PENELUSURAN KESALAHAN SISWA DAN PEMBERIAN SCAFFOLDING DALAM MENYELESAIKAN BENTUK ALJABAR

dokumen-dokumen yang mirip
DIAGNOSIS KESALAHAN SISWA PADA MATERI FAKTORISASI BENTUK ALJABAR DAN SCAFFOLDINGNYA. Imam Safi i*, Toto Nusantara** Universitas Negeri Malang

ANALISIS KESALAHAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL (SPLDV) DAN SCAFFOLDING- NYA BERDASARKAN ANALISIS KESALAHAN NEWMAN

Scaffolding untuk Mengatasi Kesalahan Menyelesaikan Soal Cerita Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

ANALISIS KESALAHAN PENYELESAIAN SOAL PROSEDURAL BENTUK PANGKAT BULAT DAN SCAFFOLDING

PROSES SCAFFOLDING BERDASARKAN DIAGNOSIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH PERTIDAKSAMAAN KUADRAT DENGAN MENGGUNAKAN MAPPING MATHEMATICS

DIAGNOSIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL SERTA UPAYA MENGATASINYA MENGGUNAKAN SCAFFOLDING

BAB V PEMBAHASAN. mengintegrasikan bahasa verbal atau nonverbal. Anak yang memiliki kesulitan

PROSES SCAFFOLDING BERDASARKAN DIAGNOSIS KESULITASN SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH PROGRAM LINEAR

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 3 Tahun 2014

Proses Scaffolding Berdasarkan Diagnosis Kesulitan Siswa dalam Menyelesaikan Masalah Program Linear dengan Menggunakan Mapping Mathematic

PEMBERIAN SCAFFOLDING UNTUK SISWA YANG MENGALAMI KESALAHAN DALAM MENGGAMBAR GRAFIK FUNGSI KUADRAT

KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH PERTIDAKSAMAAN EKSPONEN Fitri Kumalasari, Toto Nusantara, Cholis Sa dijah. Universitas Negeri Malang 1

ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATERI OPERASI ALJABAR BAGI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 SALATIGA

PROSES BERPIKIR SISWA KELAS VIII SMPN 2 BLITAR DALAM PEMECAHAN MASALAH HIMPUNAN DENGAN PEMBERIAN SCAFFOLDING

PROSES BERPIKIR SISWA KELAS IX-G SMP NEGERI 1 WLINGI DALAM MEMECAHKAN MASALAH PERSAMAAN GARIS LURUS DENGAN SCAFFOLDING

MISKONSEPSI PADA PENYELESAIAN SOAL ALJABAR SISWA KELAS VIII BERDASARKAN PROSES BERPIKIR MASON

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL PERSAMAAN DAN IDENTITAS TRIGONOMETRI BERDASARKAN KRITERIA WATSON DI KELAS X SMA AL-AZHAR PALU

ANALISIS KESULITAN SISWA SMK CITRA MEDIKA SUKOHARJO DALAM MENYELESAIKAN SOAL BENTUK AKAR DAN ALTERNATIF PEMECAHANNYA

Diagnosis Kesulitan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita pada Materi Persamaan Linear Satu Variabel dan Pemberian Scaffolding

BAB V PEMBAHASAN. singgung, siswa menemui kesulitan yang berbeda-beda. Sebenarnya kesulitan

ANALISIS KESALAHAN SISWA BERDASARKAN TAHAPAN NEWMAN

Kata Kunci: Hambatan berpikir, Limit barisan, Scaffolding

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENERAPKAN ATURAN EKSPONEN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mengetahui proses pemberian scaffolding untuk mengatasi kesulitan belajar siswa

P - 51 DIAGNOSIS KESALAHAN SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH FAKTORISASI BENTUK ALJABAR

JURNAL ANALISIS KESALAHAN PROSEDURAL SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL BENTUK AKAR KELAS X SMK TI PELITA NUSANTARA TAHUN AJARAN 2016/2017

KONSEP ALJABAR YANG TERLUPAKAN

SCAFFOLDING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA 5

JIME, Vol. 3. No. 1 ISSN April 2017

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA BERDASARKAN TAHAPAN NEWMAN BESERTA BENTUK SCAFFOLDING YANG DIBERIKAN

ANALISIS KESALAHAN MATEMATIKA SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL OPERASI PENJUMLAHAN PECAHAN BENTUK ALJABAR. Herna* ABSTRAK

ANALISIS KESALAHAN MAHASISWA CALON GURU MATEMATIKA DALAM MEMECAHKAN MASALAH PROGRAM LINIER

KISI KISI SOAL TES. Bentuk Soal. No. Soal. Uraian Mengenali bentuk aljabar dan unsur-unsurnya

KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN OPERASI HITUNG ALJABAR BENTUK PECAHAN

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN DI KELAS VII SMPN MODEL TERPADU MADANI

Analisis Kesalahan Siswa Dilihat dari Skema Dalam Menyelesaikan Masalah Matematika AYU ISMI HANIFAH

ANALISIS KESALAHAN SISWA KELAS V SD NEGERI 8 MAMBORO PALU UTARA DALAM MENYELESAIKAN SOAL PERKALIAN DAN PEMBAGIAN PECAHAN

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MELAKUKAN OPERASI ALJABAR. Arini Fardianasari ABSTRAK

Proses Berpikir Siswa dalam Pemecahan Masalah dengan Pemberian Scaffolding

ANALISIS KESALAHAN SISWA KELAS IX DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA KELILING DAN LUAS LINGKARAN DI SMP AL-AZHAR PALU

WAWANCARA KLINIS UNTUK MENGATASI HAMBATAN PENALARAN MATEMATIS SISWA DALAM PENJUMLAHAN PECAHAN DENGAN PENYEBUT YANG BERBEDA DI SMP PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN. SMPN 1 Tulangan dalam Menyelesaikan Masalah-masalah Perbandingan bentuk soal cerita. (Surabaya:IAIN Sunan Ampel, 2010),1

ANALISIS KESALAHAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 19 PALU DALAM MENYELESAIKAN SOAL OPERASI PECAHAN BENTUK ALJABAR

Problematika dalam Pembuktian Pernyataan Menggunakan Prinsip Induksi Matematika serta Alternatif Penyelesaiannya

UPAYA PERBAIKAN KESALAHAN SISWA MENYEDERHANAKAN OPERASI BENTUK ALJABAR DENGAN PEMBELAJARAN KONTEKTUAL

BAB V PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil temuan penelitian tentang kesulitan-kesulitan. kesulitan konsep dan keterampilan (Skill). Yaitu memahami masalah,

Kelengkapan Pemahaman Siswa Terhadap Konsep Persamaan Nilai Mutlak

BAB II KAJIAN PUSTAKA

*Keperluan Korespondensi, telp: ,

BAB V PENUTUP. yang telah diuraikan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

PENGEMBANGAN KISI-KISI UJIAN SEMESTER GANJIL TAHUN 2016/2017

PROSES BERFIKIR DALAM PENGERJAAN SOAL PERSAMAAN GARIS LURUS DAN PEMBERIAN SCAFFOLDING PADA SISWA SMP NEGERI 19 MALANG ARTIKEL ILMIAH

Analisis Kesalahan siswa Pada Topik Aljabar di Kelas VII.1 SMPN 3 Padangsidimpuan. Oleh: Dr. Ahmad Nizar Rangkuti, S. Si., M. Pd 1.

HASIL ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA PADA MATERI RELASI

SCAFFOLDING BERBASIS KEARIFAN LOKAL SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

JURNAL MENDIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR SISWA PADA OPERASI BENTUK ALJABAR MELALUI PEMBELAJARAN REMEDIAL PADA. SISWA KELAS VIII MTs AL-ITTIHADIYAH

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 3 Tahun 2014

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia PMIPA, FKIP, UNS Surakarta, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Scaffolding dalam Menyelesaikan Permasalahan KPK dan FPB

PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS PENDIDIKAN SMK NEGERI 1 BALONGAN

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA MAN 2 JEMBER YANG MEMILIKI GAYA BELAJAR VISUAL

BAB II LANDASAN TEORI

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS Surakarta, Indonesia 2 Dosen Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS Surakarta, Indonesia

Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika ISSN:

PROFIL KESULITAN SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA MATERI POKOK BANGUN RUANG SISI DATARDITINJAU DARI KECERDASAN VISUAL-SPASIAL SISWA

REDUKSI KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL ICAS DENGAN PEMBERIAN TEKNIK SCAFFOLDING BERDASARKAN HASIL PEMETAAN KOGNITIF

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN PENALARAN MATEMATIS MAHASISWA TINGKAT IV MATERI SISTEM BILANGAN KOMPLEKS PADA MATA KULIAH ANALISIS KOMPLEKS

PEMBELAJARAN MATERI BANGUN RUANG SISI LENGKUNG MELALUI PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK DI SMP

ANALISIS KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA KELAS VIIIPADA MATERI TEOREMA PYTHAGORAS

Abstrak. Pendahuluan. Anas et al., Analisis Deskriptif Soal Ujian Nasional Matematika...

WAWANCARA KLINIS BERBASIS KONFLIK KOGNITIF UNTUK MENGATASI MISKONSEPSI SISWA PADA OPERASI PECAHAN BENTUK ALJABAR

PEMAHAMAN KONSEPTUAL SISWA DITINJAU DARI TINGKAT KEMAMPUAN MATEMATIKA MATERI ALJABAR DI SMP

BAB I PENDAHULUAN. Proses pengembangan mutu pendidikan di Indonesia, pemerintah berupaya

Alamat Korespondensi: Jl. Ir. Sutami No. 36A Kentingan Surakarta, , 2)

ANALISIS KESALAHAN MENYELESAIKAN PENGURANGAN PECAHAN DI SDN 6 BULANGO SELATAN KABUPATEN BONE BOLANGO

Agung Wijaya Arifandi et al., Analisis Struktur Hasil Belajar Siswa dalam Menyelesaikan Soal...

PROSES BERPIKIR SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA DITINJAU BERDASARKAN KEMAMPUAN MATEMATIKA

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA MATERI OPERASI PECAHAN BENTUK ALJABAR KELAS VIII SMP NEGERI 2 MALANG

PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS DAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING. Abstrak

PROFIL KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL OPERASI HITUNG CAMPURAN BILANGAN BULAT DI SMP

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Kata Kunci: Pohon Matematika, Berpikir kreatif

IDENTIFIKASI KESALAHAN MAHASISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL PENGANTAR PROBABILITAS

Analisis Kesalahan Mahasiswa Pendidikan Matematika Dalam Menyelesaikan Soal Pertidaksamaan Pada Mata Kuliah Kalkulus I

DIAGNOSIS KESULITAN PEMECAHAN MASALAH STATISTIKA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 1 TUREN MALANG DAN UPAYA MENGATASINYA DENGAN PEMBERIAN SCAFFOLDING

PROSES INTERAKSI BERPIKIR SISWA PADA PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MATERI KUBUS DAN BALOK

KAJIAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA (HASIL TAHAPAN PLAN SUATU KEGIATAN LESSON STUDY MGMP SMA)

Kesulitan Belajar Matematika Berkaitan dengan Konsep pada Topik Aljabar: Studi Kasus pada Siswa Kelas VII Sekolah ABC Lampung

ANALISIS KESALAHAN KONSEP DASAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMPN 4 PERCONTOHAN KARANG BARU SKRIPSI. Diajukan Oleh: MUHAMMAD SYAFARI NIM :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu proses perubahan tingkah laku dan kemampuan seseorang menuju ke arah yang lebih baik

KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH FUNGSI

Departement of Mathematic Education Mathematic and Sains Education Major Faculty of Teacher Training and Education Riau University

Pemahaman Siswa terhadap Konsep Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)

Oleh: Mutiara Rizky Ilzanorha Syofni Titi Solfitri ABSTRACT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE UNTUK MEMAHAMKAN MATERI LOGARITMA KELAS X SMKN 5 MALANG

Page 11. Jurnal Silogisme: Kajian Ilmu Matematika dan Pembelajarannya Oktober 2016, Vol. 1, No.1. ISSN: Abstract

ANALISIS PENGETAHUAN PROSEDURAL SISWA TIPE KEPRIBADIAN SENSING DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA ARIABEL

Meningkatkan Kemampuan Operasi Dasar Aljabar Kelas X Melalui PBL Berpendekatan Algebraic Reasoning

Transkripsi:

PENELUSURAN KESALAHAN SISWA DAN PEMBERIAN SCAFFOLDING DALAM MENYELESAIKAN BENTUK ALJABAR Ria Rahmawati Pratamasari Mahasiswa Universitas Negeri Malang Subanji Dosen Matematika FMIPA Universitas Negeri Malang Ety Tejo Dwi Cahyowati Dosen Matematika FMIPA Universitas Negeri Malang ABSTRAK: Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas 8F SMP Laboratorium Malang untuk menelusuri kesalahan siswa dalam menyelesaikan operasi bentuk aljabar, menentukan jenis kesalahan yang dilakukan siswa serta pemberian scaffolding. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan operasi bentuk aljabar berupa kesalahan konseptual dan kesalahan prosedural. Banyaknya scaffolding yang diberikan tergantung pada masing-masing individu. Pemberian scaffolding mengacu pada level-level yang dikemukakan oleh Angileri, yaitu environmental provisions, explaining, reviewing, and restructuring dan developing conceptual thinking. Kata kunci: penelusuran, kesalahan siswa, operasi bentuk aljabar, scaffolding. ABSTRACT: This experiment is conducted to student s 8F Laboratorium Junior High School to investigate student s errors towards operation of algebraic expression, and to determine the type of student s errors, and also to give scaffolding. From the results of experiment, it can be found that the types of student s errors on solving operation of algebraic expression are conceptual errors and procedural errors. The number of scaffolding given depends on each individual. Scaffolding given based to scaffolding s levels by Anghileri, that is environmental provisions, explaining, reviewing, and restructuring and developing conceptual thinking. Keywords: investigation, student s errors, operation of algebraic expression, scaffolding. Hudojo (2003:83) berpendapat bahwa belajar matematika merupakan proses membangun atau mengonstruksi konsep dan prinsip-prinsip matematika. Belajar matematika melibatkan struktur hierarki dari konsep-konsep tingkat lebih tinggi yang dibentuk atas dasar apa yang telah terbentuk sebelumnya. Pada saat mempelajari materi matematika yang baru, penguasaan belajar yang sebelumnya akan mempengaruhi terjadinya proses belajar matematika. Salah satu kompetensi yang harus dikuasai saat belajar matematika di SMP adalah mampu menyelesaikan operasi bentuk aljabar. Penguasaan kompetensi itu sangat penting karena akan menjadi prasyarat utama pada saat siswa belajar Aljabar pada tahaptahap berikutnya. Misalnya pada saat belajar persamaan, pertidaksamaan, sistem persamaan, fungsi, persamaan garis, dan yang lainnya. Siswa yang kurang atau tidak menguasai kompetensi menyelesaikan operasi bentuk aljabar akan mengakibatkan rendahnya prestasi belajar siswa dalam materi bentuk aljabar. Penelusuran terhadap kesalahan merupakan salah satu usaha yang dapat dilakukan guru untuk mengatasi hal tersebut. Dengan mengetahui kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan masalah operasi bentuk aljabar, maka guru dapat membantu siswa memperbaiki kesalahan tersebut dan mengatasi kesulitan yang dihadapi, paling tidak guru dapat mengetahui dimana letak kesalahan yang terjadi, pada tingkat penguasaan mana siswa melakukan kesalahan, dan penyebab kesalahan terjadi. Sehingga guru dapat memberikan bantuan yang efektif bagi siswa untuk dapat meningkatkan kemampuannya. Pemberian

bantuan yang efektif tersebut oleh Vygotsky disebut dengan scaffolding, yaitu pemberian bantuan seminimal mungkin oleh orang yang lebih ahli. Anghileri (2006 :39) mengemukakan tiga tingkat Scaffolding sebagai serangkaian strategi pengajaran yang efektif yang mungkin atau tidak mungkin terlihat di kelas. Tingkat paling dasar adalah environmental provisions, yaitu penataan lingkungan belajar yang memungkinkan berlangsung tanpa intervensi langsung dari guru. Selanjutnya pada tingkat kedua, interaksi guru semakin diarahkan untuk mendukung siswa belajar dan pada tingkat ketiga interaksi guru diarahkan untuk pengembangan pemikiran konseptual. Berdasarkan data yang diperoleh dari guru matematika, 36% lebih dari 19 siswa kelas 8F mendapatkan nilai ulangan di bawah KKM saat mereka menempuh materi bentuk Aljabar di kelas 7. Selain itu, nilai matematika pada rapor terdapat 8 siswa yang nilainya di bawah KKM. Dengan adanya kenyataan tersebut, perlu dilakukan identifikasi untuk dapat mengetahui kesulitan yang dialami siswa dalam memahami materi Bentuk Aljabar dengan menelusuri letak kesalahan siswa dalam menyelesaikan masalah operasi bentuk aljabar. Setelah itu melakukan upaya pemberian bantuan seminimal mungkin kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan masalah (scaffolding) yang berhubungan dengan operasi bentuk aljabar. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kualitatif. Data diperoleh melalui wawancara berbasis tugas. Subjek penelitian ini adalah 6 siswa kelas 8F SMP Laboratorium Malang tahun ajaran 2012/2013. Instrumen utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri dan instrumen pendukungnya adalah tes diagnostik. Penelitian ini dilakukan dalam tiga tahap, yaitu studi pendahuluan, perencanaan, dan pelaksanaan tindakan. Kegiatan yang dilakukan dalam uji pendahuluan adalah melakukan pertemuan dan wawancara dengan guru matematika yang mengajar kelas penelitian mengenai kegiatan pembelajaran dan hasil belajar matematika, khususnya materi operasi bentuk aljabar. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan antara lain: (1) menyusun tes diagnosis, (2) melakukan validasi soal tes diagnosis, (3) mengadakan tes diagnosis, (4) mengoreksi dan menganalisa hasil tes diagnosis, (5) menentukan subjek penelitian, (6) wawancara dengan subjek penelitian, dan (7) menyusun rancangan tindakan, yaitu rencana membantu siswa dengan scaffolding berdasarkan bentuk kesalahan-kesalahan yang dialami siswa. Kegiatan yang dilakukan pada tahap tindakan yaitu pemberian scaffolding kepada subjek penelitian. Analisis data penelitian ini terdiri dari tiga langkah. Pertama, reduksi data, yaitu kegiatan dari analisis data yang dapat berupa proses pemilihan, penyederhanaan, penggolongan, memfokuskan, dan mentrasformasi data yang diperoleh. Kedua, penyajian data, yaitu susunan informasi-informasi secara runtut dan jelas yang memungkinkan untuk dapat digunakan peneliti sebagai dasar dalam pengambilan suatu kesimpulan. Ketiga, penarikan kesimpulan atau verifikasi, yaitu kegiatan merangkum data berdasarkan semua hal yang terdapat dalam reduksi data dan penyajian data. HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi kesalahan siswa dalam menyelesaikan masalah operasi bentuk aljabar dipaparkan untuk masalah yang diberikan pada lembar tes diagnosis yang terdiri dari satu soal. Paparan tersebut disajikan baik sebelum pemberian scaffolding maupun setelah peneliti memberikan scaffolding. Selanjutnya juga digambarkan struktur berfikir siswa dalam penyelesaian masalah sebelum pemberian scaffolding maupun dengan pemberian scaffolding. Berdasarkan hasil pekerjaan siswa setelah diberikan tes diagnostik, bentuk scaffolding yang diberikan berada pada level 2 dari tiga level yang dikemukakan Anghileri

(2006). Level 2 yang dimaksud yaitu explaining, reviewing and restructuring. Berikut masalah yang diberikan kepada subjek penelitian beserta scaffoldingnya. Dari masalah yang diberikan, S1 salah dalam memberikan hasil akhir karena kurang sederhana seperti berikut. Kesalahan yang dilakukan S1 merupakan kesalahan konseptual dan kesalahan prosedural. Bentuk reviewing yang dilakukan peneliti adalah dengan meminta S1 mengamati bentuk pecahan kemudian menanyakan bagaimana bentuk pecahan yang sederhana. Setelah itu S2 mencoret yang ada pada pembilang maupun penyebut dengan alasan karena sama. Maka peneliti melakukan restructuring dengan menegaskan bahwa boleh dilakukan pencoretan karena 1. S2 salah dalam menjabarkan bentuk menjadi. Kesalahan tersebut merupakan kesalahan konseptual. Bentuk explaining yang diberikan peneliti adalah mengingatkan bahwa bentuk tersebut mirip dengan. Ketika peneliti menanyakan arti dari, S2 memahami bahwa kemudian menuliskan menjadi. Scaffolding yang diberikan tersebut merupakan salah satu bentuk reviewing. Selanjutnya peneliti menanyakan bagaimana menjabarkan bentuk. S2 menjawabnya dengan gerakan tangan seperti melakukan distributif perkalian. Peneliti membenarkan langkah tersebut dan memberi tahu siswa tentang distributif perkalian. Hal ini merupakan salah satu bentuk restructuring. S3 salah dalam melakukan operasi menjadi. Kesalahan tersebut merupakan kesalahan konseptual dan prosedural. Bentuk reviewing yang dilakukan peneliti dengan meminta S3 mengamati jawabannya tersebut dan menjelaskan apakah jawabannya sudah benar. S3 mengiyakan. Selanjutnya dilakukan restructuring dengan meminta S3 mengganti variabel dengan bilangan 5. S3 menyadari bahwa jawaban sebelumnya salah dan mengganti dengan jawaban yang benar. S4 salah dalam menjabarkan bentuk menjadi yang merupakan kesalahan kesalahan konseptual. Bentuk explaining yang diberikan peneliti adalah mengingatkan bahwa bentuk tersebut mirip dengan. Ketika peneliti menanyakan arti dari, S4 memahami bahwa kemudian menuliskan menjadi. Hal ini merupakan salah satu bentuk reviewing. Selanjutnya peneliti menanyakan bagaimana menjabarkan bentuk namun S4 lupa. Maka peneliti memberi permasalahan lain yang lebih sederhana dan meminta S4 menjabarkannya, yaitu 2. S4 mampu menjawab dengan tepat yaitu 22 karena 2 harus dikalikan satu-satu dengan maupun. Peneliti meminta S4 mengaplikasikan pada bentuk dan S4 mulai mengalikan semuanya satu persatu hingga diperoleh jawaban. Pemberian scaffolding tersebut merupakan salah satu bentuk restructuring. Kesalahan lain yang dilakukan oleh S4 adalah dengan menulis menjadi pada langkah berikutnya dikarenakan salah tulis. Kesalahan tersebut merupakan kesalahan konseptual. Dalam hal ini peneliti hanya meminta S4 untuk memperhatikan kembali langkah dalam pekerjaannya yang juga merupakan salah satu bentuk reviewing. S5 salah dalam menjabarkan bentuk menjadi yang merupakan kesalahan kesalahan konseptual. Bentuk explaining yang diberikan peneliti adalah mengingatkan bahwa bentuk tersebut mirip dengan. Ketika peneliti menanyakan arti dari, S5 memahami bahwa kemudian menuliskan menjadi. Hal ini merupakan salah satu bentuk reviewing. Selanjutnya peneliti menanyakan

bagaimana menjabarkan bentuk. S4 menjawabnya dengan membuat garis sebagai simbol sifat distributif perkalian seperti berikut. Peneliti membenarkan langkah tersebut dan memberi tahu siswa tentang sifat distributif perkalian. Hal ini merupakan salah satu bentuk restructuring. Kesalahan lain yang dilakukan S5 adalah dalam menjabarkan dengan mengalikan dengan saja. Hal ini dikerenakan S5 menuliskannya tanpa tanda kurung seperti berikut. Kesalahan tersebut merupakan kesalahan konseptual dan prosedural. Bentuk reviewing yang dilakukan oleh peneliti adalah dengan menanyakan kepada S5 banyak suku pada pembilang suku ketiga, kemudian meminta S5 untuk menyisipkan tanda kurung saat mengalikannya dengan. S5 menyadari bahwa ia harus mengalikan satu persatu dengan. S6 salah dalam melakukan operasi menjadi. Kesalahan tersebut merupakan kesalahan konseptual dan prosedural. Bentuk reviewing yang dilakukan peneliti dengan meminta S6 mengamati jawabannya tersebut dan menjelaskan apakah jawabannya sudah benar. S6 mengiyakan dengan ragu. Selanjutnya dilakukan restructuring dengan meminta S6 mengganti variabel dengan bilangan. Kesalahan lain yang dilakukan oleh S6 adalah dalam melakukan operasi pada suku-suku sejenis. Kesalahan tersebut adalah kesalahan konseptual. Peneliti meminta S6 untuk menjumlahkan atau mengurangkan koefisien dari suku-suku yang sejenis. Scaffolding yang diberikan merupakan salah satu bentuk dari explaining. Berikut ini struktur berpikir dari salah subjek penelitian (S5) dalam menyelesaikan masalah yang diberikan sebelum pemberian scaffolding dan setelah pemberian scaffolding. Tabel 3.1 Struktur berpikir S5 dalam menyelesaikan masalah bentuk aljabar Struktur berpikir S5 sebelum scaffolding Struktur berpikir S5 setelah scaffolding

Tabel 3.2 Kode istilah tabel 3.1 Kode Sebelum scaffolding Setelah scaffolding MS Menyederhanakan Menyederhanakan PM Memahami bahwa terdiri dari tiga suku yang memiliki penyebut berbeda SPT Tidak memahami pengertian pangkat dua SCF1 - KPK Memahami bahwa KPK dari 3,,3 adalah 3 SP1 Memahami bahwa pembilang dan penyebut pada suku kedua dikalikan dengan 3, SP2 Memahami pembilang dan penyebut pada suku kedua dikalikan dengan, SCF2 - L1 Menjabarkan bentuk menjadi dan menyamakan penyebut dengan mengalikan suku kedua dengan 3, serta mengalikan suku ketiga dengan DP1 Tidak memahami sifat distributif perkalian 2 2 2 DP2 - L2 L3 Menuliskan hasil dari 2 menjadi 2 Memahami bahwa terdiri dari tiga suku yang memiliki penyebut berbeda Memahami pengertian pangkat dua Bertanya kepada siswa arti dari dan meminta siswa mengaitkannya dengan masalah yang diberikan. Memahami bahwa KPK dari 3,,3 adalah 3 Memahami bahwa pembilang dan penyebut pada suku kedua dikalikan dengan 3, Memahami pembilang dan penyebut pada suku kedua dikalikan dengan, Meminta siswa menyisipkan tanda kurung pada 2 Menuliskan bentuk menjadi, mengalikan suku kedua dengan 3, serta mengalikan suku ketiga dengan Memahami sifat distributif perkalian pada Memahami sifat distributif perkalian 2 2 2 Menjabarkan bentuk menjadi dan bentuk 2 menjadi 2 Mengurangkan dan menjumlahkan pembilang Menyederhanakan bentuk menjadi 2 dan menuliskan sebagai pecahan tunggal L4 Mendekatkan suku yang sejenis Mendekatkan yang sejenis dan melakukan operasi pengurangan 3 2, hasilnya dituliskan pada langkah berikutnya L5 - Menuliskan hasil dari langkah sebelumnya L6 - Memfaktorkan 2 dan 3 dan mencoret faktor yang sama pada pembilang dan penyebut HS Mengoperasikan suku yang sejenis dan memperoleh jawaban akhir PP - HB - - Memahami bahwa 1 Hasil benar

PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan di atas, dapat disimpulkan bahwa kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan operasi bentuk aljabar berupa kesalahan konseptual dan kesalahan prosedural. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi kesalahan tersebut adalah dengan memberikan scaffolding. Scaffolding yang diberikan berada pada level 2 dari level yang dikemukakan Anghileri (2006), yaitu explaining, reviewing and restructuring. Berdasarkan simpulan di atas, maka saran yang direkomendasikan adalah untuk mengetahui kesulitan siswa dalam menyelesaikan bentuk aljabar, guru dapat melakukan penelusuran kesalahan dengan memberikan tes diagnostik. Salah satu bentuk upaya perbaikan yang dapat dilakukan guru adalah dengan memberikan scaffolding yang efektif dan menyesuaikan dengan struktur berpikir yang dimiliki siswa. DAFTAR RUJUKAN Anghileri, J. 2006. Scaffolding Practices that Enhance Mathematics Learning. Journal of Mathematics Teacher Education. 9:33-52. Anonim. 2000. Basic Algebra, (Online). (http://www.math.uakron.edu/~dpstory/tutorial/mptii/.pdf/ diakses 4 Oktober 2012). Hudoyo, Herman. 2003. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika. Malang: FMIPA Universitas Negeri Malang. Kastolan, dkk. 1992. Identifikasi Jenis-Jenis Kesalahan Menyelesaikan Soal-Soal Matematika yang Dilakukan Peserta Didik kelas II Program! 1 SMA Negeri Se- Kotamadya Malang. Malang:IKIP Malang. Marsigit, M.A. 2008. Matematika I SMP Kelas VII. Jakarta: Yudhistira. Miles, M.B., Huberman, A.M. 192. Analisa Data Kualitatif. Terjemahan oleh Tjetjep Rohendi Rohidi. Jakarta: Universitas Indonesia. Moleong, L. J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Suparno. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (edisi kelima). Malang: Universitas Negeri Malang.