BAB 4. Evaluasi dan Implementasi. keras dari blind spot detection system berbasiskan ATMEGA 168 : Tabel 4.1. Daftar komponen

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 3. Perancangan Sistem Blind Spot Detection System. Berbasiskan ATMEGA 168

VEHICLE BLIND SPOT DETECTION SYSTEM BERBASISKAN ATMEGA 168

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berikut adalah gambar blok diagram :

BAB IV PEMBAHASAN ALAT

BAB 4 PENGUJIAN DAN ANALISA DATA

BAB III METODOLOGI PENULISAN

RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560

BAB 1 PENDAHULUAN. mencegah terjadi kecelakaan adalah blind spot detection system, dimana blind spot

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Microco ntroller ATMeg a 16. Program. Gambar 3.1 Diagram Blok sterilisator UV

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN ALAT

kali tombol ON ditekan untuk memulai proses menghidupkan alat. Setting

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

PERANCANGAN SISTEM KENDALI GERAKAN ROBOT BERODA TIGA UNTUK PEMBERSIH LANTAI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang memiliki tegangan listrik AC 220 Volt. Saklar ON/OFF merupakan sebuah

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS. dapat berjalan sesuai perancangan pada bab sebelumnya, selanjutnya akan dilakukan

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. (secara hardware).hasil implementasi akan dievaluasi untuk mengetahui apakah

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2013 sampai dengan Maret 2014,

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN RANGKAIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Berikut sistem dari modul Hot Plate Magnetic Stirrer dapat dilihat pada

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini dilakukan beberapa langkah untuk mencapai tujuan

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro

Gambar 3.1 Blok Diagram Sistem

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. ruangan yang menggunakan led matrix dan sensor PING))). Led matrix berfungsi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 3.1 Diagram Blok Alat

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

MOUSETRAP BERBASIS ARDUINO UNO DENGAN SENSOR PIR

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat score, setelah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Diagram blok heart rate dan suhu badan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB IV PENGUJIAN DAN PENGUKURAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT SIMULASI PEGENDALI LAMPU JARAK JAUH DAN DEKAT PADA KENDARAAN SECARA OTOMATIS

Grafik hubungan antara Jarak (cm) terhadap Data pengukuran (cm) y = 0.950x Data pengukuran (cm) Gambar 9 Grafik fungsi persamaan gradien

BAB II ROBOT PENYAPU LANTAI

BAB IV METODE KERJA PRAKTEK

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN PEMODELAN

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM. pengukuran terhadap parameter-parameter dari setiap komponen per blok maupun

PENGUKUR TINGGI BADAN DENGAN DETEKTOR ULTRASONIK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Blok Sistem Diagram blok cara kerja alat digambarkan sebagai berikut :

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III METODE PELAKSANAAN. Sinar-X LCD 16x2. Pengkondisi Sinyal Analog. Gambar 3.1 Blok Diagram Alat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian, perancangan, dan pembuatan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium

BAB III METODE PERANCANGAN. tabung V maka penulis membuat diagram dan mekanis system sebagai

BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. beberapa alat dan bahan. Berikut ini merupakan alat-alat yang dipergunakan

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB III PEMILIHAN KOMPONEN DAN PERANCANGAN ALAT. perancangan perangkat keras dan perangkat lunak sistem alat penyangrai dan

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. hexapod. Dalam bab tersebut telah dibahas mengenai struktur robot, analisa

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berikut ini merupakan penjelasan dari rangkaian power supply:

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB III METODE PENELITIAN

Tutorial Menyolder Hardware. ICHIbot Ultimate

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV DATA DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB III METODELOGI PENELITIAN

PENGUKUR KECEPATAN GERAK BENDA MENGGUNAKAN SENSOR PHOTOTRANSISTOR BERBASIS MIKROKONTROLER Atmega 8535

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

Transkripsi:

BAB 4 Evaluasi dan Implementasi 4.1 Implementasi Sistem 4.1.1 Daftar Komponen yang digunakan Berikut adalah daftar komponen yang digunakan pada perancangan perangkat keras dari blind spot detection system berbasiskan ATMEGA 168 : Tabel 4.1. Daftar komponen Nama No. Komponen Jumlah Kapasitas Regulator Modul D14002 (dioda) D1 1 Capasitor C4,C6,C7 3 100µF, 10µF, 100nF LM7805 U3 1 Ouput 5V Komponen Board Kontroller Crystall Y1 1 12Mhz Capasitor C2,C3 2 22pF Capasitor 2 10µF, 100nF Resistor R1,R2,R3 3 1K, 330,330 Variabel Resistor VR0,VR1,VR2 3 10K, 1K, 1K LED L9,L10 2 LCD U2 1 16x2 Buzzer Header 2 (PC2) 1 Sensor Ultrasonic Header 2 (PC0,PC1) 2 ATmega 168 U1 1 4.1.2 Pemasangan Modul Kontroller Langkah awal untuk dapat melakukan implementasi dari perancangan blind spot detection system berbasiskan ATMEGA 168 adalah melakukan perakitan setiap komponen yang ada kedalam satu modul yang disebut modul kontroler. Dimana modul 40

41 ini berfungsi sebagai pengontrol dari tiap-tiap modul yang terhubung kedalamnya. Berikut ini adalah gambar modul kontroller yang telah dirangkai (bentuk fisik) : Gambar 4.1 Modul kontroler Setelah modul kontroler telah telah terhubung sempurna maka dapat dilihat disini bahwa board berfungsi menjadi media untuk komunikasi antar modul dimana modul LCD terhubung dengan port yang berada dekat dengan regulator sedangkan modul sensor terhubung dengan port yang berada dekat port burner sedangkan buzzer pada port barisan yang berwarna hijau. Berikut adalah gambar dari modul kontroler yang terhubung dengan modul lainnya.

42 Gambar 4.2. Modul kontroler yang terhubung dengan modul LCD,modul sensor dan buzzer Gambar 4.3 Switch on/off dan reset yang yang terhubung ke modul kontroller

43 Gambar 4.4 Push button 1 dan 2 (untuk mengaktifkan mode sensor) dan buzzer Yang terhubung ke port yang terdapat pada modul kontroler 4.1.3 Cara pemasangan modul sensor Pada modul sensor, sensor yang digunakan adalah sensor ultrasonik, sensor disini adalah bukan dibuat secara manual, namun sensor yang telah ada di pasaran, sensor dalam hal ini juga terhubung ke modul kontroller, yang mana berfungsi menangkap jarak, secara fisik dapat dilihat seperti gambar berikut ini (gambar Sensor yang telah terhubung dengan modul kontroler :

44 Gambar 4.5 Sensor yang terhubung dengan modul kontroler Dalam hal ini sensor terhubung dengan modul kontroler dalam hal pemasangan disesuaikan dengan port yang tersedia pada board, sensor akan bekerja jika modul kontroller menyala, jadi dalam hal ini sensor mengambil daya dari modul kontroller. Berikut adalah perangkaian modul sensor ke dalam kotak : Gambar 4.6. Sensor dimasukkan dalam kotak (sensor tampak dari belakang)

45 Berikut adalah gambar port pin sensor setelah masuk kedalam kotak dan gambar sensor terlihat dari depan ketika telah masuk kedalam kotak : Gambar 4.7. Port sensor (setelah masuk kotak) Gambar 4.8 Modul sensor tampak dari depan

46 4.1.4 Modul LCD dan Cara Pemasangannya LCD dalam hal ini berfungsi sebagai media menampilkan hasil jarak yang didapat oleh sensor, dalam hal ini LCD yang dipakai adalah LCD karakter 16x2 yang telah ada di pasaran. Berikut adalah bentuk fisik dari LCD 16x2 tersebut : Gambar 4.9 LCD 16x2 Tampak belakang Modul LCD adalah modul yang berfungsi sebagai pemberi tampilan kepada pengguna, dalam hal ini LCD dihubungkan dengan modul kontroler, dimana sumber daya untuk tampilan daripada LCD juga berasal dari board kontroler, jadi dalam hal ini LCD akan menyala jika modul kontroler juga menyala. Berikut adalah gambar LCD setelah terpasang kedalam papan kotak :

47 Gambar 4.10 LCD terpasang pada papan Kotak 4.1.5 Cara pengoperasian sistem Sistem akan bekerja, jika supply telah ada,dalam hal ini pengoperasian sistem dari alat ini adalah ketika menyala maka pengguna sebaiknya menekan tombol yang terdapat pada modul kontroler disini pengguna memilih apakah mau mengaktifkan sensor untuk mengukur jarak ketika di jalan biasa atau diajalan tol disini tampilan pada LCD untuk mengetahui apakah yang aktif pada saat ini adalah mode untuk di jalan biasa atau jalan tol adalah dengan melihat bintang yang tertera pada LCD jika bintang yang terdapat pada LCD berada dibaris atas maka yang aktif adalah sensor mode jalan biasa jika bintang pada posisi baris bawah maka sensor aktif adalah untuk menghitung jarak pada kondisi jalan tol.seperti terlihat pada gambar berikut ini :

48 Gambar 4.11 Alat bekerja,sensor aktif pada kondisi penghitungan jarak di jalan biasa Setelah menekan tombol pilihan, jenis perhitungan jarak yang dilakukan oleh sensor, maka disini sensor akan terus bekerja, menghitung jarak. Jika yang aktif adalah mode untuk jalan biasa, maka sensor akan mengaktifkan buzzer dengan batas maksimum 100cm, jika jarak yang tertangkap disensor adalah kurang dari 100cm,maka buzzer akan berbunyi, namun jika yang akitif adalah sensor dengan kondisi mode adalah jalan tol makan batas max adalah 200cm, jika jarak yang tertangkap kurang dari 200cm maka sensor akan bunyi. Sensor dan modul kontroller, dan modul LCD akan tetap terus bekerja, jika modul tidak dimatikan, jadi dalam hal ini blind spot detection system berbasiskan ATMEGA 168 dalam hal aktif atau tidaknya adalah secara manual..

49 4.2 Pengujian Modul Sensor Ultrasonik Dalam blind spot detection system,modul sensor adalah hal yang penting, oleh karena itu perlu dilakukan pengujian, dalam hal ini pengujian yang dilakukan adalah bagaimana respon sensor tehadap sesuatu jka benda tersebut besar maupun kecil. Percobaan dilakukan sebanyak 10 kali, dan jarak dihitung dalam satuan cm. Berikut adalah gambar tabel dari hasil pengujian dari akurasi sensor : Tabel 4.2 Tabel data hasil pengujian akurasi sensor Dari tabel diatas (tabel 4.2) untuk blok yang berwarna kuning, sensor dapat mendeteksi benda, dalam hal ini benda tersebut memiliki permukaan yang kecil, besar ukuran untuk benda kecil adalah 15x6x3 cm sedangkan untuk tabel tang terblok berwarna hijau, sensor dapat mendeteksi benda,dan permukaan benda yang dideteksi adalah lebih besar dengan ukuran benda besar adalah 50x20x10 cm. Sedangkan untuk tabel yang terblok berwarna merah, sensor kurang dapat medeteksi benda, pada tabel yang terblok berwarna merah, benda yang dipakai adalah benda yang memiliki permukaan kecil dan besar. Berikut besar persentase error yang ada pada hasil percobaan :

50 Tabel 4.3 Tabel persentase tingkat error percobaan akurasi sensor Berikut adalah grafik dari persentase erorr pada tabel 4.3 : Gambar 4.12 Grafik tingkat error pada sensor pada benda berbidang kecil dan besar dengan jarak 30 400 cm

51 Berikut adalah beberapa gambar hasil implementasi dari ujicoba sensor, dengan metoda jarak dihitung dengan menggunakan panjang ubin yaitu 1 ubin sama dengan 30cm : Gambar 4.13. Ujicoba sensor pada jarak 60cm Gambar 4.14. Hasil yang ditangkap oleh sensor dan tampil di LCD Pada jarak 60cm

52 Gambar 4.15. Ujicoba sensor pada jarak 150cm Gambar 4.16. Hasil yang terlihat pada LCD (ujicoba sensor pada jarak 150cm)

53 Gambar 4.17. Ujicoba sensor pada jarak 270cm tabel 4.3 : Gambar 4.18. Jarak yang tampil pada LCD (Pengukuran jarak 270cm) Berikut adalah grafik hasil dari pada ujicoba akurasi dari sensor berdasarkan

54 4.3 Tabel Percobaan Implementasi sistem blind spot detection system Berikut adalah tabel implementasi sistem pada kondisi dan beberapa jalan :

55 Tabel 4.4. Tabel percobaan ketika berjalan searah (bukan tol) Tabel 4.5. Tabel percobaan ketika jalan tol padat merayap

56 Tabel 4.6 Tabel Percobaan ketika di tol berjalan lancar Tabel 4.7 Tabel Percobaan ketika dijalan biasa posisi 2 jalur berlawanan arah Catatan : untuk tabel diatas jika tabel ada yang terblok,berwarna abu abu(grey),sensor pada saat tersebut tidak digunakan karena kondisi tertentu.

57 Untuk tabel yang terblok, berwarna kuning sensor tetap berfungsi, namun ada faktor luar seperti perbedaan antar kendaraan yang melewati area sensor, yang sangat berdekatan jaraknya, yang mempengaruhi kinerja sensor,sensor tidak dapat menangkap jarak yang seharusnya. 4.4 Grafik Percobaan alat Berikut adalah grafik yang dihasilkan yang mana disesuaikan tabel percobaan Gambar 4.20 Grafik pada saat daerah bukan jalan tol (jalan satu arah)

58 Gambar 4.21 Grafik pada saat jalan (searah) keadaaan pada merayap Gambar 4.22 Grafik pada saat jalan searah (dalam area tol) keadaaan lancar

59 Gambar 4.23 Grafik pada saat dijalan (bukan tol) posisi jalan 2 arah berlawanan 4.5 Evaluasi Alat Dari hasil percobaan yang dilakukan maka didapati bahwa sensor terkadang tidak dapat memberikan respon yang baik ketika dalam kondisi tertentu, kondisi tersebut dipengaruhi oleh luas bidang kendaraan, dan kecepatan dari pada kendaraan yang tertangkap oleh range daripada sensor. Sedangkan untuk fungsi sensor ketika di jalan biasa ataupun tol harus ditekan secara manual. Sensor dapat bekerja pada berbagai inputan, salah satunya adalah melalui baterai yang memiliki tegangan 9V. Namun dalam kondisi memakai baterai, maka kondisinya baterai akan cepat boros.

60 4.5.1 Evalusi di jalan tol Ketika dijalan tol maka faktor yang mempengaruhi adalah kecepatan kendaraan lain yang berada dalam jangkauan sensor, dan lebar permukaan dari kendaraan yang berada dalam jangkauan sensor tersebut. 4.5.2 Evaluasi di jalan biasa Ketika berpindah pada jalan biasa faktor yang menjadi kendala dalam kinerja alat adalah faktor padatnya kendaraan sehingga kadang sistem tidak bekerja baik dalam hal meresponi posisi yang dekat dengan sesor apakah posisi kiri atau kanan, walau secara sistem dan program telah dibedakan, antara kanan dan kiri.