BAB I PENDAHULUAN. kinerja produk atau hasil yang pasien rasakan dengan harapannya. Dengan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya terbatas pada pelayanannya saja (Kuncoro,2000).

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, pemerintah merancang terlaksananya program Indonesia Sehat 2020

BAB I PENDAHULUAN. dan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Menurut Azwar (1996)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi, telah terjadi pertumbuhan yang sangat pesat di berbagai sektor industri,

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan kecenderungan menuntut kualitas pelayanan yang lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dan diantaranya adalah milik swasta. 1. dari 6 buah puskesmas, 22 BKIA, 96 dokter praktik dan 3 Rumah Bersalin.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. tersebut aspek pemasaran sangat berperan dalam menunjang daya saing

BAB I PENDAHULUAN. dalam menerima pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan merupakan suatu aktivitas yang dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pada Era Otonomi Daerah dengan keterbatasan sumber daya yang tersedia

BAB I PENDAHULUAN. pelanggan telah semakin besar. Semakin banyak pihak yang menaruh perhatian

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di dalam era globalisasi akan semakin mengarahkan sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. perubahan pada lingkungan yang bersifat dinamis. Bentuk persaingan salah

BAB 1 PENDAHULUAN. Uneversitas Esa Unggul

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit merupakan tempat pelayanan yang. 2000). Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini serta peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi persaingan bisnis yang sangat kompetitif dewasa ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan semua perusahaan yang bergerak pada bidang jasa, berlomba

PENGARUH PERSEPSI KUALITAS JASA PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN DAN LOYALITAS PELANGGAN DI RSU SARAS HUSADA PURWOREJO. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. Pada jaman modern sekarang ini kemajuan dunia kesehatan semakin baik.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Esa Unggul

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan persaingan bisnis pada era globalisasi dewasa ini. semakin tidak dapat diprediksikan. Selain itu disertai juga dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. organisasi pelayanan kesehatan yang mempunyai kespesifikan dalam hal Sumber

BAB I PENDAHULUAN. domestik (nasional) maupun di pasar internasional/global. Untuk memenangkan

BAB I PENDAHULUAN. konsumen, pertumbuhan pasar, strategi pesaing dan faktor-faktor lain yang

BAB I PENDAHULUAN. Derajat kesehatan ibu dan bayi merupakan perhatian utama. bayi terbesar di Indonesia adalah Berat Badan Lahir Rendah (BBLR),

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pemenuhan kebutuhan kesehatan masyarakat. Reformasi di bidang kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. penghasil produk melalui merek. Pesaing bisa saja menawarkan janji

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan Indonesia. Di satu sisi, era globalisasi memperluas

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas yang didukung kemampuan dan mental yang sehat, sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai industri jasa kesehatan pada dasarnya bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. mampu menciptakan dan memelihara hubungan baik dengan lingkungan luarnya,

BAB I PENDAHULUAN. kesadaran masyarakat terhadap pentingnya arti kesehatan, maka jasa

BAB I PENDAHULUAN. Dalam lingkungan yang terus berkembang dan cepat berubah, perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan di rumah sakit yang berkaitan dengan mutu dan

I. PENDAHULUAN. regional maupun internasional. Setiap perusahaan dituntut untuk dapat

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan swasta semakin menuntut pelayanan yang bermutu. Tidak dapat dipungkiri pada

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini persaingan bisnis di semua sektor menjadi sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini masalah kesehatan telah menjadi kebutuhan pokok bagi

BAB I PENDAHULUAN. ketahun menunjukkan kebutuhan masyarakat akan tersedianya sarana. menggunakan sepeda motor. Permintaan akan sepeda motor menjadi

BAB I PENDAHULUAN. produk membuat konsumen cenderung menjatuhkan pilihan sesuai dengan

BAB 1 PE DAHULUA. Universitas Indonesia. Analisis hubungan bauran..., Tri Yuliana, FKM UI, 2009

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Esa Unggul

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. eceran terus berkembang seiring dengan keinginan dan selera pelanggan dan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini banyak pihak yang menaruh perhatian terhadap kepuasan atau

BAB I PENDAHULUAN. ini dikarenakan telah terjadi beberapa perubahan mendasar. Pada awal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan penunjang medis, pelayanan perawatan, baik rawat jalan, rawat inap. diselenggarakan oleh pemerintah, dan atau masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha pada dewasa ini telah diwarnai oleh

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk senantiasa berusaha menambah dan mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. membuat persaingan menjadi kuat dan saling berkompetisi dengan perusahaan lain

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, produk atau jasa yang bersaing dalam pasar semakin banyak

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya mutu pelayanan dengan berbagai kosekuensinya. Hal ini juga yang harus dihadapi

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit sebagai suatu organisasi dibidang jasa pelayanan kesehatan harus. persaingan bisnis yang semakin kompetitif tersebut.

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN NASABAH (Studi Kasus pada PT. BPR Sukadana Surakarta) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan cukup pesat seiring di tertibkannya berbagai peraturan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penduduk serta penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik dan standar

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi dan kondisi ekonomi pada saat ini khususnya menjelang era

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam era Globalisasi ini persaingan bisnis berubah menjadi sangat meningkat, baik

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan kualitas pelayanan yang ditawarkan kepada konsumen dalam. merasakan kepuasan terhadap kualitas yang ditawarkan.

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku positif, seperti terjadinya kelekatan emosional terhadap produk dan

BAB 1 PENDAHULUAN. jasa pelayanan kesehatan seperti rumah sakit untuk memberikan informasi, fasilitas

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. orientasi tidak lagi pada produk yang dihasilkan, tetapi beralih ke orientasi pada

BAB I PENDAHULUAN. upaya menjalin hubungan yang baik dengan pelanggan atau disebut dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan faktor fundamental yang harus dibangun. atas pelayanan kesehatan. Rumah sakit adalah bagian yang amat penting

BAB I PENDAHULUAN. selalu invoatif dalam mengembangkan usahanya. Salah satu kegiatan pokok

BAB I PENDAHULUAN. terlibat dalam pengambilan keputusan, baik keputusan sederhana maupun

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu komponen yang diperlukan dalam memelihara dan

BAB I PENDAHULUAN. bagi perusahaan di Indonesia. Di satu sisi, era globalisasi memperluas pasar

BAB I PENDAHULUAN. multi level marketing. Saat ini terdapat lebih dari seratus perusahaan di

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini kesehatan merupakan hal yang paling berharga dan telah. menjadi kebutuhan pokok. Semakin tinggi tingkat pendidikan, ilmu

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN PADA TOSERBA LUWES DI KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan pasien adalah suatu perasaan pasien yang timbul akibat kinerja

BAB I PENDAHULUAN. produk yang berkualitas tinggi agar sanggup memberi kepuasan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. internasional memasuki pasar pelayanan medis di Indonesia. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah suatu institusi penyelenggara pelayanan kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam strategi World Trade Organization (WTO) pada tahun 2010 Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai usaha dilakukan untuk mendapatkan simpati masyarakat melalui sarana

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan asset jangka panjang. Hal ini didukung oleh Kotler (2000) yang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Sejalan dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih dalam era

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. hal ini dapat dilihat dengan meningkatnya nasabah bank di

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pemasaran perusahaan bersaing semakin ketat terutama

BAB I PENDAHULUAN. padat modal dan padat teknologi, disebut demikian karena rumah sakit memanfaatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Telekomunikasi yang dipimpin oleh suatu direksi yang bertanggung jawab pada

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian di Indonesia saat ini mengalami kemajuan dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan tingkat keberadaan perusahaan tersebut di tengah-tengah masyarakat.

BAB I. PENDAHULUAN. A. ULatar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN UKDW. tersebut mempengaruhi kondisi perkembangan dunia bisnis. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. konsumen menjadi salah satu sumber informasi mengenai produk yang

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kepuasan pasien adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja produk atau hasil yang pasien rasakan dengan harapannya. Dengan konsumen merasa puas terhadap suatu penggunaan jangka panjang, sebab rasa puas konsumen akan mempengaruhi tindakan yang didasarkan pada pengalaman masa lalu dimana selanjutnya mereka tidak akan mudah berpindah jasa karena stimulasi pemasaran. Era Globalisasi telah menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi rumah sakit yang beroperasi di Indonesia. Di satu sisi era globalisasi memperluas pasar baik produk atau jasa dari rumah sakit di Indonesia dan di sisi lain keadaan tersebut memunculkan persaingan yang semakin ketat baik antar rumah sakit domestik maupun dengan rumah sakit asing (Tjiptono, 2002). Pesatnya pertumbuhan ekonomi serta tantangan era perdagangan menyebabkan semakin ketatnya kompetisi dalam dunia bisnis, begitu juga dengan bisnis dalam pelayanan kesehatan khususnya rumah sakit, yang dituntut untuk dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan yang tidak hanya terbatas pada pelayanannya saja (Kuncoro,2000). Dalam rangka menjaga kesetiaan pasien, rumah sakit yang ingin berkembang atau paling tidak bertahan hidup harus dapat memberikan kepada para pasien berupa jasa pelayanan yang bermutu lebih baik, harga lebih murah dari pesaingnya. Pasien merasa tidak puas atau mutu pelayanan yang diberikan oleh pihak rumah sakit tersebut kurang baik, maka pasien akan pindah ke rumah

2 sakit lain yang dapat memberikan pelayanan lebih bermutu dan kepuasan yang jauh lebih baik, agar suatu rumah sakit dapat bertahan memenangkan persaingan tersebut, maka rumah sakit harus memiliki pasien yang setia (customer loyalty) untuk mencapai maka rumah sakit harus melakukan reformasi program demi mendapatkan pasien yang setia (Kotler, 1999). Tingkat kepuasan pasien juga dipengaruhi berbagai faktor lainnya seperti sikap pemberi pelayanan, kondisi ruangan, kelengkapan sarana dan fasilitas, termasuk didalamnya hak pasien dari hak atas badan sendiri/hak privasi yang timbul dari TROS (The Right Of Self determination) (Fred, 1988).Faktor yang mempengaruhi tingkat kepuasan pasien adalah kebutuhan dan keinginan, pengalaman masa lalu, pengalaman dari teman-teman dan komunikasi melalui iklan pemasaran. Selain itu faktor umur, pendidikan, jenis kelamin, kepribadian, suku dan latar belakang budaya, serta kasus penyakit turut mempengaruhi persepsi dan ekspektasi pasien (Nelson dan Brown). Saat ini kenyataannya sebagian besar rumah sakit di Indonesia belum memberikan pelayanan yang memuaskan seperti yang diharapkan oleh pasien / konsumen. Mengingat begitu banyak masalah yang dialami pasien ketika pertama kali datang kerumah sakit antara lain pelayanan awal, sikap perawat dan dokter dalam menangani pasien, sarana yang tersedia, kelengkapan obat obatan dan kebersihan rumah sakit, dan akhirnya pasien akan pindah ke rumah sakit lain yang memberikan pelayanan yang lebih bagus. Di Indonesia, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Depkes RI di 27 rumah sakit kabupaten dan kota pada tahun 2001, mendapatkan hasil keperawatan masih jauh dari apa yang diharapkan oleh pasien, diantaranya perawat tidak memperkenalkan diri kepada pasien maupun keluarga pasien, kurangnya

3 penjelasan atau informasi dan komunikasi pada waktu memberikan asuhan keperawatan dan masih kurangnya kegiataan monitoring dan observasi. Loyalitas pasien adalah komitmen mendalam untuk membeli ulang atau mengulang pola preferensi jasa atau layanan di masa yang akan datang, yang menyebabkan pembelian berulang merek yang sama atau suatu set merek yang sama, walaupun ada keterlibatan faktor situasional dan upaya - upaya pemasaran yang berpotensi menyebabkan perilaku berpindah jasa dan pada gilirannya diharapkan mutu pelayanan dan kepuasan pelayanan dapat membuat pelanggan setia menggunakan jasa rumah sakit tertentu di saat membutuhkan layanan kesehatan di lain waktu. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Hendra di rumah sakit umum daerah Luwuk kabupaten Banggai tahun 2008 tentang kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan menunjukkan dari 64 responden yang diteliti didapatkan 74,8 % tingkat kepuasan belum sesuai harapan, dimensi loyalitas 75,9 % belum sesuai harapan dan pada dimensi kepuasaan 70,5 % belum sesuai harapan (Ramlibidullah, 2010). Kepuasan pasien berkaitan dengan loyalitas pasien, jika pelayanan yang diberikan baik, diharapkan dapat memberikan kepuasan dan mempertahankan pelanggan yang lebih banyak, karena apabila pasien mendapatkan pelayanan yang menurut pendapat pasien baik, maka ia akan merasa puas dengan pelayanannya, dan hal tersebut sangat erat kaitannya dengan kepuasan pasien yang terbentuk dari pendapat pasien itu sendiri, maka pihak rumah sakit senantiasa harus meningkatkan pelayanannya, karena setiap orang memilki pendapat tersendiri

4 terhadap pelayanan yang diberikan, dengan demikian rumah sakit akan mendapatkan kunjungan pasien yang meningkat. Banyak penelitian menunjukkan bahwa biaya untuk menarik satu pelanggan baru jauh lebih mahal dibandingkan dengan biaya untuk mempertahankan pelanggan lama. Hukum Pareto juga menyatakan bahwa 20 % pelanggan loyal dapat menghasilkan 80% laba perusahaan (Setiawan S, 2011). Hasan (2008) juga mengatakan diperlukan enam kali lipat biaya yang dibutuhkan untuk mendapatkan pelanggan baru dibandingkan dengan mempertahankan pelanggan lama. Pentingnya loyalitas pelanggan bagi institusi penyedia produk atau layanan tidak diragukan lagi. Setiap penyedia produk atau layanan sangat mengharapkan dapat mempertahankan pelanggannya dalam jangka panjang, bahkan jika mungkin untuk selamanya. Usaha ini akan mendatangkan sukses besar dalam jangka panjang. Pelanggan yang loyal mempunyai kecenderungan lebih rendah untuk melakukan switching (berpindah merek). Blomer et al (1998) menyatakan usaha yang dilakukan untuk mempertahankan para pelanggan salah satunya adalah meningkatkan kualitas layanan perusahaan. Perusahaan yang mampu memberikan semua elemen pelayanan yang baik, seperti penanganan serius, penjualan secara personal, dan seleksi terhadap tindak lanjutnya, akan menjaga loyalitas selama perusahaan mempertahankan pelayanan yang sesuai harapan konsumen. Beberapa rumah sakit di Indonesia saat ini juga gencar melakukan berbagai upaya untuk menumbuhkan dan mempertahankan loyalitas pelanggan mereka, diantaranya yaitu Rumah Sakit Bogor Medical Center ( RS BMC) dan Rumah Sakit Ibu dan Anak Bunda Jakarta, yang melakukan beberapa upaya seperti

5 pemilihan lokasi dan arsitektur bangunan rumah sakit yang disesuaikan dengan segmen pasar strategi diferensiasi dan pengelolaan keluhan pasien yang merupakan usaha usaha jitu demi memikat pelanggan baru dan mempertahankan kesetiaan pelanggan lama (Setiawan S, 2011) Rumah Sakit Pertamina Jaya (RSPJ) merupakan rumah sakit tipe C plus, dimana sebelumnya adalah rumah sakit bersalin yang dikelola oleh Direktorat Perkapalan dan Telekomunikasi (P&T) dengan jumlah tempat tidur sebanyak 54 buah. Tahun 1990 RSPJ menambah fasilitas ruang rawat inap yang ada, yaitu rawat inap pasien pskiatri / penyakit jiwa dan rawat inap pasien penyakit paru, sehingga kapasitas tempat tidur menjadi 79 buah. RSPJ memiliki klinik klinik yang tersebar diwilayah JABODATEK yang senantiasa berupaya meningkatkan kualitas pelayanan disemua bidang untuk selalu memenuhi kebutuhan kesehatan berbasis pelayanan dokter keluarga yang menyajikan sistem pelayanan managed care yang berorientasi pada pengedalian mutu dan biaya kesehatan. Berdasarkan kunjungan pasien ke poliklnik kebidanan pada tahun 2008 jumlah pasien outpatient 3920 (20,93%), tahun 2009 jumlah pasien outpatient 3938 (21,00%), tahun 2010 jumlah pasien outpatient 4032 (21,53), tahun 2011 jumlah pasien outpatient 3549 ( 18,95%), tahun 2012 jumlah pasien outpatient 3291 (17,57), dimana terdapat penurunan pasien sehingga pelayanan kesehatan masih memerlukan perbaikan yang bersifat aman, menyeluruh, dan bermutu. Masalah yang ada di Rumah Sakit Pertamina Jaya, ketika peneliti melakukan pengamatan langsung yaitu bangunan rumah sakit yang tergolong bangunan permanen yang tidak mendapat perhatian, bangunan yang hanya terdiri dari 3 lantai, yang membuat rumah sakit menjadi panas membuat pasien kurang

6 nyaman, pasien lama yang tergolong keluarga karyawan yang bekerjadiperusahaan pertamina terbagi menjadi 2 yaitu yang aktif dan pensiun, obat yang dibeli oleh pensiun sendiri lebih mahal harganya dibandingkan dengan obat yang telah ditetapkan standartnya oleh rumah sakit. Dokter yang terlambat masuk kedalam ruangan kerja tanpa adanya pemberitahuan atau penjelasan dari perawat. Berdasarkan uraian tersebut, penulis tergerak untuk mengangkatnya dalam penelitian yang berjudul Hubungan kepuasan pasien rawat jalan dengan tingkat loyalitas pasien di poli kebidanan di Rumah Sakit Pertamina Jaya untuk itu peneliti ingin meneliti tentang kesetiaan pasien sebagai pelanggan rumah sakit. 1.2.Identifikasi Masalah 1.2.1. Mengidentifikasi adanya hubungan antara kepuasan dan loyalitas rendah karena tidak puas dengan adanya komplain pasien terhadap pelayanan buruk. 1.2.2. Tingginya pertumbuhan jumlah rumah sakit saat ini dengan rata rata 1,14% pertahunnya menyebabkan persaingan yang ketat antar rumah sakit dalam merebut dan memenangkan pelanggan. 1.2.3. Belum diketahui gambaran loyalitas pasien terutama pada instalansi rawat jalan Rumah Sakit Pertamina Jaya dan faktor faktor yang mempengaruhinya. 1.3.Pembatasan Masalah

7 Dengan melihat faktor faktor yang mempengaruhi loyalitas pasien cukup banyak, dengan keterbatasan peneliti maka peneliti membatasi sebatas hubungan kepuasan pasien rawat jalan dengan tingkat loyalitas pasien dipoli kebidanan di Rs Pertamina Jaya, karena keterbatasan waktu, tenaga dan biaya maka penelitian hanya dilakukan di poli kebidanan. 1.4. Perumusan Masalah Dengan melihat identifikasi dan pembatasan masalah, maka peneliti merumuskan masalah : Apakah ada hubungan kepuasan pasien rawat jalan dengan tingkat loyalitas pasien di poli kebidanan?. 1.5. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang dikemukan, maka tujuan dari penelitian adalah 1.5.1. Tujuan Umum Mengetahui hubungan kepuasan pasien rawat jalan dengan tingkat loyalitas pasien di poli kebidanan di Rs Pertamina jaya. 1.5.2. Tujuan Khusus 1.5.2.1 Mengidentifikasi kepuasan pasien rawat jalan di poli kebidanan Rs Pertamina Jaya 1.5.2.2 Mengidentifikasi loyalitas pasien di poli kebidanan Rs Pertamina Jaya 1.5.2.3 Menganalisa hubungan kepuasan pasien rawat jalan dengan tingkat loyalitas pasien di poli kebidanan Rs Pertamina Jaya

8 1.6.Manfaat Penelitian 1.6.1. Manfaat Bagi Rumah Sakit 1.6.1.1. Melalui hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi pihak rumah sakit untuk meningkatkan pelayanan dan mempertahankan kepuasan serta posisi yang telah ada didalam menciptakan loyalitas kepada konsumen atau pasien, sehingga dapat memberikan pelayanan seoptimal mungkin. 1.6.1.2. Sebagai bahan pertimbangan dalam rangka menentukan kebijakan dan pengambilan keputusan mengenai pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit, sehingga kepuasan pelanggan tercapai. 1.6.1.3. Dapat digunakan sebagai acauan untuk mengembangkan pelayanan di rumah sakit dalam rangka menlingkatkan loyalitas dan dapat digunakan sebagai dasar dalam penentuan rencana strategi pemasaran. 1.6.2. Manfaat Bagi Akademik 1.6.2.1. Dapat digunakan sebagai referensi atau bacaan bagi pengembangan studiilmu ilmu kesehatan masyarakat khususnya manajemen rumah sakit. 1.6.2.2. Penelitian ini merupakan kesempatan yang sangat berharga dimana peneliti dapat menambah pengetahuan dan mengaplikasikan teori yang telah didapat selama menjalin pendidikan difakultas kesehatan masyarakat, peminatan manajemen rumah sakit.

9 1.6.2.3. Memberikan sumbangan pemikiran secara teoritis dan informasi, bagi penerapan dan perkembangan substansi displin ilmu dibidang ilmu kesehatan masyarakat, khususnya ilmu kesehatan bagi peminat dan peneliti selanjutnya untuk mengembangkan penelitian lebih mendalam. 1.6.3. Manfaat Bagi Peneliti Penulis mendapat kesempatan yang sangat berharga dimana peneliti dapat menambah pengetahuan dan mengapalikasikan teori yang telah di dapat selama menjalani pendidikan dibangku kuliah fakultas kesehatan masyarakat.