PENDISTRIBUSIAN BARANG FARMASI MENGGUNAKAN ALGORITMA DIJKSTRA (STUDI KASUS : PT. AIR MAS CHEMICAL)

dokumen-dokumen yang mirip
PENDISTRIBUSIAN BARANG FARMASI MENGGUNAKAN ALGORITMA DIJKSTRA (STUDI KASUS : PT. AIR MAS CHEMICAL)

Penggunaan Algoritma Greedy dalam Membangun Pohon Merentang Minimum

IMPLEMENTASI ALGORITMA PRIM DENGAN TEORI GRAPH PADA APLIKASI WPF GRAPH

Studi Algoritma Optimasi dalam Graf Berbobot

UJM 2 (1) (2013) UNNES Journal of Mathematics.

Sirkuit Euler & Sirkuit Hamilton SISTEM INFORMASI UNIVERSITAS GUNADARMA 2012/2013

Aplikasi Algoritma Dijkstra dalam Pencarian Lintasan Terpendek Graf

MATEMATIKA DISKRIT II ( 2 SKS)

Pencarian Jalur Terpendek dengan Algoritma Dijkstra

Matematika dan Statistika

Dwiprima Elvanny Myori

ALGORITMA DIJKSTRA UNTUK MENCARI LINTASAN TERPENDEK DAN OPTIMALISASI KENDARAAN PENGANGKUT SAMPAH DI KOTA PONTIANAK

MEDIA PEMBELAJARAN STRATEGI ALGORTIMA PADA POKOK BAHASAN POHON MERENTANG MINIMUM DAN PENCARIAN LINTASAN TERPENDEK

Aplikasi Shortest Path dengan Menggunakan Graf dalam Kehidupan Sehari-hari

Penyelesaian Traveling Salesman Problem dengan Algoritma Heuristik

ALGORITMA RUTE FUZZY TERPENDEK UNTUK KONEKSI SALURAN TELEPON

UNNES Journal of Mathematics

PENENTUAN RUTE TERPENDEK PADA OPTIMALISASI JALUR PENDISTRIBUSIAN BARANG DI PT. X DENGAN MENERAPKAN ALGORITMA FLOYD-WARSHALL

Aplikasi Graf pada Persoalan Lintasan Terpendek dengan Algoritma Dijkstra

PENERAPAN TEORI GRAF UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH MINIMUM SPANNING TREE (MST) MENGGUNAKAN ALGORITMA KRUSKAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

RANCANG BANGUN APLIKASI MINIMUM SPANNING TREE (MST) MENGGUNAKAN ALGORITMA KRUSKAL

PENGGUNAAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MENENTUKAN LINTASAN TERPENDEK STUDI KASUS : LINTASAN BRT (BUS RAPID TRANSIT) MAKASSAR

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Penerapan Teori Graf Pada Algoritma Routing

Permodelan Pohon Merentang Minimum Dengan Menggunakan Algoritma Prim dan Algoritma Kruskal

Perbandingan Algoritma Dijkstra Dan Algoritma Ant Colony Dalam Penentuan Jalur Terpendek

UNNES Journal of Mathematics

IMPLEMENTASI GRAF DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI GREEDY

Algoritma Greedy (lanjutan)

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan Ilmu dan Teknologi (IPTEK) di berbagai bidang terasa sangat

Perbandingan Kompleksitas Algoritma Prim, Algoritma Kruskal, Dan Algoritma Sollin Untuk Menyelesaikan Masalah Minimum Spanning Tree

Penerapan Algoritma Greedy untuk Memecahkan Masalah Pohon Merentang Minimum

IMPLEMENTASI GRAF DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI GREEDY

APLIKASI PENCARIAN RUTE TERPENDEK DAERAH WISATA KOTA KEDIRI MENGGUNAKAN ALGORITMA DIJKSTRA SKRIPSI

Penggunaan Algoritma Dijkstra dalam Penentuan Lintasan Terpendek Graf

Elvira Firdausi Nuzula, Purwanto, dan Lucky Tri Oktoviana Universitas Negeri Malang

ANALISIS ALGORITMA ANT SYSTEM (AS) PADA KASUS TRAVELLING SALESMAN PROBLEM (TSP)

ANALISA DAN IMPLEMENTASI ALGORITMA BELLMAN FORD DALAM MNENTUKAN JALUR TERPENDEK PENGANTARAN BARANG DALAM KOTA

TEKNIK INFORMATIKA. Teori Dasar Graf

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM MENGGUNAKAN METODE SIMPLE HILL CLIMBING

Aplikasi Pohon Merentang Minimum dalam Rute Jalur Kereta Api di Pulau Jawa

ALGORITMA GREEDY : MINIMUM SPANNING TREE. Perbandingan Kruskal dan Prim

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Penelitian Sebelumnya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

PERBANDINGAN ALGORTIMA PRIM DAN KRUSKAL DALAM MENENTUKAN POHON RENTANG MINIMUM

Implementasi Graf dalam Penentuan Rute Terpendek pada Moving Object

IKI 20100: Struktur Data & Algoritma

INTRODUCTION TO GRAPH THEORY LECTURE 2

BAB 2 LANDASAN TEORITIS

Pencarian Jalur Terpendek dengan Menggunakan Graf dan Greedy dalam Kehidupan Sehari-hari

PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM DENGAN METODE TABU SEARCH

MENENTUKAN LINTASAN TERPENDEK SUATU GRAF BERBOBOT DENGAN PENDEKATAN PEMROGRAMAN DINAMIS. Oleh Novia Suhraeni 1, Asrul Sani 2, Mukhsar 3 ABSTRACT

BAB I Pendahuluan Latar Belakang Masalah

PENGAPLIKASIAN GRAF DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

Pengaplikasian Graf dalam Menentukan Rute Angkutan Kota Tercepat

IMPLEMENTASI ALGORITMA DIJKSTRA UNTUK MENENTUKAN JARAK TERPENDEK DALAM PENDISTRIBUSIAN TELUR

BAB 2 LANDASAN TEORI

PERANCANGAN APLIKASI MENCARI JALAN TERPENDEK KOTA MEDAN MENGGUNAKAN ALGORITMA DJIKSTRA

VISUALISASI PENCARIAN LINTASAN TERPENDEK ALGORITMA FLOYD- WARSHALL DAN DIJKSTRA MENGGUNAKAN TEX

APLIKASI SIMULATED ANNEALING UNTUK MENYELESAIKAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PRINSIP ALGORITMA GREEDY DAN APLIKASINYA DALAM BERBAGAI ALGORITMA LAIN

IMPLEMENTASI HIERARCHICAL CLUSTERING DAN BRANCH AND BOUND PADA SIMULASI PENDISTRIBUSIAN PAKET POS

BAB 2 LANDASAN TEORI. Definisi Graf G didefinisikan sebagai pasangan himpunan (V, E), yang dalam hal ini:

Implementasi Algoritma Greedy pada Permainan Ludo

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

Algoritma dan Pemrograman Pendekatan Pemrograman Modular

Course Note Graph Hamilton

PEMBENTUKAN POHON MERENTANG MINIMUM DENGAN ALGORIT MA KRUSKAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a) Purwadhi (1994) dalam Husein (2006) menyatakan: perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), dan data, serta

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

STUDI PERBANDINGAN ALGORITMA CHEAPEST INSERTION HEURISTIC DAN ANT COLONY SYSTEM DALAM PEMECAHAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM

PENERAPAN ALGORITMA DIJKSTRA DAN FUZZY LOGIC SUGENO PADA GAME ZOMBIE SHOOTER

PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM DENGAN ALGORITMA BRANCH AND BOUND

PENYELESAIAN MINIMUM SPANNING TREE (MST) PADA GRAF LENGKAP DENGAN ALGORITMA GENETIKA MENGGUNAKAN TEKNIK PRUFER SEQUENCES

BAB 2 LANDASAN TEORI

LANDASAN TEORI. Bab Konsep Dasar Graf. Definisi Graf

Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer

BAB II LANDASAN TEORI

PERBANDINGAN KOMPLEKSITAS PENERAPAN ALGORITMA GREEDY UNTUK BEBERAPA MASALAH

Penerapan Algoritma Prim dan Kruskal Acak dalam Pembuatan Labirin

Penggunaan Metode Branch And Bound With Search Tree

Mata Kuliah Penelitian Operasional II OPERATIONS RESEARCH AN INTRODUCTION SEVENTH EDITION BY HAMDY A. TAHA BAB 6.

Aplikasi Teori Graf dalam Pencarian Jalan Tol Paling Efisien

Penerapan Algoritma Greedy dalam Optimasi Keuntungan Perusahaan Pengiriman Barang

BAB 1 PENDAHULUAN. transportasi yang harus dikeluarkan dalam proses pendistribusian.

STUDI OPTIMALISASI JUMLAH PELABUHAN TERBUKA DALAM RANGKA EFISIENSI PEREKONOMIAN NASIONAL

Aplikasi Graf dalam Rute Pengiriman Barang

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

METODE BRANCH AND BOUND UNTUK MENEMUKAN SHORTEST PATH

Algoritma Greedy (lanjutan)

Model Jaringan. Ahmad Sabri, MSi, Riset Operasional 2, Universitas Gunadarma

PANDUAN PENCARIAN RUTE GEDUNG DAN RUANGAN PADA FAKULTAS DI UNIVERSITAS HALU OLEO MENGGUNAKAN ALGORITMA DIJKSTRA BERBASIS MACROMEDIA FLASH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Analisis Beberapa Algoritma dalam Menyelesaikan Pencarian Jalan Terpendek

Transkripsi:

ISSN : 1978-6603 PENDISTRIBUSIAN BARANG FARMASI MENGGUNAKAN ALGORITMA DIJKSTRA (STUDI KASUS : PT. AIR MAS CHEMICAL) Sulindawaty #1, Hendryan Winata #2,Trinanda Syahputra #3 #1,2 Program Studi Sistem Informasi, STMIK Triguna Dharma Jl.AH.Nasution No.73F Medan #1 sulindawaty@gmail.com Abstrak Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari Algoritma Dijksra dan Algoritma Prim di dalam pencarian jalur terpendek pendistribusian barang yang dilakukan oleh CV. Air Mas Chemical. Tujuan dari penelitian ini untuk dapat membantu instansi tempat saya melakukan penelitian di dalam kegiatan operasionalnya terutama di dalam penyaluran barang. Algoritma Dijkstra dan Algoritma Prim dapat mengidentifikasi setiap jalur yang dilewati dan dikomparasi antara kedua algoritma tersebut sehingga dapat terlihat dari jalur penyaluran barang terpendek. Sebelum dilakukan analisis menggunakan algoritma-algoritma tersebut, data awal pendistribusian barang di olah terlebih dahulu dengan tools bantu yaitu Google Maps dan WpfGraph. Google Maps berfungsi sebagai penentu jarak dan arah dari objek distribusi barang sedangkan WpfGraph berfungsi untuk mentransformasi data Google Maps menjadi jalur-jalur distribusi barang dan implementor Algoritma Dijkstra dan Algoritma Prim. Kata Kunci : Algoritma Dijkstra, Algoritma Prim, Jalur Terpendek, Google Maps, WpfGraph. Abstract This research was conducted to study the Dijkstra and Prim Algorithm, in search of the shortest path or critical path of distribution of goods by CV. Air Mas Chemical. The purpose of this research is to help the institution where writer did my research on the operational activities, especially in the distribution of goods. Dijkstra and Prim Algorithm can comparative between the two algorithms path so that they can be seen from the distribution of goods shortest path. Prior to analysis using these algorithms, the initial data distribution of goods in the first if the auxiliary tools that Google Maps and WpfGraph. Google Maps serves as a determinant of the distance and direction of objects while WpfGraph distribution function to transform the data into Google Maps goods distribution channels and Prim's algorithm and the algorithm implementor Djikstra. Keyword : Dijkstra Algoritm, Prim Algoritm, shortest path, Google Maps, WpfGraph. 1

PENDAHULUAN LANDASAN TEORI Algoritma Dijkstra merupakan salah satu metode untuk mencari lintasan terpendek dari sebuah simpul lainnya dalam graf yang hanya memiliki bobot positif. Penerapan algoritma Dijkstra diterapkan dalam penen-tuan lintasan terpendek, misalnya menen-tukan rute terpendek dari satu gedung kegedung yang lain (Salaki, 2011: 17). Algoritma Prim adalah sebuah algoritma dalam teori graf yang mencari sebuah minimum spaning tree untuk menyelesaikan masalah-masalah TSP contohnya adalah penggantian system jaringan telepon, rute pengambilan surat dari kotak pos dan sebagainya (Fadli, 2008). Permasalahan transportasi serta kebijakan inventori merupakan suatu keputusan kunci dalam lingkup system logistik. Selain biaya untuk pembelian barang, pada umumnya transportasi juga menyerap biaya yang cukup besar. Salah satu cara mengurangi biaya transportasi adalah dengan melakukan penentuan rute pengiriman yang efisien (Muliyono, 2010: 19). Permasalahan TSP (Travelling Salesman Problem) adalah permasalahan seorang salesman harus mengunjungi semua kota, tiap kota hanya dikunjungi sekali. Tujuannya adalah untuk menentukan rute terpendek (Amin, 2008). Ada beberapa cara yang tidak lazim dalam memecahkan masalah ini. Algoritma Dijkstra merupakan salah satu algoritma untuk menyelesaikan permasalahan lintasan terpendek dan algoritma Prim cara yang umum digunakan untuk membentuk pohon merentang minimum. CV. Air Mas Chemical adalah perusahan yang bergerak pada pendistribusian bahan baku kimia untuk wilayah Medan. Pengiriman barang dapat dilakukan dengan mengunjungi beberapa tempat saja sesuai dengan wilayah. 1. Teori Graf Teori graph dimulai dengan masalah jembatan Konigsberg, pada tahun 1735. Masalah ini mengarah pada konsep Grafik Eulerian. Euler membahas permasalahan jembatan Konigsberg dan dibangun suatu struktur untuk memecahkan masalah yang disebut grafik Eulerian. Konsep pohon, (grafik terhubung tanpa siklus) diterapkan oleh Gustav Kirchof pada tahun 1845 dan ia menggunakan ide grafik teoritis dalam perhitungan arus dalam jaringan listrik atau sirkuit. Kemudian pada tahun 1856, Thomas. P. Kirkman dan William R.Hamilton mempelajari siklus pada polyhydra dan menemukan konsep yang disebut grafik Hamiltonian dengan mempelajari perjalanan yang mengujungi tempat tertentu tepat satu kali (Shirinivas, 2010: 20). 2. Lintasan Terpendek (Shortest Path) Pencarian rute terpendek merupakan suatu masalah yang paling banyak dibahas dan dipelajari sejak akhir tahun 1950. Pencarian rute terpendek ini telah diterapkan di berbagai bidang untuk mengoptimasi kinerja suatu sistem, baik untuk meminimalkan biaya atau mempercepat jalanya suatu proses. Salah satu aplikasi pencarian rute terpendek yang paling menarik untuk dibahas adalah pada masalah transportasi (Purwananto, 2005: 45). Masalah lintasan terpendek berkosen trasi pada mencari lintasan dengan jarak minimum. Untuk menemukan lintasan terpendek dari node sumber ke node lain adalah masalah mendasar dalam teori graf. Dalam masalah lintasan terpendek, diasumsikan bahwa pengambilan keputusan yang pasti tentang parameter (jarak, waktu dan lain-lain) antara node yang berbeda. Dalam pencarian rute terpendek, penghitungan dapat dilakukan dengan Jurnal SAINTIKOM, Vol. 14, No. 1, Januari 2015 2

beberapa macam algoritma. Secara garis besar algoritma penghitungan rute terpendek dibagi menjadi dua kelas berdasarkan metode pemberian labelnya, yaitu algoritma label setting dan algoritma label correcting. Metode label setting menentukan label jarak sebagai jarak permanen pada setiap iterasinya, sedangkan metode label correcting menentukan label jarak sebagai temporal pada setiap iterasi sampai langkah akhir ketika semua node telah melewati proses pemeriksaan, maka labelnya akan ditentukan sebagai permanen (Purwanto, 2005: 34). 3. Algoritma Dijkstra Algoritma Dijkstra, ditemukan oleh ilmuwan komputer asal Belanda Edsger Dijkstra pada tahu 1959, algoritma Dijkstra pencarian grafik yang memecahkan masalah jalur terpendek dari satu sumber dengan nilai jalur yang dihasilkan tidak negatif, dan menghasilkan pohon jalur terpendek. Algoritma ini sering digunakan dalam pencarian rute. Untuk sumber simpul (node) tertentu dalam grafik, algoritma menghasilkan jalur dengan biaya terendah (yaitu lintasan terpendek) antara vertex dan vertex lainnya. (Subadra.N, 2011: 29). 4. Algoritma Prim Sulindawaty, Hendryan Winata, Trinanda Syahputra, Distribusi barang Farmasi... tetapi sisi tersebut tidak membentuk sirkuit di T (Prima. P, 2010: 47). Algoritma Prim adalah algoritma dalam teori graf yang mencari pohon rentang minimum untuk sebuah graf berbobot yang terhubung. Ini berarti menemukan subset dari tepi yang membentuk sebuah pohon yang mencakup setiap titik, di mana berat total semua tepi di pohon diminimalkan. Jika grafik tidak terhubung, maka ia menemukan hutan rentang minimum (pohon rentang minimum untuk setiap komponen terhubung) (Subadra, 2011: 44). Konsep dasar yang digunakan dalam algoritma Prim adalah pada setiap langkah, pilih sisi dari graf G yang berbobot minimum, 5. Pengumpulan Data dan Informasi Dalam pengumpulan data dilakukan observasi yaitu pengamatan secara langsung di tempat penelitian sehingga permasalahan yang dapat diketahui secara jelas. Kegiatan wawancara dilakukan dengan koordinator divisi lapangan pada perusahaan. Pengamatan langsung untuk mengetahui kondisi yang sedang berjalan diperusahaan. Sedangkan wawancara dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh informasi mendalam mengenai kondisi yang sedang berjalan diperusahaan. Data yang digunakan untuk memulai analisa adalah data konsumen dari CV. Air Mas Chemical, beserta alamatnya sehingga dapat diketahui jaraknya.data konsumen dari CV. Air Mas Chemical sebanyak 4 wilayah dibagi berdasarkan 21 kecamatan di Kota Medan. Pada analisa metode secara manual hanya wilayah 1. 6. Analisa Dalam menyelesaikan masalah pendistribusian bahan baku kimia pada CV. Air Mas Chemical. Pada tahap ini akan dianalisa data wilayah, analisa wilayah yang akan diselesaikan menggunakan algoritma Dijkstra dan algoritma Prim. Adapun hal yang pertama dilakukan, adalah menganalisa data yang diperoleh dan membuat graf dari data yang ada. Di dalam algoritma Dijkstra dan algoritma Prim terdapat beberapa teknik pengolahan data agar mendapatkan hasil yang bernilai. Beberapa langkah-langkah penyelesaian masalah sebagai berikut: Algoritma Dijkstra: a. Inisialisasikan dengan 0 dan yang sudah terpilih diinisialisasikan dengan 1. b. Seleksi tabel yang terdiri dari node, status, bobot dan predecessor, lengkapi Jurnal SAINTIKOM, Vol. 14, No. 1, Januari 2015 3

4-2 8,6 2-3 4,0 4-1 1,7 kolom bobot yang diperoleh dari jarak node. c. Tetapkan node terpilih dengan lebel permanen dan perbaharui node. d. Pada node yang sudah terpilih dan merupakan bobot terkecil. Algoritma Prim: a. Lakukan pengurutan terhadap setiap sisi di graf mulai dari sisi dengan bobot terkecil. b. Mempunyai sisi bobot minimum yang terhubung dengan node. c. Pencarian pohon merentang minimum. d. Adanya pohon merentang yang memiliki bobot minimum. 7. Jarak Antar Simpul Adanya jarak antar titik wilayah 1 Kota Medan sebagai berikut: Titik Terhubun g Jara k (Km) 0-1 7,2 1-9 5,6 9-8 1,6 8-7 4,6 7-5 17,6 5-6 0,1 1-12 15,0 1-11 10,8 11-10 21,8 10-4 0,4 8. Langkah Analisa Kinerja Algoritma Dijkstra Dalam penyelesaian menggunakan algoritma Dijkstra mencari pohon merentang minimum dan lintasan terpendek untuk kasus wilayah 1, sebagai berikut: Untuk analisa kinerja algoritma Dijkstra satu dalam mencari lintasan terpendek dari sebuah simpul lainnya dalam graf yang hanya memiliki bobot positif untuk kasus wilayah 1. Penyelesaian algoritma Dijkstra: 1. Pada awalnya status dari node yang belum terpilih diinisialisasikan dengan 0 dan yang sudah terpilih diinisialisasikan dengan I dimulai dari node 0. 2. Tentukan bobot dari node yang langsung terhubung dengan node sumber yaitu node 0, seperti node 0 ke node 1 = 7,2Dan node 2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12 diinisialisasikan dengan _ karena tidak ada lintasan yang terhubung langsung dengan node 0. 3. Predecessor (node sumber) adalah 0, karena jarak dihitung dari node 0, sehingga node 0 disebut sebagai predecessor. Tabel Hasil Iterasi Ke-1 Pada Wilayah 1 Status 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Bobot - 7,2 - - - - - - - - - - - Predescessor 0 0 - - - - - - - - - - - Dari tabel diatas pilih node yang memiliki bobot paling kecil dan statusnya masih 0 yang terhubung langsung dengan node sumber yaitu node 1. Untuk node 1 menjadi 1 dan predecessor-nya masih tetap 0, dan node yang lainnya predecessor-nya masih sama. Jika node 1 sudah terpilih, maka node 1 mempunyai bobot 7,2. Jurnal SAINTIKOM, Vol. 14, No. 1, Januari 2015 4

Tabel Hasil Iterasi Ke-2 Pada Wilayah 1 Status 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Bobot - 7,2 Predescessor 0 0 Dari tabel diatas didapatkan bahwa node 1memiliki bobot yang paling kecil dan terhubung dengan node 0sehingga statusnya akan berubah menjadi 1 dan predecessornya adalah 0. Jika node 1 sudah terpilih, maka node 4 mempunyai bobot 8,9 kemudian node 9 bobotnya 12,8 node 11 bobotnya 18,0 dan node 12 mempunyai bobot 22,2. Sehingga diperoleh: Tabel Hasil Iterasi Ke-3 Pada Wilayah 1 Status 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Bobot - 7,2 8,9 12,8 18,0 22,2 Predescessor 0 0 1 0 0 0 Tabel Hasil Iterasi Ke-4 Pada Wilayah 1 Status 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 Bobot - 7,2 8,9 12,8 18,0 22,2 Predescessor 0 0 1 0 0 0 Dari tabel diatas didapatkan bahwa node 9 mempunyai bobot 12,8sehingga statusnya akan berubah menjadi 1 dan predecessornya adalah 1. Jika node 9 sudah terpilih, maka node 11 mempunyai bobot 18,0 paling kecil.sehingga diperoleh: Tabel Hasil Iterasi Ke-5 Pada Wilayah 1 Status 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 Bobot - 7,2 8,9 12,8 18,0 22,2 Predescessor 0 0 1 1 0 0 Dari tabel 4.7 didapatkan bahwa node 11 mempunyai bobot 18,0 sehingga statusnya akan berubah menjadi 1 dan predecessor- nya adalah 1. Maka node 10 mempunyai bobot 9,3 paling kecil. Sehingga diperoleh: Jurnal SAINTIKOM, Vol. 14, No. 1, Januari 2015 5

Tabel Hasil Iterasi Ke-6 Pada Wilayah 1 Status 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 Bobot - 7,2 8,9 12,8 9,3 18,0 22,2 Predescessor 0 0 1 1 0 1 0 Dari tabel diatas didapatkan bahwa node 10 mempunyai bobot 9,3 sehingga statusnya akan berubah menjadi 1 dan predecessornya adalah 11. Maka node 12 mempunyai bobot 22,2 paling kecil. Sehingga diperoleh : Tabel Hasil Iterasi Ke-7 Pada Wilayah 1 Status 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 Bobot - 7,2 8,9 12,8 9,3 18,0 22,2 Predescessor 0 0 1 1 11 1 0 Jurnal SAINTIKOM, Vol. 14, No. 1, Januari 2015 6

Dari tabel diatas didapatkan bahwa node 12 mempunyai bobot 22,2 sehingga statusnya akan berubah menjadi 1 dan predecessor-nya adalah 1. Maka node 2 mempunyai bobot 17,5 paling kecil. Sehingga diperoleh: Tabel Lintasan Terpendek dari Simpul Awal Ke Simpul Lainnya Pada Wilayah 1 Menggunakan Algoritma Dijkstra Simpul Tujuan Lintasan Jarak (Km) 0-1 0-1 7,2 0-2 0-1-4-2 17.5 0-3 0-1-4-2-3 21,5 0-4 0-1-4 8,9 0-5 `0-1-9-8-7-5 36,6 0-6 0-1-9-8-7-5-6 36,7 0-7 0-1-9-8-7 19 0-8 0-1-9-8 14,4 0-9 0-1-9 18,8 0-10 0-1-11-10 39,8 0-11 0-1-11 18 0-10 0-1-4-10 9.3 0-11 0-1-11 18 0-12 0-1-12 22,2 Hasil Analisa Wilayah I Kota Medan Dengan Algoritma Dijkstra dan Algoritma Prim Berdasarkan hasil dari metode secara manual yang telah dilakukan diatas, maka didapatkan jarak terpendek dalam distributor bahan kimia pada CV. Air Mas Chemical. Hasil yang sama antar algoritma Dijkstra dan algoritma Prim, dari bobot pohon merentang minimum yang dihasilkan algoritma Dijkstra adalah 260 Km. Sedangkan algoritma Prim menghasilkan pohon rentang minimum dengan total bobot 230,1 Km. Adanya hasil perbandingan dari satu node ke node lain-nya yang memiliki jarak yang sama maka dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel lintasan terpendek dari simpul awal ke simpul lainnya dari hasil penyelesaian menggunakan algoritma Prim: Tabel Lintasan Terpendek dari Simpul Awal Ke Simpul Lainnya Pada Wilayah 1 Menggunakan Algoritma Prim Simpul Tujuan Lintasan Jarak (Km) 0-1 0-1 7,2 0-2 0-1-4-2 17,5 0-3 0-1-4-2-3 21,5 0-4 0-1-4 8,9 0-5 `0-1-9-8-7-5 36,6 0-6 0-1-9-8-7-5-6 36,7 0-7 0-1-9-8-7 19 0-8 0-1-9-8 14,4 0-9 0-1-9 18,8 Jurnal SAINTIKOM, Vol. 14, No. 1, Januari 2015 7

Tabel Hasil Lintasan Terpendek dari Simpul Awal Ke Simpul Lainnya Pada Wilayah 1 Menggunakan Algoritma Dijkstra dan Algoritma Prim Simpul Tujuan Dijkstra Prim Lintasan Jarak (Km) Lintasan Jarak (Km) 0-1 0-1 7,2 0-1 7,2 0-2 0-1-4-2 17.5 0-1-4-2 17,5 0-3 0-1-4-2-3 21,5 0-1-4-2-3 21,5 0-4 0-1-4 8,9 0-1-4 8,9 0-5 `0-1-9-8-7-5 36,6 `0-1-9-8-7-5 36,6 0-6 0-1-9-8-7-5-6 36,7 0-1-9-8-7-5-6 36,7 0-7 0-1-9-8-7 19 0-1-9-8-7 19 0-8 0-1-9-8 14,4 0-1-9-8 14,4 0-9 0-1-9 18,8 0-1-9 18,8 0-10 0-1-11-10 39,8 0-1-4-10 9.3 0-11 0-1-11 18 0-1-11 18 0-12 0-1-12 22,2 0-1-12 22,2 Total Bobot 260 230,1 SIMPULAN Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan terdapat beberapa kesimpulan, diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Di dalam proses pendistribusian barang yang dilakukan oleh CV. Air Mas Chemical, Algoritma Djikstra dan Prim sangat membantu untuk menentukan jalur-jalur terpendek dari tempat ketempat tujuan lainnya. 2. Berdasarkan analisa yang ada, dari perspektif jarak tempuh dan jalur yang dilewati, Algoritma Djikstra lebih memiliki komposisi jalur yang lebih dekat dibandingkan dengan Algoritma Prim. 3. Aplikasi dari WpfGraph dan Google Maps, mampu membantu penulis di dalam mensimulasikan jarak terpendek yang mengadopsi Algoritma Prim dan Djikstra di dalam proses pendistribusian barang. DAFTAR PUSTAKA Adiwazsha. 2008. Penerapan Algoritma Greedy untuk Memecahkan Masalah Pohon Merentang Minimum. Deiby T. Salaki. 2011. Penentuan Lintasan Terpendek Dari FMIPA ke Rektorat dan Fakultas lain di UNSRAT Manado Menggunakan Algoritma Dijkstra. Fadli Hadyan. 2008. Studi Minimum Spanning Tree dengan Algoritma Prim dan Kruskal. Hernawati. 2010. Algoritma Prim dengan Strategi Greedy. Luh Joni Erawati. 2008. Pencarian Rute Terpendek Tempat Wisata di Bali dengan Menggunakan Algoritma Dijkstra. Munir R. 2010. Matematika Diskrit Edisi Keempat. Penerbit Informatika. Bandung. 354-412. Muliyono Joko, Dkk 2010. Perencanaan Rute Transportasi Terpendek Menggunakan Metode Optimasi. Prima. 2010. Membandingkan Algoritma Prim dan Algoritma Kruskal dalam Pemecahan Masalah Pohon Merentang Minimum. Wibisono,Dkk.2010. TravelingSalesmanProblem Jurnal SAINTIKOM, Vol. 14, No. 1, Januari 2015 8