BAB I PENDAHULUAN. yang dikenal sebagai penghasil buah dan sayuran yang dikonsumsi oleh sebagian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Eva Tresnawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. air yang cukup. Bagi manusia, kebutuhan akan air ini amat mutlak, karena

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Khairunisa Sidik,2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indra Sukarno Putra, 2013

BAB I PENDAHULUAN. belajar biologi tidak hanya berasal dari buku saja, melainkan seperti proses

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gayatri Anggi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. fosfor 40 mg; dan menghasilkan energi 30 kalori (Tarmizi, 2010).

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan pembangunan di beberapa negara seperti di Indonesia telah

BAB I PEDAHULUAN. banyak terdapat ternak sapi adalah di TPA Suwung Denpasar. Sekitar 300 ekor sapi

I. PENDAHULUAN. manusia, akan tetapi pembangunan di bidang industri ini juga memberikan. berat dalam proses produksinya (Palar, 1994).

BAB I PENDAHULUAN. Logam berat merupakan salah satu komponen pencemar lingkungan, baik

TINJAUAN PUSTAKA. Logam Berat. / cm, antara lain Cd, Hg, Pb, Zn, dan Ni. Logam berat Cd, Hg, dan Pb

I. PENDAHULUAN. memiliki nilai ekonomi penting di Indonesia. Nilai ekonominya yang tinggi

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan industri adalah limbah bahan berbahaya dan beracun. Penanganan dan

tanah apabila melebihi kemampuan tanah dalam mencerna limbah akan

KANDUNGAN LOGAM Pb DAN Cu DALAM BUAH STROBERI SERTA SPESIASI DAN BIOAVAILABILITASNYA DALAM TANAH TEMPAT TUMBUH STROBERI DI DAERAH BEDUGUL

I. PENDAHULUAN. akumulatif dalam sistem biologis (Quek dkk., 1998). Menurut Sutrisno dkk. (1996), konsentrasi Cu 2,5 3,0 ppm dalam badan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Desti Diana Putri/ I.PENDAHULUAN

PENDAHULUAN. mediteran. Kemudian menyebar luas ke beberapa negara di daerah tropis seperti. kubis krop, kubis daun dan kubis bunga (Arief, 1990).

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selada merupakan tanaman semusim polimorf (memiliki banyak bentuk),

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri yang semakin meningkat membawa dampak positif

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai

II. TINJAUAN PUSTAKA. utama MOL terdiri dari beberapa komponen yaitu karbohidrat, glukosa, dan sumber

BAB I PENDAHULUAN. maupun gas dapat menimbulkan pencemaran lingkungan. Lingkungan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada

I. PENDAHULUAN. melebihi ambang batas normal (Widowati dkk, 2008). aktivitas manusia atau proses alam. Pencemaran terjadi karena adanya aktivitas

Konsentrasi (mg/l) Titik Sampling 1 (4 April 2007) Sampling 2 (3 Mei 2007) Sampling

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan komoditas sayuran yang

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia, hewan maupun tumbuhan. Pencemaran terhadap lingkungan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kubis adalah kalori (25,0 kal), protein (2,4 g), karbohidrat (4,9 g), kalsium (22,0

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Alat dan Bahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau pelapisan dan seterusnya yang dipengaruhi oleh pelapukan dan cuaca

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bawang Merah. rumpun, tingginya dapat mencapai cm, Bawang Merah memiliki jenis akar

BAB I PENDAHULUAN. oleh para pelaut Spanyol dan Portugis sekitar tahun 1599 (Afrianti, 2010:78).

PENDAHULUAN. adalah Timbal (Pb). Timbal merupakan logam berat yang banyak digunakan

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) atau yang sering disebut Brambang

BAB I PENDAHULUAN. telah terjadi perubahan-perubahan dalam tatanan lingkungan sehingga tidak sama lagi

I. PENDAHULUAN. menyebabkan terjadinya penurunan kualitas air. Salah satu faktor terpenting

BAB I PENDAHULUAN. serta lapisan kerak bumi (Darmono, 1995). Timbal banyak digunakan dalam

TINJAUAN PUSTAKA Pupuk dan Pemupukan

TINJAUAN PUSTAKA. yang baik yaitu : sebagai tempat unsur hara, harus dapat memegang air yang

TEORI JOHN GORDON CHAPTER: CHEMICAL AGENTS. Oleh: SURATMAN, S.KM, M.Kes Staf Pengajar Kesehatan Masyarakat Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed)

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari pertanian organik itu sendiri diantaranya untuk menghasilkan produk

PUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BAB I PENDAHULUAN. sumber energi yang digunakan untuk menyusun berbagai komponen sel selama

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Variabel Hama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun pepaya dengan berbagai

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BAB I PENDAHULUAN. yang multiguna, dapat digunakan sebagai bumbu masakan, sayuran, penyedap

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Logam berat itu dibagi ke dalam dua jenis, yaitu: efek toksik. Contohnya adalah Zn, Cu, Fe, Co, Mn, dan lain sebagainya.

1. PENDAHULUAN. banyak mengandung zat-zat yang berguna bagi tubuh manusia, oleh karena itu

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tebu ( Saccharum officinarum L.)

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Miil.) termasuk tanaman sayuran yang sudah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bayam (Amaranthus tricolor L.) dari sudut pandang manusia awam

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sumber pencemar bagi lingkungan (air, udara dan tanah). Bahan

I. PENDAHULUAN. Tanggamus merupakan salah satu daerah penghasil sayuran di Provinsi Lampung.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Awal Tanah Gambut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pertumbuhan penduduk dan populasi penduduk yang tinggi

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

PENDAHULUAN. Dewasa ini kebutuhan jagung untuk pakan sudah lebih dari 50% kebutuhan

PENDAHULUAN. Kentang (Solanum tuberosum L.) merupakan komoditas yang mendapat

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAB I PENDAHULUAN. setiap hari tumbuhan membutuhkan nutrisi berupa mineral dan air. Nutrisi yang

I. PENDAHULUAN. berbagai sektor seperti bidang ekonomi, sosial dan budaya. Momentum pembangunan

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Suka Banjar Kecamatan Gedong Tataan

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. dan Ni. Logam berat Cd, Hg, dan Pb dinamakan sebagai logam non esensial dan

BAB I PENDAHULUAN ISOLASI DAN IDENTIFIKASI..., RICKY SINGGIH PURNOMO,ARGOTEKNOLOGI, UMP 2017

II. TINJAUAN PUSTAKA. udara yang baik untuk pertumbuhan tanaman cabai adalah 25-27º C pada siang

Pupuk Organik Cair AGRITECH

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. yang lain. Pemanfaatan air untuk berbagai kepentingan harus dilakukan secara

@BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Nutrien tersebut memiliki

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pencemaran pada tanah oleh logam berat merupakan salah satu persoalan

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.

Bab V Hasil dan Pembahasan

I. PENDAHULUAN. Selada (Lactuca sativa L.) merupakan salah satu tanaman sayur yang dikonsumsi

PENCEMARAN LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) DAN CADMIUM (Cd) PADA SAYUR- SAYURAN

I. PENDAHULUAN. Teknologi revolusi hijau di Indonesia digulirkan sejak tahun 1960 dan

BUDI DAYA. Kelas VII SMP/MTs. Semester I

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) merupakan salah satu komoditas

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bedugul adalah pusat produksi pertanian hortikultura dataran tinggi di Bali yang dikenal sebagai penghasil buah dan sayuran yang dikonsumsi oleh sebagian besar masyarakat di Bali. Stroberi merupakan salah satu buah yang paling banyak dihasilkan di daerah Bedugul. Bedugul merupakan daerah yang cocok untuk pembudidayaan stroberi. Suhu yang cukup dingin di malam hari dibutuhkan untuk memicu proses inisiasi bunga, sedangkan di siang hari tanaman stroberi membutuhkan cahaya matahari yang cukup untuk proses fotosintesis dan pematangan buah. Kualitas stroberi dapat diketahui dari rasa (manis agak asamasam), kemulusan kulit dan luka mekanis akibat benturan atau hama penyakit (BAPPENAS, 2000). Untuk menjaga kualitas buah stroberi yang dihasilkan, petani stroberi harus menggunakan pupuk dan pestisida untuk dapat meningkatkan hasil produksi, meminimalisir gagal panen sehingga petani dapat meraih keuntungan yang maksimal. Oleh karena itu, penggunaan pupuk dan pestisida tidak dapat dihindari. Pencemaran lahan pertanian di Bedugul sebagai akibat penggunaan pupuk dan pestisida secara tidak langsung memberikan dampak bagi kesehatan masyarakat, sebab sampai saat ini belum dikembangkan sistem penjamin mutu produk hortikultura (Setiyo, 2011). Dalam aplikasinya selain membawa dampak baik terhadap pertumbuhan tanaman serta hasil tanaman, pupuk dan pestisida juga membawa dampak negatif bagi lingkungan yakni menjadi sumber pencemar yang 1

2 baik langsung maupun tidak akan mempengaruhi hasil tanaman yang jika dikonsumsi akan membahayakan kesehatan (Priyono, 2006). Suputra (2015) menyatakan bahwa petani-petani perkebunan stroberi di daerah Bedugul menggunakan pupuk dan pestisida secara intensif untuk menjaga pertumbuhan tanaman stroberi tersebut. Penggunaan pupuk pada tanaman stroberi biasanya di saat pertama bibit stroberi ditanam dan akan ditambahkan lagi setiap 2 minggu sekali dengan cara dicampurkan pada tanah tempat stroberi tersebut ditanam. Sedangkan penggunaan pestisida dengan cara disemprot secara rutin seminggu sekali untuk menjaga tanaman stroberi agar terhindar dari hama penyakit. Intensitas penambahan pestisida bisa ditambah apabila pada tanaman stroberi yang ditanam terindikasi terkena penyakit atau hama. Penambahan pupuk dan pestisida akan terus dilakukan selama kurang lebih 3 bulan sampai tanaman stroberi siap panen. Di dunia pertanian pencemaran yang menjadi pokok perhatian adalah pencemaran yang terjadi di tanah. Hal ini karena tanah merupakan media tumbuh tanaman yang dominan menerima dampak langsung dari pencemaran yang disebabkan oleh pupuk dan pestisida. Zat pencemar yang berasal dari pupuk dan pestisida biasanya berupa logam berat. Beberapa logam berat yang terkandung dalam berbagai jenis pupuk baik pupuk organik maupun anorganik adalah sebagai berikut: B, Cd, Co, Cr, Cu, Hg, Mn, Mo, Ni, Pb, Sb, Se, U, V, dan Zn terkandung dalam pupuk fosfat. Cd, Co, Cr, Hg, Mo, Ni, Pb, dan Zn terkandung dalam pupuk nitrat. B, Cd, Co, Cr, Cu, Hg, Mn, Mo, Ni, Pb, Se, dan Zn terkandung dalam pupuk kandang. B, Cd, Co, Cr, Cu, Hg, Mn, Mo, Ni, Sb, Se, V, dan Zn

3 terkandung dalam kapur sedangkan Cd, Cr, Cu, Hg, Ni, Pb, dan Zn terkandung dalam kompos (Habibi, 2009). Pestisida yang digunakan oleh para petani di daerah Bedugul juga mengandung logam berat seperti Cu, As, Co, Mn, Cr, Fe, Zn, Ni, Cd, Pb dan Hg. Adanya logam berat pada pestisida yang digunakan seperti pada buah dan sayuran dapat membahayakan apabila terkonsumsi (Priyono, 2006). Sumarni dan Rosliani (1995), mengungkapkan bahwa petani di daerah Brebes yang dikenal sebagai salah satu pusat produksi bawang merah di Jawa Tengah cenderung menggunakan pupuk dan pestisida secara berlebihan. Di beberapa daerah di pulau Jawa telah banyak ditemukan pencemaran logam berat pada tanah pertanian. Beberapa logam berat yang dilaporkan telah mencemari lahan tersebut adalah Co dengan konsentrasi sebesar 24,38-58,46 mg/kg ; Cu sebesar 0,22-7,43 mg/kg ; Cd sebesar 0,07-0,40 mg/kg ; Ni sebesar 6,39-13,44 mg/kg dan Pb sebesar 13,01-29,99 mg/kg (Puslitbangtanak, 2005). Pestisida dan pupuk yang digunakan oleh petani memiliki kandungan logam berat yang tidak sedikit di dalamnya. Logam berat Pb dan Cu adalah dua diantaranya. Logam Pb dalam tanaman hanya sebagai pencemar dan sangat berbahaya, sedangkan logam Cu pada tanaman berperan sebagai aktivator dari sistem enzim, membantu kelancaran proses fotosintesis, pembentukan klorofil, dan membantu dalam proses pembentukan vitamin. Keberadaan logam berat Cu ini dalam jumlah tertentu sangat dibutuhkan oleh tanaman, tetapi jika dalam jumlah yang berlebihan akan menimbulkan efek racun (Widowati, 2008). Logam berat Pb dan Cu sebagian besar dapat terakumulasi pada organ tanaman. Perpindahan logam berat dari tanah ke tanaman tergantung pada bentuk

4 logam pada tanah dan ph tanah. Peningkatan ph tanah akan menurunkan kadar logam berat dalam larutan tanah akibat meningkatnya reaksi hidrolisis, kerapatan kompleks adsorbsi dan muatan yang dimiliki koloid tanah (Nopriani, 2011). Walaupun menggunakan pupuk organik, pemupukan yang terus menerus tidak saja menyebabkan tingginya residu pupuk di dalam tanah, tetapi juga meningkatkan kandungan logam berat terutama logam berat Pb dan Cu yang merupakan kandungan dari pupuk tersebut. Pencemaran logam berat yang tidak terkendali mengakibatkan terakumulasinya logam tersebut dalam lingkungan. Akumulasi dapat terjadi pada tanaman pertanian termasuk buah buahan. Logam berat dapat terserap ke dalam jaringan tanaman melalui akar dan stomata daun, selanjutnya akan masuk ke dalam siklus rantai makanan (Widowati, 2008). Pencemaran logam berat pada tanah dan masuknya logam tersebut ke tanaman sangat dipengaruhi oleh tingkat bioavailabilitasnya. Bioavailabilitas merupakan ketersediaan sejumlah logam yang diserap oleh hayati yang dapat menyebabkan respon toksik. Tingginya tingkat bioavailabilitas suatu logam berat di dalam tanah menyebabkan makhluk hidup di sekitarnya terutama tanaman akan tercemar logam berat (Widaningrum et al., 2007). Analisis spesiasi logam adalah landasan yang berguna untuk menduga bioavailabilitas, yang mana spesies logam merupakan suatu bentuk yang terdapat pada media, dalam hal ini yaitu tanah dan tanaman. Pada tingkat tertentu, logam Pb dan Cu dengan tingkat bioavailabilitas yang tinggi pada tanaman akan dapat membahayakan kehidupan manusia (Davidson et al., 1998). Akumulasi logam Pb dan Cu pada tubuh manusia dapat dilihat dari beberapa gejala keracunan seperti sakit perut, mual, muntah, diare dan beberapa

5 kasus yang parah dapat menyebabkan gagal ginjal dan kematian (Charlena, 2004). Keracunan timbal kronik ditandai dengan depresi, sakit kepala, sulit berkonsentrasi, daya ingat terganggu dan sulit tidur. Keracunan akut menimbulkan gejala berupa mual, muntah, sakit perut hebat, kelainan fungsi otak, anemia berat, kerusakan ginjal, bahkan kematian yang dapat terjadi dalam jangka waktu 1-2 hari (Darmono, 1995). Berdasarkan latar belakang di atas, maka kandungan logam Pb dan Cu dalam buah stroberi dan dalam tanah pertanian tempat tumbuh stroberi di daerah Bedugul perlu dipelajari lebih lanjut. Dalam studi ini dilakukan spesiasi dan penentuan bioavailabilitas kedua logam dalam tanah tempat tumbuhnya sehingga dapat diketahui tingkat pencemaran logam berat tersebut. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas maka timbul permasalahan sebagai berikut : 1. Berapakah kandungan logam berat Pb dan Cu total pada buah stroberi dan tanah tempat tumbuhnya di daerah Bedugul? 2. Bagaimanakah spesiasi dan bioavailabilitas logam Pb dan Cu dalam tanah tempat tumbuh stroberi di daerah Bedugul? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah : 1. Mengetahui kandungan logam berat Pb dan Cu total pada buah stroberi dan tanah tempat tumbuhnya di daerah Bedugul. 2. Mengetahui spesies dan bioavailabilitas logam berat Pb dan Cu dalam tanah tempat tumbuh stroberi di daerah Bedugul.

6 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini dapat memberikan informasi tentang kandungan logam Pb dan Cu total dalam buah stroberi yang dihasilkan di daerah Bedugul serta spesiasi dan bioavailabilitas kedua logam tersebut dalam tanah tempat tumbuh stroberi di daerah Bedugul.