ANALISIS SISTEM MANAJEMEN RISIKO KREDIT DAN PENGARUHNYA TERHADAP LABA PERUSAHAAN DENGAN PENERAPAN MODEL PROGRAM KOMPUTER (STUDI KASUS PT

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS SISTEM MANAJEMEN RISIKO KREDIT DAN PENGARUHNYA TERHADAP LABA PERUSAHAAN DENGAN PENERAPAN MODEL PROGRAM KOMPUTER (STUDI KASUS PT

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 Tanggal 10 November 1998

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian kredit Kata dasar kredit berasal dari bahasa Latin credere yang berarti

ANALISIS PENGARUH NON PERFORMING LOAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menghimpun dana dari masyarakat (tabungan, giro, deposito) dan menyalurkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan

BAB I PENDAHULUAN. pendukung dan penggerak laju pertumbuhan ekonomi. Kebijakan-kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. dana (funding) dan menyalurkan dana (lending) masyarakat perekonomian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian, Fungsi,Jenis dan Sumber Dana Bank. rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

KERANGKA PEMIKIRAN III.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Peran Bank

BAB II Kajian Pustaka. mampu diserap dari masyarakat dan disalurkan kembali kepada masyarakat yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LOYALITAS DEBITUR DALAM PELAYANAN KREDIT (STUDI KASUS PT. BANK JABAR CABANG RANGKASBITUNG, BANTEN)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan uang tersebut kembali ke masyarakat. merupakan lembaga keuangan yang paling lengkap kegiatannya yaitu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Mulyadi (2012:5), prosedur adalah urutan kegiatan klerikal yang

Lampiran 1. Daftar istilah

BAB 5 KEGIATAN MENGALOKASIKAN DANA

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Bank

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. Peranan bank dalam kegiatan perekonomian sangat fundamental, setiap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Krisis global yang terjadi pada saat sekarang ini telah menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi ekonomi suatu negara menjadi lebih maju dan usaha-usaha berkembang

BAB I PENDAHULUAN. baik secara langsung maupun tidak langsung. Banyaknya sektor yang tergantung

II. LANDASAN TEORI. Berdasarkan Undang Undang RI No 10 tahun 1998 tentang perbankan, jenisjenis

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang.

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang RI Nomor 21 Tahun 2008 Bank adalah badan usaha

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Prosedur adalah rangkaian atau langkah-langkah yang dilakukan untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. kembali dana tersebut kepada masyarakat dalam bentuk kredit.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. dan atau bentuk-bentuk lainnya, dalam rangka meningkatkan taraf hidup. kepada masyarakat yang kekurangan dana (Abdullah, 2005:17).

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Sinungan (1991 : 46), tentang kredit sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi global yang terjadi pada akhir tahun 2008 menuntut

PENGALOKASIAN DANA BANK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan. sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pengertian kredit berkembang lebihluas lagi seperti berikut ini :

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU No.10 tahun 1998 dikatakan bahwa bank adalah badan usaha. yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

STIE DEWANTARA Pengelolaan Risiko Kredit

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyatu dengan ekonomi regional dan internasional yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN. statistik menunjukan perputaran keuangan pada sektor perbankan 2011

Sektor perbankan dapat dikatakan menjadi salah satu sektor paling. fleksibel dalam merespons kondisi perekonomian nasional dibanding sektorsektor

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi tidak dapat dilepaskan dari sektor perbankan. Dunia

BAB I PENDAHULUAN. dan aspek sumber daya manusia. Hal terpenting dari aspek-aspek tersebut dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan perbankan mempunyai peranan penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Dunia perbankan saat ini banyak disorot oleh masyarakat banyak karena

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MANAJEMEN SUKU BUNGA PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) CABANG BOGOR. Oleh : ADINDA AYU LESTARI H

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan industri perbankan di masa mendatang diramalkan masih

I. PENDAHULUAN. Pertambangan. Industri Pengolah-an (Rp Milyar) (Rp Milyar) na

BAB I PENDAHULUAN. luas yang dikenal dengan istilah perbankan adalah kegiatan funding. Pengertian

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. ringkasan dari suatu proses pencatatan, dari transaksi-transaksi yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. kredit, tabungan, pembayaran jasa dan melakukan fungsi-fungsi keuangan lainnya

BAB 1 PENDAHULUAN. lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 sangat

KAJIAN PUSTAKA. dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan pihak yang memiliki kekurangan dana. Dimana kegiatan. kepada masyarakat dalam bentuk pemberian kredit.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang dan meminjamkan uang.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA Kredit

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS STRATEGI PENCEGAHAN DAN IMPLIKASI PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH MULTIGUNA BERMASALAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi tahun 1997 yang kemudian berkembang menjadi krisis multi

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhannya seperti modal untuk membangun usaha, untuk. membesarkan usaha, untuk membangun rumah atau untuk mencukupi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keuangan yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap laporan keuangan.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian (Mudrajad Kuncoro dan Suhardjono, 2002:75).

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dalam dunia usaha dan bisnis saat ini mengalami

PENILAIAN TINGKAT PEMBERIAN KREDIT TERHADAP KESEHATAN BANK PADA BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TIMUR Oleh :

BAB 1 PENDAHULUAN. bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan ekonomi. Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah

BAB I PENDAHULUAN. mengalami kemerosotannya. Hal ini terlihat dari nilai tukar yang semakin melemah, inflasi

BAB I PENDAHULUAN. mempercepat penyaluran dana-dana dari Surplus Spending Unit (SSU) ke

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pokoknya adalah menghimpun dana dan menyalurkan kembali dana tersebut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

ANALISIS SISTEM MANAJEMEN RISIKO KREDIT DAN PENGARUHNYA TERHADAP LABA PERUSAHAAN DENGAN PENERAPAN MODEL PROGRAM KOMPUTER (STUDI KASUS PT. BANK JABAR CABANG CIAMIS) Oleh RIKA GUMAYANTIKA H24104065 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

ABSTRAK Rika Gumayantika. H24104065. Analisis Sistem Manajemen Risiko Kredit dan Pengaruhnya Terhadap Laba Perusahaan dengan Penerapan Model Program Komputer (Studi Kasus PT. Bank Jabar Cabang Ciamis). Di bawah bimbingan Abdul Kohar Irwanto. Salah satu kegiatan utama Bank adalah menyalurkan dana kepada masyarakat dalam bentuk kredit. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa perkreditan merupakan aktivitas terbesar pada perbankan. Bank Jabar Cabang Ciamis sebagai salah satu cabang Bank Jabar yang tinggi tingkat penyaluran kreditnya. Semakin banyak dana yang disalurkan tentu saja semakin besar potensi menimbulkan kemungkinan gagal bayar yang akan menimbulkan kredit bermasalah (non performing loan). Untuk itu diperlukan suatu manajemen risiko untuk mengendalikan dan mengelolan risiko kredit. Penelitian ini bertujuan (1) Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya risiko kredit, (2) Mengidentifikasi dan menganalisis manajemen risiko kredit. (3) Meganalisis laba pada Bank Jabar Banten Cabang Ciamis, (4) Menganalisa pengaruh rasio NPL pada laba. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui pencatatan, pengumpulan data, wawancara dengan analis kredit. Sedangkan data sekunder diperoleh data historis, studi literatur, laporan penelitian, laporan keuangan yang diterbitkan bank. Metode pengolahan dan analisis data menggunakan analisis deskriptif, korelasi pearson product moment dan regresi linear sederhana, Uji F dengan alat pengolahan menggunakan model program komputer Visual Basic Net 2008 dan MINITAB 14. Faktor-faktor yang mempengaruhi risiko kredit: a) faktor internal perusahaan yaitu sumber daya manusia dan keuangan, b) faktor debitur yaitu jangka waktu kredit, suku bunga, c) faktor eksternal yaitu persaingan dengan bank lain. Manajemen risiko kredit pada Bank Jabar Cabang Ciamis sudah cukup baik dilihat dari besarnya risiko kredit dibawah 5 %. Manajemen risiko kredit pada Bank Jabar Cabang Ciamis meliputi 1) identifikasi risiko kredit, 2) pengelompokan risiko kredit sesuai dengan kolektibilitas, 3) pengukuran risiko kredit dilihat dari rasio NPL, 4) pengendalain dan pengelolaan risiko kredit. Laba yang diperoleh Bank Jabar Cabang Ciamis terus mengalami peningkatan setiap bulannya. Hasil analisis korelasi pearson product moment didapatkan r = -0,652 yang artinya bahwa terdapat hubungan yang negatif sebesar 0,652 antara risiko kredit dan laba. KD= r 2 = 0,652 2 = 0,43, artinya bahwa laba perusahaan bisa dijelaskan oleh variabel risiko kredit sebesar 43%, sedangkan sisanya sebesar 57% dapat dijelaskan oleh faktor lain yang tidak disertakan dalam penelitian ini. Hasil analisis regresi linier sederhana didapatkan Y=326-189X menunjukan bahwa tingkat risiko kredit (variabel X) mempunyai pengaruh negatif terhadap laba Bank (variabel Y), dimana setiap kenaikan tingkat risiko kredit (variabel X) akan mengakibatkan penurunan pada laba bank (variabel Y). Uji F menunjukkan bahwa F hitung > F tabel, yaitu 7,40>4,96 dengan demikian, maka H 0 ditolak dan H 1 diterima, sehingga risiko kredit secara keseluruhan berpengaruh secara signifikan terhadap laba pada taraf nyata 5%.

ANALISIS SISTEM MANAJEMEN RISIKO KREDIT DAN PENGARUHNYA TERHADAP LABA PERUSAHAAN DENGAN PENERAPAN MODEL PROGRAM KOMPUTER (STUDI KASUS PT. BANK JABAR CABANG CIAMIS) SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Oleh RIKA GUMAYANTIKA H 24104065 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN ANALISIS SISTEM MANAJEMEN RISIKO KREDIT DAN PENGARUHNYA TERHADAP LABA PERUSAHAAN DENGAN PENERAPAN MODEL PROGRAM KOMPUTER (STUDI KASUS PT. BANK JABAR CABANG CIAMIS) SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Oleh RIKA GUMAYANTIKA H 24104065 Menyetujui, Mei 2008 DR. Ir. Abdul Kohar Irwanto, M.Sc Dosen Pembimbing Mengetahui, Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc Ketua Departemen Tanggal Ujian: 22 Mei 2008 Tanggal Lulus:

RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Ciamis pada tanggal 26 Desember 1985. Penulis merupakan putri kedua dari pasangan Bapak H. Ade Gumilar dan Ibu Hj. Narsih Maryasih. Penulis mengawali masa pendidikannya di TK Harapan Karangbenda 1 pada tahun 1992. Penulis melanjutkan pendidikannya di SDN 1 Karangbenda pada tahun 1993-1998. Kemudian Penulis melanjutkan pendidikan di SLTP Negeri 1 Parigi lulus tahun 1998. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan di Sekolah Menengah Umum Negeri 2 Ciamis dan lulus pada tahun 2004. Pada tahun 2004, Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI (Ujian Seleksi Masuk IPB) di Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Departemen Manajemen. Selama masa perkuliahan penulis aktif mengikuti berbagai organisasi kemahasiswaan. Penulis tergabung pada Himpunan Profesi Manajemen yaitu Center Of Manajemen (Com@) sebagai Staf Direktorat Produksi, Oprasi dan Kewirausahaan (POK) selama satu periode. Penulis juga tergabung dalam KOPMA (Koperasi Mahasiswa) IPB, OMDA (Organisasi Mahasiswa Daerah) Ciamis yaitu PMGC (Paguyuban Mahasiswa Galuh Ciamis). Selain itu, penulis selama menjadi Civitas Akademika di Institut Pertanian Bogor sering mengikuti kepanitiaan dan berbagai acara di kampus. ii

KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta pertolongan-nya, sehingga penyusunan skripsi yang berjudul Sistem Manajemen Risiko Kredit dan Pengaruhnya Terhadap Laba Perusahaan dengan Penerapan Model Program Komputer (Studi Kasus PT. Bank Jabar Cabang Ciamis) dapat penulis selesaikan. Penulis menyadari dalam penulisan ini, banyak pihak yang telah memberikan saran, bimbingan, dan dukungan baik secara langsung maupun tidak langsung sejak awal penulisan sampai akhirnya skripsi ini terselesaikan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada: 1. Bp. DR. Ir. Abdul Kohar Irwanto, M.Sc selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bantuan dan bimbingan kepada penulis selama proses penelitian hingga akhirnya skripsi ini diselesaikan. 2. Bp. Dr. Ir. M. Syamsun, M.Sc dan Ibu Ratih Maria Dhewi SP, MM selaku dosen penguji yang telah bersedia meluangkan waktunya dalam sidang dan penyempurnaan skripsi ini. 3. Seluruh staf Pengajar dan staf Tata Usaha Departemen Manajemen. 4. Bp. Toto Rianto selaku Pimpinan Bank Jabar Cabang Ciamis yang telah memberikan izin untuk melakukan magang dan penelitian. 5. Bp. Rukanda, Bp. Reza, Bp. Adit, Ibu Ela, Ibu Nila, Bp. Sony, Bp. Rahmat, Bp. Taufan, Mas Raihan, Opik, Yadi, Yasfer dan seluruh karyawan/ti Bank Jabar Cabang Ciamis yang telah memberikan masukan, dukungan dan membantu penulis selama proses penelitian. 6. Bapa, Mamah, Bibi dan keluargaku tercinta atas kasih sayang, doa, dukungan serta semangat yang tiada henti kepada penulis. 7. Sahabatku sekaligus keluargaku Rempati kost (Lysti, Yossi, Depal, Intan, Gitri, Acil, Mba Intan, Aisyah, Weny, Mery, Dina, Nit-nit,), Kiki, Riska, Yuda, Yodi, Roi, Dindin, Dedeh terima kasih atas dukungan, semangat, kebahagian, keceriaan, ketulusan, kebersamaan, bantuan, kesabaran dan doa yang telah diberikan kepada penulis. iii

8. Rini, Yunita, Yanda, Iil, Ratih, Mboq, Ica, Opik, Gigis, Aufia, Teguh, Betty, Ade, Ijah, Wahyu, Eka, Pe n, Dania, Melly, Yuli, Dita serta seluruh temanteman Manajemen 41 yang telah memberikan dukungan, semangat, dan harihari yang telah dilalui bersama-sama sehingga membuat kenangan indah. 9. Erna, Gitri, Windi, Dini, Dase, Angga, sebagai teman satu bimbingan. Terima kasih karena telah memberikan dukungan, bantuan, semangat kepada penulis hingga skripsi ini terselesaikan. 10. Ganang Mahendra, terima kasih atas bantuan dan kesabaran dalam pembuatan program komputer. 11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang turut membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dengan baik Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak dan semoga bermanfaat untuk pelaksanaan penelitian selanjutnya. Bogor, Mei 2008 Penulis iv

DAFTAR ISI ABSTRAK RIWAYAT HIDUP... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... Halaman DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... I. PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Perumusan Masalah... 4 1.3. Tujuan penelitian... 4 1.4. Manfaat Penelitian... 5 1.5. Batasan Masalah... 5 II. TINJAUAN PUSTAKA... 6 2.1. Pengertian Bank... 6 2.2. Pengertian Kredit... 7 2.2.1. Jenis-jenis Kredit... 8 2.2.2. Prinsip-prinsip Penilaian Kredit... 10 2.3. Kredit Bermasalah (NPL)... 13 2.4. Risiko... 13 2.5.1. Pengertian Risiko... 13 2.5.2. Jenis-jenis Risiko... 13 2.5. Risiko Kredit... 14 2.6. Pengelolaan Risiko Kredit... 16 2.7. Pendekatan Sistem Pada Manajemen Risiko... 17 2.7.1. Pengertian Sistem.... 17 2.7.2. Pengertian Manajemen Risiko... 18 2.7.3. Siklus Manajemen Risiko... 18 2.8. Laba Bank... 20 2.9. Model program Komputer... 20 2.9.1. Pengertian Sistem Program Komputer... 20 2.9.2. Pengertian Model Program Komputer... 20 2.9.3. Bahasa Komputer Visual Basic Net... 20 2.10.Hasil Penelitian Terdahulu... 21 III. METODE PENELITIAN... 22 3.1. Kerangka Pemikiran.... 22 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian...... 24 3.3. Sumber Data... 24 ii iii vii ix v

3.4. Metode Pemilihan Sampel... 24 3.5. Analisis dan Pengolahan Data... 24 3.5.1. Analisis Deskriptif.... 25 3.5.2. Analisis Korelasi Pearson Product Moment... 25 3.5.3. Analisis Regresi Linear Sederhana.... 25 3.5.4. Dampak Perubahan Secara Keseluruhan (Uji F)... 27 3.6. Model Program Komputer Analisis Pengaruh Risiko.... 28 3.6.1. Pengertian Sistem Program Komputer... 28 3.6.2. Pengertian Model Program Komputer... 29 3.6.3. Pendekatan dan Analisis Sistem... 29 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN... 31 4.1. Gambaran Umum Perusahaan... 31 4.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan... 31 4.1.2. Visi Misi dan Fungsi... 32 4.1.3. Struktur Organisasi... 33 4.1.4. Kegiatan Usaha Bank Jabar... 33 4.1.5. Prosedur Pemberian Kredit... 35 4.2. Perkembangan Jumlah Kredit Yang Disalurkan... 43 4.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Risiko Kredit... 47 4.4. Manajemen Risiko Kredit... 53 4.4.1. Identifikasi Risiko Kredit... 53 4.4.2. Pengelompokan Risiko Kredit... 54 4.4.3. Pengukuran Tingkat Risiko Kredit... 57 4.4.4. Pengelolaan dan pengendalain Risiko Kredit... 61 4.5. Besarnya Laba Bank Jabar Cabang Ciamis... 66 4.6. Pengaruh Risiko Kredit Tehadap Laba... 68 4.6.1. Analisis Korelasi Pearson Product Moment... 69 4.6.2. Analisis Regresi Linear Sederhana... 71 4.6.3. Dampak Perubahan Secara Keseluruhan (Uji F)... 72 4.7. Strategi Bank Jabar... 73 KESIMPULAN DAN SARAN... 75 1. Kesimpulan... 75 2. Saran...... 76 DAFTAR PUSTAKA... 78 LAMPIRAN... 80 vi

DAFTAR TABEL No Halaman 1. Jenis kredit Bank Jabar... 42 2. Jumlah kredit yang disalurkan... 44 3. Dana pihak ketiga... 45 4. PPAP minimum yang wajib dibentuk... 49 5. Persentase kolektibilitas kredit... 55 6. Persentase risiko kredit... 59 7. Laba dari kredit... 67 8. Pedoman Interpretasi koefisien korelasi... 70 vii

DAFTAR GAMBAR No Halaman 1. Dimensi risiko dan kualitas... 15 2. Kerangka risiko kredit... 16 3. Siklus manajemen risiko... 19 4. Kerangka pemikiran penelitian... 23 5. Proses penetapan keputusan kredit pada Bank Jabar... 36 6. Grafik Perbandingan kredit dengan DPK... 46 7. Grafik persentase kolektibilitas... 56 8. Grafik pertumbuan jumlah debitur... 57 9. Grafik perkembangan risiko kredit... 60 10. Laba bersih periode Januari 2007-Desember 2007... 68 11. Tabel uji regresi dan korelasi... 69 12. Hasil korelasi pearson product moment... 70 13. Hasil regresi linier sederhana... 71 14. Perbandingan NPL, laba dari kredit dan laba... 74 viii

DAFTAR LAMPIRAN No. Halaman 1. Alur pikir penelitian... 80 2. Diagram sebab akibat... 81 3. Coding data visual basic net... 82 4. Database visual basic net... 88 5. Struktur organisasi... 91 6. Persyaratan permohonan kredit pada Bank Jabar... 92 7. Dana cadangan (PPAP).... 94 8. Data kolektibilitas.... 97 10.Hasil pengolahan MINITAB14... 99 ix

1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dunia perbankan Indonesia mulai menunjukan perkembangan yang meningkat. Kepercayaan dari masyarakat sudah mulai terlihat, baik pada sisi penyimpanan uang dalam bentuk tabungan maupun peminjaman dalam bentuk kredit. Hal ini tentu saja membuat dunia perbankan terus berusaha memberikan yang terbaik untuk nasabah. Alasannya yaitu untuk memperoleh nilai yang maksimum dari selisih antara bunga simpanan dan bunga kredit. Selain itu, perkembangan terlihat dari banyak bermunculan bank-bank baru dan semakin tingginya persaingan antar bank untuk mendapatkan nasabah. Sebagai lembaga intermediasi, bank menerima simpanan dari nasabah dan meminjamkannya kepada nasabah (unit ekonomi) lain yang membutuhkan dana. Atas simpanan masyarakat, bank memberikan imbalan berupa bunga. Demikian pula, atas pemberian pinjaman (kredit) bank mengenakan bunga kepada para peminjam. Dengan kata lain bank sebagai lembaga keuangan yang berfungsi menghimpun dan menyalurkan dana dari dan ke masyarakat untuk meningkatkan pelayanan kepada para nasabah tanpa mengabaikan etika perbankan. Salah satu kegiatan utama bank adalah menyalurkan dana kepada masyarakat dalam bentuk kredit. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa perkreditan merupakan aktivitas terbesar pada perbankan. Besarnya jumlah kredit yang disalurkan akan menentukan keuntungan bank. Jika bank tidak mampu menyalurkan kredit sementara dana dari masyarakat banyak disimpan, maka alternative lain bank bisa menyalurkan dananya melalui pasar uang maupun pasar modal. Hal ini dilakukan untuk memperoleh keuntungan yang maksimal. Apabila bank tidak melakukan alternative lain selain menyalurkan kredit maka bank akan mengalami kerugian, karena harus membayar bunga simpanan kepada masyarakat. Data Bank Indonesia menunjukan bahwa total kredit yang disalurkan perbankan mulai mengalami peningkatan. Kredit perbankan selama tahun

2 2007 mencatat pertumbuhan 25,5% atau melampaui target pertumbuhan perbankan tahun 2007 yaitu sebesar 22%. Hingga akhir tahun 2007, nilai kredit mencapai 1.045,7 triliun. Nilai kredit mengalami pertumbuhan dibandingkan tahun sebelumnya yaitu pada tahun 2006, dimana kredit perbankan hanya mencapai Rp 832,9 triliun (situs indovestor, 2008). Perkembangan ekonomi yang semakin global tentu membawa peluang dan risiko yang semakin besar. Risiko kredit merupakan masalah besar bagi dunia perbankan, dan lembaga keuangan pada umumnya. Dengan demikian, risiko kredit perlu mendapatkan perhatian yang khusus. Setiap rupiah yang tidak tertagih menjadi kredit macet, yang kemudian menimbulkan biaya penyisihan dalam laporan laba/rugi. Kredit disamping memberikan sumbangan terbesar terhadap laba, kredit juga merupakan salah satu faktor yang menyebabkan rapuhnya usaha perbankan yaitu dengan tingginya risiko kredit. Besarnya risiko kredit ditunjukan dalam Non Performing Loan (NPL). Tingginya NPL menunjukan banyaknya pihak debitur yang tidak dapat membayar secara kontinu pinjaman kredit, baik pembayaran pokok pinjaman maupun bunga pinjaman sebagaimana yang telah dipersyaratkan dalam perjanjian kredit. Kredit dengan kolektibilitas kurang lancar, diragukan dan macet termasuk dalam NPL. Semakin besar rasio NPL berarti risiko kredit semakin tinggi. Risiko terkait dengan adanya ketidakpastian. Risiko kredit ditimbulkan oleh debitur yang secara kredit tidak dapat membayar utang dan memenuhi kewajiban seperti tertuang dalam kesepakatan atau turunnya kualitas debitur atau pembeli sehingga persepsi mengenai kemungkinan gagal bayar semakin tinggi. Risiko kredit perlu dikelola dengan baik karena apabila tidak dikelola dengan baik maka akan mengakibatkan proposi kredit yang bermasalah semakin besar, sehingga akan berdampak pada kondisi perbankan. Pada peta perbankan, salah satu kelompok bank yang turut berperan dalam menggerakkan perekonomian daerah adalah Bank Pembangunan Daerah (BPD). BPD sebagai pemegang kas daerah, dalam kegiatannya berfungsi melakukan pembiayaan bagi pelaksanaan usaha kecil dan kredit mikro. Fungsi Bank Pembangunan diatur melalui Undang-Undang Nomor 13

3 Tahun 1962 tentang ketentuan-ketentuan pokok Bank Pembangunan Daerah. Dalam undang-undang no. 13 tahun 1962 disebutkan bahwa BPD memberikan pinjaman untuk keperluan usaha kecil, kredit mikro dan para pengusaha. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten (Bank Jabar) sebagai salah satu lembaga perbankan yang berfungsi sebagai alat kelengkapan ekonomi dan pembangunan daerah yang merupakan subsistem perekonomian nasional mempunyai peranan yang strategis dalam mencapai tujuan pembangunan nasional. Sebagai salah satu alat kelengkapan otonomi daerah, Bank Jabar mempunyai misi dan fungsi sebagai penggerak dan pendorong laju pembangunan daerah, melaksanakan pengelolaan keuangan daerah, dan sebagai salah satu sumber pendapatan asli daerah. Bank Jabar tidak hanya menyimpan dana dari masyarakat tetapi juga menyalurkan kreditnya kepada masyarakat. Dalam operasionalnya Bank Jabar Cabang Ciamis lebih banyak menyalurkan kredit daripada menyimpan dana dari masyarakat. Dalam menyalurkan dana dari masyarakat, bank wajib melaksanakan prinsip kehati-hatian agar tidak merugikan bank dan nasabahnya sesuai dengan peraturan perbankan. Hal ini dikarenakan pemberian kredit merupakan kegiatan usaha pokok bank yang mengandung resiko tinggi dan sangat berpengaruh terhadap kesehatan dan kelangsungan usaha bank. Semakin banyak dana yang disalurkan tentu saja semakin besar potensi menimbulkan risiko. Kemungkinan terjadinya risiko kredit akan merugikan dan berpengaruh terhadap citra perusahaan, selain itu risiko yang terjadi akan mempengaruhi terhadap kinerja perbankan (Dendawijaya, 2005). Pengendalian pada Risiko kredit tentu dilakukan oleh setiap bank. Pengendalian tersebut diantisipasi oleh kualitas suatu sistem manajemen risiko kredit yang baik untuk meminimalkan risiko kredit. Identifikasi dan analisis manajemen risiko kredit sangat penting dan berguna sebagai salah satu input alternative dalam perumusan strategi tata kelola perusahaan.

4 1.2. Perumusan Masalah Bank sebagai lembaga intermediasi dimana menyimpan dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dalam bentuk kredit, kemungkinan mengalami risiko. Salah satunya adalah risiko pada kredit yang telah disalurkan. Laba yang sudah ditargetkan bank akan terganggu saat debitur tidak dapat mengembalikan pinjamannya, sehingga menyebabkan tingginya risiko kredit. Dalam Penelitian ini, besarnya risiko kredit ditunjukan dalam Non Performing Loan (NPL). Tingginya NPL menunjukan banyaknya pihak debitur yang tidak dapat membayar secara kontinu pinjaman kreditnya, baik pembayaran pokok pinjaman maupun bunga pinjaman sebagaimana yang telah dipersyaratkan dalam perjanjian kredit. Semakin besar rasio NPL maka risiko kredit semakin tinggi. Hal ini perlu diantisipasi oleh kualitas manajemen risiko kredit yang baik untuk meminimalkan potensi kerugian yang dihadapi oleh Bank Jabar Cabang Ciamis. Oleh karena itu permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini diantaranya : 1. Bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya risiko kredit pada Bank Jabar Cabang Ciamis? 2. Bagaimana manajemen risiko kredit pada Bank Jabar Cabang Ciamis? 3. Bagaimana laba pada Bank Jabar Cabang Ciamis? 4. Bagaimana rasio NPL terhadap laba pada Bank Jabar Cabang Ciamis? 1.3. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya risiko kredit pada Bank Jabar Cabang Ciamis. 2. Mengidentifikasi dan menganalisis manajemen risiko kredit pada Bank Jabar Cabang Ciamis. 3. Meganalisis laba pada Bank Jabar Cabang Ciamis. 4. Menganalisis pengaruh rasio NPL terhadap laba pada Bank Jabar Cabang Ciamis.

5 1.4. Manfaat Penelitian Manfaat dalam penelitian ini, diantaranya: 1. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana penerapan dan implementasi teori-teori yang diterima pada saat kuliah serta mampu memberikan gambaran tentang perkreditan terutama tentang pengaruh risiko kredit terhadap laba. Selain itu penulis dapat memberikan manfaat bagi penelitian selanjutnya. 2. Bagi perusahaan, penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan alternative untuk melaksanakan keputusan-keputusan perusahaan terhadap berbagai kemungkinan yang terjadi pada risiko kredit yang dihadapi sehingga dapat meminimalisir kerugian dan meningkatkan kinerja perusahaan. 3. Bagi masyarakat, penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan berkontribusi dalam memajukan pendidikan di Indonesia terutama kalangan akademis dan masyarakat pada umumnya. 1.5. Batasan Masalah Penelitian ini tentang analisis sistem manajemen risiko kredit dan pengaruhnya terhadap laba. Dimana dalam penelitian ini terfokus pada identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi risiko kredit pada Bank Jabar Cabang Ciamis, manajemen risiko kredit pada Bank Jabar Cabang Ciamis, rasio NPL, dan pengaruh rasio NPL terhadap laba pada Bank Jabar Cabang Ciamis. Proses perhitungannya akan diolah dengan menggunakan model program komputer yaitu Visual Basic Net 2008.

6

25

6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Bank Pengertian bank pada awalnya dikenal sebagai tempat menukar uang atau meja tempat menukarkan uang. Kemudian pengertian bank berkembang menjadi tempat penyimpanan uang dan seterusnya. Pengertian ini tidaklah salah, karena pengertian pada saat itu sesuai pada kegiatan perbankan, maka pengertian Bank pun berubah pula. Di bawah ini beberapa pengertian Bank : Menurut Kasmir (2004), bank merupakan lembaga keuangan atau perusahaan yang bergerak dibidang keuangan. Sebagai lembaga keuangan bank menyediakan berbagai jasa keuangan. Secara sederhana dapat diartikan bank sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa-jasa bank lainnya. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 tahun 1998 tanggal 10 November 1998, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya usaha perbankan selalu berkaitan dengan masalah bidang keuangan. Tiga kegiatan utama bank yaitu: 1. Menghimpun dana (funding) dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dalam hal ini bank sebagai tempat menyimpan uang atau berinvestasi bagi masyarakat. 2. Menyalurkan dana (lending) ke masyarakat, dalam hal ini bank memberikan pinjaman (kredit) kepada masyarakat. 3. Memberikan jasa-jasa bank lainnya (service) yang merupakan jasa pendukung atau pelengkap kegiatan perbankan.

7 Apabila dilihat dari fungsinya, menurut Undang-Undang Pokok Perbankan Nomor 7 tahun 1992 dan Undang-Undang RI Nomor 10 tahun 1998, bank terdiri dari Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR). 1. Bank Umum, yaitu bank yang menjalankan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. 2. Bank Perkreditan Rakyat (BPR), yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. 2.2. Pengertian Kredit Pengertian kredit mempunyai dimensi yang beraneka ragam dimulai dari kata kredit berasal dari bahasa Yunani yaitu credere yang berarti kepercayaan atau dalam bahasa latin kerditum yang berarti kepercayaan akan kebenaran. Dalam bahasa sehari-hari kata kredit sering diartikan memperoleh barang dengan membayar secara cicilan atau angsuran dikemudian hari atau memperoleh pinjaman uang yang pembayarannya dilakukan dikemudian hari dengan cicilan atau angsuran sesuai dengan perjanjian (Kasmir, 2004). Menurut UU Perbankan No. 7 Tahun 1992, kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat di persamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Menurut Suyatno (1991), kredit adalah suatu kepercayaan, maksudnya adalah seseorang atau suatu badan yang memberikan kredit percaya bahwa penerima kredit dimasa mendatang akan sanggup memenuhi segala sesuatu yang telah dijanjikan. Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya kredit itu mengandung unsur-unsur sebagai berikut : 1. Adanya orang atau badan yang memiliki uang, barang atau jasa yang tersedia untuk meminjamkannya kepada pihak lain yang lazim disebut kreditur.

8 2. Adanya pihak yang membutuhkan atau meminjam uang, barang atau jasa yang lazim disebut debitur. 3. Adanya kepercayaan dari kreditur terhadap debitur. 4. Adanya janji dan kesanggupan membayar dari debitur kepada kreditur. 5. Adanya perbedaan waktu antara persetujuan pemberian kredit dan pelunasan. 6. Adanya risiko yang mungkin timbul sepanjang jarak antara saat memberi dan pelunasannya. 7. Adanya bunga yang harus ditanggung oleh debitur kepada kreditur. 2.2.1. Jenis-jenis Kredit Menurut Kasmir (2004), beragam jenis kegiatan usaha mengakibatkan beragam pula kebutuhan akan jenis kredit. Secara umum jenis-jenis kredit yang disalurkan oleh Bank dilihat dari berbagai segi diantaranya: 1. Dilihat dari Segi Kegunaan a. Kredit Investasi Kredit yang biasanya digunakan untuk perluasan usaha atau membangun proyek atau pabrik baru. Masa pemakaiannya untuk satu periode yang relatif lebih lama. b. Kredit modal kerja Kredit yang digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam operasinya. 2. Dilihat dari Segi Tujuan Kredit a. Kredit Produktif Kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi atau investasi. Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang dan jasa. b. Kredit Konsumtif Kredit yang digunakan untuk konsumsi atau dipakai secara pribadi. Tidak ada pertambahan barang dan jasa yang dihasilkan.

9 c. Kredit Perdagangan Kredit yang digunakan untuk kegiatan perdagangan dan biasanya untuk membeli barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut. 3. Dilihat dari Segi Jangka Waktu a. Kredit Jangka Pendek Kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari 1 tahun atau paling lama satu tahun dan biasanya digunkan untuk kebutuhan modal kerja. b. Kredit Jangka Menengah Kredit yang jangka waktu kreditnya berkisar antara 1 tahun sampai dengan 3 tahun, kredit jenis ini dapat diberikan untuk modal kerja. c. Kredit Jangka Panjang Kredit yang masa pengembaliannya paling panjang yaitu diatas 3 tahun atau diatas 5 tahun dan biasanya kredit ini digunakan untuk investasi jangka panjang. 4. Dilihat dari Segi Jaminan a. Kredit dengan jaminan Kredit yang diberikan dengan jaminan tertentu. Jaminan dapat berbentuk barang berwujud atau tidak berwujud. b. Kredit tanpa jaminan Kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang tertentu. Kredit jenis ini diberikan dengan melihat prospek usaha, karakter serta loyalitas calon debitur selama berhubungan dengan bank yang bersangkutan. 5. Dilihat dari Segi Sektor Usaha a. Kredit Pertanian Kredit yang dibiayai untuk sektor perkebunan atau pertanian rakyat. Bisa berupa jangka pendek atau jangka panjang.

10 b. Kredit Peternakan Kredit diberikan untuk sektor peternakan biasanya untuk jangka waktu yang relatif pendek. c. Kredit Industri Kredit yang digunakan untuk membiayai industri pengolahan baik untuk industri kecil, menengah atau besar. d. Kredit Pertambangan Kredit untuk usaha tambang, biasanya dalam jangka panjang. e. Kredit Pendidikan Kredit yang diberikan untuk membangun sarana dan prasarana pendidikan atau dapat pula berupa kredit untuk para mahasiswa yang sedang belajar. f. Kredit Profesi Kredit yang diberikan kepada kalangan para profesional seperti dosen, dokter dan pengacara. g. Kredit Perumahan Kredit untuk membiayai pembangunan atau pembelian perumahan dan sektor-sektor usaha lainnya. 2.2.2. Prinsip-prinsip Penilaian Kredit Menurut Kasmir (2004), sebelum suatu fasilitas kredit diberikan maka bank harus merasa yakin bahwa kredit yang diberikan benarbenar akan kembali. Keyakinan tersebut diperoleh dari hasil penilaian kredit sebelum kredit tersebut disalurkan. Kriteria penilaian yang umum dan harus dilakukan oleh bank untuk mendapatkan nasabah yang benar-benar layak untuk diberikan kredit, maka dilakukan dengan analisis 5C. Prinsip-prinsip pemberian kredit dengan analisis 5C, diantaranya: 1. Character (karakter), merupakan sifat atau watak seseorang. Sifat atau watak dari orang-orang yang akan diberikan kredit benar-benar harus dapat dipercaya.

11 2. Capacity (kemampuan), analisis ini untuk mengetahui kemampuan nasabah dalam membayar kredit. Dari penilaian ini terlihat kemampuan nasabah dalam mengelola bisnis serta kemampuan mencari laba. 3. Capital (modal), biasanya bank tidak akan bersedia untuk membiayai suatu usaha 100%, artinya setiap nasabah yang mengajukan permohonan kredit harus menyediakan dana dari sumber lainnya atau modal sendiri. 4. Conditional (kondisi), dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi, sosial dan politik yang ada sekarang dan prediksi untuk di masa yang akan datang. 5. Collateral (jaminan), jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan. Fungsi jaminan adalah sebagai pelindung bank dari risiko kerugian, sehingga bank dapat terhindar dari kerugian tersebut. 2.3. Kredit Bermasalah (Non Performing Loan) Menurut Dendawijaya (2005), perkembangan pemberian kredit yang tidak menggembirakan bagi pihak bank adalah apabila kredit yang diberikan ternyata menjadi kredit bermasalah. Kredit bermasalah timbul sebagai akibat tidak dapat dipenuhinya kewajiban oleh debitur untuk membayar angsuran pinjaman maupun bunga kredit pada waktu yang sudah disepakati antara bank dan nasabah. Semakin besar NPL maka menunjukan tingginya risiko kredit. Kredit bermasalah merupakan kredit yang pembayaran angsuran pokok dan bunganya telah melewati sembilan puluh hari atau telah melewati jatuh tempo. Kredit bermasalah dapat diartikan juga sebagai pinjaman yang mengalami kesulitan pelunasan akibat adanya faktor kesenjangan atau karena faktor ekternal diluar kemampuan debitur yang dapat diukur dari kolektibilitasnya. Tidak semua kredit bermasalah merupakan kredit macet. Jika ditangani dengan baik dan tepat, kredit bermasalah pasti bisa diselesaikan.

12 Kolektibilitas merupakan gambaran kondisi pembayaran pokok dan bunga pinjaman serta tingkat kemungkinan diterimanya kembali dana yang ditanamkan dalam surat-surat berharga. Penilaian kolektibilitas berdasarkan surat Keputusan Direktur Bank Indonesia No. 31/147/KEP/DIR tanggal 12 November 1999 tentang kualitas aktiva produktif pasal 4 bahwa kredit digolongkan ke dalam kredit lancar (pass), kredit dalam perhatian khusus (spesial mention), kredit kurang lancar (substandar), kredit diragukan (doubtfull) dan kredit macet (loss). 1. Kredit lancar (pass), adalah kredit yang tidak mengalami penundaan pengembalian pokok pinjaman dan pembayaran bunga. Kriterianya : a) Pembayaran angsuran pokok dan bunga tepat waktu. b) Memiliki mutasi rekening yang aktif. c) Bagian dari kredit yang dijamin dengan agunan tunai. 2. Kredit dalam perhatian khusus (special mention) a) Pembayaran angsuran dan bunga mengalami penunggakan kurang dari 90 hari. b) Mutasi rekening relatif aktif. c) Jarang terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang diperjanjikan. d) Didukung oleh pinjaman baru. 3. Kredit kurang lancar (sub standar), merupakan kredit yang mengembalikan pokok pinjaman dan pembayaran bunganya telah mengalami penundaan selama 3 bulan dari waktu yang telah dijanjikan. Kriteria : a) Terdapat tunggakan angsuran pokok dan bunga lebih dari 90 hari. b) Frekuensi mutasi rekening relatif rendah. c) Pelanggaran kontrak yang diperjanjikan lebih dari 90 hari. d) Terdapat indikasi masalah keuangan yang dihadapi debitur. e) Dokumentasi pinjaman yang lemah. 4. Kredit diragukan (doubt full), merupakan kredit yang mengembalikan pokok pinjaman dan pembayaran bunganya telah mengalami penundaan selama 6 bulan atau dua kali jadwal yang diperjanjikan. Kriteria : a) Tunggakan angsuran pokok dan bunga telah melampaui 180 hari. b) Kapitalisasi bunga.

13 c) Dokumentasi hukum lebih baik untuk perjanjian kredit maupun pengikat jaminan. 5. Kredit macet (loss), kredit yang mengembalikan pokok pinjaman dan bunga telah mengalami penundaan lebih dari 9 bulan menurut jadwal yang telah diperjanjikan. Kriterianya diantaranya: - Terdapat tunggakan angsuran pokok dan bunga yang telah melampaui 270 hari - Kerugian operasional ditutup dengan pinjaman baru Kredit yang termasuk dalam kategori Non Performing Loan (NPL) atau disebut juga kredit bermasalah adalah kredit yang kolektibilitasnya tergolong kredit kurang lancar, kredit diragukan dan kredit macet. 2.4. Risiko 2.4.1. Pengertian Risiko Menurut Djohanputro (2004), risiko terkait dengan adanya keadaan ketidakpastian dan tingkat ketidakpastian terukur secara kuantitatif. Risiko bisa diartikan sebagai ketidakpastian yang telah diketahui tingkat probabilitas kejadiannya. Pengertian lain yang sering digunakan bahwa risiko adalah ketidakpastian yang bisa dikuantitaskan yang dapat menyebabkan kerugian dan kehilangan. Risiko juga dapat diartikan sebagai penyebaran atau penyimpangan dari target, sasaran atau harapan. Menurut Hardanto (2006), resiko didefinisikan sebagai peluang terjadinya bad outcome (hasil yang buruk) dan besarnya peluang dapat diestimasikan. 2.4.2. Jenis-jenis Risiko Macam-macam Risiko menurut Riyadi (2004), diantaranya: 1. Liquidity risk (risiko likuiditas), adalah risiko yang timbul karena tidak dapat dipenuhinya kewajiban pada saat dibutuhkan, yang diakibatkan oleh tidak cukupnya alat likuiditas pada bank (jangka pendek).

14 2. Interest rate risk (risiko tingkat bunga), risiko yang timbul karena perubahan tingkat bunga, sebagai akibat mismatch position yang dilakukan bank, yaitu perbedaan bunga antara sumber dana dengan penggunaan dana, yang diakibatkan oleh berfluktuasinya tingkat bunga dipasar uang. 3. Credit risk (risiko kredit), risiko yang timbul apabila peminjam tidak dapat mengembalikan dana yang dipinjam dan bunga yang harus dibayarkan. 4. Management risk (risiko manajemen), risiko yang timbul dari dalam bank itu sendiri antara lain kerusakan lain pada aktiva tetap atau sumber daya lainnya atau mungkin menyangkut tidak tersedianya aktiva yang diperlukan pada saat diperlukan tepat pada waktunya. 5. Exchange risk (risiko nilai tukar), risiko yang timbul karena adanya perubahan exchange rate yang sangat fluktuatif. 6. Soverign risk (risiko pemerintah), risiko yang timbul karena suatu negara debitur melarang pembayaran suatu utang kepada kreditur di negara lain. 7. Legal risk (risiko hukum), risiko yang ditimbulkan sebagai akibat dari pelanggaran peraturan atau yang ditimbulkan karena aspek yuridis yang berkaitan dengan kegiatan operasional yang secara legal dan tidak memberikan perlindungan yang memadai bagi bank. 2.5. Risiko Kredit Menurut Hardanto (2006), mengemukakan bahwa risiko kredit adalah risiko kerugian yang berhubungan dengan peluang gagal memenuhi kewajiban pada saat jatuh tempo. Dengan kata lain, risiko kredit adalah risiko karena peminjam tidak membayar utangnya. Risiko kredit timbul dari beberapa kemungkinan sebagai berikut : A. Debitur tidak dapat melunasi utangnya. B. Obligasi yang dibeli Bank, tidak membayar kupon dan atau pokok utang. C. Terjadinya non-performance (gagal bayar) dari semua kewajiaban antara bank dengan pihak lain.

15 Besarnya risiko kredit terdiri dari dua faktor yaitu besarnya eksposur kredit dan kualitas eksposur kredit. Besarnya eksposur kredit sama dengan besarnya pinjaman itu sendiri. Semakin besar pinjaman semakin besar juga tingkat eksposur kredit. Kualitas eksposur dicerminkan oleh kemungkinan gagal bayar dari debitur secara kredit dan kualitas dari jaminan yang diberikan oleh debitur atau pembeli kredit. Semakin rendah kualitas jaminan, semakin rendah kualitas kredit maka semakin tinggi risiko kredit yang dihadapi (Djohanputra, 2004). Untuk lebih jelasnya pada Gambar 1 dibawah ini. Eksposur Kredit Kuantitas Risiko Kredit Probabilitas Gagal Bayar Dimensi Risiko Kualitas Jaminan Kualitas Risiko Kredit Probabilitas Likuidasi Jaminan Gambar 1. Dimensi risiko dan kualitas (Djohanputro, 2004) Menurut Sastradipoera (2001), risiko kredit merupakan salah satu risiko yang umum dihadapi oleh bank dalam pemberian kredit. Risiko kredit mengambil bagian terbesar dalam kegiatan perbankan karena pemberian pinjaman dan investasi merupakan bagian terbesar dalam aktiva bank. 1. Risiko kredit timbul karena ketidakpastian pelunasan pinjaman oleh debitur. Kegagalan memenuhi perjanjian pelunasan sebagian atau seluruhnya. 2. Risiko kredit merupakan risiko yang disebabkan oleh investasi yang tidak memberikan pendapatan atau bisa dikatakan risiko yang mengakibatkan pengurangan aktiva modal.

16 Penyebab-penyebab risiko dijelaskan pada Gambar 2. Kebangkrutan Nasabah Gagal Bayar Kesulitan Keuangan Nasabah Ambang Batas Kriteria Kesehatan Tidak dipenuhi Potensi Gagal Bayar Penurunan Peringkat Nasabah Risiko Kredit Penurunan Kinerja Nasabah Pelanggaran Kontrak Kelemahan Kontrak Kredit Potensi Pelanggaran Kontrak Gambar 2. Kerangka risiko kredit (Djohanputro, 2004) Jadi, risiko kredit adalah risiko yang muncul akibat kegagalan atau ketidakmampuan nasabah dalam mengembalikan jumlah pinjaman yang diterima beserta imbalannya sesuai dengan jangka waktu yang telah ditentukan. Akibatnya, penghasilan bank yang sebagian besar dari kredit akan terganggu. 2.6. Pengelolaan Risiko Kredit Menurut Djohanputra (2004), Ada beberapa cara pengelolaan risiko kredit, diantaranya: 1. Penyaringan Cara ini menekankan pada pencegahan agar gagal bayar terhindar. Perlu tim yang baik untuk melakukan analisis dan pemeringkatan nasabah sehingga nasabah yang melakukan moral hazard dan morale hazard bisa dikeluarkan dari daftar calon nasabah. 2. Program Pembatasan Perusahaan menetapkan kebijakan untuk membatasi besarnya kredit yang diterima oleh satu nasabah atau satu grup nasabah. Dunia perbankan mengenal BMPK (Batas Maksimum Pemberian Kredit) atau 3L (Legal

17 Leding Limit) yang bertujuan untuk membatasi pemberian kredit yang berlebihan kepada nasabah. 3. Diversifikasi Kredit Perusahaan menetapkan kebijakan mengenai diversifikasi pinjaman yang dikaitkan dengan pembatasan diatas. Kebijakan diversifikasi dapat berupa: a. Sebaran kredit berdasarkan perusahaan. b. Sebaran kredit berdasarkan industri. c. Sebaran kredit berdasarkan ukuran perusahan. d. Sebaran kredit berdasarkan sektor. 2.7. Pendekatan Sistem pada Manajemen Risiko 2.7.1. Pengertian Sistem Dari segi Etimologi, kata sistem sebenarnya berasal dari bahasa Yunani yaitu systema, yang dalam bahasa Inggris dikenal dengan system, mempunyai satu pengertian yaitu sehimpunan bagian atau komponen yang saling berhubungan secara teratur dan merupakan satu keseluruhan yang tidak terpisahkan. Menurut filsuf Stoa, bahwa sistem adalah gabungan dari keseluruhan langit dan bumi yang bekerja bersama-sama, sehingga dapat kita lihat bahwa sistem terdiri dari unsur-unsur yang bekerja sama membentuk suatu keseluruhan dan apabila salah satu unsur tersebut hilang atau tidak berfungsi, maka gabungan keseluruhan tersebut tidak dapat lagi kita sebut suatu sistem. Menurut Eriyatno (1999), suatu sistem didefinisikan sebagai himpunan atau kombinasi dari bagian-bagian yang membentuk sebuah kesatuan yang kompleks seperti sistem transportasi. Namun tidak semua kumpulan dan gugus bagian dapat disebut suatu sistem kalau tidak memenuhi syarat adanya kesatuan (unity), hubungan fungsional, dan tujuan yang berguna. Ilmu sistem ditumbuh kembangkan untuk merangkai secara utuh komponen-komponen yang berharga dari pengetahuan spesialis, dan mewujudkannya menjadi gambaran yang

18 jelas. Teori sistem dimanfaatkan untuk mempelajari kenyataan akan aturan yang sistematik dan ketergantungan (interdependency) di dunia. 2.7.2. Definisi Manajemen Risiko Menurut Sofyan (2005), manajemen risiko adalah usaha seorang manajer untuk mengatasi kerugian secara rasional agar tujuan yang diinginkan dapat tercapai secara efektif dan efisien. Secara khusus manajemen risiko diartikan sebagai kemampuan seorang manajer untuk menata kemungkinan variabilitas pendapatan dengan menekan sekecil mungkin tingkat kerugian yang diakibatkan oleh keputusan yang diambil dalam menggarap situasi yang tidak pasti. Kontur (2004), mendefinisikan manajemen risiko adalah caracara yang digunakan manajemen untuk menangani berbagai permasalahan yang disebabkan oleh adanya risiko. Proses manajemen risiko dimulai dengan mengidentifikasi, mengukur dan menangani risiko-risiko yang dihadapi perusahaan. Menurut Darmawi (2004), program manajemen risiko bertugas mengidentifikasi risiko-risiko yang dihadapi, sesudah itu mengukur atau menentukan besarnya risiko itu dan kemudian barulah dapat dicarikan jalan untuk menghadapi atau menangani risiko itu. Menurut Ali (2006), terdapat suatu proses yang mengaitkan suatu kegiatan dalam kegiatan lainnya dalam risiko manajemen sebagai suatu disiplin ilmu yang formal menjadi suatu rangkaian tindakan dalam mengendalikan berbagai risiko. Bagi perbankan risiko manajemen merupakan proses yang berkelanjutan dalam upaya menekan pengaruh buruk risiko. 2.7.3. Siklus Manajemen Risiko Menurut Djohanputro (2004), siklus manajemen risiko terdiri dari lima tahap sesuai dengan Gambar 3.

19 Evaluasi pihak berkepentingan Identifikasi Risiko Pengawasan dan pengendalian Pengukuran risiko Model Pengelolaan Risiko Pemetaan Risiko Keterangan : Hubungan Langsung Hubungan tidak Langsung Gambar 3. Siklus manajemen risiko (Djohanputro,2004) Penjelasan tahapan-tahapan siklus manajemen risiko, yaitu: 1. Identifikasi risiko, pada tahap ini perusahaan mengidentifikasi risiko yang akan dihadapi oleh perusahaan. Langkah pertama yaitu dengan melakukan analisis pihak berkepentingan. 2. Pengukuran risiko, pada tahap ini perusahaan mengukur seberapa besar kemungkinan risiko yang akan terjadi. Mengacu pada dua faktor yaitu kuantitas risiko dan kualitas risiko. Kuantitas risiko terkait dengan berapa banyak nilai atau exposure yang rentan terhadap risiko. Kualitas risiko terkait dengan kemungkinan suatu risiko terjadi. 3. Pemetaan risiko. Pada tahap ini bertujuan untuk menetapkan prioritas risiko berdasarkan kepentingannya bagi perusahaan. Penetapan prioritas disebabkan karena keterbatasan sumber daya untuk menghadapi semua risiko. 4. Model pengelolaan risiko, pada tahap ini pengelolaan risiko yang diterapkan perusahaan berupa pengelolaan risiko kredit secara konvensional, penetapan model risiko, dan struktur organisasi pengelolaan. 5. Monitor dan pengendalian, pada tahap ini perlu dilakukan untuk mengetahui bahwa pelaksanaan pengelolaan risiko berjalan sesuai

20 dengan rencana. Untuk memastikan model yang diterapkan cukup efektif dan bagaimana risiko ini berkembang. 2.8. Laba Bank Laba merupakan selisih dari total pendapatan dan total biaya, dimana laba akan diperoleh jika total pendapatan lebih besar dari pada total biaya yang dikeluarkan. Dengan kata lain bisa mengetahui keuntungan yang diperoleh atau kerugian yang diderita oleh perusahaan selama periode tertentu (Jusuf,1996). Menurut Sastradipoera (2001), laba adalah jumlah yang tersisa setelah biaya tetap dan biaya variabel dikurangkan dari penerimaan bank, kelebihan pendapatan (income) diatas pengeluaran (expenditure) bank. Jadi untuk mengetahui laba atau pendapatan suatu perusahaan (Bank) harus mengetahui terlebih dahulu nilai seluruh pendapatan dan nilai biaya secara keseluruhan. Laba yang diperoleh oleh suatu perusahaan menunjukan sejauh mana manajemen perusahaan berhasil mengorganisasi bisnis dan sebaliknya. 2.9. Model Program Komputer 2.9.1. Pengertian Sistem Program Komputer Sistem program komputer diartikan sebagai kelompok elemenelemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai tujuan. Suatu sistem program komputer memiliki susunan dasar yang sama, yaitu proses peralihan sumberdaya input menjadi sumberdaya output. Sumberdaya mengalir dari elemen input melalui elemen transformasi dan dilanjutkan ke elemen output (McLeod, 2004). 2.9.2. Pengertian Model Program Komputer Menurut McLeod (2004), model program komputer merupakan suatu representasi sistem berbentuk informasi yang tertuang dalam bentuk lisan maupun tertulis oleh suatu pengolah informasi.

21 2.9.3. Bahasa Komputer Visual Basic Net Menurut Wardhana (2007), program Visual Basic Net (disingkat VBNet) adalah bahasa pemprograman yang menawarkan banyak kemudahan dibandingkan versi-versi sebelumnya, antara lain teknik pemograman yang dapat dibuat lebih terstruktur. Bahasa pemograman VBNet sudah benar-benar bahasa berbasis objek (Object Oriented Programming), sedangkan pendahulunya belum total sebagai bahasa berbasis objek. Aplikasi dan komponen yang ditulis di VBNet juga mempunyai akses penuh ke net framework. Dimana net framework sendiri merupakan suatu himpunan file-file pustaka yang telah terorganisir dan berguna sebagai fasilitas untuk sistem dan aplikasi. 2.10.Hasil Penelitian Terdahulu Khotimah (2005) melakukan penelitian tentang pengaruh risiko kredit terhadap profitabilitas pada Bank Negara Indonesia 46 (BNI) Cabang ITB Bandung. Ada dua variabel yang digunakan, yaitu risiko kredit sebagai variabel bebas dan profitabilitas sebagai variabel terikat dengan indikator Return On Assets. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data melalui penelitian kepustakaan dan lapangan, dengan bantuan metode analisis statistik inferensial untuk mengolah, menghasilkan serta membuat kesimpulan melalui alat uji statistik korelasi pearson dengan menggunakan uji 2 (dua) pihak, untuk mengetahui besar pengaruhnya dapat ditentukan dengan mencari koefisien determinasi. Dari analisis yang dilakukan dengan mengolah data laporan keuangan periode 2000-2004, diperoleh risiko kredit dan profitabilitas cenderung berubah positif yang berarti bahwa semakin besar jumlah kredit yang diberikan semakin besar pula profitabilitas yang akan didapat. Sebesar 84,1% risiko kredit memberikan kontribusinya terhadap peningkatan profitabilitas bank, 15,9% pendapatan profitabilitas ditentukan oleh faktor lain seperti payment point, selisih kurs, biaya pemeliharaan rekening.

22 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Bank sebagai lembaga intermediasi menerima simpanan dari nasabah dan meminjamkannya kepada nasabah (unit ekonomi) lain yang membutuhkan dana. Atas simpanan masyarakat, bank memberikan imbalan berupa bunga. Demikian pula, atas pemberian pinjaman (kredit) bank mengenakan bunga kepada para peminjam. Dalam menjalankan fungsinya tersebut bank dihadapkan pada berbagai kondisi ketidakpastian yang dapat mempengaruhi kinerjanya. Risiko ketidakpastian yang dihadapi bank tidak hanya dari faktor eksternal namun juga dari faktor internal bank. Bank dalam melakukan usahanya pasti mempunyai tujuan. Tujuannya tentu saja untuk menjaga kelangsungan hidupnya melalui kegiatan-kegiatan untuk memperoleh keuntungan. Salah satu cara untuk memperoleh keuntungan semaksimal mungkin adalah dengan meningkatkan penyaluran kredit kepada masyarakat. Kredit merupakan usaha perbankan yang menguntungkan dan memberikan kontribusi yang besar dalam memperoleh keuntungan. Kredit disamping memberikan sumbangan terbesar terhadap laba, kredit juga merupakan salah satu faktor yang menyebabkan rapuhnya usaha perbankan yaitu dengan tingginya risiko kredit. Dalam penelitian ini besarnya risiko kredit ditunjukan dalam Non Performing Loan (NPL). Tingginya NPL menunjukan banyaknya pihak debitur yang tidak dapat membayar secara kontinu pinjaman kreditnya. Dimana risiko terkait dengan adanya keadaan ketidakpastian dan tingkat ketidakpastian terukur secara kuantitatif. Risiko kredit bisa saja terjadi, hal ini ditimbulkan karena debitur secara kredit tidak dapat membayar utang dan memenuhi kewajiban seperti tertuang dalam kesepakatan atau turunnya kualitas debitur sehingga persepsi mengenai kemungkinan gagal bayar semakin tinggi. Risiko kredit akan berpengaruh terhadap tingkat laba yang diperoleh. Tingkat laba yang telah diprediksikan akan terganggu pada saat debitur tidak

23 mampu mengembalikan pinjamannya kepada bank. Seberapa besar pengaruhnya suatu bank belum mampu memprediksikan karena risiko kredit bisa saja terjadi tergantung kepada keadaan debitur atau nasabah. Peningkatan risiko kredit perlu diantisipasi oleh kualitas manajemen risiko kredit, hal ini untuk meminimalisir potensi kerugian. Identifikasi dan analisis manajemen risiko kredit sangat penting dan berguna sebagai salah satu masukan alternative dalam perumusan strategi tata kelola risiko kredit. Secara keseluruhan alur proses penelitian (Lampiran 1) dan diagram sebab akibat (Lampiran 2). Kerangka penelitian dapat dilihat dalam Gambar dibawah ini: Bank Jabar Cabang Ciamis Pemberian Kredit Risiko Kredit Faktor-Faktor Risiko Kredit Analisis Deskriptif Manajemen Risiko Kredit Identifikasi Risiko Kredit Pengukuran Tingkat Risiko Kredit Dilihat dari Besarnya Rasio NPL Pengelolaan dan Pengendalian Risiko Kredit Laba A. Korelasi Pearson Product Momen B. Regresi Linear Sederhana C. Uji F Strategi Perusahaan Analisis Deskripif

24 Gambar 4. Kerangka pemikiran penelitian 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Bank Jabar Cabang Ciamis Jl. Jendral Sudirman No. 71 Ciamis, Jawa Barat. Pemilihan tempat dilakukan secara purposive. Waktu penelitian dimulai dari bulan Desember 2007 sampai Februari 2008. 3.3. Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Dimana data primer diperoleh melalui pencatatan, pengumpulan data, wawancara langsung dengan para analis kredit. Sedangkan data sekunder diperoleh melalui data historis, studi literatur, majalah, koran, laporan penelitian, laporan keuangan yang diterbitkan bank maupun internet. 3.4. Metode Pemilihan Sampel Metode pengambilan contoh pada penelitian ini dilakukan dengan non probability sampling, dengan cara ini semua elemen populasi belum tentu memiliki peluang yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. Sering disebut sebagai pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan, karena dalam pelaksanaannya digunakan pertimbangan tertentu oleh penulis. Pada penelitian ini, prosedur penarikan contoh yang dipilih adalah purposive sampling, yaitu merupakan teknik dengan pertimbangan tertentu (Sugiono, 2006). Sampel berupa data tentang kredit yang bermasalah, jumlah kredit yang disalurkan dan laba yang dihasilkan 3.5. Analisis dan Pengolahan Data Data yang diperoleh akan dianalisis dengan metode statistik, yaitu dengan menggunakan metode analisis deskriptif, analisis korelasi pearson product moment, analisis regresi linear sederhana dan diolah dengan menggunakan Visual Basic Net dan Minitab14.