MATERI DAN METODE. Sedangkan analisis kimia dilakukan di Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Kimia

dokumen-dokumen yang mirip
MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember 2014 Januari

III. MATERI DAN METODE. Kampar yang merupakan salah satu daerah tumbuhnya tanaman sagu di Provinsi

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan selama 2 bulan di mulai dari Bulan

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Februari 2015.

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan dimulai bulan April -

MATERI METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan November 2014-Januari Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret - April 2015 bertempat di

MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Kimia

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April-Mei 2014 di

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni-Juli 2013 di Laboratorium Teknologi Pasca

MATERI DAN METODE. IndustriPakandanIlmuTanah,danLaboratoriumIlmuNutrisidan

MATERI DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September-November 2014 di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. MATERI DAN METODE. Pelaksanaan pembuatan silase dilakukan di Desa Tuah Karya Ujung Kecamatan

MATERI DAN METODE. Pengolahan silasetelahdilaksanakan di Laboratorium Nutrisidan Kimia. dilaksanakan pada bulan Desember 2014 sampai Februari2015.

MATERI DAN METODE. Pakan dan Ilmu Tanah sebagai tempat pembuatan silase dan analisis fraksi serat di

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dimulai pada bulan Oktober-November 2013, di Laboratorium Ilmu Nutrisi

III. MATERI DAN METODE. Peternakan UIN Suska Riau, penelitian berlangsung selama 3 bulan, mulai bulan

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan selama 6 bulan dimulai bulan April

III. MATERI DAN METODE. dilakukan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Universitas Riau.

MATERI DAN METODE. dan Kimia Fakultas Pertanian dan Peternakan UIN Suska Riau. Analisis Fraksi

BAB III MATERI DAN METODE. perlakuan berbeda sebagai bahan pakan alternatifdilaksanakan pada bulan Maret

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April Oktober 2013.

LAMPIRAN. Lampiran 1. Prosedur Analisis Serat Kasar dengan Metode Analisis. 1. Menyiapkan kertas saring kering oven dengan diameter 4,5 cm, dicatat

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Mei 2013 di

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telahdilakukan dilaboratorium Teknologi Pasca Panen

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Februari sampai Maret 2015 bertempat di Desa

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Produksi Volatil Fatty Acids (VFA), NH 3 dan

Lampiran 1. Prosedur Analisis Rendemen Cookies Ubi Jalar Ungu. 1. Penentuan Nilai Rendemen (Muchtadi dan Sugiyono, 1992) :

Kadar air % a b x 100% Keterangan : a = bobot awal contoh (gram) b = bobot akhir contoh (gram) w1 w2 w. Kadar abu

Lampiran 1. Prosedur Analisis Protein Kasar (Analisis Kjeldahl) (1) Mengambil contoh sampel sebanyak 2 mililiter (Catat sebabai A gram)

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di Lahan GambutKebun Percobaan

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Metode Pembuatan Petak Percobaan Penimbangan Dolomit Penanaman

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2015 dari survei sampai

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Juni Agustus 2013 di. PT. Great Giant Pineapple, Terbanggi Besar Lampung Tengah.

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul produksi VFA, NH 3 dan protein total pada fodder

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama satu bulan, pada 27 Agustus - 26 September 2012

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. dilaksanakan pada bulan Oktober 2014 sampai April Pelaksanaan penelitian

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan L. plantarum dan L. fermentum terhadap silase rumput Kalanjana.

MATERI DAN METODE Tempat dan Waktu

Bab III Bahan dan Metode

III. METODE PENELITIAN. Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Lampung mulai Agustus September

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hijau atau tauge. Nata yang dihasilkan kemudian diuji ketebalan, diukur persen

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama bulan Mei hingga Agustus 2015 dan

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

Lampiran 1. Prosedur Analisis Kimia

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak itik yang digunakan sebanyak 120 ekor yang berumur 0-8 minggu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada September Oktober Pengambilan

III. MATERI DAN METODE. Agrostologi, Industri Pakan dan Ilmu Tanah dan 2). Laboratorium Ilmu Nutrisi

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

BAB III MATERI DAN METODE. Sumber Protein secara In Vitro dilaksanakan pada bulan September November

MATERI DAN METODE. Daging Domba Daging domba yang digunakan dalam penelitian ini adalah daging domba bagian otot Longissimus thoracis et lumborum.

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September-November 2014 di

3 METODOLOGI. 3.3 Metode Penelitian. 3.1 Waktu dan Tempat

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan 24 ekor Domba Garut jantan muda umur 8 bulan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada 26 Agustus 2015 di Laboratorium Produksi dan

Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei 2014 di Laboratorium

3. MATERI DAN METODE. Gambar 2. Alat Penggilingan Gabah Beras Merah. Gambar 3. Alat Penyosohan Beras Merah

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai dari Juni 2013 sampai dengan Agustus 2013.

Lampiran 1. Prosedur Analisa Karakteristik Bumbu Pasta Ayam Goreng 1. Kadar Air (AOAC, 1995) Air yang dikeluarkan dari sampel dengan cara distilasi

III. METODOLOGI PENELITIAN. Universitas Muhammadiyah Malang mulai bulan April 2014 sampai Januari 2015.

Lampiran 1. Prosedur Fermentasi Onggok Singkong (Termodifikasi)

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. tanaman singkong. Daun singkong sebanyak 4 kg segar diperoleh dari

METODE PENGUJIAN. 1. Kadar Oksalat (SNI, 1992)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cheddar digunakan peralatan

BAB III METODE PENELITIAN

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian ini adalah marmot Cavia porcellus

BAB III METODE PENELITIAN. ayam broiler terhadap kadar protein, lemak dan bobot telur ayam arab ini bersifat

Desikator Neraca analitik 4 desimal

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian dan analisis proksimat kadar air, kadar protein, dan kadar lemak

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 5-6 bulan di Laboratorium Ilmu dan

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE

Lampiran 1. Gambar tanaman dan wortel. Tanaman wortel. Wortel

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Pakan

BAB III BAHAN DAN METODE. Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini terdiri dari: - neraca analitik - Ohauss. alat destruksi Kjeldahl 250ml -

MATERI DAN METODE. Gambar 3. Domba Jonggol R1 (a) dan Domba Jonggol R2 (b) Gambar 4. Domba Garut R1 (a) dan Domba Garut R2 (b)

III. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass,

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni September 2015 di Laboratorium

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

Transkripsi:

III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Pelaksanaan pembuatan fermentasi dilakukan di Kabupaten Bengkalis, Sedangkan analisis kimia dilakukan di Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Kimia Fakultas Pertanian dan Peternakan UIN Suska Riau. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan September sampai dengan November 2014. 3.2. Bahan dan Alat Penelitian 3.2.1. Bahan a. Proses Persiapan Bahan yang digunakan pada penelitian adalah ampas sagu (AS) yan g didapat pada proses pengolahan sagu. Kulit kopi (KK) yang digunakan adalah kulit kopi yang didapat pada proses pengolahan biji kopi. Ampas sagu dan kulit kopi berasal dari Kabupaten Bengkalis yang merupakan salah satu sentra penghasil sagu dan kopi di wilayah Riau. Dedak digunakan sebagai nutrien tambahan untuk menunjang pertumbuhan mikroba. Inokulum laru didapat dari tempe yang telah dikeringkan dan digiling halus. b. Bahan Untuk Analisis Proksimat Bahan yang digunakan untuk analisis adalah aquadest, Asam Klorida (HCl), Kalium Sulfat (K 3 SO 4),Magnesium Sulfat (MgSO 4), Natrium Hidroksida (NaOH), Asam Benzoat (H 3 BO 4 ), Eter, Benzena,metilen red, brom kresol green dan aceton. 15

3.2.2. Alat Peralatan yang digunakan untuk keperluan fermentasi adalah kantong plastik, timbangan, kukusan, baskom dan sendok pengaduk. Peralatan yang digunakan untuk analisis nutrien adalah seperangkat alat untuk analisis proksimat, adalah pemanas, gelas piala 300 ml, labu ukur, timbangan analitik, soctex, kertas saring, tanur listrik, crusible tang,gelas piala, buret, destilator, digestion tubes straight, cruisble, alumunium cup lengkap dengan erlenmeyer. 3.3. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan secara eksperimen dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 ulangan untuk setiap perlakuan. Adapun faktor-faktor perlakuan adalah sebagai berikut : Perlakuan A Perlakuan B Perlakuan C Perlakuan D Perlakuan E : 90% AS + 0% KK + 10% Dedak (Kontrol) : 85% AS + 5% KK + 10 % Dedak : 80% AS + 10% KK + 10% Dedak : 75% AS + 15% KK + 10% Dedak : 70% AS + 20% KK + 10% Dedak Dosis inokulum laru yang dipakai adalah 7 gram/kg substrat. Lama fermentasi yang digunakan adalah 30 jam. Dosis dan lama fermentasi tersebut berdasarkan Adelina (2005). 3.4. Peubah yang Diukur Peubah yang diukur meliputi analisis proksimat yaitu bahan kering (BK), protein kasar ( PK), serat kasar ( SK), lemak kasar ( LK), kadar abu dan Bahan 16

Ekstrak Tanpa Nitrogen ( BETN) berdasarkan Official Method of Association of Official Analytical Chemist (AOAC, 1993). 3.5. Prosedur Penelitian 3.5.1. Persiapan Bahan Persiapan ampas sagu dan kulit kopi dicuci hingga bersih,dilakukan pengukusan sesuai dengan perbandingan jumlah perlakuan, kemudian didinginkan dan dilakukan pencampuran dengan laru dan diaduk hingga homgen atau rata. Substrat yang digunakan merupakan campuran ampas sagu, kulit kopi dan dedak dengan perbandingan yang telah ditentukan. 3.5.2. Proses Fermentasi a. Pencampuran Pada tahap ini dilakukan 2 kali pencampuran, yang pertama adalah pencampuran antara ampas sagu, kulit kopi dan dedak (substrat) dan yang kedua adalah antara substrat dengan laru. b. Penyimpanan (inokulasi) Substrat yang telah ditaburi inokulum diaduk rata dan dimasukkan dalam plastik serta ditutup.plastik dilubangi kemudian disimpan di kotak fermentasi (inkubator). c. Pengeringan (pemanenan) Sampel ditimbang, dipotong menjadi ukuran kecil dan diletakkan di aluminium foil dan dikeringkan dengan panas matahari.sampel yang telah kering dapat dianalisis kandungan nutriennya. 17

3.6. Bagan Prosedur Penelitian Ampas sagu, kulit kopi, dan dedak Pengukusan Pendinginan A. 90% AS + 0% KK + 10 % dedak B. 85% AS + 5% KK + 10 % dedak C. 80% AS + 10% KK + 10% dedak D. 75% AS + 15% KK + 10% dedak E. 70% AS + 20% KK + 10% dedak Pencampuran bahan dengan laru Pembungkusan Proses fermentasi disimpan pada ruangan dengan suhu 25-35 o C selama 30jam. Pemanenan Pengeringan fermentasi Ampas sagu Analisis di laboratorium Gambar 8 :Bagan Prosedur Penelitian 3.7. Analisis Proksimat Untuk masing-masing ulangan diambil sampel untuk dilakukan analisis proksimat. Analisis proksimat akan dilakukan di Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Kimia Fakultas Pertanian dan Peternakan UIN Suska Riau. 18

a. Penentuan Bakan Kering (AOAC, 1993) Cara kerja: 1. Crusible yang bersih dikeringkan di dalam oven listrik pada temperatur 105 o - 110 o C selama 1 jam. 2. Crusible didinginkan di dalam desikator selama 1 jam. 3. Crusible ditimbang dengan timbangan analitik, beratnya (X). 4. Sampel ditimbang lebih kurang 5 gram (Y). 5. Sampel bersama crusible dikeringkan dalam oven listrik pada temperatur 105 o - 110 o C selama 8 jam. 6. Sampel dan crusible didinginkan dalam desikator selama 1 jam lalu timbang dengan timbangan analitik beratnya (Z). 7. Cara kerja 5, 6 dan 7 dilakukan sebanyak 3 kali atau hingga beratnya konstan. Penghitungankandungan air: % KA= X + Y + Z Y x 100 % Keterangan: X = Berat crusible Y = Berat sampel Z = Berat crusible dan sampel yang telah dikeringkan Perhitungan penetapan bahan kering: % BK = 100 % - % KA Keterangan: % KA = Kandungan air bahan 19

b. Penentuan Kandungan Protein Kasar (Foss Analytical, 2003) Cara kerja: 1. Timbang sampel 1 gram dan masukkan ke dalam digestion tubes straight. 2. Tambahkan katalis ( 1,5 gram K 3 SO 4 dan 7,5 mg MgSO 4 ) sebanyak 2 buah dan larutan H 2 SO 4 sebanyak 6 ml ke dalam digestion tubes straight. 3. Sampel didestruksi di lemari asam dengan suhu 425 o C selama 4 jam sampai cairan menjadi jernih (kehijauan). 4. Sampel didinginkan, tambahkan aquadest 30 ml secara perlahan - lahan. 5. Sampel dipindahkan ke dalam alat destilasi. 6. Siapkan erlenmeyer 125 ml yang berisi 25 ml larutan H 3 BO 3 7 ml metilen red dan 10 ml brom kresol green. Ujung tabung kondensor harus terendam di bawah larutan H 3 BO 3. 7. Tambahkan larutan NaOH 30 ml ke dalam erlenmeyer, kemudian didestilasi selama 5 menit. 8. Tabung kondensor dibilas dengan air dan bilasannya ditampung dalam erlenmeyer yang sama. 9. Sampel dititrasi dengan HCl 0,1 N sampai terjadi perubahan warna menjadi merah muda. 10. Lakukan juga penetapan blanko. Penghitungan : % N = (ml titran ml blanko) x Normalitas H 2 SO 4 x14,007 x 100 % Berat sampel (mg) % PK = % N x faktor konversi 20

Keterangan : Faktor konversi untuk pakan ternak adalah 6, 25. c. Penetuan Kandungan Serat Kasar (Foss Analytical, 2003) Cara kerja: 1. NaOH dan H 2 SO 4 ditambah aquadest menjadi 1000 ml. NaOH 1,25 % (dilarutkan 12,5 g NaOH kedalam aquadest sehingga volumenya menjadi 1000 ml) dan H 2 SO 4 96 % (larutkan 13,02 ml H 2 SO 4 dalam aquadest sehingga volumenya menjadi 1000 ml). 2. Sampel ditimbang dan dimasukkan ke dalam crusible (yang telah ditimbang beratnya (W1). 3. Crusible diletakkan di cold extration lalu aceton dimasukkan ke dalam crusible sebanyak 25 ml atau sampai sampel tenggelam. 4. Diamkan selama 10 menit untuk menghilangkan lemak. 5. Lakukan 3 kali berturut-turut kemudian bilas dengan aquadestsebanyak 2 kali. 6. Crusible dipindahkan ke fiberte dan lakukan prosedur berikut: H 2 SO 4 dimasukkan kedalam masing-masingcrusible hingga garis ke 2 (150mL). Hidupkan kran air dan crusible ditutup dengan reflektor.fibertec dipanaskan sampai mendidih. Fibertec dalam keadaan tertutup dan kran air dihidupkan. 7. Panaskan aquadest dalam wadah lain. 8. Tambahkan octanol (untuk menghilangkan buih) sebanyak 2 tetes ketia sampel di fibertec mendidih lalu dipanaskan kembali dengan suhu optimum, biarkan selama 30 menit. Matikan fibertec setelah 30 menit. 21

9. Larutan di dalam fibertec disedot, posisi fibertec dalam keadaan vacum dan kran air dibuka. 10. Aquadest yang telah dipanaskan dimasukkan kedalam semprotan lalu semprotkan ke crusible. Posisi fibertec tetap dalam keadaan vacum dan kran air terbuka. 11. Lakukan pembilasan dengan aquadest yang telah dipanaskan sebanyak 3 kali. 12. Fibertec ditutup, NaOH yang telah dipanaskan dimasukkan ke dalam crusible pada garis ke 2, kran air pada posisi terbuka. 13. Hidupkan fibertec dengan suhu optimum. Sampel yang telah mendidih diteteskan octanol sebanyak 2 tetes ke dalam tabung yang berbuih, selanjutnya dipanaskan selama 30 menit. 14. Setelah 30 menit matikan fibertec (off) kran ditutup, Optimumkan suhu pada fibertec. 15. Lakukan pembilasan dengan aquadest panas sebanyak3 kali, fibertec pada posisi vacum. Setelah selesai membilas buatlah fibertec pada posisi tertutup. 16. Crusible dipindahkan ke cold extraction lalu dibilas dengan aceton. Cold extration pada posisi vacum, kran air dibuka lalu lakukan sebanyak 3 kaliuntuk pembilasan. 17. Crusible dimasukkan ke dalam oven selama 2 jam dengan suhu 130 o C. 18. Crusible didinginkan dalam desikator 1 jam selanjutnya ditimbang (W2). 19. Crusible dimasukkan ke dalam tanur selama 3 jam dengan suhu 525 C. 20. Dinginkan crusibledalam desikator 1 jam dan ditimbang (W3). 22

% SK = W2 - W3 W1 x 100 % Keterangan: W1 = Berat sampel (gram) W2 = Berat sampel + crusible setelah dioven (gram) W3 = Berat sampel + crusible setelah ditanur (gram) d. Penentuan Kandungan Lemak Kasar (Foss Analytical, 2003) Carakerja : 1. Sampel ditimbang sebanyak 2 gram, dimasukkan ke dalam timbel dan ditutup dengan kapas (Y). 2. Timbel yang berisi sampel diletakkan pada soxtec, alat dihidupkan dan dipanaskan sampai suhu 135 o C, dan air dialirkan, timbel diletakkan pada soxtec pada posisi rinsing. 3. Suhu 135 C dimasukkan aluminium cup (sudah ditimbang beratnya, Z) yang berisi petroleum benzene 70 mlke soxtec, lalu tekan start dan jam, soxtec pada posisi boiling, diamkan selama 20 menit. 4. Tekan Soxtec pada posisi rinsing selama 40 menit 5. Lakukan recovery 10 menit, posisi kran pada soxtec melintang. 6. Aluminium cup dan lemak dimasukkan ke dalam oven selama 2 jam pada suhu 135 C. 7. Dinginkan aluminium cup dalam desikator lalu timbang aluminium cup setelah didinginkan (Y). Perhitungan: % LK = Y - Z X x 100 % 23

Keterangan: Z = Berat aluminium cup + lemak X = Berat aluminium cup Y = Berat sampel e. Penentuan Kandungan Kadar Abu (AOAC, 1993) Cara kerja: 1. Crusible yang bersih dimasukkan kedalam oven pada suhu 110 o C selama 1 jam. 2. Crusible kemudian didinginkan kedalam desikator selama lebih kurang 1 jam, setelah crusible dingin ditimbang beratnya (W1). 3. Sampel ditimbang sebanyak 1 gram (Y) lalu masukkan kedalam crusible. 4. Crusible beserta sampel kemudian dimasukkan kedalam tanur pengabuan dengan suhu 525 o C selama 3 jam. 5. Sampel dan crusible dimasukkan kedalam desikator selama 1 jam. 6. Crusible dingin, lalu abunya ditimbang (W3) Penghitungan: % Kandungan Abu = (W1 + W2) W3 x 100 % W1 Keterangan: W3 = Berat crusible + Abu W1 = Berat crusible W2 = Berat sampel f. Penentuan kandungan BETN (Hartadi et al., 1997) Penentuan kandungan bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN) dengan cara pengurangan angka 100% dengan persentase abu, protein kasar,lemak kasar. Dan serat kasar. Rumus : % BETN = 100% - (%PK+%PK+%LK+%Abu) 24

3.8. Analisis Data Data hasil percobaan yang diperoleh akan diolah menurut analisis keragaman rancangan acak lengkap (RAL) menurut Steel & Torrie (1993), Perbedaan pengaruh perlakuan diuji menurut Duncan s Multiple Range Test (DMRT). Model linier rancangan acak lengkap adalah sebagai berikut: Y ij = µ + t i + ε ij Keterangan : Y ij = nilai pengamatan pada perlakuan ke-i, ulangan ke-j µ = rataan umum t i = pengaruh perlakuan ke-i ε ij = pengaruh galat dari perlakuan ke-i ulangan ke-j i j = 1,2,3,4,5, (Perlakuan) = 1,2,3,4, (Ulangan) Analisis data dilakukan untuk mengetahui pengaruh perlakuan dengan uji- F pada nilai α=5%. Tabel 3.8. Analisis ragam Sumber Keragaman Derajat Bebas (db) Jumlah Kuadrat (JK) KT F-Hitung F tabel 0.05 0.01 Perlakuan t-1 JKP KTP KTP/KTG - - Galat t(r-1) JKG KTG - - - Total tr-1 JKT - - - - 25

Keterangan : Faktor koreksi (FK) =. Jumlah Kuadrat Total (JKT) =ΣY 2 ij FK Jumlah Kuadrat Perlakuan (JKP) = ΣY 2 J FK r Jumlah Kuadrat Galat (JKG) = JKT JKP Jumlah Total Perlakuan (KTP) = Kuadrat Total Galat (KTG) = F. hitung = 26