonesia

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan dana dari masyarakat pemodal (investor). Di era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. seluruh penghasilan saat ini, maka dia dihadapkan pada keputusan investasi.

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia di tengah perekonomian global semakin

juga disertai usaha-usaha penyempumaan fasilitas perdagangan efek di lantai

Analisis fundamental. Daftar isi. [sunting] Analisis fundamental perusahaan. Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

BAB 1 PENDAHULUAN. Grafik 1.1 Perkembangan NFA periode 1997 s.d 2009 (sumber : International Financial Statistics, IMF, diolah)

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan hal yang tidak asing lagi di Indonesia khususnya

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai sebuah negara yang sedang berkembang, pembangunan ekonomi

BABI PENDAHULUAN. Indonesia adalah Negara yang sedang berkembang, dimana pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di berbagai bidang perekonomian. Pembangunan ekonomi secara

I. PENDAHULUAN. bukti kepemilikan atas suatu perusahaan. Suatu perusahaan dapat menjual hak

BAB I PENDAHULUAN. perbelanjaan, hanya saja yang membedakan pasar modal adalah barang barang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada dewasa ini kita melihat dunia pasar modal semakin cukup

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal adalah tempat bertemunya antara pihak yang memiliki

I. PENDAHULUAN. Salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara memiliki mata uang yang menunjukkan harga-harga barang dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang menganut sistem perekonomian

I. PENDAHULUAN. kepada penduduknya. Kenaikan kapasitas itu sendiri ditentukan atau. dimungkinkan oleh adanya kemajuan atau penyesuaian-penyesuaian

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan para pemodal (investor) untuk melakukan diversifikasi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Isi pembukaan Undang-undang Dasar 1945 diantaranya menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran merupakan salah satu masalah yang selalu dihadapi dan sulit

I. PENDAHULUAN. B. Belanja Negara (triliun Rupiah)

Herdiansyah Eka Putra B

Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN Nomor. 01/ A/B.AN/VI/2007 BIRO ANALISA ANGGARAN DAN PELAKSANAAN APBN SETJEN DPR RI

BAB I PENDAHULUAN. iklimnya, letak geografisnya, penduduk, keahliannya, tenaga kerja, tingkat harga,

BAB I PENDAHULUAN. rakyat (Yunan, 2009:2). Pertumbuhan ekonomi juga berhubungan dengan proses

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan prosesnya yang berkelanjutan merupakan kondisi utama bagi kelangsungan pembangunan ekonomi. Dalam pelaksanaannya tujuan dari pembanguanan nasional, yaitu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, di mana di dalam pembangunan ini tidak bisa terlepas dari adanya peran investasi. Investasi yang baik akan mendorong tumbuhnya berbagai investasi dan terutama dari sektor swasta yang produktif, sebagai penggerak pertumbuhan dan mengurangi kemiskinan. Dalam upaya meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi, diperlukan suatu modal yang cukup untuk bisa mendorong kegiatan perekonomian. Salah satu modal yang bisa didapat adalah dari investasi/penanaman modal. Investasi merupakan pengeluaran atau pembelanjaan, penanaman modal untuk membeli barang barang modal dan perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan memproduksi barang dan jasa. Pada kenyataanya di kebanyakan negara sedang berkembang mengalami keadaan kekurangan modal, sulit bagi negara berkembang untuk melakukan investasi yang mantap. Indonesia sebagai salah satu negara yang sedang berkembang juga mengalami hal tersebut. Padahal kegiatan investasi mutlak diperlukan sebab pada dasarnya produksi dan GDP hanya dapat ditingkatkan dengan lebih banyak melakukan investasi. Jumlah investasi tergantung dari banyak sedikitnya modal yang tersedia, yaitu jumlah tabungan yang ada dalam

2 masyarakat. Pada kenyataanya kebanyakan di negara berkembang tingkat tabungannya hanya 5% - 6% dari Gross National Product (GNP), sehingga tidak memberikan peningkatan yang berarti bagi pembangunan (Ambarsari dan Purnomo, 2005:27). Terbatasnya tabungan domestik disebabkan oleh laju pertumbuhan tabungan yang relatif rendah, sementara kebutuhan dana untuk membiayai investasi meningkat terus setiap tahunya mengikuti pertumbuhan penduduk dan kebutuhan pasar. Tabungan domestik terdiri dari tabungan pemerintah dan tabungan masyarakat. Tabungan pemerintah ada dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), yang merupakan selisih antara penerimaan dalam negeri dengan pengeluaran rutin dan dari keuntungan bersih yang di hasilkan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Tabungan masyarakat merupakan akumulasi dari tabungan pembangunan nasional, tabungan asuransi berjangka, dan deposito berjangka (Jurnal Pasar Modal Indonesia, 2000:13). Rendahnya tabungan domestik dan tingkat investasi yang berhasil dimobilisasi ini membuat kesenjangan antara tabungan dan investasi atau saving investment gap (S I gap) menjadi semakin besar. Gap ini ditutup dengan masuknya modal asing ke sektor swasta maupun pemerintah. Dapat dikatakan bahwa ada korelasi antara S I gap dengan tingkat ketergantungan perekonomian negara yang bersangkutan terhadap dana dari luar negeri. barang dan jasa yang tersedia dalam perekonomian (Sukirno, 1997:107). Investasi diharapkan dapat sebagai penggerak pertumbuhan perekonomian suatu negara. Karena keterbatasan dana yang dimiliki pemerintah, untuk menggerakan pertumbuhan ekonomi maka

3 peran investasi baik secara investasi dari luar negeri maupun dari dalam negeri mutlak sangat diperlukan (Ambarsari dan Purnomo, 2005:26). Besarnya penanaman modal asing yang masuk kenegara-negara berkembang dapat dilihat pada gambar 1. Sumber: World bank, 2007 Gambar 1 Perkembangan PMA/FDI di Negara Negara Berkembang Dari gambar 1 dapat dilihat bahwa aliran penanaman modal asing langsung/foreign Direct Investment (FDI) di negara-negara berkembangan selalu mengalami kenaikan yang cepat sejak tahun 1990 an sampai dengan masa sebelum terjadianya krisis ekonomi yaitu sekitar tahun 1997. Tetapi pada saat terjadinya krisis ekonomi aliaran FDI yang masuk kenegara-negara berkembang bersifat fluktuatif (naik- turun), hal ini terjadi sampai dengan tahun 2003. Setelah tahun 2003 kenaikan jumlah FDI yang masuk meningkat tajam. Berdasarkan gambar 1 aliran sumber dana yang masuk kengara-negara berkembang, yang terbesar adalah FDI. Bentuk-bentuk aliran dana dari luar negeri yang lain seperti bantuan, maupun pinjaman besarnya dana tersebut masih kalah dengan besarnya FDI yang masuk kenegara-negara berkembang (World Bank, 2007:315). Di Indonesia sendiri Investasi/penanaman modal dibedakan menjadi dua macam yaitu: Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal

4 Asing (PMA). PMDN di Indonesia diatur oleh pemerintah dalam Undang Undang No. 6 tahun 1968. Di dalam Undang Undang tersebut yang dimaksud dengan PMDN adalah pengunaan kekayaan masyarakat Indonesia, termasuk hak hak dan benda benda yang dimiliki oleh negara maupun swasta nasional atau swasta asing yang berdomisili di Indonesia. Mengenai investasi asing pemerintah Indonesia mengaturnya dalam Undang Undang No. 1 tahun 19967, di dalam Undang Undang tersebut pemerintah memberikan definisi tentang apa yang dimaksud dengan penanaman modal asing. Menurut Undang Undang No. 1 tahun 1967 PMA adalah penanaman modal asing yang meliputi penanaman modal asing secara langsung yang digunakan untuk menjalankan proyek di Indonesia, dalam hal ini pemilik modal secara langsung menanggung resiko atas penanaman modal tersebut. Dari bentuk investasi tadi, PMA merupakan suatu bentuk investasi yang sangat diharapkan oleh negara-negara berkembang termasuk Indonesia. PMA akan memberikan manfaat-manfaat bagi negara tujuan investasi (host countries). Perluasan kesempatan kerja merupakan salah satu manfaat besar yang bisa diperoleh dari adanya investasi. Berkembagnya investasi juga akan memepercepat proses pemerataan pendapatan masyarakat melalui kepemilikan saham perusahaan go-public dan meningkatkan mobilisasi dana masyarakat,untuk dipergunakan dalam kegiatan usaha yang bersifat produktif serta meningkatkan likuiditas perekonomian dalam kegiatan usaha yang bersifat produktif serta meningkatkan likuiditas perekonomian dalam meningkatkan ekonomi.

5 Perkembangan investasi di Indonesia sendiri Sejak diberlakukannya Undang-Undang No.1 tahun 1967 dan telah diperbaharui menjadi Undang- Undang No.11 tahun 1970 diharapkan dapat diciptakan iklim investasi yang menarik bagi investor. Prosedur yang sederhana, pelayanan yang lancar, prasarana yang menujang, serta perturan yang konsisten, sehingga menjamin kepastian usaha dan keamanan berinvestasi. Diharapkan investasi cenderung terus meningkat dari waktu ke waktu. Seperti terlihat pada gambar 2 setelah dikeluarkan Undang Undang baru tentang PMA pada tahun 1970 ternyata perkembangan PMA yang masuk ke Indonesia belum signifikan. Hal ini dimungkinkan karena iklim investasi dan usaha di Indonesia saat itu belum begitu kondusif, dan pasar Indonesia belum begitu dilirik oleh para investor asing. Sumber : BKPM, 2006 Gambar 2 Perkembangan PMA dan PMDN di Indonesia Tahun 1967 2005 Setelah krisis 1998 jumlah proyek baru PMA, sempat mengalami peningkatan. Namun setelah tahun 2000, jumlahnya menurun dan cenderung akan berkurang terus. Satu hal yang menarik adalah bahwa sejak krisis, jumlah proyek baru PMA rata-rata per tahunnya lebih besar daripada jumlah proyek baru PMDN. Ini menandakan bahwa bagi perkembangan investasi langsung/jangka panjang di

6 dalam negeri, khususnya dalam periode pasca krisis, peran PMA jauh lebih penting daripada PMDN. Tabel 1 Perkembangan Penanaman Modal Asing 1990-2007 (Dalam Juta Rupiah) TAHUN PMA 1990 2.175.264 1991 3.055.884 1992 3.749.470 1993 4.406.600 1994 4.865.264 1995 10.356.518 1996 14.177.850 1997 7.262.625 1998 3.415.820 1999 28.236.000 2000 40.549.410 2001 26.212.485 2002 11.175.950 2003 5.053.605 2004 9.503.670 2005 22.344.300 2006 24.786.782 2007 26.670.874 Sumber: BPS, Statistik Indonesia diolah Seperti yang terlihat dalam tabel 1. perkembangan jumlah PMA yang masuk dalam enam tahun terakhir 2001 2007 tingkat investasi langsung, menunjukkan pertumbuhan yang relatif kecil dan masih bersifat fluktuatif. Rata-rata pertumbuhan investasi sepanjang periode tersebut hanya sekitar 6,5% dengan kontribusi rata-rata sekitar 21% terhadap PDB. Rasio tersebut masih dinilai kurang ideal dalam menggerakkan perekonomian yang berkualitas khususnya terhadap

7 tingkat penggangguran dan kemiskinan suatu negara. Pada tahun 2008, dengan pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan sebesar 6,8%, investasi diharapkan dapat tumbuh sebesar 12% (Basar, 2008:1). Dilihat dari nilai nettonya (arus investasi masuk-arus keluar), gambarannya setelah krisis lebih memprihatinkan. Walaupun pada tahun 2002 dan 2004 sempat kembali positif. Lebih banyaknya arus PMA keluar daripada masuk mencerminkan buruknya iklim investasi di Indonesia. Buruknya daya saing Indonesia dalam menarik PMA lebih nyata lagi jika dibandingkan dengan perkembangan PMA di negara-negara lain. Misalnya dalam kelompok ASEAN, Indonesia satu-satunya negara yang mengalami arus PMA negatif sejak krisis ekonomi 1998; walaupun nilai negatifnya cenderung mengecil sejak tahun 2000. Hal ini ada kaitannya dengan iklim politik yang semakin baik dibandingkan pada periode 1998-1999, yang memperkecil keraguan calon-calon investor untuk menanamkan modal mereka di Indonesia. Oleh karena itu peranan dari pemerintah yang kaitannya dengan berbagai peraturan yang dikeluarkan, kepastian dan jaminan hukum serta kondisi sosial politik di Indonesia juga sangat berpengaruh terhadap besarnya PMA yang masuk. Seperti yang disebutkan di atas masuknya investasi tidak terlepas dari berbagai faktor yang mempengaruhinya, baik dari segi ekonomi maupun nonekonomi. Apabila dilihat dari segi ekonomi yaitu Produk Domestik Bruto (PDB), tingkat suku bunga, inflasi, tingkat nilai tukar mata uang, angkatan kerja, hutang luar negeri, pertumbuhan ekonomi, dan berbagi faktor ekonomi yang lainnya.

8 Apabila dilihat dari segi non-ekonomi seperti keadaan politik, perubahan peraturan/regulasi, keamanan, dan petambahan penduduk. Investasi asing/pma di Indonesia yang pergerakanya yang cukup fluktuatif ini menarik untuk dikaji. Hal ini mengingat Indonesia sebagai salah satu negara emerging market di Asia, merupakan salah satu negara tujuan para investor asing. Di samping itu pernan investasi yang sangat penting bagi perekonomian Indonesia juga menjadi suatu pertimbangan khusus terhadap hal - hal apa saja yang mempengaruhi masuknya PMA di Indonesia. Oleh karena itu isu penting yang banyak dikemukakan dalam perkembangan investasi, terutama PMA adalah hal-hal apa saja yang menjadi bahan pertimbangan bagi para investor di Indonesia. Dalam penelitian ini akan dilihat apakah faktor-faktor fundamental ekonomi seperti PDB, tingkat bunga, kurs, dan angkatan kerja, di Indonesia akan menjadi faktor penentu yang mempengaruhi besarnya PMA yang masuk di Indonesia sejak pada tahun 1980 sampai dengan tahun 2007. Di samping itu juga akan diteliti apakah ada perubahana struktural (suatu kejadian yang menyebabkan adanya perbedaan perilaku ekonomi) yang terjadi pada periode tersebut. Bertitik tolak dari fenomena yang diungkapkan di atas dan peranan investasi yang sangat besar bagi suatu perekonomian negara, maka penting sekiranya untuk meneliti dan mengkaji lebih lanjut mengenai berbagai determinan/faktor-faktor yang mempengaruhi investasi di Indonesia, terutama adalah dalam Penanaman Modal Asing pada periode 1980-2007.

9 1. Rumusan Masalah Penelitian yang sebelumnya yang menganalisis berbagai faktor yang berpengaruh terhadap masuknya investasi asing/pma dilakukan oleh beberapa peneliti, menggunakan beberapa variabel yang cukup variatif. Penelitian yang dilakukan oleh Aghosin dan Mayer (2006) menunjukan bahwa masuknya PMA di negara negara Asia, Afrika, dan Amerika Latin dipengaruhi oleh besarnya GDP, pertumbuhan ekonomi, dan investasi dimasa lalu, dari penelitiannya yang berpengaruh adalah besarnya GDP dan pertumbuhan ekonomi, sedangkan variabel investasi di masa lalu pengaruhnya hanya kecil. Faktor faktor yang mempengaruhi masuknya PMA kebanyakan dipengaruhi oleh faktor yang bersifat makro ekonomi, penelitian yang dilakukan oleh Kyrkilis dan Pantelidis (2003) pada negara-negara di Asia Selatan menyimpulkan bahwa faktor faktor yang berpengaruh terhadap masuknya PMA adalah GNP, suku bunga domestik, indeks nilai tukar mata uang domestik, variabel teknologi (diproksi dengan jumlah hak paten yang diterbitkan), human capital, dan keterbukaan ekonomi. Di Indonesia penelitian tentang PMA dilakukan oleh Ambarsari dan Purnomo (2005) menggunakan kurs valuta asing, suku bunga internasional, suku bunga deposito,dan PDB sebagai faktor yang mempengaruhi masuknya PMA di Indonesia. Penelitian yang dilakukan oleh Nurcahyaningtyas (2006), dalam penelitiannya tentang foreign direct investment (FDI) mengunakan GDP, suku bunga, kurs, dan keterbukaan ekonomi (diproksi dengan penjumlahan ekspor dan impor). Dari berbagai penelitian tersebut ada variabel yang signifikan

10 berpengaruh tetapi ada pula yang kurang signifikan pengaruhnya. Dari berbagai penelitian di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: a. Bagaimanakah pengaruh Gross Domestic Product (GDP) terhadap PMA di Indonesia pada periode 1980-2007? b. Bagaimanakah pengaruh tenaga kerja terhadap PMA di Indonesia pada periode 1980-2007? c. Bagaimanakah pengaruh tingkat suku bunga terhadap PMA di Indonesia pada periode 1980-2007? d. Bagaimanakah pengaruh kurs terhadap PMA di Indonesia pada periode 1980-2007? 2. Batasan Masalah a. Pengertian Istilah Istilah-istilah yang dipakai dalam penelitian ini antara lain: 1) Penanaman Modal Asing (PMA) merupakan aliran arus modal yang berasal dari luar negeri yang mengalir ke sektor swasta baik yang melalui investasi langsung (direct investment) maupun investasi tidak langsung (portofolio) (Suyatno, 2003:72). Menurut Undang Undang No.11 tahun 1970, PMA adalah penanaman modal asing yang meliputi penanaman modal asing secara langsung yang digunakan untuk menjalankan proyek di Indonesia, dalam hal ini pemilik modal secara langsung menanggung resiko atas penanaman modal tersebut. 2) Gross Domestic Product (GDP) atau Produk Domestik Bruto (PDB) didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh

11 unit usaha dalam suatu negara tertentu atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa yang diahasilkan oleh seluruh unit ekonomi dalam satu tahun tertentu (Sukirno, 2004:34). 3) Tenaga kerja (manpower) adalah seluruh penduduk dalam usia kerja (berusia 15 tahun atau lebih) yang potensial dapat memproduksi barang dan jasa. Sebelum tahun 2000, Indonesia menggunakan patokan seluruh penduduk berusia 10 tahun ke atas, tapi sejak Sensus Penduduk 2000 dan sesuai dengan ketentuan internasional, tenaga kerja adalah penduduk yang berusia 15 tahun atau lebih. (BPS, 2008:15). 4) Tingkat suku bunga adalah keuntungan yang diharapkan akan diperoleh apabila seseorang menyimpan dana di bank selama satu tahun (Ambarsari dan Purnomo, 2005:31). 5) Kurs adalah perbandingan antara mata uang dalam negeri dengan mata uang luar negeri (Suyanto, 2006:7). b. Batasan Penelitian Pada penelitian tentang determinan penentu PMA di Indonesia periode 1980 2007 ini akan terbatas pada hal-hal berikut ini: 1) Periode penelitian ini mengamati faktor penentu masuknya PMA di Indonesia dengan sampel dari tahun 1980 2007. 2) Data yang digunakan adalah data time series (runtut waktu) secara tahunan yang diambil dari berbagai sumber yang relevan dengan penelitian.

12 3) PMA yang dimaksud dalam penelitian ini adalah jumlah investasi asing langsung yang masuk di Indonesia pada sektor riil, adapun data yang diambil pada balance of payment (neraca pembayaran) pada capital and financial account. 4) GDP yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan GDP nominal (GDP berdasarkan harga berlaku/tahun berjalan). 5) Tenaga kerja yang dimaksud dalam penelitian ini agar lebih relevan maka variabel tersebut diproksi dengan tingkat produktivitas tenaga kerja di Indonesia. 6) Tingkat suku bunga pada penelitian ini adalah Sertifikat Bank Indonesia 3 bulan/bank Indonesia Certificate - 3 months. 7) Kurs yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah kurs Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat (US$). US$ dipilih penulis karena US$ merupakan hard currency yang paling stabil dan paling diakui sebagai mata uang untuk transaksi internasional oleh semua negara. 3. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah untuk memberikan informasi kepada semua pihak yang berkompeten/stake holder dalam investasi terutama pada investasi asing/pma. Para stake holder itu merupakan para pelaku ekonomi baik dari pemerintah pusat (Badan Koordinasi Penanaman Modal, Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan, Departemen Keuangan, otoritas bursa, dan lain-lain), pemerintah daerah, Bank Indonesia, para investor asing, investor domestik, dan masyarakat secara umum.

13 Sebagai bahan acuan empiris dalam pembuataan kebijakan terkait dengan masalah penanaman modal asing di Indonesia, sehingga bisa menciptakan suatu suasana/iklim investasi yang kondusif sehingga bisa menarik para investor dan terutama investor luar negeri. Memberikan informasi dan referensi kepada mahasiswa dan peneliti lain yang akan melakukan penelitian yang sejenis. 4. Keaslian Penelitian Hal hal yang membedakan penelitian ini dengan penelitian yang lainnya adalah: a. Penelitian yang pernah dilakukan antara peneliti satu dengan yang lain menggunakan variabel yang berbeda-beda. Oleh karena itu penelitian ini mencoba menggabungkan variabel variabel yang berbeda tersebut menjadi sebuah penelitian yang lebih lanjut dengan melihat kondisi di Indonesia saat ini yang lebih relevan dan aktual. b. Kebanyakan variabel yang dipergunakan untuk menganalisis faktor yang mempengaruhi PMA adalah GDP dan tingkat bunga. Pada penelitian ini memasukan dua variabel lain yaitu kurs dan produktivitas tenaga kerja, sebagai bagian dari variabel yang berpengaruh. c. Dalam penelitian ini menggunakan analisis dengan menggunakan model koreksi kesalahan/error Correction Model (ECM). d. Melakukan suatu pengujian untuk mengetahui ada tidakanya suatu perubahan struktural. e. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian di Indoesia dan periode yang dipergunakan dalam penelitian yang dibuat untuk saat ini cukup representatif dan aktual yaitu dari 1980 2007.

14 B. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian tentang determinan penentu PMA di Indoeneisa periode 1980 2007 ini adalah: 1. Menganalisis pengaruh GDP terhadap PMA di Indonesia pada periode 1980-2007 2. Menganalisis pengaruh tenaga kerja terhadap PMA di Indonesia pada periode 1980-2007 3. Menganalisis pengaruh tingkat suku bunga terhadap PMA di Indonesia pada periode 1980-2007 4. Menganalisis pengaruh kurs terhadap PMA di Indonesia pada periode 1980-2007 C. Sistematika Penulisan Sistematika dalam penulisan tesis ini adalah sebagai berikut, Bab I berisikan tentang pendahuluan yang terdiri dari latar belakang mengenai rumusan masalah, pengertian istilah, batasan penelitian, manfaat penelitian dan keaslian penelitian, tujuan penelitian, dan sistematika penulisan. Pada Bab II berisikan tentang tinjauan pustaka yang mencakup penelitian sebelumnya, dan landasan teori. Bab II juga berisikan tentang landasan teori yang mendasari penelitian ini, tinjauan pustaka, dan pengembangan hipotesis penelitian. Bab III berisikan tentang metode penelitian yang berisikan tentang populasi, pemilihan sampel, data, pengumpulan data, sumber data, varibel penelitian, dan metode analisis data. Pada Bab IV berisikan tentang analisis dan pembahasan yang berisikan tentang, uji stasioneritas data, uji kointegrasi, uji Chow, uji pada model ECM, uji asumsi

15 klasik, pengujian secara statistik, dan interpretasi hasil analisis dengan pendekatan ECM. Selanjutnya pada Bab V berisikan tentang kesimpulan, dan saran dari hasil penelitian yang telah dilakukan.