PENGARUH PENAMBAHAN CRUDE STEARIN MINYAK KELAPA SAWIT TERHADAP KESTABILAN DARK CHOCOLATE

dokumen-dokumen yang mirip
I PENDAHULUAN. terbesar di dunia. Hampir 60% produksi kakao berasal dari pulau Sulawesi yakni

I PENDAHULUAN. Cokelat adalah olahan yang dihasilkan dari bahan baku yaitu biji dan lemak

BAB I PENDAHULUAN. (Theobroma cacao) dan biasa digunakan sebagai komponen utama dari coklat

I PENDAHULUAN. (6) Hipotesis dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian. jumlah produksi sebesar ton per tahunnya. Biji kakao di Indonesia sekitar

Inspirasi Coklat yang Tiada Henti

ARTIKEL. Oleh : Annisa Nidya Nathania

I PENDAHULUAN. (3) Maksud dan Tujuan, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2016

PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI MINYAK NABATI TERHADAP MUTU MENTEGA KACANG (PEANUT BUTTER)

ABSTRACT ABSTRAK PENDAHULUAN

I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian,

BAB I PENDAHULUAN. Margarin merupakan salah satu produk berbasis lemak yang luas

Memiliki bau amis (fish flavor) akibat terbentuknya trimetil amin dari lesitin.

BAB I PENDAHULUAN. rasa bahan pangan. Produk ini berbentuk lemak setengah padat berupa emulsi

I PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat. (20,2%) dengan persentasi 13,6% (BPS, 2011).

PENGARUH KONSENTRASI BUBUK BAWANG PUTIH DAN GARAM DAPUR (NaCl) TERHADAP MUTU TAHU SELAMA PENYIMPANAN PADA SUHU KAMAR

PENGARUH PENAMBAHAN TAPIOKA TERHADAP MUTU BRONDONG JAGUNG DENGAN MENGGUNAKAN EKSTRUDER

PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai:(1.1) Latar Belakang Masalah, (1.2) Identifikasi

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi

PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN GARAM DAN SUHU FERMENTASI TERHADAP MUTU KIMCHI LOBAK

I. PENDAHULUAN. Pasta merupakan produk emulsi minyak dalam air yang tergolong kedalam low fat

UJI VARIASI SUHU PENGERINGAN BIJI KAKAO DENGAN ALAT PENGERING TIPE KABINET TERHADAP MUTU BUBUK KAKAO SKRIPSI

PENGARUH JENIS GULA DAN KONSENTRASI EKSTRAK RUMPUT LAUT TERHADAP MUTU JELLI ASAM JAWA (Tamarindus indica L.)

PRESENTASI TUGAS AKHIR FINAL PROJECT TK Dosen Pembimbing : Ir. Sri Murwanti, M.T. NIP

PEMBUATAN KOPI KOMBUCHA BERBAHAN BAKU KOPI SIDIKALANG SKRIPSI OLEH : MARNI OTACE WULAN NAPITUPULU

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PERBANDINGAN HASIL ANALISIS BEBERAPA PARAMETER MUTU PADA CRUDE PALM OLEIN YANG DIPEROLEH DARI PENCAMPURAN CPO DAN RBD PALM OLEIN TERHADAP TEORETIS

SIFAT ORGANOLEPTIK ES KRIM DENGAN PENAMBAHAN JUS WORTEL (Daucus carotal.)

PEMURNIAN MINYAK JELANTAH DENGAN MENGGUNAKAN ZEOLIT AKTIF DAN ARANG AKTIF SKRIPSI FRANSISWA GINTING /TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN

UJI KOMPOSISI BAHAN BAKU TERASI DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PENCETAK TERASI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Industri dunia menganalisa peningkatan pasar emulsifier. Penggunaan

PENGARUH KONSENTRASI BUBUR BUAH MANGGA DAN CMC (CARBOXY METHYL CELLULOSE) TERHADAP MUTU SORBET AIR KELAPA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

OPTIMATION OF THE INCUBATION TIME FOR ENZYMATIC PRODUCTION OF COCONUT OIL USING THE FRUIT S LATEX OF Carica papaya L

Ramayana : pembuatan lemak margarin dari minyak kelapa, kelapa sawit dan stearin..., USU e-repository 2008

PENGARUH KONSENTRASI PATI UBI JALAR PADA BAHAN PELAPIS EDIBEL TERHADAP MUTU BUAH SALAK SIDIMPUAN TEROLAH MINIMAL SELAMA PENYIMPANAN SKRIPSI OLEH :

I. PENDAHULUAN. Es krim di Indonesia telah dikenal oleh masyarakat luas sejak tahun 1970-an dan

I PENDAHULUAN. Penelitian merupakan sebuah proses dimana dalam pengerjaannya

PENINGKATAN CITA RASA DAN TEKSTUR YOGHURT DARI SUSU KAMBING DENGAN PENAMBAHAN SARI BUAH MARKISA DAN TERUNG BELANDA SKRIPSI. Oleh:

PENGARUH PERBANDINGAN GULA PUTIH DENGAN GULA MERAH DAN PENAMBAHAN SANTAN TERHADAP MUTU ABON JAMUR TIRAM

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

11/14/2011. By: Yuli Yanti, S.Pt., M.Si Lab. IPHT Jurusan Peternakan Fak Pertanian UNS. Lemak. Apa beda lemak dan minyak?

PENGARUH TEMPERATUR ROASTING DAN ALKALISASI TERHADAP JENIS WARNA DAN MUTU BUBUK KAKAO *) Justus E.Loppies, Ruslan M.Yunus,Imran Thamrin,Yulius Sattu

KELAPA SAWIT dan MANFAATNYA

SUBSTITUSI TEPUNG KACANG HIJAU (Phaseolus radiathus L) DALAM PEMBUATAN BISKUIT KIMPUL (Xanthosoma sagittifolium (L) schott)

Penggolongan minyak. Minyak mineral Minyak yang bisa dimakan Minyak atsiri

PENGARUH KONSENTRASI PEKTIN DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP MUTU SELAI NANAS LEMBARAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bukan hidup untuk makan. Hal ini dimaksudkan agar dapat menjaga

PENGARUH KONSENTRASI SUSU SAPI SEGAR DAN KONSENTRASI DEKSTRIN TERHADAP MUTU MINUMAN COKELAT INSTAN

PENGARUH KONSENTRASI KARAGINAN TERHADAP KARAKTERISTIK FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK CHOCOLATE SPREAD SLICE

PEMBUATAN MINYAK KELAPA SECARA ENZIMATIS MENGGUNAKAN RIMPANG JAHE SEBAGAI KATALISATOR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Zingiber officinale yang berasal dari bahasa Sansekerta yaitu singibera yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. batok sabut kelapa (lunggabongo). Sebelum dilakukan pengasapan terlebih dahulu

HASIL DAN PEMBAHASAN

I PENDAHULUAN. (6) Hipotesa Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

FORMULASI DAN PENGOLAHAN MARGARIN MENGGUNAKAN FRAKSI MINYAK SAWIT PADA SKALA INDUSTRI KECIL SERTA APLIKASINYA DALAM PEMBUATAN BOLU GULUNG

SIFAT KIMIA DAN TINGKAT KESUKAAN PERMEN KERAS (Hard Candy) SARI BUAH PALA (Myristica fragrans houtt famili myristicaseae)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan

PENGARUH PENAMBAHAN GULA AREN DAN SUHU PEMANASAN TERHADAP ORGANOLEPTIK DAN KUALITAS SIRUP AIR KELAPA

PENELITIAN SUBSTITUSI LEMAK KAKAO DENGAN LEMAK KELAPA SAWIT DALAM PEMBUATAN COKLAT BATANG

BAB I PENDAHULUAN. penghasil devisa negara, penyedia lapangan kerja serta mendorong pengembangan

SKRIPSI KIKI ANDRIANI

Pengaruh Lama Hidrolisis dan Konsentrasi Larutan Pati pada Pembuatan Sirup Glukosa dari Biji Jagung Muda secara Hidrolisis Asam

PENGARUH JUMLAH BUBUK KUNYIT TERHADAP MUTU TAHU SEGAR SELAMA PENYIMPANAN PADA SUHU RUANG

LAPORAN PENELITIAN PRAKTIKUM KIMIA BAHAN MAKANAN Penentuan Asam Lemak Bebas, Angka Peroksida Suatu Minyak atau Lemak. Oleh : YOZA FITRIADI/A1F007010

Lemak dan minyak merupakan sumber energi yang efektif dibandingkan dengan karbohidrat dan protein Satu gram lemak atau minyak dapat menghasilkan 9

PENGOLAHAN ES KRIM KAYA ANTIOKSIDAN DARI SARI BUAH MERAH ( Pandanus Conoideus Lamk )

UJI PENGARUH SUHU PEMANASAN BIJI KEMIRI DENGAN MENGGUNAKAN OIL PRESS TIPE ULIR TERHADAP RENDEMEN DAN MUTU MINYAK YANG DIHASILKAN

PENGARUH KONSENTRASI GUM XANTHAN TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK CAKE BERAS RENDAH LEMAK DENGAN PENGURANGAN 50% TELUR SKRIPSI

PENGARUH PENAMBAHAN VIRGINE COCONUT OIL (VCO) TERHADAP KARAKTERISTIK FISIK DAN ORGANOLEPTIK COKELAT BATANG ABSTRACT ABSTRAK PENDAHULUAN

PENGARUH PERBANDINGAN SARI BUAH NENAS DAN MELON SERTA KONSENTRASI GULA TERHADAP MUTU PERMEN JAHE (HARD CANDY)

I PENDAHULUAN. mempunyai nilai ekonomi tinggi sehingga pohon ini sering disebut pohon

METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Tahapan Penelitian

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI KEMASAN BUMBU INSTAN PRODUK LOKAL INTISARI

I. PENDAHULUAN. Potensi PKO di Indonesia sangat menunjang bagi perkembangan industri kelapa

PENGARUH PERBANDINGAN JUMLAH TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG SUKUN DENGAN JENIS PENSTABIL TERHADAP MUTU COOKIES SUKUN SKRIPSI. Oleh:

KARAKTERISTIK SNACK BARS BERBAHAN DASAR TEPUNG KACANG HIJAU DAN PISANG LOKAL SKRIPSI. Oleh MUHAMMAD DHANY ISMAIL

A. Tahapan Proses Pembuatan Coklat

Prarancangan Pabrik Margarin dari Palm Oil Minyak Sawit dengan Kapasitas ton/tahun BAB I PENGANTAR

PENGARUH EDIBLE COATING DARI PATI JAGUNG DAN LAMA PENCELUPAN TERHADAP MUTU BUAH NENAS TEROLAH MINIMAL

II. TINJAUAN PUSTAKA

Padang, Maret Putri Lina Oktaviani

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGARUH PENAMBAHAN KONSENTRASI TAHU DAN BAKING SODA TERHADAP PEMBUATAN KERUPUK TAHU

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I PENDAHULUAN. Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka

PENGARUH PENCAMPURAN TEPUNG TERIGU DENGAN TEPUNG JAGUNG DAN KONSENTRASI NATRIUM PROPIONAT TERHADAP MUTU ROTI TAWAR

METODE. Waktu dan Tempat

PENGARUH PENAMBAHAN GULA PASIR DAN LAMA FERMENTASI TERHADAP MUTU MINUMAN FERBEET (Fermented Beetroot) SKRIPSI. Oleh :

SUBSTITUSI TERIGU DENGAN TEPUNG LABU KUNING TERHADAP SIFAT FISIK DAN ORGANOLEPTIK MUFFIN

BAB I PENDAHULUAN. fase lemak (O Brien, 2009). Banyak minyak nabati yang telah dimodifikasi untuk

1. PENDAHULUAN. Jenis makanan basah ataupun kering memiliki perbedaan dalam hal umur simpan

PENGARUH PENAMBAHAN SUKROSA DAN GLUKOSA PADA PEMBUATAN PERMEN KARAMEL SUSU KAMBING TERHADAP SIFAT KIMIA, MIKROBIOLOGI DAN ORGANOLEPTIK

ANALISIS PERUBAHAN KOMPOSISI TRIGLISERIDA, ASAM TRANS DAN KANDUNGAN LEMAK PADAT PADA PEMBUATAN PENGGANT

PENGARUH KONSENTRASI TAPIOKA DAN SORBITOL SEBAGAI ZAT PEMLASTIS DALAM PEMBUATAN EDIBLE COATING PADA PENYIMPANAN BUAH MELON

M. Yogie Nugraha 1), Edison 2), and Syahrul 2) Abstract

PENGARUH PENAMBAHAN LESITIN TERHADAP KUALITAS PERMEN COKLAT SELAMA PENYIMPANAN PADA SUHU KAMAR

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

Pengaruh Katalis H 2 SO 4 pada Reaksi Epoksidasi Metil Ester PFAD (Palm Fatty Acid Distillate)

Transkripsi:

PENGARUH PENAMBAHAN CRUDE STEARIN MINYAK KELAPA SAWIT TERHADAP KESTABILAN DARK CHOCOLATE The Effect of Crude Palm Oil Stearin Addition to the Stability of Dark Chocolate Hendri Muchtar* dan Yulia Helmi Diza Balai Riset dan Standardisasi Industri Padang Jl. Raya LIK Ulu Gadut No. 23 Telp. (0751) 72201 Fax.(0751) 71320 Padang 25164 * e-mail: hendrimuchtar@yahoo.co.id Diterima: 19 September 2011, Revisi akhir: 16 November 2011 ABSTRAK Penelitian pengaruh penambahan crude stearin minyak kelapa sawit terhadap kestabilan dark chocolate telah dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh crude stearin sebagai pengganti lemak cokelat sekaligus sebagai stabilisator dark chocolate selama penyimpanan. Jumlah crude stearin yang digunakan divariasikan mulai dari 0%, 5%, 10%, 20% dan 34%, sedangkan bahan-bahan lain (cokelat bubuk, lemak cokelat, gula, lesitin dan garam) diberikan dalam jumlah yang sama. Kepada produk cokelat yang dihasilkan dilakukan analisa titik leleh, kadar lemak dan asam lemak bebas (FFA), selanjutnya dilakukan uji ketahanan simpan serta uji organoleptik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi crude stearin yang digunakan, kestabilan cokelat cenderung lebih baik dengan titik leleh cokelat juga semakin tinggi (berkisar dari 49 o C sampai 55 o C). Selama penyimpanan, kadar FFA semakin meningkat dari 0,15% pada minggu pertama menjadi 0,71% pada minggu kelima. Angka ini masih berada dalam batas yang dipersyaratkan pada Standar Nasional Indonesia (SNI) 01-3748-1995 tentang lemak kakao. Kadar lemak cenderung mengalami penurunan dalam penyimpanan selama 7 minggu, yaitu dari 40% sampai 35%. Dari hasil uji organoleptik, perlakuan penambahan stearin 10% memberikan hasil yang cenderung lebih disukai oleh panelis. Kata kunci: Crude stearin, minyak kelapa sawit, kestabilan, dark chocolate ABSTRACT The research about effect of crude palm oil stearin addition to the stability of dark chocolate had been caried out with the purpose to determine the effect of crude stearin as a substitute of cocoa butter and as a stabilizer of dark chocolate during storage. A number of stearin used was varied from 0%, 5%, 10%, 15%, 20% and 34%, while other ingredients (cocoa powder, cocoa fat, sugar, lecithin and salt) were given in the same amount. The properties of chocolate product which had been analyzed were the melting point, fat content and free fatty acids (FFA) content, then it was conducted storage stability and the organoleptic test. The results showed that the higher concentration of stearin used, the stability of the chocolate tends to be better with a melting point of chocolate is also higher (ranging from 49 o C to 55 o C). During storage the FFA levels increased from 0,15% in the first week to 0,71% in the fifth week. This numbers are still within the limits required by Indonesia National Standard (SNI) 01-3748-1995 on cocoa butter. The fat content decreased from 40% to 35% during 7 weeks storage. From the results of organoleptic test, treatment of 10% crude strearin addition was preferred by panelist. Key words: Crude stearin, palm oil, stability, dark chocolate 1

Pengaruh Penambahan Crude Stearin.(Hendri Muchtar dan Yulia Helmi Diza) PENDAHULUAN Cokelat dihasilkan dari biji buah kakao yang telah mengalami serangkaian proses pengolahan sehingga bentuk dan aromanya khas. Biji buah kakao yang telah difermentasi dijadikan serbuk setelah melalui pemisahan lemak yang disebut cokelat bubuk. Cokelat bubuk sendiri tidak mempunyai aroma cokelat, aroma tersebut larut dalam sisa lemak kakao terkandung. Cokelat bubuk ini banyak dipakai sebagai bahan makanan, seperti white chocholate, milk chocholate dan dark chocholate. dark chocolate adalah produk cokelat yang terbuat dari cokelat cair (cocoa liquor), cocoa butter, gula, dan lesitin sebagai pengemulsi (Anonimous, 2008). Komposisi bahan dalam pembuatan cokelat ini beragam, setiap produsen coklat memiliki perbandingan bahan yang berbeda. Setiap perbandingan menghasilkan cita rasa, warna dan tekstur yang berbeda. Milk Chocolate dibuat dari mentega kakao, gula dan susu full cream yang dikombinasikan dalam berbagai proporsi. Dark Chocolate menggunakan proses yang sama tapi tanpa susu, dan white chocolate dibuat dengan cocoa butter, susu dan gula tanpa mengandung cairan cokelat (Aini, 2011). Pembuatan cokelat pada dasarnya akan menghasilkan 2 macam eating chocolate, yaitu Chocolate Couverture yang beraroma coklat yang kuat, memiliki titik leleh yang rendah, sehingga akan cepat lumer di dalam mulut atau di ruangan yang hangat, dan Chocolate Compound yang memiliki aroma coklat yang kurang kuat karena kandungan coklatnya yang lebih rendah dan di dalamnya ditambahkan vegetable fat (sejenis minyak sayur) dengan tujuan membuatnya lebih tahan terhadap hawa panas, sehingga lebih mudah dibentuk, mudah dalam penyimpanan dan transportasi, karena tidak mudah lumer (Bagus, 2011). Penambahan lemak kakao memberikan permukaan cokelat mengkilap dan memberikan cita rasa kakao. Mengingat lemak kakao merupakan bahan yang paling tinggi biayanya, sementara dalam produksi cokelat membutuhkan lemak kakao dengan komposisi 24-34%, maka untuk mengurangi biaya produksi perlu dicari bahan alternatif lain sebagai pengganti lemak kakao yaitu menggunakan lemak nabati, salah satunya yaitu dari minyak kelapa sawit (Sudibyo, 2004). Komponen dari palm oil yang dapat dimanfaatkan dalam proses penstabil produk olahan cokelat ini antara lain adalah fraksi olein, stearin atau penggabungan olein dan stearin. Minyak kelapa sawit memiliki komposisi asam lemak yang seimbang antara asam lemak jenuh dengan asam lemak tak jenuh, yaitu asam palmitat 14 45%, asam oleat 39 40%, asam linoleat 10 11% dan asam linolenat 0,3 0,4% Kandungan asam linoleat dan asam linolenatnya cukup rendah, sehingga minyak kelapa sawit cukup stabil terhadap oksidasi. Crude stearin yang merupakan fraksi dari minyak kelapa sawit banyak mengandung lemak dan triasilgliserol jenuh, sehingga cenderung berbentuk padat pada suhu kamar (Essentiellea, 2009). Sebagai coating atau pelapis dark chocolate, lemak yang digunakan kira-kira 30%. Diharapkan dengan menambah lemak ini akan memperpanjang masa simpan selama 2 bulan pada suhu maksimum 35 o C. Dengan penambahan bahan penstabil tersebut mengakibatkan komposisi fatty acid dalam campuran cocoa butter dan lemak palm mid fraction akan bermigrasi dan membentuk lapisan cokelat (chocolate layer) (Djanaka, 1985). Penelitian ini bertujuan untuk melihat sejauh mana pengaruh penambahan stabilisator crude palm oil berupa crude stearin pada kestabilan cokelat terutama terhadap titik leleh, nilai organoleptik, kadar asam lemak bebas dan kadar lemak. BAHAN DAN METODA Bahan Bahan yang diperlukan adalah cocoa butter, cokelat liquor, icing sugar, lesitin, crude stearin, garam, vanilla dan bahan kimia untuk pengujian. Alat Alat-alat yang diperlukan adalah melting point apparatus, panci, mixer, 2

wadah plastik, cetakan untuk pengujian. Metoda Penelitian dan peralatan 5. Setelah dicetak dikemas dengan plastik dan disimpan pada suhu ruang. Analisis dan Pengamatan Penelitian dilakukan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL), data yang diperoleh diolah secara statistik pada taraf uji BNJ 5%, sebagai perlakuan adalah variasi penambahan crude stearin seperti pada Tabel 1. Tabel1. Komposisi Penggunaan crude Stearin No Perlakuan Crude Stearin (%) Lemak Cokelat (%) 1 A 34 0 2 B 20 14 3 C 10 24 4 D 5 29 5 E 0 34 Untuk komposisi bahan berupa gula, bubuk cokelat, lesitin, garam dan vanila yang digunakan adalah tetap untuk semua perlakuan, yaitu gula 47,5%, bubuk cokelat 18%, lesitin 0,3% serta garam dan vanila 0,2%. Bahan yang digunakan sebagai penstabil adalah minyak cokelat dan lemak nabati berupa crude stearin dari pengolahan minyak kelapa sawit. Prosedur kerja Pembuatan cokelat dark 1. Campurkan crude stearin dan lemak cokelat sesuai variasi komposisi) dengan icing sugar sampai menjadi campuran pasta yang homogen dan padu. 2. Pada bagian lain pembuatan dark chocolate dengan mencampurkan cokelat bubuk, cokelat butter, gula, lesitin, garam dan vanila. 3. Kemudian campuran crude stearin dan lemak cokelat ditambahkan ke dalam adukan dark chocolate dengan variasi tertentu. 4. Masukkan ke dalam cetakan a. Uji Kimia. Pengujian terhadap produk dilakukan dengan parameter asam lemak bebas (FFA), kadar lemak, titik leleh, dan uji organoleptik. b. Uji Organoleptik. Uji organoleptik dilakukan terhadap cokelat dark meliputi warna, bau/aroma, rasa, dan tekstur. Berdasarkan tingkat penerimaan panelis dinilai dengan skala hedonik sebagai berikut : 5 (sangat suka), 4 (suka), 3 (cukup suka/biasa), 2 (kurang suka) dan 1 (tidak suka). HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dalam pembuatan dark chocolate dengan penambahan crude stearin didapatkan hasil sebagai berikut : Hasil Pengamatan Sifat Fisika Analisa Titik Leleh Cokelat Dark Dari berbagai komposisi penambahan campuran crude stearin dan lemak cokelat dapat dilihat hasil analisa titik leleh cokelat pada Gambar 1. Pada komposisi E, dark chocolate dengan penambahan crude stearin 0% dan lemak cokelat 34% memperlihatkan titik leleh yang paling rendah. Jika dibandingkan dengan cokelat blanko (merk collata) memberikan hasil yang sama yaitu sekitar 37 o C. Pada penambahan crude stearin sebesar 34% (komposisi A), tanpa lemak cokelat diperoleh titik leleh sebesar 55 sampai 56 o C. Hal ini disebabkan karena tingginya titik leleh crude stearin itu sendiri yaitu sampai 56 o C (Essentiellea, 2009). Sehingga dengan bertambahnya komposisi crude stearin dan berkurangnya penambahan lemak cokelat akan menyebabkan terjadinya peningkatan titik 3

Pengaruh Penambahan Crude Stearin.(Hendri Muchtar dan Yulia Helmi Diza) leleh dark chocolate. Dengan meningkatnya titik leleh menyebabkan terjadi peningkatan kestabilan dark chocolate sehingga tahan terhadap pelelehan. Titik Leleh o C 60 55 50 45 40 35 30 A B C D E Perlakuan Gambar 1. Pengaruh komposisi crude stearin terhadap titik leleh dark chocolate. Pengaruh penyimpanan terhadap titik leleh Pada penyimpanan selama sebelas minggu terlihat terjadinya penurunan titik leleh yaitu dari 55 o C pada minggu pertama menjadi 48 o C pada minggu kesebelas untuk komposisi campuran crude stearin 34%. Begitu juga dengan perlakuan tanpa penambahan crude stearin, terjadi penurunan dari 39 o C menjadi 33 o C pada minggu ke 11. Sedangkan cokelat pembanding terlihat stabil pada suhu 36-37 o C. Penyebab terjadinya penurunan titik leleh adalah akibat faktor udara dan kelembaban ruang penyimpanan, dimana cokelat hanya dikemas dengan plastik dan dibiarkan pada suhu ruang. Pengaruh penyimpanan terhadap titik leleh dark chocolate dari beberapa komposisi penambahan crude stearin dan lemak cokelat selama penyimpanan 11 minggu pada suhu ruang dapat dilihat pada Gambar 2. Berdasarkan komposisi cokelat yang umum dibuat di industri dan rumah tangga bahwa komposisi lemak cokelat atau lemak nabati hanya ditambahkan maksimum 34%, sehingga komposisi optimum yang ditambahkan cukup memberikan hasil yang baik. Pada Gambar 2 terlihat bahwa titik leleh akan menurun selama penyimpanan, namun pada penyimpanan minggu ke 11 teksturnya masih terlihat baik dan belum meleleh. Titik Leleh oc 60 55 50 45 40 35 30 25 1 3 5 7 9 11 Pengamatan minggu ke A B C D E Collata Gambar 2. Pengaruh penyimpanan terhadap titik leleh dark chocolate Perbandingan titik leleh antara penambahan crude stearin dari 34% sampai dengan 0% selama penyimpanan 11 minggu dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Perbandingan titik leleh dark chocolate dengan variasi penambahan crude stearin dengan lemak cokelat selama penyimpanan 11 minggu. ke- Titik leleh ( o C) A B C D E Collata 1 55 50 44 40 39 37 3 52 48 41 37 37 37 5 51 48 38 35 35 37 7 50 41 38 34 34 36 9 50 41 36 34 33 37 11 49 40 36 34 33 36 Dari Tabel 2 terlihat bahwa Penambahan crude stearin sebesar 34% (perlakuan A), cokelat yang dihasilkan lebih keras dengan titik leleh yang lebih tinggi (49 sampai 55 o C), sedangkan penambahan lemak cokelat tanpa crude stearin (perlakuan E) menghasilkan cokelat yang lebih lunak dan memiliki titik leleh yang lebih rendah (33 sampai 39 o C). Pada minggu ke-11, perlakuan D dan E sudah mengalami pelunakan. Sementara itu 4

perlakuan A, B dan C masih dalam kondisi baik. b. Analisis Kimia Hasil Analisis Kadar Lemak Dark Chocolate Dari berbagai komposisi penambahan campuran crude stearin dan lemak cokelat dapat dilihat hasil analisis kadar lemak pada Tabel 3. Kadar Lemak (%) 42 41 40 39 38 37 36 35 34 1 3 5 7 Pengamatan minggu ke- Tabel 3. Hasil analisis Kadar Lemak dark chocolate ke-1 Kadar lemak (%) ke-3 ke-5 ke-7 1 A 39,70 38,66 37,62 37,93 2 B 39,25 38,32 37,39 37,29 3 C 39,09 37,82 37,55 36,05 4 D 39,75 41,29 38,09 39,99 5 E 40,60 38,21 36,62 35,05 Dari hasil analisis kadar lemak dari berbagai variasi perlakuan, komposisi A (penambahan crude stearin 34%) sampai komposisi E (penambahan dengan lemak cokelat 34%) memberikan hasil tidak banyak berbeda pada pengamatan minggu pertama yaitu rata-rata 39.67 %. Selama penyimpanan cenderung terjadi penurunan sedikit kadar lemak akibat pengaruh udara dan terjadinya kerusakan. Semakin lama penyimpanan, kadar lemak terlihat semakin menurun yang disebabkan telah terjadi proses oksidasi pada cokelat. Tingkat kerusakannya sangat bervariasi tergantung suhu yang digunakan serta lamanya waktu. Makin tinggi suhu, maka kerusakan lemak akan semakin tinggi. Asam lemak sensitif terhadap sinar, suhu dan oksigen. Proses oksidasi lemak dapat menyebabkan inaktivasi fungsi biologisnya dan bahkan dapat bersifat toksik (Palupi, 2007). Pengaruh penyimpanan terhadap cokelat dark dapat dilihat pada Gambar 5. A B C D E Gambar 5. Pengaruh Penyimpanan terhadap kadar lemak cokelat dark Hasil analisis Asam Lemak Bebas (FFA) Dark Chocolate Hasil uji asam lemak dari berbagai komposisi penambahan crude stearin dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel. 4 Hasil analisa Asam Lemak Bebas (FFA) dark chocolate dari berbagai komposisi penambahan stearin No No Perlakuan Perlakuan ke 1 FFA (%) ke 3 ke 5 1 A 0,15 0,32 0,49 2 B 0,31 0,21 0,43 3 C 0,42 0,48 0,49 4 D 0,61 0,59 0,63 5 E 0,50 0,64 0,71 6 Collata 0,81 0,99 0,99 Dari data tersebut diatas terlihat bahwa selama penyimpanan terjadi peningkatan kadar asam lemak bebas (FFA) dari berbagai komposisi penambahan crude stearin pada dark chocolate. Jika dibandingkan dengan perlakuan penambahan dan tanpa penambahan crude stearin, terlihat bahwa perlakuan tanpa penambahan crude stearin memberikan hasil kadar FFA yang lebih besar. Hal ini disebabkan lemak cokelat tidak stabil pada suhu yang agak tinggi sehingga akan lebih cepat terjadi ketengikan pada cokelat tersebut selama 5

Pengaruh Penambahan Crude Stearin.(Hendri Muchtar dan Yulia Helmi Diza) penyimpanan. Berbeda halnya dengan cokelat pembanding (collata) kadar FFA nya lebih tinggi yaitu mencapai 0,99 %, hal ini disebabkan collata telah memiliki waktu simpan yang lebih lama. Bila merujuk pada standar mutu lemak cokelat, yaitu SNI.01-3748-1995 tentang lemak kakao, kandungan FFA maksimal pada lemak kakao adalah 1,75%. Dengan demikian hasil analisa FFA dari beberapa perlakuan dalam penelitian masih berada dalam batas aman. Secara alami asam lemak bebas akan terbentuk seiring dengan berjalannya waktu, baik karena aktifitas mikroba maupun karena hidrolisa dengan bantuan katalis enzim lipase (Mastegar, 2010). Peningkatan asam lemak bebas (FFA) juga terjadi selama pengolahan dan tranportasi umumnya disebabkan oleh adanya proses autokatalitik, yang dapat dipercepat oleh energi panas. Reaksi ini menggunakan asam lemak bebas yang terkandung dalam minyak sebagai katalisator. c. Uji Organoleptik Cokelat Dark. Dari hasil uji organoleptik yang telah dilakukan terhadap beberapa variasi dark chocolate dengan berbagai variasi konsentrasi crude stearin dan lemak kakao didapatkan bahwa perlakuan C (crude stearin 10%) memberikan hasil yang cenderung lebih disukai panelis daripada perlakuan lainnya, dengan nilai rata-rata terhadap warna 2,7, aroma 3,3, rasa 2,6 dan tekstur 2,9. Tabel 5. Rekapitulasi Uji Organoleptik Perlakuan Warna Aroma Rasa Tekstur A 2,5 3,0 2,6 2,6 B 2,7 3,2 2,5 2,5 C 2,7 3,3 2,6 2,9 D 2,5 2,9 2,4 3,1 E 2,6 3,2 2,6 2,7 Dari Tabel 5 dapat diketahui ada kecenderungan tekstur semakin tidak disukai dengan semakin meningkatnya konsentrasi penambahan crude stearin. Hal ini disebabkan karena semakin tingginya konsentrasi crude stearin, cokelat yang dihasilkan akan semakin keras. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari hasil penelitian pengaruh penambahan crude stearin minyak kelapa sawit terhadap kestabilan dark chocolate dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Penambahan crude stearin dapat meningkatkan kestabilan dark chocolate. Dari hasil analisa selama 11 minggu, perlakuan A (stearin 34%) memperlihatkan kestabilan yang cenderung lebih baik dengan titik leleh 48 o C sampai 55 o C. 2. Kadar asam lemak bebas (FFA) mengalami peningkatan dalam penyimpanan selama lima minggu, yaitu dari 0,15% sampai 0,71%. Analisa kadar lemak cenderung mengalami penurunan dalam penyimpanan selama 7 minggu, yaitu dari 40% sampai 35%. 3. Dari hasil uji organoleptik didapatkan bahwa perlakuan C (crude stearin 10%) memberikan hasil yang cenderung lebih disukai panelis daripada perlakuan lainnya, dengan nilai rata-rata terhadap warna 2,7, aroma 3,3, rasa 2,6 dan tekstur 2,9. Saran Dari hasil penelitian dapat disarankan bahwa walaupun penggunaan crude stearin dapat meningkatkan kestabilan atau daya tahan dark chocolate jika dibandingkan dengan tanpa penambahan namun perlu kiranya penelitian dikembangkan lagi pada pengolahan crude stearin menjadi bahan penstabil yang dapat menyamai mutu bahan penstabil lainnya seperti CBS. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada Firdaus Jamsan, MT, Rimelda Ridwan, M.Si, dan Nikita Kurnia, ST yang telah membantu selama pelaksanaan penelitian ini. 6

DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2008. Dark Chocolate Merupakan Cokelat Berkualitas Tinggi. http://coklat-chocolate. blogspot.com. Diakses tanggal 15 Oktober 2011. Aini & Karima, H., 2011. Cara Pembuatan Dark Chocolate, http : // www.scribd.. com. Diakses tanggal 28 September 2011 Bagus, R., 2011. Pembuatan coklat mula, http://www.scribd.com. Diakses tanggal 28 September 2011 Direktorat Jenderal Perkebunan, 2008. Kebijakan dan Program Ditjen Perkebunan Dalam Mendukung Sumatera Barat Sebagai Pusat Pengembangan Kakao di Wilayah Barat Indonesia. Dep. Pertanian. Djanaka, R., 1985. Peningkatan mutu dan diversifikasi produk stearin. Balai Besar Litbang Industri Hasil Pertanian, Bogor. Enie, B., 1985. Penelitian Pembuatan Gliceril mono stearat dari fraksi stearin, Laporan Hasil Litbang, BBIHP, Bogor. Essentiellea, H., 2009. Komposisi minyak kelapa sawit. http://lemak minyak.blogspot.com/2009/08/palm-stearin.html, Teknologi Minyak dan lemak. Diakses tanggal 15 Oktober 2011 Fauziah, 2010. Asam lemak bebas. (http//:wordpresscom / 2010/02/25). Diakses tanggal 15 Oktober 2011 Mastegar, 2010. Asam Lemak Bebas. wordpress.com. Diakses tanggal 15 Oktober 2011. Nasution, L., 1985. Pengolahan Cokelat. Jurusan Teknologi Industri Pertanian, IPB, Bogor. Palupi, N.S., Zakaria, F.R., dan Prangdimurti, E., 2007. Modul e- Learning ENBP. Pengaruh Pengolahan terhadap Nilai Gizi Pangan. Departemen Ilmu & Teknologi Pangan Fateta-IPB. Rhaman, M., 1988. Penelitian dan Pengembangan Pembuatan GMS dari fraksi stearin. Laporan hasil Litbang, BBIHP, Bogor. Sudibyo, A., 2004 Potensi dan prospek pengembangan industri hilir minyak sawit di Indonesia, Warta IHP/J.of Agro-Based Industry vol. 21. no.1. Agustus pp 55-74. Bogor. 7