FAKTOR YANG MELATARBELAKANGI ANAK DALAM MENGKONSUMSI MAKANAN CEPAT SAJI DI TK ISLAM KLAKAH LUMAJANG LUTFIANA DWI SETYARINI

dokumen-dokumen yang mirip
PERILAKU KONSUMSI MAKANAN JAJANAN DENGAN BERAT BADAN ANAK PRASEKOLAH DI TK TARBIYATUSH SHIBYAN DESA GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO

FAKTOR-FAKTOR YANG MELATARBELAKANGI PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA IBU NIFAS DI DESA TUNGGAL PAGER PUNGGING MOJOKERTO

LAPORAN HASIL PENELITIAN. SMA Raksana Medan Tahun Oleh : RISHITHARAN DORAISAMY

PERSEPSI WUS TENTANG SADARI DAN KANKER PAYUDARA DI DESA BANJAR TANGGUL PUNGGING MOJOKERTO FADILLATUS SHOLIHAH NIM

PERSEPSI REMAJA TENTANG PENYALAHANGUNAAN NARKOBA DI SMK KUSUMA BANGSA BANGSAL KABUPATEN MOJOKERTO. Wiwit Widyawati

HUBUNGAN POLA MAKAN BALITA DENGAN STATUS GIZI BALITA USIA 3-5 TAHUN DI DESA PLOSOSARI KECAMATAN PURI KABUPATEN MOJOKERTO ANITA ROSADI NIM.

TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI POSYANDU DESA SEBANI KECAMATAN PANDAAN KABUPATEN PASURUAN

GAMBARAN KONSUMSI BUAH, SAYUR DAN KECUKUPAN SERAT PADA ANAK SEKOLAH DASAR DI SD NEGERI MEDAN SKRIPSI. Oleh ANGGI RARA NIM.

BAB 1 : PENDAHULUAN. antara jumlah energi yang masuk dengan yang dibutuhkan oleh tubuh untuk

BAB I PENDAHULUAN. badan menjadi gemuk (obese) yang disebabkan penumpukan jaringan adipose

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perubahan kematangan fisiologis sehubungan dengan adanya pubertas

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKAN PADA BALITA DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DESA GAYAMAN KECAMATAN MOJOANYAR KABUPATEN MOJOKERTO SUHUFIL ULA NIM:

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

PERSEPSI SISWA SMA DALAM PENCEGAHAN KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA DI SMAN 2 KOTA MOJOKERTO MEGA AGUSTIA WARDANI NIM

FAKTOR RISIKO GIZI LEBIH PADA ANAK UMUR 9-11 TAHUN DI SEKOLAH DASAR MARSUDIRINI SEMARANG TAHUN 2016

ABSTRAK GAMBARAN POLA MAKAN DAN POLA ASUH TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK DI SEKOLAH DASAR NEGERI 3 BATUR

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, pola makan remaja telah mengarah ke dunia barat. Pemilihan makanan remaja beralih ke pemilihan makanan cepat saji (fast

GAMBARAN PENYEBAB KESULITAN MAKAN PADA ANAK PRASEKOLAH USIA 3-5 TAHUN DI PERUMAHAN TOP AMIN MULYA JAKABARING PALEMBANG TAHUN 2009

BAB 1 : PENDAHULUAN. kelompok penyakit-penyakit non infeksi yang sekarang terjadi di negara-negara maju

ABSTRAK GAMBARAN POLA MAKAN SISWA SLTP NEGERI (PENELITIAN) ( Chudus Mariawati, Pembimbing: Surja Tanurahardja, dr, MPH, DTM&H)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERATURAN PEMERIKSAAN ANC PADA IBU HAMIL DI BPM Hj. MARUTI RAHAYU AMd. Keb DESA SUMBERNONGKO NGUSIKAN JOMBANG

KUESIONER PERILAKU MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN USU TENTANG KONSUMSI MAKANAN SIAP SAJI (FAST FOOD) MEDAN TAHUN /../..

Pengetahuan Ibu Tentang Jajanan Sehat Anak di Sekolah Dasar Negeri Kelurahan Kedai Durian Kecamatan Medan Johor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ditandai dengan berat badan diatas rata-rata dari indeks massa tubuh (IMT) yang di

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UNGARAN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai akibat dari kecenderungan pasar global, telah memberikan

PERSEPSI REMAJA TENTANG KEHAMILAN PADA USIA REMAJA DI DUSUN KAVLING BRINGIN DESA KESAMBI KECAMATAN PORONG SIDOARJO MAYANG KRISTI A.

PELAKSANAAN TUGAS KESEHATAN KELUARGA DALAM MENGHADAPI DEPRESI PENDERITA PENYAKIT KUSTA DI DESA SUMBERGLAGAH KECAMATAN PACET MOJOKERTO

KARYA TULIS ILMIAH PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI SEIMBANG PADA BALITA. di Posyandu Bulurejo Puskesmas Sampung Kabupaten Ponorogo

BAB I PENDAHULUAN. lebih memilih makanan instan yang biasa dikenal dengan istilah fast food. Gaya

PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG KADARZI (Keluarga Sadar Gizi) Di Desa Demangan Kecamatan Siman Kabupaten Ponorogo KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. prevalensi yang selalu meningkat setiap tahun, baik di negara maju maupun

PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH. Achmad Ridwan, Anita Nur Lely Akademi Keperawatan Pamenang Pare Kediri

STATUS GIZI BALITA DI DESA PEKUWON KECAMATAN BANGSAL MOJOKERTO INDRA ANGGA P Subject : Status Gizi, Balita DESCRIPTION

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan untuk fungsi tubuh yang normal (Soetjiningsih, 2016). Umumnya

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN ANTARA POLA KONSUMSI MAKANAN CEPAT SAJI DENGAN RESIKO OBESITAS PADA SISWA KELAS X DAN XI DI SMA KRISTEN KALAM KUDUS SUKOHARJO

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP ANAK SEKOLAH DENGAN KONSUMSI SAYUR DAN BUAH PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI GODEAN 1 KABUPATEN SLEMAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk menghindar dari fast food. Fast food memiliki beberapa kelebihan antara lain

BAB I PENDAHULUAN. dan dewasa, yang berawal dari usia 9 tahun dan berakhir di usia 18

KARYA TULIS ILMIAH STUDI TENTANG GAYA HIDUP REMAJA PADA KELUARGA RIWAYAT DIABETES MELLITUS DI SMA NEGERI 1 MEJAYAN KABUPATEN MADIUN

HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN FREKUENSI KONSUMSI FAST FOOD DENGAN STATUS GIZI SISWA SMA NEGERI 4 SURAKARTA

PERSEPSI PASANGAN USIA MUDA TENTANG KEHAMILAN DI DESA AGEL KECAMATAN JANGKAR KABUPATEN SITUBONDO FARIDATUL ISLAMIYAH NIM

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN STIMULASI BICARA DAN BAHASA PADA BALITA DI PAUD NURUL A LA KOTA LANGSA

PENGARUH AKTIFITAS FISIK TERHADAP KEJADIAN OBESITAS PADA MURID

BAB I PENDAHULUAN. fast food maupun health food yang popular di Amerika dan Eropa. Budaya makan

Kuesioner Penelitian tentang pengetahuan, sikap dan tindakan mahasiswa tentang konsumsi makanan cepat saji (fast food)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lum masa dewasa dari usia tahun. Masa remaja dimulai dari saat pertama

KEBIASAAN KONSUMSI FAST FOOD TERHADAP OBESITAS PADA ANAK SEKOLAH DASAR BANDA ACEH

KARYA TULIS ILMIAH SIKAP DENGAN MOTIVASI IBU HAMIL DALAM MENGIKUTI KELAS IBU HAMIL DI DESA JATIWATES KECAMATAN TEMBELANG KABUPATEN JOMBANG

PEMBERIAN MP-ASI DINI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN MASYARAKAT SUKU MADURA DI DESA SELOWOGO KECAMATAN BUNGATAN KABUPATEN SITUBONDO IMATUL ALIYA

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan menyebabkan meningkatnya taraf dan kualitas hidup masyarakat, baik

: Makanan Kariogenik, Karies Gigi, prasekolah

FAKTOR YANG MELATARBELAKANGI KUNJUNGAN ANTENATAL CARE BERDASARKAN PENGETAHUAN DAN SUMBER INFORMASI di RSU Dr.WAHIDIN SUDIRO HUSODO KABUPATEN MOJOKERTO

GAMBARAN STATUS GIZI BALITA UMUR 3-5 TAHUN DI DESA PUTON KECAMATAN DIWEK KABUPATEN JOMBANG

STATUS GIZI REMAJA, POLA MAKAN DAN AKTIVITAS OLAH RAGA DI SLTP 2 MAJAULENG KABUPATEN WAJO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Jurnal Darul Azhar Vol 5, No.1 Februari 2018 Juli 2018 : 17-22

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH

KUESIONER GAMBARAN TAYANGAN IKLAN FAST FOOD

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK USIA 1-3 TAHUN

Departemen Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara, Medan 2013

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum SMP Muhammadiyah 10 Surakarta. SMP Muhammadiyah 10 Surakarta terletak di Jl. Srikoyo No.

ASUPAN GIZI MAKRO, PENYAKIT INFEKSI DAN STATUS PERTUMBUHAN ANAK USIA 6-7 TAHUN DI KAWASAN PEMBUANGAN AKHIR MAKASSAR

tersebut dibanding produk lainnya (BPOM, 2005).

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG.

BAB I PENDAHULUAN. dan orang-orang terdekat,mudah mengikuti alur zaman seperti mode dan trend

BAB I PENDAHULUAN. Kegemukan saat ini merupakan suatu epidemik global, lebih dari 1 miliar

KEMANDIRIAN ANAK USIA 4-6 TAHUN DI DESA PEKUWON KECAMATAN BANGSAL KABUPATEN MOJOKERTO ADITYA SYUHADAK NIM Subject : kemandirian, anak

BAB I PENDAHULUAN. anak dan remaja saat ini sejajar dengan orang dewasa (WHO, 2013). Menurut

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebiasaan makan..., Evi Heryanti, FKM UI, Universitas Indonesia

STIMULASI ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 4-5 TAHUN DI TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL 14 WATESNEGORO NGORO MOJOKERTO

KARYA TULIS ILMIAH PENGETAHUAN PASIEN TENTANG PERAWATAN KAKI PADA DIABETES MELLITUS. Di Poli Penyakit Dalam RSUD Dr.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN PERTUMBUHAN BALITA DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN

CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL Volume 1. No 1 APRIL 2017

KARYA TULIS ILMIAH PENGETAHUAN IBU TENTANG BAHAYA MINYAK GORENG BEKAS (JELANTAH) BAGI KESEHATAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FREKUENSI KONSUMSI FAST FOOD PADA ANAK SMP NEGERI 31 BANJARMASIN. Faidatur Rahmi H.*dan Aprianti**

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG GIZI DAN POLA MAKAN TERHADAP STATUS GIZI PADA REMAJA DI SMP NEGERI 1 KINTAMANI Remaja merupakan sebuah transisi

Lampiran I Daftar Riwayat Hidup. : Afdhal Putra. : Islam. :

ENERGI DARI SUSU BERDASARKAN STATUS KEGEMUKAN PADA BALITA USIA BULAN

SKRIPSI HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN EDUKASI TENTANG ROKOK DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA USIA TAHUN

GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG METODE PENURUNAN BERAT BADAN PADA MAHASISWA OVERWEIGHT DI STIKES RS. BAPTIS KEDIRI

DANIA PURTIANINGSIH DESCRIPTION. Subject : Pendidikan Kesehatan, Memandikan Bayi, Nifas, Ibu Nifas.

JUMAKiA Vol 3. No 1 Agustus 2106 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. higienis. Menurut (Irianto,2007) fast food memiliki beberapa kelebihan yaitu

ABSTRAK. Annisa Denada Rochman, Pembimbing I : Dani dr., M.Kes. Pembimbing II : Budi Widyarto Lana dr., MH.

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB IUD DROP OUT DI PUSKESMAS MOJOSARI KABUPATEN MOJOKERTO FAJAR ZUNIAR VINTASARI NIM.

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan pangan manusia berasal dari tumbuh-tumbuhan (pertanian primer) serta

Susi Akper YPSBR Bulian *KorespondesiPenulis:

PERSONAL SOSIAL ANAK YANG MENGIKUTI DAN YANG TIDAK MENGIKUTI PLAY GROUP PADA USIA 3-4 TAHUN DI BIRATENGAH SOKOBANAH SAMPANG

MA RIFATUL AULIYAH Subject : Dukungan Suami, MKJP, Akseptor KB DESCRIPTION ABSTRACT

KEJADIAN GIZI KURANG PADA BALITA DI KEC. RATU SAMBAN KOTA BENGKULU. Zulkarnain

GAMBARAN TINGKAT PENDIDIKAN, PEKERJAAN DAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP PENIMBANGAN ANAK USIA 0-5

PERBEDAAN POLA KONSUMSI DAN STATUS GIZI ANTARA REMAJA DENGAN ORANG TUA DIABETES MELITUS (DM) DAN NON DM

HUBUNGAN STATUS IMUNISASI DPT DAN TINGKAT PENGETAHUAN PENGASUH DENGAN DIFTERI DI KOTA MADIUN KARYA TULIS ILMIAH

PROFIL STATUS GIZI ANAK BATITA (DI BAWAH 3 TAHUN) DITINJAU DARI BERAT BADAN/TINGGI BADAN DI KELURAHAN PADANG BESI KOTA PADANG

PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN MAKANAN DAN STATUS GIZI ANAK USIA PRASEKOLAH

Transkripsi:

FAKTOR YANG MELATARBELAKANGI ANAK DALAM MENGKONSUMSI MAKANAN CEPAT SAJI DI TK ISLAM KLAKAH LUMAJANG LUTFIANA DWI SETYARINI 1211010023 SUBJECT: Konsumsi, Makanan Cepat Saji, Anak DESCRIPTION: Saat ini kecenderungan untuk konsumsi makanan cepat saji di Indonesia semakin meningkat. Konsumsi makanan cepat saji dapat menyebabkan kegemukan pada usia anakanak sampai memasuki usia prasekolah. Kasus obesitas yang terjadi di Indonesia pada anak sebesar 21,7%. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang melatarbelakangi anak dalam mengkonsumsi makanan cepat saji. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan survey. Variabel penelitian adalah faktor yang melatarbelakangi anak dalam mengkonsumsi makanan cepat saji. Populasinya yaitu orang tua yang mempunyai anak di TK Islam Klakah Kabupaten Lumajang sebanyak 186 orang dengan sampel sebanyak 65 responden. Teknik sampling yang digunakan adalah simple random sampling. Penelitian ini dilaksanakan di TK Islam Klakah Kabupaten Lumajang pada tanggal 11-18 April 2015. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar ibu berpendidikan SMA yaitu sebanyak 40 responden (61,5%), hampir seluruh keluarga memiliki penghasilan > UMR (Rp 1.288.000,-) yaitu sebanyak 53 orang (81,5%), sebagian besar pengetahuan mempunyai pengetahuan cukup tentang makan cepat saji yaitu sebanyak 33 responden (50,8%) Status ekonomi keluarga merupakan faktor yang paling dominan melatarbelakangi anak dalam mengkonsumsi makanan cepat saji. Tenaga kesehatan diharapkan dapat memberikan konseling dan masukan informasi pada tenaga pengajar di sekolah untuk mengajarkan anak tentang pemenuhan nutrisi yang sehat dan memasang poster tentang pola pemenuhan nutrisi pada anak dan bahaya konsumsi makanan cepat saji. Orang tua hendaknya tidak terlalu sering memberikan makanan cepat saji kepada anak, mengingat dampak dari makanan cepat saji yang dapat memperburuk pertumbuhan dan perkembangan anak. ABSTRACT Currently the tendency to get a variety of diseases caused by fast food. Fast food consumption can increase the risk of obesity in children. Obesity cases that occurred in Indonesia in children by 21.7%. The purpose of this study was to determine the factors behind child in consuming fast food. This research was a descriptive study with survey approach. The research variable was factors that affect children in consuming fast food. The population was parents who have children in TK Islam Klakah Lumajang as many as 186 people with a sample of 65 respondents. The sampling technique used simple random sampling. This study was

conducted in TK Islam Klakah Lumajang on 11 to 18 April 2015. The data was collected using a questionnaire. The results showed that most children consumed fast food as many as 40 respondents (61.5%), the majority of high school educated mother as many as 40 respondents (61.5%), almost all families had incomes> UMR (Rp 1.288.000,-) as many as 53 people (81.5%), most of respondents had sufficient knowledge about eating fast food as many as 33 respondents (50.8%) Children in TK Islam Klakah tended to prefer fast food to eat, because they did not yet know about the impact of excessive fast food consumption. Health workers are expected to provide counseling and information on teachers in schools to teach children about healthy nutrition and putting up posters about the pattern of nutrition in children and the dangers of fast food consumption. Parents should not be too often give fast food to children, because the impact of fast food that can aggravate the growth and development of children. Keywords: Consumption, fast food, children Contributor : 1. Dian Irawati, M.Kes. Date : 26 Juni 2015 2. Dhonna Anggreni, SKM. Type Material : Laporan Penelitian Edentifier : - Right SUMMARY : : Open Document Latar Belakang Pola pangan di dunia berubah sesuai dengan perkembangan ekonomi dan industrialisasi. Pengaruh industrialisasi membawa banyak perubahan pada pola pangan berbagai penduduk (Arisman, 2010). Saat ini kecenderungan untuk mendapatkan berbagai macam penyakit yang diakibatkan oleh makanan cepat saji seperti menjadi gemuk atau menderita kelebihan berat badan sudah dimulai dari sejak anak-anak, memasuki pubertas atau mulai usia 10 tahun ke atas, anak-anak zaman sekarang cenderung mengalami kenaikan berat badan tidak terkendali. Tentunya hal ini menjadi masalah yang harus dihadapi orang tua pada anak mereka yang memiliki kecenderungan mengkonsumsi makanan cepat saji yang memang cenderung kini menjadi pilihan favorit makanan anak (Aditya, 2013). Promosi makanan junk food berpotensi meningkatkan konsumsi makanan tidak sehat ini bagi anak, yang secara tidak langsung meningkatkan prevalensi kegemukan dan obesitas pada anak (Ginanjar, 2009). Berikut ini adalah beberapa jenis makanan yang ada di restoran siap saji yang dapat memicu terjadinya pembentukan kanker dan penyakit berbahaya lainnya, antara lain: kentang goreng, hot dog, donat, es krim, stick keju, burger, nugget ikan, pizza. Makanan fast food yang banyak mengandung kalori, lemak dan kolesterol. Obesitas pada masa anak berisiko tinggi menjadi obesitas dimasa dewasa dan berpotensi mengalami penyakit metabolik dan penyakit degeneratif dikemudian hari seperti risiko penyakit kardiovaskuler, diabetes mellitus, diabetes mellitus, gangguan ortopedik (Aditya, 2013). Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan bahwa tahun 2014 di seluruh dunia terdapat sekitar 22 juta anak di bawah usia lima tahun yang kelebihan berat badan. Kasus

obesitas juga banyak terjadi di Indonesia pada anak sebesar 21,7 persen dan kasus ini meningkat sebesar 5-10 persen per tahun (Kemenkes RI, 2015). Seksi Gizi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur memiliki kegiatan Pemantauan Status Gizi (PSG) mendapatkan hasil PSG tahun 2012, Jawa Timur sudah berhasil mencapai angka di bawah target MDGs (15,5%) dan Renstra (15,1%) yakni sebesar 12,6% (Berat Badan Kurang 10,3% dan Berat Badan Sangat Kurang 2,3%) (Dinkes Jatim, 2012). Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di TK Islam Klakah Lumajang dengan wawancara pada 5 orang tua, didapatkan 3 anak (60%) mempunyai perilaku sering mengkonsumsi makanan cepat saji (seperti: kentang goreng, ayam goreng, sosis/kornet, es krim dan donat) dan 2 anak (40%) jarang mengkonsumsi makanan cepat saji. Dari hasil di atas dapat diketahui bahwa masih banyak anak yang memilih makan makanan cepat saji untuk dikonsumsinya setiap hari. Beberapa faktor yang mempengaruhi pola makan, diantaranya adalah kondisi ekonomi, sosial budaya, agama, pendidikan, pengetahuan, lingkungan dan keberadaan promosi makanan/iklan. Faktor ekonomi cukup dominan dalam mempengaruhi konsumsi pangan. Meningkatnya uang yang dimiliki akan meningkatkan peluang untuk membeli pangan dengan kuantitas dan kualitas yang lebih baik, sebaliknya penurunan pendapatan akan menyebabkan menurunnya daya beli pangan baik secara kuatitas maupun kuantitas. Pendidikan dalam hal ini biasanya dikaitkan dengan pengetahuan, akan berpengaruh terhadap pemilihan bahan makanan dan pemenuhan kebutuhan gizi. Pengetahuan akan kebutuhan nutrisi yang seimbang juga berpengaruh terhadap pemilihan bahan makanan dan pemenuhan kebutuhan gizi (Sulistyoningsih, 2010). Pada masa kanak-kanak biasanya anak mengkonsumsi makanan yang dimakan oleh keluarganya. Kualitas diet mereka bergantung pada luasnya rentang pola makan keluarga. Mudahnya ketersediaan makanan tinggi kalori, dikombinasikan dengan kecenderungan aktivitas yang kurang melibatkan gerak tubuh, menjadi faktor yang berperan dalam peningkatan prevalensi obesitas pada masa kanak-kanak (Wong, 2009). Pendidikan nutrisi dapat dan sebaiknya diintegrasikan dalam pelajaran di kelas seperti pelajaran lainnya selama masa sekolah anak di sekolah. Pedoman Piramida Makanan dan elemen-elemen makanan sehat dipelajari begitu pula dengan cara produk makanan dikembangkan, diproses, dan diolah. Guru sekolah dapat berperan aktif dalam pendidikan nutrisi bekerja sama dengan guru sekolah untuk merencanakan dan mengimplementasikan unit-unit pada pengajaran nutrisi dan bekerja sama dengan orang tua dan anak-anak untuk memberikan pedoman nutrisi (Wong, 2009). Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang faktor yang melatarbelakangi anak dalam mengkonsumsi makanan cepat saji di TK islam Klakah Lumajang. Metodologi Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan rancangan survey. Variabel dalam penelitian ini adalah pengetahuan orang tua, pendidikan orang tua dan status ekonomi yang mempengaruhi anak dalam mengkonsumsi makanan cepat saji. Populasi dalam penelitian ini adalah semua orang tua yang mempunyai anak di TK Islam Klakah Kabupaten Lumajang sebanyak 186 orang dengan sampel sebanyak 65 responden. Teknik sampling yang digunakan adalah simple random sampling. Pengambilan data dilakukan di TK Islam Klakah Kabupaten Lumajang pada tanggal 11-18 April 2015. Pengumpulan data dengan kuesioner untuk mengukur pengetahuan orang tua, pendidikan orang tua dan status ekonomi yang mempengaruhi anak dalam mengkonsumsi makanan cepat saji. Analisa data menggunakan analisa deskripti distribusi frekuensi.

Hasil Penelitian dan Pembahasan Hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar ibu berpendidikan SMA yaitu sebanyak 40 responden (61,5%). Pendidikan dalam hal ini biasanya dikaitkan dengan pengetahuan, akan berpengaruh terhadap pemilihan bahan makanan dan pemenuhan kebutuhan gizi. Salah satu contoh, prinsip yang dimiliki seseorang dengan pendidikan rendah biasanya adalah yang penting mengenyangkan', sehingga porsi bahan makanan sumber karbohidrat lebih banyak dibandingkan dengan kelompok bahan makanan lain. Sebaliknya, kelompok orang dengan pendidikan tinggi memiliki kecenderungan memilih bahan makanan sumber protein dan akan berusaha menyeimbangkan dengan kebutuhan gizi lain (Sulistyoningsih, 2011). Setengah responden berpendidikan SMA, ibu yang mempunyai pendidikan yang menengah (SMA) akan mempengaruhi pola berfikir ibu sehingga ibu dapat menentukan makanan atau nutrisi yang sesuai untuk dikonsumsi anak serta ibu dapat menentukan makanan yang harus dikonsumsi dan makanan yang dihindari. Pendidikan juga akan menentukan tingkat pengetahuan ibu tentang pemenuhan nutrisi pada anak, paling tidak kemampuan berpikir ibu dengan pendidikan tinggi akan lebih luas. Hasil temuan dari penelitian menunjukkan bahwa ibu yang berpendidikan SMA tetapi anak mengkonsumsi makanan cepat saji, hal ini dikarenakan walaupun orang tua telah membatasi konsumsi makanan cepat saji pada anak di rumah tetapi anak masih mengkonsumsi makanan cepat saji ketika disekolah atau pada saat main tanpa sepengetahuan orang tua. Hasil penelitian didapatkan bahwa hampir seluruh keluarga memiliki penghasilan > UMR (Rp 1.288.000,-) yaitu sebanyak 53 orang (81,5%). Variabel ekonomi yang cukup dominan dalam mempengaruhi konsumsi pangan adalah pendapatan keluarga dan harga. Meningkatnya pendapatan akan meningkatkan peluang untuk membeli pangan dengan kuantitas dan kualitas yang lebih baik, sebaliknya penurunan pendapatan akan menyebabkan monurunnya daya beli pangan baik secara kualitas maupun kuantitas. Frekuensi jajan di sekolah ini juga dipengaruhi oleh pemberian uang saku. Uang saku yang diterima anak setiap harinya digunakan untuk jajan di sekolah, sebagaimana hasil penelitian menunjuk-kan 64,8% responden menggunakan 50% uang sakunya untuk jajan. Sebagian besar anak pra sekolah menerima uang saku setiap harinya Rp 1000,00 sampai Rp 2000,00 (Suci, 2009). Pemberian uang saku terhadap anak juga bisa menjadi pemicu mereka untuk membeli makanan cepat saji, karena semakin besar uang saku yang mereka peroleh maka semakin besar kemungkinan mereka untuk membeli atau mengonsumsi makanan cepat saji, karena harga makanan cepat saji dipasaran cenderung tinggi. Sebenarnya tanpa disadari, orang tua juga ikut andil dengan kebiasaan seorang siswa dalam mengkonsumsi makanan cepat saji tersebut, dengan jalan memberikan uang saku dan membiarkan anaknya jajan Akibatnya anak menjadi lebih sering dan terbiasa mengkonsumsi makanan cepat saji (Nuraini, 2005). Keluaga yang berpenghasilan tinggi atau lebih dari upah minimum regional ratarata anak mengkonsumsi makanan cepat saji, hal ini dikarenakan orang tua yang memiliki penghasilan yang lebih banyak cenderung memberikan uang saku kepada anak, dari uang saku inilah yang menyebabkan anak membeli makanan cepat saji yang dijual dipinggir sekolah. Namun ada juga orang tua yang sengaja memberikan makanan seperti burger, fried chiken, martabak, terang bulan, mie instan kepada anak dengan alasan agar tubuh anak menjadi gemuk dan ingin menyenangkan anak dengan menuruti apapun yang anak inginkan. Dengan penghasilan yang lebih, maka daya beli pangan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pada keluarga lebih terjamin. Hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar pengetahuan mempunyai pengetahuan cukup tentang makan cepat saji yaitu sebanyak 33 responden (50,8%). Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap suatu objek tertentu dan dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang, sebab dari pengalaman dan hasil penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2007). Rendahnya pengetahuan tentang manfaat makanan dapat mempengaruhi pola konsumsi makan. Apabila penerimaan perilaku baru atau adobsi perilaku melalui proses seperti ini, dimana didasari oleh pengetahuan, sikap yang positif, maka perilaku tersebut bersifat langgeng, sebaliknya apabila perilaku tersebut tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan berlangsung lama (Suci, 2009). Setengah ibu mempunyai pengetahuan cukup tentang makanan cepat saji, hal ini dikarenakan pendidikan ibu yang rata-rata berpendidikan menengah (SMA) yang tidak melanjutkan kejenjang pendidikan yang lebih tinggi sehingga mempengaruhi pengetahuan ibu tentang makanan cepat saji. Ibu yang mempunyai pendidikan yang menengah akan mempengaruhi pola berfikir, ibu dapat lebih mudah memahami dan menentukan mana yang benar dan mana informasi yang salah. Tetapi masih ada responden yang mempunyai pengetahuan kurang tentang makanan cepat saji, hal ini dikarenakan ibu yang masih berpendidikan dasar, sehingga akan mempengaruhi pola pikir dalam menerima informasi dan nilai-nilai yang baru diperkenalkan untuk menambah pengetahuan khususnya tentang makanan cepat saji dan menyebabkan ibu kurang mengerti tentang dampak makanan cepat saji pada anak. Simpulan Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi anak dalam mengkonsumsi makanan cepat saji adalah: sebagian besar ibu berpendidikan SMA yaitu sebanyak 40 responden (61,5%), hampir seluruh keluarga memiliki penghasilan > UMR (Rp 1.288.000,-) yaitu sebanyak 53 orang (81,5%) dan sebagian besar ibu mempunyai pengetahuan cukup tentang makan cepat saji yaitu sebanyak 33 responden (50,8%). Rekomendasi Peneliti selanjutnya dapat mengembangkan konsep atau melakukan penelitian tentang dampak konsumsi makanan cepat saji pada anak dari segi kesehatan dan perkembangan anak. Hendaknya institusi pendidikan dapat menambah sumber kepustakaan, literatur kebidanan dan bacaan khususnya tentang makanan cepat saji dan kebutuhan nutrisi pada anak. Orang Tua hendaknya tidak memberikan makanan cepat saji kepada anak, mengingat dampak dari makanan cepat saji yang dapat memperburuk pertumbuhan dan perkembangan anak serta dapat mencari/menambah informasi tentang bagaimana kebutuhan nutrisi pada anak yang baik agar ibu dapat termotivasi untuk mengkonsumsi makanan yang seimbang guna memenuhi kebutuhan nutrisi pada anak. Hendaknya petugas kesehatan atau bidan dapat memberikan konseling atau health education dengan memasang poster tentang pola pemenuhan nutrisi pada anak dan bahaya konsumsi makanan cepat saji serta memberi fasilitas kepada ibu dan anak dalam pelayanan kesehatan khususnya dalam pelayanan kesehatan anak dan memberikan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan standart. Alamat Correspondensi : - Alamat : Jl. Raya Klakah Desa Mlawang Kec. Klakah Kab. Lumajang - Email : lutfianadwisetiyarini31@gmail.com - No. HP : 085850744413