BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. semua jenis penyakit dari yang bersifat dasar sampai spesialistik dan mempunyai

dokumen-dokumen yang mirip
1. Nama :... Jenis Kelamin : Pria Perempuan. 3. Pekerjaan : PNS Dosen / Guru. 4. Pendidikan Terakhir : SD SLTP. Doktor (S3)

BAB I PENDAHULUAN. bagi setiap penduduk, agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat

ANALISIS MUTU PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA PADANGSIDIMPUAN

KUESIONER ANALISIS AUDIT KINERJA KUALITAS PELAYANAN PUBLIK PROGRAM JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT

KUESIONER PENELITIAN

VI KARAKTERISTIK RESPONDEN

BAB VI SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN

LAPORAN AKHIR Survey Indeks Kepuasan Masyarakat sesuai Kepmenpan Nomor 25/M.PAN/2/2004 RSUD Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan 2016

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum Rumah sakit Umum Daerah Mandailing Natal

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dikembangkan melalui rencana pembangunan kesehatan. Sehingga

KUESIONER PENELITIAN

BAB II RUMAH SAKIT UMUM SITI HAJAR MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PEDOMAN WAWANCARA ANALISIS KELENGKAPAN PENGISIAN BERKAS REKAM MEDIS RAWAT INAP DI RSU HAJI MEDAN TAHUN

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Medis, pengertian sarana pelayanan kesehatan adalah tempat. untuk praktik kedokteran atau kedokteran gigi. Rumah sakit merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Umum dan Dokter Spesialis, dimana dokter spesialis yang tersedia diantaranya

WORKSHOP ANALISA JABATAN DAN ANALISA BEBAN KERJA TINGKAT KABUPATEN

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam bentuk Rumah Sakit kecil maupun besar yang ada di seluruh

DAFTAR ISI. Halaman : DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 66 TAHUN : 2004 SERI : D NOMOR : 25

WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA NOMOR 6.

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA PROBOLINGGO

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 61 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUMAS

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, Pasal 56 ayat (1) Setiap Instansi Pemerintah wajib menyusun kebutuhan jumlah dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mencari dan menerima pelayanan kedokteran dan tempat pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1. Struktur Organisasi

S A L I N A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO,

BAB I PENDAHULUAN. prasarana UPT Kesmas Tegallalang I telah dilengkapi dengan Poskesdes, Pusling,

PERSYARATAN REKRUTMEN PETUGAS KESEHATAN HAJI 1431 H / 2010 M

BAB 1 PENDAHULUAN. dokumen tempat mencatat segala transaksi pelayanan medis yang diberikan oleh

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG

Ninda Karunia Rahayu Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga

..., Yang membuat pernyataan

Perbedaan jenis pelayanan pada:

PERATURAN DAERAH KOTA PALEMBANG NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI IZIN SARANA PELAYANAN KESEHATAN SWASTA DI BIDANG MEDIK

BAB IV HASIL PENELITIAN Gambaran Umum Puskesmas Tegalrejo. 2 orang tenaga medis, 3 orang tenaga paramedik, Higienie

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN. Peserta JamKesMas di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provsu Medan

Keputusan Dirjen Pelayanan Medik No. 78 / Yanmed / RS Umdik / YMU / I / 91 Tentang Penyelenggaraan Rekam Medis di Rumah Sakit

BAB II METODE PENELITIAN

BAGIAN PSIKIATRI RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI SUMATERA UTARA JL. Tali Air no. 21 Medan PERNYATAAN KESEDIAAN BERPARTISIPASI DALAM PENELITIAN

KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS RAWANG NOMOR : TENTANG PENGELOLAAN REKAM MEDIS KEPALA UPTD PUSKESMAS RAWANG

REKOMENDASI KELAYAKAN PENDIRIAN KLINIK

DATA DEMOGRAFI RESPONDEN

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat yang tinggal di Desa

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN SARANA KESEHATAN

BAGIAN PSIKIATRI RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI SUMATERA UTARA JL. Tali Air no. 21 Medan PERNYATAAN KESEDIAAN BERPARTISIPASI DALAM PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit adalah sebuah institusi pelayanan kesehatan yang. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS SELOMERTO 1 Jalan Banyumas Km. 7 Telp. (0286) SELOMERTO WONOSOBO 56361

KATA PENGANTAR. BKDD Kab. Banyumas

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. April 2006 oleh Gubernur Gorontalo. Rumah Sakit Umum Daerah

BAB 1 PENDAHULUAN. asuransi sehingga masyarakat dapat memenuhi kebutuhan dasar kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Sakit pasal 1 ayat 1 menyatakan rumah sakit adalah suatu institusi. pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat

BUPATI PESISIR SELATAN PROPINSI SUMATERA BARAT PERATURAN BUPATI PESISIR SELATAN NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN. Pengalaman Nyeri pada Pasien dengan Nyeri Kronis. di RSUP Haji Adam Malik Medan

Kuesioner. Nasabah terhadap Produk Bank Syariah Muamalat Indonesia. penelitian ini. semata-mata hanya untuk keperluan akademik saja.

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 86 TAHUN 2008 TENTANG

BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BANTEN

BAB I PENDAHULUAN. ketepatgunaan perawatan pasien di rumah sakit. tingkat dasar pada tanggal 12 juli 2014 dan sudah dilakukan kunjungan

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA PRABUMULIH NOMOR TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN SWASTA DIBIDANG MEDIK DAN PENUNJANG MEDIK

BAB III METODE PENELITIAN

53 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perhatian terhadap infeksi daerah luka operasi di sejumlah rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rumah Sakit merupakan tempat pelayanan kesehatan yang selain

SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN SETELAH MENDAPATKAN PENJELASAN (INFORMED CONCENT)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. diperoleh gambaran seperti disajikan pada tabel.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan serta pengujian hipotesis yang

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2012 NOMOR 7 SERI D NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR : 7 TAHUN 2012 TENTANG

Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan

WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 39 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN REMUNERASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO

Formulir RL 2 DATA KETENAGAAN

Semarang, 29 Maret Kepada Yth. Bapak / Ibu Responden Di tempat. Dengan hormat, Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

( Rahmad Edi Sembiring) ( )

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan kesehatan bersifat holistik atau menyeluruh. Dalam mengupayakan

Indonesia. Pertamedika memiliki visi menjadi korporasi bisnis kesehatan terdepan dan terpercaya yang memiliki keunggulan bersaing berkelanjutan di

SUMBER DAYA MANUSIA. A. Penduduk

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen pada hakekatnya adalah proses pengambilan keputusan dalam. kemampuan manajemen menggunakan informasi tersebut.

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG. ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.25, 2008 DEPARTEMEN PERTAHANAN. RUMAH SAKIT dr Suyoto. Organisasi. Tata Kerja.

LAMPIRAN 1 INSTRUMEN PENELITIAN

Sistem yang digunakan di RSUD Simo Boyolali berbeda antara dokter spesialis, dokter umum dan perawat. Untuk insentif dokter spesialis berdasarkan

ANALISIS BPJS KESEHATAN

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 012 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 33 TAHUN 2011

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

PERATURAN WALIKOTA BANDA ACEH NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. puskesmas. Menurut Permenkes RI Nomor 75 tahun 2014 tentang. Pusat Kesehatan Masyarakat, Pusat Kesehatan Masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. 128/MENKES/SK/II/2004 sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas kesehatan

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Profil Rumah Sakit Rumah sakit umum adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan semua jenis penyakit dari yang bersifat dasar sampai spesialistik dan mempunyai karakteristik pelayanan yang berbeda dengan industri jasa lainnya. Menurut Yanuar Hamid (2004:2), rumah sakit mempunyai karakteristik sebagai berikut: 1) Diberikan selama 24 jam terus menerus selama 365 hari dalam setahun. 2) Pelayanan bersifat individual. 3) Setiap saat bisa terjadi kedaruratan medik. 4) Setiap saat bisa menghadapi kejadian luar biasa. 5) Padat teknologi, modal dan tenaga. Dengan adanya karakteristik tersebut, maka diperlukan sumber daya (manusia, obatobatan, alat kesehatan, makanan dan sebagainya) yang harus selalu tersedia setiap saat. Secara umum sumber daya manusia meliputi tenaga medis, paramedis dan non medis yang dimiliki rumah sakit umum yang diteliti yaitu: 1) Tenaga medis, dengan pendidikan sebagai berikut: (1) Dokter Umum (2) Dokter Gigi (3) Dokter Spesialis/Subspesialis

113 2) Tenaga paramedis, dengan pendidikan sebagai berikut: (1) Sarjana Keperawatan (2) Akademi Kebidanan (3) Akademi Keperawatan (4) Sekolah Pendidikan Keperawatan (5) Akademi Gigi (6) Perawat Gigi 3) Tenaga non medis, dengan pendidikan sebagai berikut: (1) Sarjana Kesehatan Masyarakat (2) Sarjana Farmasi/Apoteker (3) Akademi Gizi (4) Akademi Analis Kimia (5) Sekolah Asisten Apoteker (6) Sekolah Menengah Analis Kimia (7) Akademi Kesehatan Lingkungan (8) Akademi Rekam Medis (9) Akademi Sekretaris (10) SLTA (11) SLTP (12) Sarjana dan Diploma lainnya, seperti Akuntansi, Manajemen dan Komputer.

114 berikut ini: Status kepegawaian tenaga medis, paramedis dan non medis seperti Tabel 4.6. Tabel 4.1. Status Kepegawaian Tenaga Medis, Paramedis dan Non Medis Tahun 2005 No. Petugas Status Kepegawaian 1. Tenaga Medis Pegawai Negeri Sipil (PNS), Pegawai Tidak Tetap (PTT) 2. Paramedis Pegawai Negeri Sipil (PNS), Pegawai Tidak Tetap (PTT), Honor Daerah dan Sukarela 3. Tenaga Non Medis Pegawai Negeri Sipil (PNS), Pegawai Tidak Tetap (PTT), Honor Daerah dan Sukarela Sumber: RSU dan Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2005 (diolah) Dari hasil pengamatan di lapangan rumah sakit umum swasta sangat tergantung terhadap tenaga medis (dokter) terutama dokter spesialis dan dokter sub spesialis dari rumah sakit pemerintah. Hal ini menimbulkan permasalahan seperti terlambatnya pelayanan kepada pasien, tertundanya jadwal operasi dan sebagainya. Kondisi harus diantisipasi oleh pihak rumah sakit umum swasta di masa yang akan datang, sehingga tidak mengganggu kelancaran pelayanan terhadap pasien. Menurut Undang-Undang No. 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran pasal 37 bahwa seorang dokter atau dokter gigi diberikan izin praktek hanya di tiga tempat. Peraturan ini dikeluarkan untuk meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat, sehingga permasalahan keterlambatan pelayanan dapat teratasi. Dengan adanya peraturan ini, pihak rumah sakit diharapkan mempunyai dokter sendiri dan tidak tergantung lagi pada rumah sakit lain terutama rumah sakit pemerintah.

115 4.2. Profil Pasien Profil pasien yang pernah dirawat inap yang diteliti dalam penelitian dapat diuraikan sebagai berikut: 4.2.1. Jenis Kelamin Pasien yang menjalani rawat inap yang diteliti terdiri dari 130 orang (59,9%) berjenis kelamin laki-laki dan 87 orang (40,1%) berjenis kelamin perempuan. Karakteristik pasien berjenis kelamin perempuan ini harus diperhatikan pihak rumah sakit, karena konsumen laki-laki dan perempuan berbeda dalam memenuhi kebutuhannya. Hal ini sesuai dengan pendapat Lamb et.al (2002:167) yang menyatakan konsumen laki-laki dan perempuan berbeda dalam memenuhi kebutuhan, sedangkan Kotler dan Amstrong (2001:171) menyatakan jenis kelamin dan budaya merupakan karakteristik konsumen yang memberikan stimuli bagi konsumen untuk memutuskan pembelian suatu produk atau jasa yang ditawarkan.

116 4.2.2. Umur 4.2.: Berdasarkan umur pasien yang pernah dirawat inap dapat dilihat pada Tabel Tabel 4.2. Karakteristik Pasien yang Pernah Dirawat Inap Berdasarkan Umur Umur Frekwensi Persentase < 25 tahun 22 10,1 25-34 tahun 38 17,5 35-44 tahun 41 18,9 45-54 tahun 46 21,2 > 54 tahun 70 32,3 Jumlah 217 100,0 Sumber: Diolah dari Kuesioner Identitas Responden (2005) Dari hasil penelitian pada Tabel 4.2, terlihat pasien terbanyak yang menjalani rawat inap di rumah sakit adalah pasien yang berumur besar dari 54 tahun. Hasil ini mengindikasikan bahwa kenaikan umur atau usia mempengaruhi sesorang memakai jasa kesehatan, khususnya rumah sakit, karena peningkatan usia cenderung memperlihatkan penurunan kesehatan. Selain itu, umur seseorang akan mempengaruhi perilaku pembeliannya. Menurut Lamb et.al (2002:66), umur merupakan faktor demografi yang berhubungan dengan perilaku pembelian konsumen. Hal ini ditegaskan lagi bahwa bahwa umur dan family life cycle merupakan tahap yang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perilaku konsumen. Pendapat ini didukung juga oleh Kotler et.al (2003:205), yang menyatakan tipe produk yang dibeli orang berubah selama tahap

117 siklus hidup dan usia seseorang perlu diperhatikan pihak pemasar, karena akan mempengaruhi pembelian barang-barang dan jasa. 4.2.3. Tingkat Pendidikan Berdasarkan pendidikan pasien yang pernah dirawat inap dapat dilihat pada Tabel 4.3. berikut ini: Tabel 4.3. Karakteristik Pasien yang Pernah Dirawat Inap Berdasarkan Pendidikan Pendidikan Frekwensi Persentase Tidak sekolah/tidak tamat SD 2 0,9 Tamat SD 25 11,5 Tamat SLTP 54 24,9 Tamat SLTA 51 23,5 Sarjana Muda/Diploma 43 19,8 Sarjana 31 14,3 Pascasarjana 11 5,1 Jumlah 217 100,0 Sumber: Diolah dari Kuesioner Identitas Responden (2005) Dari hasil penelitian pada Tabel 4.2, terlihat pasien yang pernah dirawat inap di rumah sakit sebagian besar berpendidikan SLTP, SLTA Sarjana dan Sarjana Muda/Diploma. Hal ini mengindikasikan tingkat kesadaran dan kemampuan orang yang berpendidikan lebih tinggi untuk mendapatkan pelayanan kesehatan di rumah, khususnya menjalani rawat inap. Selain itu, tingkat pendidikan dan pendapatan saling terkait satu sama lainnya. Orang yang berpendidikan mempunyai pendapatan yang lebih baik dari orang yang tidak berpendidikan. Hal ini sesuai dengan pendapat Schiffman dan Kanuk (2004:59)

118 yang menyatakan bahwa tingkat pendidikan yang tinggi menghasilkan pendapatan tinggi dan selalu membutuhkan pendidikan dan pelatihan lanjutan. 4.2.4. Pekerjaan Berdasarkan pekerjaan pasien yang pernah dirawat inap dapat dilihat pada Tabel 4.4. berikut ini: Tabel 4.4. Karakteristik Pasien yang Pernah Dirawat Inap Berdasarkan Pekerjaan Pekerjaan Frekwensi Persentase Buruh/Tukang/Tani 34 15,6 Pedagang/ Wiraswasta 44 20,3 Pegawai Negeri 52 24,0 Pegawai BUMN 8 3,7 Pegawai Swasta 46 21,2 TNI/POLRI 20 9,2 Lain-lain 13 6,0 Jumlah 217 100,0 Sumber: Diolah dari Kuesioner Identitas Responden (2005) Dari hasil penelitian pada Tabel 4.4, terlihat sebagian besar pasien bekerja sebagai pegawai negeri, pedagang/wiraswasta, dan pegawai swasta. Pekerjaan akan mempengaruhi pendapatan seseorang. Hal ini sesuai dengan pendapat Schiffman dan Kanuk (2004:59) bahwa pendidikan, pekerjaan dan pendapatan mempunyai hubungan sebab akibat.

119 4.2.5. Tingkat Pendapatan Keluarga Berdasarkan pendapatan keluarga dapat dilihat pada Tabel 4.5. berikut ini: Tabel 4.5. Karakteristik Pasien yang Pernah Dirawat Inap Berdasarkan Pendapatan Keluarga Pekerjaan Frekwensi Persentase < Rp.1.000.000 23 10,6 Rp.1.000.000- Rp.2.000.000 40 18,4 Rp.2.000.000- Rp.3.000.000 44 20,3 Rp.3.000.000- Rp.4.000.000 51 23,5 Rp.4.000.000- Rp.5.000.000 28 12,9 > Rp.5.000.000 31 14,3 Jumlah 217 100,0 Sumber: Diolah dari Kuesioner Identitas Responden (2005) Dari hasil penelitian pada Tabel 4.5, terlihat pendapatan keluarga pasien yang pernah dirawat inap di rumah sakit sebagian besar berpendapatan Rp.1.000.000- Rp.4.000.000. Menurut Lamb et.al (2002:66), pendapatan adalah faktor demografi yang populer untuk segmentasi pasar, karena tingkat pendapatan mempengaruhi daya beli mereka. Dari hasil wawancara di lapangan ditemukan bahwa keluarga pasien yang pernah dirawat inap akan meminjam atau minta bantuan saudara atau teman, jika kekurangan dana untuk membayar biaya rumah sakit. Mereka berpendapat kesehatan merupakan hal yang lebih penting, uang bisa dicari jika mereka sehat. Hal ini bisa menjadi peluang bagi industri jasa kesehatan khususnya rumah sakit.