Wafa Walfiani 1, Dadang Kurnia 2, Riana Irawati 3. Jl. Mayor Abdurachman No. 211 Sumedang 1 2

dokumen-dokumen yang mirip
Ai Rosliyani 1, Nurdinah Hanifah 2, Riana Irawati 3

Penerapan Model Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Kenampakan Alam Dan Sosial Budaya

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH DENGAN MEDIA KARTU KLOP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KENAMPAKAN ALAM DAN BUATAN

PENERAPAN METODE MIND MAP POHON JARINGAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI TOKOH SEJARAH KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA

Shanty Della Setiasih¹, Regina Lichteria Panjaitan², Julia³. Program Studi PGSD Kelas UPI Kampus Sumedang Jl. Mayor Abdurahman No.

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PERMULAAN DALAM MELENGKAPI CERITA RUMPANG MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DAN PAPAN BERGARIS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE PADA MATERI PERUBAHAN SIFAT BENDA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PERUBAHAN WUJUD BENDA

Noor Muhamad 1, Dadang Kurnia 2, Maulana 3. Program Studi PGSD Kelas UPI Kampus Sumedang Jl. Mayor Abdurachman No. 211 Sumedang 1

PENERAPAN METODE TURNAMEN MEMBACA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN SISWA DALAM MENEMUKAN INFORMASI MELALUI MEMBACA MEMINDAI

Linda Yuliana 1, Ani Nur Aeni 2, Atep Sujana 3. Jl. Mayor Abdurachman No.211 Sumedang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan. Nasional :

Penerapan Model Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan Menggunakan Media Papan Gambar Berlapis untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

PENERAPAN METODE COCOA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGOMENTARI TOKOH CERITA/ DONGENG ANAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MENEMUKAN KALIMAT UTAMA PADA TIAP PARAGRAF

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta

BAB I PENDAHULUAN. yang diajarkan di sekolah dasar. Dalam mengajarkan mata pelajaran Ilmu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

PENERAPAN METODE ESCO (ESTAFET WRITING AND COLLABORATIVE WRITING) DENGAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MELENGKAPI CERITA RUMPANG

PENERAPAN METODE THINK PAIR SHARE DENGAN TEKNIK PERMAINAN MENEMPEL KATACA DALAM MELENGKAPI PERCAKAPAN RUMPANG

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah

ARTIKEL. untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. oleh : Nur Aeni Ratna Dewi

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN VISUAL, AUDITORIAL, DAN KINESTETIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Keywords: Teams Games Tournament (TGT), visual media, social science

PENGARUH MODE LEARNING CYCLE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI GAYA MAGNET

BAB I PENDAHULUAN. aktif yaitu ditandai adanya rangkaian kegiatan terencana yang melibatkan

seperti adanya fasilitas-fasilitas yang ada di sekolah seperti bangunan sekolah yang baik, juga tersedia alat atau media pendidikan.

PENERAPAN METODE ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI HUBUNGAN MAHLUK HIDUP DENGAN LINGKUNGANNYA

Charlina Ribut Dwi Anggraini

Sekar Nurgupita 1, Riana Irawati, 2 Prana Dwija Iswara, 3. Jl. Mayor Abdurachman No. 211 Sumedang 1. 2

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. menawarkan cara dan prosedur baru untuk memperbaiki dan meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan bangsa, mulai dari pembangunan gedung-gedung,

Erni Epriyanti 1, Prana Dwija Iswara 2, Yedi Kurniadi 3. Jl. Mayor Abdurachman No. 211 Sumedang

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI ENERGI PANAS

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. dan keterampilan. Menurut Suharjo (2006: 1), pendidikan memainkan peranan. emosi, pengetahuan dan pengalaman peserta didik.

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA. Oleh.

PENGGUNAAN MEDIA GAMBHI (GAMBAR DAN BUKU HARIAN INVESTIGASI) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS DALAM MATERI MENDESKRIPSIKAN BINATANG

PENERAPAN MODEL LEARNING CYCLE 7E UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PROSES DAUR AIR

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

PENGGUNAAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS V SD

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang penting dalam membina kehidupan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLA BESAR TERHADAP KERJASAMA SISWA

Sofyan Mustoip 1, Dadang Kurnia 2, Prana Dwija Iswara 3. Jl. Mayor Abdurachman No. 211 Sumedang 1

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI GAYA GESEK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik agar peserta didik mendapatkan pengalaman belajar dari kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembelajaran adalah suatu proses yang tidak mudah. menggunakan pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki pengetahuan dan keterampilan, serta manusia manusia yang

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

BAB I PENDAHULUAN. Cindy Noor Indah putri, 2014

BAB I PENDAHULUAN. adalah kegiatan proses pembelajaran. Kegiatan proses pembelajaran akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang

Seminar Nasional Pendidikan Dasar Universitas Negeri Medan 2017

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kompleks perbuatan yang sistematis untuk

MAKALAH SIMPOSIUM GURU 2015

PENERAPAN PERMAINAN MENGARANG GOTONGROYONG BERBANTUAN KARTU GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYUSUN PARAGRAF

Multiati¹, Dadan Djuanda², Julia³

PUBLIKASI ILMIAH DYAH LUSIANA A54F ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Devi Astuti Alawiyah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN METODE PICTURE AND PICTURE DAN PERMAINAN JELAJAH EYD UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN

PENERAPAN METODE THINK PAIR SHARE DENGAN TEKNIK PERMAINAN KATA KUNCI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA DALAM MENEMUKAN PIKIRAN POKOK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

INOVASI PENDIDIKAN Bunga Rampai Kajian Pendidikan Karakter, Literasi, dan Kompetensi Pendidik dalam Menghadapi Abad 21

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN No. 1 Enu Pada Pembelajaran IPS Dengan Menggunakan Metode Diskusi Kelompok

Jurnal Paradigma, Volume 10, Nomor 1, Januari 2015

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pemebelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. kewajiban sebagai warga negara yang baik. Pendidikan pada dasarnya merupakan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara,

BAB I PENDAHULUAN. yang diberikan mulai dari tingkat sekolah dasar. Pendidikan Ilmu

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha untuk mempersiapkan ataupun memperbaiki

BAB I PENDAHULUAN. baik, sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Sisdiknas Nomor 20. Pendidikan diarahkan untuk dapat menciptakan sumber daya yang

BAB I PENDAHULUAN. ini semakin berkembanng dengan sangat pesat. integratif, produktif, kreatif dan memiliki sikap-sikap kepemimpinan dan

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode NHT (Numbered Head Together) Pada Pokok Bahasan Gaya Kelas V SDN 6 Tambun

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi setiap manusia, karena

I. PENDAHULUAN. menggunakan pendekatan secara arif dan bijaksana. Guru juga harus ikhlas dalam

BAB I PENDAHULUAN. keluarga serta lingkungan masyarakat. Oleh karena itu, dalam proses pendidikan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA PADA POKOK BAHASAN PECAHAN

Lathifatus Sa adah 1 Soewalni Soekirno 2 dan Anggit Grahito Wicaksono 3 ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. berada di Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo.

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar adalah ilmu-ilmu soasial terpadu yang

BAB I PENDAHULUAN. diberikan di tingkat dasar dan menengah. IPS tidak hanya mendengarkan,

BAB I PENDAHULUAN. memiliki penetahuan dan keterampilan, serta manusia-manusia yang memiliki

Transkripsi:

Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1 (2016) PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS- GAMES-TOURNAMENTS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM Wafa Walfiani 1, Dadang Kurnia 2, Riana Irawati 3 1,2,3 Program Studi PGSD UPI Kampus Sumedang Jl. Mayor Abdurachman No. 211 Sumedang 1 Email: wafa.walfiani@upi.edu 2 Email: rianairawati@upi.edu 3 Email: dadang.kurnia@upi.edu Abstrak Penelitian ini dilakukan di kelas IV SDN Sindang III, dilatarbelakangi kurang memuaskannya hasil belajar siswa pada materi pemanfaatan sumber daya alam. Hal tersebut disebabkan kurangnya pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan karena muatan materinya sangat banyak, serta dipengaruhi oleh pelaksanaan pembelajaran yang monoton sehingga kurang membangkitkan minat belajar siswa. Upaya peningkatan pembelajaran tersebut ialah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif TGT. Permasalahan tersebut diperbaiki melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan rancangan desain penelitian model Kemmis dan Taggart, terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Instrumen yang digunakan adalah pedoman wawancara siswa dan guru, observasi kinerja guru pada perencanaan, pelaksanaan, kinerja guru dalam penerapan model pembelajaran kooperatif TGT, aktivitas siswa, tes hasil belajar, dan catatan lapangan. Penelitian ini terselesaikan dalam III siklus dengan hasil perolehan pada tahap perencanaan mencapai 100%, pelaksanaan 100%, kinerja guru dalam penerapan model 100%, aktivitas siswa 94,9%, dan hasil belajar 87,9%. Dengan demikian, model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat dijadikan rekomendasi untuk inovasi pembelajaran yang lebih menarik. Kata Kunci: Model kooperatif TGT, Hasil belajar siswa, Penelitian Tindakan Kelas. PENDAHULUAN Pada hakikatnya manusia adalah makluk sempurna, senantiasa dinamis atas kehidupannya. Setiap manusia mempunyai potensi yang cukup besar untuk dapat mengembangkan ilmu pengetahuan yang dimiliki. Pendidikan yang baik mempunyai tujuan akhir diantaranya untuk mendewasakan setiap individu sebagai wujud dari memanusiakan manusia. Oleh karena itu, pendidikan yang baik akan senantiasa memelihara, memperluas, dan menghubungkan tingkat-tingkat kebudayaan terhadap nilai-nilai tradisi yang dimiliki sebagai suatu pencerminan dalam menanamkan nilai-nilai sosial serta menuangkan ide-ide dalam masyarakat/ lingkungan sekitar. Pendidikan pula merupakan suatu gambaran adanya variasi kehidupan dimana dengan pendidikan akan ada suatu perubahan yang menghasilkan suatu bentuk inovasi yang diciptakan dan menjadikan setiap individu manusia lebih produktif dimasa sekarang maupun dimasa yang akan datang. Sebagaimana sejalan dengan rumusuan yang terangkum dalam UU 191

Wafa Walfiani, Dadang Kurnia, Riana Irawati No. 20 tahun 2003 Pasal 1 di bawah ini. Menurut UU No. 20 tahun 2003 Pasal 1 yang berbunyi: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar pesertadidik secara aktif mengembangkan potensi dirinya secara aktif untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadianya, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat, dan Negara. Paparan di atas menjelaskan bahwa pendidikan merupakan suatu wadah bagi setiap individu belajar, dalam hal ini yaitu siswa. Untuk serta merta memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan potensi yang dimiliki supaya ia dapat menjadi manusia yang berkarakter yang mempunyai kecerdasan intelektual maupun sosial yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, pembelajaran yang berkaitan dengan kehidupan sosial masyarakat tercakup dalam satu mata pelajaran yang termuat dalam kurikulum setiap tingkatan sekolah yaitu adannya mata pelajaran IPS. Sapriya (2006, hlm. 6) mengemukakan bahwa pembelajaran IPS sebagai suatu program yang dibangun oleh sejumlah disiplin ilmu sosial, yakni sejarah, ekonomi, sosiologi, kewarganegaraan, geografi dan semua modifikasi atau kombinasi terhadap mata pelajaran terutama yang memiliki materi dan tujuan yang berhubungan dengan masalah-masalah kemasyarakatan. Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPS menurut Sapriya merupakan gabungan dari disiplin ilmu sosial yang terdapat dalam kajian-kajian ilmu sosial yang dikembangkan menjadi suatu ilmu dasar yang dapat diterapkan kedalam ilmu kemasyarakatan. Selanjutnya tujuan dari pendidikan IPS dikembangkan atas dasar pemikiran bahwa pendidikan IPS merupakan suatu disiplin ilmu. Oleh karena itu, pendidikan IPS harus mengacu pada tujuan pendidikan nasional. Intinya pendidikan IPS adalah mengembangkan kemampuan siswa dalam menguasai disiplin ilmu-ilmu sosial untuk mencapai tujuan pendidikan yang lebih tinggi, diungkapkan oleh Supriatna (2010, hlm. 7). Sehubungan dengan beberapa kajian menurut beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa ditetapkannya pembelajaran IPS pada jenjang sekolah dasar didasarkan pada pengarahan kepada setiap siswa supaya mereka lebih cakap dalam mengembangkan berfikir kritis serta mengaplikasikannya pada kehidupan sosial di masyarakat, upaya siswa dapat memahami dan bertoleransi terhadap nilai, norma yang berkembang dalam masyarakat, kemudian mereka dapat belajar dari pengalaman sosial yang dialaminya kemudian dapat membiasakan diri untuk mengembangkan nilai-nilai positif yang ada di lingkungan masyarakat. Permasalahannya bagaimana pembelajaran IPS pada jenjang Sekolah Dasar, siswa dapat tertarik untuk dapat memahami materi yang disampaikan secara utuh terhadap sub bab materi kajian sumber daya alam yang sangat luas. Umumnya pembelajaran IPS disajikan dengan gaya mengajar yang monoton, apalagi ketika menyampaikannya pada siswa SD, hal tersebut kurang meningkatkan hasrat siswa dalam mendalami ilmu-ilmu IPS. Seringkali guru mengajar dengan metode ceramah, sehingga esensi dari pembelajaran IPS dikategorikan sebagai suatu cerita yang mencakup aktivitas manusia pada masa lalu, sekarang dan masa yang akan datang. Sehingga hal tersebut membuat siswa 192

Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1 (2016) memaknai pembelajaran IPS sebagai teori umum tanpa memaknainya secara lebih dalam dan menyeluruh. Sebagaimana diketahui bahwa karakteristik anak SD menurut Kurniasih (2012, hlm. 65). a. Anak didik adalah subjek b. Anak didik sedang berkembang c. Anak didik hidup dalam dunia tertentu d. Anak didik hidup dalam lingkungan tertentu e. Anak didik memliki ketergantungan kepada orang dewasa f. Anak didik memiliki potensi dan dinamika. Dilansir oleh buku pedagogik dijelaskan mengenai karakteristik anak SD yang kemudian dikaitkan dengan cara mengajar guru dengan memilih metode yang tepat seperti TGT yang memungkinkan cocok dalam mengembangkan setiap individu siswa dalam belajar. Metode TGT ini merupakan teknik berupa game akademik, dimana siswa akan merasakan pertandingan yang dihadirkan dikelas tersebut. Tujuannya untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa dan menghadirkan pembelajaran yang bermakna, karena dengan cara menghadirkan turnamen motivasi siswa untuk belajar akan meningkat, sebagaimana disesuaikan dengan karakteristik anak didik yang berbeda, bahwa dengan dilakukannya turnamen siswa akan memahami esensi dari sebuah permainan dalam pembelajaran. Dengan metode ini juga akan menjadikan keadaan dalam kelas akan lebih bervariasi karena semua peserta didiknya akan bersaing sesuai dengan kemampuan yang dikuasainya. Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti terhadap proses pembelajaran IPS materi Pemanfaatan Sumber Daya Alam di SDN Sindang III, Kecamatan Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang, pada tanggal 16 Oktober 2015, dapat dilihat dari: 1. Kinerja Guru a. Pembelajaran berpusat pada guru (teacher centre) tanpa melibatkan aktivitas dan interaksi siswa. b. Proses apersepsi tidak dimunculkan di kelas. c. Menggunakan metode yang kurang variatif seperti ceramah, diskusi dan diselingi tanya-jawab. d. Sumber belajar hanya bergantung pada buku paket tanpa adanya pengalaman siswa yang dihadirkan di kelas. e. Pengelolaan kelas yang kurang kondusif. f. Potensi siswa yang aktif di kelas kurang dikembangkan oleh guru. g. Tidak adanya tindak lanjut terhadap pemahaman siswa yang sudah dibagun. h. Minat belajar siswa kurang dikembangkan di kelas karena kurangnya pembelajaran yang kreatif. 2. Aktivitas Siswa a. Siswa hanya sekedar mendengarkan sesekali diselingi dengan diskusi terhadap materi yang disampaikan oleh guru. b. Siswa berdiskusi secara mendiri karena ketika belajar kelompok kurang adanya motivasi untuk bekerjasama dengan baik. 3. Hasil Belajar a. Siswa hanya sekedar tahu tanpa mendalami makna dari materi yang telah di sampaikan karena dalam pembelajaran kurang memotivasi dalam hal aktivitas siswa di kelas sehingga potensi yang dimiliki siswa kurang dikembangkan oleh guru. b. Tidak ada tindak lanjut yang diaplikasikan kepada kehidupan sehari-hari sehingga siswa cepat lupa terhadap materi yang telah disampaikan akan terlihat pada saat materi di bahas kembali. 193

Wafa Walfiani, Dadang Kurnia, Riana Irawati c. Siswa seringkali kurang fokus karena proses pembelajaranya yang membosankan. d. Pengelolaan kelas yang kurang kondusif karena tidak adanya panduan dalam mengerjakan suatu tugas hal tersebut terlihat pada saat pembelajaran secara berkelompok. Dapat terlihat dari hasil evaluasi terdapat beberapa masalah terkait dengan proses belajar mengajar yang tentunya berpengaruh terhadap hasil yang dicapai oleh siswa ketika mengevaluasi mendapatkan hasil yang kurang memuaskan, dimana KKM yang ditentukan oleh lembaga sekolah yang terkait belum 75% nya terpenuhi dikelas tersebut. KKM yang ditetapkan oleh sekolah tersebut pada mata pelajaran IPS yaitu 70 dengan jumlah siswa dikelas berjumlah 33 orang, siswa yang memenuhi KKM hanya 8 orang yaitu jika di presentasikan sebesar 24,2% sedangkan 25 siswa jika di presentasikan yaitu sebesar 75,8% belum mencapai KKM. Hal tersebut tentunya akan menjadi permasalahan jika tidak dilakukan tindakan secara tepat. Diterapkannya TGT dikelas didasarkan pada karakteristik siswa dikelas tersebut yang mempunyai kecepatan dalam mengerjakan setiap soal secara individu dan bagaimana apabila kecepatan mengerjakan soal tersebut bisa diperoleh dengan cara bekerja kelompok melalui turnamen. Adapun sejalan dengan dikemukankan menurut Taniredja (2014, hlm. 72) mengungkapkan bahwa: Pembelajaran TGT yang akan diterapkan dikelas merupakan model yang mengutamakan kerja kelompok dan kemampuan menyatukan intelegensi siswa yang berbeda-beda akan membuat siswa mempunyai nilai dari segi kongnitif, afektif dan psikomotor secara merata satu siswa dengan siswa yang lain. Dapat disimpulkan dari seluruh pernyataan diatas memang terkait erat hubungan antara permasalahan serta solusi yang akan dihadirkan bahwa penggunaan model kooperatif tipe TGT dirasa cukup efektif untuk dihadirkan dikelas. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, adapun uraian rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: a. Bagaimana perencanaan pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe TGT (teams games tournaments) dalam pembelajaran dengan materi Pemanfaatan Sumber Daya Alam di kelas IV SDN Sindang III Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang? b. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran model pembelajaran kooperatif tipe TGT (teams games tournaments) pada materi Pemanfaatan Sumber Daya Alam di kelas IV SDN Sindang III Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang? c. Bagaimana kinerja guru dalam penerapan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (teams games tournaments) pada materi Pemanfaatan Sumber Daya Alam di kelas IV SDN Sindang III Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang? d. Bagaimana aktivitas siswa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (teams games tournaments) pada materi Pemanfaatan Sumber Daya Alam di kelas IV SDN Sindang III Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang? e. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa setelah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (teams games tournaments) dalam pembelajaran dengan materi Pemanfaatan Sumber Daya Alam di kelas IV SDN Sindang III Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang? 194

Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1 (2016) METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang bertujuan untuk memperbaiki maupun meningkatkan proses pembelajaran maupun hasil belajar siswa, baik itu mencakup kinerja guru dalam mengajar maupun aktivitas siswa pada saat proses KBM. Dengan penelitian yang dilakukan, diharapkan tujuan pembelajaran akan tercapai secara maksimal. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di SDN Sindang III Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang, dengan alasan karena sekolah tersebut berada pada lokasi yang cukup strategis dengan populasi siswa kelas IV yang lumayan banyak berjumlah 33 siswa, serta ditemukannya permasalahan sehingga memerlukan inovasi baru dalam proses KBM untuk mampu meningkatkan kinerja guru dan aktivitas siswa, supaya tujuan pembelajaran dapat mencapai target. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN Sindang III tahun ajaran 2015/2016 dengan jumlah siswa 33 orang, dengan jumlah 17 siswa perempuan dan 16 siswa laki-laki. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan melakukan observasi, wawancara, catatan lapangan dan tes hasil belajar. Observasi dilakukan untuk mengamati secara langsung terhadap objek yang diteliti. Wawancara dilakukan untuk memperoleh suatu pendapat dari pihak yang bersangkutan seperti guru dan siswa untuk memperoleh data yang valid dari hasil penelitian. Catatan lapangan dilakukan untuk mencatat hal-hal penting yang didalamnya mencakup hal-hal apa saja yang harus diperbaiki, dipertahankan, serta ditingkatkan, bahkan jika perlu hal-hal yang harus dihilangkan pada proses pembelajaran selanjutnya. Sedangkan tes hasil belajar dilakukan untuk memperoleh nilai setiap siswa sehingga hasil tersebut dapat dijadikan pertimbangan untuk melakukan tindakan selanjutnya. Teknik Pengolahan dan Analisis Data Teknik yang digunakan diantarana dengan menggunakan tes hasil belajar, pedoman observasi, pedoman wawancara dan catatan lapangan. Tes hasil belajar diperoleh dari penilaian belajar siswa dan tes tulis dalam bentuk soal evaluasi dan soal tournament. Dengan menggunakan teknik tersebut peneliti mempunyai gambaran terhadap penerapan model pembelajaran yang telah diterapkan. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan yaitu dengan cara menelaah data yang sudah terkumpul, kemudian dipelajari seluruh data yang ada dari berbagai istrumen penelitian yang telah digunakan. Kemudian data yang sudah terkumpul dan dipelajari selanjutnya disimpulkan dengan pengambilan intisari dari paparan data yang sudah diperoleh pada tahap sebelumnya yang menjadikan intisarii tersebut dibuat dalam bentuk pernyataan yang mudah untuk dipahami. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan, maka diperolehlah hasil penelitian berdasarkan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada materi pemanfaatan sumber daya alam yang dilakukan pada siswa kela IV SDN Sindang III Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang tahun ajaran 2015/2016. Adapun hasil yang diperoleh dari penelitian akan dipaparkan pada bagian-bagian dibawah ini, diantaranya adalah sebagai berikut: Perencanaan Pada pelaksanaan tindakan siklus I, II, dan III, adapun dengan itu peneliti mengkonsep perencanaan kegiatan pembelajaran yang 195

Wafa Walfiani, Dadang Kurnia, Riana Irawati akan dilakukan yang mengacu pada tujuan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Hal-hal yang akan dilakukan yang terkonsep dalam perencanaan terlebih dahulu yaitu dengan mempelajari materi/ bahan ajar yang akan disampaikan yaitu materi pemanfaatan sumber daya alam. Kemudian peneliti menyusun RPP yang nantinya haris disesuaikan dengan indikator yang telah ditetapkan oleh peneliti, mempersiapkan LKSS yang akan digunakan oleh siswa yang didalamnya mencakup panduan mengenai langkah-langkah dalam pelaksanaan tournament, mempersiapkan evaluasi dan penilaian yang nantinya akan diberikan kepada setiap siswa untuk mengukur seberapa jauh pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan. Selanjutnya yang direncanakan adalah mempersiapkan soal untuk menunjang penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan dilaksanakannya tournament. Adapun dari hasil penelitian tindakan siklus I, II, dan III diperolehlah data yang menunjukan adanya peningkatan yang signifikan tiap siklusnya. Data yang diperoleh dari hasil tindakan siklus I pada tahap perencanaan pembelajaran mencapai persentasi 86,6% dengan kriteria sangat baik, pada siklus II terus mengalami meningkat menjadi 100% sehingga mencapai target, bertahan pada siklus III dengan persentase 100% dengan kriteria sangat baik. Dibawah ini merupakan diagram untuk pembanding kenaikan yang terjadi pada perencanaan siklus I, II, dan III dapat dilihat dari gambar diagram dibawah ini. 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% Siklus I Siklus II Siklus III Siklus III Siklus II Siklus I Gambar 1 Diagram Perbandingan Persentase Perencanaan Tiap Siklus Pelaksanaan Kinerja Guru dalam Pembelajaran Pelaksanaan kinerja guru dalam pembelajaran diperoleh data pada pelaksanaan tindakan siklus I memperoleh penilaian dengan persentase 76,7% dan mendapatkan kriteria (baik), kemudian dilanjutkan pada pelaksanaan tindakan siklus II meningkat dengan persentase 100% kriteria (sangat baik) dan mencapai target, selanjutnya pada pelaksanaan siklus III penilaian yang diperoleh masih bertahan dengan persentasi 100% dan mendapatkan kerteria sangat baik. Adapun guru melakukan analisis pada pelaksanaan tindakan siklus I yang dirasa dalam pelaksanaanya belum maksimal ketika proses KBM berlangsung, dimana ada beberapa kendala baik dari guru maupun siswa. Oleh karena itu, guru melakukan analisis yang kemudian melakukan refleksi pembelajaran berdasarkan siklus I dilakukan peningkatan pada pelaksanaan siklus II dan III diantaranya memperbaiki kinerja guru dalam hal membimbing, mengarahkan dan memotivasi siswa untuk lebih aktif dalam pembelajaran. Data yang diperoleh dari hasil pelaksanaan tindakan siklus I, II, dan III dengan menerapkan model pembelajaan kooperatif tipe TGT terbukti dapat membantu meningkatkan pada tahap pelaksanaan kinerja guru yang memberikan pengaruh pada aktivitas belajar siswa di kelas sehingga 196

Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1 (2016) mampu meningkatkan hasil belajar siswa di kelas. Di bawah ini merupakan diagram pembanding peningkatan pelaksanaan kinerja guru tiap siklusnya. 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% Siklus I Siklus II Siklus III Siklus III Siklus II Siklus I Gambar 2 Diagram Perbandingan Persentase Pelaksanaan Kinerja Guru Tiap Siklus Kinerja Guru Dalam Menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT. Kinerja guru yang diamati pada saat penerapan model pembelajaran TGT dalam penilaian observasi mencakup empat aspek yang diamati, diantaranya adalah: tahap presentasi kelas, tahap tim, tahap games/tournament, tahap rekognisi tim. Dari ketiga aspek tersebut menargetkan skor maksimal yang harus dicapai adalah tiga. Oleh karena itu, keempat aspek tersebut harus mengalami peningkatan hingga mencapai target yang diharapkan yaitu dengan persentasi 100%. Pada pelaksanaan siklus I penilaian yang diperoleh yaitu dengan persentase 75%, adapun kegiatan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran TGT sebenarnya sudah terlaksanakan, namun belum secara maksimal, dimana dari empat aspek yang diamati hanya ada satu yang sudah di anggap berhasil/ pelaksanaannya maksimal, yaitu pada tahap rekognisi tim, dimana pada tahap ini guru menghitung skor perolehan setiap kelompok siswa dan memberikan hadiah berupa sertifikat dan bingkisan. Selebihnya yaitu tiga aspek yang lainnya hanya mendapat skor dua, karena dalam pelaksanaanya belum terlaksana secara maksimal. Dimana, pada saat presentasi kelas guru menjelaskan materi dengan tidak melibatkan siswa di kelas, selanjutnya pada tahap tim guru kurang mampu mengkondisikan siswa untuk membagi secara rapih siswa untuk berkelompok terutama pada saat membentuk denah duduk kelompok, dimana terdapat beberapa siswa yang membuat kegaduhan. Kemudian pada tahap tournament guru kurang mampu mengkondisikan kelompok siswa ketika berlangsungnya pelaksanaan tournament. Selanjutnya pada pelaksanaan siklus II, sudah mengalami peningkatan dimana sudah tiga aspek yang mendapatkan skor maksimal, selebihnya satu aspek lagi yaitu pada tahap games/ tournament yang belum mendapatkan skor maksimal. Namun, hal tersebut belum mencapai target yang diharapkan karena hanya mencapai persentase 92% dengan kriteria SB. Kemudian pada pelaksanaan siklus III dari ke empat aspek yang diamati sudah dicapai secara maksimal dengan persentase yang diperoleh sebesar 100% dengan kriteria SB. Maka pada pelaksanaan kinerja guru dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT siklus III sudah mencapai target yang diharapkan. Di bawah ini merupakan diagram pembanding peningkatan kinerja guru dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT tiap siklusnya. 197

Wafa Walfiani, Dadang Kurnia, Riana Irawati 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% Siklus I Siklus II Siklus III Siklus III Siklus II Siklus I Gambar 3 Perbandingan Pelaksanaan Kinerja Guru dalam Menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT. Aktivitas Siswa Dalam penilaian observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS pada materi pemanfaatan sumber daya alam diantaranya adalah aspek keaktifan, tanggung jawab, dan kerjasama, ketiga aspek tersebut menargetkan skor maksimal yang harus dicapainya yaitu tiga. Oleh karena itu, ketiga aspek tersebut harus terus mengalami peningkatan hingga mencapai target yang diharapkan. Secara keseluruhan, aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran dalam tiga siklus yang dilakukan mengalami peningkatan yang sangat baik. Adapun dari hasil data penilaian yang telah diperoleh pada siklus I dengan jumlah skor 213 mencapai persentase 72%, siklus II dengan jumlah skor 242% dengan persentasi 81%, meningkat pada siklus III dan mencapai target dengan jumlah skor 282 dengan persentase 94,9% dengan kriteria yang didapatkan adalah SB. Hal tersebut dapat terjadi karena tak luput dari penerapan model kooperatif tipe TGT, kesiapan guru dalam merancang strategi pembelajaran, kesiapan guru dalam mengkonsep kegiatan yang akan harus diperbaikai kemudian dilaksanakan pada saat pembelajaran berlangsung. Sehingga hal demikian memudahkan siswa dalam meningkatkan aktivitas belajarnya di kelas, selain itu pentingnya pengaruh model pembelajaran TGT yaitu karena model pembelajaran tersebut tidak hanya mempermudah siswa untuk memahami dan menguasai pembelajaran, melainkan setiap siswa juga dilatih untuk memecakan masalah dalam pembelajaran koopertif dan menjawab soalsoal secara kelompok, menumbuhkan rasa percaya diri pada setiap individu di kelas membuktikan bahwa dirinya bisa, kemudian belajar untuk bersikap demokratis dalam kegiatan berkompetisi. Oleh karena itu model pembelajaran tersebut tidak hanya mengembangkan kemampuan kongnitif saja, melainkan aspek afektif dan psikomotor juga dapat dimunculkan dalam penerapan model pembelajaran ini, terlihat juga dari bagaimana siswa mengikuti aktivitas belajarnya secara maksimal. Adapun dibawah ini merupakan tabel hasil perbandingan dari observasi aktivitas siswa selama III siklus. Data tersebut dipaparkan pada tabel dibawah ini: 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% Siklus I Siklus II Siklus III Siklus III Siklus II Siklus I Gambar 4 Diagram Peningkatan Aktivitas Siswa Tiap Siklus 198

Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1 (2016) Hasil Belajar Hasil belajar siswa pada penelitian ini menunjukan peningkatan yang cukup signifikan setiap siklusnya. Adapun data yang diperoleh dari hasil belajar siswa pada tindakan siklus I dari jumlah 33 siswa pada data awal 8 siswa (24,2%) siswa yang tuntas dan mencapai KKM, setelah tindakan siklus I meningkat menjadi 15 siswa (45,5%), siklus II menjadi 21 siswa (63,6%), kemudian pada siklus III meningkat dan mencapai target dengan siswa yang tuntas sebanyak 29 siswa (87,9%). Namun demikan, walaupun dalam setiap siklus mengalami peningkatan, hal tersebut tidak menutup kemungkinan bahwa ada beberapa siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar. Pada pemaparan materi tentang pemanfaatan sumber daya alam ada bebrapa siswa yang mengalami kesulitan dalam menjelaskan pemanfaatan sumber daya alam, kemudian cara melestarikannya. Akan tetapi, kendala tersebut dapat minimalisir oleh guru dengan memberikan bmbingan khusus kepada siswa yang bermasalah dalam belajar. Namun diantara siswa yang mengalami kesulitan salam belajar indeksnya lebih sedikit dibandingkan siswa yang terus mengalami progres dalam hasil belajarnya, dimana nilai yang diperoleh siswa setiap siklus jumlahnya terus meningkat. Hal demikian membuktikan bahwa diantara siswa yang terus mengalami progres dalam hasil belajarnya dapat dikatakan ia telah mencapai tujuan pembelajaran yang sudah direncanakan dalam RPP, diantanya yaitu siswa mampu menjelaskan pengertian sumber daya alam dengan bahasa sendiri, membandingkan dua perbedaan antara sumber daya alam yang dapat diperbaharui dan tidak dapat diperbaharui, mejelaskan pemanfaatan sumber daya alam untuk kegiatan ekonomi, mengidentifikasi sebab-sebab terjadinya kerusakan sumber daya alam, menjelaskan cara pemanfaatan sumber daya alam dan cara melestarikannya, dan yang terakhir yaitu menuliskan jenis-jenis sumber daya alam yang terdapat di sekitar tempat tinggal dengan benar. Hal tersebut tak luput dari diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe TGT yang efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Demikian dibawah ini merupakan perbandingan hasil belajar siswa tiap siklus yang di paparkan. adalah sebagai berikut. 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% Siklus I Siklus II Siklus III Belum Tuntas Tuntas Gambar 5 Diagram Perbandingan Persentase Hasil Belajar Siswa Tiap Siklus Bersadarkan paparan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa dalam pembelajaran IPS pada materi pemanfaatan sumber daya alam dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada siswa kelas IV SDN Sindang III Desa Jatihurip Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang secara keseluruhan mengalami peningkatan dari beberapa aspek diantaranya kinerja guru pada tahap perencanaan dan pelaksanaan, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa pada kelas yang diteliti dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada siklus I, II, dan III. 199

Wafa Walfiani, Dadang Kurnia, Riana Irawati SIMPULAN Berdasarkan dari hasil pembahasan yang telah dilakukan terhadap data proses serta hasil pelaksanaan tindakan dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams-Games-Tournament) untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS pada materi pemanfaatan sumber daya alam di kelas IV SDN Sindang III Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang tahun ajaran 2015/2016 dinyatakan berhasil, yang kemudian dapat diambil beberapa kesimpulan terhadap hasil penilaian baik dari tahap perencanaan, pelaksanaan, kinerja guru dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT, aktivitas siswa, dan hasil belajar sisiwa adalah sebagai berikut: Pada perencanaan siklus I mencapai 86,7%, siklus II meningkat menjadi 100% dan telah mencapai target, siklus III masih bertahan dengan persentase 100%. Kemudian pada pelaksanaan siklus I mencapai 76,7%, meningkat pada siklus II menjadi 100% sehingga mencapai target, bertahan pada siklus III dengan persentase 100%. Kinerja guru dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada siklus I mencapai 75%, siklus II 92%, terus meningkat hingga mencapai target pada siklus III dengan persentase 100%. Selanjutnya aktivitas siswa pada siklus I dengan jumlah skor 213 mencapai persentase 72%, siklus II dengan jumlah skor 242% dengan persentasi 81%, meningkat pada siklus III dan mencapai target dengan jumlah skor 282 dengan persentase 94,9%. Kemudian hasil belajar dari jumlah 33 siswa pada data awal 8 siswa (24,2%) siswa yang tuntas dan mencapai KKM, setelah tindakan siklus I meningkat menjadi 15 siswa (45,5%), siklus II menjadi 21 siswa (63,6%), kemudian pada siklus III meningkat dan mencapai target dengan siswa yang tuntas sebanyak 29 siswa (87,9%). Dengan demikian, model pembelajaran kooperatif tipe TGT dinyatakan telah berhasil meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN Sindang III, Kecamatan Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang pada materi pemanfaatan sumber daya alam. DAFTAR PUSTAKA Undang-Undang Republik Indonesia. (2010). Bandung : CITRA UMBARA Sapriya., Susilawati.,&Nurdin, S. (2006). Konsep Dasar IPS. Bandung : UPI PRESS Supriatna, N.dkk.(2010). Pendidikan IPS SD. Bandung : UPI PRESS Kurniasih, T.S. (2012). Pedagogik Teoritis Sistematis. Bandung : Percikan Ilmu Taniredja, T., Faridli, E, M.,& Harmianto, S. (2014). Model-Model Pembelajaran Inovatif dan Efektif). Bandung: ALFABETA 200