1. Local Governance AGENDA: Society. State. Private Sector. Good Governance 3 Domain. Musyawarah Nasional V APEKSI 2016 Kota Jambi, 27 Juli 2016

dokumen-dokumen yang mirip
Peran BPK Dalam Mendukung Good Governance

Transformasi Hasil Pemeriksaan BPK dalam Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat 1. Oleh Dr. H. Harry Azhar Azis, M.A.

AKUNTABILITAS PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN INSTANSI PEMERINTAH

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. yang dapat dijadikan milik Negara (UU no 17 pasal1 ayat1). Undang undang

SELAYANG PANDANG BPK PERWAKILAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BAB I PENDAHULUAN. yang menyajikan laporan keuangan diharuskan memberi pernyataan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan tuntutan transparansi dan akuntabilitas sebagai

BAB I PENDAHULUAN. publik dalam rangka pemenuhan hak publik. Untuk pengertian good governance,

KEPATUHAN PADA PERUNDANG-UNDANGAN DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. akuntabilitas sesuai dengan prinsip-prinsip dasar good governance pada sektor

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Disampaikan dalam Kunjungan Kerja Badan Anggaran DPRD Kabupaten Banyumas Jakarta, 6 Februari 2014

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pengelolaan keuangan, pemerintah melakukan reformasi dengan

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. kebijakan yang telah ditetapkan, dan ketentuan. Selain itu, pengawasan intern atas

BAB I PENDAHULUAN. Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi dan ekonomi, sudah pasti disemua negara di dunia

dalam pelaksanaan kebijakan otonomi daerah. Sejak diberlakukannya otonomi desantralisasi mendorong perlunya perbaikan dalam pengelolaan dan

BAB I PENDAHULUAN. krisis ekonomi yang melanda Indonesia. Krisis ekonomi yang terjadi pada awal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dapat diraih melalui adanya otonomi daerah.indonesia memasuki era otonomi

Independensi Integritas Profesionalisme

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pemerintah daerah sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13

BAB I PENDAHULUAN. sistem tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) yang ditandai

BAB I PENDAHULUAN. governance) ditandai dengan diterbitkannya Undang undang Nomor 28 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. mampu memberikan informasi keuangan kepada publik, Dewan Perwakilan. rakyat Daerah (DPRD), dan pihak-pihak yang menjadi stakeholder

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pemeriksaan laporan keuangan/auditing secara umum adalah suatu proses

Kepala Auditorat V.A

BAB I PENDAHULUAN. Mardiasmo (2004) mengatakan, instansi pemerintah wajib melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah daerah diberi kewenangan untuk penyelenggaraan pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan tuntutan masyarakat terhadap terselenggaranya

BAB I PENDAHULUAN. pengalokasian sumber daya dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah. Otonomi

KebijakanAnggaranuntuk Kesejahteraan Rakyat: dariformulasihinggaevaluasi

BAB I PENDAHULUAN. desentralisasi. Artinya bahwa pemerintah pusat memberikan wewenang untuk

BAB I PENDAHULUAN. keuangan dibuat untuk memberi informasi kepada pengguna internal dan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good government governance), telah mendorong

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban keuangan pemerintah. Pemerintah daerah diwajibkan

BAB I PENDAHULUAN. Berlakunya Undang-Undang no 22 tahun 1999 dan Undang-Undang no 25

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjalankan pemerintahannya. Pemerintah pusat memberikan kewenangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini masyarakat Indonesia semakin menuntut pemerintahan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan adanya pelaksanaan otonomi daerah menuntut pemerintah harus memberikan

BAB I PENDAHULUAN. dengan Good Government Governance (GGG). Mekanisme. penyelenggaraan pemerintah berasaskan otonomi daerah tertuang dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ghia Giovani, 2015

AKUNTABILITAS PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN INSTANSI PEMERINTAH

Regulasi Tahapan dalam Siklus Akuntansi. Contoh Hasil Regulasi Publik Sektor Publik. Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia mulai menerapkan otonomi daerah setelah berlakunya Undang-

BAB I PENDAHULUAN. Susilawati & Dwi Seftihani (2014) mengungkapkan bahwa perkembangan

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Reformasi manajemen keuangan negara di Indonesia diawali lahirnya

BAB I INTRODUKSI. Bab I dalam penelitian ini berisi tentang latar belakang, konteks riset, rumusan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka reformasi di bidang keuangan, pada tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. berlangsung secara terus menerus. Untuk bisa memenuhi ketentuan Pasal 3. Undang-Undang No.17 tahun 2003 tentang keuangan, negara

BAB I PENDAHULUAN. Good governace merupakan function of governing, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. Good Government Governance di Indonesia semakin meningkat.

Peran BPK Dalam Mewujudkan Akuntabilitas Dana Desa z. Pekanbaru, 16 Nopember 2017

BAB I PENDAHULUAN. dan fungsinya yang didasarkan pada perencanaan strategis yang telah ditetapkan.

BAB I PENDAHULUAN. kolusi, nepotisme, inefisiensi dan sumber pemborosan negara. Keluhan birokrat

BAB II GAMBARAN UMUM BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN PROVINSI JAWA TENGAH

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good government governance), telah mendorong

BAB I PENDAHULUAN. laporan pertanggungjawaban berupa Laporan Keuangan. Akuntansi sektor publik

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi pengelolaan negara diawali dengan bergulirnya Undang-undang

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. arah dan tujuan yang jelas. Hak dan wewenang yang diberikan kepada daerah,

PENGARUH FAKTOR KEUANGAN DAN NON KEUANGAN TERHADAP AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA DI INDONESIA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Good Government Governance merupakan function of governing. Salah

BAB I PENDAHULUAN. telah membawa perubahan bagi politik dan sistem pemerintahan maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. mandiriurusan pemerintahannya sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan tugas dan fungsi yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dalam

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA. Keseimbangan Keuangan Pusat-Daerah dalam Pelaksanaan Reformasi Birokrasi. Outline

Independensi Integritas Profesionalisme

AKTUALISASI PERAN BPK DALAM MEMBANGUN PERGURUAN TINGGI NEGERI (PTN) YANG BERSIH DAN BERWIBAWA 1

BAB I PENDAHULUAN. besarnya penyerahan wewenang dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah, dimana

BAB I PENDAHULUAN. adalah tentang tata kelola pemerintahan yang baik atau good government

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Dalam rangka mendukung terwujudnya tata kelola yang baik

BAB I PENDAHULUAN. Era reformasi saat ini memberikan peluang bagi perubahan paradigma

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan keuangan daerah. Sesuai dengan amanat Undang-Undang

Dr. Moermahadi Soerja Djanegara, S.E., Ak., M.M., C.P.A Anggota V BPK. Blitar, 30 September

BPK RI DAN KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK. Hasan Bisri Wakil Ketua BPK RI

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelaksanaan otonomi daerah menantang pemerintah daerah untuk. mewujudkan pemerintah yang akuntabilitas dan transparan.

BAB I PENDAHULUAN. ini menimbulkan peningkatan tanggung jawab penyelenggara pemerintah di

BAB I PENDAHULUAN. berbagai hal, salah satunya pengelolaan keuangan daerah. Sesuai dengan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. Ditetapkannya Undang-Undang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah

SIKD NASIONAL Direktorat Jenderal Bina Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri TA 2016

BAB I PENDAHULUAN. daerah dan penyelenggaraan operasional pemerintahan. Bentuk laporan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (BPK RI, 2010). Tabel 1.1 Daftar Opini Audit BPK atas LKPD Kota Bandung Tahun

BAB I PENDAHULUAN. semua bidang kehidupan berbangsa dan bernegara diatur secara sentral dari pusat

BAB I PENDAHULUAN. yang baik (good governance government), telah mendorong pemerintah pusat dan

BAB I PENDAHULUAN. daerah (Mahmudi, 2011). Laporan keuangan dalam lingkungan sektor publik

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin maju dan terbukanya sistem informasi dewasa ini, isu-isu

BAB I PENDAHULUAN. 2004) tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-undang Nomor 25 Tahun antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Mustikarini, 2012).

PENINGKATAN TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS APARATUR DALAM KERANGKA REFORMASI BIROKRASI

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. karena beberapa penelitian menunjukkan bahwa terjadinya krisis ekonomi di

BAB I PENDAHULUAN. Tata kelola pemerintahan yang baik (Good Government Governance)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Transparansi merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan daerah merupakan bagian integral dari pembangunan nasional.

STRATEGI PENERAPAN AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL PADA PEMERINTAH DAERAH TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. akuntabel, dalam hal ini adalah tata kelola pemerintahan yang baik (good

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaporan keuangan membantu memenuhi kewajiban pemerintah

Transkripsi:

Prof. Dr. Bahrullah Akbar, M.B.A. Anggota VI BPK RI Pengelolaan Keuangan Untuk Meningkatkan Kinerja Pemerintah Pasca UU 23/2014 1. Local Governance Disampaikan Dalam Munas V APEKSI Abadi Suite Hotel 27 Juli 2016 4 AGENDA: Good Governance 3 Domain 1. Local Governance 2. Fungsi Pengawasan Keuangan Daerah Menciptakan Lingkungan Politik dan Hukum yang Kondusif State Society Interaksi Sosial, Ekonomi dan Politik Private Sector Menciptakan Pekerjaan dan Pendapatan http://apeksi.id 1

The Function of Government 5 Tujuan Bernegara dan Trias Politica BPK sebagai Bagian dari Government cultural general welfare economic control Meminimalisir konflik Kesejahteraan Masyarakat Meningkatkan Efisiensi 7 Tujuan Bernegara dan Trias Politica 6 Peran BPK (Visi Misi 2016 2021) 8 UUD 1945 PRESIDEN DPR DPD MA MK KY BPK Eksekutif Legislatif Legislatif Yudikatif Yudikatif SUPREME AUDIT INSTITUTION (SAI) MODEL 1. Parliamentary National Audit Office (NAO) 2. Judicial Court of Audit (COA) 3. Board of Collegiate Governing Board Yudikatif Auditif Menjadi pendorong pengelolaan keuangan negara untuk mencapai tujuan negara melalui pemeriksaan yang berkualitas 1. Memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara yang bebas dan mandiri 2. Melaksanakan tata kelola organisai yang berintegritas, independen dan profesional http://apeksi.id 2

The Accountability Organization Maturity Model 9 Prinsip Pengelolaan Anggaran 11 Facilitating Foresight Increasing Insight Enhancing Economy, Efficiency, Ethics, Equity and Effectiveness, Assuring Accountability Enhancing Transparency Anterioritas Periodisitas Spesialitas Dilarang melaksanakan kegiatan yang tidak ada dananya Anggaran mempunyai masa diluar periode illegal Anggaran dialokasi dalam jumlah tertentu Combating Corruption Stewart s Ladder of Accountability Probity and Legality Process Performance Programme Policy 1. Kejujuan/probilty dan legallity, langkah bisa dicapai melalui audit LK dan audit kepatuhan terhadap peraturan perundangan undangan. 2. Akuntabilitas proses/process accountability, bisa dilakukan juga dengan audit LK dan reviu terhadap sistem pengandalian internal 3. Akuntabilitas kinerja/performance accountability, dapat dipenuhi dengan audit LK dan metode metode penilaian lain seperti balance score card (BSC) 4. Akuntabilitas program/programme accountability, dapat dipenuhi perencanaan strategis dari pengelola keuangan dengan dilengkapi dengan LK dan BSC 5. Akuntabilitas kebijakan/policy accountability, dapat dilihat dari seberapa besar pertanggung jawaban pengelola secara transparan dan akuntabel dituangkan dalam regulasi 10 2. Fungsi Pengawasan Keuangan Daerah http://apeksi.id 3

Pengawasan 15 Pengawasan Keuangan Negara 14 PP 58/2005 Pengelolaan Keuangan Daerah Wetmatighead, pengawasan yang menekankan pada aspek kesesuaian antara praktek pelaksanaan dan pengelolaan APBN/D dengan peraturan perundang undangan ataupun regulasi yang berlaku; Rechmatighead, pengawasan yang menekankan dari aspek legalitas pelaksanaan APBN/D; dan Doelmatighead, pengawasan yang menekankan pada pentingnya penilaian kinerja dan peranan faktor tolok ukur dalam pelaksanaan APBN/D. perencanaan, pengawasan, penatausahaan, pertanggungjawaban, pelaksanaan, http://apeksi.id 4

Kekayaan Negara Potensial dan Operasional Harus Akuntabel 17 Dashboard Keuangan Negara 2015 19 UUD 1945 Pasal 33 Potensial SDA UUD 1945 pasal 23 Operasional Keuangan Negara Keuangan Negara Rp3.807,2Trilun Cadangan Devisa USD 105,93Milyar Rp1.468Triliun Pemerintah Daerah Capex Opex Pemerintah Pusat Total Rp827,3Triliun BUMN Rp2.039,5Triliun PAD Rp180,3Triliun +/ Rp1.587Triliun Data 2014 Data Semester I 2015 Diasumsikan setahun Transfer ke Pemda Rp647T 18 20 Hubungan Keuangan Desentralisasi Fiskal DAERAH DAERAH PASAL 281 Bagi Hasil Pajak n Non Pajak Pinjaman/Hibah AntarDaerah Bantuan Keuangan AntarDaerah Daerah Mengelola Secara Efektif, Efisien, Transanpan, dan Akuntabel Sinkronisasi Program Daerah & Pusat Laporan Realisasi UP Daerah Pusat PUSAT DAERAH Pasal 279 Membiayai Urusan Pemerintahan Yang Diserahkan/Ditugasi ke Daerah Pemberian PDRD Perimbangan Otsus World Bank: Big Bang of Decentralization and Democratization In Trilion Rp 2,000 1,800 1,600 1,400 1,200 1,000 800 600 400 200 2009 2014: Total Rp2.654T 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Total 937 1,042 1,295 1,491 1,726 1,876 Transfer to Local Gov. 309 345 411 481 529 579 Central Gov. 629 697 884 1,011 1,197 1,297 % to Local Gov. 32.92 33.08 31.76 32.23 30.67 30.86 33.50 33.00 32.50 32.00 31.50 31.00 30.50 30.00 29.50 29.00 % http://apeksi.id 5

Triliun Kemandirian Keuangan Daerah 600 500 400 300 209 244 279 295 332 407 461 485 Lain Lain 13% 21 Kewajiban Menyerahkan LKPD dan LHP Pasal 17 ayat (2) UU 15/2004 LHP atas LKPD disampaikan oleh BPK ke DPRD selambat lambatnya 2 (dua) bulan setelah menerima LKPD 23 200 100 0 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 PAD Transfer Lain Lain Transfer 79% PAD 8% Pasal 56 ayat (3) UU 1/2004 LKPD disampaikan gubernur/bupati/walikota kepada BPK paling lambat 3 (tiga) bulan setelah tahun anggaran berakhir PDRB Kabupaten/Kota 12,000 10,000 8,000 6,000 4,000 2,000 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Jumlah Kabupaten 268 268 269 301 347 347 361 364 368 389 397 397 Jumlah Kota 73 75 86 89 91 91 93 94 95 98 98 98 Rata Rata PDRB Kabupaten 1,897 2,065 2,158 925,7 713,7 957,2 788,4 801,8 788,2 731,5 715,0 723,8 Rata Rata PDRB Kota 7,376 7,609 7,087 7,215 7,450 7,852 8,137 8,533 8,989 9,230 9,806 10,46 450 400 350 300 250 200 150 100 50 Entitas di AKN VI Pemda 18 Provinsi 31 Kota 210 Kabupaten Kementerian Pendidikan Kesehatan Badan BPOM BPJS 258 Entities + (>400 Enterprises) BUMD > 400 BUMD http://apeksi.id 6

OPINI (Indonesia Timur) Tahun 2014 TW, 3, 1% Kabupaten:207 WDP, 107, 52% TMP, 25, 12% WTP, 54, 26% WTP DPP, 18, 9% WDP, 11, 36% WTP DPP, 6, 19% Kota:31 TW, 0, 0% TMP, 0, 0% WTP, 14, 45% 25 Tindak Lanjut Temuan Maksimal 152 Hari Peraturan BPK Nomor 2/2010 BAB III LHP Diserahkan 60 Hari Jawaban/Penjelasan atas Pelaksanaan TL BPK Segera Lapor Instansi yang Berwenang 30 Hari Jawaban/Penjelasan atas Pelaksanaan TL BPK Bisa Lapor Instansi yang Berwenang Amanah UU 15/2006 1 Bulan Pembahasan Dengan Auditee TentangTindakLanjut 1 Bulan Resume Pembahasan Tindak Lanjut 27 26 28 OPINI (Indonesia Barat) Tahun 2014 Road Map Transparansi dan Akuntabilitas WDP, 94, 46% Kabupaten:204 TW, 1, 0% TMP, 10, 5% WTP, 55, 27% WTP DPP, 44, 22% WDP, 27, 40% TW, 0, 0% Kota:68 TMP, 0, 0% WTP DPP, 17, 25% WTP, 24, 35% Azas Tepat Waktu: Penyerahan RAPBD/P, LKPD Azas Kepatuhan: SAP Peraturan Perundangan Pengendalian Internal 2016 2019 Facilitating Foresight Increasing Insight 2018 Efisiensi, Ekonomis dan Efektifitas Etihics dan Equity 2017 Kelengkapan Laporan Sistem Informasi Efisiensi, Ekonomis dan Efektifitas http://apeksi.id 7

Kunjungi : www.bahrullah.com Email : bahrullah.akbar@bpk.go.id Terima Kasih 29 http://apeksi.id 8