PROFIL MOTIVASI BELAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBING PROMPTING MELALUI LEMBAR KEGIATAN KELOMPOK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang melibatkan segala macam tingkah laku dan kebutuhannya. Ilmu Pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui proses belajar mengajar.

BAB I PENDAHULUAN. yang paling digemari dan menjadi suatu kesenangan. Namun, bagi sebagian

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas manusia. Hal ini dikarenakan, pendidikan

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Permendikbud, Standar Penilaian Pendidikan ( Jakarta: Permendikbud No66, 2013), hal 2

PROFIL KEMAMPUAN PENALARAN SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH ARITMETIKA SOSIAL

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN TEKNIK PROBING-PROMPTING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBING-PROMPTING BERBANTUAN LEMBAR KERJA BERSTRUKTUR TERHADAP HASIL BELAJAR

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBING-PROMPTING DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mengajar ditinjau dari sudut kegiatan siswa berupa pengalaman belajar, yaitu

Circle either yes or no for each design to indicate whether the garden bed can be made with 32 centimeters timber?

Key words: models of cooperative learning, the ability to solve math problems, operating the algebra

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBING-PROMPTING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI L SIDOHARJO TAHUN PELAJARAN 2017/2018

PENERAPAN MODEL PROBING PROMPTING LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA SMP. Agni Danaryanti, Dara Tanaffasa

PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN SCAFFOLDING TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP PERTIWI 2 PADANG

p-issn : e-issn :

IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN

BAB I PENDAHULUAN. mampu meningkatkan penguasaan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan

KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS MENYELESAIKAN SOAL OPEN-ENDED MENURUT TINGKAT KEMAMPUAN DASAR MATERI SEGIEMPAT DI SMP

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA (EFFECT ON STUDENT MOTIVATION TO LEARN MATHEMATICS ACHIEVEMENT OF STUDENT)

STRATEGI PEMBELAJARAN TPS (THINK PAIR SHARE) TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATERI OPERASI HIMPUNAN

PENERAPAN METODE TANDUR PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 12 PADANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012


Bella Agustin Hariyanto Bambang Soerjono. Program Sarjana, STKIP PGRI Sidoarjo Jalan Kemiri Sidoarjo. Abstak

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Matematika mempunyai peran yang sangat besar baik dalam kehidupan

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika, Vol 1 No 1, November 2013

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Abstract

PENGARUH METODE PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA. Bahrudin 1, Rini Asnawati 2, Pentatito Gunowibowo 2

Alifa Hamiim Farida, Rini Nurhakiki Universitas Negeri Malang

Penerapan Teknik Probing dalam Model Pembelajaran Kooperatif untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran yang diajarkan. Untuk menumbuhkan sikap aktif, kreatif, dan. pada prestasi belajar siswa yang rendah.

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE LEARNING STARTS WITH A QUESTION (LSQ)

PENERAPAN STRATEGI SNOWBALLING PADA MATERI ATOM, ION, MOLEKUL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII SMPN 19 SURABAYA

Improving Student Activity Learning Class XI IPA SMA Katolik Rajawali Through Inquiry Approach Based on PBI of Buffer Solution Topic

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN OPEN ENDED SISWA KELAS X SMA TAMAN MADYA JETIS YOGYAKARTA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Guna memahami apa itu kemampuan pemecahan masalah matematis dan pembelajaran

Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau ABSTRACT

PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM SOLVING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA KELAS VII-B SMP MUHAMMADIYAH 13 SURABAYA

JURNAL. Oleh: Satriyo Dwiharyo Winanda Dibimbing oleh : 1. Dr. Sulistiono, M.Si. 2. Sutrisno Sahari, M.Pd.

PENERAPAN TEKNIK PROBING-PROMPTING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII MTSN LUBUK BUAYA PADANG

Jurnal Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sidoarjo Vol. 1, No. 2, September 2013 ISSN:

KEMAMPUAN BERPIKIR SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA (THE THINKING ABILITY OF STUDENTS IN SOLVING MATHEMATICS STORY PROBLEMS)

Yonathan SMP Negeri 1 Tolitoli, Kab. Tolitoli, Sulawesi Tengah ABSTRAK

PENERAPAN PENDEKATAN KONSTEKTUAL MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

Mivafarlian et al., Penerapan Metode Diskusi Berbantuan Garis Bilangan. 1

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE LISTENING TEAM PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 5 PADANG

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE

Oleh: Key word: Chained-Greeting and Question technique accompanied, Handout, Comprehension of mathematical concept.

PENERAPAN STRATEGI PEMECAHAN MASALAH WANKAT

EFEKTIVITAS PENERAPAN STRATEGI LEARNING START WITH A QUESTION PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA. Binti Anisaul Khasanah 1, Siti Khoiriah 2

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK PESERTA DIDIK

BAB I. aktivitas guru sebagai pengajar. Siswa dapat dikatakan belajar dengan aktif

MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR BILANGAN BULAT SISWA KELAS V MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BAMBOO DANCING. Dyah Tri Wahyuningtyas

BAB IV HASIL PENELITIAN. Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti mengurus surat izin penelitian dari

PENERAPAN STRATEGI ACTIVE LEARNING TIPE ROTATING TRIO EXCHANGE PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS XI IPA SMA NEGERI 9 PADANG

IMPLEMENTASI PEMBERIAN PENGUATAN DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XV, No. 2, Tahun 2017 Bagas Dwi Pratomo & Sukanti 92-99

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI. (Jurnal) Oleh DEBI GUSMALISA

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Teknik Probing Prompting terhadap Hasil Belajar Matematika

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI DI SMP

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION PADA EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 21 MALANG PADA MATERI BANGUN RUANG

Rusmartini Guru SDN 2 Nambahrejo

Penerapan Perangkat Pembelajaran Materi Kalor melalui Pendekatan Saintifik dengan Model Pembelajaran Guided Discovery Kelas X SMA

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR SISWA MELALUI METODE ROLLING QUESTION MATERI SEGITIGA DAN SEGI EMPAT DI SMPN 3 CIAWIGEBANG KABUPATEN KUNINGAN

MODEL INKUIRI DENGAN TIPE INTEGRATED PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP ARTIKEL. Oleh. Etik Khoirun Nisa NIM

BAB I PENDAHULUAN. keahlian dimana program keahlian yang dilaksanakan di SMK disesuaikan dengan

PENGARUH PENERAPAN MODEL PENEMUAN TERBIMBING (GUIDED DISCOVERY) TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 RANAH PESISIR ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Seprotanto Simbolon 1, Sakur 2, Syofni 3 Contact :

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA SD KELAS III

BAB I PENDAHULUAN. diberikan di sekolah-sekolah. Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada

Keywords: Math Learning Outcome,Student s Learning Activity, Learning Starts With A Question

BAMBOO DANCING. Dyah Tri Wahyuningtyas Pendidikan Guru Sekalah Dasar Universitas Kanjuruhan Malang

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 3 Tahun 2014

Meli Andani (1), Cut Nurmaliah (2), Safrida (3) Jurusan Pendidikan Biologi, FKIP Universitas Syiah Kuala

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBING-PROMPTING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA KELAS XI.IPA MAN 1 KOTA BENGKULU

MODEL INQUIRY TRAINING DENGAN SETTING KOOPERATIF DALAM PEMBELAJARAN IPA-FISIKA DI SMP

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN SISWA KELAS IV SD

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kemampuan Komunikasi Matematis Komunikasi dapat diartikan sebagai pengalihan pesan dari satu orang ke

Desi Suryaningsih et al., Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) untuk Meningkatkan...

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 KARANGTANJUNG TAHUN AJARAN 2012/2013

BAB V PEMBAHASAN. mengaitkan komponen pembelajaran berbasis masalah untuk melatihkan

e-issn Vol. 5, No. 2 (2016) p-issn

Oleh: Lusi Lismayeni Drs.Sakur Dra.Jalinus Pendidikan Matematika, Universitas Riau

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diberikan sejak tingkat pendidikan dasar sampai dengan pendidikan menengah di

Pemanfaatan Monograf dan Batang Napier sebagai Media Pembelajaran Berhitung Matematika Dasar

PENGEMBANGAN LKS DENGAN PENDEKATAN PMRI PADA SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL UNTUK SMP KELAS VIII

PENERAPAN STRATEGI THE FIRING LINE PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 BATIPUH. Abstract

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR FAKTOR DAN KELIPATAN BILANGAN MELALUI METODE CTL

Ermei Hijjah Handayani*, Elva Yasmi Amran**, Rini***

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial,

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

Transkripsi:

PROFIL MOTIVASI BELAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBING PROMPTING MELALUI LEMBAR KEGIATAN KELOMPOK (PROFILE MOTIVATION WITH PROBING PROMPTING LEARNIN THROUGH GROUP ACTIVITY SHEET) Asih Retnowulan Hadi (ache_hadi@yahoo.co.id) Bambang Soerjono Soffil Widadah Program Studi Pendidikan Matematika, STKIP PGRI Sidoarjo Jalan Jenggala Kemiri Sidoarjo Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan profil motivasi belajar dengan model pembelajaran probing prompting melalui lembar kegiatan kelompok. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian ini menekankan pada pengamatan penggunaan model pembelajaran probing prompting melalui LKK untuk memotivasi siswa dalam memecahkan masalah matematika bilangan bulat. Hasil dari penelitian menujukkan bahwa penggunaan model pembelajaran probing prompting melalui LKK dapat memotivasi belajar siswa dalam memecahkan masalah matematika bilangan bulat. Kata kunci : motivasi, pembelajaran probing prompting, lembar kegiatan kelompok. Abstract This research aimed to describe profile of motivation learning with probing prompting learning model through group activity sheet. This research is a descriptive study using a qualitative approach. This study emphasizes the use of the observation probing prompting learning model through sheet group activities to motivate students in solving mathematical problems of integer. The result of study showed that the use of pro-bing prompting learning model through sheet group activities can motivate students in solving mathematical problems of integers. Kata kunci : motivation, probing prompting learning, group activity sheet 165

166 Pendahuluan Tingkat keberhasilan pelaksanaan suatu pembelajaran dipengaruhi oleh banyak faktor. Diantaranya adalah motivasi belajar siswa dalam pembelajaran. Dalam kurikulum 2013 pada pembelajaran matematika salah satunya menggunakan pembelajaran berbasis penemuan (discovery learning). Model Discovery Learning adalah memahami konsep, arti, dan hubungan melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai pada suatu kesimpulan (Budiningsih, 2005 : 43). Berdasarkan uraian di atas tampak bahwa arah atau orientasi pembelajaran matematika adalah kemampuan pemecahan masalah matematika. Pada kenyataannya siswa kelas VII SMP Negeri 2 Buduran Sidoarjo tahun pelajaran 2013/2014 seringkali masih kesulitan dalam pemecahan masalah matematika bilangan bulat, sehingga siswa cenderung pasif dan respon siswa dalam pembelajaran matematika kurang baik karena tidak adanya motivasi belajar. Motivasi adalah suatu dorongan yang kuat yang berasal dari dalam diri seseorang atau dari luar yang membuat seseorang melakukan sesuatu untuk dapat mencapai tujuannya. Dengan demikian bisa disimpulkan motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak/dorong baik dari dalam diri maupun dari luar siswa (dengan menciptakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu) yang menjamin kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sardiman (2011:85) Hasil belajar akan optimal kalau ada motivasi dan motivasi berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Maka dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar, sehingga yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Dalam penelitian ini, peneliti mendefinisikan ciri-ciri motivasi belajar pada siswa didasarkan pada lima insikator, yaitu : (1) ingin tahu, (2) rajin, (3) jujur, (4) mandiri, (5) kerjasama. Untuk mengatasi hal tersebut perlu dicari suatu model pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan motivasi, aktivitas dan hasil belajar siswa. Sesuai dengan

167 kurikulum 2013 model pembelajaran yang digunakan adalah Probing Prompting de-ngan media Lembar Kegiatan Kelompok. Dalam memecahkan masalah matematika guru dapat menggunakan LKK (Lembar Kegiatan Kelompok) untuk membimbing siswa dalam menemukan solusi masalah matematika. Dengan adanya LKK diharapkan siswa lebih aktif dalam pembelajaran dan lebih bersemangat untuk menemukan suatu konsep atau cara untuk memecahkan masalah matematika. Sudarti (2008:13) menyatakan bahwa probing prompting adalah suatu pembelajaran dengan cara guru mengajukan pertanyaan untuk membimbing siswa menggunakan pengetahuan yang telah ada pada dirinya agar dapat membangun sendiri menjadi pengetahuan baru. Bila siswa tidak dapat menjawab, maka tugas guru adalah membimbing siswa melalui pemberian pertanyaan-pertanyaan yang dapat mengarahkannya ke jawaban yang benar. Probing prompting sangat erat kaitannya dengan pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan pada saat pembelajaran ini disebut probing question. Probing question adalah pertanyaan yang bersifat menggali untuk mendapatkan jawaban lebih lanjut dari siswa yang bermaksud untuk mengembangkan kualitas jawaban, sehingga jawaban berikutnya lebih jelas, akurat serta beralasan (Suherman dkk, 2001:160). Dengan pembelajaran ini, proses tanya jawab dilakukan dengan menunjuk siswa secara acak sehingga setiap siswa mau tidak mau harus berpartisipasi aktif, siswa tidak bisa menghindar dari proses pembelajaran, setiap saat ia bisa dilibatkan dalam proses tanya jawab. Kemungkinan akan terjadi suasana tegang, namun bisa dibiasakan untuk mengurangi kondisi tersebut, guru hendaknya memberi pertanyaan disertai dengan wajah ramah, suara menyejukkan, dan nada yang lembut. Ada canda, senyum dan tertawa sehingga menjadi nyaman, menyenangkan dan ceria. Perlu diingat bahwa jawaban siswa yang salah harus dihargai karena salah adalah ciri siswa sedang belajar dan telah berpartisipasi. Terdapat dua aktivitas siswa yang saling berhubungan dalam probing prompting, yaitu aktivitas siswa yang meliputi aktivitas berpikir dan aktivitas fisik yang berusaha membangun pengetahuannya, serta aktivitas guru yang berusaha membimbing siswa dengan menggunakan sejumlah pertanyaan yang memerlukan pemikiran tingkat rendah sampai pemikiran tingkat tinggi (Suherman, 2001:55).

168 Lembar Kegiatan Kelompok ( LKK ) adalah media untuk mencapai pemecahan masalah bilangan bulat dengan model pembelajaran probing prompting, yang berupa lembar berisi masalah dan uraian singkat materi yang terkait dan dapat menuntun siswa dalam mengkonstruksi fakta, konsep, prinsip sehingga dapat memecahkan masalah matematika matematika sesuai dengan materi yang dipelajari. LKK ini dibuat oleh guru sesuai dengan materi sehingga dapat memudahkan siswa memecahkan masalah matematika. Untuk pengumpulan data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan instrumen lembar observasi motivasi belajar dan lembar angket motivasi belajar, yang terlebih dahulu divalidasi oleh dosen pembimbing selaku validator 1 dan guru pelajaran matematika selaku validator 2 untuk menyatakan kelayakan instrumen sebelum digunakan. Hasil Data hasil penelitian berasal dari lembar observasi motivasi belajar dan lembar angket motivasi belajar. Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif berbentuk naratif sesuai dengan jenis penelitian yaitu penelitian kualitatif deskriptif. 1. Hasil observasi motivasi belajar Berdasarkan kenyataan di lapangan, diketahui bahwa siswa kelas VII B SMPN 2 Buduran Sidoarjo kurang bersemangat dalam mengikuti pembelajaran matematika. Setiap pembelajaran berlangsung, keterlibatan siswa masih rendah, siswwa kurang aktif mengikuti pembelajaran dan bisa dikatakan tidak ada motivasi dalam mengikuti pembelajaran matematika. Data hasil observasi motivasi diperoleh dari dua kali pertemuan. Data disajikan dalam bentuk tabel yang terdiri dari tabel rekapitulasi nilai dan persentase motivasi belajar dan daftar tabel persentase indikator motivasi. a. Pertemuan 1 : Selasa, 19 Agustus 2014 Pada pertemuan pertama pembelajaran, guru melakukan kegiatan awal selama 10 menit dan dilanjutkan membagikan LKK1 dan LKK2 pada setiap kelompok untuk dikerjakan dengan cara diskusi kelompok selama 50 menit, kemudian dilakukan pembahasan LKK dan membuat kesimpulan selama 20 menit. Hasil yang

169 diperoleh selama observasi saat pembelajaran pertemuan pertama disajikan dalam tabel 1. di bawah ini. Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Observasi Motivasi Belajar Pertemuan I Indikator Motivasi Skor motivasi 4 3 2 1 Nilai Persentase Ingin tahu 26 11 3 0 89.38 89.38% Rajin 15 20 5 0 81.25 81.25% Jujur 30 10 0 0 93.75 93.75% Mandiri 9 24 7 0 76.25 76.25% Kerja sama 19 18 3 85.00 85.00% Jumlah 425.63 425.63% Rata-rata 8512.50% 85.13% Berdasarkan tabel 1. pada pertemuan pertama diketahui bahwa nilai rata-rata siswa dari hasil observasi motivasi belajar adalah 85.13 dengan persentase 85.13% dengan taraf keberhasilan sangat baik. Hal tersebut menunjukkan adanya motivasi belajar pada siswa. b. Pertemuan 2 : Kamis, 21 Agustus 2014 Pada pertemuan kedua pembelajaran, guru melakukan kegiatan awal selama 10 menit dan dilanjutkan membagikan LKK3, LKK4, dan LKK5 pada setiap kelompok untuk dikerjakan dengan cara diskusi kelompok selama 70 menit, kemudian dilakukan pembahasan LKK dan membuat kesimpulan selama 30 menit. Hasil yang diperoleh selama observasi saat pembelajaran pertemuan kedua disajikan dalam tabel 2. di bawah ini. Tabel 2. Rekapitulasi Hasil Observasi Motivasi Belajar Pertemuan II

170 Indikator Motivasi Skor motivasi 4 3 2 1 Nilai Persentase Ingin tahu 21 16 2 0 87.18 87.18% Rajin 20 17 2 0 86.54 86.54% Jujur 30 9 0 0 94.23 94.23% Mandiri 18 17 4 0 83.97 83.97% Kerja sama 23 12 4 0 87.18 87.18% Jumlah 439.10 439.10% Rata-rata 87.82 87.82% Dari tabel 2. pada pertemuan kedua diketahui bahwa nilai rata-rata siswa dari hasil observasi motivasi belajar adalah 87.82 dengan persentase 87.82% dengan taraf keberhasilan sangat baik. Hal tersebut menunjukkan adanya motivasi belajar pada siswa. Berdasarkan hasil pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua maka dapat disimpulkan ada kenaikan nilai dari hasil observasi motivasi belajar. Hal itu ditunjukkan pada tabel 3. di bawah ini. Tabel 3. Rekapitulasi Persentase Indikator Motivasi Indikator Motivasi Skor motivasi (%) pertemuan I pertemuan II Rata-rata (%) kategori taraf keberhasilan Ingin tahu 89.38% 87.18% 88.28% Sangat Baik Rajin 81.25% 86.54% 83.90% Sangat Baik Jujur 93.75% 94.23% 93.99% Sangat Baik Mandiri 76.25% 83.97% 80.11% Sangat Baik Kerja sama 85.00% 87.18% 86.09% Sangat Baik Jumlah 425.63% 439.10% 432.37% Rata-rata 85.13% 87.82% 86.47% Sangat Baik

171 Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa aspek motivasi belajar siswa hasil observasi pada pertemuan pertama dan kedua rata-rata yang tertinggi adalah kejujuran sebesar 93.99% dengan taraf keberhasilan sangat baik sedangkan yang pa-ling rendah adalah mandiri yaitu sebesar 80.11% dengan taraf keberhasilan sangat baik. Secara keseluruhan keseluruhan aspek motivasinya adalah sangat baik yaitu 86.47%. Hal itu menunjukkan motivasi belajar matematika semakin meningkat. 2. Hasil Angket Motivasi Data diperoleh dari pengisian lembar angket motivasi oleh siswa selama 10 menit. Data disajikan dalam tabel 4. di bawah ini : Tabel 4. Rekapitulasi Hasil Angket Motivasi Belajar Butir Pernyataan Skor Angket 4 3 2 1 Nilai Persentase Pernyataan 1 14 16 10 0 77.50 77.50% Pernyataan 2 14 15 11 0 76.88 76.88% Pernyataan 3 30 5 5 0 90.63 90.63% Pernyataan 4 24 13 3 0 88.13 88.13% Pernyataan 5 16 11 9 4 74.38 74.38% Pernyataan 6 19 6 12 3 75.63 75.63% Pernyataan 7 32 7 0 1 93.75 93.75% Pernyataan 8 14 16 8 2 76.25 76.25% Pernyataan 9 23 10 6 1 84.38 84.38% Pernyataan 10 22 15 3 0 86.88 86.88% Pernyataan 11 14 16 10 0 77.50 77.50% Pernyataan 12 35 5 0 0 96.88 96.88% Pernyataan 13 19 10 9 2 78.75 78.75% Pernyataan 14 24 6 4 6 80.00 80.00% Pernyataan 15 4 16 12 8 60.00 60.00% Jumlah 1217.50 1217.50% Rata-rata 81.17 81.17%

172 Berdasarkan tabel 4. nilai rata-rata angket motivasi belajar yang diisi oleh siswa setelah pembelajaran matematika menggunakan LKK adalah 81.17 dengan persentase sebesar 81.17% dengan taraf keberhasilan sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa ada motivasi belajar pada siswa, sehingga bisa disimpulkan peneliti bahwa model pembelajaran probing prompting melalui LKK dapat memotivasi siswa dalam memecahan masalah matematika bilangan bulat. Pembahasan 1. Hasil observasi motivasi belajar Berdasarkan data hasil observasi motivasi belajar dapat dianalisis berdasarkan 5 aspek/indikator, yaitu : (1) ingin tahu, (2) rajin, (3) jujur, (4) mandiri, (5) kerja sama. Berdasarkan hasil analisis rata-rata aspek ingin tahu sebesar 88.28% dengan taraf keberhasilah sangat baik. Hal tersebut menunjukkan bahwa siswa punya minat dan senang dengan model pembelajaran probing prompting yang menggunakan LKK.karena ini merupakan pembelajaran yang baru dari guru mereka yang sebelumnya menggunakan model pembelajaran secara langsung yang membosankan. Pada aspek rajin rata-rata sebesar 83.90% dengan taraf keberhasilan sangat baik. Hal tersebut menunjukkan adanya semangat siswa untuk mengerjakan pemecahan masalah matematika melalui model pembelajaran probing prompting melalui LKK. Pada aspek jujur rata-rata sebesar 93.99% dengan taraf keberhasilan sangat baik dan merupakan nilai rata-rata tertinggi dari kelima aspek yang ada. Hal itu menunjukkan bahwa siswa berusaha untuk mengerjakan sendiri tanpa melihat pekerjaan teman. Pada aspek mandiri rata-rata sebesar 80.11% dengan taraf keberhasilan sangat baik, walaupun merupakan rata-rata terendah dari aspek yang ada, mungkin dikarenakan siswa lebih senang bekerja secara berkelompok. Pada aspek kerja sama rata-rata sebesar 86.09% dengn taraf keberhasilan sangat baik. Hal itu menunjukkan siswa sangat menyukai belajar kelompok karena siswa bisa berdiskusi dan saling bertukar pendapat dalam memecahkan masalah matematika. 2. Hasil angket motivasi belajar

173 Berdasarkan hasil perhitungan angket motivasi belajar siswa diperoleh bahwa persentase motivasi belajar sebesar 81.17% dengan taraf keberhasilan sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa dengan model pembelajaran probing prompting melalui LKK untuk pemecahan masalah matematika bilangan bulat dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa kelas VII SMP Negeri 2 Buduran Sidoarjo. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti sesuai dengan judul penelitian yaitu Profil Motivasi Belajar dalam Pemecahan Masalah Matematika Bilangan Bulat dengan Model Pembelajaran Probing Prompting melalui Lembar Kegiatan Kelompok pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Buduran Sidoarjo Tahun Pelajaran 2014/2015 maka dapat disimpulkan : 1. Model pembelajaran probing prompting melalui LKK dapat merangsang minat dan semangat belajar siswa sehingga mendorong timbulnya motivasi pada siswa untuk belajar matematika, dalam hal ini pemecahan masalah matematika bilangan bulat. 2. Model pembelajaran probing prompting melalui LKK merangsang keingintahuan siswa dalam pembelajaran pemecahan masalah matematika bilangan bulat. 3. Model pembelajaran probing prompting melalui LKK membuat siswa belajar kerja sama, saling berdiskusi, saling berbagi informasi, untuk menyelesaikan tugas atau pelajaran yang diberikan oleh guru. 4. Model pembelajaran probing prompting melalui LKK membuat pembelajaran dalam kelas lebih terkontrol dan kondusif sehingga pembelajaran berjalan dengan lancar. 5. Model pembelajaran probing prompting melalui LKK membuat siswa semakin aktif dan dapat meningkatkan motivasi dalam belajar pemecahan masalah matematika bilangan bulat. Daftar Rujukan :

174 Budiningsih, A. (2005). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Sardiman. (2011). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers. Sudarti, T. (2008). Perbandingan Kemampuan Penalaran Adatif Siswa SMP Antara yang Memperoleh Pembelajaran Matematika melalui Teknik Probing dengan Metode Ekspositori. Skripsi pada Jurusan Pendidikan Matematika UPI Bandung: tidak diterbitkan. (http://ayuface.wordpress.com/2010/12/25/pembelajaran-probingprompting/, Diakses pada 26 September 2013 pukul 8.52). Suherman, dkk. (2001). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: JICA UPI.