GAMBARAN KLINIS PASIEN SIROSIS HATI: STUDI KASUS DI RSUP DR KARIADI SEMARANG PERIODE JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA

dokumen-dokumen yang mirip
GAMBARAN KLINIS PASIEN SIROSIS HATI: STUDI KASUS DI RSUP DR KARIADI SEMARANG PERIODE LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam mempertahankan hidup. Hati termasuk organ intestinal terbesar

BAB IV METODE PENELITIAN. Dalam, Sub Bagian Gastroenterohepatologi.

PROFIL PASIEN SIROSIS HATI YANG DIRAWAT INAP DI RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE AGUSTUS 2012 AGUSTUS 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. arsitektur hepar dan pembentukan nodulus regenatif (Nurdjanah, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. arsitektur hati dan pembentukan nodulus regeneratif (Sherlock dan Dooley,

KARAKTERISTIK KLINIS PASIEN KARSINOMA HEPATOSELULER: STUDI KASUS DI RSUP DR KARIADI SEMARANG PERIODE

BAB 1 PENDAHULUAN. pemeriksaan rutin kesehatan atau autopsi (Nurdjanah, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. Sirosis hati merupakan stadium akhir dari penyakit. kronis hati yang berkembang secara bertahap (Kuntz, 2006).

24. Liver cirrhosis Epidemiological and Clinical Aspects Department of Internal Medicine Sahlgrenska University Hospital, Goteborg University, Sweden

BAB I PENDAHULUAN. kasus. Kematian yang paling banyak terdapat pada usia tahun yaitu

ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH. FAKTOR RISIKO KEMATIAN PENDERITA SIROSIS HATI DI RSUP Dr. KARIADI SEMARANG TAHUN

BAB IV METODE PENELITIAN. Bidang Ilmu Kedokteran khususnya adalah Ilmu Penyakit Dalam, Sub-bagian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Penyakit hati menahun dan sirosis merupakan penyebab kematian kesembilan di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang penelitian. dengan morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Banyak pasien yang meninggal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. akhir fibrosis hepatik yang berlangsung progresif yang ditandai dengan distorsi

Gambaran Derajat Varises Esofagus Berdasarkan Beratnya Sirosis Hepatis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. WHO pada tahun 2002, memperkirakan pasien di dunia

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA HEPATITIS B DI RUMAH SAKIT SANTO YUSUP BANDUNG TAHUN 2014

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan pada penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit

BAB IV METODE PENELITIAN. Bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Penyakit Dalam, Sub-bagian

GAMBARAN KLINIS PASIEN GASTROENTERITIS DEWASA YANG DIRAWAT INAP DI RSUD DR. PIRNGADI MEDAN PERIODE JUNI DESEMBER 2013 OLEH :

BAB 1 PENDAHULUAN. Perubahan struktur masyarakat agraris ke masyarakat industri banyak

BAB I PENDAHULUAN. Hati merupakan organ terbesar dalam tubuh dan. menyumbang 1,5-2% dari berat tubuh manusia (Ghany &

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Gambaran Jumlah Trombosit Berdasarkan Berat Ringannya Penyakit pada Pasien Sirosis Hati dengan Perdarahan di RSUP Dr. M.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. kesembilan di Amerika Serikat, sedangkan di seluruh dunia sirosis menempati urutan

BAB I PENDAHULUAN. akhir fibrosis hepatik yang berlangsung progresif yang ditandai dengan distorsi

BAB I PENDAHULUAN. limfoid, dan sel neuroendocrine. Dari beberapa sel-sel tersebut dapat berubah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. varises pada pasien dengan sirosis sekitar 60-80% dan risiko perdarahannya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KARAKTERISTIK PENDERITA SIROSIS HATI RAWAT INAP DI RSUD DR PIRNGADI MEDAN TAHUN

HUBUNGAN SKOR APRI DENGAN DERAJAT VARISES ESOFAGUS PASIEN SIROSIS HATI KARENA HEPATITIS B

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit hati di Indonesia umumnya masih tergolong tinggi. Berdasarkan

LAPORAN AKHIR PENELITIAN Karya Tulis Ilmiah

PROPORSI DAN KARAKTERISTIK PENYEBAB PERDARAHAN SALURAN CERNA BAHAGIAN ATAS BERDASARKAN HASIL PEMERIKSAAN ENDOSKOPI DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN

a. Tujuan terapi.. 16 b. Terapi utama pada hepatitis B.. 17 c. Alternative Drug Treatments (Pengobatan Alternatif). 20 d. Populasi khusus

PREVALENSI TERJADINYA TUBERKULOSIS PADA PASIEN DIABETES MELLITUS (DI RSUP DR.KARIADI SEMARANG) LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. peradangan sel hati yang luas dan menyebabkan banyak kematian sel. Kondisi

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu anestesi dan terapi intensif.

HUBUNGAN KOMPLIKASI, SKOR CHILD-TURCOTTE, DAN USIA LANJUT SEBAGAI FAKTOR RISIKO KEMATIAN PADA PASIEN SIROSIS HATI DI RSUD DR.SOEDARSO PONTIANAK TAHUN

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Sirosis hati (SH) menjadi problem kesehatan utama di

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian...

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilakukan adalah RSUP Dr. Kariadi Semarang.

sex ratio antara laki-laki dan wanita penderita sirosis hati yaitu 1,9:1 (Ditjen, 2005). Sirosis hati merupakan masalah kesehatan yang masih sulit

BAB 4 METODE PENELITIAN. Semarang, dimulai pada bulan Mei 2014 sampai dengan Juni 2014.

B A B I PENDAHULUAN. kesehatan global karena prevalensinya yang cukup tinggi, etiologinya yang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Sirosis hati merupakan salah satu permasalahan. penting dalam bidang kesehatan karena dapat menimbulkan

Distribusi Geografis dan Tingkat Keparahan Pasien Karsinoma Hepatoseluler Etiologi Virus Hepatitis B di RS.Dr Kariadi LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB IV METODE PENELITIAN. Bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Penyakit Dalam. Semarang Jawa Tengah. Data diambil dari hasil rekam medik dan waktu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sirosis hati merupakan penyakit kronis hati yang ditandai dengan fibrosis,

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN SKOR APRI

ANGKA KEMATIAN PASIEN PNEUMONIA DI ICU DAN. HCU RSUP dr. KARIADI

BAB IV METODE PENELITIAN. Bidang keilmuan penelitian ini adalah ilmu anestesiologi dan terapi intensif.

ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT DIABETES MELITUS PADA ORANG DEWASA YANG DIRAWAT INAP DIRUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA MULTIDRUG-RESISTANT TUBERCULOSIS DI RUMAH SAKIT PARU DR.H.A.ROTINSULU, BANDUNG TAHUN 2014

ABSTRAK PREVALENSI DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN HIPERTENSI DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015

HUBUNGAN ANTARA KADAR ALBUMIN DAN KEJADIAN ASITES PADA PENDERITA SIROSIS HEPATIS YANG TERDIAGNOSIS PERTAMA KALI DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA

BAB IV METODE PENELITIAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU TENTANG FAKTOR RISIKO PENYAKIT SEREBROVASKULAR TERHADAP KEJADIAN STROKE ISKEMIK ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH

ABSTRAK PROFIL PENDERITA HEMOPTISIS PADA PASIEN RAWAT INAP RSUP SANGLAH PERIODE JUNI 2013 JULI 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. hepatitis virus B dan C. Selain itu, faktor risiko lain yang dapat bersama-sama atau berdiri

BAB III METODE PENELITIAN. mengetahui jenis-jenis efek samping pengobatan OAT dan ART di RSUP dr.

RINGKASAN. Penyakit hati kronis merupakan masalah kesehatan masyarakat, tetapi sering tidak diketahui, karena tidak menunjukkan gejala untuk

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi saluran napas bawah masih tetap menjadi masalah utama dalam

BAB V HASIL PENELITIAN. Universitas Diponegoro / RSUP Dr. Kariadi Semarang dan RSUD Kota

BAB IV METODE PENELITIAN

ABSTRAK GAMBARAN PASIEN KANKER PARU DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2013 DESEMBER 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV METODE PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN PENGELOLAAN AWAL INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA ANAK

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP LAMA RAWAT INAP PADA PASIEN DEMAM BERDARAH DENGUE DI RSUP DR KARIADI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. dunia dan menyebabkan angka kematian yang tinggi. Penyakit ini

BAB I PENDAHULUAN. oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis sebagian besar bakteri ini menyerang

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

AZIMA AMINA BINTI AYOB

HUBUNGAN ANTARA MEROKOK DENGAN TERJADINYA KANKER PARU DI DEPARTEMEN PULMONOLOGI FK USU/RSUP H.ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2014

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PROLAPSUS UTERI DI RSUP Dr. KARIADI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) termasuk ke dalam penyakit

KATA PENGANTAR. Puji syukur kepada Allah SWT, karena atas rahmat-nya penulis dapat

BAB I PENDAHULUAN. Sindrom klinik ini terjadi karena adanya respon tubuh terhadap infeksi, dimana

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN. Pengambilan sampel penelitian dilakukan pada bulan Juni-Juli 2016 di bagian

GAMBARAN FAKTOR RISIKO PADA PENDERITA STROKE ISKEMIK. Oleh : YULI MARLINA

PERBANDINGAN VALIDITAS SKOR MAYO END STAGE LIVER DISEASE DAN SKOR CHILD-PUGH DALAM MEMPREDIKSI KETAHANAN HIDUP 12 MINGGU PADA PASIEN SIROSIS HEPATIS

ABSTRAK PREVALENSI APENDISITIS AKUT PADA ANAK DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2011

BAB 1 : PENDAHULUAN. perubahan. Masalah kesehatan utama masyarakat telah bergeser dari penyakit infeksi ke

ANGKA KEMATIAN PASIEN GAGAL JANTUNG. KONGESTIF DI HCU DAN ICU RSUP dr. KARIADI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB IV METODE PENELITIAN. obstetri dan ginekologi. analisis data dilakukan sejak bulan Maret Juni menggunakan pendekatan retrospektif.

ABSTRAK PREVALENSI DAN GAMBARAN PASIEN KARSINOMA NASOFARING DI RSUP DR. HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014

Gambaran Kadar Trombosit, Besar Limpa dan Kadar Albumin Serum pada Pasien Sirosis Hati dengan Varises Esofagus

Oleh: KHAIRUN NISA BINTI SALEH FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian belah lintang (Cross Sectional) dimana

ABSTRAK GAMBARAN SKOR OHIP-14 PASIEN KANKER KEPALA DAN LEHER YANG MENDAPATKAN RADIOTERAPI DAN KEMOTERAPI DI RSUP SANGLAH TAHUN 2016

PROFIL PENDERITA INFEKSI SISTEM SARAF PUSAT PADA ANAK DI RSUP. H. ADAM MALIK TAHUN 2012

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup waktu penelitian ini adalah tahun 2015

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Penyakit Dalam. Waktu: Waktu penelitian dilaksanakan pada Maret-Juli 2013.

ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK MIGRAIN DI RUMAH SAKIT UMUM PENDIDIKAN (RSUP) DR. HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE JANUARI 2010 JUNI 2012

Transkripsi:

GAMBARAN KLINIS PASIEN SIROSIS HATI: STUDI KASUS DI RSUP DR KARIADI SEMARANG PERIODE 2010-2012 JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar sarjana Strata-1 Kedokteran Umum NI MADE TUTY MARSELINA 22010110110031 PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO 2014

GAMBARAN KLINIS PASIEN SIROSIS HATI: STUDI KASUS DI RSUP DR KARIADI SEMARANG PERIODE 2010-2012 Ni Made Tuty Marselina 1, Hery Djagat Purnomo 2 ABSTRAK Latar Belakang : Sirosis hati merupakan keadaan patologis dimana hati mengalami kerusakan dan fungsinya sangat terganggu. Di Indonesia, sirosis hati dengan komplikasinya merupakan masalah kesehatan yang masih sulit diatasi. Hal ini ditandai dengan angka kesakitan dan kematian yang tinggi. Tujuan : Mengetahui gambaran klinis pasien sirosis hati di RSUP Dr. Kariadi Semarang periode 2010-2012. Metode : Merupakan penelitian deskriptif dengan rancangan penelitian secara belah lintang atau cross sectional. Sampel adalah penderita sirosis hati yang datang berobat di RSUP Dr. Kariadi Semarang periode 2010-2012. Data dianalisa dengan uji deskriptif dan uji chi square. Hasil : Keluhan utama pasien sewaktu datang terbanyak adalah perut membesar (36,4%), penderita terbanyak laki-laki (67,7%), berusia antara 51-60 tahun (34,3%), etiologi terbanyak karena virus hepatitis B (60,7%), dengan klasifikasi Child- Pugh C (61,5%), penyakit komorbid terbanyak ialah sepsis (6,3%), komplikasi yang ditimbulkan terbanyak ialah asites (73,9%), lama rawatan rata-rata 9 hari, possible risk factors yang menyebabkan kematian ialah skor Child-Pugh, penyakit komorbid seperti sepsis, komplikasi seperti ensefalopati hepatikum. Simpulan : Gambaran klinis pasien sirosis hati dapat dilihat dari keluhan utama, sosiodemografi pasien (jenis kelamin dan usia), etiologi, skor Child-Pugh, penyakit komorbid, komplikasi, lama rawatan rata-rata serta possible risk factors yang dapat menyebabkan kematian. Kata kunci : Gambaran klinis, sirosis hati. 1 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 2 Staf Pengajar Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang

CLINICAL PROFILE OF PATIENTS WITH CIRRHOSIS OF LIVER: CASE STUDY AT RSUP DR KARIADI SEMARANG ABSTRACT Background : Liver cirrhosis was a pathological condition when liver got damaged and its function was disturbed. In Indonesia, liver cirrhosis and its complication became a heatlh problem which was hard to overcome. This was signed with the high rate of morbidity and mortality. Objective : To determine the clinical features of liver cirrhosis patients in Dr. Kariadi hospital Semarang year 2010-2012. Methods : A descriptive cross sectional analytic study. Samples were liver cirrhosis patients who came for treatment at Dr. Kariadi hospital Semarang year 2010-2012. Data were analyzed with descriptive test and chi square test. Results : The main symptom the most patient when it comes abdominal bloating (36.4%), most male patients (67.7%), aged between 51-60 years (34.3%), the etiology of most due to hepatitis B virus (60.7%), with the clasification Child- Pugh C (61.5%), sepsis is the most comorbid diseases (6.3%), complications of ascites is caused most (73.9%), long maintainability average of 9 day, possible risk factors, which caused the death was Child-Pugh score, comorbid diseases such as sepsis, complications such as hepatic encephalopathy. Conclusions : The clinical presentation of patients with liver cirrhosis can be seen from the main complaints, patient sociodemographic (gender and age), etiology, Child-Pugh score, comorbid disease, complications, long maintainability average and possible risk factors that can lead to death. Keywords : Clinical features, liver cirrhosis.

PENDAHULUAN Sirosis hati adalah keadaan patologis yang menggambarkan stadium akhir fibrosis hepatik yang berlangsung progresif yang ditandai dengan distorsi dari arsitektur hati dan pembentukan nodulus regeneratif, yang mengakibatkan penurunan fungsi hati. 1 Sirosis hati dengan komplikasinya merupakan masalah kesehatan yang masih sulit diatasi di Indonesia. Hal ini ditandai dengan angka kesakitan dan kematian yang tinggi. Secara umum diperkirakan angka insiden sirosis hati di rumah sakit seluruh Indonesia berkisar antara 0,6-14,5%. 2 Penelitian di Indonesia menyebutkan bahwa virus hepatitis B menyebabkan sirosis sebesar 40-50% dan virus hepatitis C 30-40%, sedangkan 10-20% penyebabnya tidak diketahui, alkohol sebagai penyebab sirosis hati di Indonesia mungkin frekuensinya kecil sekali karena belum ada datanya. 3 Berdasarkan data World Health Organisation (WHO) 2004 sirosis hati merupakan penyebab kematian ke delapan belas di dunia, dengan prevalensi 1,3%. 4 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran klinis yang mempengaruhi kejadian sirosis hati di RSUP Dr. Kariadi Semarang. METODE Jenis penelitian ini adalah studi deskriptif dengan rancangan penelitian secara belah lintang atau cross sectional. Subyek penelitian adalah penderita yang datang berobat di RSUP Dr. Kariadi yang memenuhi kriteria inklusi. Jumlah subyek penelitian yang memenuhi kriteria penelitian hanya 303 subyek, diambil dari catatan medik pasien sirosis hati dengan cara purposive sampling. Analisis data menggunakan uji Chi Square, uji Fisher s Exact.

HASIL Jumlah Pasien Sirosis Hati Selama periode tahun 2010-2012, didapatkan sebanyak 362 pasien sirosis hati yang dirawat di instalasi rawat inap penyakit dalam RSUP Dr. Kariadi. Tetapi hanya ditemukan 303 sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Pada tahun 2010 didapatkan 112 pasien sirosis hati dengan proporsi 37%, yang meninggal sebanyak 22 orang dengan proporsi 36,7%. Tahun 2011 didapatkan 123 pasien sirosis hati dengan proporsi 40,6%, yang meninggal 22 orang dengan proporsi 36,7%. Dan tahun 2012 didapatkan 68 pasien sirosis hati dengan proporsi 22,4%, yang meninggal 16 orang dengan proporsi 26,7%. Total pasien yang meninggal dunia sebanyak 60 orang, sedangkan 243 pasien lainnya keluar dari rumah sakit dalam keadaan hidup. Prosentase penderita sirosis hati yang meninggal dalam jangka waktu 3 tahun adalah 19,8%. 140 120 100 JUMLAH 80 60 40 20 Total pasien Hidup Meninggal 0 2010 2011 2012 TAHUN Gambar 1. Diagram Bar Jumlah Pasien Sirosis Hati Tahun 2010-2012

Karakteristik pasien Tabel.1 Karakteristik pasien Variabel Frekuensi Prosentase Jenis kelamin Laki-laki 205 67,7 Perempuan 98 32,3 Usia < 31 tahun 10 3,3 31 40 tahun 21 6,9 41 50 tahun 79 26,1 51 60 tahun 104 34,3 61 70 tahun 59 19,5 > 70 tahun 30 9,9 Keluhan utama Perut membesar 111 36,4 Muntah darah 63 20,7 Berak darah 32 10,5 Penurunan kesadaran 18 5,9 Nyeri perut 17 5,6 Badan lemas 15 4,9 Mata kuning 13 4,3 Lain2 48 15,7 Etiologi Virus HBV 184 60,7 HCV 55 18,2 HBV dan HCV 17 30,9 Non Virus NAFLD 21 6,9 Lain-lain 59 19,5 Klasifikasi Child-Pugh A 15 6,4 B 75 32,1 C 144 61,5 Penyakit komorbid Sepsis 19 6,3 Efusi pleura 7 2,3 TB paru 5 1,7 Pneumonia 4 1,3

Penyakit jantung 3 1 Komplikasi Asites 224 73,9 Perdarahan varises esofagus 223 73,7 Ensefalopati hepatikum 66 21,8 Karsinoma hepatoseluler 34 11,2 Gastropati HT porta 29 12,9 Sindroma hepatorenal 5 1,7 Peritonitis bakterialis spontan 1 0,3 Survival rate Meninggal 60 19,8 Hidup 243 80,2 Lama Rawatan Rata-rata Tabel 2. Rerata pasien sirosis hati berdasarkan lama rawatan Variabel N Median Min. Max. Lama perawatan 303 9 0 48 Pada (tabel 1) disimpulkan bahwa keluhan utama pasien sewaktu datang terbanyak adalah perut membesar sebesar 36,4%, laki-laki yang memiliki proporsi lebih besar (67,7%) dengan kelompok usia antara 51-60 tahun sebesar 34,3%. Etiologi karena virus hepatitis B penyebab sirosis terbanyak (60,7%) dengan skor Child-Pugh C (61,5%). Penyakit komorbid terbanyak adalah sepsis (6,3%), komplikasi terbanyak adalah asites (73,9%). Lama rawatan rata-rata pasien yang terdiagnosis sirosis hati adalah 9 hari, dengan maksimal lama rawatan 48 hari (tabel 2). Possible Risk Factors Kematian Pasien Sirosis Hati Tabel 3. Hasil Uji Chi Square Terhadap Possible Risk Factors Kematian Pasien Sirosis Hati Status Variabel Membaik Meninggal p n (243) % n (60) % Usia 0,761 < 31 9 3,7 1 1,7 31 40 18 7,4 3 5 41 50 64 26,3 15 25

51 60 85 35 19 31,7 61 70 44 18,1 15 25 > 70 23 9,5 7 11,7 Klasifikasi Child-Pugh 0,001 * A 15 8,2 0 0 B 71 39 4 7,7 C 96 52,7 48 92,3 Komorbid Efusi pleura 4 14,4 0 5 Pneumonia 4 9,1 3 25 TB paru 5 2,1 0 0 Sepsis 1 0 18 11,7 0,000* Penyakit jantung 3 0,4 0 30 Komplikasi Perdarahan varises Esofagus 181 74,5 42 70 Ensefalopati Hepatikum 25 10,3 41 68,3 0,001* Karsinoma Hepatoseluler 29 11,9 5 8,3 Sindroma Hepatorenal 3 1,2 2 3,3 Ascites 177 72,8 47 78,3 Peritonitis bacterial spontan 0 0 1 1,7 Gastropati HT Porta 34 14 5 8,3 Keterangan : * Signifikan p < 0,05 Pearson Chi Square Fisher s Exact Test Pada (tabel 3), dapat dilihat berdasarkan uji Chi Square (x 2 ) antara variabel usia, klasifikasi Child-Pugh, penyakit komorbid dan komplikasi terhadap Possible Risk Factors kematian pada pasien sirosis hati, jika p < 0,05 maka dapat disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan antara variabel terhadap Possible Risk Factors kematian pada pasien sirosis hati. Skor Child-Pugh, penyakit komorbid seperti sepsis, serta komplikasi seperti ensefalopati hepatikum pada penelitian ini bermakna secara statistik sehingga merupakan possible risk factors kematian pada pasien sirosis hati.

PEMBAHASAN Dari hasil penelitian yang dilakukan, didapatkan sebanyak 362 pasien yang terdiagnosis sirosis hati di RSUP Dr. Kariadi selama periode tiga tahun, yaitu tahun 2010-2012. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Karina (2007), selama lima tahun yaitu tahun 2002-2006 terdapat 637 penderita yang dirawat inap di bagian penyakit dalam. 5 Keluhan utama yang paling banyak dikeluhkan penderita sirosis hati yang datang berobat ke RSUP Dr. Kariadi adalah perut membesar. Sama seperti penelitian Robin Maskey,dkk (2011) keluhan utama terbanyak yang datang ke rumah sakit Dharan, Nepal juga perut membesar. 6 Adanya keluhan perut membesar ini disebabkan karena penderita yang datang berobat ke RSUP Dr. Kariadi Semarang sudah dalam fase lanjut, kurangnya pengetahuan tentang gejala sirosis hati inilah yang menyebabkan pasien datang terlambat untuk berobat. Pada penelitian ini didapatkan jumlah penderita sirosis hati yang berjenis kelamin laki-laki sebesar 205 dan perempuan sebesar 98 penderita dengan rasio laki-laki : perempuan sebesar 2,1 : 1, sama dengan penelitian Robin Maskey,dkk (2011) penderita sirosis laki-laki lebih banyak dengan rasio laki-laki : perempuan juga sebesar 2,1 : 1. 6 Penyebabnya sampai sekarang masih belum jelas, tetapi dapat dikaitkan dengan kebiasaan laki-laki yang sering mengkonsumsi alkohol dimana alkohol merupakan salah satu penyebab terjadinya sirosis hati. Rerata umur penderita sirosis hati adalah 54 tahun. Hasil penelitian ini tidak jauh berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh S. K. Sarin,dkk (1988) didapatkan rerata umur penderita sirosis hati yaitu (40-3±16-4) tahun. 7 Penderita sirosis hati terbanyak berdasarkan umur yaitu pada kelompok umur 51-60 tahun, tidak berbeda jauh dengan penelitian yang dilakukan oleh Cika Tio Anggela Simamora (2013) di RSUD Dr. Soedarso Pontianak pasien sirosis paling sering pada kelompok usia 50-59 tahun. 8 Gejala dan tanda penyakit ini baru akan muncul bertahun-tahun kemudian setelah penderita terpapar faktor risiko dalam waktu yang lama ataupun pernah mengalami penyakit hati lain seperti hepatitis B. Secara statistik penelitian ini tidak terdapat hubungan yang bermakna terhadap possible

risk factor kematian pada pasien sirosis hati, itu berarti berapapun usia pasien dapat menjadi possible risk factor kematian. Jumlah penderita sirosis hati yang terinfeksi virus hepatitis B memiliki jumlah terbanyak sebesar 184 penderita (60,7%), virus hepatitis C sebanyak 55 penderita (18,2%), dan penderita dengan co-infeksi kedua virus hepatitis C dan hepatitis B sebanyak 17 penderita (30,9%). Beda dengan penelitian yang dilakukan oleh Mendez-Sanchez N,dkk (2004) etiologi karena alkohol sebanyak 587 penderita (39,5%) yang paling banyak ditemukan, etiologi lainnya karena terinfeksi virus Hepatitis C sebanyak 544 pasien (36,6%), kriptogenik sebanyak 154 penderita (10,4%), Primary Biliary Cirrhosis (PBC) sebanyak 84 penderita (5,7%), terinfeksi virus Hepatitis B sebanyak 75 penderita (5,0%) dan lain-lain sebanyak 42 penderita (2,8%). Hal ini karena kebiasaan masyarakat Mexico yang mengkonsumsi alkohol. 9 Prognosis penderita sirosis hati dapat dinilai dengan skor Child-Pugh. Namun dalam penelitian ini tidak semua penderita sirosis hati dapat dinilai skor Child-Pughnya karena beberapa parameter Child-Pugh tidak tertulis lengkap dalam rekam medik. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa kebanyakan penderita sirosis hati di RSUP Dr. Kariadi memiliki skor Child-Pugh C. Child-Pugh C menunjukkan bahwa kapasitas fungsi hati sudah sangat buruk, jadi kebanyakan penderita sirosis yang datang ke rumah sakit sudah dalam kondisi fungsi hati yang buruk. Kemudian dalam penelitian ini hasil uji statistik menunjukkan adanya hubungan antara risiko kematian dengan skor Child-Pugh. Pada penelitian yang dilakukan oleh Karina (2007) pasien sirosis hati yang datang berobat ke RSUP Dr. Kariadi periode tahun 2002-2006 kebanyakan datang dengan skor Child-Pugh C, 5 ini berarti belum adanya perubahan baik dari segi masyarakatnya yang belum mengerti tentang gejala sirosis hati maupun pelayanan di RSUP Dr. Kariadi sendiri yang masih perlu diperbaiki sebab pada penelitian ini skor Child-Pugh tidak semua dapat dinilai karena tidak lengkapnya hasil lab, dan seringkali tidak dilakukannya pemeriksaan bilirubin, albumin dan Prothrombin Time. Penderita sirosis hati dengan Child-Pugh C mempunyai risiko kematian yang lebih besar dari pada penderita dengan skor Child-Pugh B dan Child-Pugh

A. Skor Child-Pugh A dan Child-Pugh B lebih banyak terjadi pada pasien sirosis hati yang mengalami perbaikan keadaan dibanding pasien sirosis hati yang meninggal, sedangkan skor Child-Pugh C lebih banyak terjadi pada pasien sirosis hati yang meninggal (92,3%) dibanding pasien sirosis hati yang mengalami perbaikan keadaan (52,7%). Variabel yang dinilai pada Skor Child-Pugh adalah kadar bilirubin total serum, serum albumin, Prothrombin Time, asites, dan ensefalopati hepatikum. Kriteria asites dan ensefalopati menggambarkan tingkat beratnya hipertensi portal, sedangkan kriteria lainnya yaitu ikterus, albumin, dan status nutrisi menggambarkan fungsi metabolisme hepar. 10 Uji statistik menunjukkan adanya perbedaan bermakna antara skor Child-Pugh terhadap penderita sirosis hati yang meninggal. Hal ini membuktikan bahwa semakin tinggi skor Child-Pugh maka semakin buruk prognosis penderita. Penelitian Robin Maskey,dkk (2011) juga menyebutkan bahwa terdapat 16% penderita sirosis ( 35 tahun) dan 56% penderita sirosis ( 35 tahun) yang memiliki skor Child-Pugh C, tetapi yang sering menyebabkan kematian bukan karena skor Child-Pugh C melainkan karena alkohol. 6 Adanya penyakit komorbid dapat menjadi faktor risiko kematian pada penderita sirosis. Pada penelitian ini penyakit komorbid yang terjadi yaitu efusi pleura, pneumonia, TB baru, sepsis, dan penyakit jantung. Penyakit komorbid terbanyak yaitu sepsis dan memiliki hubungan dengan kematian. Komplikasi yang terjadi akibat sirosis hati pada penelitian ini diantaranya perdarahan varises esophagus, ensefalopati hepatikum, karsinoma hepatoseluler, sindroma hepatorenal, asites, peritonitis bakterialis spontan, dan gastropati hipertensi porta. Komplikasi terbanyak pada pasien sirosis hati yang dirawat inap di RSUP Dr. Kariadi adalah asites, sedangkan yang menunjukkan secara jelas memiliki hubungan dengan kematian adalah ensefalopati hepatikum, dilihat dari nilai p = 0,001. Penelitian Wittenburg H,dkk (2011) menyebutkan bahwa komplikasi sirosis hati yaitu ensefalopati hepatikum dan sindrom hepatorenal. 11 Ensefalopati hepatikum merupakan faktor risiko yang menempati urutan ke-3 yang paling kuat hubungannya dengan kematian pasien sirosis hati dan pasien sirosis dengan komplikasi ini berisiko 53,91% mengalami kematian. 12

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa keluhan utama pasien sewaktu datang terbanyak adalah perut membesar sebesar 36,4%, laki-laki yang memiliki proporsi lebih besar (67,7%) dengan kelompok usia antara 51-60 tahun sebesar 34,3%. Etiologi karena virus hepatitis B penyebab sirosis terbanyak (60,7%) dengan skor Child-Pugh C (61,5%). Penyakit komorbid terbanyak adalah sepsis (6,3%), komplikasi terbanyak adalah asites (73,9%). Lama rawatan rata-rata pasien yang terdiagnosis sirosis hati adalah 9 hari, dengan maksimal lama rawatan 48 hari. Skor Child-Pugh, penyakit komorbid seperti sepsis, serta komplikasi seperti ensefalopati hepatikum pada penelitian ini bermakna secara statistik sehingga merupakan possible risk factors kematian pada pasien sirosis hati. Saran Pentingnya anamnesis dan pemeriksaan fisik yang lengkap untuk kelengkapan data pasien di rumah sakit. Pemeriksaan laboratorium seperti bilirubin, albumin, prothrombine time dan kreatinin sebaiknya rutin dilakukan pada kasus sirosis hati agar prognosis penderita dapat ditegakkan. Pemeriksaan serologi HbsAg, anti- HBC dan anti HCV juga sebaiknya menjadi pemeriksaan rutin untuk mencari riwayat hepatitis B dan C sebagai penyebab dari sirosis. Upaya pencegahan terhadap terjadinya komplikasi hendaknya ditingkatkan, misalnya dengan pemeriksaan endoskopi sedini mungkin untuk mencegah perdarahan varises esofagus. Komplikasi yang timbul perlu mendapat perhatian yang serius dan penanganan yang lebih baik lagi, mengingat angka kematian penderita sirosis hati akibat komplikasi cukup tinggi. Untuk hasil yang lebih baik perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih banyak. UCAPAN TERIMAKASIH Peneliti mengucapkan terimakasih kepada Dr. dr. Hery Djagat Purnomo, Sp.PD-KGEH yang telah memberikan saran-saran dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah, kepada dr. Bambang Endro Putranto, Sp.PA (K) selaku ketua penguji dan dr. M. Hussein Gasem, Ph.D, Sp.PD-KPTI selaku penguji, serta pihak-pihak lain yang telah membantu sehingga penelitian ini dapat terlaksana dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA 1. Nurdjanah S. Sirosis hati. Dalam: Sudoyo WA, Setiyohadi B, Alwi I, et al, editor. Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid I. Edisi keempat. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UI, 2007. 2. Deep vein thrombosis in patient with cirrhosis [database on the internet]. Lesmana, dkk. 2009 [cited 16 Januari 2014]. Available from: http://www.who.int/research/en. 3. Kusumobroto O Hernomo. Sirosis Hati dalam buku ajar Ilmu Penyakit Hati. Edisi I. Jakarta: Jayabadi; 2007. 4. The Global Burden Of Deseases 2004 [database on the internet]. WHO. 2008 [cited 16 November 2013]. Available from: www.who.int/evidence/bod. 5. Karina. Faktor Risiko Kematian Penderita Sirosis Hati Di RSUP Dr. Kariadi Semarang Tahun 2002 2006, Jurnal Media Medika Muda [internet]. 2007 [cited 2014 Maret 11]. Available from: http://eprints.undip.ac.id/view/divisions/sch=5fmed/2007.html#group_k. 6. Clinical profile of patients with cirrhosis of liver in a tertiary carehospital, Dharan, Nepal [database on the internet]. Maskey R, Karki P, Ahmed S V, Manandhar D N. 2011 [cited 3 Maret 2014]. Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/22364095. 7. Sarin SK, Chari S, Sundaram KR, Ahuja RK, Anand BS, Broor SL. Young versus adult cirrhosis: a prospective comparative analysis of the clinical profile, natural course and survival. Gut 1988; 29: 101-7. 8. Simamora, C. T. Hubungan Komplikasi, Skor Child-Turcotte dan Usia Lanjut Sebagai Faktor Resiko Kematian Pada Pasien Sirosis Hati di RSUD Dr. Soedarso Pontianak. Pontianak; 2013. 9. Etiology of Liver Cirrhosis in Mexico [database on the internet]. Méndez- Sánchez N, Aguilar-Ramírez JR, Reyes A, Dehesa M, Juárez A, Castañeda B, et al. 2004 [cited 22 Juli 2014]. Available from: http://new.medigraphic.com/cgibin/resumenmaini.cgi?idarticulo=12532.

10. Doubatty, AC. 2009. Perbandingan validitas skor mayo end stage liver disease dan skor child-pugh dalam memprediksi ketahanan hidup 12 minggu pada pasien sirosis hepatis. Semarang: Universitas Diponegoro. 11. Complications of liver cirrhosis [database on the internet]. Wittenburg H, Tennert U, Berg T. 2011 [cited 22 Juli 2014]. Available from: http://europepmc.org/abstract/med/21611819. 12. Shibli, AB; Tachauer, A; Mohanty, SR.; 2006, Outpatient Management of Cirrhosis, Southern Medicaal Journal, 99 (6), 559-561.