BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu tantangan terberat bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi

dokumen-dokumen yang mirip
Edgardus M. Mbeu Djawa Mahasiswa Magister Manajemen, Universitas Atma Jaya Yogyakarta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai,

(Survey Pada Rumah Sakit Di Wilayah Kabupaten Klaten)

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia dari waktu ke waktu masih menjadi topik menarik

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi dibentuk sebagai wadah bagi sekumpulan individu untuk

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kondisi global yang semakin maju membawa dampak

BAB 1 PENDAHULUAN. rumah sakit terdapat banyak institusi yang padat karya dengan berbagai sifat, ciri,

BAB I PENDAHULUAN. banyak dilakukan. Namun, menurut Covaleski et al. (2003) dan Shields and

a. Latar Belakang Era globalisasi yang selalu ditandai dengan terjadinya perubahan-perubahan pesat pada kondisi ekonomi secara keseluruhan, telah

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik dan lingkungannya. Artinya guru memiliki tugas dan tanggung

BAB I PENDAHULUAN. kemampuannya mewujudkan organisasi yang profesional, efektif, efisien,

BAB I PENDAHULUAN. memasuki era pemerintahan yang kompetitif tersebut. Kemampuan ini sangat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB V PENUTUP. Penelitian serupa mengenai hubungan kepemimpinan karismatik dengan kepuasan kerja

BAB 1 PENDAHULUAN. Tracey, 2000). Intensi keluar sendiri, bisa dipengaruhi banyak hal mulai

BAB I PENDAHULUAN. menarik perhatian kalangan organisasi. Perputaran karyawan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi dinamika perubahan lingkungan. Kondisi tersebut menuntut

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia yang kompetitif akan terlahir dari dunia

I. PENDAHULUAN. rangka meningkatkan sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing di

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan publik yang dilakukan oleh pemerintah belum optimal.

BAB I PENDAHULUAN. Widjaja, 2006). Pegawai memiliki peran yang besar dalam menentukan

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa mengalami perubahan membuat perusahaan-perusahaan. berusaha untuk mempertahankan eksistensinya, tak terkecuali dengan

BAB I PENDAHULUAN. untuk menarik para wisatawan agar mau berkunjung. Hal ini penting dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak pernah lepas dari kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. ini, oleh karena itu perusahaan membutuhkan manusia-manusia yang berkualitas tinggi, memiliki

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang semakin meningkat (Kotter, 1995). Dalam iklim persaingan usaha

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

III. METODE PENELITIAN. Riset sumber daya manusia (SDM), dikemukakan oleh Oei (2010) mengatakan

BAB I PENDAHULUAN. menarik, karena memberikan beberapa manfaat baik bagi organisasi, karyawan

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. PERNYATAAN... ii. ABSTRAK... iii. KATA PENGANTAR... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... ix. DAFTAR GAMBAR...

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya persaingan di kalangan auditor dan berkembangnya profesi

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya persaingan kompetensi antar individu menyebabkan banyak

BAB I PENDAHULUAN. sangat cepat. Globalisasi, liberalisasi perdagangan, deregulasi dan. organisasi dihadapkan pada lingkungan yang serba tidak pasti.

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi sekarang ini persaingan semakin ketat di setiap aspek

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi sekarang ini, tantangan terhadap perubahan

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi jabatan dalam penyelenggaraan negara dan pembangunan. Untuk

SKRIPSI. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang

BAB I P E N D A H U L U A N. Pembukaan UUD 1945, perwujudannya berupa pembangunan nasional dalam

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. satu dengan yang lain dalam menyeimbangkan perekonomian masing-masing.

BAB I PENDAHULUAN. dan inovatif dengan mempertimbangkan faktor-faktor ekstern organisasi yang. tujuan organisasi secara efektif dan efisien.

BAB I PENDAHULUAN. Dunia telah memasuki era perubahan dan transformasi yang sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kekuatan untuk menghadapi persaingan (Cusway, 2002). terus menerus untuk mencapai tujuan (Robbins, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. organisasi juga dapat dikatakan sebagai suatu koordinasi rasional kegiatan sejumlah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I. Pendahuluan. Bab pendahuluan ini menjelaskan pemikiran peneliti terkait pertanyaan

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kesuksesan organisasi di masa depan. Kemampuan perusahaan. efektif dan efisien (Djastuti, 2011:2).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkebunan tercatat sebagai sektor yang memiliki kontribusi besar

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaannya, seorang dengan tingkat kepuasan kerja tinggi menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. hujan, angin ribut, dan pasca gunung merapi meletuspun mereka (pelaku seni)

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN GARUT TAHUN

SKRIPSI. Diajukan sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pada Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang.

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN, MOTIVASI, DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PT. AVIA AVIAN

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan dan kinerja seseorang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Instansi Pemerintah adalah organisasi yang merupakan kumpulan orangorang

ABSTRAK. Kata Kunci: Model DeLone & McLean, SIMDA, Kesuksesan SIA, Kinerja Individu

1 Universitas Indonesia

Bab II Perencanaan Kinerja

I. PENGANTAR Latar Belakang. Kualitas sumber daya manusia yang tinggi sangat dibutuhkan agar manusia

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta yang memproduksi sarung tangan golf berbahan baku kulit domba.

BAB 1 PENDAHULUAN. bergeser dari bekerja secara individual menjadi bekerja secara tim. Efektivitas dan kinerja

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi tantangan lingkungan organisasi harus lebih

Judul : Pengaruh Komitmen Organisasional dan Kepuasan Kerja terhadap Organizational Citizenship Behavior

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

Judul : Pengaruh Keadilan Organisasional, Komitmen Organisasional, Dan Kepuasan Kerja Terhadap Organizational Citizenship Behavior

BAB I PENDAHULUAN. manusia merupakan faktor penentu keberhasilan pelaksanaan organisasi yang

1 Universitas Indonesia

PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN KONFLIK PERAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PT. SEMEN GRESIK (PERSERO) Tbk DI GRESIK

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dampak dari tuntutan era globalisasi bagi bangsa Indonesia

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berbagai pengaruh lingkungan seperti lingkungan psikologis, pengaruh sosial,

Kata kunci: budaya organisasi, stress kerja, kepuasan kerja, kinerja pegawai.

BAB I PENDAHULUAN. pada sumber daya manusia (human resources) guna menjalankan fungsinya

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KONFLIK PERAN TERHADAP KEPUASAN KERJA MELALUI KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

PENGARUH MOTIVASI, PERILAKU PEMIMPIN, DAN KESEMPATAN PENGEMBANGAN KARIR TERHADAP KINERJA PEGAWAI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dilakukan oleh Ajmal et al. (2015). Berdasarkan penelitian yang telah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Merriam Webster dalam (Zangaro, 2001), menyimpulkan definisi

tujuan organisasi sebagai satu kesatuan yang akan dicapainya.

BAB I PENDAHULUAN. menjelaskan bahwa: A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. berbagai kemudahan dan pelayanan yang diberikan. Mulai dari kemudahan

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan maupun kebudayaan menuntut setiap individu untuk mempunyai daya. pendidikan, pekerjaan maupun kebudayaan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. konsistensi, bahkan lebih meningkatkan kualitas barang atau jasanya agar

BAB 1 PENDAHULUAN. agar memilki sikap dan perilaku yang berintikan pengabdian, kejujuran, tanggung

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN, KOMITMEN ORGANISASI, DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PT. INTRACO ADHITAMA SURABAYA SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dengan adanya peraturan pemerintah daerah tentang pelaksanaan otonomi

Judul : Pengaruh Keterikatan Kerja, Persepsi Dukungan Organisasional dan Komitmen Organisasional Terhadap Turnover Intention Karyawan Muji Motor

ANALISIS PENGARUH MOTIVASI, KEPUASAN KERJA DAN KOMITMEN PADA KINERJA KARYAWAN PT. PABELAN SURAKARTA

Skripsi. Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai gelar Sarjana Akuntansi di Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang

BAB 1 PENDAHULUAN. Kepmendagri memuat pedoman penyusunan rancangan APBD yang. dilaksanakan oleh Tim Anggaran Eksekutif bersama-sama Unit Organisasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam menunjang aktifitas yang semakin kompleks. Kondisi tersebut memicu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan institusi yang kompleks. Kompleksitas tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. mencapai sasaran atau serangkaian sasaran bersama (Robbins, 2006:4). Akibat

SKRIPSI. Oleh : ARIFAH NUR SABRINA B

BAB I PENDAHULUAN. misi dan tujuan yang telah ditetapkan. Secanggih apapun peralatan dan perangkat

PENGARUH KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT SMART TBK DI SURABAYA SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu tantangan terberat bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi ini adalah bagaimana menyiapkan sumber daya manusia yang memiliki kualitas, kapabilitas dan integritas yang tinggi dalam sebuah organisasi. Bangsa ini harus secara serius dan konsisten memikirkan upaya-upaya yang tepat untuk meningkatkan sumber daya manusianya, baik itu pada organisasi pemerintahan maupun organisasi swasta. Instansi publik dan swasta mengalami kesulitan untuk menghindari tantangan-tantangan manajemen sumber daya manusia. Ada dua tantangan manajemen sumber daya manusia yaitu tantangan internal dan eksternal (Mangkuprawira, 2011). Tantangan internal berkaitan dengan kesulitan dalam menerapkan strategi atau perencanaan, keterbatasan kualitas sumber daya yang ada, kesulitan dalam pengelolaan manajemen dan kesulitan dalam pengambilan keputusan. Sedangkan, tantangan eksternal berkaitan dengan tekanan ekonomi, hukum, politik, sosial, budaya, ilmu pengetahuan, teknologi dan lingkungan yang semakin kompleks. Organisasi yang akan tetap bertahan dan berkembang, jika ia mampu mengendalikan tantangan-tantangan di atas dengan memanfaatkan sumber daya manusianya yang ada secara optimal. Salah satu syarat pembangunan suatu bangsa atau daerah tidak terlepas dari peran sumber daya manusia yang ada di dalamnya. Hal ini mengisyaratkan bahwa pemerintah dan masyarakat seharusnya menyadari akan perlunya usaha- 1

usaha reformatif untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia yang memiliki kualitas kemanusiaan dan daya saing yang tinggi. Pemerintah sebagai perpanjangan tangan masyarakat dan pihak yang mengambil bagian secara langsung dalam pembangunan dituntut untuk bisa merancang pembangunan yang tepat sasar dan merata. Hal ini akan tercapai jika pemerintah memiliki sumber daya manusia yang berkualitas, berkapabilitas dan berintegritas tinggi di dalam organisasi-organisasi terkait. Salah satu organisasi yang terlibat di dalam perencanaan pembangunan daerah adalah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. Dalam konteks penelitian ini saya mengambil Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Statistik (BAPPEDAS) Kabupaten Nagekeo. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Statistik (BAPPEDAS) Kabupaten Nagekeo berdasarkan sejarahnya terbentuk pada tanggal 18 Januari 2008 sesuai dengan peraturan daerah Nomor 1 tahun 2008 tentang organisasi perangkat daerah sebagai badan unsur pendukung tugas Bupati dan masyarakat yang berkedudukan serta bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah Nomor 7 Tahun 2008. Bappeda dan Statistik Kabupaten Nagekeo mempunyai tugas mambantu Bupati Nagekeo dalam pelayanan penyelenggaraan pemerintah daerah di bidang perencanaan pembangunan daerah, merumuskan kebijakan teknis dan sistem informasi di bidang perencanaan pembangunan daerah Kabupaten Nagekeo. Eksistensi Badan ini sebagai satuan kerja perangkat daerah yang mempunyai tugas dan fungsi perencanaan pembangunan daerah dengan peran yang sangat strategis dalam upaya pencapaian tujuan sistem perencanaan pembangunan yang diisyaratkan dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. 2

Adapun tugas pokok dan fungsi atau tupoksi sesuai Undang-Undang, yaitu: mendukung koordinasi antar pelaku pembangunan, menjamin terciptanya integrasi sinkronisasi dan sinergik antar daerah, penata ruang dan waktu antara pusat dan daerah, menjamin keterkaitan dan konsistensi perencanaan penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan, mengoptimalkan partisipasi masyarakat serta menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien efektif berkeadilan dan berkelanjutan. Organisasi ini merupakan salah satu institusi penting yang diberi tugas berat oleh pemerintah untuk pelaksanaan bidang perencanaan dan pengendalian pembangunan, penataan ruang wilayah dan mengatur sistem informasi pemerintah daerah. Dalam menjalankan tugas-tugas pokok ini tentunya diperlukan sumber daya manusia yang memiliki kinerja kerja yang berkualitas. Oleh karena itu, menjadi pusat perhatian pemerintah adalah upaya meningkatkan sumber daya manusia bagi aparatur pemerintah sebagai penyelenggara negara maupun masyarakat pada umumnya (Karadal et al, 2008). Dua hal yang menjadi tolak ukur kualitas sumber daya manusia dalam sebuah organisasi, yaitu: karyawan dan pelaksanaan kerja karyawan itu sendiri (Timpe, 1991). Karyawan atau pegawai dan pelaksanaan kerjanya merupakan dua hal yang perlu diperhatikan dari sebuah organisasi. Timbulnya masalah dalam organisasi publik disebabkan oleh kurang adanya motivasi dan komitmen pegawai terhadap tugas dan tanggungjawab yang diberikan padanya (Karadal et al, 2008). Hal ini disebabkan oleh adanya benturan antara kepentingan pribadi pegawai dan kepentingan instansi. Di satu pihak, instansi bisa memaksimalkan efektivitas pegawai, tetapi di pihak lain pegawai dapat tersita oleh kepentingan pribadinya. Sebaliknya, pegawai dapat berkarya dengan efektif tetapi instansi mengabaikan 3

kepentingan pegawai. Namun, banyak kejadian menunjukkan bahwa kepentingan organisasi tidak tercapai dengan baik karena kurang adanya dorongan dan loyalitas dalam diri karyawan terhadap organisasinya yang berdampak pada benturan antara keduanya. Benturan ini sungguh terjadi di dalam diri karyawankaryawan dari instansi publik. Keberhasilan manajemen organisasi atau instansi sangat bergantung pada pengaturan keseimbangan antara kepentingan organisasi dan kepentingan pribadi karyawan (Timpe, 1991). Faktor penting untuk meningkatkan sumber daya manusia dalam instansi publik adalah bagaimana menciptakan strategi untuk memotivasikan pegawai dan membangun komitmen pegawai terhadap organisasinya. Instansi publik tentunya membutuhkan pegawai yang memiliki motivasi dan komitmen yang tinggi untuk menjadi pekerja yang produktif. Perjuangan ini hanya dapat diatasi melalui peningkatan produktivitas pegawai bahwa satu orang pegawai bisa mengasilkan pekerjaan seperti yang dihasilkan oleh sepuluh orang pegawai (Kelley, 1999). Semuanya ini akan tercapai dengan baik, jika memiliki pegawai yang bermotivasi dan berkomitmen tinggi pada organisasi. Namun, fakta telah menunjukkan bahwa masih banyak pegawai tidak memiliki motivasi dan komitmen yang tinggi kepada organisasinya. Pegawai yang bermotivasi dan berkomitmen terhadap organisasi merupakan salah satu tantangan yang paling sulit dihadapi oleh pihak manajemen organisasi pemerintah. Mempekerjakan pegawai yang berkualitas memang tidak mudah, tetapi memotivasi dan membangun komitmen mereka jauh lebih sulit. Saat ini sangat sukar membangun motivasi, loyalitas dan komitmen pegawai. Adanya motivasi dan komitmen yang dimiliki pegawai akan berdampak positif terhadap kebutuhan mereka untuk memperoleh kepuasan kerja. Seorang 4

pegawai yang merasa puas terhadap pekerjaannya mengindikasikan ia memiliki motivasi dalam bekerja, karena ada dorongan dari dalam dirinya untuk mencintai pekerjaan itu. Kemudian, seorang karyawan juga akan merasa puas terhadap pekerjaannya, karena ia merasa memiliki atas pekerjaannya dan setia terhadap pekerjaannya. Rasa memiliki dan setia atas pekerjaan adalah suatu bentuk komitmen kerja dari dalam diri pegawai. Kepuasan kerja dapat menjadi tolak ukur terhadap motivasi dan komitmen karyawan di dalam sebuah perusahaan. Karyawan yang memiliki motivasi dan komitmen akan terlihat jelas dalam hasil kinerja dan perasaan yang diperoleh setelah ia menilai pekerjaannya. Kepuasan kerja dilihat sebagai dampak dan konsekuensi yang diterima karyawan dalam bekerja karena motivasi dan komitmen kerjanya. Pegawai yang bermotivasi dan berkomitmen akan membuat dirinya semakin produktif. Produktivitas kerja berdampak positif terhadap kesejahteraan pegawai dan instansinya. Kesejahteraan ini dapat menentukan kepuasan kerja, karena kepuasan kerja dapat mempengaruhi produktivitas. Kepuasan kerja adalah keyakinan yang kuat bahwa karyawan yang sejahtera adalah karyawan yang produktif (Usmara, 2006). Upaya untuk mengembangkan dan memberdayakan sumber daya manusia diperlukan motivasi kerja (As ad, 2002). Adanya motivasi kerja akan memberikan dorongan yang kuat untuk mengerahkan kemampuan, keahlian dan keterampilan pegawai dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya. Hal ini sejalan dengan penelitian Stringer (2011) yang mengatakan bahwa motivasi dapat menimbulkan kepuasan kerja yang disebabkan karena adanya kebutuhan pada manusia yang menimbulkan dorongan dalam diri manusia untuk mencapai kebutuhannya. Seorang Pegawai dapat melaksanakan tugas dan kewajibannya secara maksimal, 5

karena ada motivasi yang mendorongnya untuk bekerja dengan tekun dan disiplin. Jika seorang pegawai belum mengerahkan kinerja kerjanya secara optimal, maka diperlukan adanya pendorong agar ia mau menggunakan seluruh potensinya. Daya dorong tersebut itulah yang disebut motivasi kerja. Oleh karena itu, instansi perlu memahami tingkah laku para pegawai di tempat kerjanya. Ia harus peduli dan memahami kebutuhan-kebutuhan atau motif-motif yang menggerakan para pegawainya untuk bertindak. Hal ini menjadi penting karena motivasi adalah sebuah proses pemenuhan kebutuhan. Jika kebutuhan-kebutuhan mereka dipenuhi organisasinya, maka karyawan akan mengeluarkan usaha yang luar biasa untuk pencapaian tujuan organisasional (Robbins, 2003). Dalam peningkatan sumber daya manusia di sektor publik, hal yang paling mendasar adalah komitmen para pegawai terhadap organisasi mereka. Dengan komitmen pegawai yang tinggi diharapkan tujuan pelayanan publik yang diberikan kepada masyarakat akan tercapai (Karadal et al, 2008). Beberapa penelitian terdahulu di beberapa negara di Asia dan di Amerika telah menunjukkan bahwa secara umum komitmen organisasi pegawai di sektor publik lebih rendah dibandingkan dengan komitmen organisasi karyawan pada sektor swasta dengan tingkat absensi yang tinggi dan performa kerja yang rendah para pegawainya (Markovits et al, 2008). Temuan ini tidak berarti di negara kita tidak terjadi, tetapi fenomena dan realita telah membuktikan bahwa itu ada di Indonesia. Motivasi kerja dan komitmen pegawai di instansi pemerintahan indonesia dinilai masih rendah yang berdampak pada rendahnya kinerja kerja dan kepuasan kerja yang dialami oleh para pegawai-pegawai itu sendiri. Berbagai tantangan, masalah dan temuan dari peneliti-peneliti di atas, mendorong penelitian ini dibuat untuk 6

menguji apakah hasil yang sama juga terjadi di Indonesia secara khusus bagi para pegawai di Provinsi Nusa Tenggara Timur dalam hal ini para pegawai Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Statistik Kabupaten Nagekeo. 1.2. Perumusan Masalah Pertanyaan penelitian yang diajukan adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana motivasi intrinsik berpengaruh terhadap kepuasaan kerja para pegawai Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Statistik Kabupaten Nagekeo? 2. Bagaimana komitmen afektif berpengaruh terhadap kepuasan kerja para pegawai Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Statistik Kabupaten Nagekeo? 1.3. Batasan Masalah Agar penelitian ini lebih spesifik dan terfokus, peneliti membatasi permasalahan yang diteliti terhadap beberapa variabel. Adapun beberapa variabel yang akan diteliti oleh penulis, yaitu sebagai berikut. 1. Motivasi intrinsik didefinisikan sebagai keinginan seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan dan menentukan kemampuannya untuk bertindak demi memuaskan kebutuhannya dan orang lain yang timbul dari dalam diri pribadi individu itu sendiri tanpa adanya pengaruh dari luar individu (Robbins, 2003). Peneliti memberikan batasan pada motivasi intrinsik karena peneliti merasa peningkatan motivasi kerja karyawan tidak 7

saja dipengaruhi oleh motivasi ekstrinsik yang dianggap sebagai satusatunya cara dalam memotivasi karyawan dan membuat karyawan merasa puas dan dihargai. Banyak temuan peneliti yang menunjukkan bahwa motivasi ekstrinsik bukan merupakan satu-satunya cara untuk membuat karyawan merasa puas seutuhnya dengan peran mereka selama ini, melainkan motivasi intrinsik. 2. Komitmen afektif didefinisikan sebagai keterlibatan emosional seseorang pada organisasinya berupa perasan memiliki pada organisasi dan perasaaan ini yang memunculkan kemauan untuk tetap tinggal dan membina hubungan sosial serta menghargai nilai hubungan dengan organisasi karena telah menjadi anggota organisasi (Meyer dan Allen, 1990). Peneliti lebih terfokus pada komitmen afektif karena komitmen tersebut membedakan bentuk-bentuk lain dari komitmen kontinuan dan normatif yang mencerminkan hubungan yang mendalam antara karyawan dan organisasi. Ia dibangun berdasarkan keterikatan emosional dibandingkan pada pemenuhan kebutuhan dan kewajiban. 3. Kepuasan kerja yang didefinisikan sebagai suatu efektivitas atau respons emosional terhadap berbagai aspek pekerjaan atau seseorang relatif puas dengan suatu aspek dari pekerjaannya dan tidak puas dengan salah satu atau lebih aspek yang lainnya (Kreitner dan Kinicki, 2005). 1.4. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah sebagai berikut. 8

1. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh motivasi kerja dalam hal ini motivasi intrinsik terhadap kepuasan kerja para pegawai Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Statistik Kabupaten Nagekeo. 2. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh komitmen karyawan dalam hal ini komitmen afektif terhadap kepuasan kerja para pegawai Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Statistik Kabupaten Nagekeo. 1.5. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi organisasi yang diteliti oleh peneliti, yaitu sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi pihak Instansi yang diteliti dalam hal membangun motivasi kerja dan komitmen bagi para pegawai di Instansi-instansi Pemerintahan Kabupaten Nagekeo pada umumnya dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Statistik Kabupaten Nagekeo pada khususnya. 1.6. Sistematika Penulisan Bab pertama merupakan pendahuluan yang menjelaskan latar belakang permasalahan, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penelitian. Bab kedua menjelaskan tentang landasan teori yang membantu penulis memahami topik pembahasan dalam penelitian ini. Di dalam bab ini akan membahas secara umum tentang motivasi kerja, komitmen karyawan dan 9

kepuasan kerja. Selanjutnya, bab ini juga menjelaskan kerangka penelitian dihasilkan dari teori-teori, penelitian terdahulu dan hipotesis. Bab ketiga membahas tentang metode penelitian. Pertama-tama, bab ini memberikan gambaran umum tentang organisasi atau lokasi yang menjadi sasaran penelitian. Kemudian, bentuk penelitian, populasi dan metode pengambilan sampel. Kemudian, bab ini juga akan membahas metode pengumpulan data, metode pengukuran data dan metode pengujian instrumental yang terdiri dari analisis validitas dan analisis reliabilitas. Selain itu, bab ini juga membahas tentang metode analisis data yang terdiri dari analisis deskriptif dan analisis regresi linier berganda. Bab keempat membahas mengenai analisis data dan pengujian terhadap jawaban responden dari kuesioner yang dibagikan dan hasil yang diperoleh dalam penelitian. Adapun beberapa pembahasan dalam bab ini. 1. Peneliti menguraikan hasil analisis dari pengujian instrumental yang meliputi hasil pengujian validitas dan pengujian reliabilitas. 2. Peneliti menguraikan deskripsi karakteristik responden. 3. Peneliti menganalisis data pengujian deskriptif variabel responden. 4. Peneliti menganalisis pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis regresi linier berganda. 5. Pembahasan penelitian. Bab kelima berisikan tentang kesimpulan dari penelitian yang dilakukan, implikasi manajerial, keterbatasan penelitian dan saran-saran yang berguna bagi penelitian selanjutnya. 10