RETORT; Instrumentasi dan Pengoperasiannya. Purwiyatno Hariyadi. Purwiyatno Hariyadi/ITP/Fateta/IPB. Skema Proses Pengalengan Ikan/Tuna

dokumen-dokumen yang mirip
RETORT & Instrumentasinya. Prof. Purwiyatno Hariyadi, PhD

Prinsip-prinsip Pengoperasian Retort

BAB II LANDASAN TEORI

Prinsip Kecukupan Proses Thermal

Prinsip Kecukupan Proses Thermal

Teti Estiasih - THP - FTP - UB

KECUKUPAN PROSES STERILISASI KOMERSIAL: Pemahaman dan perhitungannya 2. METODA FORMULA

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Refrigerant Refrigeran adalah zat yang mengalir dalam mesin pendingin (refrigerasi) atau mesin pengkondisian udara

MENERAPKAN TEKNIK PENGOLAHAN SUHU TINGGI KD 1 PRINSIP-PRINSIP PENGAWETAN DENGAN PENGOLAHAN

Gambar 3.1 Skema alat uji Head Loss Mayor

BAB II LANDASAN TEORI

BLANSING PASTEURISASI DAN STERIISASI

BUKU PETUNJUK DWP 375A - 1 -

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pasteurisasi dan Pendinginan Secara umum proses pasteurisasi adalah suatu proses pemanasan yang relatif

Prinsip-prinsip Proses Termal

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun.

BAB 3 METODOLOGI PENGUJIAN

STEAM TURBINE. POWER PLANT 2 X 15 MW PT. Kawasan Industri Dumai

BAB III METODE PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN PERHITUNGAN SERTA ANALISA

Bab III. Metodelogi Penelitian

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

Proses Aseptis untuk Susu Cair:

BAB III PERANCANGAN, INSTALASI PERALATAN DAN PENGUJIAN

BAB III PERANCANGAN, INSTALASI PERALATAN DAN PENGUJIAN

BAB III METODOLOGI STUDI KASUS. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

TES TERTULIS. 1. Terkait Undang-Undang RI No 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan Bab XI Pasal 2 apa kepanjangan dari K2 dan berikut tujuannya?

SIFAT, KEUNTUNGAN, DAN KERUGIAN UDARA BERTEKANAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENERAPAN KONSEP FLUIDA PADA MESIN PERKAKAS

Parameter Kecukupan Proses Termal

PERAWATAN DAN PERBAIKAN AC MOBIL

FLOWLINE, MANIFOLD DAN SEPARATOR (1)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH PENGGUNAAN RADIATOR PADA SISTEM PENDINGIN MOTOR DIESEL STASIONER SATU SILINDER TERHADAP LAJU KENAIKAN SUHU AIR PENDINGIN

PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bahan Penelitian Pada penelitian ini refrigeran yang digunakan adalah Yescool TM R-134a.

FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS BAB II

BAB II LANDASAN TEORI. panas. Karena panas yang diperlukan untuk membuat uap air ini didapat dari hasil

TURBOCHARGER BEBERAPA CARA UNTUK MENAMBAH TENAGA

BAB III PERALATAN DAN PROSEDUR PENGUJIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN


PERALATAN INDUSTRI KIMIA (MATERIAL HANDLING)

MODEL F56A/F56F/F56D MANUAL VALVE FILTER

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO KONSENTRASI TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA

4. Bagian-bagian autoklaf

Instruksi Kerja Penggunaan Autoclave All American

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

1. Bagian Utama Boiler

LAPORAN PRAKTIK SISTEM AC PENGOSONGAN DAN PENGISIAN REFRIGERANT

TROUBLE SHOOTING SISTEM INJEKSI MESIN DIESEL MITSUBISHI L300 DAN CARA MENGATASINYA

Pengenalan Alat alat instrumen di dunia industri. Disusun oleh:rizal Agustian T NPM:

Cooling Tower (Menara Pendingin)

BAB II LANDASAN TEORI

Prinsip pengawetan. Mencegah/memperlambat kerusakan mikrobial. Mencegah/memperlambat laju proses dekomposisi (autolisis) bahan pangan

PENJABARAN RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN Minggu ke-4

MENGGUNAKAN LPG - SECARA AMAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Basic Comfort Air Conditioning System

Gambar 4.64 Tampak depan pemodelan CADWorx Plants daerah turbin uap

ANALISIS TERJADINYA HIGH OIL CONSUMPTION PADA LUBRICATION SYSTEM PESAWAT BOEING PK-GGF

#% $ #% &# ' # (#&!"# '!") $## *! % +#&!"# $ %!&!!&!'!! " (!) "

PEMANAS AIR GAS INSTAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun.

SISTEM PEMELIHARAAN DAN CARA PENGATURAN SAFETY VALVE (KATUB PENGAMAN TEKANAN) PADA PERALATAN DI PABRIK MINI PTKI MEDAN

Construction

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN LEMARI PENDINGIN (REFRIGERATOR) DOMO

Komponen mesin pendingin

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengenalan Alat Ukur Permukaan Cairan / Level

1. EMISI GAS BUANG EURO2

Bab III Metodelogi Penelitian

BAB II MESIN PENDINGIN. temperaturnya lebih tinggi. Didalan sistem pendinginan dalam menjaga temperatur

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Cooling Tunnel

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR STERILISASI

Nama : Nur Arifin NPM : Jurusan : Teknik Mesin Fakultas : Teknologi Industri Pembimbing : DR. C. Prapti Mahandari, ST.

BAB II LANDASAN TEORI

Latar Belakang : Dasar Tek Pengolahan Pangan

PENGOPERASIAN PESAWAT UAP

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

Dewi Maya Maharani, STP, MSc

Pedoman Efisiensi Energi untuk Industri di Asia -

BAB III METODOLOGI PENGUJIAN

Makalah Seminar Kerja Praktek ANALISA SISTEM FLOW CONTROL amdea DI CO 2 REMOVAL PLANT SUBANG

PETUNJUK PENGGUNAAN. Chest freezer EFE EFI EFL

COOLING WATER SYSTEM

VI. PENGAWETAN MAKANAN MENGGUNAKAN SUHU TINGGI

b. Masukkan peralatan dan bahan. Jika mensterilisasi botol beretutup ulir, maka tutup harus dikendorkan.

Pengolahan dengan Suhu Tinggi

PETUNJUK PERAWATAN TENSIMETER RAKSA (Sphigmomanometer Raksa) dan STETOSKOP

KEMASAN ASEPTIS DAN SISTEM STERILISASI PRODUK

BAB IV SISTEM BAHAN BAKAR MESIN DIESEL LOKOMOTIF

BAB III. DESKRIPSI SOLVENT EXTRACTION PILOT PLANT, ALAT PENY ANGRAI DAN BOILER

Pertemuan-1: Pengenalan Dasar Sistem Kontrol

Kegiatan Pembelajaran 5: Prinsip dan prosedur kerja Peralatan Laboratorium

PT. BENING TUNGGAL MANDIRI GAS, OIL AND INDUSTRIAL TECHNICAL SERVICE

Cara uji penetrasi aspal

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sanitasi Dan Higiene Pada Tahap Penerimaan Bahan Baku.

BAB IV EVALUASI PROTOTYPE DAN PENGUJIAN PROTOTYPE

Transkripsi:

RETORT; Instrumentasi dan Pengoperasiannya Purwiyatno Hariyadi Skema Proses Pengalengan Ikan/Tuna Umumnya pemanasan dengan menggunakan retort Proses termal makanan berasam rendah 1. Mengemas produk secara hermetis (kedap) 2. Membunuh/inaktivasi mikroba PERLU JAMINAN KEAMANAN : Bahwa proses telah membunuh/menginaktivasi semua mikroba berbahaya bagi kesehatan Paling berbahaya : Clostridium botulinum Racun letal : botulin Pendekatan keamanan & komersial : Proses 12 D 2 hal kritis : suhu dan waktu Produk awet, aman dan mudah disimpan 3 SYARAT PENGALENGAN MAKANAN SUKSES : 1. Wadah/kaleng tertutup secara hermetis lakukan prosedur pengisian dan penutupan kaleng dengan benar 2. Perlakuan pemanasan yang cukup : tercapainya sterilitas komersial 3. Penanganan kaleng dengan baik : Sebelum, selama dan setelah pemanasan memastikan bahwa integritas sambungan dan penutupan tetap terjaga Selalu ada kemungkinan bahwa bakteri akan masuk kembali dan mencemari produk yang telah disterilisasi, Integritas sambungan dan penutupan adalah faktor penting

JENIS-JENIS RETORT : Still retort (retort diam/statis) Berdasarkan pada posisi geometeri : - Vertical retort - Horizontal retort Berdasarkan pada proses : - Retort dgn over pressure - Agitating retort - Hydrostatic retort - Crateless retort Retort diam, tanpa pengaduk/tidak dapat berputar Kalen disusun dalam keranjang kemudian dimasukkan ke dalam retort Ada juga retort yang tidak dilengkapi dengan keranjang (kaleng dijatuhkan ke dalam air) Proses thermal dilakukan dengan uap bertekanan (untuk kaleng pada suhu 250 o F atau 121 o C dengan tekanan 15 psi Lama pemanasan tergantung pada jenis makanannya (cair, semi padat, padat) Setiap retort yang digunakan harus dalam kondisi bekerja baik Suplai uap harus cukup untuk mendapatkan suhu proses yang diinginkan Suplai air dingin bersih harus cukup untuk mendinginkan seluruh kaleng secara merata dalam waktu relatif singkat Harus ada ventilasi untuk membuang udara dari dalam retort Jenisnya dapat berupa retort vertikal atau horizontal

Skema Umum Retort Vertikal Skema Umum Retort Vertikal A--Water line. B--Steam line. C--Temperature control. D--Overflow line. E 1 --Drain line. E 2 --Screens. F--Check valves. G--Line from hot water storage. H--Suction line and manifold. I--Circulating pump. J--Petcocks. K--Recirculating line. L--Steam distributor. M--Temperature-controller bulb. N--Thermometer. O--Water spreader. P--Safety valve. Q--Vent valve for steam processing. R--Pressure gage. S--Inlet air control. T--Pressure control. U--Air line. V--To pressure control instrument. W--To temperature control instrument. X--Wing nuts. Y<INF>1--Crate support. Y<INF>2--Crate guides. Z--Constant flow orifice valve. Z 1 --Constant flow orifice valve used during come-up. Z 2 --Constant flow orifice valve used during cook. Skema Umum Retort Horizontal Skema Umum Retort Horizontal A--Water line. B--Steam line. C--Temperature control. D--Overflow line. E 1 --Drain line. E 2 --Screens. F--Check valves. G--Line from hot water storage. H--Suction line and manifold. I--Circulating pump. J--Petcocks. K--Recirculating line. L--Steam distributor. M--Temperature-controller bulb. N--Thermometer. O--Water spreader. P--Safety valve. Q--Vent valve for steam processing. R--Pressure gage. S--Inlet air control. T--Pressure control. U--Air line. V--To pressure control instrument. W--To temperature control instrument. X--Wing nuts. Y<INF>1--Crate support. Y<INF>2--Crate guides. Z--Constant flow orifice valve. Z 1 --Constant flow orifice valve used during come-up. Z 2 --Constant flow orifice valve used during cook.

Instrumentasi penting Erat kaitannya dengan sterilitas Sterilitas MAR / LAF : botulism?? Kesalahan pengukuran = fatal Misalnya Thermometer secara salah menunjukkan suhu proses 121 0 C Suhu yang sesungguhnya adalah 120 0 C, maka efek sterilisasi yang terjadi sebetulnya baru mencapai sekitar 80% dari yang diharapkan. (Lethal rate; LR pada suhu 121.1 o C adalah 1, sedangkan LR pada suhu 120 0 C adalah 0.776 untuk nilai Z=10 o C). Waktu proses yang terlalu cepat (karena kesalahan penunjuk waktu : menyebabkan berkurangnya sterilitas produk secara nyata. INSTRUMENTASI PENTING Master temperature indicator (MTI) : alat pengukur/penunjuk suhu utama Pengendali suhu, dengan ketelitian 0.5 sampai 1 o C Alat pencatat suhu/waktu; alat ini umumnya berhubungan dengan alat pengendali suhu (b) dan harus sesuai dengan (a) Alat pengukur tekanan (pressure gauge), ketelitian 1% Alat penunjuk waktu Alat penunjuk laju aliran

MASTER TEMPERATURE INDICATOR Mercury-in-Glass Thermometer (MIG)..1 Setiap retort : paling tidak 1 MTI Kolom air raksa tidak kurang dari 150 mm Skala paling kecil tidak lebih dari 1 o C (atau 2 o F) Quick response time : perhatikan disain pelapis bola termometer Mudah dibaca : sampai skala 0.5 o C (1 o F) USDA dan FDA : 17 skala F (9.4 skala C) 1 inchi Dipasang pada tempat yang mudah dibaca, (tidak dipasang di pintu retort. Mercury-in-Glass Thermometer (MIG)..2 Bola termometer harus berada di dalam/ruang retort. Jika dipasang luar retort : lengkapi dgn pipa/tabung D 3/4 in (dilengkapi bleeder D 1/16 in Diberi pelindung : mencegah kerusakan mekanik Mercury-in-Glass Thermometer (MIG)..3 KALIBRASI/PENGECEKAN KETEPATAN PENGUKURAN..1 Termometer harus dikalibrasi dengan standar Pada saat pertama kali dipasang Rutin (setiap tahun setelah pemasangan) Saat ketepatan pengukuran suhu diragukan) Catatan kalibrasi : simpan dengan baik (tanggal kalibrasi, standar yang digunakan, metodologi, hasil dan personel yang melakukan kalibrasi/test) Berikan tag untuk setiap termometer (identifikasi dan info tentang kalibrasi). Pipa >3/4 in Bleeder (D>1/16 in) Buka tutup kaca Cek kondisi termometer terpasang Termometer yang tidak terpasang dgn baik seharusnya tidak dipakai Pasang termometer acuan (yang telah dikalibarasi) pada bagian tengah Pasang termometer yang akan dikalibrasi di bagian pinggir pipa manifold.

KALIBRASI/PENGECEKAN KETEPATAN PENGUKURAN..2 Panaskan sistem retort/manifold uap sampai pada suhu proses (venting telah dilakukan dgn baik : keluarkan semua udara) Buka kran uap pada alat testing Biarkan termometer mencapai keseimbangan (memerlukan waktu 10-15 menit) Bandingkan pembacaan pada masingmasing termometer KALIBRASI/PENGECEKAN KETEPATAN PENGUKURAN..2 Sesuaikan pembacaan skala : jika perlu kendorkan sekrup pada skala termometer atur (keatas/kebawah) sehingga skala sesuai dgn standar kencangkan kembali skala termometer lakukan pembacaan lagi : pastikan termometer bekerja dgn baik. Untuk keperluan identifikasi, beri tanda (pada tag ) pada setiap termometer dan tanggal kapan termometer tersebut distandarisasi. ALAT PENGENDALI SUHU Pada Operasi Retort Waktu proses (Pt) dihitung setelah CUT (Come Up Time), yaitu pada saat suhu retort =suhu proses=rt Selama proses (sesuai dengan process schedule) Suhu dipertahankan Harus dikendalikan : kran pengatur uap ALAT PENGENDALI SUHU PV : Pilot Valve D : Diaphragma F : Flapper Valve N : Nozzle R : Reducing Valve S : Salve Seat Kran pengatur uap : Bekerja dgn diaphragma (diaphragm-operated control value) Tipe air-to-open. Bersifat failsafe. (Jika ada kerusakan pada sumber udara, kran akan otomatis tertutup = menghindari suhu dan tekanan berlebih -berbahaya- di dalam retort). retort Steam steam

ALAT PENGENDALI SUHU ALAT PENCATAT SUHU-WAKTU 1 Hasil pencatatam diamankan/dikunci Cantumkan peringatan tertulis : hanya personel wewenang boleh melakukan penyesuaian Gunakan dengan kertas Time-Temp Chart sesuai dgn persyaratan pabrik alat ALAT PENCATAT SUHU-WAKTU 5 -Time-Temp Chart Mempunyai ketelitian sekitar 1 o F (0,5 o C) : terutama pada sekitar suhu proses Pada sekitar suhu proses (10 o F atau 5.5 o C menjelang suhu proses) gradasi skala hendaknya < 2 o F (1.1 o C) Skala pada kertas chart harus cukup jelas: < 55 skala Farenheit per inchi atau < 12 skala Celcius per centimeter, terutama pada 20 skala F (11.1 skala C) menjelang suhu proses ALAT PENCATAT SUHU-WAKTU 6 note Sebagaimana termometer penunjuk suhu, bola termometer untuk alat pencatat suhu/waktu ini juga harus dipasang pada lokasi yang tepat. Umumnya, termometer untuk alat pencatat suhu/waktu ini dipasang berdekatan/bersebelahan dengan termometer penunjuk suhu.

PENGUKUR TEKANAN (PRESSURE GAUGES) Suhu retort = tekanan retort Suhu 121 o C = tekanan 15 psi (1psi = 6.9 kpa) Retort harus dilengkapi dgn pengukur tekanan (pressure gauges) : memantau tekanan di dalam retort (P total ) P total = P uap + P udara Alat pengukur tekanan memberikan info penting : tentang kemungkinan penyimpangan (berdasarkan pada penyimpangan tekanan) Alat pengukur tekanan mempunyai skala 2 psi. PENUNJUK WAKTU (TIMING DEVICES) Waktu merupakan faktor kritis, terutama pada suhu tinggi. LR pada suhu 121.1 o C = 1 LR pada suhu 115 o C = 0,245 Kesalahan 1 detik pada 121.1 o C = kesalahan 4 detik pada 115 o C Penggunaan jam tangan sebagai alat penunjuk waktu pada proses termal merupakan praktek yang dilarang oleh USFDA. Alat penunjuk waktu yang diperkenankan adalah jam dinding (baik analog maupun digital) yang ketelitiannya dikalibrasi. Jam dipasang pada tempat yang mudah dilihat bagi operator : operator membaca waktu dengan tepat. Jika jam tidak mempunyai skala sampai detik, maka perlu ditambahkan faktor 1 menit sebagai faktor pengaman pada setiap pembacaan waktu. MASUKAN/SUPLAI UAP Uap masuk ke dalam retort melalui pipa yang cukup besar (dari bagian atas atau bawah) Arah uap masuk berlawanan dengan arah uap keluar (ventilasi) Ada alat pengendali tekanan uap (suhu proses dipertahankan konstan, ketelitian +- 1 F) Tekanan uap yang masuk ke retort tidak kurang dari 90 psi Tekanan uap yang rendah memperlama pemanasan awal (come-up time) Jika suplai uap dialirkan ke beberapa retort sekaligus, besarnya pipa uap harus diperhitungkan PENYEBAR UAP/steam spreader 1. Lanjutan dari pipa uap ke dalam retort untuk meningkatkan penyebaran uap dalam retort 2. L > 30 Ft 2 masukan pipa ke penyebar uap 3. Letak lubang: 90 o di atas pipa 4. Jumlah lubang Σ Ai = 1.5 sampai 2 (Ap) Ket: Σ Ai = luas penampang lubang Ap = luas penampang pipa uap 90

PENYEBAR UAP Jumlah luas permukaan lubang-lubang pada penyebar uap = 1.5-2 luas permukaan pipa pemasukan uap Jumlah lubang pada penyebar uap Ukuran Diameter/Ukuran Pipa Pemasukan Uap (inci) Lubang (inci) 1 1.25 1.50 2 2.5 3/16 47-62 81-108 111-148 183-244 260-346 1/4 27-36 45-60 62-84 102-137 147-196 3/8-21-28 28-37 45-60 66-88 1/2-11-15 15-20 26-36 36-48 UKURAN PIPA SUPLAI UAP Ukuran Pipa Jumlah Retort Retort vertikal & Retort horizontal horizontal dengan L < 15 kaki dengan L > 15 kaki 1 2.0 inci 2-2.5 inci 2 2.5 inci 3-3.5 inci 3 3.0 inci 3.5-5 inci 4 3.5 inci 4-5 inci Ukuran pipa suplai uap yang terlalu kecil : 1. Menyebabkan fluktuasi suhu : terutama pada saat retort yang lain mulai di jalankan 2. CUT meningkat venting lebih lama Vent Katup dengan bukaan yang dapat dikendalikan untuk membuang udara dari dalam retort dan menggantikannya dengan uap sebelum proses termal dimulai dan dihitung waktunya Vent dipasang pada arah berlawanan dengan lubang masuknya uap ke retort Katup vent dapat dibuka lebar dan selalu dijaga agar tidak tersumbat Jika digunakan manifold, usahakan pipa manifold sependek mungkin dan tidak banyak lekukan BLEEDER - membantu sirkulasi udara - membuang udara - harus selalu mengeluarkan uap selama proses - 1/16 inci untuk lubang termometer 1/18 inci untuk di retort : monitor uap - cek dan dicatat kondisinya setiap 15 menit -condensate bleeder pembuangan kondensat terdapat di bag bawah retort.

BLEEDER bukan vent lubang pembuang udara yang masuk bersamasama uap berfungsi membuat sirkulasi uap di dalam retort mengarahkan uap agar melewati bola termometer (suhu yang ditunjukkan oleh termometer adalah betul-betul suhu uap di dalam retort) dipasang pada semua termometer pada retort horizontal ada bleeder berjarak 30 cm dari setiap ujungnya BLEEDER pada retort horizontal ada bleeder berjarak 30 cm dari setiap ujungnya pada retort vertikal bleeder ada satu bleeder yang dipasang berlawanan arah dengan lubang masuknya uap harus selalu terbuka dan mengeluarkan uap terus menerus secara bebas harus dipasang pada posisi yang mudah dilihat operator bisa juga dipasang dibawah retort untuk membuat air yang terkondensasi PEMELIHARAAN PERALATAN INSTRUMENTASI Praktek/kebiasaan yang baik disarankan/ disyaratkan USDA) : Secara rutin setelah pemasangan atau pada setiap saat dimana kinerja instrumentasi dipertanyakan maka perlu dilakukan pengecekan dan kalibrasi SUPLAI UDARA DAN SISTIM KONTROL SUHU Suplai udara untuk sistem kontrol perlu dilengkapi dengan sistem filter : untuk menjamin kebersihan, kekeringan dan tekanan Uap air, minyak, pelumas, cairan kososif atau pun partikel pada udara menyebabkan terganggunya operasi peralatan kontrol menyebabkan kegagalan/penyimpangan/kerusakan peralatan. Recording controller Pipa utama pemasukan udara minimum 1/2 in 75-100 psi Udara masuk Untuk memperpanjang umur peralatan dan menjamin bahwa peralatan berfungsi dengan baik, maka pemeliharaan rutin perlu dilakukan dengan baik. Reducing valve Filter udara filter drain air air drain

1. Kran/valve : Kran globe (globe valve) : hambatan tinggi cocok untuk mengontrol aliran udara dan air masuk ke retort tidak direkomendasikan untuk dipakai untuk aliran venting Kran gate (gate valve) : hambatan rendah/tidak ada cocok untuk mengontrol aliran venting 2. Bleeder : Memberikan sirkulasi uap dalam retort : distribusi panas Membuang kondensat jika dipasang di bag bawah retort Ukuran D 1/16 in - 1/4 in Dipasang pada tempat yang mudah diamati oleh operator 3. Maffler : dipasang untuk mengurangi keebisingan pastikan muffler tidak menggangu aliran uapdari bleeder/vent 4. Spreader lanjutan dari pipa uap, masuk ke dalam retort meningkatkan distribusi uap dalam retort harus ada untuk retort horisontal 5. Water level indicator : sight glass/kaca pandang harus ada pada retor bertekanan 6. Pengukur/pengendali laju aliran (Flow control) INSTRUMEN LAIN penting untuk proses in-line sterilization ; aseptic processing waktu tinggal = laju aliran sterilisasi diukur pada partikel dgn laju tercepat (fastest moving particle) dikontrol dengan menggunakan timing/metering pump : fixed rate pump variable speed pump : harus dicegah terjadinya perubahan oleh org tak berwenang (dikunci dan diberi peringatan) INSTRUMEN LAIN PROSEDUR PENGOPERASIAN RETORT 1. Catat semua proses untuk seluruh produk 2. Beri tanda dengan jelas semua kaleng yang belum diproses 3. Beri tanda retort yang berisi kaleng yang belum diproses 4. Retort jangan ditutup dulu sebelum operator siap memulai proses 5. Siapkan kaleng dengan megggunakan keranjang 6. Keranjang berisi kaleng siap dimasukkan ke dalam retort 7. Keranjang berisi kaleng telah masuk ke dalam retort dan dikunci 8. Penutupan pintu retort 9. Setelah terturup Cek semua bleeder terbuka bebas, dan mulai buka katup uap 11. Lakukan venting PROSEDUR PENGOPERASIAN RETORT 11. Lakukan venting

PROSEDUR PENGOPERASIAN RETORT MENGAPA VENTING : udara harus dibuang dari dalam retort? Pengujian proses termal suatu jenis makanan kaleng umumnya dilakukan dengan menggunakan uap murni bebas udara sebagai medium pemanas, dengan demikian, aplikasinya secara komersial diupayakan kondisinya sama Efisiensi udara sebagai medium pemanas lebih rendah daripada uap Udara yang terdapat di sekitar kaleng dapat bertindak sebagai insulator yang memperlambat penetrasi panas PROSEDUR PENGOPERASIAN RETORT 13. Jika suhu proses sudah tercapai, mulai lakukan perhitungan waktu proses 14. Setelah proses berakhir, lakukan pendinginan PROSEDUR PENGOPERASIAN RETORT Pendinginan Untuk mencegah penggelembungan kaleng: Tekanan dipertahankan dan diturunkan secara perlahan Faktor-faktor yang mempengaruhi penggelembungan: - jenis produk - ukuran kaleng - suhu dan tekanan -jumlahair PROSEDUR PENGOPERASIAN RETORT Pendinginan Umum: Untuk ukuran/diameter 401 diperlukan proses pendinginan bertekanan pada 240 o F (116 o C) atau lebih. Kaleng < 401 tidak perlu pressure cooling - Kecuali jika diproses pada T 250 o F (121 o C) Pendinginan telah selesai jika suhu = 100 o F (38 o C) Perendaman kaleng dalam air pendingin lebih direkomendasikan daripada penyemprotan