BAB IV PENGUMPULAN DAN PENYAJIAN DATA

dokumen-dokumen yang mirip
Tahap persiapan yang dilakukan adalah menganalisis kondisi kinerja simpang eksisting.

BAB V ANALISIS DATA 5.1 ANALISIS AWAL TANPA PENANGANAN

KAJIAN KINERJA LALU LINTAS SIMPANG CILEUNYI TANPA DAN DENGAN FLYOVER

III. METODOLOGI PENELITIAN. memperoleh kesimpulan yang ingin dicapai dalam penelitian. Metodologi yang

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. perempatan Cileungsi Kabupaten Bogor, terdapat beberapa tahapan pekerjaan

EVALUASI GEOMETRIK DAN PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS PADA SIMPANG EMPAT POLDA PONTIANAK

METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. simpang merupakan faktor penting dalam menentukan penanganan yang paling tepat

EVALUASI KORIDOR JALAN KARANGMENJANGAN JALAN RAYA NGINDEN SEBAGAI JALAN ARTERI SEKUNDER. Jalan Karangmenjangan Jalan Raya BAB I

PENGENDALIAN LALU LINTAS 4 LENGAN PADA PERSIMPANGAN JL. RE. MARTADINATA JL. JERANDING DAN PERSIMPANGAN JL. RE. MARTADINATA JL. HARUNA KOTA PONTIANAK

III. METODOLOGI PENELITIAN. yang dibutuhkan yang selanjutnya dapat digunakan untuk dianalisa sehingga

BAB IV METODE PENELITIAN. Mulai. Lokasi Penelitian. Pengumpulan Data

III. METODOLOGI PENELITIAN. untuk mengumpulkan data akan dilaksanakan pada hari senin, hari kamis dan hari

III. METODOLOGI PENELITIAN. pengamatan untuk mengumpulkan data akan dilaksanakan pada hari Senin dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian yang dijabarkan dalam sebuah bagan alir seperti gambar 3.1.

D4 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

BAB III METODOLOGI 3.1 UMUM

BAB IV METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah kawasan Jalan Teuku Umar Kota

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dimulainya penelitian terlebih dahulu dibuat tahapan-tahapan dalam

DAFTAR ISI. Halaman Judul Pengesahan Persetujuan Motto dan Persembahan ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI Metode Pengamatan

BAB IV METODE PENELITIAN

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERSETUJUAN HALAMAN PERSEMBAHAN ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Gambar 4.1 Potongan Melintang Jalan

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

PENGARUH HAMBATAN SAMPING TERHADAP KINERJA RUAS JALAN RAYA SESETAN

KAJIAN DAMPAK PEMBANGUNAN SPBU TERHADAP DAMPAK LALU LINTAS (Studi Kasus : SPBU Pejompongan Jakarta) Abstrak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu Penelitian yaitu pada jam-jam sibuk sekitar jam 06:00 sampai jam

KAJIAN KINERJA SIMPANG TAK BERSINYAL DI KAWASAN PASAR TANAH MERAH BANGKALAN UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN RENCANA SIMPANG TAK SEBIDANG

BAB III METODOLOGI SURVEI. Sebelum pelaksanaan survai dilaksanakan, terlebih dahulu diadakan survai

METODE BAB 3. commit to user Metode Pengamatan

BAB IV METODE PENELITIAN. Mulai. Pengamatan Daerah Studi. Tinjauan Pustaka

DAFTAR ISI. Judul. Lembar Pengesahan. Lembar Persetujuan ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

Kajian Kinerja Persimpangan Jalan Harapan Jalan Sam Ratulangi Menurut MKJI 1997

METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian dilakukan untuk mengetahui langkah-langkah yang harus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jalan. Ketika berkendara di dalam kota, orang dapat melihat bahwa kebanyakan

PENGATURAN LALU LINTAS DENGAN JEMBATAN LAYANG PADA PERSIMPANGAN JALAN TANJUNGPURA JALAN SULTAN HAMID II JALAN IMAM BONJOL JALAN PAHLAWAN

BAB III LANDASAN TEORI

III. METODOLOGI PENELITIAN. harus tepat (dapat mengukur variabel yang diinginkan) dan dengan validitas

Kata kunci : Tingkat Kinerja, Manajemen Simpang Tak Bersinyal.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Gambar 5.1. Geometrik Tinjauan Titik I Lokasi Penelitian.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

Aditya Putrantono Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Oleh: QOMARUDIN SHOLEH Dosen Pembimbing MACHSUS, ST. MT NIP

Manajemen Lalu Lintas Akibat Pembangunan Surabaya Organ Transplant Center (SOTC) RSUD Dr. Soetomo Surabaya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. hal-hal yang mempengaruhi kriteria kinerja lalu lintas pada suatu kondisi jalan

BAB III METODOLOGI III-1

BAB IV METODE PENELITIAN

EVALUASI U-TURN RUAS JALAN ARTERI SUPADIO KABUPATEN KUBU RAYA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR PUSTAKA A. Buku Teks B. Disertasi/Tesis/Tugas Akhir

SIMPANG TANPA APILL. Mata Kuliah Teknik Lalu Lintas Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, FT UGM

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) tahun 1997, ruas jalan

BAB III METODELOGI PENELITIAN

ANALISIS KINERJA JALAN KOMYOS SUDARSO PONTIANAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. adalah untuk mempermudah pelaksanaan dalam melakukan pekerjaan guna

EVALUASI KINERJA SIMPANG HOLIS SOEKARNO HATTA, BANDUNG

Golongan 6 = truk 2 as Golongan 7 = truk 3 as Golongan 8 = kendaraan tak bermotor

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Kapasitas Ruas Jalan Raja Eyato Berdasarkan MKJI 1997 Indri Darise 1, Fakih Husnan 2, Indriati M Patuti 3.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Karakteristik suatu jalan akan mempengaruhi kinerja jalan tersebut.

Simpang Tak Bersinyal Notasi, istilah dan definisi khusus untuk simpang tak bersinyal di bawah ini :

MANAJEMEN LALU LINTAS AKIBAT BEROPERASINYA TERMINAL PESAPEN SURABAYA

IV. DATA PENELITIAN. Beberapa data primer yang diperoleh melalui survei langsung di lapangan meliputi kondisi

BAB 3 METODOLOGI. Tahapan pengerjaan Tugas Akhir secara ringkas dapat dilihat dalam bentuk flow chart 3.1 dibawah ini : Mulai

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB III METODE PENELITIAN

KAJIAN PERBAIKAN KINERJA LALU LINTAS DI KORIDOR GERBANG PERUMAHAN SAWOJAJAR KOTA MALANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bertujuan untuk bepergian menuju arah kebalikan (Rohani, 2010).

di kota. Persimpangan ini memiliki ketinggian atau elevasi yang sama.

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi Penelitian terletak di Kotamadya Denpasar yaitu ruas jalan

dan crossing dengan Ramp TOL Waru Juanda, sehingga terdapat persimpangan seperti pada Gambar 1.2.

III. METODOLOGI PENELITIAN. mengumpulkan literature baik berupa buku buku transportasi, artikel, jurnal

DAFTAR ISI. i ii iii iv v. vii. x xii xiv xv xviii xix vii

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mulai PENGUMPULAN DATA

ANALISIS KAPASITAS, TINGKAT PELAYANAN, KINERJA DAN PENGARUH PEMBUATAN MEDIAN JALAN. Adhi Muhtadi ABSTRAK

EVALUASI KINERJA SIMPANG TIGA TAK BERSINYAL DENGAN METODE MKJI 1997 (Studi Kasus Simpang Tiga Jalan Ketileng Raya-Semarang Selatan)

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN. titik pada jalan per satuan waktu. Arus lalu lintas dapat dikategorikan menjadi dua

BAB 3 PARAMETER PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. LEMBAR PERSEMBAHAN... iii. KATA PENGANTAR... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL...

BAB III METODE PENELITIAN. Inti dari metodologi penelitian adalah menguraikan cara penelitian ini

BAB I PENDAHULUAN. Bintaro Utama 3 Jalan Bintaro Utama 3A Jalan Pondok Betung Raya Jalan Wr

JURNAL ANALISA KAPASITAS DAN TINGKAT PELAYANAN RUAS JALAN H.B YASIN BERDASARKAN MKJI Oleh RAHIMA AHMAD NIM:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Perumusan Masalah 1.3. Tujuan Penulisan

ESTIMASI NILAI K DALAM PENENTUAN VOLUME JAM PERENCANAAN DI KOTA BITUNG

Bundaran Boulevard Kelapa Gading mempunyai empat lengan masing-masing lengan adalah

KINERJA RUAS JALAN MANADO - BITUNG

HALAMAN PERSEMBAHAN... vi. DAFTAR ISI... vii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian ini bertujuan untuk mempermudah

Transkripsi:

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENYAJIAN DATA 4.1 DASAR-DASAR PENGUMPULAN DATA Perancangan simpang yang individual atau tidak terkoordinasi dengan simpang lainnya pada prinsipnya hanya dipengaruhi oleh kendaraan yang melewati simpang tersebut, akan tetapi ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan yakni yang berpengaruh langsung terhadap simpang tersebut misalnya, pejalan kaki akan memiliki pengaruh yang sangat besar jika simpang tersebut berada di kawasan aktivitas kerja, pasar, perkantoran, atau ekolah. Situasi dan kondisi lingkungan jalan memiliki karakteristik yang umumnya berbeda antara satu tempat dengan tempat lainnya misalnya, pengaruh banyaknya kendaraan tidak bermotor seperti sepeda akan mengganggu kelancaran arus lalu lintas simpang karena pergerakannya yang lamban. Tujuan perancangan simpang akan dibatasi pada peninjauan kapasitas simpang tersebut dengan mempertimbangkan permasalahan di atas dengan melakukan prediksi kapasitas baru yang digunakan untuk meningkatkan kapasitas simpang tersebut. Untuk mendukung metode yang dipakai, maka dibutuhkan data kondisi yang ada yaitu volume lalu lintas dalam satu hari yang dianggap cukup mewakili. Perubahan volume lalu lintas dalam satu minggu untuk simpang Cileunyi dianggap cenderung konstan. Hal ini dikarenakan di sekitar Cileunyi terdapat banyak perumahan dan Cileunyi merupakan salah satu pintu masuk atau keluar dari dan ke kota Bandung, sehingga pada hari kerja sangat dipengaruhi oleh banyaknya pekerja yang berangkat dan pulang kantor dan pada hari libur dipengaruhi oleh kendaraan yang keluar atau masuk dari dan ke kota Bandung untuk berlibur. Hal ini mengakibatkan kecenderungan perubahan volume lalu lintasnya relatif kecil baik itu dalam satu hari maupun dalam satu minggu. Data-data yang disurvei adalah : a. Data volume lalu lintas yang akan digunakan untuk menghitung derajat kejenuhan. b. Data waktu perjalanan (Travel Time) yang akan digunakan sebagai pembanding analisis kondisi simpang yang ada sekarang dengan kondisi alternatif simpang yang akan dibahas. c. Data arah pergerakan yang akan digunakan untuk mengetahui kendaraan belok kiri, belok kanan atau lurus setelah keluar simpang dengan mencatat pelat nomor kendaraan.

d. Data geometri jalan yang akan digunakan untuk menghitung kapasitas jalan. Perhitungan kapasitas pada kajian ini didasarkan pada arus rata-rata pada satu jam puncak (peak hour). Untuk perhitungan yang lebih teliti pemilihan perancangan tergantung pada : a. Karakterisitik arus tiba pada saat jam puncak. b. Kebijaksanaan perancangan (tingkat kemacetan sehubungan dengan fungsi jalan) 4.2 WAKTU PELAKSANAAN SURVEI Waktu pelaksanaan survei pelat nomor kendaraan dan waktu perjalanan dilakukan pada hari Rabu, 25 Juli 2007 yaitu pagi hari pukul 07 00-09 00 WIB, siang hari pukul 12 00-14 00 WIB dan sore hari pukul 16 00-18 00 WIB. Waktu tersebut diputuskan berdasarkan pertimbangan atas hasil survei yang didapatkan oleh Laboratorium Rekayasa Lalu Lintas ITB, dimana pada waktu tersebut menunjukkan jam puncak. Untuk mengetahui volume lalu lintas yang melewati Simpang Cileunyi maka dibagi menurut asal tujuannya. Beberapa pertimbangan yang dilakukan dalam pengumpulan data adalah : a. Pengumpulan data volume lalu lintas kendaraan, arah pergerakan dan waktu perjalanan dengan menggunakan survei pelat nomor kendaraan ganjil dilakukan pada pagi hari, siang hari, dan sore hari untuk mengetahui jam puncak tiap arah pergerakan dengan volume terbesar. Pengambilan data dilakukan dalam interval waktu 15 menit untuk kemudahan pengambilan data. b. Pengambilan data-data foto untuk menggambarkan kondisi di lokasi survei terutama pada saat jam sibuk. 4.3 PERALATAN YANG DIGUNAKAN Dalam pengumpulan data ini digunakan peralatan untuk kemudahan pengambilan data berupa : a. Jam dan Stopwatch digunakan dalam survei pelat nomor kendaraan untuk pencatatan periode survei dan waktu kedatangan kendaraan. b. Pensil dan formulir survei pelat nomor kendaraan ganjil untuk mencatat pelat nomor kendaraan menurut jenis kendaraan. IV-2

4.4 PROSEDUR PENGUMPULAN DATA Prosedur merupakan tahapan-tahapan yang dilakukan dalam pengumpulan data agar data-data tersebut valid dan dapat digunakan untuk pembahasan lebih lanjut. Prosedur pengumpulan data yang dilakukan selengkapnya dijelaskan pada sub bab berikut. 4.4.1 Pengumpulan Data Geometri Data geometri diperlukan sebagai masukan dalam perhitungan kinerja lalu lintas, khususnya untuk memperoleh nilai kapasitas dari simpang yang dikaji.. Data geometri diperoleh dari PT. Jasa Marga dan Laboratorium Rekayasa Lalu Lintas Departemen Teknik Sipil Institut Teknologi Bandung, berupa lebar lajur dari tepi median hingga perkerasan, lebar median, lebar putaran, kebebasan samping, dan panjang ruas jalan yang dilakukan per segmen pada Jalan Cileunyi. 4.4.2 Survei waktu perjalanan (Travel Time) Waktu perjalanan didefinisikan sebagai waktu total bagi kendaraan untuk menyelesaikan perjalanan, sepanjang potongan jalan atau dari asal tertentu ke tujuan tertentu. Waktu perjalanan erat hubungannya terhadap kecepatan, dan juga meupakan indikator perhitungan kinerja. Metode yang dilakukan pada survei waktu perjalanan ini adalah dengan plat matching ( dengan mencatat waktu datang kendaraan). Tahapan-tahapan yang dilakukan adalah : a. Mencatat waktu kedatangan setiap kendaraan di setiap titik lokasi survei. b. Menentukan rute-rute perjalanan yang mewakili kondisi daerah studi. c. Mencocokan kendaraan pada lokasi tujuan, sehingga didapat asal-tujuan kendaraan. 4.4.3 Pengumpulan Data Volume Lalu Lintas Tahapan-tahapan yang dilakukan adalah : a. Menentukan kategori jenis kendaraan yaitu kendaraan ringan (sedan, minibus, jeep, dan pick up), kendaraan berat (bus, truk 2 as 4 roda, 2 as 6 roda, truk 3 as, dan trailer), dan sepeda motor. IV-3

b. Menentukan arah pergerakan kendaraan yaitu bergerak ke kiri, lurus atau kanan dengan mencocokkan pelat nomor kendaraan yang masuk simpang dan keluar simpang. c. Menyamakan waktu setiap surveior yang tersebar pada titik survei agar pengambilan data dapat dilakukan serempak pada waktu yang sama. d. Mencatat jumlah pergerakan kendaraan dengan pelat nomor kendaraannya selama setiap 15 menit selama dua jam. 4.5 MASALAH YANG DIJUMPAI DAN KEMUNGKINAN SUMBER KESALAHAN Beberapa hal yang mungkin menjadi permasalahan pada usaha peningkatan Simpang Cileunyi, yaitu: a. Keadaan lalu lintas yang setiap jamnya dalam satu hari cenderung konstan. Hal ini menyebabkan kondisi diagram fluktuasi volume kendaraan datar sehingga sulit untuk mengetahui volume puncak. b. Simpang Cileunyi merupakan salah satu pintu masuk dari dan ke kota Bandung sehingga pada hari-hari tertentu akan dilewati oleh banyak kendaraan, misalnya hari libur sekolah, hari lebaran, dll sehingga peak traffic seperti ini pasti akan meningkatkan volume kendaraan yang tidak sedikit 4.6 HASIL PENGUMPULAN DATA Hasil pengumpulan data di lapangan dari hasil survei yang dilakukan dirangkum dan dijelaskan pada sub-sub bab berikut ini. 4.6.1 Data Geometri Jalan Lebar jalan yang bervariasi menyebabkan penentuan lebar lajur standar yang akan dipakai dalam analisis perhitungan simpang dilakukan berdasarkan lebar lajur efektif yang berpengaruh. Geometri simpang dapat dilihat pada Tabel 4.1 dan lampiran. IV-4

No. Tugas Akhir SI-40Z1 Nama Ruas Tabel 4.1 Kondisi Geometrik Ruas Lebar Jalan Kiri (m) Bahu (m) Lebar Jalan (m) Median (m) Bahu (m) Lebar Jalan Kanan (m) Lebar (m) 1 Cileunyi - Bandung 3.5 7.5 3.5 7.5 2 Cileunyi - Nagreg 3.5 7 5 3.5 9,5 3 Cileunyi - Jatinagor 3.5 7.5 3 3.5 7.5 4 Cileunyi - Pintu Tol 3.5 12.5 3 3.5 12.5 4.6.2 Data Survei Waktu Perjalanan Pelaksanaan survei waktu perjalanan dengan menggunakan metode pencocokan nomor pelat kendaraan dengan mencatat waktu kedatangan kendaraan tersebut dilaksanakan ada hari Rabu, 25 Juli 2007 pagi hari pukul 07 00-09 00 WIB, siang hari pukul 12 00-14 00 WIB dan sore hari pukul 16 00-18 00 WIB. Hasil survei waktu perjalanan dapat dilihat pada Tabel 4.2. Data waktu perjalanan ini nantinya akan dibandingkan dengan waktu perjalanan pada kondisi setelah pembangunan flyover, dan dapat dikaji seberapa signifikan tingkat penurunan waktu perjalanannya. Gambar 4.1 menunjukkan lokasi survey waktu perjalanan. Gambar 4.1 Lokasi Survei Waktu Perjalanan IV-5

Tabel 4.2 Hasil Survei Waktu Perjalanan From-To Jarak Pagi Siang Sore 1 C-H 2080,55 0:02:48 0:02:38 0:02:47 2 E-H 711,11 0:01:11 0:01:06 0:01:11 3 G-H 669,44 0:01:41 0:01:33 0:01:43 4 A-D 700 0:01:18 0:01:06 0:01:16 5 C-D 646,53 0:01:28 0:01:26 0:01:25 6 G-D 2000,69 0:02:23 0:02:18 0:02:22 7 A-F 1368,75 0:02:26 0:02:15 0:02:25 8 C-F 1342,36 0:02:31 0:02:30 0:02:32 9 E-F 695,83 0:01:23 0:01:09 0:01:18 10 G-B 1289,58 0:02:14 0:02:09 0:02:17 11 A-B 592,36 0:01:19 0:01:12 0:01:21 12 E-B 1331,25 0:02:27 0:02:10 0:02:15 Keterangan : asal dan tujuan dapat dilihat pada Gambar 3.2 Tabel diatas merupakan rata-rata dari semua golongan kendaraan, yaitu kendaraan ringan, kendaraan berat maupun sepeda motor untuk setiap jam puncak. Dari tabel dapat terlihat bahwa pada waktu pagi hari dan sore hari memiliki waktu tempuh yang lebih besar dibandingkan dengan siang hari, hal tersebut dikarenakan kepadatan kendaraan yang lebih besar pada pagi dan sore. Jarak survei terjauh adalah titik C-H (titik survei terminal menuju tol), dari hasil survei terlihat pada jarak tersebut waktu tempuh yang besar. Begitu pula dengan titik G-D (Nagrek- Jatinangor) yang memiliki nilai waktu tempuh yang besar. Nilai waktu tempuh akan berbeda untuk setiap golongan kendaraan, baik ringan, berat maupun sepeda motor. Pada Tabel 4.3 akan diberikan contoh perbedaan nilainilai untuk setiap jam puncak, namun secara lebih lengkap tabel-tabel mengenai waktu tempuh golongan kendaraan untuk setiap arah-tujuan akan disajikan dalam lampiran. Selain itu untuk mempermudah dalam melihat perbedaan waktu tempuh disajikan Gambar 4.2a sampai dengan Gambar 4.2 l di setiap asal dan tujuan. Tabel 4.3 Waktu tempuh setiap golongan kendaraan untuk titik survei G-D / Nagrek-Jatinangor (pagi) Waktu/Jenis Kend Kend Rata- Rata 7.00-7.15 0:02:19 0:02:29 0:02:15 0:02:21 7.15-7.30 0:02:20 0:02:31 0:02:16 0:02:23 7.30-7.45 0:02:24 0:02:28 0:02:20 0:02:24 7.45-8.00 0:02:22 0:02:34 0:02:18 0:02:25 8.00-8.15 0:02:23 0:02:31 0:02:19 0:02:24 8.15-8.30 0:02:26 0:02:30 0:02:17 0:02:24 8.30-8.45 0:02:20 0:02:30 0:02:21 0:02:24 8.45-9.00 0:02:23 0:02:30 0:02:18 0:02:23 Rata-Rata 0:02:22 0:02:30 0:02:18 0:02:23 IV-6

Tol-Jatinangor 0:01:44 0:01:26 0:01:09 0:00:52 0:00:35 0:00:17 0:00:00 Mot or Gambar 4.2a Setiap Golongan untuk Seluruh Jam Puncak Segmen A-D Pasar-Jatinangor 0:01:44 0:01:26 0:01:09 0:00:52 0:00:35 0:00:17 0:00:00 Mot or Gambar 4.2b Setiap Golongan untuk Seluruh Jam Puncak Segmen C-D IV-7

Nagrek-Jatinangor 0:02:36 0:02:31 0:02:27 0:02:23 0:02:18 0:02:14 0:02:10 0:02:05 0:02:01 Mot or Gambar 4.2c Setiap Golongan untuk Seluruh Jam Puncak Segmen G-D Tol-Nagrek 0:02:53 0:02:10 0:01:26 0:00:43 0:00:00 Mot or Gambar 4.2d Setiap Golongan untuk Seluruh Jam Puncak Segmen A-F IV-8

Pasar-Nagrek 0:02:40 0:02:36 0:02:31 0:02:27 0:02:23 0:02:18 0:02:14 Mot or Gambar 4.2e Setiap Golongan untuk Seluruh Jam Puncak Segmen C-F Waktu Jatinangor-Nagrek 0:01:44 0:01:26 0:01:09 0:00:52 0:00:35 0:00:17 0:00:00 Mot or Gambar 4.2f Setiap Golongan untuk Seluruh Jam Puncak Segmen E-F IV-9

Pasar-Tol 0:03:36 0:02:53 0:02:10 0:01:26 0:00:43 0:00:00 Mot or Gambar 4.2g Setiap Golongan untuk Seluruh Jam Puncak Segmen C-H Jatinangor-Tol 0:01:26 0:01:09 0:00:52 0:00:35 0:00:17 0:00:00 Mot or Gambar 4.2h Setiap Golongan untuk Seluruh Jam Puncak Segmen E-H IV-10

Nagrek-Tol 0:02:01 0:01:44 0:01:26 0:01:09 0:00:52 0:00:35 0:00:17 0:00:00 Mot or Gambar 4.2i Setiap Golongan untuk Seluruh Jam Puncak Segmen G-H Nagrek-Pasar 0:02:53 0:02:10 0:01:26 0:00:43 0:00:00 Mot or Gambar 4.2j Setiap Golongan untuk Seluruh Jam Puncak Segmen G-B IV-11

Tol-Pasar 0:01:44 0:01:26 0:01:09 0:00:52 0:00:35 0:00:17 0:00:00 Mot or Gambar 4.2k Setiap Golongan untuk Seluruh Jam Puncak Segmen A-B Jatinangor-Pasar 0:02:36 0:02:18 0:02:01 0:01:44 0:01:26 0:01:09 0:00:52 0:00:35 0:00:17 0:00:00 Mot or Gambar 4.2 l Setiap Golongan untuk Seluruh Jam Puncak Segmen E-B Dai Tabel 4.3 dan Gambar 4.2 terlihat perbedaan waktu tempuh untuk tiap jam puncak maupun golongan kendaraan, kendaraan ringan memiliki waktu tempuh yang rata-rata lebih kecil dibandingkan dengan waktu tempuh kendaraan besar, dan sepeda motor memiliki waktu tempuh yang lebih kecil dari kendaraan ringan dan kendaraan berat, namun hal tersebut tidak berlaku untuk setiap asal-tujuan, dimana waktu tempuh untuk kendaraan berat yang lebih kecil dibandingkan kendaraan ringan, hal tersebut umumnya disebabkan karena kecepatan angkot yang rendah atau angkot sering berhenti. IV-12

Dengan nilai tersebut dapat diketahui bahwa besar waktu tempuh dipengaruhi oleh jarak, kepadatan (jam survei), maupun kecepatan dari kendaraan. 4.6.3 Data Survei Asal Tujuan Untuk mengetahui besar pergerakan untuk setiap asal-tujuan, maupun besarnya kendaraan yang menjalin maka perlu dilakukan metoda pencocokan nomor pelat kendaraan. Tabel 4.4a, 4.4b dan 4.4c memberikan hasil terhadap survei pencatatan nomor kendaraan untuk setiap kondisi jam puncak, jam puncak pagi, siang maupun sore. Tabel 4.5 memberikan arah pergerakan kendaraan yaitu bergerak ke kiri, lurus atau kanan dengan mencocokkan pelat nomor kendaraan yang masuk simpang dan keluar simpang. Tabel 4.4a Pola Pergerakan Lalu-lintas Hasil Survei Pencocokan Nomor untuk jam puncak pagi (smp/jam) Jam Puncak Pagi From/To Terminal Toll Jatinangor Nagrek Terminal 0 55 84 105 Toll 127 0 328 366 Jatinangor 103 265 0 251 Nagrek 72 256 252 0 Tabel 4.4b Pola Pergerakan Lalu-lintas Hasil Survei Pencocokan Nomor untuk jam puncak siang (smp/jam) Jam Puncak Siang From/To Terminal Toll Jatinangor Nagrek Terminal 0 65 126 127 Toll 103 0 222 340 Jatinangor 58 157 0 169 Nagrek 326 237 97 0 Tabel 4.4c Pola Pergerakan Lalu-lintas Hasil Survei Pencocokan Nomor untuk jam puncak sore (smp/jam) Jam PuncakSore From/To Terminal Toll Jatinangor Nagrek Terminal 0 103 75 189 Toll 213 0 136 355 Jatinangor 176 70 0 188 Nagrek 310 217 191 0 IV-13

Arus lalu lintas total semua kendaraan dari semua asal menuju tujuan tertentu dalam interval waktu 15 menitan dapat dilihat pada Gambar 4.3a, Gambar 4.3b, Gambar 4.3c, dan Gambar 4.3d. Arus Lalu Lintas in Gerbang Tol 900 800 Pagi Siang Sore 700 Arus lalu lintas (smp/jam) 600 500 400 300 200 100 0 17.45-18.00 17.30-17.45 17.15-17.30 17.00-17.15 16.45-17.00 16.30-16.45 16.15-16.30 16.00-16.15 13.45-14.00 13.30-13.45 13.15-13.30 13.00-13.15 12.45-13.00 12.30-12.45 12.15-12.30 12.00-12.15 08.45-09.00 08.30-08.45 08.15-08.30 08.00-08.15 07.45-08.00 07.30-07.45 07.15-07.30 07.00-07.15 Periode Gambar 4.3a Arus Lalu Lintas Semua Menuju Gerbang Tol (smp/jam) Arus Lalu Lintas in Jatinangor 800 Pagi Siang Sore 700 600 Arus lalu lintas (smp/jam) 500 400 300 200 100 0 17.45-18.00 17.30-17.45 17.15-17.30 17.00-17.15 16.45-17.00 16.30-16.45 16.15-16.30 16.00-16.15 13.45-14.00 13.30-13.45 13.15-13.30 13.00-13.15 12.45-13.00 12.30-12.45 12.15-12.30 12.00-12.15 08.45-09.00 08.30-08.45 08.15-08.30 08.00-08.15 07.45-08.00 07.30-07.45 07.15-07.30 07.00-07.15 Periode Gambar 4.3b Arus Lalu Lintas Semua Menuju Jatinangor (smp/jam) IV-14

Arus Lalu Lintas in Nagreg 1800 1600 Pagi Siang Sore 1400 Arus lalu lintas (smp/jam) 1200 1000 800 600 400 200 0 17.45-18.00 17.30-17.45 17.15-17.30 17.00-17.15 16.45-17.00 16.30-16.45 16.15-16.30 16.00-16.15 13.45-14.00 13.30-13.45 13.15-13.30 13.00-13.15 12.45-13.00 12.30-12.45 12.15-12.30 12.00-12.15 08.45-09.00 08.30-08.45 08.15-08.30 08.00-08.15 07.45-08.00 07.30-07.45 07.15-07.30 07.00-07.15 Periode Gambar 4.3c Arus Lalu Lintas Semua Menuju Nagreg (smp/jam) Arus Lalu Lintas in Terminal 1200 1000 Pagi Siang Sore Arus lalu lintas (smp/jam) 800 600 400 200 0 17.45-18.00 17.30-17.45 17.15-17.30 17.00-17.15 16.45-17.00 16.30-16.45 16.15-16.30 16.00-16.15 13.45-14.00 13.30-13.45 13.15-13.30 13.00-13.15 12.45-13.00 12.30-12.45 12.15-12.30 12.00-12.15 08.45-09.00 08.30-08.45 08.15-08.30 08.00-08.15 07.45-08.00 07.30-07.45 07.15-07.30 07.00-07.15 Periode Gambar 4.3d Arus Lalu Lintas Semua Menuju Terminal Cileunyi (smp/jam) Gambar 4.3 menunjukkan fluktuasi arus lalu lintas yang terjadi pada simpang Cileunyi. Fluktuasi arus lalu lintas yang cenderung seragam terjadi pada arah menuju Terminal Cileunyi dan Gerbang Tol Cileunyi. IV-15

4.6.4 Data Hirarki Jalan Tugas Akhir SI-40Z1 Data hirarki dibutuhkan untuk menentukan kelas jalan pada simpang eksisting, sehingga dapat ditentukan prioritas penanganan simpang, jalan dengan kelas yang lebih tinggi mendapat prioritas penanganan yang lebih tinggi dibandingkan dengan jalan dengan kelas yang lebih rendah. Data bersumber dari Keputusan Menteri Nomor : 375/KPTS/M/2004 tentang penetapan ruas-ruas jalan dalam jaringan jalan primer menurut peranannya sebagai jalan arteri, jalan kolektor 1, jalan kolektor 2 dan jalan kolektor 3. Berdasar sumber tersebut ruas jalan pada Simpang Cileunyi merupakan jalan arteri dan jalan nasional, sehingga pembangunan flyover untuk tiap arah-tujuan dapat diprioritaskan. Tabel 4.5a Penentuan Kelas Jalan Cileunyi( Arteri) Keterangan : = ruas tinjauan IV-16

Tabel 4.5b Penentuan Kelas Jalan Cileunyi( Nasional ) Keterangan : = ruas tinjauan 4.6.5 Data Pertumbuhan Data pertumbuhan lalu lintas diperlukan untuk menganalisis pertumbuhan volume lalu lintas, sehingga didapatkan waktu yang tepat untuk perencanaan, maupun pelakasanaan pembangunan flyover. Prediksi perhitungan kinerja lalu lintas tahun rencana dapat diperoleh dengan pembebanan volume prediksi terhadap kapasitas jalan eksisting. Simpang Cileunyi merupakan penghubung daerah-daerah di Jawa Barat. Untuk itu pertumbahan lalu lintasnya tidak hanya dipengaruhi oleh Kota Bandung dan Kabupaten Bandung, melainkan Jawa Barat. IV-17

Tabel 4.6 PDRB Prov. Jawa Barat Atas Dasar Harga Konstan (Juta Rupiah) Lapangan Usaha 2004 2005 Pertanian 34038120,63 34691239,65 Pertambangan dan Penggalian 7705213,45 7194525,89 Industri Pengolahan 97902362,10 104886919,46 Listrik, Gas dan Air Bersih 5337897,17 5649829,62 Bangunan/Kontruksi 6602399,92 7780823,72 Perdagangan,Hotel dan Restoran 44604769,96 47259969,72 Pengangkutan dan Komunikasi 10274962,93 10295854,17 Keuangan,Persewaan dan JasPerusahaan 7247001,69 7570633,17 Jasa Jasa 19344963,10 20468266,35 PDRB Dengan Minyak dan Gas Bumi 233057690,94 245798061,75 PDRB Tanpa Minyak dan Gas Bumi 223349891,67 236925108,21 (Sumber : BPS Jawa Barat) Tabel 4.7 Tabel perhitungan presentase PDRB Prov. Jawa Barat Tahun PDRB Pertumbuhan(%) 2004 223349891,67 2005 236925108,21 6,08 Dari nilai PDRB yang disajikan pada Tabel 4.6, dilakukan perhitungan tingkat pertumbuhan pada Tabel 4.7 dan didapat tingkat PDRB Jawa Barat adalah 6,08 %. Tingkat pertumbuhan lalu lintas Simpang Cileunyi dianalogikan memiliki kesamaan dengan tingkat pertumbuhan PDRB Jawa Barat. Tingkat pertumbuhan lalu lintas berdasarkan laju pertumbuhan ekonomi digunakan untuk proyeksi arus lalu lintas 25 tahun mendatang dan dianggap konstan setiap tahunnya. 4.6.6 Volume Lalu Lintas Ruas Jalan Hasil pengumpulan data arus lalu lintas ruas dapat dilihat pada Tabel 4.10. Pengambilan data dilakukan selama 2 jam sehingga didapat 8 data untuk setiap 15 menit. Pemilihan data volume per jam (4 data) dilakukan berdasarkan arus lalu lintas tertinggi. IV-18

Tabel 4.8 Hasil Survei Arah Pergerakan Lalu Lintas Simpang (kend/jam) Lengan Simpang Arah Pergerakan Volume 1 Jam (kend/jam) Tugas Akhir SI-40Z1 Jam Puncak Pagi (07.00-08,00) Jam Puncak Siang (12.00-13.00) Jam Puncak Sore (16.00-17.00) MC MC MC Terminal Cileunyi Belok Kiri (LT) 22 4 114 90 18 26 52 12 14 Lurus (ST) 34 12 110 92 14 34 106 36 72 Belok Kanan (RT) 50 4 0 42 18 0 77 20 0 Total (kend/jam 106 20 224 224 50 60 235 68 86 Jatinangor Belok Kiri (LT) 106 42 180 112 42 4 106 48 40 Lurus (ST) 242 18 0 100 44 0 47 18 0 Belok Kanan (RT) 34 26 70 46 2 18 66 26 152 Total (kend/jam 382 86 250 258 88 22 219 92 192 Nagreg Belok Kiri (LT) 173 64 0 120 90 0 165 40 0 Lurus (ST) 18 6 92 178 56 150 156 60 152 Belok Kanan (RT) 104 56 150 62 16 28 138 32 22 Total (kend/jam 295 126 242 360 162 178 459 132 174 Gerbang Tol Belok Kiri (LT) 109 14 0 72 24 0 169 34 0 Lurus (ST) 255 56 0 162 46 0 123 10 0 Belok Kanan (RT) 296 54 0 220 92 0 282 56 0 Total (kend/jam 660 124 0 454 162 0 574 100 0 IV-19

Tabel 4.9 Hasil Survei Arah Pergerakan Lalu Lintas Simpang (smp/jam) Lengan Simpang Arah Pergerakan Volume 1 Jam (smp/jam) Tugas Akhir SI-40Z1 Jam Puncak Pagi (07.00-08,00) Jam Puncak Siang (12.00-13.00) Jam Puncak Sore (16.00-17.00) MC MC MC Terminal Cileunyi Belok Kiri (LT) 22 5,2 57 90 23,4 13 52 15,6 7 Lurus (ST) 34 15,6 55 92 18,2 17 106 46,8 36 Belok Kanan (RT) 50 5,2 0 42 23,4 0 77 26 0 Total (kend/jam 106 26 112 224 65 30 235 88,4 43 Jatinangor Belok Kiri (LT) 106 54,6 90 112 54,6 2 106 62,4 20 Lurus (ST) 242 23,4 0 100 57,2 0 47 23,4 0 Belok Kanan (RT) 34 33,8 35 46 2,6 9 66 33,8 76 Total (kend/jam 382 111,8 125 258 114,4 11 219 119,6 96 Nagreg Belok Kiri (LT) 173 83,2 0 120 117 0 165 52 0 Lurus (ST) 18 7,8 46 178 72,8 75 156 78 76 Belok Kanan (RT) 104 72,8 75 62 20,8 14 138 41,6 11 Total (kend/jam 295 163,8 121 360 210,6 89 459 171,6 87 Gerbang Tol Belok Kiri (LT) 109 18,2 0 72 31,2 0 169 44,2 0 Lurus (ST) 255 72,8 0 162 59,8 0 123 13 0 Belok Kanan (RT) 296 70,2 0 220 119,6 0 282 72,8 0 Total (kend/jam 660 161,2 0 454 210,6 0 574 130 0 IV-20

Tabel 4.10 Hasil Survei Volume Lalu Lintas Ruas Jalan (kend/jam) Volume 1 jam (smp/jam) Ruas Arah Jam Puncak Pagi Jam Puncak Siang Jam Puncak Sore MC Total MC Total Total Cileunyi-Bandung 1 254 76 638 968 342 118 748 1208 396 78 718 1192 2 216 18 196 430 282 28 242 552 254 16 288 558 Cileunyi-Nagreg 1 740 156 434 1330 780 238 308 1326 782 270 360 1412 2 374 114 264 752 374 238 298 910 556 204 404 1164 Cileunyi-Jatinangor 1 358 150 216 724 310 96 108 514 312 102 172 586 2 360 100 328 788 388 134 60 582 414 126 118 658 Cileunyi-Pintu Tol 1 404 138 2 544 394 170 0 564 510 182 0 692 2 608 162 0 770 538 272 0 810 646 264 10 920 Tabel 4.10 Hasil Survei Volume Lalu Lintas Ruas Jalan (smp/jam) Volume 1 jam (smp/jam) Ruas Arah Jam Puncak Pagi Jam Puncak Siang Jam Puncak Sore MC Total MC Total Total Cileunyi-Bandung 1 254 91 160 505 342 141,6 187 670,6 396 93,6 179,5 669,1 2 216 22 49 287 282 33,6 60,5 376,1 254 19,2 72 345,2 Cileunyi-Nagreg 1 740 187 109 1036 780 285,6 77 1143 782 324 90 1196 2 374 137 66 577 374 285,6 74,5 734,1 556 244,8 101 901,8 Cileunyi-Jatinangor 1 358 180 54 592 310 115,2 27 452,2 312 122,4 43 477,4 2 360 120 82 562 388 160,8 15 563,8 414 151,2 29,5 594,7 Cileunyi-Pintu Tol 1 404 166 1 570 394 204 0 598 510 218,4 0 728,4 2 608 194 0 802 538 326,4 0 864,4 646 316,8 2,5 965,3 MC MC IV-21