CRITICAL REVIEW KERACUNAN Al

dokumen-dokumen yang mirip
sehingga diharapkan dapat menghasilkan keturunan yang memiliki toleransi yang lebih baik dibandingkan tetua toleran (segregan transgresif).

I. PENDAHULUAN. meningkat. Sementara lahan pertanian khususnya lahan sawah, yang luas

BAB I. PENDAHULUAN. mempunyai nilai gizi cukup tinggi (Simatupang et al., 2005). Di antara jenis

TINJAUAN PUSTAKA Karakteristik Lahan Kering Masam

SELEKSI BEBERAPA KOMBINASI PERSILANGAN PADI UNTUK KETAHANAN TERHADAP KERACUNAN ALUMINIUM 1

homozigot lebih banyak didapatkan pada tanaman BC2F2 persilangan Situ Bagendit x NIL-C443 dan Batur x NIL-C443 dibandingkan dengan Situ Bagendit x

TINJAUAN PUSTAKA Morfologi dan Fisiologi Tanaman Padi

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merrill) merupakan salah satu tanaman sumber protein

I. PENDAHULUAN. secara signifikan. Melalui proses seleksi tanaman yang diikuti dengan penyilangan

terkandung di dalam plasma nutfah padi dapat dimanfaatkan untuk merakit genotipe padi baru yang memiliki sifat unggul, dapat beradaptasi serta tumbuh

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L] Merril) merupakan tanaman yang banyak dimanfaatkan

I. PENDAHULUAN. Kedelai ( Glycine max (L.) Merrill) merupakan salah satu tanaman penghasil

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 119/Kpts/TP.240/2/2003 TENTANG PELEPASAN GALUR PADI HIBRIDA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN NAMA HIBRINDO R-2

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu dari enam komoditas

RESPON VARIETAS TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) TERHADAP CEKAMAN KEKERINGAN PADA FASE PERTUMBUHAN VEGETATIF

I. PENDAHULUAN. Kedelai termasuk salah satu komoditas yang dibutuhkan, karena protein yang

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan sumber bahan pangan ketiga di

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan salah satu komoditas pangan

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Menurut Cock (1985), ubikayu merupakan salah satu tanaman penghasil

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Indonesia tinggi, akan tetapi produksinya sangat rendah (Badan Pusat Statistik,

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pertanaman padi seperti lahan gogo, sawah tadah hujan, hingga sistem irigasi

PENDAHULUAN. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan salah satu komoditi pangan utama

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max L. Merrill) merupakan tanaman pangan yang sangat dibutuhkan

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 517/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG

TINJAUAN PUSTAKA Pemuliaan Tanaman Padi

V. PEMBAHASAN 5.1 Pertumbuhan di Lokasi Penanaman

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Tanaman kedelai (Glycine max L. Merrill) memiliki sistem perakaran yang

BAB I PENDAHULUAN. Pertambahan jumlah penduduk terus meningkat dengan rata-rata laju pertumbuhan 1,34%

I. PENDAHULUAN. setelah beras. Selain itu juga digunakan sebagai pakan ternak dan bahan baku

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Salah satu upaya yang dapat ditempuh untuk meningkatkan

PROSEDUR PEMULIAAN KACANG PANJANG

KAJIAN POLA TANAM TUMPANGSARI PADI GOGO (Oryza sativa L.) DENGAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt L.)

124 tinggi yaitu sebesar 2.73 me/100 g (Tabel 1.1). Perbedaan kondisi cekaman ini menyebabkan perbedaan tingkat toleransi untuk genotipe ZH ,

I. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) merupakan makanan pokok bagi sebagian besar penduduk

I. PENDAHULUAN. padi karena banyak dibutuhkan untuk bahan pangan, pakan ternak, dan industri.

Materi 06 Pemuliaan Tanaman untuk Masa Depan Pertanian. Benyamin Lakitan

I. PENDAHULUAN. merupakan makanan pokok lebih dari separuh penduduk dunia. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Gambar 1. Varietas TAKAR-1 (GH 4) Edisi 5-11 Juni 2013 No.3510 Tahun XLIII. Badan Litbang Pertanian

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Tinggi Tanaman Umur 35 Hari Setelah Tanam

LAMPIRAN. Lampiran 1 Deskripsi dan gambar varietas tanaman padi. 1. Deskripsi Varietas Padi Ciherang (Suprihatno et al. 2009)

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1. Tinggi tanaman padi akibat penambahan jenis dan dosis amelioran.

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia, termasuk ke dalam jenis tanaman polong-polongan. Saat ini tanaman

I. PENDAHULUAN. Kedelai merupakan sumber protein penting di Indonesia. Kesadaran masyarakat

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine Max [L.] Merrill) merupakan tanaman pangan yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. diolah menjadi makanan seperti kue, camilan, dan minyak goreng. kacang tanah dari Negara lain (BPS, 2012).

PROSEDUR PEMULIAAN KACANG PANJANG

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. pangan yang berasal dari biji, contohnya yaitu padi. Dalam Al-Qur'an telah

TINJAUAN PUSTAKA. Morfologi dan Fisiologi Tanaman Jagung (Zea mays L.)

HASIL DAN PEMBAHASAN

: tahan terhadap wereng coklat biotipe 1, 2, 3 dan Sumatera Utara Ketahanan terhadap penyakit

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. protein nabati (Rahmat dan Yuyun, 1996). Menurut Badan Pusat Statistik (2015),

TINJAUAN PUSTAKA Botani Padi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA Padi Varietas Way Apoburu Pupuk dan Pemupukan

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai sumber utama protein nabati. Kontribusi kedelai sangat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Viabilitas benih diartikan sebagai kemampuan benih untuk tumbuh menjadi

I. PENDAHULUAN. Ketahanan pangan merupakan salah satu prioritas utama dalam pembangunan

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 131/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG

UJI DAYA HASIL DELAPAN GALUR HARAPAN PADI SAWAH (Oryza sativa L.) YIELD TRIAL OF EIGHT PROMISING LINES OF LOWLAND RICE (Oryza sativa, L.

KERAGAAN FENOTIP DAN BEBERAPA PARAMETER GENETIK HASIL DAN KARAKTER AGRONOMI ENAM PADI HIBRIDA DI LAHAN KERING MASAM

I. PENDAHULUAN. Padi yang dikenal dengan nama ilmiah Oryza sativa L. merupakan komoditas

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 161/Kpts/LB.240/3/2004 TENTANG PELEPASAN JAGUNG HIBRIDA TB 8701 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN NAMA DK - 2

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 132/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. fenotipe yang diamati menunjukkan kriteria keragaman yang luas hampir pada

I. PENDAHULUAN. dibudidayakan karena padi merupakan tanaman sereal yang paling banyak

UJI GENOTIPE JAGUNG HIBRIDA UMUR GENJAH TOLERAN LAHAN MASAM DI KALIMANTAN SELATAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Penentuan Karakter Morfologi Penciri Ketahanan Kekeringan Pada Beberapa Varietas Kedelai

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 377/Kpts/SR.120/5/2006 TENTANG

HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Varietas Burangrang berasal dari segregat silangan alam, diambil

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kedelai Varietas Detam-1. Kegunaan utama kedelai hitam di Indonesia yaitu sebagai bahan baku

II. TINJAUAN PUSTAKA. vegetasinya termasuk rumput-rumputan, berakar serabut, batang monokotil, daun

PENDAHULUAN Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Pemuliaan Jagung Hibrida

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merrill.) merupakan salah satu komoditas tanaman

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merril) merupakan salah satu komoditas penting dalam

I. PENDAHULUAN. Produktivitas padi pada tahun 2015 hanya mencapai 5,28 t/ha (Badan Pusat

METODA BAKU UJI ADAPTASI DAN UJI OBSERVASI

I. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) adalah tanaman pangan utama sebagian besar penduduk

TINJAUAN PUSTAKA. Jagung

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max L. Merrill) merupakan tanaman pangan yang sangat

PEMBAHASAN UMUM. Pembukaan tanah sulfat masam untuk persawahan umumnya dilengkapi

PENDAHULUAN. kedelai dan berbagai bentuk makanan ringan (Damardjati dkk, 2005). Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) dalam (Katalog BPS,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. protein yang mencapai 35-38% (hampir setara protein susu sapi). Selain

RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL GABAH BERBAGAI GALUR PADI GOGO BERAS MERAH TERHADAP DOSIS PUPUK P

Deskripsi Padi Varietas Cigeulis Informasi Ringkas Bank Pengetahuan Padi Indonesia Sumber: Balai Besar Penelitian Tanaman Padi

II.TINJAUAN PUSTAKA. Taksonomi tanaman padi menurut Tjitrosoepomo (2004) adalah sebagai

II. TINJAUAN PUSTAKA

Pertumbuhan Akar Kedelai pada Cekaman Aluminium, Kekeringan dan Cekaman Ganda Aluminium dan Kekeringan

BAB III TEKNIK PELAKSANAAN

I. PENDAHULUAN. keharusannya memenuhi kebutuhan pangan penduduk. Berdasarkan Sensus

Lampiran 1. Deskripsi Varietas Rajabasa

Transkripsi:

TUGAS MATA KULIAH NUTRISI TANAMAN CRITICAL REVIEW KERACUNAN Al Dewi Ma rufah Oleh : H0106006 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2008

Makalah pertama Pertumbuhan Akar Kedelai pada Cekaman Aluminium, Kekeringan dan Cekaman Ganda Aluminium dan Kekeringan Chairani hanum, wahyu q. Mugnisjah, sudirman yahya, Didi sopandy, komarudin idris, dan asmarlaili sahar Pada makalah pertama ini penulis mencoba untuk menganalisis perakaran kedelai pada kondisi cekaman alumunium dan kekeringan serta cekaman ganda dari keduanya. Penulis mengemukakan bahwa kebutuhan akan kacang kedelai semakin meningkat padahal usaha untuk meningkatkan produksi kedelai sering terkendali oleh faktor pembatas berupa lingkungan termasuk cekaman alumunium dan kekeringan. Gejala pertama yang tampak dari keracunan Al adalah sistem perakaran tanaman yang tidak berkembang diikuti gangguan penyerapan hara. Apabila Al memasuki sel dan bergabung bersama dinding sel maka kan menghambat pembelahan sel. Keracunan Al akan menghambat perakaran tanaman maka variabel tanaman yang diukur adalah panjang akar. Hasil dari penelitian dari penulis menunjukkan bahwa pada indeks kejenuhan Al 75% terjadi penurunan pertumbuhan akar semua varietas kedelai akibat terbentuknya ikatan antara Al dengan membran plasma akar dan dinding sel akar serta dapat menggantikan kedudukan Ca pada lamella tengah yang kesemuanya dapat menyebabkan penghambatan sel dan fungsi akar. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa varietas wilis mempunyai kemampuan untuk menahan cekaman Al karena pada indeks kejenuhan AL sebesar 25% dan 50% terjadi peningkatan bobot kering akar kedelai. Kemampuan varietas wilis untuk tidak terganggu pada cekaman Al diduga disebakan oleh kemampuan perakaran varietas ini untuk beradaptasi dengan lingkungannya.

Makalah kedua SELEKSI BEBERAPA KOMBINASI PERSILANGAN PADI UNTUK KETAHANAN TERHADAP KERACUNAN ALUMINIUM Bambang Sutaryo, Aziz Purwantoro, Nasrullah Kebutuhan akan pangan terutama semakin meningkat, oleh karena itu usaha untuk meningkatkan produksi selalu dilakukan. Salah satu bentuk upaya untuk meningkatkan produksi adalah dengan ekstensifikasi melalui pembukaan lahan baru untuk pertanian. Pembukaan lahan baru ini sering terkendala oleh adanya lahan pasang surut yang memiliki sifat kimia banyak mengandung unsur Al. padahal tanaman padi sangat rentan terhadap keracunan Al. tingginya Al di dalam tanah mengakibatkan terganggunya sistem perakaran pada tanaman. Atas dasar itulah penulis melakukan penelitian yang bertujuan untuk mencari varietas padi hibrida F1 (filial 1) yang tahan terhadap keracunan Al. untuk menguji tingkat ketahanan berbagai turunan padi hibrida ini dilakukan pengamatan terhadap hasil gabah, jumlah gabah isi per malai, jumlah malai per rumpun, bobot 1000 butir, panjang malai, dan sifat perakaran. Metode penelitian yang digunakan adalah melakukan penanaman padi hibrida F1 hasil persilangan antara 6 galur A CMS sebagai tetua betina dan 5 tetua jantan padi rawa dengan menggunakan rancangan Augmented. Hasil dari penelitian ini ditemukan beberapa turunan pertama dari varietas tanaman padi memiliki sifat tahan terhadap keracunan Al seperti IR68888A/kapuas, IR58025A/mendawak, dan IR68885A/kapuas. CRITICAL REVIEW Kedua jurnal ini menuju pada satu tujuan yang sama yaitu analisis tingkat ketahanan suatu tanaman terhadap cekaman/keracunan Al. tetapi keduanya memilih metode yang berbeda untuk mendapatkan hasilnya. Pada jurnal pertama penulis mengemukakan bahwa keracunan Al pada tanaman biasanya berpengaruh

pada sistem perakaran tanaman yang terhambat perkembangannya akibat adanya pengikatan Al oleh dinding sel sehingga terhambat pembelahannya oleh karena itu variabel pengamatan dari penelitian ini berada pada satu fokus tentang perakaran. Hal ini tampak pada pemilihan variabel pengamatan yang terdiri dari berat kering akar pad berbagai perlakuan. Sedangkan pada jurnal kedua penulis mengemukakan bahwa keracunan Al merupakan salah satu kekurangan tanaman yang bisa diperbaiki. Oleh karena itu dilakukan persilangan pada keturunan 1 padi hibrida. Untuk menentukan varietas yang memiliki sifat tahan terhadap keracunan Al dipilihlah variabel pengamatan yang cukup banyak ( hasil gabah, jumlah gabah isi per malai, jumlah malai per rumpun, bobot 1000 butir, panjang malai, dan sifat perakaran). Dengan membandingkan seluruh variabel pengamatan tersebut lalu diketahui padi hibrida F1 yang mana yang mempunyai sifat tahan terhadap cekaman Al. Fokus dari jurnal yang berbeda membuat kedua jurnal ini mempunyai kedalaman pembahasan tentang cekaman Al yang berbeda. Jurnal pertama menggunakan konsentrasi alumunium yang berbeda terhadap varietas yang berbeda. Karena pada prinsipnya jurnal pertama ini mengupas pengaruh Al terhadap sistem perakaran tanaman kedelai. Pengaruh cekaman Al yang dibahas lebih dalam jika dibandingkan dengan jurnal yang kedua. Oleh karena itu jurnal yang pertama ini sangat relevan untuk dijadikan sumber puataka karena kedalaman pembahasannya tentang cekaman Al terhadap perakaran. Sedangkan jurnal kedua kurang begitu mendalam membahas cekaman Al karena variabel pengamatan yang terlalu banyak. Akan tetapi jurnal kedua ini juga sangat relevan bagi studi pemuliaan tanaman karena informasi/data mengenai cekaman Al terhadap tanaman cukup lengkap sehingga memudahkan bagi para pemulia untuk melakukan studi lebih lanjut.

DAFTAR PUSTAKA Sutaryo, B., Aziz P., Nasrullah. 2005. Seleksi Beberapa Kombinasi Persilangan Padi Untuk Ketahanan Terhadap Keracunan Aluminium. Ilmu Pertanian Vol. 12 No.1 : 20-31. Hanum C., Wahyu Q., Mugnisjah., Sudirman.,Didi S, Komarudin I, Asmarlaili S. 2007. Pertumbuhan Akar Kedelai pada Cekaman Aluminium, Kekeringan dan Cekaman Ganda Aluminium dan Kekeringan. Jurnal Agritrop, 26 (1) : 13 18.