ANALISIS PERANCANGAN SISTEM PROTEKSI BANGUNAN THE BELLAGIO RESIDENCE TERHADAP SAMBARAN PETIR

dokumen-dokumen yang mirip
TUGAS AKHIR PERENCANAAN PENANGKAL PETIR PADA GEDUNG STC (SPORT TRADE CENTRE) SENAYAN JAKARTA

Penerapan Metode Jala, Sudut Proteksi dan Bola Bergulir Pada Sistem Proteksi Petir Eksternal yang Diaplikasikan pada Gedung [Emmy Hosea, et al.

PERENCANAAN SISTEM INSTALASI PENANGKAL PETIR JENIS ELEKTROSTATIK BERDASARKAN PUIPP

SISTEM PROTEKSI PETIR PADA INSTALASI JARINGAN TELEPON DAN PABX. Lela Nurpulaela ABSTRAK

BAB II SISTEM PENANGKAL PETIR

BAB IV STUDI PERENCANAAN PENANGKAL PETIR PADA GEDUNG STC (SPORT TRADE CENTRE) - SENAYAN

BAB IV PERHITUNGAN SISTEM PROTEKSI PENANGKAL PETIR DI GEDUNG PT BHAKTI WASANTARA NET JAKARTA

by: Moh. Samsul Hadi

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

Politeknik Negeri Sriwijaya

ANALISA SISTEM PENANGKAL PETIR PADA GEDUNG BERTINGKAT DI APARTEMEN THE PAKUBUWONO VIEW, KEBAYORAN LAMA, JAKARTA

SISTEM PROTEKSI PENANGKAL PETIR PADA GEDUNG WIDYA PURAYA

EVALUASI INSTALASI SISTEM PENANGKAL PETIR EKSTERNAL PADA GEDUNG XYZ

DESAIN SISTEM PROTEKSI PETIR INTERNAL PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA KUALA BEHE KABUPATEN LANDAK

DAFTAR PUSTAKA. 1. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2000 Badan Standarisasi

BAB II PENANGKAL PETIR DAN ARUS PETIR. dan dari awan ke awan yang berbeda muatannya. Petir biasanya menyambar objek yang

SISTEM PENANGKAL PETIR

Vol.13 No.2. Agustus 2012 Jurnal Momentum ISSN : X

Penentuan Daerah Perlindungan Batang Petir

Evaluasi Sistem Proteksi Listrik Kantor Bupati Landak

Evaluasi dan Perancangan Sistem Proteksi Petir Internal dan Eksternal Divisi Fabrikasi Baja pada Perusahaan Manufaktur

Presented by dhani prastowo PRESENTASI FIELD PROJECT

EVALUASI SISTEM PENANGKAL PETIR EKSTERNAL DI GEDUNG REKTORAT UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN

Desain Dan Analisa Sistem Proteksi Petir Pada Rumah Sakit Universitas Riau

BAB I PENDAHULUAN Proses terjadinya petir

Kajian Perancangan Sistem Penangkal Petir Eksternal Pada Gedung Pusat Komputer Universitas Riau

BAB IV ANALISA DAN EVALUASI DATA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan mulai bulan september 2013 sampai dengan bulan maret

Evaluasi Sistem Proteksi Petir Eksternal Site Radar 214 dengan Metode Sudut Lindung, Bola Bergulir dan Pengumpulan Volume

TUGAS AKHIR. Evaluasi Sistem Proteksi Instalasi Penangkal Petir Eksternal Pada Bangunan Gedung Departemen Kelautan dan Perikanan

Aplikasi Konsep Fisika Pada Proses Terjadinya Petir dan Pentingnya Penggunaan Penangkal Petir Pada Bangunan *) Nia Nopeliza **)

BAB II LANDASAN TEORI

PERENCANAAN SISTEM PROTEKSI PETIR MASJID RAYA MUJAHIDIN MENGGUNAKAN METODE BOLA BERGULIR (ROLLING SPHERE METHOD)

Nurudh Dhuha

Joninton D Program Studi Teknikelektro Jurusan Teknikelektro Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura Pontianak

ANALISIS PENAMBAHAN LARUTAN BENTONIT DAN GARAM UNTUK MEMPERBAIKI TAHANAN PENTANAHAN ELEKTRODA PLAT BAJA DAN BATANG

BAB III METODE PENELITIAN

PENDAHULUAN Perumusan Masalah

Sistem pembumian plat Tahanan tubuh manusia Arus melalui tubuh manusia Arus fibrasi

PENGARUH PERISAI PELAT LOGAM TERHADAP INDUKSI TEGANGAN SURJA PETIR PADA INSTALASI TEGANGAN RENDAH

ANALISIS SISTEM PROTEKSI PETIR EKSTERNAL DI OFFTAKE WARU, PT. PERUSAHAAN GAS NEGARA (PERSERO) TBK SBU WIL II JABATI

Analisis Sistem Pengaman Menara Seluler Smartfren Pada Perumahan Masyarakat Di Kelurahan Umban Sari

BAB III IDENTIFIKASI DAN PERUMUSAN MASALAH

ANALISIS PROTEKSI SAMBARAN PETIR EKSTERNAL MENGGUNAKAN METODE COLLECTION VOLUME STUDI KASUS GEDUNG FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA

TUGAS AKHIR. Evaluasi Sistem Proteksi Petir di Gedung Rumah Sakit Permata Hijau dengan Metode Konvensional dan Elektrostatis

Analisis Sistem Proteksi Petir Eksternal pada Pabrik 1 PT. Petrokimia Gresik

PEMODELAN PERLINDUNGAN GARDU INDUK DARI SAMBARAN PETIR LANGSUNG DI PT. PLN (PERSERO) GARDU INDUK 150 KV NGIMBANG-LAMONGAN

SISTEM PROTEKSI PETIR INTERNAL DAN EKTERNAL

ANALISIS LUAS DAERAH PROTEKSI PETIR JENIS EARLY STREAMER PADA TOWER SUTT `1.

IMPLEMENTASI PENANGKAL PETIR TIPE EMISI ALIRAN MULA ( EARLY STREAMER EMISSION ) GUNA MENGURANGI DAMPAK SAMBARAN PETIR PADA BANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT

Perancangan Sistem Proteksi Petir Eksternal Menggunakan Metoda Collecting Volume pada Gudang TNT di PT Dahana (Persero)

Perancangan Kinerja Penangkal Petir Menggunakan Metoda Bola Gelinding Pada Gedung Perpustakaan Universitas Lancang Kuning Pekanbaru

EVALUASI SISTEM PROTEKSI PETIR MENARA TELEKOMUNIKASI PT DAYAMITRA TELEKOMUNIKASI (TELKOM GROUP) SIMPANG TIMBANGAN INDRALAYA

DASAR SISTEM PROTEKSI PETIR

EVALUASI SISTEM PROTEKSI PETIR PADA TOWER PT. SAMPOERNA TELEKOMUNIKASI INDONESIA (CERIA) PEKANBARU

SISTEM PROTEKSI EKSTERNAL DAN INTERNAL TERHADAP SAMBARAN PETIR PADA GEDUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS ANDALAS

PERANCANGAN GROUNDING UNTUK LABORATORIUM TEKNIK TEGANGAN TINGGI DI TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

PENGUKURAN STREAMER AWAL PENANGKAL PETIR KONVENSIONAL DAN NON KONVENSIONAL

BAB II FENOMENA ALAMIAH TERBENTUKNYA PETIR

Perbandingan Metode Protective Angle Dan Metode Rolling Sphere Pada Proteksi Tegangan Lebih Saluran Distribusi 13,8 Kv PT. Chevron Pacivic Indonesia

Sistem proteksi petir pada bangunan gedung

STUDI AWAL ALAT PROTEKSI PETIR DENGAN METODE PEMBALIK MUATAN

MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR

1. BAB I PENDAHULUAN

SISTEM PROTEKSI PENANGKAL PETIR DI GEDUNG PT BHAKTI WASANTARA NET JAKARTA

Kata Kunci Proteksi, Arrester, Bonding Ekipotensial, LPZ.

Analisa Susunan Terminal Udara Sistem Proteksi Petir Menggunakan Metode EGM Eriksson Pada Bangunan PT. TELKOM Pekanbaru

PENENTUAN LOKASI PEMASANGAN LIGHTNING MASTS PADA MENARA TRANSMISI UNTUK MENGURANGI KEGAGALAN PERLINDUNGAN AKIBAT SAMBARAN PETIR

KARAKTERISTIK PETIR POSITIF PADA MUSIM DINGIN DI JEPANG TUGAS AKHIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SKRIPSI. Oleh Sony Purnomo NIM

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK

UNIVERSITAS INDONESIA ANALISA EFEK TEGANGAN INDUKSI KARENA SAMBARAN PETIR PADA AREA OPERASIONAL PT. X SEMINAR JEFANYA GINTING

Realisasi dan Pengujian Prototype Alat Proteksi Petir dengan Metoda Pembalik Muatan

Analisa Perbandingan Konfigurasi Vertikal Dengan Bujur Sangkar Elektroda Pentanahan Menggunakan Matlab

MEMBUAT SISTIM GROUNDING (PENTANAHAN) SEDERHANA

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) SISTEM GROUNDING LABORATORIUM TEGANGAN TINGGI TEKNIK ELEKTRO IST AKPRIND YOGYAKARTA

Perancangan Sistem Penangkal Petir Batang Tegak Tunggal, Tugas Akhir BAB II TEORI DASAR

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB II TEGANGAN LEBIH SURYA PETIR. dibangkitkan dalam bagian awan petir yang disebut cells. Pelepasan muatan ini

Bab 1 Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

GROUNDING SYSTEM HASBULLAH, MT. Electrical engineering Dept. Oktober 2008

STUDY DESIGN OF ELECTRICAL BUILDING DISTRIBUTION

MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR

EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 11 No. 1 Januari 2015; 23 28

Perencanaan Sistem Pentanahan Tenaga Listrik Terintegrasi Pada Bangunan

SISTEM PROTEKSI TERHADAP SAMBARAN PETIR LANGSUNG (DIRECT STRIKE) KE GARDU INDUK. Sudut Lindung. Menara Transmisi Dan Gardu Induk

Analisa Pengaruh Perilaku Petir pada Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kv Menggunakan Metode Burgsdorf

BAB II Teori Dasar. 2.1 Sumber-sumber Tegangan Lebih

MODUL III PENGUKURAN TAHANAN PENTANAHAN

BAB III SISTEM PERLINDUNGAN PENANGKAL PETIR DAN DATA JUMLAH HARI GURUH PERTAHUN

BAB I PENDAHULUAN. perlengkapan bangunan yang menggunakan energi listrik yang memiliki

Departemen Teknik Elektro Universitas Indonesia

OPTIMASI JARAK MAKSIMUM PENEMPATAN LIGHTNING ARRESTER SEBAGAI PROTEKSI TRANSFORMATOR PADA GARDU INDUK. Oleh : Togar Timoteus Gultom, S.

ANALISIS DESAIN SISTEM GRID PENTANAHAN PLTU BERAU KALIMANTAN TIMUR 2 X 7 MW

Jenis-Jenis Elektroda Pentanahan. Oleh Maryono

Dielektrika, [P-ISSN ] [E-ISSN X] 85 Vol. 4, No. 2 : 85-92, Agustus 2017

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dalam penelitian ini data yang diambil dari pengukuran

BAB II PENGERTIAN TERJADINYA PETIR

Transkripsi:

ANALISIS PERANCANGAN SISTEM PROTEKSI BANGUNAN THE BELLAGIO RESIDENCE TERHADAP SAMBARAN PETIR Maula Sukmawidjaja, Syamsir Abduh & Shahnaz Nadia Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Universitas Trisakti Jalan Kiai Tapa No. 1, Jakarta 11440 E-mail: maula@trisakti.ac.id ABSTRACT High rise building is one of the objects that have the possibility of being struck by lightning considering geographical location of Indonesia which in equator, resulted in rainfall and intensity of lightning strikes is quite high. Hence it is important to protect high rise buildings with a reliable system such as Electric Field Lightning Protection System (E.F Lightning Protection System). This system is more active due to the addition of the charge induced lightning rod from the earth's surface. This protection system has 150,597.54 m 2 wide protection area by E.F terminals. The 35mm 2 conductor dealer (E.F Carrier) carry high voltage with additional dealer conductor. The distance between lighting rods is 38.73 meters. The first resistance grounding is 1.72Ω and the second resistance is 2.32Ω. The result shows thet the system already meets standards for ng buildings protection. Keyword: lightning, E.F Lightning Protection System, E.F terminal, E.F carrier ABSTRAK Bangunan tinggi merupakan salah satu objek yang memiliki kemungkinan besar tersambar petir mengingat letak geografis Indonesia yang dilewati garis khatulistiwa yang mengakibatkan curah hujan dan intensitas sambaran petir cukup tinggi. Oleh karena itu penting untuk memproteksi bangunan tinggi dengan sistem yang handal seperti Electric Field Lightning Protection System (E.F Lightning Protection System). Sistem ini bersifat lebih aktif karena adanya penambahan muatan pada ujung penangkal petir yang diinduksi dari permukaan bumi. Sistem proteksi ini memiliki daerah proteksi cukup luas sebesar 150.597,54 m 2 yang dihasilkan oleh E.F Terminal sehingga dapat memproteksi seluruh area gedung. Konduktor penyalur (E.F Carrier) yang digunakan berdiameter 35 mm 2 dapat menerima tegangan tinggi namun harus diadakan penambahan konduktor penyalur. Jarak tahanan pembumian 2 sebesar 2,32 Ω. Dari hasil perhitungan sistem ini sudah memenuhi standar untuk memproteksi bangunan tinggi. Kata kunci: petir, E.F Lightning Protection System, terminal E.F, konduktor E.F.

1. PENDAHULUAN Petir pada umumnya terjadi karena adanya muatan negatif yang terkumpul dibagian bawah awan dan menyebabkan terinduksinya muatan positif diatas permukaan tanah sehingga terbentuk medan listrik antara awan dan tanah. Semakin besar beda potensial antara muatan pada awan dan permukaan bumi, maka terjadi pelepasan muatan berupa petir [1]. Oleh karena kerugian-kerugian yang ditimbulkan sangat besar, maka diperlukanlah suatu sistem proteksi petir yang dapat melindungi semua bagian dari suatu bangunan, termasuk manusia dan peralatan yang ada di dalamnya terhadap bahaya dan kerusakan akibat sambaran petir [2]. Salah satu cara yang ditempuh untuk melindungi bangunan tinggi dari sambaran petir adalah dengan instalasi atau pemasangan penangkal petir yang handal dan memenuhi persyaratan yang berlaku, sehingga jika terjadi sambaran petir maka sarana inilah yang akan menyalurkan arus petir kedalam tanah [3]. Ada berbagai jenis metode dalam pemasangan penangkal petir, yaitu penangkal petir jenis Franklin, sangkar Faraday, radioaktif dan elektrostatik. Dari analisis perhitungan data, dapat diketahui arus maksimum yang dapat menyebabkan kegagalan proteksi, resiko kegagalan proteksi per tahun dan sambaran pertahunnya. Dari data yang diperoleh, dapat ditentukan perlu atau tidaknya suatu gedung tersebut diproteksi. Proteksi terhadap sambaran petir terdiri dari beberapa tingkatan sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan. Semakin penting dan tinggi bangunan tersebut semakin tinggi pula tingkat proteksi yang dibutuhkan [4]. 2. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk merancang suatu sistem proteksi petir untuk gedung The Bellagio Residence, sehingga gedung tersebut dapat terlindungi dari bahaya sambaran petir. Langkah-langkah yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut: 76

Maula Sukmawidjaja dkk. Analisa Perancangan Sistem Proteksi Bangunan... Tentukan posisi bangunan Kerapatan sambaran petir ke tanah Kelas dari bangunan gedung Hitung: - Frekuensi sambaran petir yang diperbolehkan (Nc) - Frekuensi sambaran langsung (Nd) - Area cakupan ekivalen gedung (Ae) Nd < Nc? Ya Tidak Hitung: Ec = 1 (Nc/Nd) E > Ec? Tidak Ya Tidak diperlukan proteksi Tentukan tingkat proteksi sesuai nilai E Tentukan tingkat proteksi sesuai nilai E dan beri proteksi tambahan Gambar 1. Diagram alir prosedur pemilihan sistem proteksi petir [5] 77

Tahap pertama prosedur pemilihan sistem proteksi petir menghendaki penilaian memadai terhadap bangunan gedung yang dipertimbangkan sesuai dengan indekindek standar. Selanjutnya harus ditentukan dimensi bangunan gedung dan penempatan, aktivitas badai guntur (densitas sambaran petir tahunan) di daerah yang dipertimbangkan, juga harus ditentukan klasifikasi bangunan gedung. Data berikut ini memberikan latar belakang untuk penilaian: a. Frekuensi sambaran petir rata-rata tahunan N d sebagai hasil perkalian densitas sambaran ke tanah N g lokal dan area cakupan ekivalen A e dari bangunan gedung. b. Frekuensi sambaran rata-rata tahunan N c yang dapat diterima untuk bangunan gedung yang dipertimbangkan. N c sudah ditetapkan bernilai 0,1. Nilai frekuensi sambaran rata-rata tahunan N c yang dapat diterima harus dibandingkan dengan harga nyata frekuensi sambaran petir N d ke bangunan gedung. Perbandingan berikut menentukan apakah Sistem Proteksi Petir (SPP) diperlukan, dan jika diperlukan, jenisnya apa: a. Jika Nd Nc tidak diperlukan SPP. b. Jika Nd > Nc, SPP dengan effisiensi E 1 - Nc/Nd sebaiknya dipasang dan tingkat proteksi yang tepat. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini menggunakan E.F Lightning Protection System yang bersifat seperti penangkal petir elektrostatik dimana terdapat penambahan elektron yang diinduksi dari permukaan bumi sehingga muatan-muatan yang terkumpul pada bagian penangkal petir itu menarik muatan-muatan pada awan. Sistem ini memiliki 2 bagian yaitu E.F Carrier dan E.F Terminal. Gambar 2. E.F Carrier 78

Maula Sukmawidjaja dkk. Analisa Perancangan Sistem Proteksi Bangunan... Gambar 3. E.F Terminal 3.1. Deskripsi Lokasi Dalam penelitian akan dilakukan analisis mengenai perencanaan instalasi penangkal petir dengan menggunakan penangkal petir E.F Lightning Protection System pada Gedung The Bellagio Residence. Adapun kondisi gedung tersebut adalah sebagai berikut : a. Tinggi gedung = 129 meter b. Panjang gedung = 81,98 meter c. Lebar gedung = 72,17 meter d. Jumlah lantai = 37 lantai e. Jarak penangkal Petir = 40 meter f. Luas lahan = 18.000 m 2 g. Curah hujan per tahun di daerah gedung dengan rata-rata 193 hari per tahun [5]. 3.2. Penentuan Tingkat Proteksi Untuk merencanakan instalasi penangkal petir, maka terlebih dahulu ditentukan tingkat proteksi pada bangunan tersebut dengan cara [5]: 79

a. Menentukan tingkat perkiraan bahaya R = A + B + C + D + E melalui indek : 1. Indek A, penggunaan dan isi. Gedung ini merupakan apartemen, mall dan perkantoran. Nilai = 3 2. Indek B, konstruksi bangunan. Gedung ini termasuk konstruksi beton bertulang. Nilai = 2 3. Indek C, tinggi bangunan Gedung ini memiliki tinggi 129 meter. Nilai = 9 4. Indek D, situasi bangunan. Gedung ini berdiri di dataran rendah. Nilai = 0 5. Indek E, pengaruh petir Hari guruh per tahun Jakarta 193. Nilai = 7 Jadi jumlah R = 3 + 2 + 9 + 0 + 7 = 21 Karena nilai R = 21 maka indek perkiraan bahaya pada gedung tersebut adalah sangat besar. b. Kerapatan sambaran petir ke tanah (N g ). Kerapatan sambaran petir ke tanah dapat diketahui dengan persamaan (1): N g = 0,04 Td 1,26 (1) = 0,04 193 1,26 = 30,32 sambaran dimana: T d : jumlah hari guruh per tahun c. Area proteksi pada gedung. Area ekivalen pada gedung dapat dicari menggunakan persamaan (2): A e = ab + 6h(a+b) + 9π(h) 2 (2) 80

Maula Sukmawidjaja dkk. Analisa Perancangan Sistem Proteksi Bangunan... = (81,98 72,17) + 6 129 (81,98 + 72,17) + 99π(129) 2 = 595.503,25 m 2 dimana: a: panjang gedung, b: lebar gedung, h: tinggi gedung d. Jumlah rata-rata frekuensi sambaran petir langsung per tahun (N d ). Jumlah rata-rata frekuensi sambaran langsung pertahun diketahui melalui persamaan (3): N d = N g A e 10-6 (3) = 30,32 595503,25 10-6 = 18,06 sambaran petir per tahun e. Efisiensi sambaran petir (E) Efisiensi diketahui dengan persamaan (4) : E > 1 N c N d (4) > 1 0,1 18,06 > 1 0,0055 > 0,99 > 99% N c diketahui bernilai 0,1. Karena hasil efisiensi adalah sebesar 99%, maka tingkat proteksi adalah tingkat pertama. 3.3. Radius Proteksi a. Menggunakan system E.F Lightning Protection System dengan tinggi bangunan 129 meter maka radius proteksi (r s ) adalah 219 meter. Luas 81

daerah proteksi (A x ): 2 A X = π. r s = π. 219 2 = 3,14. 219 2 = 3,14. 47961 = 150.597,54 m 2 Hasil luas daerah proteksi memperlihatkan bahwa sistem ini sudah bisa memproteksi seluruh area gedung yang seluas 18.000 m 2 b. Menggunakan metode bola bergulir dengan radius proteksi (R) tingkat I adalah 20 meter. r = 10. I 0,65 = 10. 3 0,65 = 20,423 Dengan radius sebesar 20 meter, maka luas daerah proteksinya (Ax) adalah : Ax = π (R) 2 = 3,14 (20) 2 = 1.256 m 2 Hasil luas daerah proteksi memperlihatkan bahwa metode ini belum bisa memproteksi seluruh area gedung, maka harus diadakan menambahan penangkal petir sebanyak : luas area Penyalur petir tambahan = luas daerah proteksi 82

Maula Sukmawidjaja dkk. Analisa Perancangan Sistem Proteksi Bangunan... = 18.000 16.744 = 14,3 14 unit c. Jarak antara 2 penangkal petir (d) dapat diketahui dengan persamaan (5): d = 2 2rh h 2 (5) = 2 2 20 15 15 2 = 38,73 m Radius proteksi (r) sesuai dengan tingkat proteksi yaitu tingkat I dan tinggi bangunan (h). 3.4. Konduktor Penyalur (Down Conductor) Konduktor penyalur yang terpasang pada Gedung The Bellagio Residence adalah kabel koaksial yang memiliki 2 kabel yang masing-masing berdiameter 35 mm 2. 3.5. Sistem Pembumian (Grounding) Sistem pembumian pada gedung ini menggunakan elektroda batang sepanjang 34 cm yang berdiameter 2,54 cm. Hasil pengukuran tahanan pentanahan menggunakan alat Kyoritzu 1402 didapat hasil tahanan pentanahan 1 sebesar 1,1 dan tahanan pentanahan 2 sebesar 1,4. Maka tahanan pembumian 1: R 1 = ρ 4πl ln( 4(l)2 (d h) 1) = 110 4π(25+0,34) ln( 4(25+0,34)2 (0,0254 25) 1) 83

= 0,34 5,06 = 1,72 Ω Tahanan pentanahan 2: R 2 = ρ 4πl ln( 4(l)2 (d h) 1) = 140 4π(25+0,34) ln( 4(25+0,34)2 (0,0254 25) 1) = 2,23 Ω Kedua hasil tahanan pembumian dibawah 5, maka untuk sistem pembumian gedung tersebut sudah sesuai standar [5]. 4. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis perancangan sistem proteksi petir bangunan The Bellagio Residence yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan : 1. Dari data yang didapat gedung The Bellagio Residence menggunakan tingkat proteksi I mengingat pentingnya gedung tersebut akan sistem proteksi sambaran petir. 2. Untuk luas daerah yang terproteksi oleh E.F Lightning Protection System adalah sebesar 150597,54 m 2. Dilihat dari luas lahan bangunan sebesar 18.000 m 2, maka luas daerah proteksi yang dihasilkan sistem ini sudah dapat melindungi luas gedung tersebut. 3. Dengan metode bola bergulir mendapatkan hasil bahwa penyalur petir tersebut hanya melindungi daerah seluas 1.256 m 2. Ini berarti dari luas lahan sebesar 18.000 m 2 masih ada 16.744 m 2 area gedung yang belum terproteksi, maka dibutuhkan penangkal petir tambahan sebanyak 14 buah lagi agar daerah tersebut dapat terlindungi. 4. Jarak antara kedua unit penangkal petir adalah 38,73 m. 84

Maula Sukmawidjaja dkk. Analisa Perancangan Sistem Proteksi Bangunan... 5. Konduktor penyalur yang digunakan berdiameter 35 mm 2. 6. Tahanan pembumian gedung sudah sesuai ketentuan yang dianjurkan yaitu < 5Ω. Tahanan pembumian pada Tower A adalah 1,72 dan tahanan pembumian pada Tower B adalah 2,23. 5. SARAN 1. Menggunakan konstruksi bangunan sebagai konduktor penyalur murni agar arus petir dapat tersalurkan dengan lebih baik ke pembumian. 2. Sistem pembumian tidak hanya memiki 6 titik saja, melainkan > 6 titik yang memiliki jarak disesuaikan dengan jarak antara konduktor penyalur sesuai dengan tingkat proteksinya. 3. Penempatan ulang penangkal petir yang mulanya berjarak 40 meter diubah menjadi 38,73 meter satu sama lain. 4. Menggunakan metode E.F Lightning Protection karena tidak memerlukan banyak penangkal petir sehingga lebih efisien. 5. Penambahan konduktor penyalur agar memenuhi standar minimum konduktor penyalur yang berdiameter 75 mm 2. DAFTAR PUSTAKA [1] Bandri, Sepannur., Sistem Proteksi Petir Internal Dan Eksternal, Jurnal Teknik Elektro ITP, Volume 3 No. 1, hlm. 51-56, Januari 2014. [2] Hosea, Emmy., Iskanto, Edy dan M. Harnyatris Luden., Penerapan Metode Jala, Sudut Proteksi dan Bola Bergulir Pada Sistem Proteksi Petir Eksternal yang Diaplikasikan pada Gedung W Universitas Kristen Petra, Jurnal Teknik Elektro Vol. 4, No. 1, hlm. 1-9, Maret 2004. [3] Bandri, Sepannur., Perancangan Instalasi Penangkal Petir Eksternal Gedung Bertingkat (Aplikasi Balai Kota Pariaman), Jurnal Teknik Elektro ITP, Volume 1, No. 2, hlm. 12-18, July 2012. [4] Tabrani, Aan., Sistem Proteksi Penangkal Petir Di Gedung PT. Bhakti Wasantara Net Jakarta, Tugas Akhir Sl, Universitas Mercu Buana, Jakarta, 85

2009. [5] Standar Nasional Indonesia. Sistem Proteksi Petir pada Bangunan Gedung. SNI 03-7015-2004. 17 Juni 2003. 86