Automotive Science and Education Journal

dokumen-dokumen yang mirip
Automotive Science and Education Journal

Automotive Science and Education Journal

Automotive Science and Education Journal

Journal of Mechanical Engineering Learning

Automotive Science and Education Journal

Automotive Science and Education Journal

Indonesian Journal of History Education

Automotive Science and Education Journal

PENERAPAN MEDIA BENDA SEBENARNYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA KOMPETENSI DASAR MENJELASKAN CARA PENGGUNAAN ALAT UKUR MEKANIK PRESISI

Automotive Science and Education Journal

Journal of Mechanical Engineering Learning

Economic Education Analysis Journal

Journal of Mechanical Engineering Learning

Scaffolding 4 (1) (2015) Scaffolding.

Journal of Mechanical Engineering Learning

Automotive Science and Education Journal

Automotive Science and Education Journal

Journal of Mechanical Engineering Learning

Journal of Mechanical Engineering Learning

KOMPARASI HASIL BELAJAR SISWA ANTARA MENGGUNAKAN MEDIA FILM DAN PANEL PERAGA PADA KOMPETENSI SISTEM PENERANGAN SEPEDA MOTOR

PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN E-LEARNING PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DI SMA AL-ISTIQAMAH SIMPANG EMPAT ABSTRACT

Cici Wijayanti*) Purwati Kuswarini Suprapto*) Faculty of Educational Science and Teacher s Training Siliwangi University ABSTRACT

Automotive Science and Education Journal

Gunung Pati, Semarang. Diterima: 3 Maret Disetujui: 4 April Dipublikasikan: 30 Juli 2016 ABSTRACT

Automotive Science and Education Journal

Fashion and Fashion Education Journal

Development of Basic Competency Learning Module on Poultry Meat and Seafood Processing at SMKN 3 Wonosari

Unnes Physics Education Journal

Fashion and Fashion Education Journal

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR ANTARA METODE SNOWBALL DRILLING DAN METODE DISKUSI

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD DENGAN MICROSOFT POWER POINT

Automotive Science and Education Journal

Edu Geography 3 (3) (2015) Edu Geography.

Automotive Science and Education Journal

Automotive Science and Education Journal

PENGARUH METODE PRAKTIKUM DAN MEDIA KOMIK TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT PADA SISWA KELAS X SMAN 6 MATARAM

PENGARUH METODE AKTIF TIPE TEAM QUIZ BERBANTUAN QUESTION CARD TERHADAP HASIL BELAJAR. Info Artikel. Abstrak. , T Subroto, W Sunarto

Fashion and Fashion Education Journal

PENGARUH PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING. Info Artikel. Abstrak.

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION BERBANTUAN MODUL MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR KELAS VIII

Indonesian Journal of History Education

Automotive Science and Education Journal

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH. Info Artikel. Abstra

DAMPAK PENERAPAN MODEL SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT TERHADAP PEROLEHAN BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM PESERTA DIDIK

ECONOMIC EDUCATION ANALYSIS JOURNAL EFEKTIFITAS METODE PREVIEW, QUESTION, READ, REFLECT, RECITE, REVIEW DAN METODE KONVENSIAL TERHADAP HASIL BELAJAR

Automotive Science and Education Journal

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING SSCS (SEARCH, SOLVE, CREATE, AND SHARE) DALAM KOMPETENSI MENDIAGNOSIS GANGGUAN SIMTEM REM

Journal of Arabic Learning and Teaching

Edu Elektrika Journal

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SYNERGETIC TEACHING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN MODUL PEMESINAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA JURUSAN TEKNIK PEMESINAN DI SMK LEONARDO KLATEN.

Edu Geography 3 (4) (2015) Edu Geography.

OLEH: SITI FATIMAH NIM. E1M

PENCAPAIAN KETUNTASAN HASIL BELAJAR DENGAN MODEL SNOWBALLING PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

PENGGUNAAN MODUL SISTEM PENDINGIN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOMPETENSI MEMELIHARA SISTEM PENDINGIN DAN KOMPONEN-KOMPONENNYA

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING BERBANTUAN LEMBAR KEGIATAN SISWA. Abstrak. Abstract. Gallant Alim Purbowo, Mashuri, Putriaji Hendikawati

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI JAMUR DI KELAS X SMK NEGERI 1 RAMBAH TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

PENGARARUH PENGGUNAAN MEDIA ANIMASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA SUB POKOK BAHASAN LAS LISTRIK KOMPETENSI KEAHLIAN PEKERJAAN LAS DASAR

Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Vol. 15, No. 2, Desember 2015 (59-63)

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN OUTDOOR STUDY TERHADAP HASIL BELAJAR GEOGRAFI. (Jurnal) Oleh HAMDA WARA

BAB III METODE PENELITIAN

Oleh: Maharani Tri Ayu Ratnasari dan M. Nur Rokhman, M.Pd Universitas Negeri Yogyakarta ABSTRAK

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MACROMEDIA FLASH 8 TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

Arinil Haq, Purwati Kuswarini, Ai Sri Kosnayani ABSTRACT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Model pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan model pembelajaran yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN KOLABORATIF TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN MEMBACA GAMBAR TEKNIK SMK MUHAMMADIYAH PRAMBANAN

Edu Geography 3 (3) (2015) Edu Geography.

Artikel diterima: Oktober 2017; Dipublikasikan: November 2017

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sedangkan skor data post-test adalah skor yang diambil setelah melakukan

EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN QUIZ TEAM PADA MATA KULIAH LOGIKA KOMPUTER DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI PESERTA DIDIK KELAS XI SMK ISLAM DDI PONIANG MAJENE

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRASI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA SMK

Darussalam Banda Aceh, ABSTRAK. Kata Kunci: Project Based Learning, Hasil Belajar Kognitif, Sistem Pernapasan Manusia

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DI SEKOLAH DASAR

TONI ERLANGGA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG

Unnes Physics Education Journal

Indonesian Journal of History Education

ARTIKEL SUPRIADI NPM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PENERAPAN TEAM BASED LEARNING PADA MATA PELAJARAN AUTOCAD DI SMKN 1 MAGELANG

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODUL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BOGA DASAR DI SMK NEGERI 1 KALASAN

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN PROBLEM POSING DENGAN PENDEKATAN PMRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA

Ulpiyaturahmah, Purwati Kuswarini, Ai Sri Kosnayani ABSTRACT

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN APLIKASI ANDROID TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELISTRIKAN MESIN DAN KONVERSI ENERGI

Journal of Arabic Learning and Teaching

Sariyani, Purwati Kuswarini, Diana Hernawati ABSTRACT

BAB III METODE PENELITIAN

Anisa Nabilasari, Purwati Kuswarini Suprapto, Diana Hernawati

Unnes Journal of Mathematics Education PENERAPAN PEMBELAJARAN PROBING-PROMPTING TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATERI LINGKARAN

Jurusan Kimia, Jalan Mannuruki IX, Makassar 90224

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TPS (THINK PAIR SHARE) DENGAN MEMANFAATKAN PERAGA UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI SISWA PADA KOMPETENSI DASAR KOMPRESOR TORAK

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR METODE RESITASI DENGAN METODE PEMBELAJARAN KONVENSIONAL SISWA KELAS XII IPS

Rahayu Siti Fatonah, Purwati Kuswarini Suprapto, Romy Faisal Mustofa

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE PEMBELAJARAN AKTIF TIPE MIND MAPS

PEMBELAJARAN BUFFER MENGGUNAKAN METODE INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KEAKTIFAN

PRESTASI BELAJAR IPA

matematika. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa hasil belajar siswa khususnya 157

Journal of Elementary Education

(The Influence of Based Inquiry Learning Model Type of Guided Inquiry to The Students Learning Achievement on Ecosystem) ABSTRACT

Transkripsi:

ASEJ 1 (1) (2012) Automotive Science and Education Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/asej PENGARUH MODUL INTERAKTIF TERHADAP HASIL BELAJAR SISTEM PENERANGAN DAN WIRING KELISTRIKAN SISWA TEKNIK OTOMOTIF Anjar Kustantoro, Soesanto & Heri Yudiono Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang, Indonesia Info Artikel Sejarah Artikel: Diterima Januari 2012 Disetujui Februari 2012 Dipublikasikan Agustus 2012 Keywords: Learning achievement Interactive module Lighting and wiring electricity competence Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar peningkatan hasil belajar siswa bila menggunakan modul interaktif pada kompetensi sistem penerangan dan wiring kelistrikan di SMK Nusantara 1 Comal. Jenis pendekatan yang digunakan true experimental design, sedangkan pola desain yang digunakan control group pre-test post-test. Penelitian dimulai dengan pre-test dan post-test. Hasil analisis data didapatkan bahwa ada perbedaan hasil belajar siswa pada sistem penerangan dan wiring kelistrikan antara kelas eksperimen dengan kelas kendali. Rata-rata kelas eksperimen sebesar 8,48 dan kelas kendali sebesar 7,21. Ada perbedaan peningkatan hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kendali. Peningkatan hasil belajar kelompok eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kendali, karena adanya penggunaan suatu media pembelajaran berupa modul interaktif dalam proses pembelajarannya. Secara umum menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan modul interaktif lebih baik, karena berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar dibandingkan siswa yang menggunakan modul konvensional. Abstract The purpose of the research is to know about how much increasing of student achievement who applying an interactive module for lighting system and wiring electricity competence at SMK Nusantara 1 in Comal. The method of the research is true experimental design, and the design for the research is control group pre-test posttest. Research was started with pre-test and ended with post test. The result of the data analysis shows that experiment class have a different learning achievement with control class. Average value for the experiment class achieves 8,48, while the control class achieves 7,21 in which lower achievement from the experiment class. There is difference of student learning achievement between experiment and control class. Learning achievement for the experiment class higher than control class, because there is applied interactive module for experiment class at their learning. Generally, the student learning achievement shows that study which applying interactive module has a better learning achievement than study which applying conventional module. 2012 Universitas Negeri Semarang Alamat korespondensi: Gedung E5 Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229 E-mail: anjar_world@yahoo.com ISSN 2252-6595

Pendahuluan Keberhasilan dari suatu proses pembelajaran ditentukan oleh beberapa faktor, diantaranya guru, materi, dan siswa. Guru sebagai fasilitator dan motivator harus mampu menciptakan lingkungan belajar yang kondusif serta suasana belajar yang mengasikan. Tidak hanya itu, guru juga harus bisa menyampaikan materi sebaik dan semenarik mungkin agar siswa merasa nyaman dalam mengikuti proses pembelajaran. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan di SMK Nusantara 1 Comal kabupaten Pemalang, proses pembelajaran pada kompetensi sistem penerangan dan wiring kelistrikan hanya menggunakan metode pembelajaran ceramah. Untuk menunjang proses pembelajaran tersebut, sekolah hanya menggunakan salah satu media pembelajaran yaitu berupa modul konvensional. Proses pembelajaran yang demikian tentu saja akan mengurangi minat dan semangat siswa dalam mempelajari sistem kelistrikan, khususnya pada kompetensi sistem penerangan dan wiring kelistrikan, serta hasil belajar yang diperoleh siswa rendah. Hal ini dibuktikan dengan daftar nilai tahun 2010 di kelas XI teknik otomotif, nilai rata-rata kelas untuk kompetensi memasang sistem penerangan dan wiring kelistrikan sebesar 74 pada kelas XI TO 1, dan 73 pada kelas X TO 2, nilai tersebut masih di bawah kriteria ketuntasan minimum 75. Salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan adalah modul interaktif. Modul interaktif diharapkan memberikan pengalaman memudahkan siswa belajar baik dalam penguasaan, pemahaman bahasan atau sub kompetensi yang dapat memberikan kontribusi nyata terhadap hasil belajar yang dicapai. Wiring diagram adalah diagram yang menunjukan posisi relatif tiap-tiap komponen dan jaringan pengawatan dari suatu sistem kelistrikan. Wiring diagram digunakan untuk mempermudah dalam membuat, merawat dan memperbaiki suatu rangkaian sistem kelistrikan. Penggunaan wiring diagram ini akan mempercepat dalam menentukan sumber kesalahan dalam rangkaian kelistrikan sehingga waktu untuk perbaikan bisa dipercepat. Wiring diagram juga diperlukan untuk mempelajari konsep-konsep dasar dalam merangkai suatu rangkaian sistem kelistrikan. Pembacaan wiring diagram memerlukan beberapa pengetahuan yang mendukung untuk kemudahan dalam pembacaan. Dalam pembacaan wiring diagram perlu dikuasai mengenai simbol-simbol komponen kelistrikan standar dan juga fungsi-fungsi dari komponen kelistrikan yang disimbolkan. Penguasaan mengenai pengkodean komponen dan kabel juga harus dikuasai dalam membaca wiring diagram. Setiap produsen kendaraan memiliki standar dalam membuat wiring diagram sistem kelistrikan. Pemahaman ini akan mempermudah dalam pembacaan wiring diagram. Semakin tinggi tingkat pemahaman siswa akan wiring diagram, semakin tinggi pula kemampuan siswa dalam merangkai suatu rangkaian kelistrikan. Setelah siswa benar-benar memahami dan menguasai wiring diagram sistem penerangan, harapannya adalah siswa dapat merangkai sistem kelistrikan, khususnya sistem penerangan dengan baik serta teliti. Perangkaian sistem penerangan yang kurang teliti akan mengurangi kerja dari sistem penerangan tersebut, bahkan dapat merusak komponennya. Untuk itu, erat kaitannya antara kemampuan siawa dalam membaca wiring diagram dengan kemampuan siswa dalam merangkai sistem penerangan. Hal lain yang perlu ditegaskan dalam melaksanakan sebuah peneitian ialah penelitian tersebut memiliki tujuan yang jelas serta logis untuk dilaksanakan. Tujuan tersebut adalah untuk mengetahui seberapa besar peningkatan hasil belajar siswa yang signifikan bila menggunakan modul interaktif pada kompetensi sistem penerangan dan wiring kelistrikan di SMK Nusantara 1 Comal. Metode Sebelum melakukan sebuah penelitian, terlebih dahulu harus menggunakan rancangan agar penelitian tersebut sesuai dengan arah dan tujuan penelitian semula. Dalam penelitian ini, jenis pendekatan yang akan digunakan adalah true experimental design. Menurut Arikunto (2010) pola desain yang digunakan adalah control group pre-test post-test. Langkah-langkah penelitiannya pada Gambar 1. Dalam penelitian ini, yang menjadi populasi adalah seluruh siswa kelas XI keahlian teknik otomotif (TO 1, TO 2, dan TO 3) SMK Nusantara 1 Comal Kab. Pemalang. Sedangkan sampel dalam penelitian ini, yaitu pengambilan sampel kelas XI di bagi dua antara lain satu kelas TO 1 sebagai kelompok eksperimen dan satu kelas TO 2 sebagai kelompok kendali. Kelompok eksperimen dalam penelitian ini adalah kelompok yang mendapat pembelajaran dengan menggunakan modul interaktif sistem penerangan luar mobil, dan kelompok kendali adalah kelompok yang pembelajaranya hanya menggunakan modul konvensional sistem penerangan luar mobil. Teknik sampling yang dilakukan adalah sampel secara acak, yaitu mengambil dua kelas sebagai sampel 15

Mulai Penyediaan modul interaktif Pembuatan soal test Pengujian soal test Soal tidak valid Soal valid Pre test XI TO 1 Pre test XI TO 2 Hasil Hasil Pembelajaran menggunakan modul interaktif Pembelajaran menggunakan modul konvensional Post test Post test Hasil akhir: daya serap siswa dan peningkatan hasil belajar Gambar 1. Diagram alur penelitian dari tiga kelas keseluruhan yang terdapat pada populasi. Untuk memperoleh data yang baik dalam sebuah penelitian dipengaruhi oleh cara memperoleh data dan harus mengikuti metode dan teknik yang sesuai dengan permasalahan penelitian yang dibahas. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah metode tes. Metode ini mengungkap data dengan cara melakukan tes dengan pertanyaan - pertanyaan atau perintah yang harus dilakukan oleh responden. Tujuannya untuk mengetahui data yang menunjukkan kemampuan atau hasil belajar reponden pada tahap pengetahuan (kognitif) terhadap kompetensi sistem penerangan. Responden yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol yang telah ditentukan sebelumnya. Bentuk tes tersebut yaitu tes objektif berbentuk pilihan ganda dengan lima pilihan jawaban. Tabel 1. Tingkat penguasaan dan kategori hasil belajar siswa Tingkat Penguasaan Kategori 8,0-10 Sangat tinggi 6,6-7,9 Tinggi 5,6-6,5 Sedang 4,0-6,5 Rendah 0-3,9 Sangat Rendah Selanjutnya data dianalisis sehingga diketahui peningkatan hasil belajar dari kelas eksperimen dan kelas kendali. Data dianalisis melalui uji normalitas, uji kesamaan dua varians, serta uji perbedaan dua rata-rata. Dalam buku Arikunto, dkk (2005), kriteria hasil belajar siswa pada Tabel 1. Hasil dan Pembahasan Kemampuan awal siswa, baik kelas eksperimen maupun kelas kendali dapat dicari melalui tes awal kemampuan atau biasa disebut pre-test. Untuk hasil dari pre-test tersebut, dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 2. Hasil tes kemampuan awal sebelum pembelajaran Sumber variasi Eksperimen Kendali n 40 43 Rata-rata 4.61 4.66 Varians 0.2728 0.1995 Standart deviasi 0.52 0.45 Maksimal 6.00 5.33 Minimal 3.67 3.67 Dari data tersebut bisa terlihat bahwa kemampuan awal siswa dari kelas eksperimen dan kelas kendali adalah sama. Prestasi belajar siswa setelah pembelajaran dapat dicari melalui post-test dan dapat dilihat hasilnya Tabel 3. 16

Tabel 3. Data prestasi belajar siswa setelah pembelajaran Sumber variasi Eksperimen Kendali n 40 43 Rata-rata 8.48 7.21 Varians 0.1995 0.2537 Standar deviasi 0.45 0.50 Maksimal 9.00 8.33 Minimal 7.33 6.00 Dari data tersebut bisa terlihat bahwa hasil belajar yang diperoleh kelas eksperimen lebih baik dari pada kelas kendali. Uji normaitas data dilakukan dengan persamaan X 2 (Chi kuadrat). Berdasarkan analisis data yang tertera pada tabel di atas, X 2 yang hitung diperoleh kelas eksperimen dan kelas kontrol sama-sama masih di bawah X 2 pada pada taraf kesalahan 5% dan dk = 3. Keduanya masih tabel di bawah X 2 sebesar 7,81 sehingga kedua data tabel tersebut berdistribusi normal. Hasil uji kesamaan dua varians data post test antara kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Hasil uji kesamaan dua varians data posttest. Kelompok Varians dk F hitung F tabel Eksperimen 0.1995 39 1.27 1,86 Kendali 0.2537 42 Dari tabel di atas terlihat bahwa F hitung = 1,27 yang didapat masih lebih kecil dari F tabel = 1,86 sehingga varians dari kedua kelompok adalah sama. Hasil uji perbedaan rata-rata post test antara kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat terlihat pada tabel berikut. Tabel 5. Hasil uji perbedaan rata-rata post-test. Kelompok Ratarata Eksperimen 8,48 Kontrol 7,21 dk t hitung t tabel Kriteria 81 20,45 1,66 Berbeda Berdasarkan tabel diatas, t hitung yang didapat adalah sebesar 20,45 dan berada pada daerah penerimaan Ha yang berarti bahwa hasil belajar kelas eksperimen lebih baik dari pada kelas kontrol serta ada perbedaan yang signifikan, dimana rata-rata kelompok eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kendali. Pembahasan Hasil belajar siswa setelah pembelajaran dicari melalui post test. Dari tes tersebut didapatkan rata-rata kelas eksperimen sebesar 8,48 dan kelas kontrol sebesar 7,21. Terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kendali. Selanjutnya dilakukan uji perbedaan rata-rata peningkatan hasil belajar dan didapatkan t hitung sebesar 10,89 dan berada pada daerah penolakan Ho, yang berarti bahwa, hasil belajar kelas eksperimen lebih baik dari pada kelas kontrol serta ada perbedaan yang signifikan. Dimana rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kendali. Hal ini membuktikan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa SMK Nusantara 1 Comal pada Kompetensi sistem penerangan dan wiring kelistrikan yang menggunakan modul pembelajaran interaktif dengan siswa yang menggunakan modul pembelajaran konvensional. Peningkatan hasil belajar kelompok eksperimen jauh lebih tinggi daripada kelompok kendali. Hal ini disebabkan karena adanya penggunaan suatu media pembelajaran berupa modul pembelajaran interaktif dalam proses pembelajarannya. Modul pembelajaran interaktif sangat bermanfaat bagi guru maupun siswa. Bagi guru media ini mempermudah dalam penyampaian materi pembelajaran dan bagi siswa media tersebut dapat meningkatkan aktivitas dan kreativitas siswa dalam menelaah materi sehingga dengan demikian pembelajaran akan lebih efektif dan efisien. Inovasi pembelajaran yang berbeda dari sebelumnya akan meningkatkan hasil belajar siswa. Seperti pada hasil penelitian Widjanarko dan Abdurrahman (2006) Semua sampel dalam penelitian ini kelompok K1 atau yang mendapat tugas model uraian terbatas (MUT) mempunyai skor rata-rata kemampuan menganalisis kerja sistem kelistrikan yang lebih baik atau lebih tinggi dibanding dengan skor rata-rata tiap sampel dalam kelompok K2. Sedangkan hasil penelitian Egi, dkk (2010) menunjukkan bahwa peningkatan prestasi belajar siswa pada kompetensi sistem rem dengan menggunakan media power point lebih baik dibanding dengan menggunakan metode konvensional. Dari beberapa manfaat penggunaan modul interaktif di atas, maka penggunaan modul interaktif sistem penerangan dan wiring diagram 17

Gambar 2. Grafik kontribusi soal sangat berpengaruh terhadap tingkat pemahaman siswa tentang sistem penerangan. Penggunaan modul interaktif sistem penerangan dan wiring diagram dapat meningkatkan faktor individu berupa minat dan motivasi belajar serta faktor media pembelajaran yang mendukung. Apabila dibandingkan dengan nilai sistem penerangan pada tahun sebelumnya yaitu sebesar 74 atau bila menggunakan skala kecil nilai rata-ratanya sebesar 7,4, maka hasil tes prestasi pada kelas eksperimen bisa dikatakan meningkat. Peningkatan tersebut yaitu dari 7,4 meningkat menjadi 8,84. Hasil sebesar 8,48 pada kelas eksperimen masuk kedalam kriteria sangat tinggi. Sedangkan pada kelas kendali dari rata-rata 7,3 justru turun menjadi 7,21. Nilai rata-rata sebesar 7,21 masuk kedalam kategori tinggi. Salah satu faktor meningkatnya hasil belajar kelas eksperimen adalah tingkat penguasaan yang tinggi dari tiap-tiap indikator yang dicapai pada akhir pembelajaran. Dari 5 sub indikator yang diujikan, pencapaian terkecil kelas eksperimen adalah sebesar 79,3% dan pencapaian terbesar adalah sebesar 90%. Hasil ini tentu mempengaruhi pencapaian pada kompetensi sistem penerangan sehingga hasilnya meningkat. Untuk mengetahui seberapa besar pemahaman siswa setelah menggunakan modul interaktif dapat dilihat pada Gambar 2. Dari hasil test prestasi pada kelas eksperimen dan kelas kontrol terdapat perbedaan kontribusi tingkat jawaban benar pada masing-masing soal. didapatkan dari jumlah siswa yang menjawab benar pada butir soal pada masing-masing indikator soal. Pencapaian tertinggi dari kelas kontrol adalah pada indikator 1.2 (siswa mengetahui jenis-jenis komponen yang dipakai dalam sistem penerangan), yaitu berhasil mencapai 16,12% dari 20% kontribusi yang diharapkan. Apabila diprosentase, pencapaian pada indikator 1.2 tersebut adalah 80,6%. Sedangkan pencapaian terendah kelas kontrol adalah pada indikator 2.2 (siswa mengetahui nomor kode terminal pada setiap komponen yang dialiri arus) yaitu hanya tercapai 11,01% dari 16% kontribusi yang diharapkan. Apabila diprosentase pada indikator 2.2 tersebut adalah 66,3%. Untuk kelas eksperimen, pencapaian tertinggi adalah pada indikator 1.2 (siswa mengetahui jenis-jenis komponen yang dipakai dalam sistem penerangan), yaitu sebesar 18% dari 20% kontribusi yang diharapkan. Apabila diprosentase, pencapaian pada in- 18

Tabel 6. Kontribusi soal pada masing-masing indikator 1.1 Siswa memahami maksud dari simbol-simbol kelistrikan Kontribusi 13,3 % No. Soal 8 28 (siswa) Total (Jumlah Jawaban Benar) Kelas Kontrol Jumlah Sub Indikator Prosentase 19 26 31 117 9,06 % 20 31 37 (siswa) 34 9 32 37 Kelas Eksperimen Jumlah Prosentase 139 11,58 % 1.2 Siswa mengetahui jenis-jenis komponen yang dipakai dalam sistem penerangan 20 % 6 37 38 10 34 36 18 30 33 22 38 16,12 % 38 29 29 208 31 30 40 40 216 18 % 2.1 Siswa dapat memahami arah aliran arus dalam suatu rangkaian kelistrikan 2.2 Siswa mengetahui nomor kode terminal pada setiap komponen yang dialiri arus 26,6 % 16,6 % 1 24 31 2 22 34 3 29 36 4 25 32 233 19,45 % 5 31 37 7 33 36 11 33 38 14 36 37 12 32 36 13 29 34 15 21 27 16 26 33 132 11,01 % 17 24 29 281 23,41 % 159 13,25 % 3.1 Siswa mengetahui panel-panel yang digunakan dalam pengoperasian lampu kepala 23,3 % 21 26 28 23 37 37 24 34 36 25 31 212 16,43 % 34 26 25 25 27 35 35 28 24 27 222 18,5 % 19

dikator 1.2 tersebut adalah 90%. Sedangkan pencapaian terendah adalah pada indikator 3.1 (siswa mengetahui panel-panel yang digunakan dalam pengoperasian lampu kepala, yaitu sebesar 18,5% dari 23,3% kontribusi yang diharapkan. Apabila diprosentase, pencapaian pada indicator 3.1 tersebut adalah sebesar 79,3%. Perbedaan pencapaian tersebut menunjukan bahwa siswa akan lebih mudah menyerap materi apabila pemaparan materi oleh guru lebih jelas. Secara umum, pembelajaran dengan menggunakan Modul Pembelajaran Interaktif lebih efektif karena berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar daripada siswa yang memperoleh pembelajaran menggunakan modul konvensional. Walaupun demikian, kelemahan dari penelitian ini adalah terbatasnya perlakuan (treatment) yang diberikan kepada sampel karena hanya dilakukan sebanyak 3 kali pertemuan. Untuk itu, data yang diperoleh masih dirasa belum maksimal. Simpulan Dari hasil penelitian serta pembahasan, dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan capaian prestasi belajar sistem penerangan dan wiring kelistrikan kelas XI program keahlian teknik otomotif yang signifikan antara siswa yang menggunakan modul pembelajaran interaktif dan siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional, dimana peningkatan prestasi belajar siswa yang menggunakan modul pembelajaran interaktif di SMK Nusantara 1 Comal Kabupaten Pemalang lebih besar bila dibandingkan dengan capaian prestasi belajar siswa yang menggunakan modul pembelajaran konvensional. Pemberian perlakuan sebaiknya lebih lama, sehingga daya serap yang diperoleh siswa lebih optimal. Sub indikator yang dirasa lebih sulit sebaiknya diajarkan dengan waktu pembelajaran yang lebih lama dari indikator lainnya, sehingga pencapaian siswa pada tiap-tiap indikator akan lebih merata. Daftar Pustaka Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta Arikunto, S., Suhardjono dan Supardi. 2005. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara Egi, Johny Harnoto, Boenasir, Supraptono. 2010. Efektivitas Penggunaan Media Pembelajaran Power Point untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Kompetensi Sistem Rem. Jurnal Pendidikan Teknik Mesin, Vol. 10, No. 1 Widjanarko, D. dan Abdurrahman. 2006. Peningkatan Kemampuan Menganalisis Kerja Sistem Kelistrikan Mobil Dengan Metode Tugas Model Uraian Terbatas (Restricted Response). Jurnal Pendidikan Teknik Mesin. Volume 6 No.2 Hal 66-71 20