LAPORAN KINERJA BADAN KETAHANAN PANGAN KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2015 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN BADAN KETAHANAN PANGAN Jl. Panglima Batur Timur Banjarbaru Kalimantan Selatan Telp. 0511-4772471-4778047 Fax. 0511-4772461 Website: www.bkp.kalselprov.go.id Email : bkp.prov.kalsel@gmail.com
PENGANTAR Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-nya, penyusunan Laporan Kinerja (LKj) Badan Ketahanan Pangan Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2015 dapat diselesaikan. LKj Tahun 2015 berisi hasil kinerja dan pencapaian bidang ketahanan pangan selama tahun 2015, berdasarkan indikator kinerja yang telah tertuang dalam Renstra Badan Ketahanan Pangan Provinsi Kalimantan Selatan dan Penetapan Kinerja tahun 2015. Format dan subtansi penetapan kinerja serta LKj Badan Ketahanan Pangan Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2015 mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Pada kesempatan ini kami sampaikan ucapkan terima kasih kepada seluruh anggota Tim Penyusun yang telah memberikan sumbang pikiran dan tenaga sehingga laporan ini dapat terselesaikan. Kritik dan saran senantiasa kami harapkan untuk perbaikan dan penyempurnaan. Semoga Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Provinsi Kalimantan Selatan dapat bermanfaat bagi kita semua untuk bahan penyusunan rencana pembangunan ketahanan pangan di masa yang akan datang. Amin yaa Rabbal Al amin. Banjarbaru, Pebruari 2016 Kepala Badan Ketahanan Pangan Provinsi Kalimantan Selatan Laporan Kinerja Ir. SITI RAHMI FATMAWATI, MP Pembina Utama Muda NIP. 19610819 198903 2 003
DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang.... 1 B. Struktur Organisasi... 3 II. PERENCANAAN KINERJA... 5 A. Visi dan Misi... 5 B. Tujuan dan Sasaran... 5 C. Rencana Kinerja Tahunan... 7 D. Penetapan Kinerja... 8 III. AKUNTABILITAS KINERJA... 10 A. Capaian Kinerja Organisasi... 10 B. Akuntabilitas Keuangan... 33 IV. PENUTUP... 37 A. Kesimpulan... 38 B. Saran... 38 Laporan Kinerja
RINGKASAN EKSEKUTIF Laporan Kinerja (LKj) Badan Ketahanan Pangan Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2015 ini merupakan tindak lanjut terhadap Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Pembangunan Ketahanan Pangan, merupakan bagian yang integral dari pembangunan nasional, karena itu visi pembangunan ketahanan pangan dirumuskan dalam kerangka dan mengacu pada pencapaian visi pembangunan pertanian dan pembangunan nasional. Sejalan dengan itu maka Visi Badan Ketahanan Pangan adalah Mantapnya Ketahanan Pangan yang BERMUNAJAD (Beragam, Bermutu, Nyaman, Sejahtera dan Tersedia), dengan misi yang ditempuh untuk mencapai visi yaitu : 1. Memantapkan ketersediaan dan cadangan pangan nabati dan hewani 2. Meningkatkan aksesibilitas pangan pada setiap rumah tangga setiap saat dan berkelanjutan 3. Mempercepat upaya penganekaragaman pangan berbasis sumberdaya pangan lokal menuju konsumsi pangan yang cukup beragam, bergizi, seimbang dan aman 4. Menciptakan situasi ketahanan pangan yang nyaman dan kondusif Sejalan dengan visi dan misi tersebut, maka tujuan pembangunan ketahanan pangan adalah: meningkatkan kemampuan membangun ketersediaan dan cadangan pangan dalam jumlah, mutu, dan keragaman yang cukup di seluruh wilayah; meningkatkan kemampuan membangun sistem distribusi pangan untuk menunjang penyebaran dan tingkat harga pangan yang terjangkau oleh daya beli masyarakat; meningkatkan penganekaragaman konsumsi melalui pengembangan pangan lokal dan produk-produk pangan olahan guna meningkatkan konsumsi pangan dan sekaligus mendorong penurunan konsumsi beras per kapita Laporan Kinerja
serta meningkatkan keberdayaan dan kemandirian masyarakat dalam mewujudkan ketahanan pangan yang berkelanjutan, dan bertumpu pada sumberdaya, kelembagaan serta budaya lokal. Sasaran adalah hasil yang akan dicapai secara nyata dalam rumusan yang spesifik dan terukur. Berdasarkan hasil evaluasi dan analisis terhadap pencapaian kinerja sasaran strategis diperoleh rata-rata capaian kinerja sasaran sebesar 87,65%. Pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan ketahanan pangan tahun 2015 cukup baik meskipun beberapa indikator kinerja belum dapat mencapai target. Pencapaian sasaran berdasarkan penetapan kinerja adalah : 1. Menurunnya daerah rawan pangan terealisasi 101,35%. 2. Meningkatnya distribusi dan stabilisasi harga pangan terealisasi 66,32%. 3. Meningkatnya diversifikasi pangan masyarakat terealisasi 101,38%. Hasil evaluasi dan analisis pencapaian kinerja kegiatan yang bersumber dari APBD sampai 31 Desember 2014 untuk program peningkatan ketahanan pangan didapat angka capaian sebesar 81,38%. Walaupun secara umum pencapaian indikator kinerja cukup baik, namun masih ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk kegiatan ke depan yaitu upaya untuk meningkatkan dan mempertahankan ketersediaan pangan, pemerataan distribusi pangan dan pola konsumsi pangan yang beragam, bergizi, seimbang dan aman. Laporan Kinerja
Laporan Kinerja LAMPIRAN
Bab 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kinerja pembangunan pertanian tahun 2015 merupakan pelaksanaan tahun kelima Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2011-2015. Pada RPJMD ini, pembangunan pertanian memegang peran strategis dalam perekonomian daerah provinsi Kalimantan Selatan. Hal tersebut digambarkan dalam kontribusinya melalui penyediaan bahan pangan, bahan baku industri, pakan, penyerap tenaga kerja dan sumber pendapatan. Pangan sebagai hak mendasar bagi setiap penduduk, sehingga ketersediaan dan keterjangkauan pangan bermutu dan bergizi seimbang menjadi sangat fundamental. Selanjutnya pangan menjadi sangat berpengaruh terhadap ketahanan suatu bangsa. Negara mempunyai ketahanan pangan yang baik apabila mampu menyelenggarakan pasokan pangan yang stabil dan berkelanjutan bagi seluruh penduduknya dan masing-masing rumah tangga mampu memperoleh pangan sesuai kebutuhannya. Pembangunan pangan dan ketahanan pangan merupakan salah satu faktor kunci dalam pembangunan suatu bangsa. Dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan nasional umumnya dan daerah pada khususnya di Provinsi Kalimantan Selatan, telah dibentuk Badan Ketahanan Pangan Provinsi Kalimantan Selatan berdasarkan Peraturan Gubernur Nomor 19 tahun 2007 tanggal 1 Mei 2007 dan Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 06 tanggal 15 April 2008. Selanjutnya berdasarkan Peraturan Gubernur Nomor 043 Tahun 2009 tanggal 5 Mei 2009 tentang uraian tugas unsur-unsur organisasi Badan Laporan Kinerja 1
Ketahanan Pangan Provinsi Kalimantan Selatan, Badan Ketahanan Pangan mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang pemantapan ketahanan pangan daerah. Sedangkan uraian tugas Badan Ketahanan Pangan Provinsi Kalimantan Selatan adalah: a. Merumuskan kebijakan di bidang pemantapan ketahanan pangan sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Gubernur berdasarkan Peraturan perundang-undangan yang berlaku; b. Melaksanakan fasilitasi dan dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang pemantapan ketahanan pangan daerah; c. Melaksanakan koordinasi pemantauan, evaluasi dan analisis ketersediaan dan penanganan kerawanan pangan daerah; d. Melaksanakan koordinasi pemantauan, evaluasi dan analisis distribusi dan harga pangan daerah; e. Melaksanakan koordinasi pemantauan, evaluasi dan analisis pola konsumsi dan keamanan pangan serta pengembangan penganekaragaman pangan daerah; f. Membina dan mengendalikan pengelolaan kegiatan kesekretariatan; dan g. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan bidang tugas dan tanggungjawabnya. Fungsi Badan Ketahanan Pangan Provinsi Kalimantan Selatan adalah: a. Perumusan kebijakan di bidang pemantapan ketahanan pangan sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Gubernur berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku; b. Fasilitasi dan dukungan atas penyelenggaraan pemerintah daerah di bidang pemantapan ketahanan pangan daerah; Laporan Kinerja 2
c. Koordinasi pemantauan, evaluasi dan analisis ketersediaan dan penanganan kerawanan pangan daerah; d. Koordinasi pemantauan, evaluasi dan analisis distribusi dan harga pangan daerah; e. Koordinasi pemantauan, evaluasi dan analisis pola konsumsi dan keamanan pangan serta pengembangan keanekaragaman pangan daerah; dan f. Pengelolaan kegiatan kesekretariatan. B. STRUKTUR ORGANISASI Unsur organisasi Badan Ketahanan Pangan Provinsi Kalimantan Selatan: a. Sekretariat - Sub Bagian Program; - Sub Bagian Keuangan; dan - Sub Bagian Umum dan Kepegawaian b. Bidang Ketersediaan dan Kerawanan Pangan - Sub Bidang Ketersediaan Pangan; dan - Sub Bidang Penanganan Kerawanan Pangan c. Bidang Distribusi Pangan - Sub Bidang Analisis Distribusi dan Akses Pangan; dan - Sub Bidang Analisis Harga Pangan d. Bidang Konsumsi dan Keamanan Pangan - Sub Bidang Konsumsi dan Penganekaragaman Pangan; dan - Sub Bidang Keamanan dan Preferensi Pangan Masyarakat e. Kelompok Jabatan Fungsional Laporan Kinerja 3
Struktur Organisasi : Gambar 1. Kepala Badan beserta seluruh karyawan/ti Badan Ketahanan Pangan Provinsi Kalimantan Selatan Laporan Kinerja 4
Bab 2 PERENCANAAN KINERJA A. VISI DAN MISI 1. Visi : Mantapnya ketahanan pangan yang BERMUNAJAD (Beragam, Bermutu, Nyaman, Sejahtera dan Tersedia) 2. Misi : 1. Memantapkan ketersediaan dan cadangan pangan nabati dan hewani 2. Meningkatkan aksesibilitas pangan pada setiap rumah tangga setiap saat dan berkelanjutan 3. Mempercepat upaya penganekaragaman pangan barbasis sumberdaya pangan lokal menuju konsumsi pangan yang cukup, beragam, bergizi, seimbang dan aman 4. Menciptakan situasi ketahanan pangan yang nyaman dan kondusif B. TUJUAN DAN SASARAN 1. Tujuan Tujuan adalah sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam periode tertentu, sinergi dengan visi dan misi yang telah ditetapkan, maka dirumuskan tujuan pembangunan ketahanan pangan Kalimantan Selatan 2011-2015 adalah: a. Meningkatkan kemampuan membangun ketersediaan dan cadangan pangan dalam jumlah, mutu, dan keragaman yang cukup di seluruh wilayah. Laporan Kinerja 5
b. Meningkatkan kemampuan membangun sistem distribusi pangan untuk menunjang penyebaran dan tingkat harga pangan yang terjangkau oleh daya beli masyarakat. c. Meningkatkan penganekaragaman konsumsi melalui pengembangan pangan lokal dan produk-produk pangan olahan guna meningkatkan konsumsi pangan dan sekaligus mendorong penurunan konsumsi beras per kapita. d. Meningkatkan keberdayaan dan kemandirian masyarakat dalam mewujudkan ketahanan pangan yang berkelanjutan, dan bertumpu pada sumberdaya, kelembagaan serta budaya lokal. 2. Sasaran a. Sasaran adalah hasil yang akan dicapai secara nyata dalam rumusan yang spesifik dan terukur. Mengacu pada arahan umum dan tujuan pembangunan ketahanan pangan, maka sasaran pembangunan ketahanan pangan Kalimantan Selatan 2011-2015 yang akan dicapai adalah : b. Dipertahankannya ketersediaan pangan yang cukup, meningkatkan kemandirian masyarakat, pemantapan ketahanan pangan dan menurunnya tingkat kerawanan pangan. c. Lancarnya distribusi dan stabilisasi harga pangan utama nabati dan hewani di tingkat petani. d. Percepatan diversifikasi pangan dan keamanan pangan masyarakat. e. Meningkatnya kelembagaan dan peran Dewan Ketahanan Pangan. Laporan Kinerja 6
C. RENCANA KINERJA TAHUNAN Rencana kinerja tahunan (RKT) merupakan dokumen perencanaan tahunan yang bersifat lebih teknis dan operasional serta menjabarkan sasaran stratejik yang telah ditetapkan di dalam Renstra. Sasaran stratejik dijabarkan dalam bentuk program dan kegiatan-kegiatan yang di dalamnya tergambar indikator-indikator kegiatan dan rencana tingkat capaian atau target yang hendak dicapai. Tabel 1. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Badan Ketahanan Pangan Tahun 2015 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target 1 Mengurangi daerah rawan Ketersediaan energi 5.684 pangan (kkal/kapita/hari) Ketersediaan protein 140 (gram/kapita/hari) Pola pangan harapan 96,7 ketersediaan Penanganan daerah rawan pangan 13 kab/kota Pengembangan lumbung pangan (kelompok) 124 2 Meningkatkan distribusi dan stabilisasi harga pangan Stabilisasi harga pangan utama (beras) di tingkat petani di atas harga pembelian pemerintah (LUEP) Analisis distribusi dan akses pangan di 13 kab/kota Cadangan pangan (Gapoktan) 175 2 60 Laporan Kinerja 7
3 Meningkatkan diversifikasi masyarakat pangan 4 Meningkatkan Integrasi Perencanaan, Koordinasi kelembagaan dan peran Dewan Ketahanan Pangan Konsumsi energi (kkal/kapita/hari) Konsumsi protein (gram/kapita/hari) Pola pangan harapan konsumsi Penurunan konsumsi beras (1 persen per tahun) Penanganan keamanan pangan (sampel) Sosialisasi keamanan pangan Kajian/analisis masalah ketahanan pangan Dokumen perencanaan, data statistik dan monev serta pelaporan 4.224 62,50 90,80 96,60 110 13 2 3 D. PENETAPAN KINERJA Dokumen penetapan kinerja merupakan suatu dokumen pernyataan kinerja/kesepakatan kinerja/perjanjian kinerja antara atasan dan bawahan untuk mewujudkan target kinerja tertentu berdasarkan pada sumber daya yang dimiliki oleh instansi. Penetapan kinerja antara Kepala Badan Ketahanan Pangan Provinsi Kalimantan Selatan dengan Gubernur Kalimantan Selatan Tahun 2015, dapat dilihat pada tabel berikut. Laporan Kinerja 8
Tabel 2. Penetapan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2015 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target 1 Menurunnya daerah rawan pangan 2 Meningkatnya distribusi dan stabilisasi harga pangan 3 Meningkatnya diversifikasi masyarakat pangan Ketersediaan energi (kkal/kapita/hari) Ketersediaan protein (gram/kapita/hari) Pola pangan harapan ketersediaan Penanganan daerah rawan pangan (desa) Pengembangan lumbung pangan (kelompok) Stabilisasi harga pangan utama (beras) di tingkat petani di atas harga pembelian pemerintah (LUEP) Analisis distribusi dan akses pangan di 13 kab/kota Cadangan pangan (Lumbung) Konsumsi energi (kkal/kapita/hari) Konsumsi protein (gram/kapita/hari) Pola pangan harapan konsumsi Penurunan konsumsi beras (1 persen per tahun) Penanganan keamanan pangan (sampel) Sosialisasi keamanan pangan (kali) 5.595 197,37 83,35 171 97 10 2 97 2.022,8 56,64 85,7 87,12 110 2 Laporan Kinerja 9
Bab 3 AKUNTABILITAS KINERJA Laporan kinerja disusun berdasarkan data pelaksanaan kegiatan dengan mengukur akuntabilitas kinerja, capaian indikator kinerja utama, analisis capaian kinerja sasaran strategis serta akuntabilitas keuangan. A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI Laporan kinerja ini disusun dengan mengukur capaian kinerja sasaran yang telah ditetapkan di dalam dokumen perencanaan strategis Badan Ketahanan Pangan Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2011 2015 melalui Pengukuran Kinerja. Penetapan indikator kinerja pada tingkat sasaran strategis dan kegiatan merupakan syarat mutlak bagi pengukuran kinerja. Kelompok indikator kinerja yang digunakan untuk mengukur sasaran bervariasi tergantung jenis indikator sasarannya. Adapun indikator yang digunakan untuk mengukur kinerja kegiatan berdasarkan pada masukan (input), keluaran (output) dan hasil (out come). Sedangkan kriteria pengukuran capaian dilihat dari pencapaian rencana tingkat capaian atau target kinerja (performance plan) yang telah ditetapkan pada saat penyusunan rencana kinerja. Pada akhir tahun 2015 target kinerja tersebut akan dibandingkan dengan capaian kinerja/realisasi kinerja (performance result), sehingga dapat diketahui celah kinerja (performance gap). Dari diketahuinya celah kinerja tersebut dapat dijadikan dasar dalam evaluasi terhadap kekurangan yang terjadi dalam Laporan Kinerja 10
pencapaian target kinerja sehingga akan menjadi strategi untuk peningkatan pencapaian target kinerja dimasa yang akan datang (performance improvement). Sasaran strategis dan indikator kinerja Badan Ketahanan Pangan Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2015 dapat dilihat sebagai berikut : Sasaran 1 : Menurunnya Daerah Rawan Pangan Kerawanan pangan dapat diartikan sebagai kondisi suatu daerah, masyarakat atau rumah tangga yang tingkat ketersediaan dan keamanan pangannya tidak cukup untuk memenuhi standar kebutuhan fisiologis bagi pertumbuhan dan kesehatan sebagian besar masyarakat. Keadaan rawan pangan dapat dilihat dari kondisi daerah/wilayah atau rumah tangga yang terganggu ketersediaan pangannya, dan kondisi lain pada masyarakat atau keluarga yang terganggu kemampuan aksesnya terhadap pangan tersebut. Kejadian rawan pangan dapat dikategorikan dalam dua dimensi, berdasarkan: (1) kedalaman untuk ringan, sedang dan berat; serta (2) waktu/periode kejadian dalam jangka panjang untuk kronis dan jangka pendek/fluktuasi untuk transien. Kerawanan pangan kronis dapat diketahui dari analisis/peta situasi pangan dan gizi yang direkomendasikan melalui hasil Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG), yang menggambarkan tingkat kerawanan masing-masing wilayah dari aspek ketersediaan, akses pangan dan pemanfaatan pangan. Keberhasilan sasaran menurunnya daerah rawan pangan ini diukur melalui 5 (lima) indikator kinerja sasaran yaitu ketersediaan energi (kkal/kapita/hari), ketersediaan protein (gram/kapita/hari), pola pangan harapan tingkat Laporan Kinerja 11
ketersediaan, penanganan daerah rawan pangan (desa), dan pengembangan lumbung pangan (kelompok). Indikator kinerja, target dan realisasinya disajikan pada tabel berikut ini : Tabel 3. Realisasi Capaian Kinerja Tahun 2015 Sasaran Menurunnya Daerah Rawan Pangan Dibandingkan Dengan Target Capaian Kinerja Sasaran Strategis Menurunnya daerah rawan pangan Indikator Kinerja Ketersediaan energi (kkal/kapita/hari) Ketersediaan protein (gram/kapita/hari) Pola pangan harapan ketersediaan Penanganan daerah rawan pangan (desa) Pengembangan lumbung pangan (kelompok) Target 2015 Realisa si 2015 Capaia n (%) 5.595 5.856 104,66 197,37 203,48 103,10 83,35 83,35 100 171 171 100 97 96 98,97 Sesuai dengan angka WNPG (Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi) target penyediaan energi mulai tahun 2013 mengalami perubahan dari 2.200 kkal/kap/hari menjadi 2.400 kkal/kap/hari. Pada tahun 2015 (berdasar angka ramalan I 2015) telah terealisasi sebesar 5.856 kkal/kap/hari atau sebesar 244% dari angka WNPG. Sementara target ketersediaan energi Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2015 ditarget sebesar 5.595 kkal/kap/hari. Hal ini menunjukkan bahwa energi cukup tersedia untuk dikonsumsi masyarakat di Kalimantan Selatan. Dilihat dari kelompok bahan pangan hal ini masih didominasi oleh kelompok padi-padian. Laporan Kinerja 12
Tabel 4. Ketersediaan Energi untuk Dikonsumsi Penduduk di Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2011 2015 No Komoditi Ketersediaan Energi (Kkal/kap/hari) 2011 2012 2013 2014 2015 I PANGAN NABATI 5.120 5.219 5.388 6.100 5.333 Padi-padian 4.200 4.119 4.072 3.936 4.155 Makanan Berpati 98 95 69 75 75 Gula 302 319 334 245 303 Buah Berminyak Biji 153 214 142 138 250 Buah-buahan 90 75 59 66 49 Sayuran 24 22 18 26 14 Minyak/Lemak 253 375 694 1.614 488 II PANGAN HEWANI 495 284 203 245 523 Daging 116 75 93 69 45 Telur 69 75 63 41 60 Susu 188 9 9 112 9 Ikan 121 123 38 23 408 JUMLAH 5.615 5.503 5.591 6.345 5.856 Sumber: Data diolah BKP Provinsi Kalimantan Selatan Ketersediaan energi Provinsi Kalimantan Selatan dari tahun 2011 2015 telah memenuhi kebutuhan konsumsi bahkan berada di atas angka ketersediaan minimal untuk dikonsumsi masyarakat. Target ketersediaan energi minimal untuk dikonsumsi masyarakat adalah sebesar 2.200 kkal/kap/hari dan mulai tahun 2013 sebesar 2.400 kkal/kap/hari. Laporan Kinerja 13
Sesuai dengan angka Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (WNPG) target penyediaan protein mulai tahun 2013 mengalami perubahan dari 57 gram/kap/hari menjadi 63 gram/kap/hari. Pada tahun 2015 (berdasar angka ramalan I 2015) telah terealisasi sebesar 203,48 gram/kap/hari atau sebesar 322,98% dari angka WNPG. Sementara target ketersediaan protein Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2015 ditarget sebesar 197 gram/kap/hari. Hal ini menunjukkan bahwa protein cukup tersedia untuk dikonsumsi masyarakat di Kalimantan Selatan. Tabel 5. Ketersediaan Protein untuk Dikonsumsi Penduduk di Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2011 2015 No Komoditi Ketersediaan Protein (Gram/kap/hari) 2011 2012 2013 2014 2015 I PANGAN NABATI 121,14 123,44 113,06 107,86 116,29 Padi-padian 104,53 102,74 97,93 94,59 99,76 Makanan Berpati 0,63 0,60 0,43 0,53 0,51 Gula 0,03 0,03 - - 0,07 Buah Biji Berminyak 12,58 17,32 8,28 8,41 13,91 Buah-buahan 1,26 1,02 0,80 0,88 0,64 Sayuran 2,04 1,49 5,31 3,11 1,08 Minyak/Lemak 0,06 0,24 0,31 0,34 0,33 II PANGAN HEWANI 44,90 32,42 17,48 18,03 87,19 Daging 8,65 5,20 6,43 4,69 3,23 Telur 4,86 5,25 4,43 3,22 4,16 Susu 9,85 0,49 0,47 5,88 0,46 Ikan 21,55 21,48 6,15 4,24 79,33 JUMLAH 166,04 155,85 130,54 125,89 203,48 Sumber: Data diolah BKP Provinsi Kalimantan Selatan Laporan Kinerja 14
Ketersediaan protein Provinsi Kalimantan Selatan dari tahun 2011 2015 telah memenuhi kebutuhan konsumsi bahkan berada di atas angka ketersediaan minimal untuk dikonsumsi masyarakat. Target ketersediaan protein minimal untuk dikonsumsi masyarakat adalah sebesar 57 gram/kap/hari dan mulai tahun 2013 sebesar 63 gram/kap/hari. Skor PPH provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2015 mencapai 83,35 persen (berdasar Angka ARAM I 2015) dan masih berada di bawah skor maksimal yaitu 100 Persen. Hal tersebut berarti bahwa ketersediaan pangan di provinsi Kalimantan Selatan masih belum beranekaragam. Skor PPH dibawah skor maksimum yaitu terutama pada kelompok pangan umbi-umbian, buah/buji berminyak, kacang-kacangan, serta sayur dan buah. Tabel 6. Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Penduduk Kalimantan Selatan Tingkat Ketersediaan Tahun 2011 2015 Tahun Skor PPH (%) 2011 90,75 2012 95,05 2013 91,61 2014 86,02 2015 83,35 Peristiwa adanya kerawanan pangan ini dapat bersifat kronis (cronical) maupun sementara dan mendadak (transient). Kronis adalah keadaan kekurangan pangan yang berkelanjutan yang terjadi sepanjang waktu yang dapat disebabkan oleh keterbatasan sumber daya alam (SDA) dan keterbatasan sumber daya manusia (SDM), sehingga menyebabkan kondisi masyarakat menjadi miskin. Kerawanan pangan yang Laporan Kinerja 15
bersifat sementara akibat kejadian yang mendadak (transient) disebabkan kondisi yang tidak terduga seperti bencana alam, banjir, tanah longsor, kerusuhan, musim yang menyimpang, konflik sosial, dan sebagainya. Gambar 2. Banjir yang terjadi di Kabupaten Tanah Laut Hasil kegiatan pengembangan lumbung pangan adalah berkembangnya kelompok lumbung pangan, terbinanya kelompok lumbung pangan serta meningkatnya pendapatan anggota/masyarakat kelompok lumbung pangan. Sebanyak 45 kelompok lumbung pangan masyarakat yang pembangunan gudangnya dari DAK 2012 dan 2013 dilakukan pengisian pada tahun 2015. Total lumbung pangan yang sudah terisi sampai dengan tahun 2015 sebanyak 96 lumbung dari yang ditargetkan sebanyak 97 lumbung pangan. Gambar 3. Kelompok Lumbung Pangan Suka Maju Desa Burakai Kecamatan Hatungun Kabupaten Tapin Laporan Kinerja 16
Tabel 7. Realisasi Capaian Kinerja Tahun 2015 Sasaran Menurunnya Daerah Rawan Pangan Dibandingkan Dengan Tahun 2014 Indikator Kinerja Ketersediaan energi (kkal/kap/hr ) Ketersediaan protein (gram/kap/hr ) Pola pangan harapan ketersediaan Penanganan daerah rawan pangan (desa) Pengembangan lumbung pangan (kelpk) Target 2014 Realisasi 2014 Persentase Capaian 2014 Target 2015 Realisasi 2015 5.519 5.591 101,30 5.595 5.856 139 130,54 93,91 197,37 203,48 Perse ntase Capai an 2015 104,6 6 103,1 0 95,7 86,02 89,89 83,35 83,35 100 140 166 118,57 171 171 100 104 97 93,26 97 96 98,97 Tabel 8. Rencana Target Capaian Kinerja (Target Berdasar RPJMD) PROGRAM Peningkatan Ketahanan Pangan INDIKATOR KINERJA Realisasi Pengembang an Desa Mandiri Pangan SATU AN KONDI SI AWAL RENCANA CAPAIAN KINERJA 2011 2012 2013 2014 2015 % 90 92 94 96 98 100 Laporan Kinerja 17
Capaian sasaran 1, yaitu menurunnya daerah rawan pangan pada tahun 2015 dapat dicapai sebesar 101,35%. Capaian kinerja tahun 2015 ini meningkat sebesar 1,96% jika dibandingkan dengan capaian tahun 2014 sebesar 99,39% dari yang ditargetkan. Berdasar rencana target capaian kinerja RPJMD untuk program peningkatan ketahanan pangan dengan indikator kinerja realisasi pengembangan desa mandiri pangan dapat direalisasikan sebesar 100%. Pengembangan desa mandiri pangan dilaksanakan di daerah yang rawan pangan. Sesuai dengan target perjanjian kinerja antara Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Gubernur Kalimantan Selatan tahun 2015, maka penanganan daerah rawan pangan adalah sebanyak 171 desa yang tersebar di 11 kabupaten se Kalimantan Selatan. Target ini dapat dipenuhi oleh Badan Ketahanan Pangan Provinsi Kalimantan Selatan. Pencapaian sasaran menurunnya daerah rawan pangan pada tahun 2015 ini didukung oleh kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Badan Ketahanan Pangan Provinsi Kalimantan Selatan sebagai berikut: 1. Workshop kerawanan pangan dengan materi membuat peta Food Security and Vulnerability Atlas (FSVA) atau peta ketahanan dan kerentanan pangan yang dibuat sampai tingkat kecamatan. 2. Pelatihan penyusunan SKPG dengan hasil tersediannya informasi situasi pangan dan gizi bulanan dan tahunan serta analisis Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG). 3. Rapat koordinasi pemantauan ketersediaan pangan pokok utama pada hari-hari besar keagamaan nasional (HBKN). Laporan Kinerja 18
4. Pertemuan cadangan pangan masyarakat untuk menyamakan persepsi dan sinergi dalam menggali informasi cadangan pangan yang tersedia di masyarakat. 5. Apresiasi analisis ketersediaan pangan untuk memberikan gambaran tentang kondisi ketersediaan pangan dan kebutuhan pangan serta konsumsi pangan yang disajikan dalam bentuk data dari kabupaten/kota se Kalimantan Selatan. 6. Sinkronisasi program desa mandiri pangan dengan hasil mengevaluasi pelaksanaan, memecahkan permasalahan dalam melaksanakan kegiatan desa mandiri pangan. 7. Pelatihan manajemen pengelolaan lumbung pangan dengan tujuan pengurus lumbung dapat melaksanakan kegiatan lumbung pangan yang diberdayakan segala potensi yang ada di daerah masing-masing sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan anggota kelompok lumbung pangan. Gambar 4. Pelatihan Penyusunan Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG) Laporan Kinerja 19
Gambar 5. Pertemuan Apresiasi Cadangan Pangan Pemerintah Tahun 2015 Gambar 6. Rapat Koordinasi Desa Mandiri Pangan Gambar 7. Kunjungan ke kelompok Afinitas Desa Mandiri Pangan Laporan Kinerja 20