METODE KAJIAN. Proses dan Metode Kajian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE KAJIAN

III. METODOLOGI KAJIAN

METODOLOGI KAJIAN Tempat dan Waktu Kajian Lokasi penelitian

BAB. III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian

III. METODE KAJIAN 3.1. Strategi Kajian Batas-Batas Kajian

III. METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PENDEKATAN LAPANGAN

METODE PENELITIAN Lokasi Penelitian

METODOLOGI KAJIAN Lokasi dan Waktu Kajian

III. METODOLOGI Lokasi dan Waktu Kajian Lapangan

METODE KAJIAN. Tipe Kajian

III. METODE KAJIAN 3.1. Tipe Kajian 3.2. Aras Kajian 3.3. Strategi Kajian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE KAJIAN

PETA SOSIAL KOMUNITAS

III. METODE KAJIAN Metode dan Strategi Kajian

REVITALISASI PERAN KELEMBAGAAN PANGLIMA LAÔT DALAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT NELAYAN A. J U F R I

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI Pendekatan dan Strategi Kajian Tipe Kajian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kawasan Kecamatan Labuan, Kabupaten

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODE KAJIAN Lokasi dan Waktu Kajian

METODE KAJIAN Sifat dan Tipe Kajian Komunitas Lokasi dan Waktu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pendekatan budaya daerah, yaitu pendekatan dengan cara melihat obyek pengkajian

METODE KAJIAN. Tabel 1. Jadwal Rencana Pelaksanaan Kajian Pengembangan Masyarakat di Kelurahan Campaka Kecamatan Andir Kota Bandung

BAB III METODE PENELITIAN AKSI PARTISIPATIF. Participatory Action Research (PAR). Metodologi tersebut dilakukan dengan

BAB III METODE PENELITIAN

(3) Penulis mempunyai pengalaman yang cukup dalam mengenal wilayah serta

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, pengumpulan data, analisis, dan penyajian hasil penelitian. Penulisan

BAB III METODE DAN METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. ditujukan untuk menganalisis secara mendalam dan mendeskripsikan suatu

BAB III METODE PENELTIAN. variabel (Kriyantono, 2006:69). Hal ini berarti bahwa peneliti terjun langsung

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. 22) metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

DAFTAR ISI. I. PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Tujuan... 3 C. Manfaat... 3

EVALUASI KEGIATAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dipergunakan guna menjawab tujuan penelitian (Soehartono, 1999: 9). Oleh karena itu, pada

BAB III METODE PENELITIAN. holistic dan dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa,

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti akan meneliti bagaimana model bisnis yang diguanakan oleh TalkFusion

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI KAJIAN. Metode dan Strategi Kajian

31 kegiatan yang menyebabkan kerusakan di hulu DAS dan juga melihat bagaimana pemangku kepentingan tersebut melakukan upaya penyelamatan hulu DAS Cita

BAB III METODE PENELITIAN. Mungkid, Kabupaten Magelang. Dipilihnya lokasi ini sebagai tempat

BAB III METODE PENELITIAN. Boyolali yang terletak di jantung Kota Boyolali merupakan salah satu pasar

BAB III METODE PENELITIAN. dan organisasi yang terkait dalam proses implementasi kebijakan sertifikasi guru

BAB III METODE PENELITIAN. keberhasilan suatu penelitian. Penelitian ini mengambil lokasi tersebut karena

ANALISIS KEGIATAN PANGLIMA LAÔT DALAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT NELAYAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk memecahkan suatu masalah dalam penelitian diperlukan suatu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dikarenakan beberapa hal sebagai berikut. kawasan prioritas dalam hal pengelolaan sampah. memilih tempat tersebut.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kualitatif dan pendekatan deskriptif yaitu suatu prosedur pemecahan masalah

ANALYSIS THE MODEL OF MANAGEMENT OCEAN IN TELUK PAMBANG VILLAGE OF BENGKALIS DISTRICT, RIAU PROVINCE (SOSIOLOGY AND INSTITUTION ANALYSIS)

BAB III METODE PENELITIAN. Modinan masih melestarikan tradisi Suran Mbah Demang.

BAB III METODE PENELITIAN. sebagaimana adanya sehingga bersifat sekedar untuk mengungkapkan fakta (fact

BAB III METODE PENELITIAN. dikemukakan pada bab sebelumnya yaitu mengevaluasi pelaksanaan program

METODE PENELITIAN. lazim dipakai dalam penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenoligis.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) dan

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan yang dilakukan bersifat Deskriptif yaitu untuk mengetahui dan

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif menurut Sukmadinata (2010: 72) adalah suatu bentuk penelitian yang

QANUN ACEH NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA ADAT BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR NANGGROE ACEH DARUSSALAM,

1. BAB III 2. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertipe deskriptif dengan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati

Oleh Maria Chatarina Adharti Sri Susriyamtini ; Suci Paresti ; Maria Listiyanti ; Sapto Aji Wirantho ; Budi Santosa

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Peneliti

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. baru saja diadakan pemilihan kepala dusun atau biasa disebut Dukuh, disini. menjabat yakni pada usia dukuh 65 tahun.

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan pendekatan penelitian analisis-kualitatif yaitu penelitian yang temuantemuannya

BAB III Metodologi Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah deskriptif dengan

BAB 3 METODE PENELITIAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.13/MEN/2011 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PROGRAMA PENYULUHAN PERIKANAN

METODE KAJIAN. Tipe Dan Aras Kajian. Tipe Kajian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. PAUD Mekar Indah Desa Poowo Barat Kabupaten Bone Bolango. Peneliti melakukan penelitian

PROSES UMUM PENERAPAN PARTICIPATORY RURAL APPRAISAL. SP6102 March 2007 itb ac id

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menentukan konsep utama dari permasalahan sehingga masalah-masalah dalam

eksistensi tradisi nyadran di Gunung Balak dalam arus globalisasi yang masuk dalam kehidupan masyarakat.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan berbagai jenis metodologi penelitian. Dalam penelitian ini,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan di Kota Pontianak dan faktor-faktor yang

BAB III METODOLOGI KAJIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

III. BAHAN DAN METODE

Transkripsi:

23 METODE KAJIAN Proses dan Metode Kajian Tahap Proses Kajian. Kegiatan Kajian dilaksanakan melalui tiga tahap. Tahap pertama, Praktek Lapangan I dilaksanakan di Gampong Telaga Tujuh pada tanggal 26 Desember 2006 sampai 14 Januari 2007. Kegiatannya adalah pemetaan sosial. Kegiatan ini bertujuan untuk memperoleh gambaran yang komprehensif tentang situasi kependudukan, sistem sosial, struktur komunitas, organisasi, sumber dan potensi lokal dan masalahmasalah sosial yang ada di Gampong Telaga Tujuh Kecamatan Langsa Timur, Pemerintah Kota Langsa. Tahap kedua, Praktek Lapangan II dilaksanakan di Gampong Telaga Tujuh pada tanggal 13 April sampai 8 Mei 2007. Kegiatannya adalah mengenali dan mengevaluasi program-program atau kegiatan pengembangan yang telah dilaksanakan di Gampong Telaga Tujuh tersebut. Tahap ketiga, ialah pelaksanaan kajian perencanaan program pengembangan (Revitalisasi peran ) di Gampong Telaga Tujuh hingga laporan penulisan kajian, yang dilaksanakan pada tanggal 03 September sampai tanggal 23 September 2007. Serangkaian kegiatan tersebut dilaksanakan di Gampong Telaga Tujuh Kecamatan Langsa Timur Pemerintah Kota Langsa, dan semua tahap kegiatan merupakan satu kesatuan yang saling berkaitan dan saling melengkapi, artinya bahwa data yang diperoleh pada tahap pertama dan kedua dipadukan data tahap kegiatan pengkajian yang selanjutnya digunakan untuk menulis laporan kajian ini. Secara rinci jadwal pelaksanaan kajian pengembangan dapat dilihat pada Tabel 1:

24 Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Kajian Pengembangan Masyarakat 2006 TAHUN 2007 2008 No JENIS KEGIATAN BULAN 1. Praktek Lapangan I 2. Praktek Lapangan II 3 Persiapan Kolokium 4. Penyusunan Provosal 5. Kajian Lapangan 6. Penyusunan KIA 7. Seminar dan Ujian 8. Penggandaan Laporan 12 1 4 7 8 9 10 11 12 1 2 3 Jenis dan Teknik Pengumpulan Data Jenis Data. Data yang digunakan dalam kajian lapangan ini adalah berupa data primer dan data sekunder. Data primer ialah data yang diperoleh dari sumber data responden atau informan diskusi kelompok dan juga dari hasil pengamatan langsung oleh pengkaji. Data sekunder ialah data yang diperoleh dari data statistik, literatur dan laporan-laporan dari instansi terkait serta data pendukung dari Gampong Telaga Tujuh, misalnya: data monografi Gampong, laporan Tahunan Gampong, data potensi Gampong, data dari buku administrasi para kepala dusun serta data dari dokumen lainnya yang dibutuhkan oleh pengkaji dalam kegiatan kajian. Perolehan data yang berupa data primer dari responden adalah data dari para Nelayan,, Sekretaris, dan Pawang Laôt, terutama tentang peran masing-masing dalam. Perolehan data dari informan adalah data dari para tokoh formal dan informal yang dapat digunakan sebagai pendukung data dari responden. Tokoh formal antara lain adalah; Kepala Gampong, Kepala Dusun, Perangkat Gampong, dan juga dari Pejabat instansi terkait tingkat Pemerintah Kota dan Kecamatan. Tokoh informal yang dijadikan sumber data antara lain para tokoh, tokoh agama, tokoh adat dan warga yang dianggap mampu memberikan data yang berkaitan kajian.

25 Penetapan sumber data informan didasari atas pertimbangan penguasaannya terhadap materi kajian, ialah: 1. Kegiatan peran dalam pengembangan. 2. Kegiatan kemitraan oleh pemilik modal Nelayan. 3. Program dan kebijakan yang berkaitan pesisir. Pengumpulan Data. Untuk mendukung prosedur analisis data, dalam pengumpulan data pengkaji menggunakan metode triangulasi. Metode triangulasi adalah tehnik pengumpulan data memadukan berbagai tehnik-tehnik metode pengumpulan data. Dimana dalam penelitian ini digunakan kegiatan diskusi kelompok, observasi dan wawancara. Untuk memperoleh data, baik berupa data primer maupun data sekunder, dilakukan menggunakan tehnik: 1. Wawancara Teknik wawancara adalah suatu cara perolehan data yang berkaitan permasalahan kajian melalui kegiatan tatap muka yang dilakukan oleh pengkaji tineliti (responden dan informan). Pertanyaan yang diajukan tidak harus terstruktur tetapi terpusat pada topik kajian. Wawancara disini bersifat mendalam adalah suatu proses temu muka berulang antara peneliti dan subyek tineliti, melalui cara ini pengkaji hendak memahami pandangan subyek tineliti tentang hidupnya, pengalamannya, permasalahan yang dihadapi dalam usahanya, harapan-harapan serta situasi dan kondisi sosial yang ada dilingkungannya. Sasaran wawancara dalam kajian adalah 15 orang responden nelayan, (ketua), Sekretaris, dan Pawang jhareng 4 satu orang, Pawang Kawe 5 satu orang dan Pawang Pukat 6 satu orang. Sedangkan untuk informan yang diwawancara adalah pegawai Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Langsa, pegawai Syahbandar Kuala Langsa, Kepala Gampong Telaga Tujuh, dan Tokoh. 2. Observasi Langsung (direct observation) Teknik pengumpulan data primer ini dilakukan juga secara pengamatan langsung. Pengumpulan data direct observation (pengamatan langsung) tidak 4 Pawang jhareng artinya orang yang ahli penangkapan ikan menggunakan alat tangkap jaring. 5 Pawang Kawe artinya orang yang ahli penangkapan ikan menggunakan alat tangkap pancing. 6 Pawang Pukat artinya orang yang ahli penangkapan ikan menggunakan alat tangkap jaring lingkar.

26 menggunakan instrumen apapun kecuali alat komonikasi/dokumentasi. Teknis ini dilakukan khusus, jika ada indikasi data yang sulit terungkap atau kurang memuaskan dari hasil wawancara mendalam. Moleong (1977) mengemukakan alasannya bahwa tampaknya pengalaman langsung bersama objek penelitian atau pandangan mata merupakan alat yang ampuh untuk mengetes/menguji suatu kebenaran. Jika suatu data yang diperoleh melalui intrumen lain kurang meyakinkan, bisa saja peneliti menanyakannya kepada subjek, tetapi kebanyakan informasi justru kurang terfokus dan kurang akurat, maka untuk meyakinkan tentang keabsahan data tersebut, jalan yang lebih efektif dapat ditempuh cara mengamati sendiri berarti melihat langsung peristiwanya. Pengamatan langsung dilakukan oleh peneliti dalam menyingkap pola tabiat tingkah laku dan kelakuan sehari-hari nelayan, pengurus, dan memonitoring keberadaan pemanfaatan dan kerusakan sumberdaya alam. 3. Observasi Peran Serta Pengamatan berperan serta (penulis nelayan pesisir) dilakukan guna mengungkapkan secara pandangan mata terhadap peran dan terhadap kegiatan yang telah dan sedang dikerjakan di gampong tersebut. Pengamatan peran serta dalam penyelesai kasus perselisihan penangkapan ikan di laut antara nelayan, laporan nelayan tetang aktifitas kegiatan dilaut, kegiatan jual beli hasil tangkapan nelayan tradisional oleh sekretaris, dan kegiatan usaha pengolahan ikan (UPI) oleh nelayan di Gampong Telaga Tujuh. Namun diamati juga terhadap kegiatan lain yang berkaitan peran Panglima Laôt. 4. Focus Group Discussion (FGD) Kegiatan Focus Group Discussion (FGD) dilaksanakan oleh pengkaji dalam rangka untuk mendapatkan gambaran data yang lebih akurat dan untuk menyusun rencana program kegiatan yang tepat guna mengatasi masalah yang ada berdasarkan data yang telah didapatkan sebelumnya. Menurut Sumardjo dan Saharudin (2006), Focus Group Discussion (FGD) merupakan suatu forum yang dibentuk untuk saling membagi informasi dan pengalaman

27 di antara para peserta diskusi dalam satu kelompok untuk membahas satu masalah khusus yang telah terdefinisikan sebelumnya. Dalam FGD peneliti berperan ganda yaitu sebagai fasilisator diskusi dan pengamat jalannya diskusi dalam menyusun program aksi yang di inginkan oleh gampong Telaga Tujuh. Di ikut sertakan dalam Focus Group Discussion (FGD) yaitu; Nelayan,, Sekretaris, Pawang Laôt,Tokoh Masyarakat, dan Dinas Kelautan dam Perikanan. 5. Participatory Rural Appraisal (PRA) yaitu pengkajian peran dalam pengembangan nelayan di Gampong Telaga Tujuh. Dalam hal ini pengkaji menggunakan metode dimaksud adalah suatu kegiatan bersama-sama antara dan peneliti dalam pemetaan suatu wilayah untuk mengindentifikasi masalah, potensi, dan kebutuhan dalam upaya pengembangan gampong Telaga Tujuh, sehingga bisa membuat perencanaan program baik. Data skunder yang dibutuhkan yaitu peta gampong, data potensi gampong, dokumen, dan lain- lainnya yang dibutuhkan untuk analisis peneliti. 6. Studi Dokumentasi Kegiatan pengumpulan data dari teknik studi dokumentasi yaitu; data pendukung yang ada di kantor Gampong Telaga Tujuh, dokumen/laporan Tahunan Gampong, dokumen/laporan, kepala dusun, laporan dan data yang bersumber dari instansi terkait baik yang ada di tingkat Pemerintah Kota maupun Kecamatan. Pengolahan dan Analisis Data. Berbagai data yang telah terkumpul, dikerjakan, diolah dan dimanfaatkan sedemikian rupa dalam rangka untuk menjawab persoalan-persoalan yang diajukan dalam kajian lapangan. Teknik pengolahan data tersebut adalah menggunakan tabulasi data, sedangkan teknik menganalisisnya adalah menggunakan analisis data kualitatif. Menurut Miles dan Huberman (1992) dalam Sitorus dan Agusta (2005), analisa data kualitatif meliputi: 1. Reduksi data, adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transpormasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan.

28 2. Penyajian data, adalah sekumpulan data informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. 3. Kesimpulan, adalah proses menemukan makna data yang bertujuan untuk memahami tafsiran dalam konteknya masalah secara keseluruhan. Secara rinci tentang tujuan kajian, data yang diperlukan dan cara pengumpulan data kajian lapangan di Gampong Telaga Tujuh dapat dilihat pada Tabel 2: Tabel 2, Kelengkapan Metode No Tujuan Kajian Aspek Parameter Sumber Data Instrumen 1 2 3 4 5 6 1. Mengkaji peran melakukan pemetaan sosial di Gampong Telaga Tujuh dan menelaah tatanan yang berlaku sehubungan peran. A. Pemetaan Sosial: 1. Letak geografis Gampong Telaga Tujuh. 2. Mata pencaharian penduduk Gampong Telaga Tujuh. 3. Kehidupan rumah tangga 4. Struktur komunitas B. Peran Panglima Laôt : 1. Peran memelihara dan mengawasi hukum adat dan istiadat. 2. Peran mengkoordinir penangkapan ikan di laut. 3. Peran menyelesaikan perselisihan antara sesama anggota nelayan atau kelompok. ] 4. Peran penyelenggarakan upacara adat laôt. Luas wilayah dan batasan wilayah. Jenis mata pencaharian. Kegiatan yang dijalankan oleh Proses intraksi dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan nelayan [[[ Pola hubungan pemerintah. nelayan Panglima Laôt, tokoh, nelayan, Pawang Laôt, Pemerintah. Dokumen peran Panglima Laôt /adat Laôt dan Pemerintah 1. Wawancara, observasi dan studi dokumentasi. 2. Laporan PL I dan catatan harian.

29 Tabel 2 (Lanjutan). 5. Peran menjaga pohon-pohon ditepi pantai, dan sebagainya jangan ditebang. pesisir, termasuk tokoh yang ada didalamnya. Palingma Laôt pesisir dan Pemerintah. 2. Mengevaluasi programprogram pengembangan yang berhubungan pengembangan peran 6. Peran sebagai penghubung antara nelayan pemerintah dan Pawang Laôt Pawang Laôt lainnya. 1. Program penanggulangan kemiskinan untuk nelayan di pesisir oleh Dinas terkait dalam pengadaan kapal penangkapan ikan tidak sesuai kebutuhan ( tidak dilibatkan dalam indentivikasi kebutuhan) Kerjasama yang sinergi antara, Pemerintah, lokal. Bentuk bantuan. Ketepatan sasaran. Kebutuhan Keterlibatan dalam program. Keuchik, tokoh, Nelayan, Panglima Laôt, Pemerintah, kelompok penerima bantuan 1. Wawancara, observasi dan studi dokumentasi. 2.Laporan PL II. 3. Menyusun program pengembangan peran Panglima Laôt di kalangan nelayan 2. Program BRR NAD- Nias dalam usaha pengolahan ikan (UPI) hanya 2 kelompok sedangkan yang membutuhkan 10 kelompok. tidak dilibatkan dalam indentivikasi kebutuhan. 1. Pemelihara dan Pengawas ketentuanketentuan hukum adat dan istiadat. 2. Mengkoordinir setiap usaha penangkapan ikan di laut. Bentuk bantuan. Ketepatan sasaran. Kebutuhan Keterlibatan dalam program. nelayan Pola hubungan Pemerintah Pemerintah, Juragan (Ureung poe hareukat), Pedagang Perantara (Toke Bangku). Panglima Laôt FGD

30 Tabel 2 (Lanjutan). 3. Menyelesaikan perselisihan /sengketaan yang terjadi di antara sesama anggota nelayan atau kelompoknya. 4. Memutuskan dan menyelenggarakan upacara adat laôt. 5. Menjaga/mengawasi agar pohonpohon di tepi pantai jangan ditebang. 6. Merupakan badan penghubung antara nelayan Pemerintah dan Pawang Laôt Pawang Laôt lainnya. nelayan pesisir, termasuk tokoh yang ada didalamnya. pesisir dan Pemerintah. Kerjasama yang sinergi antara, Pemerintah, lokal. Metode Penyusunan Program Sebagai upaya Pengembangan Masyarakat nelayan di Gampong Telaga Tujuh, pengkaji menggunakan metode Participatory Rural Apparisal (PRA) untuk penyusunan program kegiatan. Metode ini dipakai oleh pengkaji guna menganalisis masalah, potensi, kebutuhan, situasi dan kondisi sosial yang ada di Gampong Telaga Tujuh yang dominan penduduknya bermata pencaharian Nelayan. Data yang diperoleh, dianalisis bersama partisipan dan secara bersama-sama pula mencari pemecahan masalah yang dihadapi oleh Masyarakat Disini pengkaji bertindak sebagai fasilitator program, sehingga peran dan tanggung jawabnya seperti mengumpulkan data, memfasilitasi diskusi kelompok maupun kegiatan lain dalam rangka bersamasama menyusun program yang tepat. Dengan demikian dalam kegiatan diskusi kelompok tersebut, pengkaji bukan sebagai orang penggagas program.

31 Serangkaian kegiatan yang dapat dilakukan oleh pengkaji berkaitan fungsinya sebagai fasilitator adalah: 1. Melakukan identifikasi data tentang masalah komunitas, potensi dan sumbersumber lokal dan kebutuhan melalui teknik observasi, wawancara, diskusi kelompok dan studi dokumentasi untuk dijadikan materi dalam diskusi kelompok ataupun FGD. 2. Memfasilitasi terlaksananya diskusi kelompok dan diskusi terfokus (FGD) untuk bersama-sama para tokoh baik formal maupun informal, stakeholders yang terkait, dan juga nelayan; untuk menyusun rencana program yang sesuai permasalahan dan potensi yang ada, sehingga program adalah benar-benar murni kesepakatan dan hasil dari bawah. 3. Bersama-sama secara luas, melakukan evaluasi rencana program yang telah disusun, guna diketahui secara bersama-sama kemungkinan adanya hambatan maupun dukungan terhadap program yang telah disepakati bersama. Untuk mendapatkan dukungan dari berbagai pihak, pengkaji memandang perlu melakukan penggalian aspirasi dari berbagai pihak yang berkepentingan (stakeholders) yang ada, dan itu dimungkinkan menjadi faktor keberhasilan program melalui analisis keterkaitan stakeholders rencana program kegiatan. Hal lain yang perlu dilakukan pengkaji adalah pemahaman didalam mengidentifikasi permasalahan dan prioritas program melalui teknik pohon masalah. Dengan demikian diharapkan program yang tersusun untuk nelayan adalah sesuai kepentingan lokal khususnya