PERSIAPAN LEGALISASI USAHA WARALABA Disampaikan Oleh: CARLO M. BATUBARA, SH Konsultan Dari EMP PARTNERSHIP Disampaikan Pada: Bimbingan Tehnis Tentang Penyusunan Sistem Waralaba Bagi UMKM Selasa, 13 Juli 2010 Hotel Bintang Jl. Raden Saleh No.16, Jakarta Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Deputi Pemasaran dan Jaringan Usaha
PENGERTIAN WARALABA 1. Hak khusus yang dimiliki orang perseorangan atau badan usaha terhadap sistem bisnis dengan ciri khas usaha dalam rangka memasarkan barang dan/atau jasa yang telah terbukti berhasil dan dapat dimanfaatkan dan/atau digunakan oleh pihak lain berdasarkan perjanjian waralaba (merujuk pada definisi yang disediakan oleh perundang-undangan di Indonesia) 2. Sejarah waralaba dimulai pada sekitar tahun 1850 ketika Isaac Singer yang merupakan penemu mesin jahit berkeinginan untuk mendistribusikan mesin ciptaannya dan untuk menyediakan pelatihan kepada konsumennya, dan kemudian menghasilkan sistem waralaba sebagai cara untuk mencapai tujuannya. Pada tahun 1955, Ray Kroc membeli sebuah bisnis jaringan restoran kecil di Amerika dan kemudian mengembangkannya dengan nama McDonald s hingga menjadi salah satu contoh bisnis waralaba yang paling sukses di dunia dan kemudian juga menjadi contoh efektifnya sistem waralaba.
KRITERIA WARALABA USAHA APA YANG LAYAK DISEBUT WARALABA? 1. Memiliki ciri khas usaha 2. Terbukti sudah memberikan keuntungan 3. Memiliki standar atas pelayanan dan barang dan/atau jasa yang ditawarkan yang dibuat secara tertulis 4. Mudah diajarkan dan diaplikasikan 5. Adanya dukungan yang berkesinambungan 6. Hak kekayaan intelektual yang telah terdaftar USAHA YANG TIDAK MEMENUHI KRITERIA TERSEBUT DILARANG UNTUK MENGGUNAKAN ISTILAH WARALABA DALAM KEGIATAN USAHANYA
TAHAP-TAHAPAN LEGALISASI USAHA WARALABA 1. Mendirikan badan usaha yang menjadi kendaraan bagi si Pemberi Waralaba. 2. Pendaftaran merek, hak cipta, desain industri, rahasia dagang (HKI). 3. Mempersiapan prospektus. 4. Mendaftarkan prospektus ke Kementerian Perdagangan Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri. Sebagai manifestasi pendaftaran tersebut, Kementerian Perdagangan akan menerbitkan Surat Tanda Pendaftaran Waralaba (STPW). 5. Membuat sistem yang terstandar dan dijewantahkan secara tertulis didalam dokumen Manual. 6. Mempersiapkan rancangan kontrak waralaba (dibuat dalam bahasa Indonesia dan merujuk pada hukum Indonesia).
PEMILIHAN JENIS BADAN USAHA 1. Jenis badan usaha terbagi atas 2 kategori, yaitu: (a) badan usaha yang berbentuk badan hukum, yang antara lain berupa Perseroan Terbatas dan Koperasi; dan (b) badan usaha yang bukan berbentuk badan hukum, yang antara lain berupa Firma dan CV. 2. Pemilihan jenis badan usaha perlu mempertimbangkan beberapa aspek antara lain aspek kemandirian hukum dan aspek perpajakan.
PERLINDUNGAN HKI PEMBERI WARALABA 1. Pendaftaran merek yang digunakan dalam kegiatan usaha dan menjadi identitas usaha. 2. Pendaftaran hak cipta atas logo yang menjadi identitas usaha dan desain grafis yang digunakan dalam kegiatan usaha. 3. Pendaftaran hak cipta atas karya tulis yang berupa brosur, menu, lagu, dan bahan-bahan cetakan lain yang digunakan dalam kegiatan usaha. 4. Pendaftaran desain industri atas barang-barang Pemberi Waralaba yang dipasarkan melalui sistem waralaba, termasuk desain atas kemasannya. 5. Membuat kontrak kerahasian antara Pemberi Waralaba dengan karyawan-karyawannya terkait dengan akses terhadap dokumen Manual.
MEMPERSIAPKAN PROSPEKTUS 1. Prospektus diartikan sebagai dokumen penjelasan dari si Pemberi Waralaba yang berisi fakta-fakta terkait dengan waralaba yang ditawarkan. 2. Di dunia internasional Prospektus dapat dipersamakan dengan Franchise Offering Circular. 3. Prospektus sekurang-kurangnya berisi: a. data identitas Pemberi Waralaba b. legalitas usaha Pemberi Waralaba c. sejarah kegiatan usahanya d. struktur organisasi Pemberi Waralaba e. data laporan keuangan 2 tahun terakhir f. jumlah tempat usaha g. daftar Penerima Waralaba h. ringkasan hak dan kewajiban Pemberi Waralaba dan Penerima Waralaba 4. Mendaftarkan salinan Prospektus, dengan dilengkapi salinan legalitas Pemberi Waralaba, ke Kementerian Perdagangan. g
MEMBUAT MANUAL 1. Manual dapat diartikan sebagai dokumen tertulis yang menjelaskan skema, struktur, standar, tahapan dan detil operasional usaha yang diwaralabakan. 2. Fungsi dari Manual adalah sebagai sarana untuk menduplikasikan usaha dan sebagai sarana kontrol dan kendali operasional usaha. 3. Dikemudian hari, Manual akan berfungsi sebagai rujukan bila terjadi perbedaan pendapat antara Pemberi Waralaba dan Penerima Waralaba mengenai bagaimana cara usaha yang diwaralabakan seharusnya dijalankan. 4. Manual merupakan salah satu dokumen paling berharga yang menjadi bagian dari kekayaan intelektual Pemberi Waralaba. 5. Pemberi Waralaba harus membatasi akses pihak-pihak p ketiga yang tidak berkepentingan secara langsung terhadap dokumen Manual ini.
MEMBUAT KONTRAK WARALABA 1. Merujuk pada ketentuan perundang-undangan di Indonesia, yang menyatakan bahwa waralaba adalah harus dilaksanakan k berdasarkan suatu perjanjian ji tertulis, t maka kedudukan d k Kontrak Waralaba dalam suatu transaksi waralaba adalah krusial dan fundamental. 2. Kurang tersedianya peraturan hukum yang secara spesifik dan detil mengatur Waralaba membuat para pihak harus mengandalkan Kontrak sebagai sumber/dasar hukum yang akan mengatur hubungannya. 3. Kontrak waralaba secara perundang-undangan minimum mencakup: a. nama dan alamat para pihak b. jenis hak kekayaan intelektual c. kegiatan usaha d. hak dan kewajiban para pihak e. bantuan, fasilitas, bimbingan operasional, pelatihan dan pemasaran yang diberikan Pemberi Waralaba f. wilayah usaha g. jangka waktu perjanjian h. tata t cara pembayaran imbalan i. pemilikan, perubahan pemilikan, dan hak ahli waris j. penyelesaian sengketa k. tata cara perpanjangan, pengakhiran dan pemutusan perjanjian.
KRITERIA KONTRAK WARALABA YANG BAIK 1. Isi Kontrak tersebut jelas, definitif, detil, dan dapat mengantisipasi berbagai potensi kasus yang mungkin dihadapi dalam tahap pelaksanaan. 2. Kontrak tersebut secara sah mengikat para pihak yang membuatnya. 3. Kontrak tersebut tidak mengatur hal-hal yang bertentangan dengan perundang-undangan. 4. Isi Kontrak tersebut mudah dipahami orang awam. 5. Isi Kontrak tersebut bersifat fleksibel dan dapat dilaksanakan.
ISI KONTRAK WARALABA (SECARA TEORI WARALABA) - 1 1. Identitas lengkap para pihak (mencakup identitas lengkap perusahaannya dan pihak yang menandatangani Kontrak tersebut atas nama perusahaan); 2. Penjelasan tentang usaha yang di-waralaba-kan (obyek Kontrak); 3. Status HKI; 4. Pernyataan pemberian lisensi HKI; 5. Jangka waktu; 6. Penentuan lokasi dan teritorial/area Waralaba; 7. Outlet; 8. Fee kepada Pemberi Waralaba dan cara pembayarannya; 9. Supply barang/jasa, dan pemasoknya; 10. Training dan Support; 11. Marketing dan Promosi; 12. Pengembangan produk/jasa yang dipasarkan; 13. Manual; 14. Karyawan; 15. Manajemen; 16. Pencatatan, pembukuan dan pelaporan oleh Penerima Waralaba; 17. Kontrol, inspeksi dan pengawasan oleh Pemberi Waralaba;
ISI KONTRAK WARALABA (SECARA TEORI WARALABA) - 2 18. Pengalihan usaha, outlet atau aset oleh Penerima Waralaba; 19. Pewarisan hak Waralaba; 20. Hal yang dianggap sebagai sebuah pelanggaran (event of default); 21. Konsekuensi terjadinya pelanggaran; 22. Mekanisme pengakhiran/pembatalan Kontrak; 23. Perpanjangan jangka waktu (renewal); 24. Mekanisme pengambilalihan unit Waralaba oleh Pemberi Waralaba 25. Kerahasiaan dan non kompetisi; 26. Denda dan ganti rugi; 27. Mekanisme penyelesaian perselisihan; 28. Asuransi outlet; 29. Penjamin.